Anda di halaman 1dari 18

WoG Kelompok

WHOLE OF GOVERNMENT 01
03. Nurhayati
05. Dedi Irawan
08. Putri Sindi
10. Arys Rafiah
28. Refita Mahendry
31. Rolis Wahyu Nurwanto
32. Donny Syah Fhitra
33. Marlina Vepri
34. Muhammad Yunus Mahbub
Apa itu WoG ?

Amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2014, Instansi Pemerintah


Untuk wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi
bagi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) selama satu (satu) tahun
masa percobaan.

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang


menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas
guna mencapai tujuan pembangunan kebijakan, manajemen
program dan pelayanan publik.
WoG menjadi perhatian dari pemerintah

1. adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam mewujudkan


integrasi kebijakan, program pembangunan dan pelayanan agar tercipta
penyelenggaraan pemerintahan yang lebih baik
2. terkait faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi antar sektor
dalam pembangunan.
3. keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta bentuk latar
belakang lainnya mendrong adanya potensi disintegrasi bangsa
Bagaimana WoG dilakukan?

Penerapan WoG di Indonesia dapat dianggap sebagai perekat


kebangsaan dan penjamin bersatunya elemen-elemen negara.
Terdapat beberapa aktivitas yang bisa diuapayakan oleh
pemerintah untuk terwujudnya WoG, antara lain:
• Penguatan koordinasi antar lembaga
• Membentuk lembaga koordinasi khusus
• Membentuk gugus tugas yang sifatnya tidak permanen
• Melakukan koalisi sosial dengan kelompok bisnis dan
kelompok masyarakat
Tantangan penerapan WoG

1. Kapasitas SDM dan institusi


Kapasitas SDM dan institusi-institusi yang terlibat dalam WoG tidaklah sama. Perbedaan
kapasitas ini bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan WoG, misalnya mendorong
terjadinya merger atau akuisisi kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan
kualifikasi yang berbeda.
2. Nilai dan budaya organisasi
Seperti halnya dengan kapasitas dan institusi, nilai dan budaya organisasi pun menjadi
kendala manakala terjadi upaya kolaborasi sampai dengan penyatuan kelembagaan.
3. Kepemimpinan
kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan WoG, kepemimpinan
yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang mampu mengakomodasi perubahan nilai dan
budaya organisasi serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang diharapkan.
Contoh WoG
Contoh WoG 01
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
(Kemenko PMK) mengungkapkan memalui situs resminya (2016) memiliki
program pemberdayaan kawasan pedesaan. Koordinasi yang dilakukan oleh
Kemenko PMK dilakukan dengan beberapa instansi dan lembaga serta
kementerian lain seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dan
Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Contoh WoG 02
Koordinasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk mencegah investasi ilegal.
Untuk melakukan pencegahan investasi ilegal , pemerintah menunjuk Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) untuk menjadi fasilitator, dan terdapat 13 lembaga yang
terlibat dalam koordinasi tersebut. Dalam kolaborasi ini, OJK akan
memberikan program capacity building kepada 13 lembaga yang terlibat, agar
lembaga-lembaga tersebut lebih bertanggung jawab. Kolaborasi dan
koordinasi ini dibentuk karena OJK meyakini bahwa penindakan terhadap
kegiatan investasi ilegal tidak bisa dibebankan seluruhnya kepada OJK, akan
tetapi juga unsur lembaga lain yang memiliki kewenangan yang sesuai dengan
porsi dan domain masing-masing.
Contoh WoG 03
Pelayanan publik yang menghasilkan berbagai dokumen dan surat-surat
resmi yang dibutuhkan oleh warga masyarakat. Dokumen dan surat-surat
resmi yang dihasilkan dapat berupa KTP, status kewarganegaraan, status
usaha, surat kepemilikan atau penguasaan atas barang, ataupun SIUP, ijin
trayek, ijin usaha akta, sertifikat tanah dan lain sebagainya. Praktek Wog
dalam jenis pelayanan administrasi dapat dilihat dalam praktek-praktek
penyatuan penyelenggaraan ijin dalam satu pintu seperti PTSP, Kantor
Kecamatan/Kelurahan dan kantor SAMSAT.
Contoh WoG 04
e-Court atau administrasi dan persidangan secara elektronik adalah layanan
bagi pengguna terdaftar untuk pendaftaran perkara secara online,
mendapatkan taksiran panjar biaya perkara secara online, pembayaran secara
online, pemanggilan yang dilakukan dengan saluran elektronik, dan
persidangan yang dilakukan secara elektronik.
Penguatan WoG peradilan umum dengan stakeholder user langsung yakni
Kepolisan, Kejaksaan, Advokat, masyarakat dan Lembaga Pemasyarakatan
serta unit pendukung seperti Bank, Posbakum, dan PT. Pos. Koordinasi antar
lembaga dalam penerapan e-Court ini dimulai dari instansi pusat kemudian
dilanjutkan ke instansi di daerah.
Contoh WoG
di Tanjung Jabung Barat 05
Terintegrasinya proses keuangan daerah, dimulai dari Perencanaan
Pembangunan Daerah di Badan Perencanaan Daerah, Proses Penganggaran,
Penatausahaan dan Pelaporan di Badan Pengelola Keuangan dan Aset
Daerah, Monitoring dan Evaluasi oleh Inspektorat, juga proses Pendapatan
daerah di Badan Pendapatan Daerah. Semua proses tersebut bersatu
dalam sebuah Sistem Integrasi Pemerintah Daerah.
Contoh WoG
di Tanjung Jabung Barat 06
Terintegrasinya Sisem SISMIOB Badan Pendapatan Daerah dengan PT.POS,
Bank Jambi, Bank BRI. Sehingga Wajib Pajak dapat melaukan pembayaran
Pajak Daerah melalui Fasilitas Bank yang ada di lokasi terdekat dengan
Wajib Pajak diseluruh wilayah Indonesia.
Contoh WoG
di Tanjung Jabung Barat 07
Dalam kegiatan Bagian Kesra Sekretariat Daerah.
Terjalinnya WOG lintas sektoral dalam pelayanan terpadu Isbat Nikah,
dengan MOU bersama antara pemda, Pengadilan Agama, dan Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil , Kecamatan dan Kelurahan agar
tercatatnya pernikahan penduduk Kab Tanjung Jabung Barat, sehingga dapat
terpenuhinya hak warga untuk memiliki akta lahir, kk, ktp, akta pernikahan,
ataupun akta kematian dan terpenuhinya hak administrasi kependudukan
sesuai uu 39 tahun 1999
“ Komunikasi adalah obat paling mujarab untuk
mengobati berbagai konflik yang rumit, ruwet dan
pelik “

Itulah yang bangsa ini butuhkan.

Komunikasikan, Koordinasikan, dan Kerjakan.

Anda mungkin juga menyukai