Anda di halaman 1dari 67

LAPORAN AKTUALISASI

MEMINIMALISASI PENUMPUKAN DOKUMEN PELAKSANAAN

KEGIATAN MELALUI LOKET VERIFIKATOR

DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

DISUSUN OLEH:

LIE LAN SIANTURI, A.Md. Ak.

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL

GOL. II LULUSAN PKN STAN

BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA

KEMENTERIAN DALAM NEGERI

TAHUN 2019
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jl. TAMAN MAKAM PAHLAWAN NOMOR 8 KALIBATA JAKARTA
SELATAN
BALAI DIKLAT PEGAWAI KEMENDAGRI
JL. RAYA KEMANG NOMOR 152 KEMANG - BOGOR
LAPORAN AKTUALISASI

MEMINIMALISASI PENUMPUKAN DOKUMEN PELAKSANAAN


KEGIATAN MELALUI LOKET VERIFIKATOR
DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL
KEMENTERIAN DALAM NEGERI

Disusun oleh:
LIE LAN SIANTURI, A.MD,AK
Kelas Latsar CPNS GOL II

Tim Pembimbing

COACH MENTOR

Ir. ADMIRAL, MM DWI KORANINGSIH, SE. MM


NIP. 196302021994031001 NIP. 196406021993032001
Judul ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk mengikuti Seminar Aktualisasi
Tanggal Oktober 2019

Diketahui oleh,

KEPALA BIDANG KEPEMIMPINAN DAN PRAJABATAN

Dr. TUTIK LESTARI, M.Pd


NIP.19750722 200801 2 006
KEMENTERIAN DALAM NEGERI
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
Jl. TAMAN MAKAM PAHLAWAN NOMOR 8 KALIBATA JAKARTA SELATAN
BALAI DIKLAT PEGAWAI KEMENDAGRI
JL. RAYA KEMANG NOMOR 152 KEMANG - BOGOR
LAPORAN AKTUALISASI

MEMINIMALISASI PENUMPUKAN DOKUMEN PELAKSANAAN


KEGIATAN MELALUI LOKET VERIFIKATOR
DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN
DALAM NEGERI
Disusun oleh:
LIE LAN SIANTURI, A.Md, Ak.
Kelas Latsar CPNS GOL II

Tim Penguji
PENGUJI MENTOR

Dra. Hj. ERLIANI BUDI LESTARI, M.Si DWI KORANINGSIH, SE. MM


NIP. 19670218 198602 2 001 NIP. 196406021993032001
Laporan Aktualisasi ini telah dipertahankan di depan Tim Penguji
Tanggal Oktober 2019
Dan dinyatakan“LAYAK TERBIT”
Diketahui oleh,
KEPALA BIDANG KEPEMIMPINAN DAN PRAJABATAN

Dr. TUTIK LESTARI, M.Pd


NIP.19750722 200801 2 006
Disahkan oleh,
KEPALA PUSAT
PENGEMBANGAN KOMPETENSI KEPAMONGPRAJAAN
DAN MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

Dra. Hj. ERLIANI BUDI LESTARI, M.Si


NIP. 19670218 198602 2 001
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dihaturkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu

menyertai dan memberkati dalam penyusunan dan penyelesaikan Laporan

Aktualisasi yang berjudul “Meminimalisasi Penumpukan Dokumen Pelaksanaan

Kegiatan melalui Loket Verifikator”

Segala puji syukur juga dihaturkan kepada orang-orang yang selalu

memberikan semangat dan dorongan dalam penulisan laporan aktualisasi ini.

Ucapan terimakasih sebesar besarnya dihaturkan atas bantuannya dalam

penulisan laporan aktualisasi ini sebagai berikut :

1. Orang tua, Kartini Simbolon dan Anggiat Sianturi yang selalu memberikan

dukungan, motivasi hingga doa dan cintanya yang membangkitkan semangat

dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini;

2. Saudara, Sri Utari Sianturi, Novri Lasmarito Sianturi dan Jeges Mikael

Sianturi;

3. Ibu Dwi Koraningsih, Kepala Subbagian Perbendaharaan Negara selaku

Mentor penulis yang selalu memberi dukungan, semangat dan arahan

sehingga sehingga laporan aktualisasi ini dapat diselesaikan dengan baik;

4. Ibu Maharina Desimaria selaku Kepala Bagian Keuangan dan Pak Setyowuri,

Kepala Subbagian Verifikasi, Akuntansi dan Pelaporan yang selalu memberi

kritik dan saran yang membangun dan memberikan arahan sehingga penulis

dapat menyelesaikan laporan aktualisasi ini;

5. Bapak Admiral selaku coach yang selalu memberikan arahan, bimbingan dan

saran dalam penulisan Laporan Aktualisasi ini;


6. Rekan-Rekan di Bagian Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam

Negeri terutama Wijo kongkow, Widya Anggraini, Hendi Prasetio,

Muhammad Taufiq, Bu Asri Ratnasari, Bu Nenah dan rekan lainnya untuk

bantuan dan dukungan dalam penyusunan Laporan Aktualisasi ini;

7. Bandahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu dan seluruh rekan

di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri;

8. Seluruh CPNS Kemendagri lulusan PKN STAN yang sangat ekspresif dan

lucu yang memberikan semangat dalam menyelesaikan laporan aktualisasi

ini;

Laporan aktualisasi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,

diharapkan kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk

menjadikan laporan aktualisasi ini lebih baik.


DAFTAR TABEL DAN SKEMA/BAGAN
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pelaksanaan Pelatihan Dasar CPNS Golongan II PKN STAN Tahun 2018 ini

merupakan implementasi dari Undang-undang No 5 Tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (ASN) dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Manajemen Pegawai Negeri Sipil, yang bertujuan untuk membentuk sosok ASN

yang profesional, yaitu ASN yang mampu memenuhi standar kompetensi

jabatannya dan mampu mengelola segala kondisi dan sumber daya yang ada

sehingga dapat mempercepat pencapaian suatu organisasi maupun pencapaian visi

dan misi bangsa.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kemajuan suatu organisasi

memerlukan adanya dukungan manajemen yang tepat, dan dalam mengelola

manajemen diperlukan pengelolaan keuangan negara. Salah satu hasil pengelolaan

keuangan negara adalah laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dengan

tujuan untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai pengelolaan

keuangan, terutama mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang

dilakukan. Laporan keuangan digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya

ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional, menilai

kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan,

serta membantu menentukan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan.

Nilai informasi pelaporan keuangan dapat dikatakan bernilai apabila dapat

memberikan informasi kepada pemakai laporan keuangan yang informasi tersebut


dapat digunakan untuk pengambilan keputusan, evaluasi kinerja, serta

pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban ini dapat dilihat dari opini BPK atas

pelaporan keuangan.

Salah satu indikator kualitas akuntabilitas keuangan dilihat dari opini auditor

eksternal (BPK) atas penyajian laporan keuangan pemerintah, yang terdiri dari

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), Laporan Keuangan

Kementerian/Lembaga (LK K/L), dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

(LKPD) yang komponennya meliputi: Neraca, Laporan Realisasi Anggaran,

Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Opini BPK terdiri dari:

Tidak Wajar (TW), Tidak Memberikan Pendapat (TMP), Wajar Dengan

Pengecualian (WDP), dan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas LK K/L diantaranya sumber

daya manusia (SDM), penerapan sistem pengendalian intern pemerintah (SPIP),

penerapan standar akuntansi pemerintahan (SAP), serta pemanfaatan teknologi

informasi (Nordiawan, 2006; Bastian, 2006; Indriasih, 2014). Menurut Mulyadi

(2014: 163), “Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan

ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi,

mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong terjadinya kebijakan manajemen. Definisi sistem pengendalian intern

tersebut menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur

yang membentuk sistem tersebut, dengan demikian pengertian pengendalian

intern tersebut diatas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya

secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer.”


Pengendalian internal yang selama ini dilakukan terhadap LK K/L salah

satunya adalah dengan adanya proses verifikasi yang dilakukan oleh seorang

verifikator. Verifikasi adalah pembentukan kebenaran teori, fakta atas data yang

dikumpulkan untuk diolah dan dianalisis agar bisa diuji secara hipotesis. Hipotesis

tersebut kemudian diuji menggunakan beberapa fakta empirik dan akan

didapatkan jawaban tentang kebenaran ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan

jika menggunakan prosedur yang sesuai. Sedangkan verifikator adalah orang yang

melakukan verifikasi. Verivikator bertugas meneliti dan memeriksa keabsahan

dokumen, melakukan konsultasi dengan unit kerja/ instansi terkait untuk

melengkapi informasi mengenai verifikasi dan menyiapkan kartu kendali untuk

dokumen pengajuan dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ). Proses verifikasi ini

dilakukan terhadap dokumen pengajuan awal sebelum diterbitkan Surat Perintan

Membayar (SPM) dan terhadap SPJ.

Adapun kuantitas dokumen yang diterima verifikator di Inspektorat Jenderal

tidak menunjukan pemerataan yang baik, melainkan menumpuk di akhir jam

kerja, hal ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi verifikator sendiri, oleh karena

itu penulis menjadikan ini latar belakang untuk mengambil judul

“Meminimalisasi Penumpukan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan Melalui

Loket Verifikator”

B. IDENTIFIKASI ISU

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa isu aktual yang terdapat pada Sub Bagian Verifikasi, Akuntansi dan

Pelaporan Sekretariat Inspektorat Jenderal, antara lain :


1. Penumpukan dokumen pelaksanaan kegiatan di akhir jam kerja;

2. Ketidaksesuaian antara perbaikan dokumen pelaksanaan kegiatan dengan

catatan verifikator;

3. Waktu yang lama dalam perbaikan dokumen pelaksanaan kegiatan;

4. Harmonisasi antar bagian terganggu karena posisi berkas keuangan tidak

transparan.

C. PERUMUSAN DAN PENETAPAN ISU

Pelaksanaan tugas pokok dan fungsi pada Sub Bagian Verifikasi, Akuntansi

dan Pelaporan Sekretariat Jenderal saat ini masih ditemukan beberapa isu yang

menjadi faktor penghambat kinerja dalam mencapai keberhasilan visi dan misi

organisasi. Adapun dalam menemukan masalah pokok yang menjadi isu prioritas,

penulis melakukan identifikasi isu melalui analisa USG (Urgency, Seriousness,

Growth).

Analisa USG adalah salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang

harus diselesaikan. Caranya dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan, dan

perkembangan isu dengan menentukan skala nilai 1–5 atau 1–10. Isu yang

memiliki total nilai atau perolehan skor tertinggi merupakan isu yang menjadi

prioritas.

Untuk lebih jelasnya, pengertian Urgency, Seriousness, dan Growth dapat

diuraikan sebagai berikut :


1. Urgency

Urgency adalah tolak ukur untuk melihat seberapa mendesak isu tersebut

harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras

tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang menyebabkan isu.

2. Seriousness

Seriousness adalah tolak ukur seberapa serius isu tersebut perlu dibahas

dikaitkan dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan masalah

yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang menimbulkan masalah-

masalah lain kalau masalah penyebab isu tidak dipecahkan.

3. Growth

Growth adalah tolak ukur seberapa mungkin isu tersebut menjadi

berkembang dan kemungkinan penyebab isu akan makin memburuk kalau

dibiarkan.

Adapun metode analisis USG yang penulis gunakan untuk

mengidentifikasi isu yang terdapat pada Sub Bagian Verifikasi, Akuntansi dan

Pelaporan Sekretariat Jenderal dapat dilihat dalam Tabel 1 Analisis USG

Dari hasil analisis USG di atas, dapat dilihat bahwa isu yang menjadi

prioritas utama dengan skor 14 adalah “Penumpukan Dokumen Pelaksanaan

Kegiatan di akhir jam kerja”

Keterangan:

Angka 5: Sangat gawat/mendesak/cepat;

Angka 4: Gawat/mendesak/cepat;

Angka 3: Cukup gawat/mendesak/cepat


Angka 2: Kurang Gawat/mendesak/cepat

Angka 1: tidak gawat/mendesak/cepat

Tabel 1 Analisis USG

No Isu Aktual / Masalah Pokok Kriteria Skor Prioritas

U S G

1. Penumpukan dokumen pelaksanaan 4 5 5 14 I

kegiatan di akhir jam kerja

2. Ketidaksesuaian antara perbaikan 3 4 4 11 III


pelaksanaan kegiatan dokumen
dengan catatan verifikator

3. Waktu yang lama dalam perbaikan 3 4 3 10 IV


dokumen pelaksanaan kegiatan

4 Harmonisasi antarbagian terganggu 5 3 4 12 II


karena posisi berkas keuangan tidak
transparan

D. RENCANA KEGIATAN, TAHAPAN KEGIATAN DAN OUTPUT

YANG DIHARAPKAN

Penulis membuat rencana kegiatan, tahapan kegiatan dan output yang

dihasilkan sesuai dengan tabel rancangan aktualisasi pada lampiran. Dengan

adanya keterkaitan terhadap nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan

berkontribusi terhadap visi dan misi organisasi juga terhdap penguatan nilai

organisasi diharapkan kedepannya akan lebih terarah dan mencapai hasil yang

diinginkan.
Unit kerja : Bagian Keuangan, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri
Identifikasi isu : 1. Penumpukan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan di akhir jam kerja
2. Ketidaksesuaian antara perbaikan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan dengan catatan verifikator
3. Waktu yang lama dalam perbaikan berkas Pelaksanaan Kegiatan
4. Harmonisasi antar bagian terganggu karena posisi berkas keuangan tidak transparan
Isu yang diangkat : Penumpukan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan di akhir jam kerja
Gagasan pemecahan isu : Meminimalisasi Penumpukan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan melalui Loket Verifikator
Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil
Mata Pelatihan Visi-Misi Organisasi Organisasi

1. Melakukan 1. Merancang dan Tercetaknya KAK 1. Akuntabilitas Dalam mendukung visi Nilai organisasi yang
konsultasi kepada mengetik dan disposisi Perlu adanya rasa Inspektorat Jenderal diperkuat adalah
Atasan Kerangka Acuan surat atas hasil tanggung jawab atas “Menjadi konsultan dan Integritas, Profesional,
Kerja (KAK) KAK yang telah
Konsultasi kepada katalisator tata kelola Kualitas, Kerjasama
2. Mencetak KAK
Atasan dibuat dan mampu pemerintahan dalam Tim
3. Menyampaikan
KAK kepada menerima arahan negeri” dan Misi I
atasan dari Atasan dengan Inspektorat Jenderal,
4. Menerima instruksi jelas. maka proses bisnis
dari Atasan dalam disampaikan dan
bentuk disposisi 2. Nasionalisme dijadikan bahan
surat Ketika melakukan konsultasi yang akan
5. Menindaklanjuti isi konsultasi terhadap
disposisi surat dari menjadi pengutan dalam
atasan, maka pengendalian intern dan
Atasan
diperlukan suatu manajemen resiko.
musyawarah yang
menjadi bagian dari
rasa Nasionalisme.
Ketika membuat
KAK menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan benar
sesuai Ejaan Yang
Disempurnakan

3. Etika publik
Bersikap sopan pada
saat berkonsultasi
dengan Atasan dan
sopan dalam
menerima arahan
dari Atasan.

4. Komitmen Mutu
Melaksanakan
arahan dari Atasan
dengan tepat
sasaran, tidak
berbelit-belit dan
tetap sesuai aturan
perundang-
undangan yang
berlaku.

5. Anti korupsi
Disiplin dalam
melaksanakan
arahan dari Atasan
dengan segera dan
tidak menunda-
nunda.

2. Membuat Alur 1. Merancang Alur Tercetaknya X- 1. Akuntabilitas Dalam mendukung visi Nilai organisasi yang
Kerja Verifikasi Kerja Verifikasi Banner Bertanggung jawab Inspektorat Jenderal diperkuat adalah
melalui X-Banner 2. Mengetik Alur dalam membuat “Menjadi konsultan dan Profesional, Kualitas
Kerja Verifikasi gagasan/ide yang katalisator tata kelola dan Pemberdayaan
dan Mendesain X-
disampaikan melalui pemerintahan dalam
Banner
3. Mengkonsultasika X-Banner negeri” dan Misi I, II,
n X-Banner kepada dan III Inspektorat
atasan 2. Nasionalisme Jenderal maka harus
4. Mencetak X- Pembuatan X- dimulai dengan adanya
Banner Banner gagasan kreatif yang
menggunakan dituangkan dalam Banner
Bahasa Indonesia sehingga meningkatkan
yang baik dan benar kualitas tata
sesuai Ejaan Yang pemerintahan yang baik
Disempurnakan
dan mewujudkan
3. Komitmen Mutu akuntabilitas melalui
Membuat X-Banner pengelolaan keuangan
sebagai bentuk efektif, efisien,
inovasi dan transparan, dan dapat
pengajuan inisiatif dipertanggungjawabkan
dari bawahan
kepada atasan.

3. Menyosialisasikan 1. Membuat Surat Tersampaikannya 1. Akuntabilitas Dalam mendukung visi Nilai organisasi yang
X-Banner kepada Permohonan Tanda Alur Kerja Memiliki rasa Inspektorat Jenderal diperkuat adalah
Bendahara Tangan pada Verifikasi melalui tanggung jawab “Menjadi konsultan dan Profesional, Kualitas,
Undangan pada saat membuat
Pengeluaran (BP), X-Banner pada katalisator tata kelola Kerjasama Tim
2. Mencetak Surat
Bendahara surat undangan dan
Permohonan Tanda stakeholder, Surat pemerintahan dalam
Pengeluaran Tangan pada Permohonan menyampaiakan X- negeri” dan Misi II dan
Pembantu (BPP) Undangan Tanda Tangan Banner III Inspektorat Jenderal,
dan Stakeholder 3. Membuat Surat pada Undangan, maka sosialisasi proses
melalui rapat Undangan Rapat Surat Undangan 2. Nasionalisme bisnis adalah salah satu
4. Mencetak Surat Rapat, Notula Pembuatan surat bentuk koordinasi,
Undangan Rapat undangan dan notula
Rapat komunikasi integrasi
5. Mengadakan rapat rapat menggunakan
6. Membuat Notula yang baik tanpa adanya
Bahasa Indonesia ego sektoral dan
Rapat
yang baik dan benar melaksanakan sesuai
7. Mencetak Notula
Rapat sesuai Ejaan Yang peraturan perundang-
Disempurnakan
undangan
3. Etika publik
Perlu memahami
cara berkomunikasi
yang baik dan harus
mampu
menjaga
kepercayaan pada
saat diperbolehkan
untuk
menyampaiakan
Banner loket
verifikator

4. Komitmen Mutu
Melaksanakan rapat
dengan tepat
sasaran, tidak
berbelit-belit dan
tetap sesuai aturan
perundang-
undangan yang
berlaku.

4. Melaksanakan 1. Menerima Terverifikasi 1. Akuntabilitas Dalam mendukung visi Nilai organisasi yang
dokumen Memiliki rasa
prosedur Pelaksanaan Dokumen tanggung jawab Inspektorat Jenderal diperkuat adalah
verifikasi melalui Kegiatan melalui Pelaksanaan pada saat menginput “Menjadi konsultan dan Integritas, Kebebasan,
loket verifikator loket verifikator Kegiatan melalui data, melakukan katalisator tata kelola Profesional, Kualitas,
2. Menginput data ke
Loket Verifikator verifikasi dokumen pemerintahan dalam Kerjasama Tim, dan
dalam excel
3. Menyerahkan pengajuan dan/atau negeri” dan Misi I, II, Pemberdayaan.
Dokumen pertanggungjawaban dan III Inspektorat
Pelaksanaan Jenderal, dengan
Kegiatan kepada 2. Nasionalisme melaksanakan verifikasi
verifikator Melakukan melalui loket verifikator
4. Melakukan verifikasi dengan akan memperkuat sistem
verifikasi terhadap sikap kritis dan pengendalian,
dokumen tanggap terhadap
Pelaksanaan mewujudkan
ketidaksesuaian akuntabilitas pengelolaan
Kegiatan
dokumen pengajuan keuangan dan
dan/atau mewujudkan integritas
pertanggungjawaban melalui pencegahan
dalam penyimpangan dan
3. Etika publik penyalahgunaan
Melakukan
wewenang.
verifikasi dengan
menjunjung tinggi
prinsip etika yaitu
persamaan,
kebenaran dan
keadilan

4. Komitmen mutu
Melakukan inovasi
dengan membuat
loket verifikasi

5. Anti korupsi
Melakukan
verifikasi yang
bebas dari intervensi
politik, serta bersih
dari praktik korupsi,
kolusi dan
nepotisme

5. Mengawasi 1. Menelusuri data Terkumpulnya 1. Akuntabilitas Dalam mendukung visi Nilai organisasi yang
penerapan loket excel data-data yang Memiliki rasa Inspektorat Jenderal diperkuat adalah
verifikator 2. Mengumpulkan menunjukkan tanggung jawab dan “Menjadi konsultan dan Integritas, Profesional,
data dan mengolah berintegritas dalam
penerapan loket katalisator tata kelola Kualitas,
data excel
verifikator penyusunan data- pemerintahan dalam Pemberdayaan.
3. Melaporkan data
tersebut kepada data penerapan loket negeri” dan berkaitan
atasan verifikator dengan misi II, dan III,
maka kegiatan
2. Etika publik mengawasi berjalannya
Melaporkan hasil
pengawasan loket penerapan loket
verifikator ke atasan verifikator akan
dengan mewujudkan visi misi
mengedepankan inspektorat jenderal
etiket yang baik kementerian dalam
negeri
3. Komitmen Mutu
Dengan adanya
loket verifikator,
proses verifikasi
menjadi lebih efektif
dengan cara yang
efisien.

4. Anti Korupsi
Melaksanakan
pengawasan dengan
seksama sehingga
meminimalisasi
kecurangan dan
pelanggaran

6. Mengevaluasi 1. Merancang dan Terkumpulnya 1. Akuntabilitas Dalam mendukung visi Nilai organisasi yang
pelaksanaan loket membuat data evaluasi Bertanggung jawab Inspektorat Jenderal diperkuat adalah
verifikator kuesioner mengenai dalam pembuatan “Menjadi konsultan dan Integritas, Kebebasan,
2. Membagikan kuesioner yang
melalui kuesioner kuesioner kelebihan dan berkualitas katalisator tata kelola Profesional, Kualitas,
elektronik 3. Mengolah dan kelemahan loket pemerintahan dalam Kerjasama tim,
menganalisis verifikator. 2. Nasionalisme negeri” dan Misi I, maka Pemberdayaan.
kuesioner Berlapang dada dengan melakukan
dalam menerima evaluasi dapat
pendapat menciptakan perbaikan-
stakeholder melalui perbaikan dan akhirnya
kuesioner yang akan mewujudkan
berisi kritik dan inspektorat jenderal
saran menjadi konsultan,
katalisator tata kelola
3. Etika publik pemerintahan dalam
Meminta
negeri.
stakeholder mengisi
kuesioner,dengan
rasa hormat dan
sopan santun

4. Komitmen Mutu
Penggunaan
Kuesioner dengan
media elektronik
menciptakan hasil
yang maksimal
dengan cara yg
minimal sesuai
dengan prinsip
efektif efisien

5. Anti korupsi
Transparansi
stakeholder dalam
mengemukakan
pendapat.
BAB II

DESKRIPSI LOKUS

A. DESKRIPSI UMUM

1. GAMBARAN UMUM INSTANSI

Inspektorat Jenderal merupakan unsur pengawas fungsional Kementerian

Dalam Negeri yang dipimpin oleh Inspektur Jenderal dan berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Menteri. Inspektorat Jenderal mempunyai nilai nilai

yang digunakan untuk memedomani pelaksanaan seluruh kegiatan Inspektorat

Jenderal, yang terdiri dari :

a. Integritas

Integritas adalah nilai yang mengandung makna gabungan dari kejujuran,

objektivitas, keberanian, konsistensi, dan konsekuensi. Nilai pengawasan, selain

bergantung pada kompetensi pengawas, juga sangat dipengaruhi oleh integritas.

Pengawas yang kompeten akan dapat menyalahgunakan ilmunya ketika tidak

disertai dengan integritas. Integritas merupakan kombinasi dari keteguhan sikap

dalam mempertahankan prinsip dan etika profesionalisme, konsistensi dalam

menjaga dedikasinya pada pelaksanaan tugas, dan kemampuan untuk memberikan

pertanggungjawaban yang dilandasi dengan kejujuran, yang mencakup masalah

etika dan spiritual, di samping mengedepankan nilai keteladanan dan nilai

kejujuran.

b. Kebebasan

Independensi mencakup independensi dalam sikap dan dalam penampilan.

Mungkin secara organisatoris keberadaan Inspektorat Jenderal di bawah Menteri


Dalam Negeri tetap tak akan pernah menjadikannya independen terhadap Menteri

Dalam Negeri. Namun, ketika Inspektorat Jenderal dapat secara partisipatoris

menentukan agenda pengawasan sesuai dengan kebutuhan Menteri Dalam Negeri,

maka terhadap apapun yang diawasi oleh Inspektorat Jenderal, sikap independensi

secara faktual dapat dilaksanakan.

c. Professional

Propesionalitas menjadi kunci utama bagi keberhasilan pelaksanaan tugas

Inspektorat Jenderal karena profesionalitas menjadi dasar bagi pengembangan

citra Inspektorat Jenderal untuk menjadi aparat pengawas internal pemerintah

yang dapat dipercaya dengan menjaga dan menerapkan keahlian profesi dan

mencegah benturan kepentingan dalam pelaksanaan tugas.

d. Kualitas

Kualitas merupakan sesuatu yang dinamis yang selalu diasosiasikan dengan

produk, jasa, orang, proses, dan lingkungan. Komitmen yang harus dibangun

dalam setiap diri terhadap kualitas adalah pemahaman bahwa:

I. kualitas merupakan kunci ke arah program yang berhasil;

II. perbaikan kualitas adalah kerja keras, tidak ada jalan pintas atau perbaikan

cepat dan menuntut perbaikan budaya bagi organisasi secara keseluruhan;

III. perbaikan kualitas menuntut banyak pelatihan; dan

IV. perbaikan kualitas menuntut keterlibatan semua unsur secara aktif dan

komitmen tinggi dari pimpinan untuk dapat berhasil.


Dengan adanya kualitas kinerja yang baik, maka mutu pengawasan

Inspektorat Jenderal diharapkan dapat diterima dan dibutuhkan oleh para

pemangku kepentingan (stakeholders).

e. Kerja Sama Tim

Komitmen di antara para anggota organisasi sangat diperlukan untuk saling

mendukung satu sama lain dalam rangka mewujudkan visi dan misi organisasi.

Setiap anggota organisasi harus menghindari ego sektoral dan mementingkan

bagian organisasinya sendiri, yang mengorbankan organisasi secara keseluruhan.

Dalam menjalankan roda organisasi yang dilakukan secara kolektif, maka

Inspektorat Jenderal membutuhkan team work kuat yang mampu mengembangkan

kreativitas dan suasana kondusif tercapai visi dan misi organisasi.

f. Pemberdayaan

Konsep pemberdayaan selalu dikaitkan dengan pendekatan partisipasi dan

kemitraan dalam manajemen pembangunan, dan memberikan penekanan pada

desentralisasi dalam proses pengambilan keputusan agar diperoleh hasil yang

diharapkan dengan cara yang paling efektif dan efisien dalam pelaksanaan

pembangunan. Dalam hubungan itu perlu dicatat pentingnya peranan

pemberdayaan masyarakat, dan menekankan bahwa fokus pembangunan yang

hakiki adalah peningkatan kapasitas perorangan dan kelembagaan (capacity

building).

2. VISI DAN MISI

a. Visi
Dalam rangka mendukung misi Kementerian Dalam Negeri dalam

mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan efektif dengan

didukung aparatur yang berkompeten dan pengawasan yang efektif dalam rangka

pemantapan pelayanan publik. Inspektorat Jenderal memiliki visi yang akan

dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun serta menjadi gambaran menyeluruh

terkait tugas dan fungsi Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Adapun

visi Inspektorat Jenderal adalah : “Menjadi konsultan dan katalisator tata

kelola pemerintahan dalam negeri”

Visi Inspektorat Jenderal dimaksud dilatarbelakangi oleh keinginan dari

segenap pegawai dan komitmen yang kuat dari pimpinan Inspektorat Jenderal

dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik dan bersih (good

governance and clean goverment).

Hal tersebut juga memperhatikan tuntutan akan perubahan paradigma

pengawasan. Dimana keinginan dan komitmen Inspektorat Jenderal untuk

menjadi konsultan, yang tidak hanya mampu menyajikan temuan, namun juga

melaksanakan penataan dan penyempurnaan sistem, struktur kelembagaan dan

prosedur pengawasan yang independen, efektif, efisien, transparan dan

memberikan bimbingan atas kendala atau permasalahan yang dihadapi mitra kerja

Inspektorat Jenderal. Serta untuk menjadi katalisator, yang mampu memberikan

kebijakan pengawasan berupa perbaikan yang konstruktif kepada manajemen

organisasi dan memberikan keteladanan bagi mitra kerja Inspektorat Jenderal

dalam mewujudkan pemerintahan yang berintegritas.

b. Misi
Untuk mewujudkan visi yang telah dirumuskan tersebut di atas, maka

ditetapkan misi Inspektorat Jenderal dalam mendukung pencapaian tujuan

Kementerian Dalam Negeri dalam peningkatan tata kelola dan kelembagaan

pemerintahan dalam negeri.

Adapun misi Inspektorat Jenderal adalah :

I. Mewujudkan tata kelola melalui sistem pengendalian intern dan

manajemen risiko;

II. Mewujudkan akuntabilitas melalui pengelolaan keuangan efektif, efisien,

transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan;

III. Mewujudkan integritas melalui pencegahan dalam penyimpangan dan

penyalahgunaan wewenang serta ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Sesuai dengan uraian misi dimaksud, tercermin bahwa keinginan dan

komitmen Inspektorat Jenderal dalam mengawal pelaksanaan tugas dan fungsi

Kementerian Dalam Negeri. Secara khusus hal tersebut dimaksudkan untuk

memberikan fokus kepada perubahan peran dan cara kerja pengawasan, dimana

pengendalian lebih ditekankan melalui preventive control, yang antara lain

diterjemahkan secara praktis melalui evaluasi atas pelaksanaan manajemen risiko.

Serta dengan memposisikan Inspektorat Jenderal dan mitra kerjanya untuk saling

bekerjasama, atau lebih jauh lagi dapat  menjadi pemandu dalam perubahan

organisasi (agent of change) yang fokus pada pencapaian tujuan organisasi dalam

jangka panjang.

3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI


Inspektorat Jenderal mempunyai tugas melaksanakan pengawasan intern di

lingkungan Kementerian Dalam Negeri dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Inspektorat Jenderal dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 1137, menyelenggarakan fungsi:

1) penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern dilingkungan

kementerian;

2) pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan kementerian terhadap kinerja

dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan

pengawasan lainnya;

3) pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri;

4) penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Dalam

Negeri dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah;

5) pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal; dan

6) pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.

4. STRUKTUR ORGANISASI

Inspektorat Jenderal, terdiri atas:

1. Sekretariat Inspektorat Jenderal;

2. Inspektorat I;

3. Inspektorat II;
4. Inspektorat III;

5. Inspektorat IV;

6. Inspektorat Khusus; dan

7. Kelompok Jabatan Fungsional

Gambar 1 Struktur Organisasi Inspektorat Jenderal

B. DESKRIPSI KHUSUS

1. PROGRAM DAN KEGIATAN SAAT INI

Dalam program dan kegiatan aktualisasi yang akan diaktulisasikan haruslah

dilandasi oleh nilai-nilai dasar profesi ASN, yaitu bisa disingkat dengan ANEKA

(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi).


Oleh karena itu, setiap program ataupun kegiatan minimal memiliki satu dari lima

nilai dasar tersebut sehingga manfaat nilai-nilai dasar profesi ASN dapat langsung

dirasakan.

Adapun program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh penulis selama

habituasi dalam mengaktualisasikan nilai-nilai dasar tersebut adalah sebagai

berikut:

I. Membuat Alur Kerja Loket Verifikator melalui X-Banner

II. Melakukan konsultasi kepada Atasan

III. Menyosialisasikan Proses Bisnis kepada Bendahara Pengeluaran (BP),

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan Stakeholder melalui rapat

IV. Melaksanakan prosedur verifikasi melalui loket verifikator

V. Mengawasi penerapan loket verifikator

VI. Mengevaluasi pelaksanaan loket verifikator melalui kuisioner elektronik

2. ROLE MODEL

Adapun dalam menjalankan proses habituasi ini yang menjadi faktor

keberhasilan adalah bagaimana penulis mengidentifikasi suatu kondisi yang

terjadi di dalam lingkungan kerja sebagai isu yang harus dipecahkan dan

melakukan kegiatan-kegiatan kreatif yang berkontribusi dalam pemecahan isu dan

selalu membiasakan aktivitas yang menghasilkan manfaat yang dapat dirasakan

oleh unit kerja, stakeholder, atau sekurang-kurangnya oleh individu peserta,

sehingga terbentuk menjadi karakter yang mendukung dalam pelaksaan tugas dan

jabatan secara profesional sebagai pelayanan masyarakat.


Selama proses habituasi sangat disarankan bagi setiap peserta untuk

menemukan role model yang akan dijadikan contoh teladan yang menjadi sosok

panutan yang bekerja di unit kerja atau lokasi instansi tempat habituasi peserta

yang layak menjadi teladan yang dapat ditiru oleh peserta berdasarkan nilai-nilai

dasar Aparatur Sipil Negara (ASN) dan kedudukan dan peran PNS dalam Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Role model penulis dalam menjalankan proses habituasi adalah, Setyowuri,

M.Si. Beliau merupakan Kepala Sub Bagian Verifikasi, Akuntansi dan Pelaporan

Sekretariat Jenderal, banyak hal-hal yang dapat ditiru oleh penulis terhadap role

model ini, karena beliau selalu mengedepankan nilai-nilai ASN dan mengetahui

peran dan kedudukan ASN dalam kehidupan sehari-hari.


BAB III

REALISASI AKTUALISASI

A. REALISASI KEGIATAN DAN OUTPUT

Realisasi kegiatan oleh penulis pada Sub bagian Verifikasi, Pelaporan dan

Akuntansi di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri

disesuaikan dengan rancangan kegiatan aktualisasi dan didasari dengan nilai-nilai

ANEKA (Akunabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti

Korupsi). Pada saat pelaksanaannya sendiri penulis menerima banyak arahan dan

saran yang mendukung untuk mencapai optimalnya tujuan yang ingin penulis

capai.

Output yang dihasilkan dari kegiatan sebagai bukti fisik bahwa kegiatan

tersebut telah direalisasikan akan dijabarkan dalam kegiatan berikut :

1. Melakukan konsultasi kepada Atasan

Adapun tahapan dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Merancang dan mengetik Kerangka Acuan Kerja (KAK);

b. Mencetak KAK;

c. Menyampaikan KAK kepada atasan;

d. Menerima instruksi dari Atasan dalam bentuk disposisi surat;

e. Menindaklanjuti isi disposisi surat dari Atasan.

Kegiatan pertama yang direalisasikan penulis diawali dengan berkonsultasi

kepada atasan. Konsultasi ini membahas mengenai KAK yang akan dilaksanakan

selama proses aktualisasi yang berisi dasar hukum, latar belakang, tujuan dan

manfaat, jadwal kegiatan, peserta beserta biaya yang akan dikeluarkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini. Setelah KAK disetuju oleh atasan maka atasan akan

menandatangani KAK dan memberikan disposisi surat yang berisi instruksi dan

arahan yang akan dilakukan.

Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah KAK dan disposisi surat,

dengan adanya hal tersebut maka ini menjadi dasar untuk melakukan langkah

selanjutnya. Seluruh tahapan dalam kegitan dapat ditunjukan pada gambar

berikut:

Gambar 2. Merancang dan mengetik Gambar 3. Mencetak KAK


Kerangka Acuan Kerja (KAK)

Gambar 4. Menyampaikan KAK kepada atasan


Gambar 5. disposisi surat

2. Membuat Alur Kerja Verifikasi melalui X-Banner

Adapun tahapan dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Merancang Alur Kerja Verifikasi;

b. Mengetik Alur Kerja Verifikasi dan Mendesain X-Banner;

c. Mengkonsultasikan X-Banner kepada atasan;

d. Mencetak X-Banner.

Setelah mendapat persetujuan dari atasan berupa disposisi dari Kepala Bagian
Keuangan yang ditujukan kepada Kepala Sub Bagian Verifikasi, akuntansi dan
Pelaporan, yang menjadi dasar melaksanakan kegiatan selanjutnya adalah
membuat alur kerja verifikasi melalui X-Banner.
Adapun output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah tercetaknya X-Banner

yang berisi Alur Kerja Verifikasi, seluruh tahapan kegiatan dapat ditunjukan

dalam foto berikut:


Gambar 6. Merancang Alur Kerja Gambar 7. Mengetik Alur Kerja Verifikasi
Verifikasi dan Mendesain X-Banner

Gambar 8. Mengkonsultasikan X-Banner


kepada atasan

Gambar 9. X-Banner yang sudah dicetak


3. Menyosialisasikan X-Banner kepada Bendahara Pengeluaran (BP),

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan Stakeholder melalui rapat.

Adapun tahapan dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Membuat dan mencetak Surat Permohonan Tanda Tangan pada Undangan

b. Membuat dan mencetak Surat Undangan Rapat

c. Mengadakan rapat

d. Membuat dan mencetak Notula Rapat

Langkah selanjutnya setelah X-Banner yang memuat Alur Kerja Verifikasi

telah dicetak adalah menyosialisasikannya kepada stakeholder yang berkaitan

langsung, yaitu Bendahara Pengeluaran, Bendahara Pengeluaran Pembantu,

Pejabat Fungsional, Verifikator dan para pengelola keuangan di Bagian

Keuangan di Lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.

Tujuannya adalah agar tercapai kesamaan pedoman verifikasi dan

meminimalisasi penumpukan dokumen pelaksanaan yang terdiri dari Surat

Permohonan Pembayaran (SPP) dan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) di akhir

jam kerja.

Setelah melakukan langkah-langkah kegiatan, maka output yang dihasilkan

dari kegiatan ini adalah tersampaikannya alur kerja verifikasi melalui X-Banner

kepada setiap stakeholder, Surat Permohonan Tanda Tangan pada Undangan,

Surat Undangan Rapat dan Notula Rapat. Adapun Surat Permohonan Tanda

Tangan pada Undangan, Surat Undangan Rapat dan Notula Rapat akan

dicantukan pada lampiran dan tahapan kegiatan yang dilakukan dapat ditunjukan

dalam foto berikut :


Gambar 11.1 Kondisi Rapat Gambar 11.2 Kondisi Rapat

4. Melaksanakan prosedur verifikasi melalui Loket Verifikator

Adapun tahapan dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Menerima dokumen Pelaksanaan Kegiatan melalui loket verifikator

b. Menginput data ke dalam excel

c. Menyerahkan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan kepada verifikator

d. Melakukan verifikasi terhadap dokumen Pelaksanaan Kegiatan

Langkah keempat ini adalah kegiatan rutin yang dilakukan oleh penulis

sebagai verifikator meskipun jabatan penulis sendiri adalah penata laporan

keuangan, selama bekerja penulis mendapat tugas untuk melakukan verifikasi

Bagian Umum dan pada Wilayah Inspektorat Khusus namun tidak menutup

kemungkina untuk melakukan verifikasi pada bagian dan wilayah lain. Setelah X-

Banner di pajang di depan pintu ruangan keuangan dan papan nama loket

verifikator dipasang di meja yang digunakan sebagai Loket Verifikator, maka

seluruh dokumen pelaksanaan kegiatan akan diterima pertama kali di loket

verifikator dan kegiatan ini berjalan lancer dengan baik selama proses aktualisasi.
Output yang dihasilkan dalam kegiatan ini adalah terverifikasinya dokumen

pelaksanaan kegiatan melalui Loket Verifikator. Adapun tahapan kegiatan yang

dilakukan dapat ditunjukan dalam foto berikut:

Gambar 12. Menerima dokumen Pelaksanaan Gambar 13. Menginput data ke dalam
Kegiatan melalui loket verifikator excel

Gambar 14. Menyerahkan Dokumen Gambar 15. Data yang telah diinput
Pelaksanaan Kegiatan kepada verifikator di Ms. Excel

5. Mengawasi penerapan loket verifikator

Adapun tahapan dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Menelusuri data excel

b. Menyusun data excel dalam bentuk tabel

c. Melaporkan data tersebut kepada atasan


Setelah melakukan proses verifikasi melaui loket verifikasi, langkah

selanjutnya adalah mengawasi proses pelaksanaannya dengan cara menelusuri,

mengumpulkan dan mengolah data yang diperoleh dari admin loket verifikator.

Output yang dihasilkan pada kegiatan berikut ini adalah table yang

merupakan hasil pengolahan data dan dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel Rekapitulasi

Waktu Dokumen Pelaksanaan Kegiatan Inspektorat Jenderal. Melalui tabel dapat

disimpulkan bahwa BPP dan Pengelola Keuangan patuh dan melaksanakan

pembatasan waktu penyerahan dokumen pelaksanaan kegiatan. Adapun tahapan

kegiatan yang dilakukan dapat dilihat dalam foto berikut:

Gambar 16. Menelusuri dan menyusun Gambar 17. Melaporkan data kepada atasan
tabel

Tabel 2. Rekapitulasi Waktu Dokumen Pelaksanaan Kegiatan Inspektorat Jenderal


Verifikasi September
No Jangkauan waktu Jangkauan waktu
Bagian
dokumen Masuk dokumen Keluar
1 Inspektorat I 10.04 - 14.54 10.20 - 16.16
2 Inspektorat II 08.54 - 15.00 10.58 - 15.58
3 Inspektorat III 07.20 - 14.48 09.35 - 15.24
4 Inspektorat IV 07.20 - 15.00 09.08 - 16.06
5 Inspektorat Khusus 13.54 14.58
6 Sekretariat (B.Umum) 07.17 - 08.14 08.00 -15.05
7 Sekretariat (BO) 07.14 - 14.47 10.33 - 15.45
8 Sekretariat (Perencanaan) 10.28 - 10.54 11.37 -14.00
9 Sekretariat (Anev) 07.17 - 10.56 09.08 - 15.20
10 Sekretariat (Keuangan) 08.48 - 14.12 11.28 - 15. 15
Sumber : Pengolahan Data
6. Mengevaluasi pelaksanaan Loket Verifikator melalui kuesioner

elektronik

Adapun tahapan dalam kegiatan sebagai berikut:

a. Merancang dan membuat kuesioner

b. Membagikan kuesioner

c. Mengolah dan menganalisis kuesioner

Tahap terakhir dalam kegiatan aktualisasi ini adalah mengevaluasi

pelaksanaan Loket Verifikator melalui kuesioner elektronik, media yang

digunakan penulis adalah Google formulir. Langkah awal yang dilakukan penulis

adalah merancang pertanyaan apa yang akan didaftarkan dalam kuesioner lalu

membuatnya, dan penulis membagikan kuesioner melalui media whatsapp

kepada para stakeholder yang sebagian besar merupakan peserta rapat sosialisasi

yang dilakukan dalam kegiatan sebelumnya beserta seluruh pegawai di Bagian

Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri. Adapun tahapan

kegiatan yang dilakukan dapat dilihat dalam foto berikut:

Gambar 18. Merancang dan membuat


Kuesioner
Gambar 19. 0 Membagikan kuesioner Gambar 19.1 Membagikan kuesioner
Kepada BPP Inspektorat I Kepada BPP Inspektorat II

Gambar 19. 2 Membagikan kuesioner Gambar 19. 3 Membagikan kuesioner


Kepada BPP Inspektorat III Kepada BPP Inspektorat IV

Gambar 19. 4 Membagikan kuesioner Gambar 19. 5 Membagikan kuesioner


Kepada BPP Inspektorat Khusus Kepada Kabbag Keuangan
Gambar 19. 6 Membagikan kuesioner Gambar 19. 7 Membagikan kuesioner
Kepada Kasubag Perbendaharaan Kepada bagian Umum

Gambar 19. 8 Membagikan kuesioner Gambar 19. 9 Membagikan kuesioner


Kepada Bagian Umum Kepada pengelola Bagian Perencanaan

Diagram 1. Penyebaran Unit Kerja Pengisi Kuesioner


Diagram 2. Pertanyaan Kuesioner no.1 Diagram 3. Pertanyaan Kuesioner no.2

Diagram 4. Pertanyaan Kuesioner no.3 Diagram 5. Pertanyaan Kuesioner no.4

Diagram 6. Pertanyaan Kuesioner no.5 Diagram 7. Pertanyaan Kuesioner no.6


Diagram 8. Pertanyaan Kuesioner no.7

Gambar 20. Kritik dan Saran 1 Gambar 20.1 Kritik dan Saran 2
Melalui diagram-diagram diatas dari 19 orang yang menanggapi, dimana

ke 19 orang terssebut adalah BP, BPP dan Pengelola Keuangan dapat disimpulkan

bahwa penerapan Loket Verifikator pada Bagian Keuangan Inspektorat Jenderal

sudah cukup baik dan indeks jangka waktu para pengelola keuangan untuk

menyerahkan dokumen pelaksanaan kegiatan sudah menunjukan hal yang lebih

baik juga yaitu dengan batas akhir pukul 15.00. Meskipun masih terdapat

kekurangan yang terjadi dalam pelaksanaan, hal ini juga disampaikan para

penanggap melalui kuesioner melalui kolom kritik dan saran pada Gambar 20.1

Kritik dan Saran 1 juga Gambar 20.2 Kritik dan Saran 2

B. FAKTOR PENDUKUNG REALISASI AKTUALISASI

Dalam melaksanakan kegiatan habituasi, penulis menemui berbagai

permasalahan dalam berbagai bentuk. Dalam menghadapi masalah-masalah

selama masa habituasi, penulis mendapatkan berbagai bantuan masukan dari

berbagai pihak. Bantuan dan masukan ini sangat berguna bagi penulis untuk

menyelesaikan laporan aktualisasi yang telah dibuat. Adapun berbagai faktor

pendukung yang penulis terima selama menjalani proses habituasi adalah sebagai

berikut:

1. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia yang dalam hal ini adalah Aparatur Sipil Negara

(ASN) menjadi faktor yang sangat penting dan berpengaruh dalam pelaksanaan

habituasi di Inspektorat Jenderal, khususya di Subbagian Verifikasi, Akuntansi

dan Pelaporan yang menjadi tempat penulis melakukan habituasi. Adanya

komunikasi, kerjasama, dan diskusi yang baik dengan pegawai dapat membantu
penulis terkait apa yang menjadi program dan kegiatanyang akan dilaksanakan

dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk menyelesaikan kegiatan

habituasi, sehingga data yang diperlukkan serta apa yang diharapakan tercapai.

Penulis selalu berinteraksi dengan baik dan intens dengan pegawai, penulis juga

mendapatkan dukungan berupa data atau informasi terkait verifikasi dokumen

pelaksanaan kegiatan, selain itu pegawai yang ada Bagian Keuangan Inspektorat

Jenderal memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda dalam bagiannya

masing-masing sehingga menambah wawasan penulis dalam mengumpulkan data

dan informasi.

2. Sarana Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan faktor pendukung untuk menunjang suatu

organisasi dalam merealisasikan program dan kegiatan serta dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi).

Berbagai sarana dan prasarana yang diberikan berupa perlengkapan

pendukung penulis selama menjalani masa habituasi. Peralatan tersebut berupa

komputer, regulasi-regulasi, perlengkapan kerja seperti meja dan kursi, komputer,

fotokopi, printer dan lain-lain. Berbagai fasilitas ini sangat berguna dan

memudahkan penulis dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang terima

terutama dalam menyelesaikan kegiatan habituasi di Badan Keuangan Inspektorat

Jenderal.

3. Dukungan Moral

Dukungan moral ini berasal dari hampir seluruh pegawai di Inspektorat

Jenderal Kementerian Dalam Negeri, terutama dari mentor dan Pegawai di


Bagian Keuangan. Dukungan moral ini sangat bermanfaat dikarenakan selalu

menjadi motivasi bagi penulis dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab

yang diberikan khusunya dalam pelaksanaan proses habituasi.

Masukan dan nasihat yang didapatkan ini berguna sebagai modal ke depan

dalam menghadapi dunia pekerjaan yang terus mengalami dinamika

perkembangan baik secara ekonomi maupun sosial. Berbagai nasihat ini akan

terus dipegang sebagai petunjuk dalam meniti profesi PNS sebagai pelayan

masyarakat agar tidak tergelincir ke dalam hal-hal yang tidak diinginkan.

C. FAKTOR PENGHAMBAT REALISASI AKTUALISASI

Dalam melaksanakan kegiatan habituasi, penulis juga menemui berbagai

permasalahan dalam berbagai bentuk. Permasalahan yang dihadapi menjadi

penghambat penulis dalam menjalankan proses habituasi dan menyebabkan

penulis harus mengganti beberapa rencana yang sudah dirancang dan menunda

beberapa kegiatan, namun hal ini tidak menyebabkan penulis menyerah dan

meninggalkan kewajibannya . Adapun berbagai faktor penghambat yang penulis

hadapi selama proses habituasi adalah sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Adapun faktor internal tersebut berasal dari diri penulis sendiri, seperti sifat

malas dan kadang tidak termotivasi dalam menyelesaikan kegiatan-kegiatan yang

di rancang. Penulis juga sering kelelahan dan dalam kondisi kurang baik karena

kelelahan.

Hambatan lain yang dihadapi penulis adalah, bahwa penulis sebelumnya tidak

memiliki kemampuan desain grafis, sehingga penulis harus belajar secara


otodidak mengenai desain grafis melalui aplikasi Corel draw yang memakan

waktu cukup lama karena untuk penerbitan X-Banner ini harus melalui

persetujuan atasan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini pastinya berasal dari luar diri penulis, beberapa yang

menjadi penghambat adalah pada saat proses habituasi penulis mendapatkan

banyak tugas di kantor untuk melakukan verifikasi dan juga dalam waktu satu

minggu penulis mendapat banyak disposisi tugas untuk menghadiri rapat dan

tugas menghadiri kegiatan Inspektorat Jenderal di luar kota yang berbeda yang

menyebabkan penulis harus menunda untuk melakukan beberapa rancangan

bahkan melakukan kegiatan yang terburu-buru.

Pada saat rapat sosialisasi juga terdapat hambatan yaitu besarnya anggaran

yang minim yang menyebabkan para peserta rapat hanya mendapat cemilan

seadanya hambatan tersebut juga berasal dari peserta, bahwa banyak bendahara

pengeluaran pembantu yang sedang dinas keluar kota pada saat terlaksana rapat,

sehingga menyebabkan penulis harus menyampaikan secara langsung melalui

tatap mata kepada bendahara pengeluaran pembantu bersangkutan, waktu yang

singkat juga menjadi penghambat penulis.


BAB IV
ANALISA
A. REALISASI AKTUALISASI DAN KETERKAITAN DENGAN

SUBSTANSI MATA PELATIHAN

Setiap realisasi kegiatan aktualisasi memiliki keterkaitan dengan substansi

mata pelatihan, mata pelatihan yang dimaksud adalah nilai-nilai ANEKA

(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi).

Adapun keterkaitannya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi kepada Atasan

Melakukan konsultasi kepada atasan ini adalah kegiatan dimana penulis

merancang sebuah Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang selanjutnya

dikonsultasikan kepada atasan agar mendapat persetujuan sehingga seluruh

program kegiatan segera dilaksanakan. Adapun keterkaitannya dengan mata

pelatihan, yaitu:

a. Akuntabilitas

Penulis mampu bertanggung jawab dalam pembuatan KAK yang berisi dasar

hukum kegiatan, latar belakang kegiatan, tujuan dan manfaat kegiatan, jadwal

kegiatan, peserta kegiatan, dan pembiayaan kegiatan berasal dari mana agar

seluruh rangkaian kegiatan dapat dilaksanakan dan memiliki hasil sesuai dengan

apa yang diharapkan. Selain itu, KAK merupakan salah satu bukti resmi tidak

hanya melalui komunikasi langsung melainkan secara tertulis.

b. Nasionalisme

Ketika melakukan konsultasi terhadap atasan, maka diperlukan suatu

musyawarah yang menjadi bagian dari rasa Nasionalisme. rasa nasionalisme


lainnya adalah dalam pembuatan KAK menggunakan Bahasa Indonesia yang baik

dan benar sesuai Ejaan Yang Disempurnakan

c. Etika Publik

Etika adalah suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam

berperilaku. Etika sangat diperlukan saat berkonsultasi dengan atasan. Saat

menyampaikan KAK kepada atasan penulis harus menjaga sikap, sopan santun,

mendengarkan arahan atasan dengan baik dan menerima kritik dan saran dari

atasan.

d. Komitmen Mutu

Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan

berorientasi pada kualitas hasil. Nilai Komitmen mutu yang utama adalah

mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan layanan yang

menyentuh hati untuk menjaga dan memelihara. Komitmen mutu selaras dengan

efektivitas, efisiensi, inovasi dan mutu. Dalam melaksanakan arahan dari atasan

dengan tidak berbelit-belit, tepat sasaran dan harus sesuai aturan perundang-

undangan yang berlaku.

e. Anti Korupsi

Anti Korupsi adalah tindakan atau gerakan yang dilakukan untuk

memberantas segala tingkah laku atau tindakan yang melawan norma-norma

dengan tujuan memperoleh keuntungan pribadi dan merugikan negara atau

masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam kegiatan

konsultasi dengan atasan, sikap anti korupsi yang penulis terapkan adalah disiplin
dalam melaksanakan arahan dari atasan dan melaksanakan arahan dengan segera

tanpa menunda-nunda

2. Membuat Alur Kerja Verifikasi melalui X-Banner

Membuat alur kerja verifikasi melalui X-Banner adalah kegiatan yang penulis

lakukan dari merancang alur kerja verifikasi berdasarkan Standar Operasional

Prosedur (SOP) Verifikasi lalu dilanjutkan dengan mendesai X-Banner dengan

bantuan aplikasi Corel Draw. Dengan adanya tahapan kegiatan ini penulis juga

dituntut untuk belajar mendesain suatu poster dan hal ini menambah wawasan

penulis, dalam mendesain penulis juga berkonsultasi kepada rekan kerja dan

atasan mengenai apakah desain yang penulis buat sudah bagus, baik dari

pemilihan warna, bentuk maupun kata-kata. Tidak jarang penulis merubah desain

X-Banner berulang kali, sehingga ini merupakan tantangan besar yang dihadapi

penulis. Namun penulis tidak putus asa, sehingga terciptalah X-Banner yang

menurut atasan dan rekan kerja sudah layak untuk ditampilkan di publik.

a. Akuntabilitas

Keterkaitan pembuatan Alur Kerja Verifikasi melalui X-Banner dengan

akuntabilitas adalah penulis mampu bertanggung jawab dalam membuat gagasan/

ide yang disampaikan melalui Alur Kerja Verifikasi di X-Banner

b. Nasionalisme

Nilai nasionalisme dalam kegiatan ini adalah pembuatan X-Banner

menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai Ejaan Yang

Disempurnakan
c. Komitmen Mutu

Salah satu nilai dari komitmen mutu adalah inovasi, pembuatan X-Banner ini

adalah salah satu bentuk inovasi dan pengajuan inisiatif dari bawahan kepada

atasan.

3. Menyosialisasikan X-Banner kepada Bendahara Pengeluaran (BP),

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan Stakeholder melalui rapat

a. Akuntabilitas

Dalam menyosialisasikan X-Banner kepada stakeholder nilai akuntabilitas

yang dimiliki penulis adalah rasa tanggung jawab pada saat membuat Surat

Permohonan Tanda Tangan pada Undangan, Surat Undangan, Notula Rapat dan

pada saat penyampaian X-Banner kepada peserta rapat.

b. Nasionalisme

Nilai nasionalisme yang diterapkan penulis dalam tahap kegiatan ini adalah

dalam Pembuatan Surat Permohonan Tanda Tangan pada Undangan , Surat

Undangan dan Notula Rapat menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar

sesuai Ejaan Yang Disempurnakan

c. Etika Publik

Keterkaitan kegiatan ini dalam nilai etika public adalah penulis perlu

memahami cara berkomunikasi yang baik dan benar juga harus mampu menjaga

kepercayaan pada saat diperbolehkan untuk menyampaiakan Alur Kerja Verifikasi

melalui media X-Banner dan dalam hal memperkenalkan Loket Verifikator


d. Komitmen Mutu

Nilai komitmen mutu yang terkait dengan kegiatan ini adalah dalam

melaksanakan rapat harus menggunakan metode yang efesien demi mencapai

tujuan yang efektif artinya bahwa rapat tersebut harus tepat sasaran, tidak berbelit-

belit dan sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku juga tujuan agar para

stakeholder mengetahui dan memahami Loket Verifikator ini.

4. Melaksanakan prosedur verifikasi melalui Loket Verifikator

a. Akuntabilitas

Dalam melaksanakan prosedur verifikasi melalui Loket Verifikator,

keterkaitannya dengan nilai akuntabilitas adalah penulis memiliki rasa tanggung

jawab penuh pada saat melakukan verifikasi sesuai dengan Alur Kerja Verifikasi

pada X-Banner yang telah dibuat dan melalui Loket Verifikator.

b. Nasionalisme

Nilai nasionalisme yang terkait dengan kegiatan ini adalah melakukan

verifikasi terhadap dokumen pelaksanaan kegiatan dengan sikap kritis dan

tanggap terhadap ketidaksesuaian Dokumen Pelaksanaan Kegiatan.

c. Etika Publik

Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai etika publik adalah melakukan verifikasi

dengan menjunjung tinggi prinsip etika yaitu persamaan, kebenaran dan keadilan.

Artinya adalah bahwa dalam melakukan verifikasi tidak pandang bulu, dan harus

seuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.


d. Komitmen Mutu

Salah satu nilai komitmen mutu yang paling terkait dengan kegiatan ini

adalah, bahwa Loket Verifikator adalah salah satu bentuk inovasi yang dilakukan

pada Bagian Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.

e. Anti Korupsi

Nilai anti korupsi adalah nilai yang harus dijunjung dalam melakukan

verifikasi, begitu juga dengan yang dilakukan penulis. Dalam melakukan

verifikasi melalui Loket Verifikator penulis melakukannya dengan jujur, bebas

dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.

5. Mengawasi penerapan Loket Verifikator

a. Akuntabilitas

Dalam melakukan pengawasan terhadap loket verifikator keterkaitannya

terhadap nilai akuntabilitas adalah penulis memiliki rasa tanggung jawab dan

berintegritas dalam penyusunan data-data mengenai dokumen masuk dan keluar

melalui Loket Verifikator

b. Etika Publik

Nilai etika public yang berkaitan dengan kegiatan ini adalah bahwa dalam

melaporkan hasil pengawasan Loket Verifikator ke atasan, penulis

mengedepankan sikap sopan santun dan hormat terhadap atasan, juga sebagai

salah satu bentuk pelaporan tingkat keberhasilan Loket Verifikator ini

dilaksanakan di Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri.


c. Komitmen Mutu

Keterkaitan kegiatan ini dengan nilai komitmen mutu adalah bahwa dengan

adanya Loket Verifikator, proses verifikasi menjadi lebih efektif dengan cara yang

efisien dan membantu verifikator agar meminimalisasi penumpukan Dokumen

Pelaksanaan Kegiatan di akhir jam kerja.

d. Anti Korupsi

Nilai anti korupsi sangatlah terkait dengan kegiatan ini, karena dengan

melaksanakan pengawasan dengan seksama akan meminimalisasi kecurangan

dan pelanggaran yang dilakukan baik itu administrasi maupun pelanggaran

kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.

6. Mengevaluasi pelaksanaan Loket Verifikator melalui kuesioner

elektronik

a. Akuntabilitas

Dalam pembuatan kuesioner, penulis bertanggung jawab untuk membuat

kuesioner yang mudah dimengerti tidak berbelit dan tentunya berkualitas.

b. Nasionalisme

Nilai nasionalisme yang berkaitan dengan kegiatan ini adalah bahwa penulis

berlapang dada dalam menerima pendapat stakeholder melalui kuesioner yang

berisi saran, kritik maupun saran.

c. Etika Publik

Dalam melakukan kegiatan yang terakhir, penulis membutuhkan bantuan

stakeholder untuk memberikan evaluasi terhadap Loket Verifikator yang telah


dibuat, maka penulis harus beretika dalam hal tersebut tentunya dengan sopan

santun dan rendah hati.

d. Komitmen Mutu

Nilai komitmen mutu yang berkaitan dengan kegiatan ini adalah bahwa

penggunaan kuesioner dengan media Goggle form menciptakan hasil yang

maksimal dengan cara yang minimal sesuai dengan prinsip efektif dan efisien.

e. Anti Korupsi

Dalam kegiatan di tahap akhir ini, keterkaitan nilai anti korupsi adalah

dengan adanya kuesioner ini para stakeholder akan berkata jujur untuk

mengemukakakan pendapat dan penulis menjadikan pendapat para stakeholder

menjadi sebuah pelajaran yang berharga.

Adapun mengenai realisasi jadwal pelaksanaan kegiatan aktualisasi akan

ditunjukan pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Matriks Realisasi Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Aktualisasi pada Sub


Bagian Verifikasi, akuntansi dan Pelaporan Itjen Kemendagri
Agus Okto
September
No Kegiatan -tus -ber
4 1 2 3 4 1
Melakukan konsultasi kepada
1
Atasan            
Membuat Alur Kerja Verifikasi
2
melalui X-Banner            
Menyosialisasikan X-Banner
3 kepada Stakeholder melalui
rapat            
Melaksanakan prosedur
4 verifikasi melalui loket
verifikator            
Mengawasi penerapan loket
5
verifikator            
Mengevaluasi pelaksanaan
6 loket verifikator melalui
Google form            
Sumber : Pengolahan Data

Keterangan : 1 : Minggu pertama

2 : Minggu kedua

3 : Minggu ketiga

4 : Minggu keempat

B. REALISASI AKTUALISASI DAN KONTRIBUSI TERHADAP VISI-

MISI ORGANISASI

Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri memiliki Visi “Menjadi

konsultan dan katalisator tata kelola pemerintahan dalam negeri”.

Adapun misi yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Mewujudkan tata kelola melalui sistem pengendalian intern dan manajemen

risiko;

2. Mewujudkan akuntabilitas melalui pengelolaan keuangan efektif, efisien,

transparan, dan dapat dipertanggung jawabkan;

3. Mewujudkan integritas melalui pencegahan dalam penyimpangan dan

penyalahgunaan wewenang serta ketaatan terhadap peraturan perundang-

undangan.

Meminimalisasi penumpukan Dokumen Pelaksanaan Kegiatan di akhir jam

kerja termasuk ke dalam misi ke-2, yaitu “Mewujudkan akuntabilitas melalui

pengelolaan keuangan efektif, efisien, transparan, dan dapat dipertanggung

jawabkan”.
Setiap kegiatan dalam aktualisasi ini memiliki keterkaitan terhadap visi dan

misi organisasi, diantaranya sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi kepada Atasan

Mendukung visi Inspektorat Jenderal “Menjadi konsultan dan katalisator tata

kelola pemerintahan dalam negeri” dan Misi 1 Inspektorat Jenderal, maka Alur

Kerja Verifikasi disampaikan dan dijadikan bahan konsultasi yang akan

memperkuat pengendalian intern dan manajemen resiko.

2. Membuat Alur Kerja Verifikasi melalui X-Banner

Mendukung visi Inspektorat Jenderal “Menjadi konsultan dan katalisator tata

kelola pemerintahan dalam negeri” dan ketiga Misi Inspektorat Jenderal maka

harus dimulai dengan adanya gagasan kreatif yang dituangkan dalam X-Banner

sehingga meningkatkan kualitas tata pemerintahan yang baik dan mewujudkan

akuntabilitas melalui pengelolaan keuangan efektif, efisien, transparan, dan dapat

dipertanggung jawabkan.

3. Menyosialisasikan X-Banner kepada Bendahara Pengeluaran (BP),

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan Stakeholder melalui rapat

Mendukung visi Inspektorat Jenderal “Menjadi konsultan dan katalisator tata

kelola pemerintahan dalam negeri” dan Misi 1 dan 2 Inspektorat Jenderal, maka

sosialisasi Alur Kerja Verifikasi adalah salah satu bentuk koordinasi, komunikasi

integrasi yang baik tanpa adanya ego sektoral dan melaksanakan sesuai peraturan

perundang-undangan.

4. Melaksanakan prosedur verifikasi melalui Loket Verifikator


Mendukung visi Inspektorat Jenderal “Menjadi konsultan dan katalisator tata

kelola pemerintahan dalam negeri” dan ketiga Misi Inspektorat Jenderal, dengan

melaksanakan verifikasi melalui loket verifikator akan memperkuat sistem

pengendalian, mewujudkan akuntabilitas pengelolaan keuangan dan mewujudkan

integritas melalui pencegahan dalam penyimpangan dan penyalahgunaan

wewenang.

5. Mengawasi penerapan loket verifikator

Mendukung visi Inspektorat Jenderal “Menjadi konsultan dan katalisator tata

kelola pemerintahan dalam negeri” dan berkaitan dengan Misi 2 dan 3, maka

kegiatan mengawasi berjalannya penerapan loket verifikator akan mewujudkan

visi misi inspektorat jenderal kementerian dalam negeri

6. Mengevaluasi pelaksanaan loket verifikator melalui Google form

Mendukung visi Inspektorat Jenderal “Menjadi konsultan dan katalisator tata

kelola pemerintahan dalam negeri” dan Misi 1, maka dengan melakukan evaluasi

dapat menciptakan perbaikan-perbaikan dan akhirnya akan mewujudkan

inspektorat jenderal menjadi konsultan, katalisator tata kelola pemerintahan dalam

negeri.

C. REALISASI AKTUALISASI DAN PENGUATAN NILAI-NILAI

ORGANISASI

Sebelum mengetahui keterkaitan setiap kegiatan dengan nilai organisasi,

adapun nilai-nilai Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri adalah

Integritas, Kebebasan, Profesional Kualitas, Kerjasama Tim dan Pemberdayaan.


Mengenai deskripsinya telah dibahas lebih spesifik pada Bab II Deskripsi Lokus

dalam Laporan Aktualisasi ini.

Dalam Realisasi aktualisasi tentunya ada tahapan kegiatan berkaitan dengan

penguatan nilai-nilai organisasi, adapun keterkaitannya adalah sebagai berikut:

1. Melakukan konsultasi kepada Atasan

Nilai organisasi yang diperkuat adalah Integritas, Profesional, Kualitas,

Kerjasama Tim

2. Membuat Alur Kerja Verifikasi melalui X-Banner

Nilai organisasi yang diperkuat adalah Profesional, Kualitas dan

Pemberdayaan

3. Menyosialisasikan X-Banner kepada Bendahara Pengeluaran (BP),

Bendahara Pengeluaran Pembantu (BPP) dan Stakeholder melalui rapat

Nilai organisasi yang diperkuat adalah Profesional, Kualitas, Kerjasama Tim

4. Melaksanakan prosedur verifikasi melalui loket verifikator

Nilai organisasi yang diperkuat adalah Integritas, Kebebasan, Profesional,

Kualitas, Kerjasama Tim, dan Pemberdayaan.

5. Mengawasi penerapan loket verifikator

Nilai organisasi yang diperkuat adalah Integritas, Profesional, Kualitas,

Pemberdayaan

6. Mengevaluasi pelaksanaan loket verifikator melalui Google form

Nilai organisasi yang diperkuat adalah Integritas, Kebebasan, Profesional,

Kualitas, Kerjasama tim, Pemberdayaan.


BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Presentase Tingkat pengetahuan para Pengelola Keuangan Inspektorat

Jenderal Kementerian Dalam Negeri terhadap Loket Verifikator adalah

94,7%;

2. Presentase Pengelola Keuangan Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam

Negeri yang telah mengikuti sosialisasi Alur Kerja Verifikasi dengan media

X-Banner dan Loket Verifikasi adalah sebesar 84,2%, sisanya tidak mengikuti

sosialisasi karena tugas luar kota.

3. Presentase sangat setuju bahwa penyampaian sosialisasi Loket Verifikator


dan Alur Kerja Verifikasi sudah maksimal adalah sebesar 57,9%, sebesar
31,6% setuju dan sisanya 10,5% tidak berpihak/netral;
4. Persentase sangat setuju bahwa sosialisasi Loket Verifikasi sudah tepat
sasaran adalah sebesar 52,6%, sebesar 36,8% setuju dan sisanya 10,5% tidak
berpihak/netral;
5. Persentase sangat setuju bahwa X-Banner membantu menambah pengetahuan
dalam hal Verifikasi adalah sebesar 68,4%, sebesar 21,1% setuju, sebesar
5,3% tidak berpihak/netral dan 5,3% sangat tidak setuju;
6. Persentase sangat setuju bahwa penggunaan X-Banner bermanfaat untuk
meningkatkan fasilitas pelayanan Bagian Keuangan Inspektorat Jenderal
Kementerian Dalam Negeri adalah sebesar 73,7%, sebesar 21,1 setuju dan
sisanya 5,3% sangat tidak setuju;
7. Persentase sangat setuju bahwa Loket Verifikator bermanfaat untuk
meningkatkan fasilitas pelayanan verifikasi di Bagian Keuangan Inspektorat
Jenderal Kementerian Dalam Negeri adalah sebesar 78,9% dan sisanya
sebesar 21,1% setuju;
8. Dari seluruh presentase yang melebihi 50% dapat disimpulkan bahwa
pelaksanaan Loket Verifikator di Bagian Keuangan Inspektorat Jenderal
sudah cukup maksimal.
B. SARAN

Saran bagi para pihak-pihat terkait Loket Verifikator adalah sebagai berikut :

1. Stakeholder, bahwa pelaksanaan loket verifikator ini tujuannya adalah untuk

menghindari pendelegasian wewenang verifikasi secara pribadi, karena setiap

verifikator sudah memiliki pembagian tugas unit kerja mana yang akan

diverifikasi dan dengan adanya pembatasan waktu pelaporan dokumen

tujuannya adalah untuk meminimalisasi penumpukan dokumen pelaksanaan

di akhir jam kerja;

2. Verifikator, dengan adanya Alur Kerja Verifikasi dan Loket Verifikator,

pelaksanaan verifikasi dokumen pelaksanaan kegiatan kiranya dilaksanakan

dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan nilai-nilai ASN dan peraturan

perundang-undangan yang berlaku;


DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
BIODATA PENULIS

Anda mungkin juga menyukai