KELOMPOK 3.1
TUGAS 1:
a. Mengevaluasi dan membandingkan untuk kemudian menentukan praktek BerAKHLAK Pilihan
dalam sebuah instansi Pemerintah.
b. Merangkum Praktek Berakhlak dalam bentuk tulisan
2. Akuntabel
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggung jawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan
lebih luasnya kepada publik. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dari amanah yang dipercayakan kepadanya.
Amanah seorang ASN menurut SE Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan
Core Values ASN BerAKHLAK, perilaku akuntabel di Rumah Sakit adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
c. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi
d. Akuntabel dan bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukannya serta menciptakan
transparansi di tempat kerja.
e. Mendokumentasikan semua kegiatan, menjaga dan memelihara obat dan BMHP di
ruang kerja.
f. Mengoptimalkan pelayan sesuai dengan SOP yang berlaku
g. Datang tepat waktu dan membuat laporan yang merupakan bagian dari tugas secara
benar
h. Tidak mempergunakan fasilitas untuk kepentingan pribadi
3. Kompeten
Kompeten adalah kecakapan atau keterampilan yang dimiliki seseorang dalam bidangnya.
Seorang ASN sudah seharusnya kompeten atau memiliki kecakapan dan keterampilan dalam
menjalankan tugas dan pekerjaan yang diembannya. Seseorang dianggap kompeten apabila
mereka dapat melaksanakan tugas- tugas tertentu secara profesional. Kompeten berkaitan erat
dengan profesionalisme. Profesionalisme ASN merupakan aspek penting dalam upaya
meningkatkan kualitas layanan publik sesuai dengan agenda reformasi birokrasi. Beberapa
perilaku kompeten adalah :
a. Melakukan tugas sesuai kompetensi yang dimiliki
b. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah seperti
mengikuti seminar-seminar untuk meningkatkan kompetensi
c. Membantu orang lain belajar dan terus belajar dalam mengembangkan kapabilitas
d. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik
e. Harus menguasai bidang teknologi informasi sebagai penunjang proses pelaksanaan
pekerjaan
4. Harmonis
Penting bagi setiap ASN untuk dapat menciptakan dan membangun lingkungan kerja
yang kondusif. Karena dengan kenyamanan lingkungan kerja, ASN diyakini dapat lebih
produktif. Panduan perilakunya adalah menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka
menolong orang lain, membangun lingkungan kerja yang kondusif. Sebagai ASN harus bisa
menghargai perbedaan keyakinan, budaya yang dianut pasien mengenai Kesehatan, tidak
membeda – bedakan antara suku, budaya antar pasien yang satu dengan yang lain, serta
membantu rekan kerja yang kesulitan.
5. Loyal
Nilai loyalitas yaitu memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI
serta pemerintah yang sah, menjaga nama baik ASN, pimpinan, Instansi dan negara. Menjaga
rahasia jabatan dan negara. Nilai yang bisa diterapkan adalah selalu menjaga nama baik unit
kerja, instansi Rumah Sakit, menjaga rahasia Rumah Sakit baik identitas dan riwayat penyakit
pasien kepada sembarang orang. Membangun sikap loyal ditempat kerja ialah selalu mematuhi
tugas yang diberikan atasan selama masih sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
menjaga nama baik Rumah Sakit, atasan serta rekan-rekan di Rumah Sakit.
6. Adaptif
Adaptif bermakna cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas. Setiap ASN harus selalu dapat meningkatkan potensi diri untuk
menjawab tantangan yang selalu berubah, membantu orang lain belajar, melaksanakan tugas
dengan kualitas baik. Dengan semakin canggihnya teknologi saat ini, menuntut Rumah Sakit
untuk dapat memanfaatkan teknologi secara interaktif dan sosial media secara persuasive untuk
memberikan promosi Kesehatan secara luas. Melakukan adaptasi dengan sistem kerja yang baru
di Rumah Sakit, terutama terhadap pembaruan sistem manajemen informasi rumah sakit. Serta
pada saat kondisi pandemik, senantiasa menggunakan APD selama bekerja.
7. Kolaboratif
Nilai kolaboratif adalah memberikan kesempatan kepada berbagai pihak untuk
berkontribusi dan terbuka dalam bekerja sama secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
bersama. Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat
birokrasi yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN
muda diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut.
Kegiatan seluruh tenaga kesehatan yang berada di Rumah Sakit bertujuan untuk
menyembuhkan dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Seorang tenaga kesehatan tidak bisa
bekerja sendiri, mereka harus berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya. Misalnya,
seorang dokter dalam upayanya menyembuhkan pasien akan memerlukan obat, dokter tidak
berwenang dan dapat menyiapkan obat itu sendiri, sehingga perlu kolaborasi dengan Apoteker
dalam penyiapan obatnya.
TUGAS 2
Pendidikan:
� ITB Bandung, tahun 1954
� Rheinisch Westfalische Technische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman, dengan gelar
Diplom-Ingenieur, predikat Cum laude pada Fakultas Mekanikal Engineering, Departemen
Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang (1955-1960).
� Rheinisch Westfalische Technische Hochscule (RWTH), Aachen, Jerman, dengan gelar
doktor konstruksi pesawat terbang, predikat Summa Cum laude, pada Fakultas Mekanikal
Engineering, Departemen Desain dan Konstruksi Pesawat Terbang (1960-1965).
� Menyampaikan pidato pengukuhan gelar profesor tentang konstruksi pesawat terbang di
ITB Bandung, pada tahun 1977.
Pekerjaan:
� Kepala Riset dan Pengembangan Analisis Struktur pada perusahaan Hamburger
Flugzeugbau Gmbh, Hamburg, Jerman antara tahun 1965-1969.
� Kepala Divisi Metode dan Teknologi pada Pesawat Komersial dan Angkut Militer MBB
Gmbh, di Hamburg dan Munchen antara 1969-19973
� Wakil Presiden dan Direktur Teknologi pada MBB Gmbh, Hamburg dan Munchen tahun
1973-1978
� Penasehat Senior Teknologi pada Dewan Direksi MBB tahun 1978.
� Pulang ke Indonesia dan memimpin Divisi Advanced Technology Pertamina, yang
merupakan cikal bakal BPPT, tahun 1974-1978.
� Penasehat Pemerintah Indonesia di Bidang Pengembangan Teknologi dan Pesawat
Terbang, bertanggungjawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia Soeharto pada
tahun 1974-1978.
� Menteri Negara Riset dan Teknologi (Menristek) sekaligus Ketua Badan Pengkajian dan
Penerapan Teknologi (BPPT) tahun 1978-1998.
� Wakil Presiden R.I. pada 11 Maret 1998-21 Mei 1998.
� Presiden RI 21 Mei 1998-20 Oktober 1999.
Organisasi:
Pendiri dan Ketua Umum ICMI
7. KOLABORATIF
Bapak BJ Habibi tidak hanya menerapkan nilai kolaboratif terhadap sesama masyarakat
Indonesia, tetapi beliau juga berkolaboratif dengan masyarakat luar negeri misalnya
Kerjasama Pembuatan Pesawat R80 Besutan BJ Habibie. Beliau mampu menggerakkan
pemanfaatan sumber daya untuk tujuan bersama. Beliau pernah menjabat Presiden
Direktur PT IPTN yang memimpin sebanyak 16.000 orang pegawai dan berhasil
menciptakan pesawat pertama buatan Indonesia yang diberi nama N250 Gatotkaca.
Dari uraian diatas, jelas bahwa BJ Habibi mengaplikasikan nilai kolaboratif.
TUGAS 3
https://www.instagram.com/reel/
21 dr. MUHAMMAD HUSIN NAFARIN https://youtu.be/wVEfQU_TnT8 CgJJN9LjW9M/?
igshid=YmMyMTA2M2Y=
https://www.youtube.com/watch?
22 apt. NIDAUL HASANAH, S.Farm https://www.instagram.com/p/CgJ2JotlfkY/
v=FbYS0KKwbjw
https://www.instagram.com/tv/
CgJ0xkJPd6zsd6QrbIiWKEgw-
23 apt. MUHAMMAD HIDAYATULLAH, S.Farm https://youtu.be/gxOz_nyXjZo
7X5LxuVK2-t3E0/?
igshid=MDJmNzVkMjY=