Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS

Angkatan : XIV

Nama Mata Pelatihan : Manajemen ASN

Nama Peserta : Muhammad Agus Palufi

Nomor Daftar Hadir : 18

Lembaga/ Penyelenggara-

Pelatihan : BPSDM KALTIM

A. POKOK PIKIRAN
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan keseluruhan pejabat negara yang telah
memenuhi syarat tertentu, bekerja pada instansi pemerintah untuk kepentingan negara yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian (PPK), diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan diberi gaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan. ASN terdiri dari profesi PNS (Pegawai Negeri Sipil) dan PPPK
(Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja). PNS itu sendiri merupakan Warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai sebagai Pegawai ASN secara
tetap oleh pembina kepegawaian untuk mendududuki jabatan pemerintahan,
sedangkan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) adalah warga Negara
Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk
jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. ASN dan PPPK
memiliki hak dan kewajiban yang sama, kecuali pada PPPK tidak mendapatkan jaminan
pensiun dan jaminan hari tua. Selanjutnya berdasarkan pasal 10, UU No. 5 tahun
2014 tentang ASN bahwa fungsi ASN ada 3 yaitu sebagai: (1) Pelaksana kebijakan
publik; (2) Pelayan publik; (3) Perekat dan pemersatu bangsa. ASN sebagai profesi dalam
menjalankan tugas dan kewenagan birokrasi pemerintah harus berlandaskan pada kode etik
dan kode perilaku yang diatur dalam UU ASN untuk menjadi acuan/pedoman/panduan agar
tindakannya dinilai baik. 
Pengaturan aparatur sipil negara ini dimuat dalam Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (selanjutnya disebut dengan UU ASN)
yang telah beberapa kali dilakukan perubahan diantaranya UU Nomor 8 Tahun 1974 tentang
Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43
Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-
pokok Kepegawaian. UU mengedepankan independensi, kinerja dan profesionalisme ASN.
Jabatan dalam UU ASN terdiri dari jabatan fungsional, jabatan administratif serta jabatan
pimpinan tinggi. Istilah PNS diganti menjadi ASN, dan ada perubahan batas usia pensiun
yang semula 56 tahun diperpanjang menjadi 58 tahun sementara pejabat pimpinan tinggi
(eselon I dan II) 60 tahun. Perubahan-perubahan tersebut didasarkan pada sistem merit yang
lebih menekankan profesionalisme, kualitas, kompetensi, kinerja, objektivitas, transparansi
serta bebas dari intervensi politik dan praktik KKN untuk pengisian jabatan.
Sistem merit adalah konsepsi kebijakan dalam manajemen ASN yang menggambarkan
diterapkannya objektivitas dalam keseluruhan  proses pengelolaan ASN yakni pada
pertimbangan kemampuan dan prestasi individu untuk melaksanakan pekerjaanya
berdasarkan kompetensi, kualifikasi dan kinerja dengan mengabaikan segala perbedaan latar
belakang politik, ras, warna kulit, agama, asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur,
kondisi kecacatan, dll. Pengambilan keputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan
pada kemampuan dan kualifikasi seseorang dalam melaksanakan pekerjaan dan tidak
berdasarkan pertimbangan subjektif seperti afiliasi politik, etnis, dan
gender. Objektifitas dilaksanakan pada semua tahapan dalam pengelolaan SDM (rekruitmen,
pengangkatan, penempatan, dan promosi). Sistem ini berlawanan dengan spoil system,
dimana dalam penerapan manajemen SDM-nya lebih mengutamakan pertimbangan subjektif
dan sistem senioritas. Melalui sistem merit orang yang tepat, akan menduduki posisi yang
tepat. Merit sistem ini menghargai prestasi yang telah dibuat oleh pegawai dalam organisasi,
dimana dengan prestasi yang dibuat, maka kariernya bisa menanjak dan
berkembang. Sebaliknya apabila ada karyawan yang tidak bisa berprestasi maka ada
beberapa tahap penanganannya. Konsekuensi dari penerapan merit sistem dalam suatu
organisasi adalah harus ada standar kompetensi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.
Sistem merit diterapkan dalam rangka mendukung pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi serta memberikan ruang bagi tranparansi, akuntabilitas, objektivitas dan juga
keadilan. Sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakan lingkungan
yang kondusif untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan
pengakuan atas kinerjanya yang tinggi, namun disisi lain bad performers mengetahui dimana
kelemahannya dan juga diberikan bantuan dari organisasi untuk meningkatkan
kinerja. Manfaat sistem merit bagi organisasi mendukung keberadaan prinsip akuntabilitas
yang saat ini menjadi tuntutan dalam sektor publik. Sedangkan bagi pegawai, sistem ini
menjamin keadilan yang akan meningkatkan motivasi kinerja pegawai dan juga menyediakan
ruang keterbukaan dalam perjalanan karir seorang pegawai.

B. PENERAPAN

Pelayanan kesehatan yang berkualitas menjadi tujuan dari pemerintah dengan cara
meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan, Rumah sakit dalam memberikan
pelayanan kesehatan di dukung oleh banyak SDM mulai dari tenaga medis, paramedis dan
juga tenaga penunjang lainnya. Salah satu tenaga paramedis yang memiliki peranan integral
yang ada di rumah sakit adalah perawat, dan salah satu wujud penerapan manajemen ASN di
Ruang lingkup Rumah Sakit Umum Abdul Wahab Sjahranie adalah :
1. Sangat penting bagi perawat untuk menjaga kode etik dan kode perilaku untuk menjaga
kualitas pelayanan yang memberikan kepuasan pada pasien
2. Bertanggung jawab pada pelayanan publik, bekerja secara cepat dan tanggap terhadap
keluhan pasien
3. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, artinya setiap perawat pun
memiliki kompetensi yang berbeda- beda, dan meningkatkan kompetensi perawat dengan
mengikuti pelatihan, workshop dan tugas belajar.

Anda mungkin juga menyukai