PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia atau yang disebut juga dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang dilintasi oleh garis Khatulistiwa
dan terletak diantara benua Asia dan Australia. Indonesia merupakan Negara Kepulauan
tersebesar di Dunia dengan berbagai keragaman didalamnya. Tujuan Negara Indonesia
sebagaimana telah tertuang di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam alinea ke empat yang berbunyi “melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Dalam proses
perwujudan tujuan Nasional, peran Aparatur Sipil Negara (ASN) dibutuhkan,
Menurut Permenpan Nomor 25 Tahun 2014, perawat adalah pegawai negeri sipil
yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan keperawatan pada fasilitas pelayanan
kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Pelayanan keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
1
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,
menjelaskan bahwa Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah Profesi bagi Pegawai Negeri
Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang bekerja pada
Instansi Pemerintah. Dalam Undang-Undang ini juga menjelaskan bahwa ASN
mempunyai fungsi yaitu sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik dan
Perekat Persatuan Bangsa. Oleh karena itu, sebagai seorang ASN sangat dituntut untuk
dapat menjalankan tugas dan fungsinya tersebut dengan sebaik-baiknya sesuai dengan
profesinya masing-masing.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut di atas, maka sudah seharusnya sebagai
seorang ASN untuk dapat menerapkan dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar profesi
PNS dalam aktivitasnya sehari-hari baik di lingkungan perkerjaan maupun di
masyarakat. Adapun nilai-nilai tersebut yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi yang selanjutnya disingkat ANEKA. Harapannya
dengan penerapan nilai-nilai dasar ANEKA ini, pelaksanaan tugas dan fungsi utama
seorang ASN yaitu sebagai Pelaksana Kebijakan Publik, Pelayan Publik dan Perekat
Persatuan Bangsa dapat diwujudkan secara lebih optimal, sehingga akan meningkatkan
citra seorang ASN menjadi lebih baik lagi di mata masyarakat.
Untuk memenuhi hal tersebut, maka dilaksanakan pembinaan melalui Pelatihan
Dasar CPNS dimana CPNS ditanamkan sikap perilaku bela negara, nilai- nilai dasar
PNS serta peran dan kedudukan PNS untuk membentuk karakter yang kuat dalam
jabatannya. Sesuai dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara (PerLAN) Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil,
maka ditetapkan mekanisme Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil. Melalui
perpaduan pembelajaran ini, peserta pelatihan dasar CPNS dituntut untuk dapat
menginternalisasikan, mengaktualisasikan, dan menerapkan nilai-nilai dasar PNS dalam
kegiatannya sehari-hari serta membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), sehingga
menjadikannya menjadi seorang ASN yang berkarakter dan profesional.
Satu di antara beberapa profesi yang merupakan bagian dari pegawai ASN dan
wajib melaksanakan pelatihan dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) adalah
perawat. Menurut Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, Pejabat Fungsional Perawat
yang selanjutnya disebut Perawat adalah PNS yang diberi tugas, tanggung jawab,
2
wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan
pelayanan keperawatan. Pelayanan keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, atau
masyarakat baik sehat maupun sakit. Saat ini, Indonesia memiliki
Berdasarkan kasus yang ada, Angka kejadian penderita DM dari tahun ke tahun
cenderung mengalami peningkatan, di dunia diperkirakanjumlahnya mengalami
peningkatan yang signifikan dari 59,8juta pada tahun 2015 menjadi sekitar 71,1 juta
pada tahun 2040 (IDF, 2015). Jika keadaan ini terus dibiarkan tanpa adanya pencegahan
yang dilakukan, dapat dipastikan jumlah penderita DM bisa meningkat (WHO, 2016).
Penatalaksanaan DM yang kurang tepat dapat mengakibatkan komplikasi, salah
satunya terjadinya luka kaki atau yang sering disebut ulkus diabetik. Ulkus diabetik
adalah kerusakan integritas kulit atau infeksi yang meluas sampai jaringan kulit bawah,
tendon, otot bahkan tulang. Faktor yang mempengaruhi terjadinya ulkus diabetikyaitu
terjadinya neuropati, lama menderita DM, peripheral artery disease, perawatan kaki
tidak teratur, dan penggunaan alas kaki yang tidak tepat (Edward, 2015)
Komplikasi berupa ulkus diabetik merupakan komplikasi yang sering terjadi di
sebagian besar penderita DM, bahkan luka kaki pada penderita diabetes melitus
seringkali menjadi alasan seseorang menjalani perawatan di rumah sakit. Data
persentase komplikasi DM di RSCM tahun 2011 menunjukkan komplikasi yang paling
banyak diderita oleh penyandang DM adalah neuropati sebesar 54% (Infodatin, 2014).
Penelitian lain menunjukkan prevalensi ulkus kaki pada penderita diabetes melitus yang
usianya ≥ 25 tahun sebanyak 2,05 % dari 62.681 pasien (Rubeaan, dkk, 2015).
Terjadiya luka kaki diabetes salah satunya dipengaruhi oleh ketidaktahuan
penderita baik dalam pencegahan maupun perawatan. Pengetahuan tentang kesehatan
merupakan salah satu bagian dari pengelolaan DM. Melalui pengetahuan penderita DM
dapat mengetahui tentang penyakit, sehingga dapat merawat dirinya sendiri. Partisipasi
aktif dari penderita menjadikan pengelolaan mandiri pada DM akan berjalan maksimal.
DM tidak hanya dilakukan mandiri oleh penderita saja namun tim kesehatan juga
berperan dalam mendampingi pasien untuk membentuk sikap serta perilaku.
Keberhasilan dalam mencapai perubahan sikap maupun perilaku membutuhkan
pembelajaran, keterampilan (skill) dan motivasi (Wulandini, dkk, 2012).
3
B. Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan aktualisasi ini diharapkan Calon Pegawai Negeri
Sipil dapat membentuk PNS professional yang berkarakter dan menguasai bidang tugasnya
sehingga mampu melaksanaan tugas dan perannya secara professional sebagai pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.
Dengan adanya aktualisasi ini diharapkan Calon Pegawai Negeri Sipil mampu
mengaktualisasi nilai-nilai dasar PNS yaitu mampu menerapkan akuntabilitas dalam
menjalankan tugasnya, mempunyai semangat nasionalisme dalam melaksanakan tugasnya,
menjunjung tinggi etika publik yang baik dalam melayani masyarakat, memiliki komitmen
mutu dalam tupoksinya dan memiliki integritas yang tinggi untuk menjadi pribadi yang anti
korupsi.
4
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. PROFIL INSTANSI
1. Keadaan Umum
Puskesmas Sungai Melayu Rayak terletak di bagian timur
kabupaten Ketapang yang berada pada posisi Garis Lintang 1º16”48” LS -
1º49”36 LS dan Garis Bujur 109º 53” 36” BT - 110º 55” 36” BT dengan
dengan batas wilayah administratif :
1. Sisi Utara : Kecamatan Pemahan
2. Sisi Barat : Kecamatan Matan Hilir Selatan
3. Sisi Selatan : Kecamatan Marau dan Jelai Hulu
4. Sisi Timur : Kecamatan Tumbang Titi / Pemahan
5
yang terdiri dari 20 orang Pegawai Negeri Sipil, 34 Orang pegawai tidak
tetap dan 2 Orang pegawai Nusantara Sehat. Jenis-jenis pelayanan yang
menjadi kewenangan dan Tupoksi Puskesmas Sungai Melayu Meliputi
Pelayanan Administrasi dan Pelayanan Kesehatan terdiri dari :
a. Penyelenggaraan administrasi dan manajemen
b. Penyelenggaraan upaya puskesmas terdiri atas kegiatan UKM (upaya
kesehatan masyarakat)esensial dan pengembangan.
UKM esensial – keperawatan kesehatan masyarakat meliputi :
1. Pelayanan promosi kesehatan
2. Pelayanan kesehatan lingkungan
3. Pelayana KIA dan KB
4. Pelayanan Gizi
5. Pelayanan pencegahan dan Pengendalian Penyakit
6. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat ( perkesmas)
UKM pengembangan meliputi :
1. Upaya Kesehatan Jiwa
2. Upaya kesehatan usia lanjut
3. Pelayanan kesehatan indera
4. Upaya kesehatan keselamatan kerja
5. Upaya kesehatan sekolah
c. Penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan meliputi :
1. Upaya kesehatan pemeriksaan umum
2. Upaya kesehatan gigi dan mulut
3. Pelayanan KIA/KB
4. Pelayanan MTBS
5. Konseling
6. Pelayanan kegawat darurat
7. Pelayanan kefarmasian
8. Pelayanan laboratorium
6
2. Visi dan Misi Organisasi
Kondisi masa depan yang didambakan segenap masyarakat dan
karyawan di Puskesmas Sungai Melayu dalam visi sebagai berikut :
“Sungai Melayu Rayak Sehat Menuju Ketapang Yang Maju
Sejahtera”
Makna yang terkandung di dalam visi adalah merupakan tujuan
pelayanan keinginan, harapan dan kebutuhan pasien dan keluarganya
dapat terpenuhi. Puskesmas sesuai dengan standar pelayanan dan kode
etik profesi yang telah ditetapkan. Agar menjadi puskesmas unggul
dapat tercapai penyedia pelayanan dalam hal ini puskesmas harus tetap
menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan secara kontinyu. Salah
satu aspek yang berpengaruh adalah faktor medis dan faktor non medis.
Faktor medis seperti tersedianya alat-alat untuk menunjang diagnosis
dan pengobatan, serta faktor non medis seperti perilaku layanan dokter
dan perawat, kenyamanan, kecepatan pelayanan, biaya pelayanan dan
lain-lain.
Agar Visi menjadi kenyataan harus diupayakan cara untuk
mencapainya, pilihan cara untuk mewujudkan Visi tersebut diatas
dirumuskan dalam Misi sebagai berikut :
a. Berperan serta menggerakan pembangunan berwawasan
kesehatan
b. Menciptakan penyelenggaraan pelayanan Kesehatan dasar
sesuai standar
c. Memelihara dan meningkatkan pelayanan Kesehatan bermutu,
adil dan terjangkau
d. Mendorong masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan
sehat
7
telah ditetapkan, terjangkau secara akses maupun ekonomi, dan merata
kesegala lapisan masyarakat. Pelayanan yang diberikan secara serasi
dan terpadu melalui upaya peningkatan kesehatan, upaya pencegahan,
upaya pengobatan, dan upaya pemulihan. Selain itu puskesmas Sungai
Melayu Rayak harus meningkatkan kualitas dan ketersediaan tenaga
kesehatan yang memadai, terampil dan mengikuti perkembangan
teknogi serta ilmu pengetahuan.
8
4. Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Sungai Melayu
Struktur organisasi UPTD Puskesmas Sungai Melayu didasarkan kepada Keputusan Bupati Ketapang Nomor : 094 / DINKES
- A / 2020 tentang Struktur Organisasi Puskesmas Di Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang.
v Kepala Puskesmas
Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan Usaha Kesehatan Upaya Kesehatan
Wajib Pengobatan Wajib Promosi Wajib Perbaikan Wajib KIA & KB Wajib Kesehatan Wajib P2 Penyakit
Kesehatan Gizi Masyarakat Lingkungan Menular
UKP Dan UKM UKP Kesehatan UKP Kesehatan UKP Kesehatan UKP Pengobatan UKP Kesehatan
Gigi & Mulut Usia Lanjut Kerja (UKK) Tradisional Sekolah (UKS)
Desa SMB Desa Suka Desa Desa Desa Desa Desa Desa
Desa Desa Karya
Mulya Beringin Mekar Sungai Makmur Mukti
Jairan Jaya Kepuluk Piansak
Jaya Jaya Melayu Abadi
Jaya
9
B. URAIAN TUGAS
Berdasarkan Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019, Jabatan
Fungsional Perawat adalah jabatan yang mempunyai ruang lingkup tugas,
tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan kegiatan pelayanan
keperawatan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Adapun uraian
kegiatan tugas jabatan fungsional Perawat kategori keahlian, yakni Perawat
Ahli Pertama menurut Permenpan RB Nomor 35 Tahun 2019 terdapat 51
butir, rinciannya sebagai berikut:
10
16. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengan intervensi
pembedahan pada tahap pre/intra/post operasi;
17. memberikan dukungan / fasilitasi kebutuhan spiritual pada kondisi
kehilangan / berduka / menjelang ajal dalam penyelenggaraan
keperawatan;
18. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan nutrisi;
19. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan eliminasi;
20. melakukan tindakan keperawatan pemenuhan kebutuhan mobilisasi;
21. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur;
22. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan kebersihan diri;
23. melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan
pengaturan suhu tubuh;
24. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu;
25. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu;
26. melaksanakan case finding/ deteksi dini/penemuan kasus baru pada
individu;
27. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada
individu;
28. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien;
29. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok;
30. melakukan peningkatan/penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat;
31. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat;
32. melakukan pemenuhan kebutuhan oksigenisasi kompleks;
33. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi;
34. melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi sensorik;
35. melakukan komunikasi dengan klien yang mengalami hambatan
komunikasi;
36. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks pada area
medikal bedah;
37. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area anak;
11
38. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
maternitas;
39. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area
komunitas
40. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang kompleks di area jiwa;
41. melakukan perawatan luka;
42. melakukan pemantauan atau penilaian kondisi pasien selama dilakukan
tindakan keperawatan spesifik sesuai kasus dan kondisi pasien;
43. melakukan konsultasi keperawatan dan kolaborasi dengan dokter;
44. melakukan rehabilitasi mental spiritual pada individu;
45. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala;
46. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu;
47. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat primer;
48. melakukan pendokumentasian tindakan keperawatan;
49. melakukan pengorganisasian pelayanan keperawatan antar shift/ unit/
fasilitas Kesehatan;
50. melakukan pemberian penugasan perawat dalam rangka melakukan
fungsi ketenagaan perawat;
51. melakukan preseptorship dan mentorship.
12
BAB III
KONSEP DASAR APARATUR SIPIL NEGARA
13
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah suatu pertanggungjawaban
atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi misalnya
pertanggungjawaban unit-unit kerja (dinas) kepada pemerintah daerah,
kemudian pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, pemerintah pusat
kepada MPR. Sedangkan akuntabilitas horizontal adalah suatu
pertanggungjawaban kepada masyarakat luas misalnya seperti lembaga
pemilihan umum yang bertanggung jawab terhadap hak suara yang
disampaikan masyarakat dalam penyelenggaraan pemilihan umum (Pemilu).
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa
indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus diperhatikan, yaitu :
a. Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam
menciptakan lingkungannya, serta pemimpin juga merupakan contoh
bagi bawahannya.
b. Transparansi : Keterbukaan informasi atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun kelompok/instansi.
c. Integritas : adalah konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
d. Tanggung Jawab : adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di sengaja.tanggung
jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan
kewajiban
e. Keadilan : adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan: Untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan kerja,
maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan,
serta harapan dan dan keahlian yang dimiliki.
14
h. Kejelasan: Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab harus memiliki
gambaran yang jelas tentang apa yang menjadi tujuan dan hasil yang
diharapkan.
i. Konsistensi : adalah menjamin stabilitas untuk mencapai lingkungan
yang akuntabel.
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan salah satu perwujudan dari fungsi
PNS sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Dalam menjalankan tugas,
seorang ASN senantiasa harus mengutamakan dan mementingkan persatuan
dan kesatuan bangsa.
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada
nilai-nilai Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-
nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa:
menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan;
menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara;
bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan
kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap
saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai yang berorientasi pada kepentingan publik menjadi nilai
dasar yang harus dimiliki oleh setiap pegawai ASN. Pegawai ASN dapat
mempelajari aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan kebangsaannya.
Sila ketuhanan dalam Pancasila menjadikan Indonesia bukan sebagai
negara sekuler yang membatasi agama dalam ruang privat. Pancasila justru
mendorong nilai-nilai ketuhanan mendasari kehidupan bermasyarakat dan
berpolitik. Namun, Pancasila juga tidak menghendaki negara agama, yang
mengakomodir kepentingan salah satu agama. Adanya nilai-nilai ketuhanan
15
dalam Pancasila berarti negara menjamin kemerdekaan masyarakat dalam
memeluk agama dan kepercayaan masing-masing. Tidak hanya kebebasan
dalam memeluk agama, negara juga menjamin masyarakat memeluk
kepercayaan. Namun dalam kehidupan di masyarakat, antarpemeluk agama
dan kepercayaan harus saling menghormati satu sama lain.
Sila kedua dalam Pancasila, pemerintahan yang dibangun harus
memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan global atau dunia. Jangan
sampai lebih memperhatikan kemanusiaan dalam negeri tapi mengabaikan
pergulatan dunia, atau sebaliknya, terlibat dalam interaksi global namun
mengabaikan kemanusiaan masyarakat bangsanya sendiri. Perpaduan
prinsip sila pertama dan kedua Pancasila menuntut pemerintah dan
peyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti kemanusiaan yang
luhur dan memegang cita-cita moral rakyat yang mulia.
Upaya melaksanakan sila ketiga Pancasila dalam masyarakat plural
seperti Indonesia bukanlah hal yang mudah. Semangat gotong royong dapat
diperkuat dalam kehidupan masyarakat dengan terus menerus
mengembangkan pendidikan kewarganegaraan dan multi-kulturalisme yang
dapat membangun rasa keadilan dan kebersamaan yang dilandasi dengan
prinsip-prinsip kehidupan yang lebih partisipatif dan non diskriminatif.
Sila keempat dalam Pancasila mengambarkan Demokrasi
permusyawaratan dibangun berdasarkan akal dan kearifan (hikmat dan
kebijaksanaan), bukan berdasarkan kekuasaan. Legitimasi politik tidak
diserahkan kepada mayoritas tapi berdasarkan partisipasi yang melibatkan
warga negara secara sama dan sederajat. Sehingga, partisipasi politik diukur
dari tingkat partisipasinya dalam bermusyawarah. Dalam hal ini, semua
permasalahan masyarakat diselesaikan melalui dialog, bukan menggunakan
kekuasaan. Maka, dalam pengambilan keputusan, yang lebih diutamakan
bukan voting, tetapi musyawarah bersama dengan prosedur pengambilan
keputusan yang terbuka.
16
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, PNS harus berpegang
pada prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku
diskriminatif serta harus obyektif, jujur, transparan. Sementara bersikap
netral adalah tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan
yang ada. Dengan bersikap netral dan adil dalam melaksanakan tugasnya,
PNS akan mampu menciptakan kondisi yang aman, damai, dan tentram di
lingkungan kerja dan masyarakat sekitar. Nasionalisme Pancasila adalah
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan
tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa; menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela
berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa
Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri;
mengakui persamaan derajat, persamaanhak dan kewajiban antara sesama
manusia dan sesama bangsa; menumbuhkan sikap saling mencintai sesama
manusia; mengembangkan sikap tenggang rasa.
3. Etika Publik
17
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif;
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama;
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu merupakan pelaksanaan pelayanan publik dengan
berorientasi pada kualitas hasil. Adapun nilai-nilai komitmen mutu antara
lain mengedepankan komitmen terhadap kepuasan dan memberikan
layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara. Nilai-nilai
dasar komitmen mutu antara lain: efektivitas, efisiensi, inovasi, dan
berorientasi pada mutu.
Tujuan utama pelayanan berbasis nilai-nilai dasar komitmen mutu
adalah:
a. Mengutamakan kepentingan sebagai pelanggan;
b. Menumbuhkan kepercayaan terhadap institusi pemerintah;
c. Meningkatkan kesetiaan dan kepuasan sebagai pelanggan;
d. Menjalankan tugas, peran, dan fungsi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan secara akuntabel, profesional, dan
inovatif.
18
Aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan
tugas aparatur akan mendorong terciptanya iklim atau budaya kerja unggul
yang dapat menumbuhkan keberanian untuk menampilkan kreativitas dan
inovasi. Dengan demikian, pergeseran orientasi kerja diharapkan dapat
memotivasi aparatur untuk mengubah perilaku dan memunculkan mindset
baru. Setiap aparatur didorong untuk memiliki sense of quality dan
semangat belajar tinggi, sehingga menimbulkan keberanian berpikir
alternatif, berani bertanya dan bahkan berbeda pendapat, demi untuk
kebaikan dan kemajuan bangsa dan negara.
5. Anti Korupsi
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena
dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam ruang
lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang lebih luas.
Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun
dapat berdampak secara jangka panjang. Ada 9 (sembilan) indikator dari
nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus diperhatikan, yaitu:
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan.
c. Mandiri
Mentalitas kemandirian yang dimiliki seseorang memungkinkannya
untuk mengoptimalkan daya pikirnya guna bekerja secara efektif.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
19
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat
seseorang akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani
tugasnya.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbuatan baik demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak
tanduk dan kegiatan yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan
sepenuhnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan
bangsanya.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan.
20
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun peran ASN dalam kedudukannya adalah sebagai Pelaksana
kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa.ASN
berfungsi,bertugas, dan berperan untuk melaksanakan kebijakan yang
dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
2. Whole Of Government ( WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintah yang
meyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintah dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-
tujuan pembangunan kebijakan ,manajemen program dan dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency,yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
3. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan
umum yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat dan daerah dan
di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan /atau jasa,baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat ( Lembaga Administrasi negara:
1998 ). Adapun menurut Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa
pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan
cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal
tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk, baik berupa barang dan jasa (Pengembangan Kelembagaan
Pelayanan terpadu Satu Pintu).
21
BAB VI
RANCANGAN AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS
22
Tabel 4.1. Analisis Penilaian Isu dengan Metode APKL
Kriteria
No. Masalah Total Peringkat
A P K L
1. Rendahnya pelaksanaan manajemen 4 4 4 4 16 II
timbang terima atau operan perawat
di ruang rawat puskesmas sungai
melayu
2. Kurangnya pemahaman pasien 4 4 5 4 17 I
dan keluarga dalam perawatan
luka Diabetes Melitus
3 Belum patuhnya pengunjung 4 4 4 3 15 III
terhadap jam kunjung pasien di
ruang rawat inap puskesmas sungai
melayu
Keterangan
1) Skala Nilai (1-5) :
1= Sangat Rendah
2= Rendah
3= Sedang
4= Tinggi
5= Sangat Tinggi
2) Kriteria:
A= Aktual
P= Problematik
K= Kekhayalakan
L= Layak
Berdasarkan hasil APKL, ditemukan isu dengan perolehan tertinggi dan akan
diangkat dalam rancangan aktualisasi ini, yaitu “Kurangnya pemahaman pasien
dan keluarga dalam perawatan luka Diabetes Melitus”.
Isu prioritas yang ditemukan yaitu “Kurangnya pemahaman pasien dan
keluarga dalam perawatan luka Diabetes Melitus”. Sebagai isu aktual dengan
nilai skor 17, disebabkan beberapa faktor :
23
melitus
c. Kurangnya media dan alat pemberian edukasi pada pasien dan keluarga untuk
perawatan luka DM
Dari analisis menggunakan teknik USG maka ditemukan penyebab utama isu
yaitu “Kurangnya informasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka diabetes
melitus”.
24
B. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan
Penerapan nilai-nilai dasar PNS dan fungsi PNS dalam ruang lingkup NKRI terkait dengan kegiatan yang dilakukan di unit
kerja, tertera pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS dalam Kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan C
Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja UPTD Puskesmas Sungai Melayu Rayak
Identifikasi Isu Kurangnya pemahaman pasien dan keluarga dalam perawatan luka Diabetes Melitus (DM)
Isu yang Diangkat Kurangnya informasi pasien dan keluarga tentang perawatan luka Diabetes Melitus (DM)
Gagasan Optimalisassi Pemberian Edukasi Tentang Perawatan Luka Diabetes Melitus (DM) di Unit Kerja Puskesmas
Pemecahan Isu Sungai Melayu
Kontribusi
Kegiatan Aktualisaasi dan Penguatan
Terhadap Visi, Misi
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Nilai dengan Nilai Nilai
dan Tujuan
Dasar ANEKA Organisasi
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Melakukan 1. Mencari materi Tersedianya 1. Sebelum memulai kegiatan saya Dengan tersedianya Dengan
penyususnan yang akan SAP sebagai akan berdoa terlebih dahulu SAP sebagai acuan tersedianya SAP
rencana digunakan untuk acuan (Nasionalisme : Religius). untuk melakukan saya akan
keperawatan membuat SAP penyuluhan kemudian saya akan menyiapkan penyuluhan mewujudkan
dengan 2. Membuat konsep kesehatan bahan materi yang sesuai dengan kesehatan saya nilai nilai
membuat SAP tema perawatan luka berkontribusi organisasi yaitu
Satuan Acara 3. Melakukan (Akuntabilitas : Kejelasan mewujudkan Akuntabel
Penyuluhan pengetikanSAP Target) 1. visi : Sungai
tentang dengan teliti Melayu Rayak
25
perawatan 4. Melakukan 2. Selanjutnya, Saya akan membuat Sehat Menuju
luka DM konsultasi SAP berkonsultasi dengan Ketapang Yang
dengan Mentor kepala puskesmas Maju Sejahtera
5. Memperbaiki (Nasionalisme : Kerjasama) 2. misi :
SAP sesuai Memelihara dan
arahan dari 3. Kemudian, Saya melakukan meningkatkan
Mentor pengetikan SAP dengan cermat pelayanan
6. Mencetak SAP dan teliti (Etika Publik : Kesehatan
sebagai acuan Cermat) bermutu, adil
dalam dan terjangkau
penyuluhan 4. Setelah itu, Saya membuat SAP
kesehatan dengan menyiapkan materi dan
menggunakan konsep
sehingga dapat menghemat waktu
dan memudahkan dalam proses
pembuatan. Saya mencetak SAP
dengan menggunakan fasilitas
puskesmas (Komitmen Mutu
:Efisiensi)
Kegiatan ini berhubungn dengan
Pelayanan publik
2. Membuat 1. Mengambil Tersedianya 1. Sebelum memulai kegiatan saya Dengan tersedia Dengan
leaflet tentang materi dari leaflet akan berdoa terlebih dahulu leaflet tentang tersedianya
penyebab dan satuan acara tentang (Nasionalisme : Religius), penyebab dan leaflet saya akan
penanganan penyuluhan penyebab kemudian saya akan menyiapkan penanganan mewujudkan
pada penderita 2. Membuat dan bahan materi leaflet yang sesuai diabetes militus, nilai nilai
Diabetes konsep untuk penanganan dengan topik yang diangkat saya berkontribusi organisasi
militus membuat leaflet diabetes (Akuntabilitas : Kejelasan mewujudkan : akuntabilitas
26
3. Menyusun militus Target) 1. visi : Sungai
leaflet agar Melayu Rayak
terlihat jelas dan 2. Selanjutnya, saya akan Sehat Menuju
menarik membagikan leaflet yang saya Ketapang Yang
4. Melakukan buat ini secara adil, setiap pasien Maju Sejahtera
pengecekan DM mendapat 1 leaflet 2. misi :
ulang secara (Akuntabilitas : Adil) Memelihara dan
cermat dan teliti meningkatkan
terhadap isi 3. Selanjutnya, Saya membuat pelayanan
leaflet leaflet berkonsultasi dengan Kesehatan
5. Melakukan kon- mentor. (Nasionalisme bermutu, adil dan
sultasi dengan :Kerjasama) dan saya terjangkau
Mentor memperbaiki leaflet sesuai
6. Memperbaiki arahan dari mentor (Etika
sesuai arahan Publik : Taat Perintah)
dari Mentor
7. Mencetak dan 4. Kemudian, Saya membuat
memperbanyak leaflet semenarik mungkin dan
leaflet sederhana agar pasien tertarik
8. Membagikan untuk membaca.
leaflet kepada Komitmen Mutu : inovasi)
pasien DM yang
ada di ruangan 5. Dan, Saya membagikan leaflet
sebagai bahan bacaan agar
penderita DM mengerti tentang
cara pencegahan luka dan
menerapkan-nya (Anti korupsi :
Peduli)
27
Kegiatan ini berhubungn
dengan Pelayanan publik
3. Membuat 1. Mengambil Tersedianya 1. Sebelum memulai kegiatan saya Dengan Tersedia Dengan tersedia-
leaflet tentang materi dari leaflet akan berdoa terlebih dahulu leaflet tentang nya leaflet saya
perawatan satuan acara tentang (Nasionalisme : Religius), perawatan luka akan
luka pada penyuluhan perawatan kemudian saya akan menyiapkan diabetes militus, mewujudkan
penderita 2. Membuat luka bahan materi leaflet yang sesuai saya berkontribusi nilai nilai
Diabetes konsep untuk diabetes dengan topik yang diangkat mewujudkan : organisasi
militus membuat leaflet militus (Akuntabilitas : Kejelasan 1. visi : Sungai akuntabilitas
3. Menyusun Target) Melayu Rayak
leaflet agar Sehat Menuju
terlihat jelas dan 2. Selanjurnya, Saya membuat Ketapang Yang
menarik leaflet semenarik mungkin dan Maju Sejahtera
4. Melakukan sederhana agar pasien tertarik 3. misi :
pengecekan untuk membaca. (Komitmen Memelihara dan
ulang secara Mutu : inovasi) meningkatkan
cermat dan teliti pelayanan
terhadap isi 3. Kemudian Saya membuat leaflet Kesehatan
leaflet berkonsultasi dengan mentor. bermutu, adil dan
5. Melakukan (Nasionalisme :Kerjasama) terjangkau
konsultasi dan Saya akan memperbaiki
dengan Mentor leaflet sesuai arahan dari mentor
6. Memperbaiki (Etika Publik : Taat Perintah)
sesuai arahan
dari Mentor 4. Dan pada akhirnya, Saya akan
7. Mencetak dan membagikan leaflet yang saya
memper-banyak buat sebagai bahan bacaan agar
28
leaflet penderita DM mengerti tentang
8. Membagikan cara perawatan luka DM (Anti
leaflet kepada korupsi : Peduli)
pasien DM yang
ada di ruangan Kegiatan ini berhubungn dengan
Pelayanan publik
4. Membuat 1. Menyiapkan Tersedianya 1. Sebelum memulai kegiatan saya Dengan tersedianya Dengan
media edukasi bahan materi foto kegiatan akan berdoa terlebih dahulu pembuatan materi tersedianya
berupa lembar yang akan dan media (Nasionalisme : Religius) dan media leaflet materi dan
balik tentang diberikan lembar balik 2. Selanjutnya, Saya akan saya akan media leaflet
perawaan luka sesuai dengan Melakukan koordinasi dengan berkontribusi saya akan
DM topik yang mentor, koordinator bidang mewujudkan visi mewujudkan
akan diangkat keperawatan dan misi puskesmas nilai; organisasi
2. Menyiapkan (Nasionalisme : Musyawarah) yaitu yaitu Akuntabel
konsep untuk 1. visi : Sungai
pembuatan 3. Kemudian, saya akan Melayu Rayak
lembar balik menyiapkan bahan materi sesuai Sehat Menuju
3. Membuat dengan topik yg diangkat. Untuk Ketapang Yang
Lembar balik menyelesaikan media lembar Maju Sejahtera
dengan balik yang telah ditentukan 2. Misi : berperan
tampilan yang hingga dilakukan pencetakan serta
menarik dan media lembar balik. menggerakan
bahasa yang (Akuntabilitas : Kejelasan pembangunan
mudah Target), Dan media lembar berwawasan
dipahami balik dibuat dengan tetap Kesehatan, dan
4. Memeriksa memperhati-kan kaidah meningkatkan
kembali secara penulisan dan tata Bahasa Kesehatan yang
teliti lembar Indonesia yang baik dan benar bermutu
29
balik yang (Nasionalisme : cinta tanah
sudah dibuat air)
5. Mencetak,
menulis dan 4. Selanjutnya, saya Melakukan
menempel konsultasi mengenai pembuatan
pada kertas lembar balik dengan mentor
yang telah di dilakukan secara sopan dan
sediakan untuk sesuai (etika public:sopan)
media lembar
balik dan 5. Penyususnan media lembar balik
berkolaborasi bertujuan sebagai media dalam
dengan pihak memberikan edukasi kepada
puskesmas pasien nantinya sehingga
pemberian edukasi akan lebih
efektif dan terarah. Tentunya
media lembar balik dibuat sesuai
dengan ketentuan puskesmas,
sehingga dapat memberikan
manfaat epada pasien sehingga
akan meningkatkan mutu
pelayanan dan Kesehatan pasien
akan menjadi lebih baik
(komitmen mutu : efisien)
30
pembuatan lembar balik juga
dilakukan tepat waktu sesuai
dengan jadwal (Anti korupsi :
jujur).
31
penyuluhan 3. Pada saat berinteraksi dengan bermutu,
8. Memberikan soal pasien Saya Menggunakan
pretest bahasa Indonesia yang baik dan
9. Menjelaskan benar sehingga mudah di
materi mengerti oleh pasien.(
penyuluhan Nasionalisme : Cinta Tanah Air)
10. Memberikan
kesempatan 4. Selanjutnya, Saya akan
kepada pasien menggunakan tutur kata yang
untuk bertanya. lembut dan tidak menyinggung
11. Menjawab perasaan orang lain dalam
pertanyaan pasien menyam- paikan penyuluhan
kesehatan (Etika Publik :
Sopan)
32
agama, dan status sosial
(Anti Korupsi : Adil)
33
seperti mengukur tingkat pemahaman
yang sudah pasien tentang penyebab,
diajarkan pencegahan dan perawatan luka
7. Menutup (Komitmen Mutu : Efektivitas)
penyuluhan
dengan salam 4. Setelah itu, Saya meminta pasien
dengan sopan untuk mengisi
kuesioner yang telah di sediakan
(etika publik: sopan)
34
C. Jadwal Implementasi
Tabel 4. 2 Grafik Batang Rencana Pelaksanaan Kegiatan
35
36
Daftar Pustaka
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Akuntabilitas. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Anti Korupsi. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Etika Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Komitmen Mutu. Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Nasionalisme. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS.
Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara. 2019. Pelayanan Publik. Modul Pelatihan Dasar Calon
PNS. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara.
Smeltzer S.C & Bare, Brunner &Suddarth., 2002. Keperawatan Medikal Bedah.
Edisi 8 Volume 2.Jakarta : EGC.
37
Soegondo, Sidartawan. 2011. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus. Ed. Kedua.
Jakarta: FKUI.
38