Anda di halaman 1dari 28

RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR ASN

”UPAYA MENINGKATKAN PENGETAHUAN PASIEN DAN KELUARGA


PASIEN TENTANG INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANGAN RAWAT INAP
RS.PRATAMA MANGGELEWA”

DISUSUN OLEH

IMAM HIDAYAT, S.Kep.,Ns.

NIP. 199006112019031006

TEMPAT TUGAS : RS.PRATAMA MANGGELEWA, KABUPATEN DOMPU

RUANGAN RAWAT INAP

PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL


ANGKATAN VII GELOMBANG II TINGKAT PROVINSI NTB
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DAERAH
PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT
TAHUN 2020

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Bahwa Pembangunan kesehatan ditujukan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat setiap orang dalam rangka mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur
kesejahteraan sebagaimana yang dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945.
Pelayanan kesehatan merupakan jalan bagi setap orang untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Dalam rangka meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal tersebut, setiap orang mempunyai hak atas
pelayanan kesehatan (the right to health care). Hak tersebut dalam kehidupan
kita di Indonesia merupakan pengembangan dari hak asasi manusia yang
terkandung dalam Pasal 28H ayat (1) UUD 1945 yaitu setiap orang berhak
hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan
baik dan sehat, serta berhak mendapatkan pelayanan kesehatan.
Masalah pelayanan kesehatan akhir-akhir ini mendapat perhatian cukup
besar. Besarnya perhatian masyarakat terhadap masalah pelayanan kesehatan
ini dapat dilihat dari banyaknya keluhan dan tuntutan agar tenaga kesehatan
dan atau sarana yang berupa korporasi pelayanan kesehatan lebih professional
dalam memberi pelayanan kesehatan sesuai tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing.
Dalam hal pelayanan kesehatan bagi pasien di rumah sakit, mestinya
pelayanan dilakukan secara bermutu dan terjangkau oleh pasien dengan
memperhatikan hak-hak pasien itu sendiri. Pengaturan tentang kewajiban
pelayanan kesehatan di rumah sakit utamanya dalam Pasal 29 ayat (1) huruf b
Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 tetang Rumah Sakit, dikatakan setiap
rumah sakit mempunyai kewajiban memberi pelayanan kesehatan yang aman,
bermutu, anti diskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Rumah sakit merupakan tempat kerja yang unik dan kompleks, tidak saja
menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga merupakan
tempat pendidikan dan penelitian kedokteran. Semakin luas pelayanan
kesehatan dan fungsi suatu rumah sakit maka semakin kompleks peralatan dan
fasilitasnya. Kerumitan yang meliputi segala hal tersebut menyebabkan rumah
sakit mempunyai potensi yang bahaya yang sangat besar, tidak hanya bagi
pasien dan tenaga medis, risiko ini juga membahayakan pengunjung rumah

2
sakit tersebut. (Darmadi, 2008, Infeksi Nosokomial Problematika Dan
Pengendaliannya, salemba Medika. Jakarta. Hlm 1).
Selain untuk mencari kesembuhan, rumah sakit juga merupakan depot
bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun pengunjung
yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang
dilingkungan rumah sakit, seperti : udara, air, lantai, makanan dan benda-benda
peralatan medis maupun non medis. Dari lingkungan kuman dapat sampai ke
tenaga kesehatan.
Penyakit yang biasanya terjadi sebagai akibat kurangnya pemahaman dan
penerapan penanggulangan bahaya infeksi di rumah sakit adalah di antaranya
timbul penyakit infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial yang terjadi pada
penderita yang sedang dalam proses perawatan di rumah sakit merupakan
beban tambahan secara fisik dan psikologis bagi penderita. Secara fisik, beban
tersebut akan terasa lebih berat karena adanya penyakit tambahan di samping
penyakit dasarnya, sehingga hari rawatnya menjadi semakin panjang.
Seperti kita ketahui, infeksi nosokomial adalah infeksi yang menjangkiti
penderita-penderita yang sedang menjalani proses perawatan di rumah sakit.
Infeksi ini terjadi sebagai efek samping dari berbagai prosedur tindakan medis
serta perawatan, yang tentunya sanggat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
penderita secara menyeluruh yang dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas. Sumber penularannya bisa melalui tangan petugas kesehatan, jarum
suntik, kateter, kasa pembalut/perban, bisa juga karena penanganan yang keliru
dalam menangani luka. Kejadian infeksi ini bisa menghambat proses
penyembuhan dan pemulihan pasien, meningkatkan morbiditas dan mortalitas,
serta memperpanjang perawatan sehingga meningkatkan biaya pelayanan
(Linda Tietjen et all, 2004, Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas, Yayasan BiNa Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakata. Hlm 20-3).
Berdasarkan data yang dimiliki HAIs (Healthcare-Associated Infections )
prevalensi di rumah sakit dunia mencapai 9% atau kurang lebih 1,40 juta pasien
rawat inap di rumah sakit seluruh dunia terkena infeksi nosokomial. Penelitian
yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,70% dari 55 rumah
sakit di 14 negara yang berada di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan
Pasifik menunjukkan adanya HAIs. Prevalensi HAIs paling banyak di
Mediterania Timur dan Asia Tenggara yaitu sebesar 11,80% dan 10%
sedangkan di Eropa dan Pasifik Barat masing-masing sebesar 7,70% dan 9%
(Kurniawati, Satyabakti, & Arbianti, 2015).
Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun
2004 menunjukkan bahwa 9,80% pasien rawat inap mendapatkan infeksi

3
nosokomial (HAIs). HAIs yang paling sering terjadi adalah infeksi daerah
operasi (IDO), infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran napas bawah, dan
infeksi aliran darah primer (IADP) (Achmad, 2017).
Infeksi nosokomial penularannya terjadi di rumah sakit.Penularannya bisa
melalui tenaga kesehatan seperti dokter, perawat maupun staf rumah sakit atau
pengunjung baik pasien maupun keluarga pasien.  Infeksi nosocomial ini
muncul dalam waktu antara 48 jam dan empat hari setelah pasien masuk rumah
sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah
pasien keluar rumah sakit.Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur maupun parasit 
Merujuk pada PMK no.24 tahun 2018 tentang penyelengggaraan promosi
kesehatan rumah sakit yang mengamanahkan adanya program pencegahan
penularan penyakit bagi Pasien,termasuk pencegahan infeksi nosokomial.
Untuk mencegah infeksi nosokomial ini juga pemerintah telah mengeluarkan
PMK no. 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) sebagagi acuan dalam pelaksanaan pencegahan infeksi.
Di ruang rawat inap RS Pratama Manggelewa sebagai rumah sakit yang
baru beroperasional, namun melihat angka kunjungan pasien rawat inap yang
semakin meningkat dengan rata-rata kunjungan rawat inap 60 pasien perbulan.
Dan dengan banyak nya penunggu pasien serta keluarga yang silih berganti
mengunjungi pasin selama dirawat. Penulis melihat perlunya di tanamkan
pemahaman dan pengetahuan pada pasien dan keluarga pasien tentang bahaya
penularan infeksi nosokomial. Agar pasien maupun keluarga pasien yang
berkunjung dapat terhindar dari penularan infeksi nosokomial.
Berdasarkan hal tersebut pada kesempatan penugasan aktualisasi ini,
penulis bermaksud mengangkat judul aktualisasi yaitu :Kurangnya pengetahuan
pasien dan keluarga pasien tentang infeksi nosokomial di rungan rawat inap
RS.Pratama Manggelewa.
1.2 TUJUAN
a. Bagi pasien
- Agar pasien dan keluarga mendapatkan pengetahuan tentang apa itu
infeksi nosokomial.
- Agar pasien dan keluarga mengetahui Sumber-sumber infeksi
nosokomial
- Agar pasien dan keluarga mengetahui Pencegahan infeksi nosokomial
- Tercapainya kepuasan pasien dalam menerima pelayanan selama di
rawat.
b. Bagi Instansi
- Tercapainya visi dan misi RS.Pratama Manggelewa

4
- Peningkatan mutu pelayanan akan berdampak terhadap kepercayaan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan
Aktualisasi ini menginternalisasikan nilai dasar tersebut dalam diri ASN
untuk membentuk ASN yang jujur, adil, disiplin, berintegritas, professional,
mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat, dapat memelihara
persatuan bangsa serta selalu setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan
Pemerintah Republik Indonesia.

1.3 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari laporan aktualisasi nilai-nilai dasar profesi ASN ini
terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu menyusun rancangan aktualisasi,
mempresentasikan rancangan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi, menyusun
laporan aktualisasi dan mempresentasikan laporan aktualisasi yang dikaitkan
dengan nilai nilai dasar ASN (ANEKA) serta peran dan kedudukan ASN
didalam NKRI.
Pelaksanaan aktualisasi ini biasa juga disebut dengan habituasi terdiri dari
2 (dua) tahapan yakni On Campus dan Off Campus. Dimana kegiatan ini
berlangsung dari tanggal 20 Februari sampai 11 Maret 2020 (On Campus)
sedangkan aktualisasi dari tanggal 12 Maret sampai dengan 17 April 2020.
Aktualisasi ini diikuti oleh seluruh pasien dan keluarga pasien yang di rawat di
ruangan rawat inap RS.Pratama Manggelewa dalam kurun waktu 1 minggu.

5
BAB II
PENETAPAN ISU

2.1 Identifikasi Isu


Makna Isu Kebijakan Isu dalam pemahamannya memiliki makna yang
berbeda beda. Dalam pembicaraan sehari hari isu sering diartikan sebagai kabar
burung dalam pemahamannya bagi orang awam, sedangkan dalam analisis
kebijakan publik (public policy analysis) dalam makna yang terkandung
bukanlah seperti apa yang umum dipahami oleh orang awam. Sekalipun harus
diakui dalam berbagai literatur istilah isu itu tidak pernah dirumuskan dengan
jelas, namun sebagai suatu “technical term”, utamanya dalam konteks kebijakan
publik, muatan maknanya lebih kurang sama dengan apa yang kerap disebut
sebagai masalah kebijakan (policy problem)
Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan isu sebagai sebuah
masalah yang dikedepankan (untuk ditanggapi dan sebagainya). Regester &
Larkin (2003: 42) menjelaskan bahwa sebuah isu mempresentasikan suatu
kesenjangan antara praktek organisasi dengan harapan-harapan para
stakeholder. Apabila isu tidak ditangani secara baik akan memberikan efek
negatif terhadap organisasi bahkan dapat berlanjut pada tahap krisis. Hogwood
dan Gunn dalam Wahab (2001: 54) menyatakan Isu bukan hanya mengandung
makna adanya masalah atau ancaman, tetapi juga peluang-peluang bagi
tindakan positif tertentu dan kecenderungan-kecendrungan yang dipersiapkan
memiliki nilai potensial yang signifikan.
Dalam proses meningkatkan Mutu Pelayanan dan kepuasan pasien di
RS.Pratama MAnggelewa, ditemukan beberapa isu yang berkaitan dengan nilai-
nilai Pelayanan Publik, Manajemen ASN dan Whole of Government. Sebagai
pelayan publik isu-isu tersebut sangat mempengaruhi sehingga menjadi perlu
untuk dianalisis penyebabnya dan ditemukan solusi untuk menanganinya.
Berdasarkan prinsip-prinsip kedudukan dan peran Pegawai Negeri Sipil dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Isu - isu tersebut antara lain :


No
Isu Sumber Isu
.
1. Kurang lengkapnya pengisian format status Hasil Observasi dan
pasien rawat inap. pengalaman penulis
selama percobaan.
2 Kurangnya pengetahuan pasien dan keluarga Hasil observasi dan
pasien tentang infeksi nosokomial. pengalaman penulis
3 Kurang lengkapnya penyampaian masalah Hasil observasi dan
6
pasien saat hand over. pengalaman penulis
4 Belum optimalnya ketersedian APD (alat Hasil observasi dan
pelindung diri) di ruangan rawat inap. pengalaman penulis
5. Kurangnya kepatuhan tenaga rekam medik Hasil observasi dan
dalam melengkapi identitas pasien. pengalaman penulis

2.2 Penetapan Kualitas Isu Menggunakan Metode APKL


Rancangan aktualisasi yang akan dilaksanaan menggunakan pendekatan
Analisis APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Layak) digunakan
untuk menentukan kelayakan suatu isu sebagai berikut :
Tabel 2.1 Tabel parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 2 3
1 Aktual (A) Isu yang sedang terjadi atau dalam proses kejadian,
sedang hangat dibicarakan di kalangan masyarakat,
atau isu yang diperkirakan bakal terjadi dalam
waktu dekat. Jadi bukan isu yang sudah lepas dari
perhatian masyarakat atau isu yang sudah basi.
2 Problematik (P) Isu yang menyimpang dari harapan standar,
ketentutan yang menimbulkan kegelisahan yang
perlu segera dicari penyebab dan pemecahannya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat hidup
orang banyak, masyarakat pelanggan pada
umumnya, dan bukan hanya untuk kepentingan
seseorang atau sekelompok kecil orang tertentu
saja.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal (logis), pantas, realistis, dan
dapat dibahas sesuai dengan tugas, hak, wewenang,
dan tanggung jawab.

Berikut beb

7
Beberapa isu yang ada pada ruangan rawat inap RS.Pratama Manggelewa
yang ditetapkan menggunakan pendekatan APKL :

Tabel 2.2 Tabel penetapan isu dengan APKL


No Isu A P K L Skor Rangking
1 Kurang lengkapnya pengisian
3 2 5 3 13 V
format status pasien rawat inap.
2 Kurangnya pengetahuan pasien
dan keluarga pasien tentang 5 5 4 5 19 I
infeksi nosokomial.
3 Kurang lengkapnya
penyampaian masalah pasien 4 4 3 3 14 IV
saat hand over.
4 Belum optimalnya ketersedian
APD (alat pelindung diri) di 5 3 4 5 17 II
ruangan rawat inap.
5 Kurangnya kepatuhan tenaga
rekam medik dalam melengkapi 4 3 4 4 15 III
identitas pasien.
Keterangan :
5 : sangat kuat A : Aktual
4 : kuat P : Problem
3 : cukup kuat K :Kekhalayakan
2 : kurang kuat L : Kelayakan
1 : sangat kurang kuat

Setelah mengidentifikasi beberapa isu yang paling urgent untuk


diselesaikan. Dalam mengidetifikasi isu, penulis menggunakan metode
Urgency, Seriousness dan Growth (USG) sebagai alat untuk mengidentifikasi
isu yang ada disekitar lingkungan kerja. USG adalah salah satu metode yang
digunakan untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan.
Caranya adalah dengan menentukan tingkat urgensi, keseriusan dan dampak
perkembangan isu dengan pemberian skala nilai 1 (sangat kurang), sampai 5
(sangat baik) dengan teknik skoring. Isu yang memiliki skor tertinggi
merupakan isu prioritas. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Urgency, yaitu seberapa mendasar suatu isu harus dibahas, dianalisis atau
ditindak lanjuti.

8
2. Seriousness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan.
3. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
Tabel 2.3 Perumusan Isu dan Penetapan Isu dengan Teknik USG

N
Isu/ Permasalahan U S G Total Rangking
o
Kurangnya pengetahuan pasien dan
1 keluarga pasien tentang infeksi 5 5 5 15 I
nosokomial.
Belum optimalnya ketersedian APD
2 (alat pelindung diri) di ruangan rawat 5 5 4 14 II
inap.
Kurangnya kepatuhan tenaga rekam
3 medik dalam melengkapi identitas 5 4 4 13 V
pasien.
Keterangan:
U : Urgency Skor 5 : sangat USG
S : Seriusness Skor 4 : USG
G : Growth Skor 3 : cukup USG
Skor 2 : kurang USG
Skor 1 : tidak USG
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan meggunakan metode APKL dan
USG maka isu yang diangkat adalah “Kurangnya pengetahuan pasien dan
keluarga pasien tentang infeksi nosokomial”
2.3 Dampak Jika Isu Tidak dipecahkan
Sehubungan dengan masalah diatas tidak ditangani maka akan mengakibatkan
- Timbulnya masalah kesehatan baru pada pasien maupun keluar yang dapat
merugikan pasien dan keluarga.
- Membengkaknya biaya perawatan pasien maupun keluarga karna
bertambahnya lama hari rawat pasien.
- Mutu pelayanan di rungan rawat inap RS.Pratama Manggelewa akan
diaggap buruk dan kepuasan pasien akan menurun.
2.4 Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan pemecahan isu yang akan dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang infeksi
nosokomial di ruangan rawat inap RS.Pratama Manggelewa berupa :
1. Konsultasi dengan atasan.

9
2. Perangcangan penyuluhan tentang infeksi nosokomial pada pasien dan

keluarga.

3. Perancangan Pre test dan post tes untuk mengevaluasi keberhasilan

penyuluhan.

4. Melakukan rapat persiapan dan sosialisasi dengan petugas rawat inap

mengenai rencana penyuluhan.

5. Melakukan pre test, penyuluhan tentang infeksi nonsokomial dan post tes

kepada pasien rawat inap RS.Pratama Manggelewa.

6. Evaluasi kegiatan penyuluhan.

10
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Deskripsi Organisasi


3.1.1. Nama Organisasi; Visi, Misi dan Tata Nilai Organisasi
Rumah Sakit Pratama Manggelewa adalah Rumah Sakit yang didirikan
oleh Pemerintah daerah Kabupaten Dompu dibidang pelayanan publik
Khususnya di bidang kesehatan (Rumah Sakit) yang dalam pelaksanaannya
tidak bisa lepas dari peran serta dan interaksi dengan masyarakat.
Rumah Sakit Pratama Manggelewa di dirikan pada tahun 2017
beralamat di jalan lintas Calabai Desa Doromelo Kecamatan Manggelewa
kabupaten Dompu dan diresmikan pada tanggal 26 Novemer 2018 dengan
melihat peraturan Bupati Nomor 13 Tahun 2018.
Adapun Visi dari Rumah Sakit Pratama Manggelewa adalah “
menjadikan Rumah Sakit Umum Pratama Manggelewa sebagai Rumah Sakit
yang profesional dan mempunyai jiwa pelayanan kekeluargaan serta
menjadikan pusat rujukan terbaik dan terpercaya secara menyeluruh dan
optimal”. Dalam mewujudkan visi tersebut Puskesmas Batulanteh memiliki
misi antara lain :
a. Menyediakan jasa pelayanan dan fasilitas kesehatan yang memadai,
berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
b. Pelayanan yang mudah, murah dan cepat serta memberikan pelayanan
kesehatan secara menyeluruh dengan mengutamakan mutu dan kepuasan
pasien yang mengandung arti:
- Menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara menyeluruh
- Mengutamakan mutu dan kepuasan pasien.
Adapun nilai-nilai yang di terapkan dalam pelayanan di RS.Pratama
Manggelewa yaitu:
a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Responsibilitas
d. Independensi
3.1.2. Tugas Pokok dan fungsi organisasi
Sebagai sebuah Rumah Sakit, RS.Pratama Manggelewa mempunyai
tugas pokok menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan kabupaten di
bidang penyelenggaraan pelayanan kesehatan yaitu pelayanan kesehatan
rujukan medis, keperawatan dan pengelolaan rumah tangga rumah sakit
berdasarkan asas otonomi yang menjadi kewenangannya serta tugas lain

11
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Rumah Sakit Umum Daerah
mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan medis;
b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis;
c. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan;
d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
e. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan;
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan rumah sakit; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

3.1.3. Kedudukan penulis dalam organisasi


Dalam organi sasi pelayanan RS.Pratama Manggelewa penulis berkedudukan
sebagai perawat pekasana di rungan rawat inap.

STRUKTUR ORGANISASI RS.PRATAMA


DIREKTUR
dr. Husni
Mubarak

Fungsion KASUBAG TU
SPI Komite
al Medik IRMA SURYANI,
AMK

KASI
PELAYA KASI
PENUNJAN GIZI
NAN G MEDIK
Abdurrahmi Suhardin,
MEDIK
n SKM
FARMASI

RAWA LAB
RAW KBR
T IG POLI
AT
INAP JALA D KIA FISIOTERAPI
N

SANITASI IPAL,
KAMAR JENAZAH

RADIOLOGI

3.1.4. Tugas Pokok dan Fungsi Penulis


Berasarkan Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
No 25 tahun 2014 tentang jabatan fungsional perawat. Perawat adalah Pegawai
Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara
penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pelayanan
keperawatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Fasilitas Pelayanan

12
Kesehatan lainnya. Rincian kegiatan Perawat Ahli Pertama adalah sebagai
berikut:

1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada masyarakat.


2. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada individu.
3. melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga.
4. memberikan konsultasi data pengkajian keperawatan dasar/lanjut.
5. merumuskan diagnose keperawatan pada individu.
6. membuat prioritas diagnosa keperawatan.
7. merumuskan tujuan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan.
8. merumuskan tujuan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan.
9. menetapkan tindakan keperawatan pada individu dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan.
10. menetapkan tindakan keperawatan pada keluarga dalam rangka menyusun
rencana tindakan keperawatan.
11. melakukan stimulasi tumbuh kembang pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif.
12. memfasilitasi adaptasi dalam hospitalisasi pada individu dalam
rangka melakukan upaya promotif.
13. melaksanakan case finding/deteksi dini/ penemuan kasus baru pada
individu dalam rangka melakukan upaya promotif.
14. melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan pada individu;
15. melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien.
16. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarganya.
17. mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular.
18. melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok.
19. melakukan peningkatan/ penguatan kemampuan sukarelawan dalam
meningkatkan masalah kesehatan masyarakat dalam rangka melakukan
upaya promotif.
20. melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat.
21. melakukan manajemen inkontinen urine dalam rangka pemenuhan
kebutuhan eliminasi.
22. melakukan manajemen inkontinen faecal dalam rangka pemenuhan
kebutuhan eliminasi.
23. melakukan upaya membuat pasien tidur.
24. melakukan relaksasi psikologis.
13
25. melakukan tatakelola keperawatan perlindungan terhadap pasien dengan
risiko trauma/injury.
26. melakukan manajemen febrile neutropeni.
27. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan.
28. memfasilitasi pasien dalam pemenuhan kebutuhan spiritual dalam rangka
tindakan keperawatan yang berkaitan dengan ibadah.
29. melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care).
30. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman.
31. mengambil sampel darah melalui arteri, pulmonari arteri, cvp dalam
rangka tindakan keperawatan spesifik terkait kasus dan kondisi pasien.
32. merawat pasien dengan WSD.
33. memantau pemberian elektrolit kosentrasi tinggi.
34. melakukan resusitasi bayi baru lahir.
35. melakukan tatakelola keperawatan pada pasien dengan kemoterapi (pre,
intra, post).
36. melakukan perawatan luka kanker.
37. melakukan penatalaksanaan ekstravasasi; melakukan rehabilitasi mental
spiritual pada individu.
38. melakukan perawatan lanjutan pasca hospitalisasi/bencana dalam rangka
melakukan upaya rehabilitatif pada keluarga.
39. memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal.
40. memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematia.
41. melakukan penatalaksanaan manajemen gejala.
42. melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada individu.
43. memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
44. melakukan dokumentasi perencanaan keperawatan.
45. melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan.
46. melakukan dokumentasi evaluasi keperawatan.
47. menyusun rencana kegiatan individu perawat.
48. melakukan preseptorship dan mentorship.
49. melaksanakan fungsi pengarahan pelaksanaan pelayanan keperawatan
sebagai ketua tim/perawat primer.
50. melaksanakan kegiatan bantuan/partisipasi kesehatan.
51. melaksanakan tugas lapangan di bidang kesehatan.
52. melaksanakan penanggulangan penyakit/ wabah tertentu dan.
53. melakukan supervisi lapangan

14
3.2 Nilai-nilai Dasar Profesi ASN
Dalam rangka menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat, ASN
harus mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang dirumuskan dalam
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) seperti yang telah dijelaskan pada modul Diklat yang disusun
oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan penjelasan sebagai berikut:
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
1) Tanggung jawab (responsibilitas)
Responsibilitas adalah kewajiban bagi setiap personal, individu,
kelompok dan organisasi untuk bertanggungjawab atas tindakan yang
telah dilakukan atau keputusan yang telah di buat.
2) Transparansi
Bisa dalam bentuk lapran atau informasi tertulis yang dapat diakses
oleh publik.
3) Integritas
Integritas adalah kewajiban menjunjung tinggi dan mematuhi semua
hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan dan peraturan
yang berlaku.
4) Keadilan
Dengan adanya keadilan dalam suatu organisasi maka dapat
meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi sehingga kinerja
akan menjadi optimal.
5) Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran
dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
6) Konsisten
Konsisten menjamin stabilitas. Penerapannya memperkuat komitmen
dan kredibilitas anggota organisasi.
7) Kejujuran
Kejujuran mencerminkan adanya akuntabilitas personal. Kejujuran
diperlukan dalam setiap melaksanakan tugas yang dibebankan pada
individu.

15
8) Netralitas
Netralitas ditunjukan dengan sikap netral PNS dari kepentingan
tertentu. Netralitas berarti seorang PNS tidak memihak sesuatu pada
sisi tertentu.
9) Mengatasi konflik kepentingan.
Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul dimana tugas publik
dan kepentingan pribadi bertentangan tidak masalah jika seseorang
mempunyai konflik kepentingan, tetapi bagaiman seseorang tersebut
menyikapinya.
10) Kerja keras adalah suatu usaha/perjuangan dengan sungguh-sungguh
untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan.

B. Nasionalisme
Nasionalisme diartikan sebagai pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghargai bangsa lain.
Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong
untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan
negaranya.
Untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri ASN,
terdapat beberapa indikator nilai yang diambil dari kelima sila dan
Pancasila, yaitu :
1. Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
a. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
b. Hormat-menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama atau keprcayaan kepada orang
lain.
2. Sila “Kemanusian Adil dan Beradab”
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.

16
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebeneran dan keadilan.
h. Bangsa indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat
dunia internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap
saling hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila “Kemanusian yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan”.
a. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Menghargai pendapat orang lain.
d. Musyawarah untuk mufakat.
4. Sila “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
a. Bersikap adil terhadap sesama.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Menolong sesama.
d. Menghargai orang lain.
e. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi orang lain.

C. Etika Publik
Konsep etika berbeda dengan moral, etika publik merupakan
refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau buruk, benar
atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-
nilai etika publik ada didalam Pasal 5 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yaitu :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak .
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
6. Memeilihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada public.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.

17
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong keseteraaan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab ASN semua mesti dilakukan
secara optimal dan dapat memberikan kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik. Ada 4 (empat)
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target
sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur performa untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan pemborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber dana, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang keluar alur.
3. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam wujud profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya.
4. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk atau jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan

18
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Dalam modul
pendidikan dan pelatihan golongan III, komitmen mutu, menurut Berry
dan Surahman dalam Zulian Yamit mengemukakan 5 (lima) dimensi
karakteristik mutu layanan sebagai berikut:
a) Tangibles (Bukti Langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
b) Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan.
c) Responsiviness (daya tangkap), yaitu keinginan para staf membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
resiko ataupun keragu-raguan.
e) Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam hubungan, komunikasi
yang baik dan perhatian.

E. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruption dan corruptus
yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak
bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama,
material, mental dan umum.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang mempunyai jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan

19
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsisten untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
selalu mampu memperdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara mudah.
5. Tanggunjawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbaikan baik demi kemashlahatan sesama manusia. Segala perbuatan
didunia akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya pada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6. Kerja keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya, mencurahkan daya pikir dan kemampuannya dalam
menjalankan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
7. Sederhana
Pribadi yang sederhana akan memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan penolakan kebatilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang tidak dia upayakan. Pemimpin yang
adil akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya dan ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya

20
3.3 Rancangan Kegiatan
Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan setelah kembali ke instansi atau unit kerja penulis, dijabarkan dengan sistematis sejak awal hingga akhir
kegiatan. Di dalam rangcangan aktualisasi juga dijelaskan mengenai tahapan kegiatan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Adapun rincian kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan sebagai berikut :

KONTRIBUSI
OUTPUT PENGUATAN
TAHAPAN Teknik TERHADAP
NO KEGIATAN /HASIL NILAI-NILAI DASAR NILAI-NILAI
KEGIATAN aktualisasi VISI MISI
KEGIATAN ORGANISASI
ORGANISASI
1. Konsultasi a. Konsultasi dengan a. Mendapatka c. Akuntabilitas: - Mengetuk pintu, Menyediakan jasa Meningkatkan sopan

21
dengan atasan direktur RS.Pratama n Tanggung jawab, dan masuk ke ruangan pelayanan dan santun,persatuan dan
Manggelewa persetujuan konsistensi atasan, fasilitas kesehatan tanggungjawab,
b. Menyempaikan jadwal. d. Nasionalisme: mengucapkan yang memadai, dalam organisasi
jadwal kegiatan b. Mendapatka Menggunakan kalimat salam dengan berkualitas dan
yang akan n saran dari dan bahasa Indonesia sopan dan santun. terjangkau oleh
dilakukan. atasan yang baik dan benar - Menjelaskan masyarakat
c. Meminta e. Etika Publik : Cermat, tentang kegiatan
pertimbangan tepat, dan jelas dan tujuan dari
mengenai langkah- f. Komitmen Mutu : kegiatan yang
langkah dalam Efektif, efisien, dan akan dilakukan.
penerapan inovasi - Berjabat tangan,
aktualisasi. g. Anti Korupsi : mengucapkan
Original (tidak terima kasih
meniru/plagiat), - Mengucapkan
keadilan salam dan kembali
ke ruangan
2. Merancang a. Mencari bahan a. Tersusunnya a.Akuntabilitas: -Tanggung jawab - Menyelenggaraka Meningkatkan sopan
penyuluhan penyusunan SAP SAP infeksi Tanggung jawab, dan -Kerjasama n pelayanan santun,persatuan dan
tentang (satuan acara nosokomial konsistensi -Perbaikan mutu kesehatan secara tanggungjawab,
infeksi penyuluhan) b. Tersusuunya b. Nasionalisme: -Disiplin menyeluruh dalam organisasi

22
nosokomial b. Menyusun SAP media Menggunakan kalimat - Mengutamakan
pada pasien (satuan acara penyuluhan dan bahasa Indonesia mutu dan
dan keluarga penyuluhan) c. Tersusunnya yang baik dan benar kepuasan pasien.
c. Menyusun media SOP c. Etika Publik : Cermat,
penyuluhan. pencegahan tepat, dan jelas
d. Menyusun Standar infeksi d. Komitmen Mutu :
operasional nosokomial Efektif, efisien, dan
prosedur inovasi
pencegahan e. Anti Korupsi :
infeksi nosokomial Original (tidak
meniru/plagiat),
keadilan
3. Perancangan a. Menyusun pretes a. Mendapatka a.Akuntabilitas: - Mengucapkan - Menyelenggaraka Meningkatkan sopan
Pretes dan dan post tes n arahan Tanggung jawab, dan salam dengan n pelayanan santun,persatuan dan
Posttes untuk b. Mengkonsultasika tentang konsistensi sopan dan santun kesehatan secara tanggungjawab,
mengevaluasi n pretest dan penyusunan b. Nasionalisme: - Menyampaikan menyeluruh dalam organisasi
keberhasilan posttest pretest dan Menggunakan kalimat kata pembuka - Mengutamakan
penyuluhan penyuluhan pada posttes dan bahasa Indonesia - Menjelaskan mutu dan
direktur b. Tersusunnya yang baik dan benar tentang rancangan kepuasan pasien.
RS.Pratama instrument c. Etika Publik : Cermat, pretes dan posttes

23
Manggelewa pretes dan tepat, dan jelas - Menjelaskan
c. Menjelaskan posttes untuk d. Komitmen Mutu : tentang kegiatan
maksud, waktu penyuluhan Efektif, efisien, dan dan tujuan dari
dan tempat inovasi kegiatan yang akan
diadakanya e. Anti Korupsi : dilakukan
penyuluhan infeksi Original (tidak - Menyampaikan
nosokomial meniru/plagiat), kata penutup
keadilan - Salam penutup

4. Melakukan a. Konsultasi dengan a. Mendapatka a. Akuntabilitas: - Mengidentifikasi Menyediakan jasa Meningkatkan sopan
rapat direktur n persetujuan Tanggung jawab, dan tingkat kepatuhan pelayanan dan santun,persatuan dan
persiapan dan RS.Pratama dari direktur konsistensi perawat tentang fasilitas kesehatan tanggung jawab,
sosialisasi Manggelewa dan rekan b. Nasionalisme: penulisan dan yang memadai, dalam organisasi
dengan b. Menyampaikan profesi agar Menggunakan kalimat kelengkapan berkualitas dan
petugas rawat secara langsung tidak terjadi dan bahasa Indonesia rekam medik. terjangkau oleh
inap kepada petugas konflik saat yang baik dan benar - pretest sebelum masyarakat.pelayan
mengenai rawat inap untuk melakukan c. Etika Publik : dilakukan an guna memenuhi
rencana persiapan kegiatan. Cermat, tepat, dan sosialisasi cakupan pelayanan
penyuluhan pelaksanaan jelas - Post test setelah kesehatan secara
penyuluhan d. Komitmen Mutu : dikakukan menyeluruh

24
c. Menjelaskan Efektif, efisien, dan sosialisasi
maksud, waktu inovasi
dan tempat e. Anti Korupsi :
diadakanya Original (tidak
sosialisasi agar meniru/plagiat),
tidak terjadi keadilan
konflik atau
kesalahpahaman
ketika sosialisasi
berlangsung
5 Melaksanakan a. Melakukan pretes a. Adanya a. Akuntabilitas : - Mengidentifikasi - Menyelenggaraka Meningkatkan sopan
sebagai acuan peningkatan Tanggung jawab, dan
pretest tingkat n pelayanan santun,persatuan dan
awal tentang pengetahuan konsistensi
penyuluhan pengetahuan awal pasien dan pengetahuan kesehatan secara tanggungjawab,
b. Nasionalisme :
pasien dan keluarga
dan posttest Berbahasa Indonesia pasien dan menyeluruh dalam organisasi
keluarga terhadap tentang
kepada pasien infeksi nasokomial infeksi yang baik dan benar keluarga tentang - Mengutamakan
b. Melaksanakan nosokomial c. Etika Publik :
rawat inap infeksi mutu dan
penyuluhan Cermat, tepat, dan
menggunakan jelas nosokomial kepuasan pasien.
media-media yang d. Komitmen Mutu : Dengan cara
telah di siapkan
Efektif, efisien, dan
c. Melakukan posttes membandingkan
sebagai bahan inovasi
e. Anti Korupsi : pretest sebelum
pembanding

25
tentang tingkat Original (tidak dilakukan
pengetahuan meniru/plagiat), penyuluhan
pasien dan keadilan
keluarga. - Post test setelah
d. Semua kegiatan di
dikakukan
lakukan ri ruang
rawat inap penyuluhan
6. Evaluasi Pre test dilakukan a. Adanya a. Akuntabilitas : - Mengidentifikasi - Menyediakan Pre test dilakukan
oleh penulis dan peningkatan Tanggung jawab, dan oleh perawat Rawat
Kegiatan tingkat kepatuhan jasa pelayanan
hasilnya akan pengetahuan konsistensi Inap dan hasilnya
penyuluhan pasien dan perawat tentang dan fasilitas
dibandingkan dengan b. Nasionalisme : akan dibandingkan
keluarga
Postest test untuk Berbahasa Indonesia penulisan dan kesehatan yang dengan Postest test
terhadap
mengetahui apakah infeksi yang baik dan benar kelengkapan memadai, untuk mengetahui
terdapat peningkatan nosokomial c. Etika Publik : apakah terdapat
rekam medik. berkualitas dan
hasil Cermat, tepat, dan peningkatan hasil
jelas Dengan cara terjangkau oleh
d. Komitmen Mutu : membandingkan masyarakat.
Efektif, efisien, dan
pretest sebelum - Menyelenggaraka
inovasi
e. Anti Korupsi : dilakukan n pelayanan
Original (tidak sosialisasi kesehatan secara
meniru/plagiat), - Post test setelah menyeluruh
keadilan
dikakukan - Mengutamakan
sosialisasi mutu dan
kepuasan pasien

26
3.4 Jadwal Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Maret 2020 April 2020 Bukti Kegiatan
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Konsultasi dengan atasan 1. Dokumentasi berupa foto
2. Lembar konsultasi

2. Perangcangan penyuluhan tentang 1. Satuan acara


infeksi nosokomial pada pasien dan penyuluhan,
keluarga 2. Lembar SOP
pencegahan infeksi
nasokomial
3. Perancangan Pre test dan post tes untuk 1. Lembar pretest dan
posttest
mengevaluasi keberhasilan penyuluhan
4. Melakukan rapat persiapan dan 1. Dokumentasi berupa
sosialisasi dengan petugas rawat inap foto
mengenai rencana penyuluhan
5. Melakukan pre test, penyuluhan tentang 1. Lembar pretest
infeksi nonsokomial dan post tes kepada 2. Dokumentasi foto
pasien rawat inap RS.Pratama kegiatan

27
Manggelewa 3. Lembar postest

6. Evaluasi kegiatan penyuluhan Dokumentasi resume


kegiatan

Keterangan:
: Hari libur

: Pelaksanaan Kegiatan

28

Anda mungkin juga menyukai