DISUSUN OLEH
NIP. 199006112019031006
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
sakit tersebut. (Darmadi, 2008, Infeksi Nosokomial Problematika Dan
Pengendaliannya, salemba Medika. Jakarta. Hlm 1).
Selain untuk mencari kesembuhan, rumah sakit juga merupakan depot
bagi berbagai macam penyakit yang berasal dari penderita maupun pengunjung
yang berstatus karier. Kuman penyakit ini dapat hidup dan berkembang
dilingkungan rumah sakit, seperti : udara, air, lantai, makanan dan benda-benda
peralatan medis maupun non medis. Dari lingkungan kuman dapat sampai ke
tenaga kesehatan.
Penyakit yang biasanya terjadi sebagai akibat kurangnya pemahaman dan
penerapan penanggulangan bahaya infeksi di rumah sakit adalah di antaranya
timbul penyakit infeksi nosokomial. Infeksi nosokomial yang terjadi pada
penderita yang sedang dalam proses perawatan di rumah sakit merupakan
beban tambahan secara fisik dan psikologis bagi penderita. Secara fisik, beban
tersebut akan terasa lebih berat karena adanya penyakit tambahan di samping
penyakit dasarnya, sehingga hari rawatnya menjadi semakin panjang.
Seperti kita ketahui, infeksi nosokomial adalah infeksi yang menjangkiti
penderita-penderita yang sedang menjalani proses perawatan di rumah sakit.
Infeksi ini terjadi sebagai efek samping dari berbagai prosedur tindakan medis
serta perawatan, yang tentunya sanggat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan
penderita secara menyeluruh yang dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas. Sumber penularannya bisa melalui tangan petugas kesehatan, jarum
suntik, kateter, kasa pembalut/perban, bisa juga karena penanganan yang keliru
dalam menangani luka. Kejadian infeksi ini bisa menghambat proses
penyembuhan dan pemulihan pasien, meningkatkan morbiditas dan mortalitas,
serta memperpanjang perawatan sehingga meningkatkan biaya pelayanan
(Linda Tietjen et all, 2004, Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Dengan Sumber Daya Terbatas, Yayasan BiNa Pustaka
Sarwono Prawirohardjo, Jakata. Hlm 20-3).
Berdasarkan data yang dimiliki HAIs (Healthcare-Associated Infections )
prevalensi di rumah sakit dunia mencapai 9% atau kurang lebih 1,40 juta pasien
rawat inap di rumah sakit seluruh dunia terkena infeksi nosokomial. Penelitian
yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa sekitar 8,70% dari 55 rumah
sakit di 14 negara yang berada di Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara, dan
Pasifik menunjukkan adanya HAIs. Prevalensi HAIs paling banyak di
Mediterania Timur dan Asia Tenggara yaitu sebesar 11,80% dan 10%
sedangkan di Eropa dan Pasifik Barat masing-masing sebesar 7,70% dan 9%
(Kurniawati, Satyabakti, & Arbianti, 2015).
Penelitian yang dilakukan di 11 rumah sakit di DKI Jakarta pada tahun
2004 menunjukkan bahwa 9,80% pasien rawat inap mendapatkan infeksi
3
nosokomial (HAIs). HAIs yang paling sering terjadi adalah infeksi daerah
operasi (IDO), infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran napas bawah, dan
infeksi aliran darah primer (IADP) (Achmad, 2017).
Infeksi nosokomial penularannya terjadi di rumah sakit.Penularannya bisa
melalui tenaga kesehatan seperti dokter, perawat maupun staf rumah sakit atau
pengunjung baik pasien maupun keluarga pasien. Infeksi nosocomial ini
muncul dalam waktu antara 48 jam dan empat hari setelah pasien masuk rumah
sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, atau dalam waktu 30 hari setelah
pasien keluar rumah sakit.Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh bakteri,
virus, jamur maupun parasit
Merujuk pada PMK no.24 tahun 2018 tentang penyelengggaraan promosi
kesehatan rumah sakit yang mengamanahkan adanya program pencegahan
penularan penyakit bagi Pasien,termasuk pencegahan infeksi nosokomial.
Untuk mencegah infeksi nosokomial ini juga pemerintah telah mengeluarkan
PMK no. 27 tahun 2017 tentang pedoman pencegahan dan pengendalian infeksi
(PPI) sebagagi acuan dalam pelaksanaan pencegahan infeksi.
Di ruang rawat inap RS Pratama Manggelewa sebagai rumah sakit yang
baru beroperasional, namun melihat angka kunjungan pasien rawat inap yang
semakin meningkat dengan rata-rata kunjungan rawat inap 60 pasien perbulan.
Dan dengan banyak nya penunggu pasien serta keluarga yang silih berganti
mengunjungi pasin selama dirawat. Penulis melihat perlunya di tanamkan
pemahaman dan pengetahuan pada pasien dan keluarga pasien tentang bahaya
penularan infeksi nosokomial. Agar pasien maupun keluarga pasien yang
berkunjung dapat terhindar dari penularan infeksi nosokomial.
Berdasarkan hal tersebut pada kesempatan penugasan aktualisasi ini,
penulis bermaksud mengangkat judul aktualisasi yaitu :Kurangnya pengetahuan
pasien dan keluarga pasien tentang infeksi nosokomial di rungan rawat inap
RS.Pratama Manggelewa.
1.2 TUJUAN
a. Bagi pasien
- Agar pasien dan keluarga mendapatkan pengetahuan tentang apa itu
infeksi nosokomial.
- Agar pasien dan keluarga mengetahui Sumber-sumber infeksi
nosokomial
- Agar pasien dan keluarga mengetahui Pencegahan infeksi nosokomial
- Tercapainya kepuasan pasien dalam menerima pelayanan selama di
rawat.
b. Bagi Instansi
- Tercapainya visi dan misi RS.Pratama Manggelewa
4
- Peningkatan mutu pelayanan akan berdampak terhadap kepercayaan
pasien terhadap pelayanan yang diberikan
Aktualisasi ini menginternalisasikan nilai dasar tersebut dalam diri ASN
untuk membentuk ASN yang jujur, adil, disiplin, berintegritas, professional,
mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat, dapat memelihara
persatuan bangsa serta selalu setia dan taat kepada Negara Kesatuan dan
Pemerintah Republik Indonesia.
5
BAB II
PENETAPAN ISU
Berikut beb
7
Beberapa isu yang ada pada ruangan rawat inap RS.Pratama Manggelewa
yang ditetapkan menggunakan pendekatan APKL :
8
2. Seriousness, yaitu seberapa serius suatu isu harus dikaitkan dengan akibat
yang akan ditimbulkan.
3. Growth, yaitu seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika
tidak ditangani segera.
Tabel 2.3 Perumusan Isu dan Penetapan Isu dengan Teknik USG
N
Isu/ Permasalahan U S G Total Rangking
o
Kurangnya pengetahuan pasien dan
1 keluarga pasien tentang infeksi 5 5 5 15 I
nosokomial.
Belum optimalnya ketersedian APD
2 (alat pelindung diri) di ruangan rawat 5 5 4 14 II
inap.
Kurangnya kepatuhan tenaga rekam
3 medik dalam melengkapi identitas 5 4 4 13 V
pasien.
Keterangan:
U : Urgency Skor 5 : sangat USG
S : Seriusness Skor 4 : USG
G : Growth Skor 3 : cukup USG
Skor 2 : kurang USG
Skor 1 : tidak USG
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan meggunakan metode APKL dan
USG maka isu yang diangkat adalah “Kurangnya pengetahuan pasien dan
keluarga pasien tentang infeksi nosokomial”
2.3 Dampak Jika Isu Tidak dipecahkan
Sehubungan dengan masalah diatas tidak ditangani maka akan mengakibatkan
- Timbulnya masalah kesehatan baru pada pasien maupun keluar yang dapat
merugikan pasien dan keluarga.
- Membengkaknya biaya perawatan pasien maupun keluarga karna
bertambahnya lama hari rawat pasien.
- Mutu pelayanan di rungan rawat inap RS.Pratama Manggelewa akan
diaggap buruk dan kepuasan pasien akan menurun.
2.4 Gagasan Pemecahan Isu
Gagasan pemecahan isu yang akan dilaksanakan dalam upaya
meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga pasien tentang infeksi
nosokomial di ruangan rawat inap RS.Pratama Manggelewa berupa :
1. Konsultasi dengan atasan.
9
2. Perangcangan penyuluhan tentang infeksi nosokomial pada pasien dan
keluarga.
penyuluhan.
5. Melakukan pre test, penyuluhan tentang infeksi nonsokomial dan post tes
10
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
11
sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Untuk menyelenggarakan tugasnya, Rumah Sakit Umum Daerah
mempunyai fungsi:
a. Penyelenggaraan pelayanan medis;
b. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis dan non medis;
c. Penyelenggaraan pelayanan asuhan keperawatan;
d. Penyelenggaraan pelayanan rujukan;
e. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan;
f. Pengelolaan urusan ketatausahaan rumah sakit; dan
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Fungsion KASUBAG TU
SPI Komite
al Medik IRMA SURYANI,
AMK
KASI
PELAYA KASI
PENUNJAN GIZI
NAN G MEDIK
Abdurrahmi Suhardin,
MEDIK
n SKM
FARMASI
RAWA LAB
RAW KBR
T IG POLI
AT
INAP JALA D KIA FISIOTERAPI
N
SANITASI IPAL,
KAMAR JENAZAH
RADIOLOGI
12
Kesehatan lainnya. Rincian kegiatan Perawat Ahli Pertama adalah sebagai
berikut:
14
3.2 Nilai-nilai Dasar Profesi ASN
Dalam rangka menciptakan pelayanan prima kepada masyarakat, ASN
harus mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN yang dirumuskan dalam
ANEKA (Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan
Anti Korupsi) seperti yang telah dijelaskan pada modul Diklat yang disusun
oleh Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan penjelasan sebagai berikut:
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
1) Tanggung jawab (responsibilitas)
Responsibilitas adalah kewajiban bagi setiap personal, individu,
kelompok dan organisasi untuk bertanggungjawab atas tindakan yang
telah dilakukan atau keputusan yang telah di buat.
2) Transparansi
Bisa dalam bentuk lapran atau informasi tertulis yang dapat diakses
oleh publik.
3) Integritas
Integritas adalah kewajiban menjunjung tinggi dan mematuhi semua
hukum yang berlaku, undang-undang, kontrak, kebijakan dan peraturan
yang berlaku.
4) Keadilan
Dengan adanya keadilan dalam suatu organisasi maka dapat
meningkatkan kepercayaan dan kredibilitas organisasi sehingga kinerja
akan menjadi optimal.
5) Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan, peran
dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan
organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
6) Konsisten
Konsisten menjamin stabilitas. Penerapannya memperkuat komitmen
dan kredibilitas anggota organisasi.
7) Kejujuran
Kejujuran mencerminkan adanya akuntabilitas personal. Kejujuran
diperlukan dalam setiap melaksanakan tugas yang dibebankan pada
individu.
15
8) Netralitas
Netralitas ditunjukan dengan sikap netral PNS dari kepentingan
tertentu. Netralitas berarti seorang PNS tidak memihak sesuatu pada
sisi tertentu.
9) Mengatasi konflik kepentingan.
Konflik kepentingan adalah situasi yang timbul dimana tugas publik
dan kepentingan pribadi bertentangan tidak masalah jika seseorang
mempunyai konflik kepentingan, tetapi bagaiman seseorang tersebut
menyikapinya.
10) Kerja keras adalah suatu usaha/perjuangan dengan sungguh-sungguh
untuk mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan.
B. Nasionalisme
Nasionalisme diartikan sebagai pandangan tentang rasa cinta yang
wajar terhadap bangsa dan negara dan sekaligus menghargai bangsa lain.
Nasionalisme adalah manifestasi kesadaran nasional yang mengandung
cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk merebut
kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai pendorong
untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat, bangsa dan
negaranya.
Untuk menumbuhkan semangat nasionalisme dalam diri ASN,
terdapat beberapa indikator nilai yang diambil dari kelima sila dan
Pancasila, yaitu :
1. Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
a. Percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.
b. Hormat-menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina
kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing.
d. Tidak memaksakan suatu agama atau keprcayaan kepada orang
lain.
2. Sila “Kemanusian Adil dan Beradab”
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan
kewajiban antara sesama manusia.
b. Saling mencintai sesama manusia.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
16
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
g. Berani membela kebeneran dan keadilan.
h. Bangsa indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari masyarakat
dunia internasional dan dengan itu harus mengembangkan sikap
saling hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
3. Sila “Kemanusian yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan”.
a. Mengutamakan kepentingan Negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
c. Menghargai pendapat orang lain.
d. Musyawarah untuk mufakat.
4. Sila “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
a. Bersikap adil terhadap sesama.
b. Menghormati hak-hak orang lain.
c. Menolong sesama.
d. Menghargai orang lain.
e. Melakukan pekerjaan yang berguna bagi orang lain.
C. Etika Publik
Konsep etika berbeda dengan moral, etika publik merupakan
refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik atau buruk, benar
atau salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan kebijakan
publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-
nilai etika publik ada didalam Pasal 5 Ayat (2) Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara yaitu :
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
3. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak .
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.
6. Memeilihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada public.
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna dan santun.
10. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.
17
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
13. Mendorong keseteraaan dalam pekerjaan.
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
D. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan untuk menjaga mutu kinerja pegawai.
Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab ASN semua mesti dilakukan
secara optimal dan dapat memberikan kepuasan kepada stakeholder.
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik. Ada 4 (empat)
indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target
sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang
telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun hasil kerja.
Efektifitas organisasi tidak hanya diukur performa untuk mencapai
target (rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber
daya, melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
2. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai
hasil tanpa menimbulkan pemborosan. Sedangkan efisiensi merupakan
tingkat ketepatan realisasi penggunaan sumber daya dan bagaimana
pekerjaan dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya
pemborosan sumber dana, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan
prosedur dan mekanisme yang keluar alur.
3. Inovasi
Inovasi pelayanan publik adalah hasil pemikiran yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam wujud profesionalisme
layanan publik yang berbeda dari sebelumnya.
4. Mutu
Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk atau jasa yang diberikan
kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
18
melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Dalam modul
pendidikan dan pelatihan golongan III, komitmen mutu, menurut Berry
dan Surahman dalam Zulian Yamit mengemukakan 5 (lima) dimensi
karakteristik mutu layanan sebagai berikut:
a) Tangibles (Bukti Langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai dan sarana komunikasi.
b) Reliability (Kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan
pelayanan dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang
telah dijanjikan.
c) Responsiviness (daya tangkap), yaitu keinginan para staf membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
d) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan dan
sifat dapat dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya,
resiko ataupun keragu-raguan.
e) Empaty, yaitu meliputi kemudahan dalam hubungan, komunikasi
yang baik dan perhatian.
E. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin yaitu corruption dan corruptus
yang berarti perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat disuap, tidak
bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama,
material, mental dan umum.
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang
diperhatikan, yaitu :
1. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas.
2. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang mempunyai jiwa sosial tinggi akan
memperhatikan lingkungan sekelilingnya dimana masih terdapat
banyak orang yang tidak mampu, menderita, dan membutuhkan uluran
tangan.
3. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang
menjadi tidak bergantung pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan
19
daya pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak
akan menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak
bertanggungjawab demi mencapai keuntungan sesaat.
4. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsisten untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
selalu mampu memperdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai kedisplinan
tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan kekayaan
dengan cara mudah.
5. Tanggunjawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari
bahwa keberadaaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan
perbaikan baik demi kemashlahatan sesama manusia. Segala perbuatan
didunia akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya pada Tuhan Yang
Maha Esa, masyarakat, negara dan bangsanya. Dengan kesadaran
seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam perbuatan
tercela dan nista.
6. Kerja keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya, mencurahkan daya pikir dan kemampuannya dalam
menjalankan tugas dan berkarya dengan sebaik-baiknya.
7. Sederhana
Pribadi yang sederhana akan memenuhi kebutuhannya dengan
semestinya tanpa berlebih-lebihan. Kekayaan utama yang menjadi
modal kehidupannya adalah ilmu pengetahuan.
8. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan penolakan kebatilan. Ia tidak akan
mentolerir adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan
secara tegas.
9. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang tidak dia upayakan. Pemimpin yang
adil akan memberi kompensasi yang adil kepada bawahannya sesuai
dengan kinerjanya dan ingin mewujudkan keadilan dan kemakmuran
bagi masyarakat dan bangsanya
20
3.3 Rancangan Kegiatan
Kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan setelah kembali ke instansi atau unit kerja penulis, dijabarkan dengan sistematis sejak awal hingga akhir
kegiatan. Di dalam rangcangan aktualisasi juga dijelaskan mengenai tahapan kegiatan dan hasil yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Adapun rincian kegiatan
aktualisasi yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
KONTRIBUSI
OUTPUT PENGUATAN
TAHAPAN Teknik TERHADAP
NO KEGIATAN /HASIL NILAI-NILAI DASAR NILAI-NILAI
KEGIATAN aktualisasi VISI MISI
KEGIATAN ORGANISASI
ORGANISASI
1. Konsultasi a. Konsultasi dengan a. Mendapatka c. Akuntabilitas: - Mengetuk pintu, Menyediakan jasa Meningkatkan sopan
21
dengan atasan direktur RS.Pratama n Tanggung jawab, dan masuk ke ruangan pelayanan dan santun,persatuan dan
Manggelewa persetujuan konsistensi atasan, fasilitas kesehatan tanggungjawab,
b. Menyempaikan jadwal. d. Nasionalisme: mengucapkan yang memadai, dalam organisasi
jadwal kegiatan b. Mendapatka Menggunakan kalimat salam dengan berkualitas dan
yang akan n saran dari dan bahasa Indonesia sopan dan santun. terjangkau oleh
dilakukan. atasan yang baik dan benar - Menjelaskan masyarakat
c. Meminta e. Etika Publik : Cermat, tentang kegiatan
pertimbangan tepat, dan jelas dan tujuan dari
mengenai langkah- f. Komitmen Mutu : kegiatan yang
langkah dalam Efektif, efisien, dan akan dilakukan.
penerapan inovasi - Berjabat tangan,
aktualisasi. g. Anti Korupsi : mengucapkan
Original (tidak terima kasih
meniru/plagiat), - Mengucapkan
keadilan salam dan kembali
ke ruangan
2. Merancang a. Mencari bahan a. Tersusunnya a.Akuntabilitas: -Tanggung jawab - Menyelenggaraka Meningkatkan sopan
penyuluhan penyusunan SAP SAP infeksi Tanggung jawab, dan -Kerjasama n pelayanan santun,persatuan dan
tentang (satuan acara nosokomial konsistensi -Perbaikan mutu kesehatan secara tanggungjawab,
infeksi penyuluhan) b. Tersusuunya b. Nasionalisme: -Disiplin menyeluruh dalam organisasi
22
nosokomial b. Menyusun SAP media Menggunakan kalimat - Mengutamakan
pada pasien (satuan acara penyuluhan dan bahasa Indonesia mutu dan
dan keluarga penyuluhan) c. Tersusunnya yang baik dan benar kepuasan pasien.
c. Menyusun media SOP c. Etika Publik : Cermat,
penyuluhan. pencegahan tepat, dan jelas
d. Menyusun Standar infeksi d. Komitmen Mutu :
operasional nosokomial Efektif, efisien, dan
prosedur inovasi
pencegahan e. Anti Korupsi :
infeksi nosokomial Original (tidak
meniru/plagiat),
keadilan
3. Perancangan a. Menyusun pretes a. Mendapatka a.Akuntabilitas: - Mengucapkan - Menyelenggaraka Meningkatkan sopan
Pretes dan dan post tes n arahan Tanggung jawab, dan salam dengan n pelayanan santun,persatuan dan
Posttes untuk b. Mengkonsultasika tentang konsistensi sopan dan santun kesehatan secara tanggungjawab,
mengevaluasi n pretest dan penyusunan b. Nasionalisme: - Menyampaikan menyeluruh dalam organisasi
keberhasilan posttest pretest dan Menggunakan kalimat kata pembuka - Mengutamakan
penyuluhan penyuluhan pada posttes dan bahasa Indonesia - Menjelaskan mutu dan
direktur b. Tersusunnya yang baik dan benar tentang rancangan kepuasan pasien.
RS.Pratama instrument c. Etika Publik : Cermat, pretes dan posttes
23
Manggelewa pretes dan tepat, dan jelas - Menjelaskan
c. Menjelaskan posttes untuk d. Komitmen Mutu : tentang kegiatan
maksud, waktu penyuluhan Efektif, efisien, dan dan tujuan dari
dan tempat inovasi kegiatan yang akan
diadakanya e. Anti Korupsi : dilakukan
penyuluhan infeksi Original (tidak - Menyampaikan
nosokomial meniru/plagiat), kata penutup
keadilan - Salam penutup
4. Melakukan a. Konsultasi dengan a. Mendapatka a. Akuntabilitas: - Mengidentifikasi Menyediakan jasa Meningkatkan sopan
rapat direktur n persetujuan Tanggung jawab, dan tingkat kepatuhan pelayanan dan santun,persatuan dan
persiapan dan RS.Pratama dari direktur konsistensi perawat tentang fasilitas kesehatan tanggung jawab,
sosialisasi Manggelewa dan rekan b. Nasionalisme: penulisan dan yang memadai, dalam organisasi
dengan b. Menyampaikan profesi agar Menggunakan kalimat kelengkapan berkualitas dan
petugas rawat secara langsung tidak terjadi dan bahasa Indonesia rekam medik. terjangkau oleh
inap kepada petugas konflik saat yang baik dan benar - pretest sebelum masyarakat.pelayan
mengenai rawat inap untuk melakukan c. Etika Publik : dilakukan an guna memenuhi
rencana persiapan kegiatan. Cermat, tepat, dan sosialisasi cakupan pelayanan
penyuluhan pelaksanaan jelas - Post test setelah kesehatan secara
penyuluhan d. Komitmen Mutu : dikakukan menyeluruh
24
c. Menjelaskan Efektif, efisien, dan sosialisasi
maksud, waktu inovasi
dan tempat e. Anti Korupsi :
diadakanya Original (tidak
sosialisasi agar meniru/plagiat),
tidak terjadi keadilan
konflik atau
kesalahpahaman
ketika sosialisasi
berlangsung
5 Melaksanakan a. Melakukan pretes a. Adanya a. Akuntabilitas : - Mengidentifikasi - Menyelenggaraka Meningkatkan sopan
sebagai acuan peningkatan Tanggung jawab, dan
pretest tingkat n pelayanan santun,persatuan dan
awal tentang pengetahuan konsistensi
penyuluhan pengetahuan awal pasien dan pengetahuan kesehatan secara tanggungjawab,
b. Nasionalisme :
pasien dan keluarga
dan posttest Berbahasa Indonesia pasien dan menyeluruh dalam organisasi
keluarga terhadap tentang
kepada pasien infeksi nasokomial infeksi yang baik dan benar keluarga tentang - Mengutamakan
b. Melaksanakan nosokomial c. Etika Publik :
rawat inap infeksi mutu dan
penyuluhan Cermat, tepat, dan
menggunakan jelas nosokomial kepuasan pasien.
media-media yang d. Komitmen Mutu : Dengan cara
telah di siapkan
Efektif, efisien, dan
c. Melakukan posttes membandingkan
sebagai bahan inovasi
e. Anti Korupsi : pretest sebelum
pembanding
25
tentang tingkat Original (tidak dilakukan
pengetahuan meniru/plagiat), penyuluhan
pasien dan keadilan
keluarga. - Post test setelah
d. Semua kegiatan di
dikakukan
lakukan ri ruang
rawat inap penyuluhan
6. Evaluasi Pre test dilakukan a. Adanya a. Akuntabilitas : - Mengidentifikasi - Menyediakan Pre test dilakukan
oleh penulis dan peningkatan Tanggung jawab, dan oleh perawat Rawat
Kegiatan tingkat kepatuhan jasa pelayanan
hasilnya akan pengetahuan konsistensi Inap dan hasilnya
penyuluhan pasien dan perawat tentang dan fasilitas
dibandingkan dengan b. Nasionalisme : akan dibandingkan
keluarga
Postest test untuk Berbahasa Indonesia penulisan dan kesehatan yang dengan Postest test
terhadap
mengetahui apakah infeksi yang baik dan benar kelengkapan memadai, untuk mengetahui
terdapat peningkatan nosokomial c. Etika Publik : apakah terdapat
rekam medik. berkualitas dan
hasil Cermat, tepat, dan peningkatan hasil
jelas Dengan cara terjangkau oleh
d. Komitmen Mutu : membandingkan masyarakat.
Efektif, efisien, dan
pretest sebelum - Menyelenggaraka
inovasi
e. Anti Korupsi : dilakukan n pelayanan
Original (tidak sosialisasi kesehatan secara
meniru/plagiat), - Post test setelah menyeluruh
keadilan
dikakukan - Mengutamakan
sosialisasi mutu dan
kepuasan pasien
26
3.4 Jadwal Rencana Pelaksanaan
Kegiatan Maret 2020 April 2020 Bukti Kegiatan
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Konsultasi dengan atasan 1. Dokumentasi berupa foto
2. Lembar konsultasi
27
Manggelewa 3. Lembar postest
Keterangan:
: Hari libur
: Pelaksanaan Kegiatan
28