Anda di halaman 1dari 10

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar PNS


Angkatan : Bogor 19
Nama Peserta : Nurwidiani,A.Md.Kep
Nomor Daftar Hadir : 35
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDM Jawa Barat
Nama Mata Pelajaran : Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of
Government

A. POKOK PIKIRAN
Berdasarkan UU Nomor 5 tahun 2014 tentang aparatur sipil negara telah bertekad
untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-undang
ini merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun apparat sipil negara yang memiliki integritas, professional dan netral serta
bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat Pegawai Negeri
Sipil (PNS) sebagai abdi negara sekaligus pelayan masyarakat wajib memiliki
pengetahuan tentang kedudukan dan peran PNS dalam kerangka Negara Republik
Indonesia (NKRI) untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, dan perekat dan pemersatu bangsa sehingga mampu mengelola
tantangan masalah keragaman sosial-kultural dengan menggunakan perspektif Whole
of Government dalam mendukung tugas jabatannya. Kemampuan tersebut diperoleh
melalui pembelajaran mata pelatihan yang meliputi Manajemen ASN, Pelayanan
Publik, dan Whole of Government. Dengan begitu diharapkan dapat menciptakan ASN
yang memiliki pemahaman menyeluruh tentang kedudukan dan peran PNS dalam
NKRI.

1. MANAJEMEN ASN

Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peran yang amat penting dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat. Berbagai tantangan yang dihadapi oleh
aparatur sipil negara dalam mencapai tujuan tersebut semakin banyak dan berat, baik
berasal dari luar maupun dalam negeri yang menuntut aparatur sipil negara untuk
meningkatkan profesionalitasnya. Perkembangan teknologi komunikasi dan transportasi
menjadikan aksesibilitas semakin mudah. Dalam kenyataannya birokrasi pemerintahan
masih menjadi hambatan dalam pembangunan, yang ditandai dengan masih rendahnya
kinerja pelayanan dan masih tingginya angka korupsi di Indonesia.
Pemerintah melalui UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah
bertekad untuk mengelola aparatur sipil negara menjadi semakin profesional, agar
mampu menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat. UU
ASN mencoba meletakkan beberapa perubahan mendasar dalam manajemen SDM,
yang mengedepankan kompetisi dan kompetensi ASN dalam promosi dan pengisian
jabatan. UU ASN juga menempatkan pegawai ASN sebagai sebuah profesi yang harus
memiliki standar pelayanan profesi, nilai dasar, kode etik dan kode perilaku profesi,
pendidikan dan pengembangan profesi, serta memiliki organisasi profesi yang dapat
menjaga nilai-nilai dasar profesi. Dalam manajemen ASN terdapat 3 pokok materi
yaitu:
a). Kedudukan ASN
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai,
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang
unggul selaras dengan perkembangan jaman. Dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara, diatur. Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas
Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh
dan intervensi semua golongan dan partai politik. Pegawai ASN dilarang menjadi
anggota dan/atau pengurus partai politik. Kedudukan ASN berada di pusat, daerah,
dan luar negeri, namun demikian pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Kesatuan
bagi ASN ini sangat penting, mengingat dengan adanya desentralisasi dan otonomi
daerah, sering terjadi adanya isu putra daerah yang hampir terjadi dimana-mana,
sehingga kondisi tersebut merupakan ancaman bagi kesatuan bangsa.
b). Peran ASN
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai Pelaksana kebijakan publik, Pelayan publik dan Perekat dan pemersatu
bangsa. Selanjutnya Pegawai ASN bertugas Melaksanakan kebijakan yang dibuat
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang
undangan, Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, dan,
Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Selanjutnya peran dari Pegawai ASN yaitu sebagai perencana, pelaksana, dan
pengawas penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari
intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Untuk itu,
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. ASN berfungsi, bertugas dan berperan
untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN senantiasa dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah.
c). Hak dan Kewajiban ASN
Hak PNS yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut pns berhak memperoleh
Gaji, tunjangan, dan fasilitas Cuti Jaminan pensiun dan jaminan hari tua
Perlindungan dan,Pengembangan kompetensi. Berdasarkan pasal 92 UU ASN,
pemerintah juga wajib memberikan perlindungan berupa Jaminan kesehatan,
Jaminan kecelakaan kerja, Jaminan kematian, dan Bantuan hukum.
Kewajiban pegawai asn yang disebutkan dalam UU asn adalah: - Setia dan taat
pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
 Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
 Menaati ketentuan peraturan perundang- undangan;
 Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
kesadaran, dan tanggung jawab;
 Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan
tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
 Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
 Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

d). Kode Etik dan Perilaku ASN


Dalam UU ASN disebutkan bahwa profesi ASN berlandaskan pada kode
etikdan kode perilaku yang bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN.
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:

 Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggungjawab, dan berintegritas


tinggi
 Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
 Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang
Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan;
 Menjaga kerahasian yang menyangkut kebijakan Negara;
 Menggunakan kekayaan dan barang milik Negara secara
bertanggungjawab,efektif, dan efisien
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
 Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
 tidak menyalahgunakan informasi intern Negara, tugas, status, kekuasaan, dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain;
 Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN dan melaksanakan ketentuan.

2. PELAYANAN PUBLIK
1). Dasar Hukum Pelayanan Publik
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik; - Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik;
 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota; - Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
tentang Organisasi Perangkat Daerah;
 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
25/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman Penyusunan Indeks Kepuasan
Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah;
 Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
26/KEP/M.PAN/2/2004 tentang Petunjuk Teknis Transparansi dan
Akuntabilitas dalam Penyelenggaraan Pelayanan Publik;
 Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER
05/M.PAN/04/2009 tentang Pedoman Umum Penanganan Pengaduan
Masyarakat Bagi Instansi Pemerintah;
2). Pengertian Pelayanan Publik
Departemen Dalam Negeri menyebutkan bahwa Pelayanan publik adalah suatu
proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan
kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap
pelayanan menghasilkan produk,baik berupa barang dan jasa (Pengembangan
Kelembagaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, 2004). Pendapat lainnya mengatakan
pelayanan publik merupakan segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan dilingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat (Lembaga Administrasi Negara: 1998).
Menurut Lovelock, Christoper H, 1991:7, mengatakan bahwa service adalah
produk yang tidak berwujud, berlangsung sebentar dan dirasakan atau dialami”
Artinya service merupakan produk yang tidak ada wujud atau bentuknya sehingga
tidak ada bentuk yang dapat dimiliki, dan berlangsung sesaat atau tidak tahan lama,
tetapi dialami dan dapat dirasakan oleh penerima layananSedangkan definisi yang
saat ini menjadi rujukan utama dalam penyelenggaraan pelayanan publik
sebagaimana termuat dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai. dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa,dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan
publik. Kepmen PAN Nomor 58 Tahun 2002 mengelompokkan tiga pelayanan dari
instansi serta BUMN/BUMD. Pengelompokkan jenis pelayanan tersebut didasarkan
pada ciri- ciri dan sifat kegiatan serta produk pelayanan yang dihasilkan, yaitu
pelayanan administratif, pelayanan barang, dan pelayanan jasa.
3). Prinsip Pelayanan Publik
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan dan
menerapkan prinsip - prinsip: - Partisipatif. - Transparan. - Responsif. - Tidak
diskriminatif. - Mudah dan Murah. - Efektif dan Efisien. - Aksesibel. - Akuntabel. -
Berkeadilan.
4). Pola Pelayan Publik
Pola penyelenggaraan pelayanan publik meliputi:
 fungsional, yaitu pola pelayanan publik diberikan oleh Penyelenggara, sesuai
dengan tugas, fungsi dan kewenangannya;
 terpusat, yaitu pola pelayanan publik diberikan secara tunggal oleh
Penyelenggara berdasarkan pelimpahan wewenang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
 terpadu, terdiri atas: terpadu satu atap, yaitu pola pelayanan terpadu satu atap
diselenggarakan dalam satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan
yang tidak mempunyai keterkaitan proses dan dilayani melalui beberapa pintu;
dan terpadu satu pintu, yaitu pola pelayanan terpadu satu pintu
diselenggarakan pada satu tempat yang meliputi berbagai jenis pelayanan yang
memiliki keterkaitan proses dan dilayani melalui satu pintu.
 Gugus tugas, yaitu petugas pelayanan publik secara perorangan atau dalam
bentuk gugus tugas yang ditempatkan pada instansi pemberi pelayanan dan
lokasi pemberian pelayanan tertentu.

3. WHOLE OF GOVERNMENT (WOG)


Whole of Government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruahn sector dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan-tujuan pembanguan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan kategori
hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1. Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan dampak
b) Dialog atau pertukaran informasi
c) Joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara

2. Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi


a) Joint working, atau kolaborasi sementara;
b) Joint ventrure, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada pekerjaan besar
yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
c) Satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai mekanisme
integrative.
3. Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a) Aliansi strartegis, yaitu perencanaan jangka Panjang, kerjasama pada isu besar yang
menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
b) Union, berupa unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak; merger, yaitu
penggabungan ke dalam struktur baru.

B. PENERAPAN POKOK PIKIRAN


PENERAPAN MANAJEMEN ASN SEBAGAI PERAWAT ISO COVID-19
RUMAH SAKIT

N POKOK PIKIRAN PENERAPAN


O
1) Melakukan absensi pegawai PNS menggunakan aplikasi
1 Manajemen ASN
sicantik dan absensi manual sesuai jam kerja yang berlaku.
2) Melakukan laporan harian kinerja pegawai di website milik
pemerintah Kabupaten Bogor
3) Mengikuti Pelatihan Pengelolaan ASN
4) Memahami Tupoksi sebagai Perawat ISO Covid-19
5) Bekerja sesuai dengan kode etik
6) Mempunyai surat tanda registrasi (STR) yang aktif sesuai
dengan ketentuan legalitas
7) Menerapkan pelayanan Asuhan Keperawatan yang prima dan
komprehensip
8) Melengkapi data kepegawaian profesi perawat ISO Covid-19
9) Mengikuti Pelatihan dan Upgrade Keilmuan sesuai
kompetensi Perawat
10) Melaksanakan suvervisi dalam bidang komite
keperawatan yang berjenjang

1) Akuntabel
2 PELAYANAN
Bertanggung jawab dalam pemberian asuhan keperawatan
PUBLIK
serta pendokumentasian Tindakan keperawatan, melakukan
pelayanan sesuai dengan SOP, Bertanggung jawab atas
keselamatan dan keamanan di ruang ISO Covid-19,
Menggunakan APD sesuai standar yang di tetapkan untuk
perawat ISO Covid-19 (APD Level 3), bertanggung jawab
ketikan pelayanan alat medis sudah dalam keadaan steril, dan
memastikan terdapat pembuangan limbah medis dan non
medis.
2) Partisipatif
Melaksanakan Pelatihan Perawatan Kominitas untuk menjalin
koordinasi yang baik dengan masyarakat dan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat di era pandemic.
3) Transparan
Membuat laporan ISO Covid-19 dengan baik dan jujur.
Merencanakan permintaan obat dan alat medis sesuai
kebutuhan dan tidak di lebihkan, Melaporkan Laporan
bulanan dengan jujur, Mengatakan pengkajian keperawatan
pasien dengan jujur dan tanpa di lebihkan.
4) Responsif
Menangani pasien darurat sesuai dengan SOP
5) Tidak Diskriminatif
Menjaga rahasia rekam medis/ riwayat medis pasien dan
Tidak membeda-bedakan pasien umum dan pasien BPJS atau
pasien yang berkebutuhan khusus saat melakukan pelayanan
kesehatan demi kemanusiaan
6) Efektif dan Efisien
Bertugas sesuai dengan SOP, mengikuti pelatihan PPI untuk
Rumah Sakit, menggunakan APD sesuai dengan ketentuan,
kontribusi dan bertanggung jawab dalam persiapan dan
pelaksanaan akreditasi.

7) Aksesibel
Koordinasi dengan ruangan emergency demi terciptanya
keamanan dan keselamatan transport pasien.
8) Adil
saat memeriksapasien tidak pernah membeda-bedakan pasien
baik dari suku, ras maupun kekayaan pasien tersebut. Hal ini
sesuai dengan pengamalan Pancasila sila kelima yaitu
keadilan

3 WHOLE OF
1) Menerima rujukan kasus medik lanjutan dan merujuk kasus
GOVERNMENT
(WOG) spesialistik yang tidak dapat ditangani di rumah sakit.
2) Memberi penyuluhan pada pasien tentang Prone Posisition
terhadap pasien Covid-19
3) Menggerakkan dan meningkatkan kemampuan perawat ahli
dalam bidang medis dalam rangka peningkatan mutu.
4) Membantu pelaksanaan kegiatan keperawatan komunitas
dalam kegiatan 3T Covid-19
5) Membantu pelaksanaan kegiatan-kegiatan fungsi manajemen
bidang keperawatan dan komite mutu keperawatan
6) Membantu program komite keperawatan dalam peningkatan
mutu pelayanan
7) Membantu Kepala Ruangan membuat laporan bulanan ruang
Isolasi Covid-19.
8) Mengidentifikasi, merencanaan, memecahkan, dan
mengevaluasi masalah keperawatan ISO Covid-29 setiap
Shift Dinas.
9) Mengkoordinir dan memonitor seluruh Advice Medik
10) Koordinasi instalasi farmasi, penunjang, gizi terhadap kualitas
pelayanan keperawatan ISO Covid-19

Anda mungkin juga menyukai