Dengan beragamnya ketrampilan dan spesialisasi yang kompleks dalam profesi keperawatan,
maka setiap perawat dapat memiliki keahlian khusus tertentu seperti perawat ICU, perawat IGD,
perawat bedah, perawat anestesi dan masih banyak lagi.
Kini, seiring kemajuan zaman dalam sejarah keperawatan, ilmu keperawatan juga ikut
berkembang yang mana penilaian dan pemeliharaan terhadap pasien tidak hanya menganut pada
hasil tes saja melainkan juga lewat pemikiran kritis, proses keperawatan hingga
mengintegrasikan data objektif dengan pengalaman subjektif dari kebutuhan fisik, biologis serta
perilaku pasien. Ini semua demi memastikan supaya setiap pasien mendapatkan perawatan
maksimal dan terbaik.
DEFINISI PERAWAT
Usai mengenal ilmu keperawatan dan definisi perawat, yuk berlanjut memahami tugas perawat
pelaksana menurut beberapa referensi dan undang-undang Permenpan. Berdasarkan kesepakatan
lokakarya tahun 1983, tugas perawat berdasarkan fungsinya dalam memberi asuhan
keperawatan itu ada 17 poin antara lain
Dengan adanya kesepakatan dari lokakarnya, pada akhirnya terbentuklah tugas perawat terampil
atau pelaksana atau fungsional yang tertuang dalam PERMENPAN nomor 35 tahun 2019 pasal
8, yang terdiri dari 18 butir utama.
BERDASARKAN PERMENPAN NO 35 TAHUN 2019
Jadi, setiap pelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas hingga rumah sakit dapat mengacu
pada perundang-undangan diatas supaya tugas perawat puskesmas, tugas perawat rumah sakit,
tugas perawat keluarga tidak tumpang tindih dengan tugas pokok tim medis atau tenaga
kesehatan lainya.
Dari sekian banyak tugas perawat tersebut, anda tentunya bisa mengambil point penting bahwa
ketika menghadapi dunia kerja di pelayanan kesehatan milik pemerintah atau swasta ada
baiknya pemberian tugas sebagai seorang perawat tetap mengacu pada perundangan-undangan.
Berbicara soal peran perawat, ada cukup banyak sumber yang mengulasnya namun pada intinya
hampir sama secara keseluruhan. Berikut ada dua sumber yang menjelaskan detail peran
perawat di pelayanan kesehatan.
Hal ini sudah dikenal sejak dulu bahwa perawat secara langsung maupun tidak
langsung memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok hingga masyarakat. Biasanya dalam dunia keperawatan dikenal dengan
proses keperawatan
Sebagai pendidik, perawat juga berperan mendidik siapapun baik itu pasien maupun
tenaga kesehatan yang berada di lingkunganya sebagai tanggung jawab penuh. Seperti
misalnya pendidikan kesehatan, penyuluhan kepada keluarga atau kelompok tertentu.
Sedangkan proses pendidikan kepada tenaga kesehatan seperti teman-teman perawat
yang sedang magang atau praktik keperawatan di pelayanan kesehatan biasa dikenal
dengan CI (Clinical Instruktur).
Sebagai pengelola, perawat diberikan tanggung jawab lebih besar untuk mengelola
pelayanan, manajemen keperawatan, kualitas asuhan keperawatan, mengorganisikan
seta mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. Biasanya orang-orang di dalamnya
adalah perawat struktural yang sudah dibekali pengetahuan tentang fungsi, posisi
hingga lingkup kewenanganya. Contohnya, kepala ruang, kepala bidang keperawatan,
manajer keperawatan.
Ketika sudah memilih sebagai perawat peneliti, maka diharapkan anda diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah yang sedang terjadi di masa sekarang, lalu
menerapkan prinsip dan metode penelitian untuk bisa menghasilkan penelitian terbaru
yang bisa meningkatkan mutu asuhan dan pendidikan keperawatan. Tidak hanya itu
saja, dengan pengusaaan teknologi informasi di bidang kesehatan pula, para perawat
peneliti dapat turut andil dalam memperkukuh sekaligus memajukan profesi
keperawatan. Biasanya hal ini dilakukan oleh perawat-perawat dari kalangan akademisi
seperti pendidik atau dosen.
MENURUT KONSORSIUM KESEHATAN TAHUN 1989
Artinya, sudah jelas bila perawat memang harus memperhatikan kebutuhan dasar
manusia (KDM) melalui proses asuhan keperawatan yang meliputi identifikasi masalah,
penentuan diagnosa masalah, melakukan perencanaan, dilanjutkan implementasi dan
evaluasi tindakan keperawatan.
Peran berikutnya yaitu sebagai koordinator atau dalam pelayanan rumah sakit disebut
katim (ketua tim). Jadi, sebagai pemegang progam turut serta dalam mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga bisa memberikan
pelayanan sesuai kebutuhan pasien.
Dalam hal ini, peran perawat lebih luas untuk mulai mengadakan identifikasi masalah,
perencanaan, kerjasama, perubahan signifikan dan terarah demi mewujudukan metode
pelayanan keperawatan yang baru dan sesuai bagi kebutuhan klien.
Ada 3 jenis fungsi perawat menurut sumber study.com yang mana mencakup fungsi independen,
dependen dan interdependen. Untuk lebih jelasnya simak ulasan dibawah ini.
a. Fungsi Independen
Fungsi perawat disini sebagai perawat mandiri profesional yang melakukan tindakan
berdasarkan ilmu keperawatan. Oleh sebab itu, tanggung jawab sepenuhnya berada di
tangan perawat. Perawat juga diberikan leluasa untuk mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan keperawatan tanpa melibatkan pihak lain.
b. Fungsi Dependen
Fungsi kedua yakni dependen yang merupakan tindakan pelayanan kesehatan atas
pelimpahan wewenang dari tenaga medis (dalam hal ini dokter) atau tenaga kesehatan
lain sepeti petugas analis laboratorium. Misalnya, menyuntik pasien, memasang infus,
pengambilan spesimen darah atau pemberian obat pada pasien dan lain-lain. Jadi, setiap
keberhasilan maupun kegagalan dari tindakan tersebut akan sepenuhnya tetap menjadi
tanggung jawab dokter.
c. Fungsi Interdependen
Ket :
5 = Sangat
Besar 4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil
Alasan :
Dari tabel USG diatas dapat disimpulkan bahwa, masalah pasokan oksigen yang kurang akan
sangat berpengaruh kepada pasien dan harus segera diselesaikan dikarenakan :
1. Pasien yang hampir rata-rata dengan kondisi sesak apabila tidak adanya pasokan
oksigen atau seketika oksigen habis maka akan memperburuk keadaan pasien.
2. Hari rawat akan semakin panjang jika keadaan pasien diperburuk dengan kurangnya
pasokan oksigen
3. Tidak mampu menolong pasien yang gawat darurat atau sedang dibutuhkannya alat
bantu nafas berupa ventilator jika tekanan oksigennya tidak mencukupi yang
seharusnya.
Analisis SWOT
Alternatif Solusi : Alternatif solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah diatas
yaitu perhitungan daya guna oksigen pada setiap pasien dan setiap alat bantu nafas yang
digunakan.
1. Strenget (Kekuatan)
Dengan menerapkan perhitungan daya penggunaan oksigen, kita dapat mengetahui
kebutuhan oksigen perharinya yang kemudian nantinya akan dikalkulasikan sehingga
keluar hasil berapa hari untuk pasokan oksigen sentral habis, dan jumlah oksigen
transport harus dapat diperhitungkan sehingga nantinya siap siaga untuk
didistribusikan ketika oksigen sentral ada kendala.
2. Weakness (Kelemahan)
Ketika waktu pemesanan pengisian oksigen terkendala oleh jarak dan memakan waktu
sehingga pengisian oksigen sentral tertunda karena kendala tersebut, sehingga dapat
dipastikan seluruh pasien yang membutuhkan oksigen terhambat mendapatkannya.
3. Oportunity (Kesempatan)
Ketika sudah mengetahui oksigen sentral akan habis dalam waktu berapa lama maka
beberapa hari sebelum oksigen sentral habis harus sudah dipesan kembali untuk
pasokan oksigennya, perlu diperhatikan pula untuk setiap harinya harus diadakan
pengecekan regulator oksigen sentral sehingga akan terus terpantau untuk pasokan
oksigennya.
4. Threat (Ancaman)
Jika tidak terkontrol setiap harinya walaupun sudah ada perhitungannya maka
kemungkinan untuk habis diluar perhitungan akan terjadi, karena melonjaknya pasien
dan kebutuhan oksigen yang banyak, jika terjadi kehabisan oksigen diluar perhitungan
maka akan memperburuk keadaan pasien yang membutuhkan oksigen, bahkan
kemungkinan pasien meninggal tidak dapat dikelak karena kebutuhan utama pasien
tidak ada.