Anda di halaman 1dari 9

TUGAS INDIVIDU

Program Pelatihan : Pelatihan dasar CPNS


Angkatan : 19
Nama Mata Pelajaran : Peran dan Kedudukan PNS dalam NKRI
Nama Peserta : Nurwidiani Amd. Kep
Nomor Daftar Hadir : 35
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDM Prov. Jabar

A. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat dalam NKRI

Dilansir dari nursingworld.org bahwa keperawatan digambarkan sebagai ilmu, seni, hati dan


pikiran. Jadi, keempatnya berkolaborasi dalam memenuhi kebutuhan dan asuhan keperawatan
pada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan sakit maupun sehat.

Dengan beragamnya ketrampilan dan spesialisasi yang kompleks dalam profesi keperawatan,
maka setiap perawat dapat memiliki keahlian khusus tertentu seperti perawat ICU, perawat IGD,
perawat bedah, perawat anestesi dan masih banyak lagi.

Kini, seiring kemajuan zaman dalam sejarah keperawatan, ilmu keperawatan juga ikut
berkembang yang mana penilaian dan pemeliharaan terhadap pasien tidak hanya menganut pada
hasil tes saja melainkan juga lewat pemikiran kritis, proses keperawatan hingga
mengintegrasikan data objektif dengan pengalaman subjektif dari kebutuhan fisik, biologis serta
perilaku pasien. Ini semua demi memastikan supaya setiap pasien mendapatkan perawatan
maksimal dan terbaik.

DEFINISI PERAWAT

Berbeda dengan keperawatan, perawat atau nurse adalah orang yang melakukan proses


keperawatan, memiliki kemampuan dan kewenangan tindakan berdasarkan ilmu yang
diperolehnya saat menempuh pendidikan keperawatan, menurut UU kesehatan no.23 tahun
1992. Sementara, menurut menurut Permenkes tahun 2010, bahwa perawat adalah seseorang
yang sudah lulus dari pendidikan keperawatan baik di dalam maupun di luar negeri sesuai
peraturan perundang-undangan. Sedangkan pada praktiknya maka perawat yang berhak
melakukan pekerjaanya adalah yang sesuai dengan Keputusan Menkes Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat pada pasal 1 ayat. dalam
peraturaan Mentri Kesehatan terbaru yakni UU nomor 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan
bahwa perawat sendiri terbagi menjadi 2 jenis yakni perawat vokasi dan perawat profesi.
a. Perawat Vokasi adalah perawat lususan pendidikan vokasi keperawatan, paling rendah
progam Diploma Tiga Keperawatan (D3)
b. Perawat Profesi adalah perawat lulus pendidikan profesi keperawatan, yang merupakan
progam profesi Keperawatan dan Progam spesialis keperawatan

TUGAS PERAWAT PELAKSANA

Usai mengenal ilmu keperawatan dan definisi perawat, yuk berlanjut memahami tugas perawat
pelaksana menurut beberapa referensi dan undang-undang Permenpan. Berdasarkan kesepakatan
lokakarya tahun 1983, tugas perawat berdasarkan fungsinya dalam memberi asuhan
keperawatan itu ada 17 poin antara lain

BERDASARKAN LOKAKARYA TAHUN 1983

1. menganalisis dan menginterpreasi data


2. mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan
3. mengembangkan rencana tindakan keperawatan
4. meneraplkan konsep dan prinsip-prinsi ilmu perilakua, sosial budaya, ilmu biomedik
dana melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia
5. menilai tingkat pencapaian tujuan
6. menentukan kriteria yang bisa diukur dalam proses interventi (perencanaan
keperawatan)
7. mencatat data dalam proses keperawatan
8. mengevaluasi data permasalahan keperawatan
9. mencatat dan memonitor kualitas asuhan keperawata
10. mengidentifikasi berbagai masalah penelitiaan dalam bidang keperawatan
11. membuat rencana usulan penelitian keperawatan terbaru
12. menerapkan hasil penelitian dalam praktik keperawatan
13. melakukan identifikasi kebutuhan PENKES (Pendidikan Kesehatan)
14. membuatan planning (rencana) penyuluhan kesehatan
15. melaksansakan dana mengevaluasi kegiatan penyuluhan kesehatan
16. mewujudkan komunikasi efektif dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lainya
turut serta dalam pelayanan kesehatan secara individu, keluarga kelompok maupun
masyarakat

Dengan adanya kesepakatan dari lokakarnya, pada akhirnya terbentuklah tugas perawat terampil
atau pelaksana atau fungsional yang tertuang dalam PERMENPAN nomor 35 tahun 2019 pasal
8, yang terdiri dari 18 butir utama.
BERDASARKAN PERMENPAN NO 35 TAHUN 2019

1. melakukan pengkajian keperawatan dasar individu


2. melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan (askep)
3. melaksanakan edukasi PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam rangka upaya
promotif
4. memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan atau pelindung fisik pada pasien untuk
mencegah resiko cederea pada individu untuk upaya preventif
5. memberikan oksigenasi sederhana
6. memberikan tindakan keperawatan pada kondisi darurat/bencana/kritikal
7. memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman serta bebas dari risiko
penularan infeksi
8. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area medikal bedah
9. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhan di area anak
10. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area maternitas
11. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhana di area komunitas
12. melakukan intervensi keperawatan spesifik yang sederhan di area jiwa
13. melakukan tindakan terapi komplementer/holistik
14. melakukan tindakan keperawatan pada pasien dengna intervensi pembedahan tahap
pre/intra/post operasi
15. memberikan perawatan pada pasien dalam rangka perawatan paliatif
16. memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual pada pasien dalam kondisi
berduka/kehilangan/menjelang ajal saat proses keperawatan
17. melakukan perawatan luka
18. melakukan dokumentasi tindakan keperawatan

Jadi, setiap pelayanan kesehatan seperti klinik, puskesmas hingga rumah sakit dapat mengacu
pada perundang-undangan diatas supaya tugas perawat puskesmas, tugas perawat rumah sakit,
tugas perawat keluarga tidak tumpang tindih dengan tugas pokok tim medis atau tenaga
kesehatan lainya.

Dari sekian banyak tugas perawat tersebut, anda tentunya bisa mengambil point penting bahwa
ketika menghadapi dunia kerja di pelayanan kesehatan milik pemerintah atau swasta ada
baiknya pemberian tugas sebagai seorang perawat tetap mengacu pada perundangan-undangan.

Undang-undang tersebut terdiri dari Permenpan RB no 35 tahun 2019 yang sifatnya jelas dan


terlindungi secara hukum negara serta keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1239/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktik Perawat
PERAN PERAWAT DI PELAYANAN KESEHATAN

Berbicara soal peran perawat, ada cukup banyak sumber yang mengulasnya namun pada intinya
hampir sama secara keseluruhan. Berikut ada dua sumber yang menjelaskan detail peran
perawat di pelayanan kesehatan.

MENURUT LOKAKARYA TAHUN 1983

a. Peran perawat sebagai pelaksana pelayanan keperawatan

Hal ini sudah dikenal sejak dulu bahwa perawat secara langsung maupun tidak
langsung memberikan pelayanan asuhan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok hingga masyarakat. Biasanya dalam dunia keperawatan dikenal dengan
proses keperawatan

b. Peran perawat sebagai pendidik dalam keperawatan

Sebagai pendidik, perawat juga berperan mendidik siapapun baik itu pasien maupun
tenaga kesehatan yang berada di lingkunganya sebagai tanggung jawab penuh. Seperti
misalnya pendidikan kesehatan, penyuluhan kepada keluarga atau kelompok tertentu.
Sedangkan proses pendidikan kepada tenaga kesehatan seperti teman-teman perawat
yang sedang magang atau praktik keperawatan di pelayanan kesehatan biasa dikenal
dengan CI (Clinical Instruktur).

c. Peran perawat sebagai pengelola pelayanan keperawatan

Sebagai pengelola, perawat diberikan tanggung jawab lebih besar untuk mengelola
pelayanan, manajemen keperawatan, kualitas asuhan keperawatan, mengorganisikan
seta mengendalikan sistem pelayanan keperawatan. Biasanya orang-orang di dalamnya
adalah perawat struktural yang sudah dibekali pengetahuan tentang fungsi, posisi
hingga lingkup kewenanganya. Contohnya, kepala ruang, kepala bidang keperawatan,
manajer keperawatan.

d. Peran perawat sebagai peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan

Ketika sudah memilih sebagai perawat peneliti, maka diharapkan anda diharapkan
mampu mengidentifikasi masalah yang sedang terjadi di masa sekarang, lalu
menerapkan prinsip dan metode penelitian untuk bisa menghasilkan penelitian terbaru
yang bisa meningkatkan mutu asuhan dan pendidikan keperawatan. Tidak hanya itu
saja, dengan pengusaaan teknologi informasi di bidang kesehatan pula, para perawat
peneliti dapat turut andil dalam memperkukuh sekaligus memajukan profesi
keperawatan. Biasanya hal ini dilakukan oleh perawat-perawat dari kalangan akademisi
seperti pendidik atau dosen.
MENURUT KONSORSIUM KESEHATAN TAHUN 1989

a. Peran perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan

Artinya, sudah jelas bila perawat memang harus memperhatikan kebutuhan dasar
manusia (KDM) melalui proses asuhan keperawatan yang meliputi identifikasi masalah,
penentuan diagnosa masalah, melakukan perencanaan, dilanjutkan implementasi dan
evaluasi tindakan keperawatan.

b. Peran perawat sebagai advokat klien

Advokat disisi maksudnya perawat berperan sebagai interpretasi berbagai macam


informasi baik dari keluarga pasien maupun dari tenaga kesehatan lain. Namun
informasi paling penting disini bertujuan agar klien mendapatkan haknya sebagai
pasien sehingga memperoleh pelayanan terbaik. Misalnya, hal mengetahui penyakitnya,
hak privasi, hak untuk menolak, hak untuk menyetujui tindakan dan lain-lain.

c. Peran perawat sebagai konsultan

Bisa menempatkan diri sebagai konsultaan khususnya yang berkaitan dengan


permintaan pasien dalam hal informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan. Bisa
dibilang menjadi tempat konsultasi oleh klien atau keluarga klien.

d. Peran perawat sebagai coordinator

Peran berikutnya yaitu sebagai koordinator atau dalam pelayanan rumah sakit disebut
katim (ketua tim). Jadi, sebagai pemegang progam turut serta dalam mengarahkan,
merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan sehingga bisa memberikan
pelayanan sesuai kebutuhan pasien.

e. Peran perawat sebagai kolaborator

Kolaborator maksudnya perawat dapat berkolaborasi atau bekerjasama dengan tim


kesehatan lain seperti dokter, ahli gizi, laboratorium, radiologi dalam upaya
mengindentifikasi, diskusi, tukar pendapat sampai penentuan pelayanan berkelanjutan
terhadapa pasien.

f. Peran perawat sebagai educator

Edukator adalah melakukan pendidikan kesehatan terhadap pasien, keluarga, kelompok


atau masyarakat dengan tujuan meningkatkan tingkat pengetahuan mereka, gejala
penyakit bahkan tindakan yang diberikan. Tujuanya tidak lain agar terjadinya
perubahan perilaku klien ke arah yang lebih baik dalam menjaga kesehatanya.

g. Peran perawat sebagai pembaharuan

Dalam hal ini, peran perawat lebih luas untuk mulai mengadakan identifikasi masalah,
perencanaan, kerjasama, perubahan signifikan dan terarah demi mewujudukan metode
pelayanan keperawatan yang baru dan sesuai bagi kebutuhan klien.

FUNGSI PERAWAT DI PELAYANAN KESEHATAN

Ada 3 jenis fungsi perawat menurut sumber study.com yang mana mencakup fungsi independen,
dependen dan interdependen. Untuk lebih jelasnya simak ulasan dibawah ini.

a. Fungsi Independen

Fungsi perawat disini sebagai perawat mandiri profesional yang melakukan tindakan
berdasarkan ilmu keperawatan. Oleh sebab itu, tanggung jawab sepenuhnya berada di
tangan perawat. Perawat juga diberikan leluasa untuk mengambil keputusan dalam
melakukan tindakan keperawatan tanpa melibatkan pihak lain.

b. Fungsi Dependen

Fungsi kedua yakni dependen yang merupakan tindakan pelayanan kesehatan atas
pelimpahan wewenang dari tenaga medis (dalam hal ini dokter) atau tenaga kesehatan
lain sepeti petugas analis laboratorium. Misalnya, menyuntik pasien, memasang infus,
pengambilan spesimen darah atau pemberian obat pada pasien dan lain-lain. Jadi, setiap
keberhasilan maupun kegagalan dari tindakan tersebut akan sepenuhnya tetap menjadi
tanggung jawab dokter.

c. Fungsi Interdependen

Terakhir adalah fungsi interdependen, dalam artian perawat mampu bekerjasama


dengan tim medis atu tim kesehatan lainya. Jadi, berkolaborasi untuk memberikan
pelayanan terbaik pada pasien demi memaksimalkan proses kesembuhan. Biasanya, tim
ini dipimpin oleh seorang dokter kemudian tenaga kesehatan lain menjadi mitra yang
memiliki tugas dan kewajiban memenuhi kebutuhan pasien.
B. Identifikasi Isu di RSUD Cileungsi terkait Tupoksi
a. Lonjakan Pasien kasus Covid 19
b. Kurangnya Tenaga Medis
c. Kurangnya fasilitas tempat tidur dan alat medis lainnya
d. Kurangnya Pasokan Oksigen diRumah Sakit

C. Hubungan Isu dengan Agenda 3


Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI
No Isu Data Fakta Management Pelayanan Whole of
ASN Publik Government
1. Lonjakan Penumpukan Ketersediaan Mampu Memprioritaska Saling
Pasien pasien dari obat -obatan, mengkoordinasi n pasien dengan bekerja sama
kasus berbagai tempat kamar dengan baik gejala yang antar sesama
covid 19 umur, ada tidur akan antar sesama dirawat dirumah unit, dari
mulai dari ditambah, pada unit sakit mulai
lansia bagian IGD pendaftaran
hingga anak- ditambahkannya sampai
anak tenda darurat apotek

2. Kurangny Banyaknya Banyak nakes Mengatur Memastikan Saling


a Tenaga pasien yang tertular kembali untuk pembagian tugas bekerja sama
Medis sehingga covid 19 pembagian jam yang efektif antar sesama
membuat kerja unit
nakes
kewalahan
dalam
menangani
lonjakan
pasien
3. Kurangny Terjadinya Ketersediaan Mengatur Memastikan Kerjasama,
a fasilitas penumpukanobat -obatan, kembali untuk pembagian tugas dan
tempat pasien tempat kamar pembagian jam yang efektif memanfaatkan
tidur dan tidur akan kerja fasilitas yang
alat medis ditambah, pada ada tanpa
lainnya bagian IGD memaksakan
ditambahkannya
tenda darurat
4. Kurangny Jumlah Karena lonjakan Perhitungan Kelola dan Memiliki
a pasokan oksigen pasien yang yang tepat mendata pasien antisipasi
oksigen habis tidak membutuhkan untuk prioritas dengan
dirumah sesuai dan penggunaan ketersediaan
sakit perhitungan menggunakan oksigen tabung
oksigen oksigen yang
ada
D. Tapisan Isu
Pemilihan Isu Total isu
terpilih
dari USG
NO Pokok Identifikasi Isu USG (Urgency,
Pembahasan Isu Seriousness, Growth)
U S G
1. Kasus Covid 19 Lonjakan Pasien kasus 4 4 4 12 II
Covid 19

2. SDM di Rumah Kurangnya Tenaga 3 3 3 9 IV


Sakit Medis
3. Sarana dan Kurangnya fasilitas 4 3 3 10 III
Prasarana tempat tidur dan alat
medis lainnya
4. Lingkungan Kurangnya pasokan 5 5 5 15 I
Rumah Sakit oksigen dirumah sakit

Ket :
5 = Sangat
Besar 4 = Besar
3 = Sedang
2 = Kecil
1 = Sangat Kecil

Alasan :

Dari tabel USG diatas dapat disimpulkan bahwa, masalah pasokan oksigen yang kurang akan
sangat berpengaruh kepada pasien dan harus segera diselesaikan dikarenakan :
1. Pasien yang hampir rata-rata dengan kondisi sesak apabila tidak adanya pasokan
oksigen atau seketika oksigen habis maka akan memperburuk keadaan pasien.
2. Hari rawat akan semakin panjang jika keadaan pasien diperburuk dengan kurangnya
pasokan oksigen
3. Tidak mampu menolong pasien yang gawat darurat atau sedang dibutuhkannya alat
bantu nafas berupa ventilator jika tekanan oksigennya tidak mencukupi yang
seharusnya.
Analisis SWOT

Alternatif Solusi : Alternatif solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi masalah diatas
yaitu perhitungan daya guna oksigen pada setiap pasien dan setiap alat bantu nafas yang
digunakan.

1. Strenget (Kekuatan)
Dengan menerapkan perhitungan daya penggunaan oksigen, kita dapat mengetahui
kebutuhan oksigen perharinya yang kemudian nantinya akan dikalkulasikan sehingga
keluar hasil berapa hari untuk pasokan oksigen sentral habis, dan jumlah oksigen
transport harus dapat diperhitungkan sehingga nantinya siap siaga untuk
didistribusikan ketika oksigen sentral ada kendala.
2. Weakness (Kelemahan)
Ketika waktu pemesanan pengisian oksigen terkendala oleh jarak dan memakan waktu
sehingga pengisian oksigen sentral tertunda karena kendala tersebut, sehingga dapat
dipastikan seluruh pasien yang membutuhkan oksigen terhambat mendapatkannya.
3. Oportunity (Kesempatan)
Ketika sudah mengetahui oksigen sentral akan habis dalam waktu berapa lama maka
beberapa hari sebelum oksigen sentral habis harus sudah dipesan kembali untuk
pasokan oksigennya, perlu diperhatikan pula untuk setiap harinya harus diadakan
pengecekan regulator oksigen sentral sehingga akan terus terpantau untuk pasokan
oksigennya.
4. Threat (Ancaman)
Jika tidak terkontrol setiap harinya walaupun sudah ada perhitungannya maka
kemungkinan untuk habis diluar perhitungan akan terjadi, karena melonjaknya pasien
dan kebutuhan oksigen yang banyak, jika terjadi kehabisan oksigen diluar perhitungan
maka akan memperburuk keadaan pasien yang membutuhkan oksigen, bahkan
kemungkinan pasien meninggal tidak dapat dikelak karena kebutuhan utama pasien
tidak ada.

Anda mungkin juga menyukai