HALAMAN JUDUL
Upaya peningkatan pelayanan kesehatan lansia di Posyandu
Lansia wilayah kerja Puskesmas Karangawen 1
Kabupaten Demak
Disusun oleh:
Nama : dr. Hanugalih Wanodya Angger M.C
NIP : 19900526 201903 2 002
Golongan/Angkatan : III/II
No. Presensi : 09
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Unit Kerja : Puskesmas Karangawen 1
Coach : Agus Pujianto,SH ,MM
Mentor : dr. Iriene Wahyuni S.
Disusun oleh :
Nama : dr. Hanugalih Wanodya Angger M.C
NIP :19900526 201903 2 002
Coach, Mentor,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI NILAI-NILAI DASAR
PERAN DAN KEDUDUKAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN)
Coach Mentor
Narasumber,
iii
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan karuniaNya, maka penulisan Rancangan Aktualisasi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Latihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan II Tahun 2019 yang diselenggarakan di
Badan Kepegawaian Pendidkan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Demak, Provinsi
Jawa Tengah.
Dalam penyusunan rancangan ini, banyak pihak yang telah memberikan
dukungan, masukan, kritik, dan saran sehingga dalam kesempatan ini, penulis
menyampaikan rasa terimakasih dan penghargaan kepada :
1. Kepala BPSDMD Provinsi Jawa Tengah beserta jajarannya.
2. BKPP Kabupaten Demak beserta jajarannya yang telah memfasilitasi
penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
3. Pemerintah Kabupaten Demak
4. Bapak Didik Singgih Hadi, SE, MSi selaku narasumber atas saran masukan yang
diberikan untuk perbaikan rancangan aktualisasi ini.
5. Bapak Agus Pujianto, SH, MM selaku coach atas semua inspirasi, dorongan,
masukan dan bimbingannya dalam membuat rancangan aktualisasi ini.
6. Ibu dr. Irene Wahyuni S. selaku mentor atas semua arahan, motivasi, dukungan,
masukan dan bimbingan selama perancangan program aktualisasi.
7. Seluruh Widyaiswara yang telah membimbing dalam perkuliahan dan memberikan
pengarahan terkait materi ANEKA untuk dapat diinternalisasikan dan
diaktualisasikan di instansi.
8. Seluruh Panitia, dan Binsuh yang telah membantu dan menfasilitasi kegiatan
latsar.
9. Segenap karyawan Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak
10. Suami dan putra-putri tercinta serta keluarga besar yang telah mendukung dan
mendoakan selalu sejak awal mendaftar CPNS sampai sekarang,
11. Orang tua yang tiada henti memberikan doa dan semangat sejak awal mendaftar
CPNS, dan
12. Teman-teman peserta Latsar Golongan III Angkatan II tahun 2019
iv
Penulis sadar bahwa rancangan laporan aktualisasi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya penulis berharap masukan dari berbagai pihak guna
membuat rancangan laporan menjadi lebih baik. Sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat dijadikan dasar dalam pelaksanan dan pelaporan aktualisasi nilai dasar ASN,
serta memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
v
DAFTAR ISI
vi
BAB IV RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI ................................................... 38
A. Daftar Rancangan Kegiatan Aktualisasi dan Keterkaitan Nilai Aneka ......... 38
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi.................................................................. 54
C. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala .............................................. 56
BAB V PENUTUP..................................................................................................... 59
A. Kesimpulan .................................................................................................. 59
B. Saran ........................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................... 61
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Identifikasi Isu dikaitkan dengan Agenda Ketiga Pelatihan Dasar CPNS
(Manajemen ASN, Whole of Government (WOG), dan Pelayanan Publik) . 3
Tabel 1.2 APKL dan USG .......................................................................................... 8
Tabel 1.3 Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan ........................................................... 9
Tabel 3.1 Data Situasi Kelompok Lansia di Puskesmas Karangawen I Kabupaten
Demak……………………………………………………………………………30
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga ......................................................................................... 34
Tabel 4.1 Kegiatan dengan Keterkaitan ANEKA……………………………………….39
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .............................................................. 54
Tabel 4.3 Antisipasi Menghadapi Kendala-Kendala Aktualisasi ............................... 56
Tabel 4.4 Dampak jika Kegiatan Dilaksanakan Tanpa Menggunakan Nilai-Nilai
ANEKA ...................................................................................................... 57
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri dan
pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN), pegawai ASN memiliki peranan penting dalam
penyelenggaraan pemerintahan yang berfungsi sebagai : (1) Pelaksana
Kebijakan Publik; (2) Pelayan Publik; (3) Perekat dan Pemersatu Bangsa. Oleh
karena itu penting agar PNS memiliki profesionalisme dan kompetensi yang
memadai untuk bisa menjalankan tugas tersebut dengan baik dan penuh
tanggung jawab.
Dalam Undang-Undang No.5 Tahun 2014 Pasal 63 ayat (3) dan ayat (4)
tentang Aparatur Sipil Negara mengamanatkan Instansi Pemerintah untuk
wajib memberikan Pendidikan dan Pelatihan terintegrasi bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) selama satu tahun masa percobaan. Merujuk Peraturan
Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen PNS, PNS wajib
menjalani masa percobaan yang dilaksanakan untuk membangun moral,
kejujuran, semangat nasionalisme dan kebangsaan, karakter kepribadian yang
unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat profesionalisme serta
kompetensi bidang.
Pelatihan yang memadukan pembelajaran klasikal dan non-klasikal di
tempat pelatihan dan di tempat tugas sehingga memungkinkan peserta mampu
mengaktualisasikan dan membuatnya menjadi kebiasaan (habituasi), dan
merasakan manfaatnya. Karakter PNS profesional dibentuk dari sikap dan
perilaku disiplin PNS, nilai-nilai dasar profesi PNS, dan pengetahuan tentang
kedudukan dan peran PNS dalam NKRI serta mengusai tugasnya sehingga
mampu melaksanakan tugas dan perannya secara profesional sebagai
pelayan publik.
Di Era Globalisasi masyarakat semakin kritis terhadap segala aspek
termasuk terhadap mutu pelayanan kesehatan yang berkualitas sejalan
1
dengan peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan
masyarakat terhadap paradigma pelayanan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif dan rehabilitative. Hal ini menunjukkan bahwa pandangan masyarakat
terhadap kesehatan semakin kritis, peduli dan meningkat
kebutuhannya,terutama pada pelayanan kesehatan umum masyarakat yang
optimal, efektif dan efisiensi di Puskesmas dengan berdasarkan pada prinsip
nilai-nilai yang terkandung pada pasal 3 Undang-undang nomor 5 tahun 2014
dan berdasarkan serta erat relevansinya dengan nila-nilai dasar ANEKA, yaitu
: Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun (enam puluh) tahun ke atas.
Lanjut usia potensial adalah lanjut usia yang masih mampu melakukan
pekerjaan dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa.
Lanjut usia tidak potensial adalah lanjut usia yang tidak berdaya mencari
nafkah sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain. Upaya
peningkatan kesejahteraan sosialsocialt usia diarahkan agar lanjut usia tetap
dapat diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan
memperhatikan fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, ketrampilan,
pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan
taraf kesejahteraan social lanjut usia. Upaya peningkatan kesejahteraan sosial
bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif,
terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya.
Menurut WHO (World Health Organization) membagi masa usia lanjut
sebagai berikut a. Usia 45-60 tahun, disebut middle age (setengah baya atau
A-Teda madya) b. Usia 60-75 tahun, disebut erderly (usia lanjut atau wreda
utama) c. usia 75-90 tahun, disebut old (tua atau wreda prawasana), d. usia
diatas 90 tahun, disebut very old (tua sekali atau wreda wasana). Lanjut usia
merupakan bagian dari proses kehidupan yang tidak dapat dihindari dan akan
dialami oleh setiap manusia. Pada tahap ini manusia mengalami banyak
perubahan baik secara fisik maupun mental, dimana terjadi kemunduran dalam
berbagai fungsi dan kemampuan yang pernah dimilikinya. Posyandu Lansia
sebagai wadah upaya kesehatan lansia belum dapat dimanfaatkan dengan
baik. Ketidakikutsertaan lansia pada kegiatan posyandu lansia disebabkan oleh
beberapa hal, yakni : kurangnya pengenalan lansia terhadap kegiatan
2
posyandu lansia, tidak adanya keluarga yang mengantar ke lokasi kegiatan,
dan keterbatasan fisik yang membuat lansia tidak dapat datang ke lokasi
posyandu lansia.
3
1. Belum Pelayanan Belum Tercapainya jumlah
optimalnya publik tercapainya sasaran kunjungan
pelayanan sasaran lansia sehingga
kesehatan pelayanan mendapatkan
lansia di kesehatan pelayanan
Posyandu lansia kesehatan yang
Lansia wilayah optimal, meliputi
kerja preventif, kuratif
Puskesmas dan rehabilitatif
Karangawen I
kabupaten
Demak
4
Karangawen I
kabupaten
Demak
5
Analisis USG dilakukan dengan memberikan nilai dengan rentang
antara 1 sampai 5 dengan ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2
berarti kecil, nilai 3 berarti sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti
sangat besar . Isu dengan total skor tertinggi merupakan isu prioritas yang
akan ditetapkan untuk diselesaikan dengan kegiatan-kegiatan yang
diusulkan. Hasil analisis USG terkait isu-isu di UPTD Puskesmas
Karangawen I Kabupaten Demak disajikan dalam tabel berikut ini:
6
Kriteria A Kriteria B
Sumber Isu Identifikasi Isu Ket Jumlah Ranking
A P K L U S G
UPTD puskesmas
7
Karangawen I kabupaten
Demak
8
2. Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan
Dampak dari isu terpilih yang telah dianalisis menggunakan metode
USG jika tidak diselesaikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 1.3 Dampak jika Isu Tidak Diselesaikan
No Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjabaran identifikasi isu dan penetapan isu di atas,
rumusan masalah dalam rancangan aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana upaya peningkatan pelayanan kesehatan terhadap lansia di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Karangawen I ?
2. Bagaimana cara mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang
tekandung dalam akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan
anti korupsi (ANEKA)?
3. Bagaimana Keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi dari isu yang
diangkat?
D. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan rancangan
aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia di Posyandu lansia wilayah
kerja Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak.
2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang terkandung dalam
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi
9
(ANEKA) dalam meningkatkan pelayanan kesehatan pada lansia di
Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak.
3. Mengetahui keterkaitan antara visi misi dan nilai organisasi dari isu yang
diangkat
E. Manfaat
Manfaat rancangan aktualisasi nilai-nilai dasar PNS ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III
a. Mampu memahami, dan mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan
Anti Korupsi.
b. Menjadi dokter yang dapat menjalankan fungsi sebagai pelaksana
kebijakan, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa yang
memiliki integritas dan profesional di lingkungan Puskesmas
Karangawen I Kabupaten Demak.
2. Bagi Instansi (Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak)
a. Rancangan aktualisasi ini dapat meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan
inovasi serta mutu pelayanan di Puskesmas Karangawen I Kabupaten
Demak.
b. Terwujudnya visi dan misi Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak.
3. Bagi Stakeholder
Mendapatkan pelayanan yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
dan harapannya dalam bidang kesehatan.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
11
perlu di cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial, padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang
membutuhkan peranan PNS dalam setiap pelaksanaan tugas jabatannya untuk
membantu memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu
masalah sosial, ekonomi dan politik, karena dengan terbantunya masyarakat dari
semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa ini tentunya menjadi
bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yang harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami
penderitaan. Di situ PNS telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela
negara.
Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk
mempertahankan negara kita dari ancaman yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan
nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai
kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela
berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita
dalam bela negara merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara antara lain:
a. Cinta Tanah Air.
Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai.
Kesadaran bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada
kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua
dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan
budaya-budaya yang ada, menjaga lingkungan kita dan pastinya menjaga
nama baik negara kita.
b. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara.
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus
sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi
12
anak bangsa yang berprestasi baik di tingkat nasional maupun
internasional.
c. Pancasila.
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar
biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila adalah
alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara.
Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk
bangsa dan negara. Contoh nyatanya seperti sekarang ini yaitu perhelatan
seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan
waktunya untuk bekerja sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan
hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki pekerjaan lain.
Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri
hanya untuk mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang
berlaga demi mengharumkan nama bangsa.
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara.
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-
masing.
Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam
mengamankan lingkungan sekitar seperti menjadi bagian dari Siskamling,
membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa Indonesia sering
sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan
tempat tinggal kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh
besar bagi generasi penerus bangsa, mencegah perkelahian antar perorangan
atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi perkelahian yang
justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia
tidak terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya
Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat
13
nasional maupun internasional.
14
Pasal 27 dan Pasal 30 UUD Negara RI 1945 mengamanatkan kepada semua
komponen bangsa berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara dan
syarat-syarat tentang pembelaan negara. Dalam hal ini setiap CPNS sebagai
bagian dari warga masyarakat tentu memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk
melakukan bela Negara sebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara RI 1945
tersebut.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat luas, dari
yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama
warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh
bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi
bangsa dan negara.
Setidaknya unsur Bela Negara antara lain :
a. Cinta tanah air
b. Kesadaran berbangsa dan bernegara
c. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi Negara
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Terkait dengan Pelatihan Dasar bagi CPNS, sudah barang tentu kegiatan
bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer atau kegiatan
semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan jiwa kedisiplinan,
mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati), menjaga aset bangsa,
menggunakan produksi dalam negeri, dan tentu ada beberapa kegiatan yang
bersifat fisik dalam rangka menunjang kesiapsiagaan dan meningkatkan kebugaran
sifik saja.
Oleh sebab itu maka dalam pelaksanaan latihan dasar bagi CPNS akan
dibekali dengan latihan-latihan seperti :
a. Kegiatan Olah Raga dan Kesehatan Fisik;
b. Kesiapsiagaan dan kecerdasan Mental;
c. Kegiatan Baris-berbaris, Apel, dan Tata Upacara;
d. Keprotokolan;
e. Fungsi-fungsi Intelijen dan Badan Pengumpul Keterangan;
f. Kegiatan Ketangkasan dan Permainan.
15
B. Nilai Dasar PNS
1. Akuntabilitas
a. Pengertian Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus
dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok
atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilitas individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan
akuntabilitas stakeholder (Kusumasari et al., 2015).
b. Aspek Akuntabilitas
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability requires
reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is meaningless
without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves performance)
c. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas
vertikal (vertical accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal
accountability). Akuntabilitas vertikal adalah pertanggungjawaban atas
pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih tinggi. Akuntabilitas horizontal
adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
d. Tingkatan Akuntabilitas
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
e. Nilai-nilai Akuntabilitas
1) Kepemimpinan: Pimpinan memberi contoh pada orang lain, adanya
2) komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan.
16
3) Transparansi: keterbukaan informasi akan mendorong tercapainya
akuntabilitas
4) Integritas: mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku
5) Responsibilitas: kewajiban bagi setiap individu dan lembaga, bahwa ada
suatu konsekuensi dari setiap tindakan yang telah dilakukan, karena
adanya tuntutan untuk bertanggung jawab atas keputusan yangtelah
dibuat.
6) Keadilan: landasan utama dari akuntabilitas yng harus dipelihara dan
dipromosikan karena ketidakadilan dapat menghancurkan
7) kepercayaan dan kredibilitas organisasi yang mengakibatkan kinerja tidak
optimal.
8) Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan
9) Keseimbangan: keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian yang
yang dimiliki
2. Nasionalisme
a. Pengertian Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan atau paham kecintaan terhadap
bangsa dan tanah air Indonesia yang didasarkan pada Pancasila (Latief et
al., 2015).
b. Nilai-nilai Nasionalisme
Adapun nilai-nilai nasionalisme jumlahnya ada 5 yang sesuai
dengan sila Pancasila, diantaranya:
1) Sila pertama: Ketuhanan yang Maha Esa
a) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya
terhadap Tuhan yang Maha Esa,
b) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan yang Maha
Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing,
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab,
c) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda
terhadap Tuhan yang Maha Esa,
d) Membina kerukunan hidup diantara sesama umat beragama dan
kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
17
e) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa adalah
masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan
yang Maha Esa,
f) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing,
g) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
yang Maha Esa kepada orang lain.
2) Sila kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
a) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa,
b) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama,
kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial,warna kulit dan
sebagainya,
c) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia,
d) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira,
e) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain,
f) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
g) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan,
h) Berani membela kebenaran dan keadilan,
i) Bangsa Indonesia merasa dirinyaa sebagai bagian dari seluruh umat
manusia,
j) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama
dengan bangsa lain.
3) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
a) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan serta kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan,
b) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa
apabila diperlukan,
c) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa,
d) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia,
18
e) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial,
f) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal
Ika,
g) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4) Sila keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan Perwakilan
a) Sebagai wara negara dan warga masyarakat, setiap manusia
Indonesia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama,
b) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain,
c) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama,
d) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan,
e) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah,
f) Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah,
g) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi dan golongan,
h) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur,
i) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara
moral kepada Tuhan yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan
persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama,
j) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk
melaksanakan permusyawaratan.
5) Sila kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
a) Mengembangkan perbuatan yang luhur,yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan,
b) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama,
c) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban,
d) Menghormati hak orang lain,
19
e) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri
sendiri,
f) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain,
g) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah,
h) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau Tidak
menggunakan hak milikmerugikan kepentingan umum,
i) Suka bekerja keras,
j) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama,
k) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Etika adalah tujuan hidup yang baik bersama dan untuk orang lain di
dalam institusi yang adil (LAN, 2015). Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas
baik atau buruk, benar atau salah yang harus dilakukan atau bagaimana
melakukan kewajiban yang baik atau benar. Dalam kaitannya dengan
pelayanan publik, etika publik adalah refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab
pelayanan publik (LAN, 2015). Integritas publik menuntut para pemimpin dan
pejabat publik untuk memiliki komitmen moral dengan mempertimbangkan
keseimbangan antara penilaian kelembagaan, dimensi-dimensi peribadi, dan
kebijaksanaan di dalam pelayanan publik (Haryatmoko dalam LAN, 2015).
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal prinsip
dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis (LAN, 2015). Kode etik profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok khusus dalam
masyarakat melalui ketentuan-ketentuan tertulis yang diharapkan dapat
dipegang teguh oleh sekelompok profesional tertentu.
Berdasarkan undang-undang ASN, kode etik dan kode perilaku ASN
yakni sebagai berikut:
20
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien;
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan
dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat
bagi diri sendiri atau untuk orang lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN;
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.
Dimensi etika publik terdiri dari dimensi tujuan pelayanan publik yang
bertujuan untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan relevan, dimensi
modalitas yang terdiri dari akuntabilitas, transparansi, dan netralitas, serta
dimensi tindakan integritas publik (LAN, 2015). Ketiga dimensi tersebut dapat
menjadi dasar untuk dapat menjadi pelayan publik yang beretika.
4. Komitmen Mutu
LAN RI (2015) menjelaskan bahwa karakteristik utama yang dapat
dijadikan dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian target
yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil
21
kerja, sehingga dapat memberi kepuasan, sedangkan tingkat efisiensi diukur
dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan
kegiatan.
Inovasi muncul karena adanya dorongan kebutuhan
organisasi/perusahaan untuk beradaptasi dengan tuntutan perubahan yang
terjadi di sekitarnya. Mengenai inovasi, LAN RI (2015) menyatakan bahwa
proses inovasi dapat terjadi secara perlahan (bersifat evolusioner) atau bisa
juga lahir dengan cepat (bersifat revolusioner). Inovasi akan menjadi salah satu
kekuatan organisasi untuk memenangkan persaingan.
Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Efektif
Efektif adalah berhasil guna, dapat mencapai hasil sesuai dengan target.
Sedangkan efektivitas menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja. Efektifitas
organisasi tidak hanya diukur dari performans untuk mencapai target
(rencana) mutu, kuantitas, ketepatan waktu dan alokasi sumber daya,
melainkan juga diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan
pelanggan.
b. Efisien
Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan mencapai hasil
tanpa menimbulkan keborosan. Sedangkan efisiensi merupakan tingkat
ketepatan realiasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui ada tidaknya pemborosan sumber
daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur dan mekanisme
yang ke luar alur.
c. Inovasi
Inovasi Pelayanan Publik adalah hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun karakter
sebagai aparatur yang diwujudkan dalam bentuk profesionalisme layanan
publik yang berbeda dari sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
d. Mutu
22
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau bahkan melebihi
harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang
diberikan kepada pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya,
bahkan melampaui harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah satu
alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi dan menjaga
kredibilitas institusi.
Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan pelanggan dalam
mengevaluasi kualitas pelayan (Berry dan Pasuraman dalam Zulian Zamit,
2010), yaitu:
a. Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik, perlengkapan,
pegawai, dan sarana komunikasi;
b. Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam memberikan pelayanan
dengan segera dan memuaskan serta sesuai dengan yang telah dijanjikan;
c. Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk memberikan
pelayanan dengan tanggap;
d. Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan, kesopanan, dan sifat
dapat dipercaya;
e. Empaty, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik, dan perhatian dengan tulus terhadap kebutuhan pelanggan.
5. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Korupsi sering dikatakan sebagai
kejahatan luar biasa, karena dampaknya yang luar biasa, menyebabkan
kerusakan baik dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan
kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tidak hanya terjadi dalam kurun waktu
yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka panjang. (Widita, 2015)
Ada 9 (sembilan) indikator dari nilai-nilai dasar anti korupsi yang harus
diperhatikan, yaitu :
a. Jujur
Kejujuran merupakan nilai dasar yang menjadi landasan utama bagi
penegakan integritas diri seseorang. Tanpa adanya kejujuran mustahil
23
seseorang bisa menjadi pribadi yang berintegritas. Seseorang dituntut
untuk bisa berkata jujur dan transparan serta tidak berdusta baik terhadap
diri sendiri maupun orang lain, sehingga dapat membentengi diri terhadap
godaan untuk berbuat curang.
b. Peduli
Kepedulian sosial kepada sesama menjadikan seseorang memiliki sifat
kasih sayang. Individu yang memiliki jiwa sosial tinggi akan memperhatikan
lingkungan sekelilingnya di mana masih terdapat banyak orang yang tidak
mampu, menderita, dan membutuhkan uluran tangan. Pribadi dengan jiwa
sosial tidak akan tergoda untuk memperkaya diri sendiri dengan cara yang
tidak benar tetapi ia malah berupaya untuk menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk membantu sesama.
c. Mandiri
Kemandirian membentuk karakter yang kuat pada diri seseorang menjadi
tidak bergantung terlalu banyak pada orang lain. Mentalitas kemandirian
yang dimiliki seseorang memungkinkannya untuk mengoptimalkan daya
pikirnya guna bekerja secara efektif. Pribadi yang mandiri tidak akan
menjalin hubungan dengan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab demi
mencapai keuntungan sesaat.
d. Disiplin
Disiplin adalah kunci keberhasilan semua orang. Ketekunan dan
konsistensi untuk terus mengembangkan potensi diri membuat seseorang
akan selalu mampu memberdayakan dirinya dalam menjalani tugasnya.
Kepatuhan pada prinsip kebaikan dan kebenaran menjadi pegangan utama
dalam bekerja. Seseorang yang mempunyai pegangan kuat terhadap nilai
kedisiplinan tidak akan terjerumus dalam kemalasan yang mendambakan
kekayaan dengan cara yang mudah.
e. Tanggung Jawab
Pribadi yang utuh dan mengenal diri dengan baik akan menyadari bahwa
keberadaan dirinya di muka bumi adalah untuk melakukan perbuatan baik
demi kemaslahatan sesama manusia. Segala tindak tanduk dan kegiatan
yang dilakukannya akan dipertanggungjawabkan sepenuhnya kepada
Tuhan Yang Maha Esa, masyarakat, negara, dan bangsanya. Dengan
24
kesadaran seperti ini maka seseorang tidak akan tergelincir dalam
perbuatan tercela dan nista.
f. Kerja Keras
Individu beretos kerja akan selalu berupaya meningkatkan kualitas hasil
kerjanya demi terwujudnya kemanfaatan publik yang sebesar-besarnya. Ia
mencurahkan daya pikir dan kemampuannya untuk melaksanakan tugas
dan berkarya dengan sebaik-baiknya. Ia tidak akan mau memperoleh
sesuatu tanpa mengeluarkan keringat.
g. Sederhana
Pribadi yang berintegritas tinggi adalah seseorang yang menyadari
kebutuhannya dan berupaya memenuhi kebutuhannya dengan semestinya
tanpa berlebih-lebihan. Ia tidak tergoda untuk hidup dalam gelimang
kemewahan. Kekayaan utama yang menjadi modal kehidupannya adalah
ilmu pengetahuan. Ia sadar bahwa mengejar harta tidak akan pernah ada
habisnya karena hawa nafsu keserakahan akan selalu memacu untuk
mencari harta sebanyak-banyaknya.
h. Berani
Seseorang yang memiliki karakter kuat akan memiliki keberanian untuk
menyatakan kebenaran dan menolak kebathilan. Ia tidak akan mentolerir
adanya penyimpangan dan berani menyatakan penyangkalan secara
tegas. Ia juga berani berdiri sendirian dalam kebenaran walaupun semua
kolega dan teman-teman sejawatnya melakukan perbuatan yang
menyimpang dari hal yang semestinya. Ia tidak takut dimusuhi dan tidak
memiliki teman kalau ternyata mereka mengajak kepada hal-hal yang
menyimpang.
i. Adil
Pribadi dengan karakter yang baik akan menyadari bahwa apa yang dia
terima sesuai dengan jerih payahnya. Ia tidak akan menuntut untuk
mendapatkan lebih dari apa yang ia sudah upayakan. Bila ia seorang
pimpinan maka ia akan memberi kompensasi yang adil kepada
bawahannya sesuai dengan kinerjanya. Ia juga ingin mewujudkan keadilan
dan kemakmuran bagi masyarakat dan bangsanya.
Kesadaran anti korupsi yang dibangun melalui pendekatan spiritual,
dengan selalu ingat akan tujuan keberadaannya sebagai manusia di muka
25
bumi, dan selalu ingat bahwa seluruh ruang dan waktu kehidupannya harus
dipertanggungjawabkan sehingga dapat menjadi benteng kuat untuk anti
korupsi. Tanggung jawab spiritual yang baik akan menghasilkan niat yang baik
dan mendorong untuk memiliki visi dan misi yang baik, hingga selalu memiliki
semangat untuk melakukan proses atau usaha terbaik dan mendapatkan hasil
terbaik agar dapat dipertanggungjawabkan secara publik.
C. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN
diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. Manajemen ASN meliputi
penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan,
pengembangan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja,
penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin, pemberhentian, jaminan
pensiun dan jaminan hari tua, dan perlindungan (LAN, 2015).
Pegawai ASN wajib :
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan
pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang
berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,.
Kesadaran, dan tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan,
dan tindakan kepada setiap orang, baik di dalam maupun diluar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
26
2. Whole of Government (WoG)
WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaborasi pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lbh luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WoG
dikenal sebagai pendekatan interagency yaitu pendekatan yang melibatkan
sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
Untuk mengatasai wicked problem tidak hanya dibutuhkan koordinasi tetapi
juga kolaborasi. Koordinasi dengan kolaborasi memiliki perbedaan, dimana
koordinasi merupakan kerja sama intra atau inter instansi tetapi masing-masing
memiliki tujuan dan kepentingannya sendiri. Sedangkan kolaborasi, masing-
masing pihak yang bekerjasama memiliki tujuan dan kepentingan bersama.
3. Pelayanan Publik
Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk
memenuhi hak dan kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik
yang merupakan amanat UUD RI 1945. Pengertian pelayanan publik menurut
Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik disebutkan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian
kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayan publik.
Pelayanan publik dapat disimpulkan sebagai pemberian layanan atau
melayani keperluan orang atau masyarakat dan atau organisasi lain yang
mempunyai kepentingan pada organisasi itu, sesuai dengan aturan pokok dan
tata cara yang ditentukan dan ditujukan untuk memberikan kepuasan kepada
penerima layanan.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik yaitu
a. Organisasi penyelenggara pelayanan publik;
b. Penerima layanan (orang, masyarakat, organisasi lain);
c. Kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.
27
BAB III
A. Profil Organisasi
1. Gambaran Umum
Berdasarkan Undang – Undang Dasar 1945 Pasal 28 B, bahwa setiap
orang berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Pembangunan kesehatan adalah
integral dari pembangunan nasional. Untuk tercapainya keberhasilan
pembangunan nasional tersebut diperlukan kebijakan pembangunan kesehatan
yang lebih dinamis dan proaktif dengan melibatkan semua sektor terkait,
pemerintah, swasta, dan masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
No. 75 tahun 2014 bahwa Pusat Kesehatan Masyarakat sebagai salah satu
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama yang memiliki peranan penting
dalam sistem kesehatan nasional, khususnya subsitem upaya kesehatan.
Pelayanan kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk
menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif
maupun rehabilitatif, yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dan/atau
masyarakat.
Keberhasilan Dinas Kesehatan dalam pembangunan kesehatan di
Kabupaten Demak tidak terlepas dari keberhasilan program yang dicapai oleh
Puskesmas sebagai pelaksana operasional kegiatan di tingkat Kecamatan. Dimana
Puskesmas mempunyai peran dan tanggung jawab langsung terhadap pelayanan
di masyarakat sebagai fasilitas pelayanan kesehatan pertama (Primary Health
Care) yang bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan
(Private Goods) dan upaya kesehatan masyarakat (Public Goods) di wilayah
kerjanya.
28
rencana program kegiatan esensial dan kegiatan pengembangan yang
berkelanjutan.
Gambar 2.1
Peta Wilayah Kerja Puskesmas Karangawen I
29
Tabel 3.1 Data Situasi Kelompok Lansia di
Puskesmas Karangawen I Kabupaten Demak
No. Nama Alamat Sasaran Total
Kelompok Pra Lansia Lansia Lansia Resti
Posyandu Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah
Lansia
1 PERMATA BRAMBANG 663 769 1432 227 177 404 45 61 106 1942
SENJA
2 SENTANA PUNDENARUM 701 706 1407 96 115 211 19 28 47 1665
WANGI
3 CEMPAKA BUMIREJO 199 209 408 74 81 155 17 22 39 602
SEHAT
4 KENCANA KARANGAWEN 615 605 1220 88 76 164 30 28 58 1442
SEHAT
5 MEKARSARI KURIPAN 375 421 796 139 135 274 30 40 70 1140
a. Visi
b. Misi
1. Menjadikan nilai-nilai agama melekat pada setiap kebijakan pemerintah
dan perilaku masyarakat
2. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang lebih bersih, efektif, efisien,
dan akuntabel
3. Meningkatkan kedaulatan pangan dan ekonomi kerakyatan berbasis
potensi local serta mengurangi tingkat pengangguran
4. Mengakselerasikan pembangunan infrastruktur strategis,
pembangunan kewilayahan dan menyerasikan pembangunan antara
kota dan desa
30
5. Meningkatkan Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan perlindungan
social sesuai standar
6. Menciptakan keamanan, keteriban dan lingkungan yang kondusif
7. Mengembangkan kapasitas pemuda, olahraga, seni-budaya,
meningkatkan keberdayaan perempuan, perlindungan anak dan
mengendalikan pertumbuhan penduduk
8. Mewujudkan kualitas pelayanan investasi dan meningkatkan kualitas
pelayanan publik
9. Mengoptimalkan pengelolaan Sumber Daya Alam berwawasan
lingkungan
c. Motto
“SIAP“
Senyum Ikhlasku Adalah Pengobat sakitmu
d. Janji Layanan
“ S I A P”
Santun Ikhlas Amanah Profesional
e. Budaya kerja
5R
31
“Kami seluruh karyawan dan karyawati Puskesmas Karangawen I
sanggup untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab yang
berorientasi pada pelayanan excellent sesuai dengan standar
operasional prosedur”.
Tepat waktu perilaku petugas untuk selalu datang tepat waktu, tidak
meninggalkan meja tugas sebelum waktunya dan melaksanakan tugas
sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan.
32
3. Struktur Organisasi dan Job Deskripsi
BAGAN STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS KARANGAWEN 1
KABUPATEN DEMAK
KEPALA PUSKESMAS
dr. Irene wahyuni S.
KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM KETUA TIM KEPALA SUBAG TU
KESELAMATAN PASIEN K3 MUTU PPI AUDIT INTERNAL DAN KEPEGAWAIAN
Yuliana Naomi K.S. Tr.Keb Saryati, S.Kep Ninin A.,S.KM ,M.Kes Sulasih, S.Si.T S. Sulistyowati, STr.Keb Alip Yuwani, S.KM
PENANGGUNG JAWAB UKP, FARMASI, PENANGGUNG JAWAB UKM & PERKESMAS PENANGGUNG JAWAB JARING DAN JEJARING
LABORATORIUM Kasminah, S.ST.S.KM Sri Sulistyowati STr.Keb
dr. Suparni Anik I.
33
Tabel 3.2 Jumlah Tenaga
No Jenis tenaga Jumlah
1 Dokter umum 3
2 Tata Usaha 1
3 Dokter Gigi 1
4 Apoteker 1
6 Bidan 19
7 Perawat 18
8 Gizi 1
8 Rekam Medik 1
9 Analis 2
11 Juru 3
34
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana;
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan
(P3K) tingkat sederhana;
8. Melakukan kunjungan (visite) pada pasien rawat inap;
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I;
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana;
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I;
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu;
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak;
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;
17. Melakukan pelayanan imunisasi;
18. Melakukan pelayanan gizi;
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit;
20. Melakukan penyuluhan medik;
21. Membuat catatan medik rawat jalan;
22. Membuat catatan medik rawat inap;
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;
25. Menguji kesehatan individu;
26. Menjadi Tim Penguji Kesehatan;
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana;
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat 1;
29. Menjadi saksi ahli;
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaam laboratorium;
32. Melakukan tugas jaga panggilan/ on calls;
33. Melakukan tugas jaga di tempat / rumah sakit;
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat
sederhana.
35
C. Role Model
Role Model adalah panutan, yang dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia sama artinya dengan teladan yaitu suatu yang patut ditiru atau baik
untuk dicontoh seperti teladan, kelakuan, perbuatan, sifat dan sebagainya.
36
bukan hanya formalitas menyelesaikan tugas melainkan sebagaimana mungkin
apa yang kami kerjakan dapat bermanfaat untuk masyarakat serta meningkatkan
mutu pelayanan Puskesmas karangawen I .Meskipun jadwal beliau sebagai
Kepala Puskesmas sangat padat, namun beliau selalu memperhatikan
penampilan yaitu tampil rapi dan menarik. Sebagai Penyedia layanan publik hal
tersebut harus dicontoh, agar masyarakat merasa senang dilayani oleh Pegawai
yang Profesional, berpakaian rapi dan menarik.
37
BAB IV
38
Tabel 4.1 Kegiatan dengan Keterkaitan ANEKA
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan 1. Menghadap Kepala 1. Diperoleh persetujuan 1. Nasionalisme : Melalui penerapan Kegiatan Tengok Lansia
kegiatan Puskesmas dengan Kepala Puskesmas terhadap nilai musyawarah nilai-nilai dasar Risiko Tinggi (Tensi Siti) ini
Tengok Lansia memperlihatkan rencana kegiatan yang akan memperoleh mufakat, ASN (ANEKA) menguatkan nilai
Risiko Tinggi rencana kegiatan dilakukan menggunakan bahasa dalam kegiatan ini puskesmas yaitu
(Tensi Siti) (Tensi Siti) yang akan 2.mendapat jadwal kegiatan Indonesia yang baik diharapkan dapat Akuntable :
dilakukan posyandu lansia dan benar mendukung
Sebagai Dokter tidak hanya
Sumber 2. Berkoordinasi dengan 3. mendapat hasil pemetaan Etika Publik : terpenuhinya Visi
memberikan layanan kuratif
kegiatan : pemegang program lansia resti Sopan dan santun Pemerintah Daerah
dan rehabilitative saja,
inovasi tentang rencana 4. mendapat hasil saat berkonsultasi Kabupaten Demak
tetapi juga wajib
kegiatan (Tensi Siti) pemeriksaan lansia risiko kepada kepala yaitu
memberikan pelayanan
serta jadwal kegiatan tinggi yang akurat puskesmas “Terwujudnya
promotif dan preventif
yang akan berlangsung 5. lansia risiko tinggi 2. Nasionalisme : Masyarakat Demak
dengan penuh tanggung
3. Pemetaan Lansia mendapatkan pengetahuan Nilai musyawarah Yang Agamis lebih
jawab dan secara
Resiko Tinggi dengan tentang penyakit & gizi lansia memperoleh mufakat sejahtera, mandiri,
profesional
penyulit maju, kompetitif,
Etika Publik :
4. Petugas mendatangi kondusif,
menggunakan bahasa
lansia resiko tinggi dan
yang sopan dan
39
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
melakukan wawancara ramah saat berkepribadian dan
serta pemeriksaan berkoordinasi dengan demokratis”
5. Edukasi masalah pemegang program
lansia Dan Misi
Akuntabilitas :
Pemerintah Daerah
Berkomunikasi Kabupaten Demak
dengan maksud yang yang ke-5 & 8 yaitu
jelas :
3. Akuntabilitas : “Meningkatkan
pelayanan,
Mendapatkan hasil
pendidikan,
pemetaan dan akn
kesehatan dan
melaksanakan tugas
perlindungan sosial
dengan penuh
sesuai standar”
pertanggung jawaban
Serta
Anti Korupsi : “Mewujudkan
kualitas pelayanan
investasi dan
40
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Tidak memilah-milah meningkatkan
lansia resti yang kualitas pelayanan
mendapatkan publik”
4. Nasionalisme :
melakukan
pemeriksaan secara
komprehensif : tidak
membeda-bedakan,
dan tetap
Mendapatkan
pelayanan kesehatan
Etika Publik
Berpakaian rapi dan
memberikan edukasi
dengan bahasa yang
santun
41
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Komitmen mutu :
memberikan
pelayanan dengan
professional
5, Etika Publik:
Komitmen mutu :
memberikan
pelayanan promotif
dan preventif dengan
profesional
42
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
2 Melakukan 1. Menghadap Kepala 1. Diperoleh persetujuan 1. Nasionalisme : Melalui penerapan Kegiatan Peduli Diri, Lansia
kegiatan Puskesmas dengan Kepala Puskesmas terhadap nilai musyawarah nilai-nilai dasar dan Masyarakat (Duri
Peduli Diri, memperlihatkan rencana rencana kegiatan yang akan memperoleh mufakat ASN (ANEKA) Lansat) ini menguatkan nilai
Lansia dan kegiatan (Duri Lansat) dilakukan Etika Publik : dalam kegiatan ini puskesmas yaitu
Masyarakat yang akan dilakukan 2. mendapat jadwal Sopan dan santun diharapkan dapat Berbudaya :
(Duri Lansat) 2. Berkoordinasi dengan kegiatan posyandu lansia saat berkonsultasi mendukung
Memberikan pengetahuan
Sumber pemegang program 3.Tersusunnya materi dengan kepala terpenuhinya Visi
pada lansia dan
kegiatan : SKP tentang rencana kegiatan penyuluhan dengan media puskesmas Pemerintah
keluarganya agar kualitas
(Duri Lansat) serta jadwal brosur/leaflet, powerpoint dan Komitmen Mutu : Kabupaten Demak
hidup para lansia menjadi
kegiatan yang akan poster Memberikan yaitu
lebih bahagia dan sejahtera
berlangsung 4. bertambahnya pelayanan promotif “Terwujudnya
3. membuat leaflet/brosur pengetahuan tentang dan preventif dengan Masyarakat Demak Innovative :
secara mandiri serta masalah geriatrik pada profesional Yang Agamis lebih Memberikan segenap
menyiapkan alat dan lansia dan keluarganya 2. Nasionalisme : sejahtera, mandiri, pengetahuan sebagai
perlengkapan penyuluhan sehingga terlaksananya Nilai musyawarah maju, kompetitif, dokter untuk mencerdaskan
4. menjelaskan tentang penyuluhan dengan suasana memperoleh mufakat kondusif, masyarakat tentang
penyakit geriatrik, resiko yang menarik. berkepribadian dan
3. Anti Korupsi :
yang dapat terjadi pada demokratis”
membuat
43
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
lansia, dan gizi yang leaflet/brosur kesehatan khususnya para
sesuai dengan lansia kesehatan secara Dan Misi lansia
mandiri,tidak Pemerintah
mencontek hasil karya kabupaten Demak
orang lain yang ke-5 & 8 yaitu
:
Komitmen mutu :
“Meningkatkan
Memberikan promosi
pelayanan,
kesehatan dengan
pendidikan,
inovasi berupa leaflet
kesehatan dan
sebagai bentuk upaya
perlindungan sosial
preventif sebelum
sesuai standar”
terjadi penyakit
Serta
“Mewujudkan
Akuntabilitas :
kualitas pelayanan
Menyusun materi
investasi dan
promosi kesehatan
meningkatkan
lansia berdasarkan
44
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
sumber yang dapat kualitas
dipercaya pelayanan publik”
4. Nasionalisme :
Memberikan edukasi
kepada lansia dengan
bahasa Indonesia
yang baik dan benar
agar lansia mudah
memahami informasi
yang diberikan, tidak
membeda-bedakan
pasien, semua berhak
mendapatkan
informasi kesehatan
Komitmen mutu :
Memberikan
pengetahuan tentang
penyakit geriatric &
45
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
kebutuhan gizi nya
dengan efektif,efisien,
dan professional
Etika Publik :
Memberikan edukasi
dengan sopan, santun
dan berpakaian rapi.
3 Melakukan 1. Menghadap Kepala 1. Diperoleh persetujuan 1. Nasionalisme : Melalui penerapan Kegiatan Senam Vitalitas
Senam Puskesmas dengan Kepala Puskesmas terhadap nilai musyawarah nilai-nilai dasar Otak Lansia ini menguatkan
Vitalitas Otak memperlihatkan rencana rencana kegiatan yang akan memperoleh mufakat ASN (ANEKA) nilai puskesmas yaitu
kegiatan (senam vitalitas dilakukan Etika Publik : dalam kegiatan ini
Rapi :
Sumber otak) yang akan dilakukan 2. mendapat jadwal Sopan dan santun diharapkan dapat
kegiatan : 2.Berkoordinasi dengan kegiatan posyandu lansia saat berkonsultasi mendukung Sebagai Pelayan Publik dari
inovasi pemegang program 3. Tersusunnya materi dengan kepala terpenuhinya Visi Puskesmas Karangawen I
tentang rencana kegiatan penyuluhan dengan media puskesmas Pemerintah yang selalu berseragam
(senam vitalitas otak) brosur/leaflet, powerpoint dan 2. Nasionalisme : Kabupaten Demak rapi
serta jadwal kegiatan yang poster Nilai musyawarah yaitu Berbudaya :
akan berlangsung memperoleh mufakat
46
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. menyiapkan materi dan 4. Lansia dapat mengetahui 3. Akuntabilitas : “Terwujudnya Memberikan pengetahuan
perlengkapan senam manfaat melakukan kegiatan Menyusun materi Masyarakat Demak tentang melatih otak melalui
vitalitas otak senam vitalitas otak bagi promosi kesehatan Yang Agamis lebih cara senam pada lansia
4. penjelasan manfaat kesehatannya. lansia berdasarkan sejahtera, mandiri, agar kualitas hidup para
senam vitalitas otak 5. lansia dapat merasakan sumber yang dapat maju, kompetitif, lansia menjadi lebih
5. mengajarkan gerakan manfaat dari senam vitalitas dipercaya kondusif, bahagia dan sejahtera
senam pada lansia otak yaitu menguatkan Anti Korupsi : berkepribadian dan
dengan ramah dan penuh memori, mempertahankan Menyiapkan bahan demokratis”
kesabaran gerak sendi, dan melatih dari sumber yang
pernapasan serta dapat terpercaya, Dan Misi
melakukannya secara menyiapkan bahan Pemerintah
mandiri di rumah masing- edukasi secara kabupaten Demak
masing mandiri dan jujur yang ke-5 & 8 yaitu
4. Etika public : :
Memberikan “Meningkatkan
penjelasan dengan pelayanan,
ramah pendidikan,
kesehatan dan
47
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Mengajarkan lansia perlindungan sosial
gerakan senam sesuai standar”
vitalitas otak untuk Serta
penguatan daya ingat “Mewujudkan
dan melatih otak kualitas pelayanan
Komitmen mutu : investasi dan
Memberikan meningkatkan
pengetahuan tentang kualitas
manfaat senam pelayanan publik”
vitalitas otak dengan
efektif,efisien, dan
professional
5. Akuntabilitas :
Mengajarkan para
lansia gerakan senam
secara bertanggung
jawab
48
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
4 Melakukan 1. Menghadap Kepala 1. Diperoleh persetujuan 1. Nasionalisme : Melalui penerapan Kegiatan Pemberian Gizi
kegiatan Puskesmas dengan Kepala Puskesmas terhadap nilai musyawarah nilai-nilai dasar sehat pada Lansia (Bezi
Pemberian memperlihatkan rencana rencana kegiatan yang akan memperoleh mufakat ASN (ANEKA) Sepadan) menguatkan nilai
Gizi sehat kegiatan (Bezi Sepadan) dilakukan Etika Publik : dalam kegiatan ini puskesmas yaitu
pada Lansia yang akan dilakukan 2. mendapat jadwal Sopan dan santun diharapkan dapat Rapi :
(Bezi 2. Berkoordinasi dengan kegiatan posyandu lansia saat berkonsultasi mendukung Sebagai Pelayan Publik dari
Sepadan) pemegang program 3. Tersusunnya materi dengan kepala terpenuhinya Visi Puskesmas Karangawen I
tentang rencana kegiatan informasi dengan media puskesmas Pemerintah yang selalu berseragam
Sumber (Bezi Sepadan) serta brosur agar lansia dapat 2. Nasionalisme : Kabupaten Demak rapi
kegiatan : SKP jadwal kegiatan yang akan mengetahui dan memahami Nilai musyawarah yaitu Akuntable :
berlangsung tentang status gizi dan gizi memperoleh mufakat “Terwujudnya Sebagai Dokter tidak hanya
3. menyiapkan daftar yang mereka perlukan 3. Akuntabilitas : Masyarakat Demak memberikan layanan kuratif
menu, mudah dan hemat 4. lansia mendapatkan Menyusun materi Yang Agamis lebih dan rehabilitative saja,
yang bergizi untuk lansia makanan pendamping promosi kesehatan sejahtera, mandiri, tetapi juga wajib
tambahan yang sesuai lansia berdasarkan maju, kompetitif, memberikan pelayanan
4.membagikan makanan
dengan kebutuhan gizi sumber yang dapat kondusif, promotif dan preventif
pendamping tambahan
mereka dipercaya berkepribadian dan dengan penuh tanggung
yang bergizi pada lansia
Anti Korupsi : demokratis”
49
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Menyiapkan bahan jawab dan secara
dari sumber yang Dan Misi profesional
terpercaya, Pemerintah
menyiapkan bahan kabupaten Demak
edukasi secara yang ke-5 & 8 yaitu
mandiri dan jujur :
4. Nasionalisme : “Meningkatkan
memberikan edukasi pelayanan,
tentang gizi dan pendidikan,
pemberian makanan kesehatan dan
pendamping perlindungan sosial
tambahan dengan adil sesuai standar”
ke semua lansia Serta
tanpa membeda- “Mewujudkan
bedakan kualitas pelayanan
Etika Publik : investasi dan
Melaksanakan meningkatkan
kegiatan tersebut
50
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
dengan sikap dan kualitas
bahasa yang sopan pelayanan publik”
5 Melakukan 1. Menghadap Kepala 1. Diperoleh persetujuan 1. Nasionalisme : Melalui penerapan Kegiatan posyandu lansia
kegiatan Puskesmas dengan Kepala Puskesmas terhadap nilai musyawarah nilai-nilai dasar ini menguatkan nilai
posyandu memperlihatkan rencana rencana kegiatan yang akan memperoleh mufakat ASN (ANEKA) puskesmas yaitu
lansia kegiatan yang akan dilakukan Etika Publik : dalam kegiatan ini Akuntable :
dilakukan 2. mendapat jadwal Sopan dan santun diharapkan dapat Sebagai Dokter tidak hanya
Sumber 2. Berkoordinasi dengan kegiatan posyandu lansia saat berkonsultasi mendukung memberikan layanan kuratif
kegiatan : pemegang program 3. Pembuatan undangan ( dengan kepala terpenuhinya Visi dan rehabilitative saja,
SKP tentang rencana kegiatan kolaborasi dengan puskesmas Pemerintah tetapi juga wajib
serta jadwal kegiatan yang penanggung jawab program) 2. Nasionalisme : Kabupaten Demak memberikan pelayanan
akan berlangsung dan poster agar peserta Nilai musyawarah yaitu promotif dan preventif
posyandu mau dan tertarik memperoleh mufakat “Terwujudnya dengan penuh tanggung
mengikuti kegiatan posyandu Masyarakat Demak
51
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
3. Menyusun undangan 4. lansia mendapatkan Dalam membuat Yang Agamis lebih jawab dan secara
dan membuat poster pemeriksaan dan terapi jadwal sejahtera, mandiri, profesional
tentang posyandu lansia yang sesuai dengan 3. Nasionalisme : maju, kompetitif,
4. Melaksanakan kegiatan diagnose (jika menderita Berkolaborasi dengan kondusif,
sesuai jadwal yang telah penyakit) penanggung jawab berkepribadian dan
dibuat serta melakukan 5. Dokumentasi keseluruhan program dalam demokratis”
pemeriksaan secara hasil pemeriksaan di buku pembuatan undangan
komprehensif dan poster Dan Misi
5. pemantauan lansia 4. Akuntabilitas : Pemerintah
menulis hasil di buku Melaksanakan kabupaten Demak
kegiatan sesuai yang ke-5 & 8 yaitu
dengan jadwal :
dengan penuh “Meningkatkan
tanggung jawab pelayanan,
Nasionalisme : pendidikan,
melakukan kesehatan dan
pemeriksaan tanpa perlindungan sosial
membeda-bedakan sesuai standar”
52
Kontribusi
Keterkaitan
Terhadap Visi Penguatan Nilai-Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Substansi dengan
Dan Misi Organisasi
ANEKA
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
Etika Publik : Serta
Melakukan kegiatan “Mewujudkan
posyandu dengan kualitas pelayanan
sikap sopan, ramah investasi dan
dan jelas. meningkatkan
5. Anti Korupsi : kualitas
Mencatat hasil pelayanan publik”
pemeriksaan di buku
kesehatan lansia
dengan jujur dan
transparan tanpa ada
hasil yang diubah.
Akuntabilitas :
Mencatatkan hasil
pemeriksaan dengan
penuh tanggung
jawab
53
B. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Karangawen I. Kegiatan-kegiatan aktualisasi akan di
jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Habituasi Hari ke- Portofolio/ Bukti
1. Menyiapkan
materi leaflet,
Foto desain
brosur, poster
dan undangan
2. Melakukan Foto/video
daftar hadir
54
3. Melakukan
kegiatan peduli diri Foto/video
lansia dan
masyarakat (Duri
Lansat)
5. Melakukan
kegiatan
pemberian gizi Foto/video
sehat pada lansia
(Bezi Sepadan)
6. Melakukan Foto/video/
kegiatan posyandu
catatan medis
lansia
55
Keterangan :
warna Keterangan
Menyiapkan materi leaflet, brosur, poster dan
undangan
Melakukan kegiatan tengok lansia risiko tinggi (Tensi
Siti)
- Melakukan kegiatan peduli diri lansia dan masyarakat
(Duri Lansat)
56
Strategi Menghadapi
No. Kegiatan Kendala
Kendala
pada para lansia terlebih
dahulu
57
No. Kegiatan Dampak
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja merupakan
rancangan kegiatan utuk menyelesaikan isu dengan identifikasi isu yang telah
dirumuskan melaui analisa APKL dan analisa USG. Identifikasi isu yang ada
dapat berasal dari individu, unit kerja maupun dari organisasi, dari sana
beberapa isu telah dapat diidentifikasi. Dari beberapa isu tersebut kemudian
dilakukan identifikasi dengan metode USG. Isu yang diangkat yaitu Belum
optimalnya pelayanan kesehatan lansia di Posyandu Lansia di wilayah
kerja Puskesmas Karangawen I kabupaten Demak. Dari isu tersebut muncul
gagasan pemecahan isu yang tertuang dalam 5 kegiatan. Adapun kegiatan
tersebut sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan Tengok Lansia Risiko Tinggi (Tensi Siti)
2. Melakukan kegiatan Peduli Diri, Lansia dan Masyarakat (Duri Lansat)
3. Melakukan Senam Vitalitas Otak
4. Melakukan kegiatan Pemberian Gizi sehat pada Lansia (Bezi Sepadan)
5. Melakukan kegiatan Posyandu Lansia
B. Saran
Pelayanan kesehatan terhadap lansia harus di optimalkan supaya
angka kunjungan lansia di Posyandu Lansia dapat tercapai dengan baik
sehingga lansia dapat menikmati masa tua dengan bahagia, berguna dan
sejahtera sesuai dengan amanat pemerintah. Bagi organisasi dengan
pelayanan kesehatan yang optimal berarti melaksanakan visi dan misi dengan
berkesinambungan dan mendukung program pemerintah. Demikian
Rancangan Aktualisasi ini kami buat, besar harapan kami dapat bermanfaat
untuk orang banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi, penulis
menyadari laporan ini jauh dari kata sempurna,oleh karena itu saran dan kritik
membangun sangat diharapkan agar laporan ini dapat di susun dan
dikembangkan menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
59
DAFTAR PUSTAKA
60
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
a. Identitas Diri
6. Nomor HP 081228020001
7. Alamat Kantor Jl. Semarang-Purwodadi KM 21
b. Riwayat Pendidikan
61