Anda di halaman 1dari 11

LEARNING JURNAL AGENDA 2

PROGRAM PELATIHAN : PELATIHAN DASAR CPNS KEMENTRIAN KESEHATAN TAHUN 2021


ANGKATAN : 4
KELOMPOK : 3
NAMA : RATNA PUSPITA SARI
NO.PRESENSI : 29
NIP : 198809302020122006
INSTANSI : Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo
PEMBIMBING : dr. Dwidea yuliana, M.Kes.

RANGKUMAN NILAI-NILAI ANEKA


• POKOK PIKIRAN
Salah satu fungsi ASN yaitu sebagai pelayan publik, untuk terwujudnya pelayaan publik
yang profesional diperlukan nilai-nilai dasar profesi ASN yang dikenal dengan ANEKA
(Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti korupsi).
Masyarakat memiliki harapan yang tingi sebagai penerima jasa dari pelayan publik dalam
hal ini pelayanan yang diberikan ASN, sehingga ketika ada ASN yang melakukan perbuatan yang
tidak sesuai dengan apa yang diinginkan masyarakat akan menyebabkan masyarakat kecewa
akan perbuatan yang dilakukan dan kepercayaan masyarakat akan berkurang, Oleh karenanya
sebagai ASN harus memiliki nilai-nilai dasar sebagai ASN atau dikenal dengan ANEKA.
• PEMBAHASAN BESERTA PENERAPANYA
• AKUNTABILITAS
• Definisi Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi
tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun amanah seorang ASN yaitu
menjamin terwujudnya nilai-nilai publik.
Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal berikut. Akuntabilitas adalah sebuah
hubungan. Akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitasi dapat diwujudkan dalam
bentuk laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, akuntabilitas memperbaiki
kinerja.
• Fungsi Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memilki tiga fungsi utama (Bovens,2007) pertama untuk
menyediakan kontrol demokratais (peran demokrasi), Kedua untuk mencegah korupsi
dan penyalahgunaan wewenang (peran konstitusional), ketiga untuk meningkatkan
efisensi dan efektivitas (peran untuk belajar).
• Tingkatan Akuntabilitas
Akuntabilitas memiliki 5 tingkatan yang berbeda yaitu akuntabilitas personal,
akuntabilita individu, akuntabilitas kelompok, akuntabilitas organisasi, dan akuntabilitas
stake holder
• Nilai – nilai dasar Akuntabilitas
Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada beberapa aspek yang
harus diperhatikan yaitu : Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung jawab,
Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan konsistensi.
• Penerapan dalam hubunganya dengan tugas sebagai ASN (TUGAS INDIVIDU 2
RANCANGAN AKTUALISASI)
Berdasarkan penjelasan tentang akuntabilitas diatas , maka dapat diberikan gambaran
bahwa akuntabilitas dibidang pelayanan kesehatan khususnya Perawat (saya sebagai
perawat poliklinik rawat jalan) membahas mengenai kualitas dan kuantitas pelayanan
kesehatan seperti contohnya :
• Datang tepat waktu menunjukkan sikap mentaati peraturan yang berlaku dan kebijakan
unit kerja serta konsisten
• Melakukan pengisian data pemeriksaan pasien kedalam sisterm komputer diprogram HIS
dengan jujur dan transparan, melakukan dokumentasi pengisian data pemeriksaan pasien
• Menegakkan diagnosa keperawatan membutuhkan pengetahuan dan keterampilan,
seperti pemahaman kondisi pasien, faktor penyebab, karakteristik kondisi pasien dan
kemampuan untuk mengintegrasikan semua informasi untuk membentuk sebuah
kesimpulan.
• Segala treatment yang dikerjakan oleh perawat didasarkan pada pengetahuan dan
penilaian klinis untuk mencapai luaran (outcome) yang diharapkan
• Saya memberikan kesempatan pada pasien ataupun keluarga untuk berdiskusi mengenai
keluhan pasien, masalah keperawatan yang muncul, serta rencana keperawatan yang
akan saya berikan dengan kriteria hasil yang telah ditentukan dengan mencatat respon
pasien terhadap tindakan keperawatan yang akan saya lakukan.
• Dalam memberikan pelayanan pada pasien tentunya kita harus profesional dan
berkontribusi harmonis dengan berkolaborasi dengan sejawat baik dokter ataupun
petugas lainya.

• NASIONALISME
• Definisi
Nasionalisme pada hakekatnya adalah untuk kepentingan dan kesejahteraan
bersama karena nasionalisme menentang segala bentuk penindasan terhadap pihak lain,
baik itu oang per orang, kelompok-kelompok dalam masyarakat, maupun suatu bangsa.
Nasionalisme tidak membeda-bedakan baik suku, agama maupun ras.
Prinsip-prinsip nasionalisme :
• Hasrat untuk mencapai kesatuan
• Hasrat untuk mencapai kemerdekaan
• Hasrat untuk mencapai keaslian
• Hasrat untuk mencapai kehormatan bangsa
• ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
Sebagai pelaksana kebijakan publik tentu setiap pegawai ASN harus
memiliki nila-nilai kepublikan , berorientasi pada kepentingan publik dan senantiasa
menempatkan kepentingan publik, bangsa dan negara diatas kepentingan lainnya,
mengedepankan kepentingan nasional ketimbang kepentingan sektoral dan golongan. Unt
uk itu ASN harus memiliki karakter kepublikan dalam yang kuat dan mampu
mengaktualisasikanya dalam setiap langkah-langkah pelaksanaan kebijakan publik.
• ASN sebagai pelayan publik Sebagai pelayan publik
Setiap ASN senantiasa bersikap adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Mereka 4 harus bersikap profesional dan berintegritas
dalam memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya
belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud memperdayakan masyarakat,
menciptakan kesejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk itu, integritas menjadi
penting bagi setiap ASN. ASN senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan,
tidak korupsi, transparan, akuntabel, dan memuaskan publik.
• ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi juga sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan negara. Dalam
fungsi ini, setiap ASN harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat, memiliki kesadaran
sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi pemersatu bangsa, mengupayakan situasi
damai di seluruh wilayah Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
• Nilai-nilai dasar nasionalisme
Seorang PNS dituntut untuk memiliki perilaku mencintai tanah air Indonesia
(nasionalisme) dan mengedepankan kepentingan nasional, senantiasa harus
mengutamakan dan mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa, dan berpegang
pada prinsip adil dan netral. Adil dalam artian tidak boleh berperilaku diskriminatif serta
harus obyektif, jujur, transparan. Sementara bersikap netral adalah tidak memihak
kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Prinsip nasionalisme bangsa
Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa Indonesia
senantiasa: menempatkan persatuan kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap
rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia
dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri; mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa;
menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia; mengembangkan sikap tenggang
rasa.
Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) Nilai ini mengandung arti adanya pengakuan
dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Nilai ini
menyatakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa religious, bukan bangsa atheis.
Sila 2 (Kemanusiaan yang adil dan beradab) Nilai ini mengandung arti adanya
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai moral dalam hidup bersama atas dasar
tuntutan hati nurani dengan memperlakukan segala sesuatu sebagaimana mestinya.
Sila 3 (Persatuan Indonesia) Sila ini mengandung nilai bahwa makna usaha
kearah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan menghargai
sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa Indonesia.
Sila 4 (Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan) Sila ini mengandung makna bahwa suatu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui
lembaga perwakilan.
Sila 5 (Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia) Sila ini mengandung makna
sebagai dasar tujuan yaitu tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan mmur
lahiriah dan batiniah.
• Penerapanya sebagai ASN (TUGAS INDIVIDU 2 RANCANGAN AKTUALISASI)
Adapun sikap Nasionalisme yang saya tunjukkan saat bekerja sebagai perawat rawat
jalan yaitu :
• 30 menit datang lebih awal merupakan wujud nyata dari sikap rela berkorban
dan sesuai dengan pengamalan pancasila yang kelima (tepat waktu)
• Memperkenalkan diri dan tidak membeda-bedakan dalam memberikan
pelayanan serta mendengarkan setiap keluhan pasien dengan penuh perhatian
(Komunikasi Terapeutik)
• Intervensi keperawatan yang dibuat harus menunjukkan sikap saling tolong-
menolong antar sesama (sebagai penghubung kebutuhan klien)
• Edukasi keperawatan yang saya berikan tidak mempersulit pasien, tegas,
transparan dan informasi tidak menyesatkan dan jelas sesuai standar
operasional yang berlakudengan menunjukan rasa hormat, membantu pasien
dalam mencapai tujuan yang di tetapkan yang mencakup peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, dan pemulihan kesehatan(keinginan
menolong)
• Berdiskusi/musyawarah dengan rekan sejawat terkait dalam tatalaksana
perawatan pasien rawat jalan dalam hal ini poli khusus rawat jalan klinik gagal
jantung.

• ETIKA PUBLIK

• Definisi
Etika dan Kode Etika Etika lebih dipahami sebagai refleksi atas baik/ buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar. Kode etik adalah aturan-
aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus. Sudut pandangnya hanya
ditujukan pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis.
2) Kode etik aparatur sipil negara (ASN) Berdasarkan Undang-Undang ASN, kode etik dan kode
perilaku ASN adalah sebagai berikut:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yangberlaku
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang berwenang
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan
efisien
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN
12. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin ASN.
3) Nilai-nilai dasar etika publik Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam
UndangUndang ASN, yakni sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila 7
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara KesatuanRepublik Indonesia 1945
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
m.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karir.
4) Dimensi etika publik Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik, yaitu:
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta
prinsip moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
2. Dimensi Modalitas Unsur-unsur modalitas dalam etika publik yakni akuntabilitas, transparansi
dan netralitas.
3. Dimensi Tindakan Integritas Publik Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak melakukan
korupsi atau kecurangan. Adapun maknanya secara luas yakni tindakan yang sesuai dengan nilai,
tujuan dan kewajibannya untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam kesederhanaan
hidup.
5) Penerapan etika publik (TUGAS INDIVIDU 2 RANCANGAN AKTUALISASI)
Sebagai perawat dirawat jalan saya selalu menerapkan nilai-nilai etika dalam bekerja
yaitu :
• Menyiapkan alat2 penunjang pemeriksaan menunjukkan sikap menggunakan barang
milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien
• Memberikan pelayanan pada pasien disertai sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
• Keputusan perencanaan asuhan keperawatan yang dibuat tidak boleh ada konflik
kepentingan
• Dalam memberikan Edukasi dilakukan dengan sopan santun, bahasa yang mudah
dimengerti, ramah dan etis untuk dibicarakan serta mempertahankan keamanan klien
dengan keamanan merupakan focus utama dalam melakukan tindakan.
• Memberikan pelayanan yang cepat , tepat dan akurat.

• KOMITMEN MUTU
• Konsep dasar dan pengertian mutu
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil
kerja. Mutu juga dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan
produk/jasa sejenis lainnya, yang dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing
(competitors). Proses implementasi manajemen mutu diawali dengan menganalisis masalah
yang telah diidentifikasi, kemudian menyusun rencana mutu, melaksanakan pekerjaan
berbasis rencana mutu, mengawal pelaksanaan, dan mengawasi ketercapaiannya, dan
merancang upaya peningkatannya agar dapat membangun kredibilitas lembaga pemerintah.
• Perbaikan mutu Berikut ada beberapa metode sederhana yang paling banyak digunakan
bagi setiap organisasi penyedia layanan baik organisasi pemerintah maupun swasta untuk
melakukan perbaikan secara terus-menerus (continous improvement):
a. Metode Plan Do Check Act (PDCA)
b. Diagram sebab dan akibat (cause and effect diagram)

• Nilai-nilai dasar orientasi mutu Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan
primasekurangkurangnya akan mencakup hal-hal berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan customers/ clients
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar
customers/clients tetap setia
c. Menghasilkan produk/jasa yang berkualitas tinggi: tanpa cacat, tanpa kesalahan, dan
tidak ada pemborosan
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tuntutan
kebutuhan customers/clients maupun perkembangan teknologi
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan 9
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain:
pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi, dan benchmark.
• Penerapan Komitmen mutu (TUGAS INDIVIDU 2 RANCANGAN AKTUALISASI)
Penerapan komitmen mutu dalam memberikan asuhan keperawatan dalam hal ini tugas
saya sebagai perawat rawat jalan yaitu :
• Memberikan pelayanan tepat waktu merupakan aktualisasi dari nilai-nilai dasar
komitmen mutu yaitu orientasi pada publik, serta memakai APD level 2 dalam
memberikan pelayanan.
• Melakukan skrining pasien berdasarkan tingkat NEWSS dirawat jalan, melakukan
pemanggilan antrian pasien sesuai target capaian unit (WTRJ < 60 menit),
melakukan dokumentasi pengisian data pasien ke dalam sistem komputer
diprogram HIS
• Menyusun diagnosa keperawatan sesuai Standar diagnosa keperawatan indonesia
(SDKI) dan penyusunan diagnosa sesuai standart yang disepakati (NANDA dll).
• Menetapkan intervensi keperawatan sesuai dengan standar intervensi keperawatan
indonesia (SLKI)
• adapun saya melakukan follow up kondisi pasien dengan melakukan tele nursing
(Telpon) dengan pasien/keluarga untuk memantau kondisi pasien dirumah yang
diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan yang
komprehensif.
• Pelayanan terpadu yang diberikan beriorientasi pada peningkatan kualitas hidup
pasien.

• ANTI KORUPSI

1) Tindak pidana korupsi Setiap negara mempunyai undang-undang yang berbeda terkait dengan
Tindak Pidana Korupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak
pidana korupsi yang terdiri dari:
(1) Kerugian keuangan negara, (2) Suap-menyuap, (3) Pemerasan, (4) Perbuatan Curang,
(5) Penggelapan dalam Jabatan, (6) Benturan Kepentingan dalam Pengadaan, (7) Gratifikasi.
Semua jenis tersebut merupakan delik delik yang diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU
no.3/71).
2) Jenis-jenis korupsi Ada tujuh jenis korupsi menurut Syed Husein Alatas:
1. Korupsi Transaktif, yaitu korupsi yang menunjukkan adanya kesepakatan timbal balik
antara pemberi dan penerima demi keuntungan bersama.
2. Korupsi Ekstroaktif, adalah korupsi yang menyertakan bentukbentuk koersi (tekanan)
tertentu di mana pihak pemberi dipaksa untuk menyuap guna mencegah kerugian yang
mengancam diri, kepentingan, orang-orangnya, atau hal-hal yang dihargai.
3. Korupsi Investif, yaitu korupsi yang melibatkan suatu penawaran barang atau jasa tanpa
adanya pertalian langsung dengan keuntungan bagi pemberi. Keuntungan diharapkan akan
diperoleh di masa yang akan datang.
4. Korupsi Nepotistik, adalah korupsi berupa pemberian perlakuan khusus kepada teman
atau yang mempunyai kedekatan hubungan dalam rangka menduduki jabatan publik, di mana
perilaku pengutamaan dalam segala bentuk yang bertentangan dengan norma atau peraturan
yang berlaku.
5. Korupsi Autogenik, yaitu korupsi yang dilakukan individu karena 10 mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari pengetahuan dan pemahamannya atas
sesuatu yang hanya diketahui sendiri.
6. Korupsi Suportif, adalah korupsi yang mengacu pada penciptaan suasana yang kondusif
untuk melindungi atau mempertahankan keberadaan tindak korupsi yang lain.
7. Korupsi Defensif, yaitu korupsi yang terpaksa dilakukan dalam rangkamempertahankan diri
dari pemerasan.

3) Nilai-nilai dasar anti korupsi KPK bersama dengan para pakar telah melakukan identifikasi
nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut Atau
yang disingkat dengan BERJUMPA DIKERTAS :
1) Kejujuran: ucapan yang lurus, tidak berbohong dan tidak curang.
2) Kepedulian: mengindahkan, memperhatikan dan menghiraukan. Rasa kepedulian dapat
dilakukan terhadap lingkungan sekitar.
3) Kemandirian: berdiri di atas kaki sendiri, artinya tidak banyak bergantung kepada orang lain
dalam berbagai hal.
4) Kedisiplinan: ketaatan/kepatuhan kepada peraturan.
5) Tanggung Jawab: keadaan wajib menanggung segala sesuatu.
6) Kerja keras: adanya kemauan di dalam kemauan terkandung ketekadan, ketekunan, daya
tahan, daya kerja, pendirian keberanian.
7) Kesederhanaan: gaya hidup yang sederhana yaitu dibiasakan untuk tidak hidup boros.
8) Keberanian: Dapat diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran.
9) Keadilan:sama berat, tidak berat sebelah dan tidak memihak. Menempatkan segala sesuatu
pada tempatnya.
4) Penerapan AntiKorupsi (TUGAS AGENDA 2 RANCANGAN AKTUALISASI)
Hal-hal yang merupakan penerapan sikap anti korupsi dalam memberikan pelayanan
terhadap pasien yaitu :
• Absensi tepat waktu dan tidak terlambat menunjukan sikap disiplin dan tanggung
jawab.
• Mendengarkan setiap keluhan dengan penuh perhatian (peduli) dan melakukan
pemeriksaan dengan cermat dan teliti
• Dalam menyusun diagnosa keperawatan hendaknya menerapakan nilai kejujuran
(data fakta), adil dan bertanggung jawab
• Sebagai perawat saya akan merencanakan asuhan keperawatan sesuai diagnosis
keperawatan yang dibuat, penentuan perencanaan asuhan keperawatan harus jujur,
disiplin dan adil
• Dalam memberikan edukasi ataupun implementasi keperawatan lainnya
mengedepankan kepedulian serta memberikan yang terbaik untuk kesembuhan
pasien.

• KEGIATAN SELAMA SYNCRONUS


Pada kegiatan Syncronus hari pertama Agenda kedua. kami dibimbing oleh dr. Dwidea
yuliana, M.Kes. beliau langsung membahas mengenai Nilai-nilai ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, Anti korupsi), sebelumnya beliau mengevaluasi
kami mengenai pemahaman kami terkait nilai-nilai ANEKA yang sudah dipelajari dalam
pembelajaran mandiri (MOOC) dan menanyakan mengenai nilai-nilai aneka yang kurang
dipahami serta menjelaskan kaitan antara agenda II ANEKA dengan Agenda I, III dan IV dimana
beliau menjelaskan mengenai kurikulum pembentukan karakter dari agenda I ( Sikap Perilaku
Bela Negara), agenda 2 (Nilai-nilai ANEKA PNS) dan Agenda III ( Kedudukan dan peran ASN dalam
NKRI) sampai dengan Agenda IV (HABITUASI), Adapun beliau menjelaskan indikator kompetensi
PNS sebagai pelayan masyarakat menjadi PNS yang profesional kaitannya dengan LIMA NILAI
ANEKA yaitu : Akuntabilitas (Mampu berakuntabilitas dalam melaksanakan tugas jabatanya,
Nasionalisme (Mampu mengedepankan kepentingan dalam pelaksanaan tugas jabatanya), Etika
Publik ( Mampu menjunjung tinggi standard etika publik dalam melaksanakan tugas jabatanya,
Komitmen mutu (Mampu berinovasi untuk peningkatan mutu dalam pelaksanaan tugas
jabatan), serta Anti korupsi (Mampu tidak korupsi dan mendorong percepatan pemberantasan
korupsi) setelah itu beliau memberikan penjelasan mengenai tugas individu terkait analisis kasus
dimana analisis tersebut diidentifikasi nilai-nilai ANEKA yang dilakukan dan apa nilai yang
dilanggar dalam kasus tersebut, kriteria kasus itu sendiri bisa disekitar organisasi pemerintah,
pejabat publik ataupun diunit kerja dengan ada tokoh/actor dalam kasus minimal 2 orang serta
mendeskripsikan rumusan masalah, aktor yang terlibat, peran setiap aktor berdasarkan konteks
deskripsi kasus, kemudian melakukan analisis penyebab dengan menggunakan analisis fishbone,
dan analisis terhadap bentuk penerapan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai dasar PNS dan
pengetahuan tentang kedudukan dan mendeskripsikan gagasan-gagasan alternatif pemecahan
masalah berikut konsekuensi penerapan dari setiap alternatif gagasan pemecahan masalah
tersebut, tugas yang kedua yaitu membuat rancangan aktualisasi dimana rancangan tersebut
merupakan rancangan 1 kegiatan sehari-hari yang bersumber dari SKP/perintah atasan/inovasi
yang terdiri dari kegiatan, tahapan kegiatan, output tahapan kegiatan nilai-nilai ANEKA , serta
keterkaitan nilai-nilai ANEKA dalam deskripsi setiap tahapan kegiatan adapun disetiap
penjabaran kegiatan harus ada lima nilai ANEKA yang terkandung dalm setiap kegiatan yang
dilakukan karena bisa diberikan nilai level 4 jika berisi lima nilai-nilai ANEKA tersebut dan yang
terakhir yaitu penugasan kelompok dimana kami membuat video roleplay mengenai penerapan
nilai-nilai ANEKA baik yang buruk ataupun yang sesuai dengan penerapan nilai tersebut. Kegiatan
Syncronus hari ketiga kami melakukan presentasi tugas yang sudah dikerjakan dan kemudian
dipilih rekan kami untuk mempresentasikan tugas pertama yaitu mengenai analisis kasus dimana
dalam kasus tersebut membahas kasus mengenai korupsi yang dijabarkan dalam bentuk
rumusan masalah, tokoh yang terlibat beserta perannya , lalu kemudian dibuat analisis fishbone
berdasarkan masalah tersebut serta dampak yang ditimbulkan dan dibuat gagasan alternatif dari
pemecahan masalah tersebut dalam hal ini mengenai korupsi membahas bagaimana pemecahan
masalah tersebut diunit kerja misalnya apakah sudah terbentuk satuan pengawasan internal
seperti adanya unit yang menangani gratifikasi/sebagai pengendali seperti WBBM, WBK, WTP
dengan konsekuensinya sebagai contoh pemantauan rutin gratifikasi, serta adanya lembaga WBS
( whistle blowing system) langkah awal upaya pencegahan dan pemebrantasan korupsi), setelah
selesai diskusi tugas pertama, lanjut kami membahas tugas individu kedua yaitu rancangan
aktualisasi dimana pembimbing atau fasilitator kami menekankan bahwa setiap kegiatan 5 nilai-
nilai ANEKA harus ada dan digali karena bila semua 5 nilai ANEKA diterapkan akan memberikan
penilaian level 4, dan terakhir kami menampilkan video roleplay mengenai penerapan nilai-nilai
ANEKA yang baik dan yang buruk, Setelah selesai semua ibu pembimbing kami menegaskan
kembali mengenai Analisis kasus beserta penerapanya.
• KEGIATAN SELAMA ASYNCRONUS
Pasa kegiatan Asyncronus dihari pertama agenda kedua , saya langsung
mengerjakan tugas individu pertama yaitu analisis kasus dimana kami harus bisa
mendiskpripsikan kasus dari rumusan masalah, aktor yang terlibat serta hubunganya dengan
penerapan nilai-nilai aneka baik itu yang buruk maupun yang baik, selain itu kami harus mampu
membuat analisis sebab-akibat dengan diagram analisa fishbone yang dilanjutkan dengan dampak
yang ditimbulkan dari masalah tersebut kemudian dibuat, kemudia dihari kedua saya mengerjakan
mengenai rancangan aktulisasi dimana kegiatan yang saya ambil mengenai INOVASI diunit kerja saya
yang kemudian dari setiap kegiatan yang saya kerjakan digali lima nilai-nilai ANEKA tersebut. Tepatnya
dihari libur kami melanjutkan mengerjakan tugas kelompok yaitu membuat video roleplay dimana
kami berlima menyusun skenario terkait penerapan nilai-nilai ANEKA baik dan buruk dalam hal ini
penerapannya kami aktualisasikan dalam tugas kami sebagai seorang perawat yang bertugas diruang
rawat inap.
Sekian laporan Learning Jurnal yang saya buat selama mengikuti kegiatan
syncronus dan asyncronus AGENDA II, Terimakasih dr. Dwidea yuliana, M.Kes selaku
pembimbing dan sekaligus fasilitator kami dalam AGENDA II, sekiranya semua yang beliau
berikan bermanfaat dan menambah wawasan kami dalam penerapan nilai-nilai ANEKA khusunya
nanti dalam pembuatan rancangan aktualisasi dan sebagai bekal kami menghadapi ujian akhir
evaluasi akademik dalam proses distance learning ini.

Anda mungkin juga menyukai