Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU MEMBUAT

LEARNING JOURNAL/RESUME

MATERI BERORIENTASI PELAYANAN


Fasilitator : Abdul Majid Ode, S.H.

Nama : Abdullah Azzam


No.Absensi : 01
Instansi : Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari
Jabatan : Pemeriksa Keimigrasian Pemula
NIP : 20000514 202203 1 001
Angkatan : 106
RESUME

A. Pengertian Pelayanan Publik


Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU
Pelayanan Publik. (“Undang-undang Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik”)
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara
dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik Budaya paternalisme telah mengakar kuat dalam
birokrasi pelayanan publik di Indonesia. Dalam konteks pelayanan publik, paternalisme
dilihat dari hubungan antara birokrasi sebagai petugas pelayanan dengan masyarakat
pengguna layanan. Kualitas pelayanan publik saat ini masih banyak berada di area
bureaucratic paternalism, sehingga mengakibatkan tidak tercapainya kualitas pelayanan
publik yang berorientasi terhadap kepentingan masyarakat sebagai pengguna layanan.
Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan kepuasan
pengguna layanan.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu:

a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu;
l. dan kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan
Nilai Berorientasi Pelayanan dalam Core Values ASN Berorientasi Pelayanan
dapat dijabarkan dengan beberapa kriteria, ASN harus memiliki kode etik (code of
ethics) untuk menjabarkan pedoman perilaku sesuai dengan tujuan yang terkandung
dari masing-masing nilai Untuk mendetailkan kode etik tersebut, dapat dibentuk sebuah
kode perilaku (code of conducts) Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan,
dan menjadikan prinsip melayani sebagai suatu kebanggaan. (1) standar berbasis
peraturan perundang-undangan (producer view), dan (2) standar berbasis kebutuhan
dan kepuasan masyarakat sebagai pelanggan (consumer view or public view).

B. ASN sebagai Pelayan Publik


Untuk mewujudkan tujuan nasional sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945, pegawai ASN diserahi tugas untuk melaksanakan tugas pelayanan publik,
tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu. Tugas pelayanan publik
dilakukan dengan memberikan pelayanan atas barang, jasa, dan/atau pelayanan
administratif.
Apabila dikaitkan dengan tugas ASN dalam melayani masyarakat, pelayanan
yang berorientasi pada customer satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik
kepada masyarakat atau dikenal dengan sebutan pelayanan prima. B Pemberian
pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi, apabila pelayanan
yang diberikan prima, maka organisasi akan menjadi semakin maju. Secara berkala
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja penyelenggara pelayanan publik.
Meningkatkan kualitas pelayanan publik tentunya tidak lepas dari strategi pelaksanaan
kebijakan pelayanan publik. pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik untuk
memberikan akses yang seluas-luasnya kepada ASN. Budaya pelayanan akan berjalan
dengan baik apabila terbangun kerja tim di dalam internal organisasi. Pelayanan prima
terdapat beberapa tingkatan yaitu:

a. memenuhi kebutuhan dasar pengguna,

b. memenuhi harapan pengguna, dan

c. melebihi harapan pengguna, mengerjakan apa yang lebih dari yang diharapkan.
Pemberian pelayanan yang prima akan berimplikasi pada kemajuan organisasi,
apabila pelayanan yang diberikan prima (baik), maka organisasi akan menjadi semakin
maju enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas yaitu:

a. Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun pelayanan yang


berkualitas;

b. Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat;

c. "Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam penyelenggaraan


pelayanan publik;

d. Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti pengaduan


masyarakat;
e. "Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan kerja,
fleksibilitas kerja, penyediaan infrastruktur teknologi informasi dan sarana
prasarana; dan" (“Dapat diselesaikan dengan hasil terbaik bagi pengguna”)

f. "Secara berkala melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap kinerja


penyelenggara pelayanan publik." (“Pelayanan Publik Berorientasi pada Kepuasan
Pelanggan”)

Wujud pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang


Pelayanan Publik, diantaranya adalah:

a. penerapan Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan;

b. tindak lanjut dan upaya perbaikan melalui kegiatan Survei Kepuasan Masyarakat;
(“Pelayanan Publik Berorientasi pada Kepuasan Pelanggan”)

c. profesionalisme SDM ;

d. pengembangan Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP ) untuk memberikan


akses yang seluas-luasnya kepada masyarakat;

e. mendorong integrasi layanan publik dalam satu Gedung melalui Mal Pelayanan
Publik;

f. merealisasikan kebijakan “no wrong door policy” melalui Sistem Pengelolaan


Pengaduan Pelayanan Publik Nasional (SP4N-LAPOR!);

g. penilaian kinerja unit

h. kegiatan dialog, diskusi pertukaran opini secara partisipatif antara penyelenggara


layanan publik dengan masyarakat melalui kegiatan Forum Konsultasi Publik

i. terobosan perbaikan pelayanan publik melalui Inovasi Pelayanan Publik.

Pasal 10 UU ASN,
Pegawai melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat. Peran
tersebut dilaksanakan melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan
nepotisme. Sehingga ASN tentu akan terlibat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut, yang membutuhkan kesadaran bersama untuk meningkatkan peran pegawai
ASN peningkatan kualitas pelayanan publik melalui perbaikan birokrasi di Indonesia
untuk kesejahteraan masyarakat secara umum. tidak menyimpang dari prosedur.
Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat konstitusi. Pelayanan
dibayar diselenggarakan negara. Kebanggaan memberikan pelayanan terbaik
membantu kita memberikan hasil optimal dalam melaksanakan tugas pelayanan.
Berbagai literatur administrasi publik menyebut bahwa prinsip pelayanan publik
yang baik adalah:
a. Partisipatif
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan
mengevaluasi hasilnya

b. Transparan
menyediakan akses bagi warga negara untuk mengetahui segala hal yang terkait
dengan pelayanan publik yang diselenggarakan.

c. Responsif
mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya d.
d. Tidak diskriminatif
tidak boleh membedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain
atas dasar perbedaan identitas warga negara, seperti status sosial, pandangan
politik, agama, profesi, jenis kelamin atau orientasi seksual, difabel, dan sejenisnya.

e. Mudah dan Murah


persyaratan yang dibutuhkan tersebut masuk akal dan mudah untuk dipenuhi dan
biaya yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut
terjangkau oleh seluruh warga negara

f. efektif dan efisien


mewujudkan tujuan tersebut dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga
kerja yang sedikit, dan biaya yang murah

g. aksesibel

dapat dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik (dekat,
terjangkau dengan kendaraan publik, mudah dilihat, gampang ditemukan, dan lain-
lain) dan dapat dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut.

h. akuntabel
menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia yang dibiayai oleh warga negara
melalui pajak yang mereka bayar. semua bentuk penyelenggaraan pelayanan public
harus dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat

i. berkeadilan
penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi kelompok lemah
ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
Tiga unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu

a) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,

b) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat

c) kepuasan yang diberikan dan/atau diterima oleh penerima layanan.

Pasal 34 UU Pelayanan Publik juga secara jelas mengatur mengenai bagaimana


perilaku pelaksana pelayanan publik , termasuk ASN, dalam menyelenggarakan
pelayanan publik, yaitu:

a. adil dan tidak diskriminatif;

b. cermat;

c. santun dan ramah;

d. tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut-larut

e. profesional;

f. tidak mempersulit;

g. patuh pada perintah atasan yang sah dan wajar;

h. menjunjung tinggi nilai-nilai akuntabilitas dan integritas institusi penyelenggara;

i. tidak membocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakan sesuai


dengan peraturan perundang-undangan;

j. terbuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari benturan


kepentingan;

k. tidak menyalahgunakan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan publik;

l. tidak memberikan informasi yang salah serta proaktif dalam memenuhi kepentingan
masyarakat;

m. tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan/atau kewenangan yang dimiliki;

n. sesuai dengan kepantasan;

o. dan tidak menyimpang dari prosedur.


ANALISA

Values ASN yang diluncurkan yaitu ASN BerAKHLAK yang merupakan akronim
dari Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,
Kolaboratif. Yang kita kupas kali ini adalah values Berorientasi Pelayanan, karena tugas
pelayanan publik yang sangat erat kaitannya dengan pegawai ASN, sangatlah penting
untuk memastikan bahwa ASN mengedepankan nilai Berorientasi Pelayanan dalam
pelaksanaan tugasnya, dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima dan memahami kebutuhan masyarakat demi kepuasan masyarakat itu
sendiri.
Pegawai ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip
melayani sebagai suatu kebanggaan. Munculnya rasa kebanggaan dalam memberikan
pelayanan akan menjadi modal dalam melaksanakan pekerjaan. Kebanggaan
memberikan pelayanan terbaik membantu kita memberikan hasil optimal dalam
melaksanakan tugas pelayanan.
Terdapat tiga unsur dalam pelayanan publik yaitu
1) ASN/Birokrasi,
2) Penerima layanan yaitu masyarakat,
3) Kepuasan yang diberikan dan atau diterima oleh penerima layanan.
Maka seorang ASN harus memiliki pedoman mengenai kewajiban moral ASN
yang ditunjukkan dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang dinilai baik dan pantas
dalam melaksanakan tugas.
KESIMPULAN

Dari hasil resume pada core values ASN yakni Berorientasi Pelayanan dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. UU No. 25 tahun 2009 menjelaskan tentang pelayanan publik yang menjadi pedoman
bagi para ASN

2. ASN harus menerapkan budaya pelayanan, dan menjadikan prinsip melayani sebagai
suatu kebanggaan

3. Dalam melaksanakan tugas ASN harus membangun budaya pelayanan prima

4. Dengan budaya pelayanan prima maka dapat menjadikan pelayanan tidak mahal biaya,
tidak berbelit, dan tepat manfaat

5. ASN dalam melaksanakan pelayanan harus memenuhi kebutuhan masyarakat, cekatan,


dan solutif.

Anda mungkin juga menyukai