Anda di halaman 1dari 3

TATA KELOLA KLINIK YANG BAIK (GOOD CLINICAL GOVERNANCE)

Posted on 22 Juni 2015

Pengantar
Dalam membangun sistem pelayanan, baik pelayanan publik maupun pelayanan klinis dilakukan
melalui penerapan prinsip-prinsip keselamatan pasien dan jaminan mutu (quality
assurance/quality management) serta melalui standardisasi dan perbaikan proses pelayanan
secara berkesinambungan (continuous quality improvement) .
2.

Definisi

Pelayanan klinis merupakan core business dari rumahsakit yang perlu mendapat perhatian
khusus terutama yang menyangkut dengan keselamatan pasien
dan profesionalisme dalam pelayanan. Untuk pengembangan sistem pelayanan klinis dilakukan
melalui penerapan good clinical governance. Konsep clinical governance yang dikembangkan
oleh National Health System, Inggris yang didefinisikan sebagai: A framework through which
NHS organizations are accountable for continuously improving the quality of their services, and
safeguarding high standards of care by creating an environment in which excellence
in clinical care can flouris ternyata menunjukkan perbaikan mutu pelayanan klinis yang
signifikan. Konsep tersebut diadopsi di Indonesia untuk peningkatan mutu pelayanan klinis di
rumahsakit dan menjamin keselamatan pasien, yang diharapkan
menjadi kerangka kerja dalam meningkatan mutu pelayanan klinis di rumahsakit. Adapun tujuan
akhir diterapkannya good clinical governance adalah untuk menjaga agar pelayanan kesehatan
dapat terselenggara dengan baik berdasarkan standar pelayanan yang tinggi serta dilakukan pada
lingkungan kerja yang memiliki tingkat profesionalisme tinggi. Dengan demikian pada
gilirannya akan mendukung dalam upaya mewujudkan peningkatan derajat kesehatan melalui
upaya klinik yang maksimal dengan biaya yang paling cost-effective

.\

1. Konsep dasar dan strategi pencapaian


Konsep dasar good clinical governance adalah: 1. Akuntabilitas (pertanggung jawaban)
pelayanan klinis yang diberikan, 2. Perbaikan mutu pelayanan klinis yang berkesinambungan, 3.
Penerapan standar pelayanan klinis secara optimal, dan 4. Menciptakan lingkungan pelayanan
yang mendukung pelayanan klinis yang bermutu.
Tiga elemen utama yang berperan dalam strategi peningkatan mutu dalam kerangka clinical
governance, adalah:
1. Standar kualitas nasional
2. Mekanisme untuk menjamin terselenggaranya pelayanaan klinis yang berkualitas
3. Sistem-sistem yang secara efektif dapat memantau pelaksanaan pelayanan kesehatan
yang bermutu.
Dalam pelaksanaan clinical governance, didasarkan pada empat pilar utama, yang perlu
dioperasionalkan dalam bentuk kegiatan nyata yaitu:
1. Nilai pelanggan (customer value): pasien sebagai focus utama pelayanan klinis (it is all
about patient), pasien dilibatkan bahkan diberdayakan dalam proses penyediaan
pelayanan klinis, bahkan dalam pengembangan sistem manajemen klinis.
2. Peningkatan dan pengukuran kinerja pelayanan klinis: kinerja pelayanan klinis (evidence
based).
3. Manjemen risiko klinis: sebagai upaya untuk meminimalkan risiko klinis dan
keselamatan pasien, maka manajemen risiko klinis perlu diterapkan melalui langkahlangkah: identifikasi risiko, analisis risiko, dan tindak lanjut terhadap risiko.

4. Manajemen dan Pengembangan tenaga profesional: Pelayanan klinis yang bermutu dan
menjamin keselamatan pasien harus diberikan oleh tenaga-tenaga yang kompeten dalam
bidangnya.

Upaya peningkatan mutu klinis yang dalam penerapannya melalui pengembangan kegiatan
berdasarkan ke-empat pilar clinical governance harus dituangkan dalam dokumen pola tata
kelola rumahsakit sehingga akan menjadi acuan dalam pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan
jaminan keselamatan
pasien
https://ahmadmdmah.wordpress.com/2015/06/22/tata-kelola-klinik-yang-baik-goodclinical-governance/

Anda mungkin juga menyukai