KABUPATEN KUNINGAN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keperawatan
Disusun Oleh :
Kelompok I
Reguler B Semester 6
STUDI SI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
(STIKKU)
2020 / 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
sehingga penulis berhasil menyelesaikan tugas Manajemen Keperawatan ini tepat pada
waktunya dengan judul “Analisa SWOT DI RSUD PELITA HARAPAN KABUPATEN
KUNINGAN”.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Manajemen Keperawatan. Makalah ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai
pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Ns.
Aria Pranatha, S.Kep selaku dosen mata kuliah Manajemen Keperawatan dan teman-teman
penyusun.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Penulis berharap semoga makalah ini
dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan pendidikan khususnya
keperawatan, Amin.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................................i
Kata Pengantar................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Tujuan Praktik
A. Gambaran umum RS
B. Kajian / Analisis Situasi
A. Analisis Data
B. Prioritas Masalah
C. Perencanaan /Planing of Action
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rencana strategis merupakan konsep yang digunakan dalam berbagai organisasi
untuk menentukan arah, tujuan dan masa depan yang hendak dicapai secara
komprehensif. Rencana strategis menjadi perangkat penting bagi organisasi untuk
menjelaskan apa yang hendak dicapai dan bagaimana mencapainya.
Bahwa RSUD PELITA HARAPAN keberadaannya dibutuhkan untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah suatu keniscayaan.
Kemampuan RSUD Pelita Harapan dalam memberikan pelayanan harus bisa
diandalkan. Untuk itu maka RSUD Pelita Harapan harus bisa memberikan pelayanan
secara bermutu. Pelayanan Rumah sakit yang bermutu adalah pelayanan yang aman,
rasional efektif, efisien (murah) dan memberikan kenyamanan bagi pasien.
Rumah Sakit Pelita Harapan merupakan rumah sakit pemerintah sebagai satuan
kerja perangkat daerah yang menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah (PPK-BLUD) secara penuh. Salah satu ruang rawat unap yang ada di
RS Pelita Harapan yaitu Ruanga “X”. Ruang X ini merupakan ruangan baru yang
rencananya akan dijdikan percontohan model bagi ruangan lainnya. Ruangan X ini
karena baru masih mencari pola atau metode penugasan yang pas dengan kehasan
ruang rawat penyakit dalam kelas III. Ruangan X ini memiliki kapasitas tempat tidur
40 dengan rata-rata BOR per bulan 95 %. Adapun SDM perawat yang ada dirunagn
terdiri dari 1 Kepala ruangan dengan pendidikan Ners, 6 orang perawat dengan
pendidikan Ners dan 6 dengan pendidikan D3, ditambah 1 tenaga ADM. Berdasarkan
data kepegawaian jumlah perawat yang pernah mengikuti pelatihan sebagi berikut :
PPI 6 orang, Manajemen bangsal 1 orang, Metode penugasan 3 orang, BTCLS 9
orang.
B. Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana analisa SWOT di RSUD Pelita Harapan Kabupaten
Kuningan.
BAB II
TINJAUAN TEORI
a. Di era yang sedang krisis moral dan krisis kejujuran seperti ini
diperlukan peran serta pendidikan agama yang lebih dominan.
b. Pada kehidupan masyarakat kota dan modern yang cenderung
konsumtif dan hedonis, membutuhkan petunjuk jiwa, sehingga
kajian- kajian agama berdimensi sufistik kian menjamur. Ini
menjadi salah satu peluang bagi pengembangan lembaga pendidikan
ke depan.
c. Secara historis dan realitas, mayoritas penduduk Indonesia adalah
muslim, bahkan merupakan komunitas muslim terbesar di seluruh
dunia. Ini adalah peluang yang sangat strategi bagi pentingnya
manajemen pengembangan lembaga pendidikan.
4. Threats (Ancaman)
Ancaman merupakan kebalikan dari sebuah peluang, ancaman meliputi
faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan bagi sebuah lembaga
pendidikan. Jika sebuah ancaman tidak ditanggulangi maka akan menjadi
sebuah penghalang atau penghambat bagi maju dan peranannya sebuah
lembaga pendidikan itu sendiri.
Contoh ancaman tersebut adalah minat peserta didik baru yang menurun,
motivasi belajar peserta didik yang rendah, kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap lembaga pendidikan tersebut dan lain- lain.
C. Kegunaan Analisis Swot
Secara umum, analisis SWOT dipakai untuk :
1. Menganalisis kondisi diri dan lingkungan pribadi
2. Menganalisis kondisi internal lembaga dan lingkungan eksternal lembaga
Menganalisis kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal
3. Perusahaan.
4. Mengetahui sejauh mana diri kita di dalam lingkungan kita
5. Mengetahui posisi sebuah lembaga diantara lembaga-lembaga lain
6. Mengetahui kemampuan sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnisnya
dihadapkan dengan para pesaingnya.
D. Hubungan Antara Strength, Weaknesses, Opportunities, Dan Treaths Dalam Analisis
Swot
Menurut Said, 2013 menggambarkan hubungan antara Strength, Weaknesses,
Opportunities, dan Treaths dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut :
1. Kekuatan dan Kelemahan
Kekuatan adalah faktor internal yang ada di dalam institusi yang bisa
digunakan untuk menggerakkan institusi ke depan. Suatu kekuatan
(strenghth) atau distinctive competence hanya akan menjadi competitive
advantage bagi suatu institusi apabila kekuatan tersebut terkait dengan
lingkungan sekitarnya, misalnya apakah kekuatan itu dibutuhkan atau bisa
mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Jika pada institusi lain
juga terdapat kekuatan yang memiliki core competence yang sama,
maka kekuatan harus diukur dari bagaimana kekuatan relatif suatu
institusi tersebut dibandingkan dengan institusi yang lain. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak semua kekuatan yang dimiliki institusi harus
dipaksa untuk dikembangkan karena ada kalanya kekuatan itu tidak terlalu
penting jika dilihat dari lingkungan yang lebih luas.
Hal-hal yang menjadiopposite dari kekuatan adalah kelemahan.
Sehingga sama dengan kekuatan, tidak semua kelemahan dari institusi
Harus dipaksa untuk diperbaiki terutama untuk hal-hal yang tidak
berpengaruh pada lingkungan sekitar
2. Peluang dan Ancaman
Peluang adalah faktor yang didapatkan dengan membandingkan analisis
internal yang dilakukan di suatu institusi ( strenghth dan weakness) dengan
analisis internal dari kompetitor lain. Sebagaimana kekuatan, peluang
juga harus diranking berdasarkan success probbility, sehingga tidak semua
peluang harus dicapai dalam target dan strategi institusi.
Peluang dapat dikategorikan dalam tiga tingkatan yaitu:
a. Low, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang kecil dan peluang
pencapaiannya juga kecil.
b. Moderate, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang besar namun
peluang pencapaian kecil atau sebaliknya.
c. Best, jika memiliki daya tarik dan manfaat yang tinggi serta
peluang tercapaianya besar.
Sedangkan, ancaman adalah segala sesuatu yang terjadi akibat trend
perkembangan (persaingan) dan tidak bisa dihindari. Ancaman juga bisa
dilihat dari tingkat keparahan pengaruhnya ( seriousness) dan kemungkinan
terjadinya ( probability of occurance).
Sehingga ancaman tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Ancaman utama (Major Threats) adalah ancaman yang
kemungkinan terjadinya tinggi dan dampaknya besar. Untuk
ancaman utama ini, diperlukan beberapa planning yang harus
dilakukan institusi untuk mengantisipasi.
b. Ancaman tidak utama (MinorThreats) adalah ncaman yang
dampaknya kecil dan kemungkinan terjadinya kecil.
c. Ancaman moderate (Moderate Threats) berupa kombinasi tingkat
keparahan yang tinggi namun kemungkinan terjadinya rendah
dan sebaliknya.
Tidak ada satu cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang
paling utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif
bersama-sama sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari
hubungan tersebut.
Keterangan :
Sel A : Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebih cepat
Sel B : Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus
dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi
untuk Comparative Advantage Divestment/ Investment Damage Control
Mobilization memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian
merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
Sel C : Divestment/ Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari
luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur.
Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan
karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan
yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan
organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi).
Sel D : Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar,
dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar
bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control
(mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang
diperkirakan.
2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT
Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson
(1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:
a. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah
total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T :
Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling
bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau
mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang
besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim
digunakan adalah dari 1 sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor
yang paling rendah dan 10 berarti skor yang peling tinggi. Perhitungan
bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling
ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah
dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor
lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah
didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi
dengan banyaknya jumlah point factor.
b. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan
faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
c. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT.
Opportuni
ty
O ( +, + ) progresif
( - , + ) ubah strategi
Weakness Strenghth
W S
Kuadran IV Kuadran II
Threath
a. Kuadran I (positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi,
memperbesar pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
b. Kuadran II (positif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar
bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
c. Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki
kinerja organisasi.
d. Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi
internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi
disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal
agar tidak semakin terperosok.Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.
BAB III
MANAJEMEN RUANGAN