Anda di halaman 1dari 16

BAB III

MANAJEMEN RUANGAN X
RSD PELITA HARAPAN KABUPATEN KUNINGAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit


1. Sejarah Rumah Sakit Daerah Pelita Harapan Kabupaten Kuningan
Rumah Sakit Umum Daerah ‘Pelita Harapan ’ Kabupaten Kuningan didirikan
pada tahun 2010 dengan memiliki visi sebagai Rumah Sakit Rujukan terbaik di
wilayah III Jawa Barat Tahun 2021. Rumah sakit Pelita Harapan ini merupakan
rumah sakit pemerintah dimana rumah sakit ini sebagai satuan kerja perangkat daerah
yang menetapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) secara penuh.
Adapun misinya yaitu memberikan dan mengutamakan kepuasan kepada
pelanggan, mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas, menyediakan
Prasarana dan Sarana sesuai dengan standarisasi Rumah Sakit, mengembangkan
Rumah Sakit sebagai tempat Diklat dan Penelitian, meningkatkan kesejahteraan yang
memadai bagi pegawai, meningkatkan hubungan kemitraan dengan skateholder.
Di rumah sakit pelita harapan ini terdapat ruangan baru yaitu ruang x dimana Ruang
X ini merupakan ruangan baru yang rencananya akan dijdikan percontohan model
bagi ruangan lainnya. Ruangan X ini karena baru masih mencari pola atau metode
penugasan yang pas dengan kehasan ruang rawat penyakit dalam kelas III.

B. Kajian / Analisis Situasi


1. Kajian Situasi Rumah Sakit
a. Visi Rumah Sakit
Rumah sakit ini memiliki visi yaitu sebagai Rumah Sakit Rujukan terbaik di
wilayah III Jawa Barat Tahun 2021.
b. Misi Rumah Sakit
1. Memberikan dan mengutakan kepuasan kepada pelanggan.
2. Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Menyediakan prasarana dan sarana sesuai standarisasi rumah sakit.
4. Mengembangkan rumah sakit sebagai tempat diklat dan penelitian.
5. Meningkatkan kesejahteraan yang memadai bagi pegawai.
6. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan skateholder.
c. Sifat, Maksud dan Tujuan Rumah Sakit
1) Sifat dan maksud Rumah
Rumah sakit Pelita Harapan merupakan rumah sakit pemerintah
sebagai satuan kerja perangkat daerah yang menetapkan pola pengelolaan
keuangan badan layanan umum daerah (PPK-BLUD) secara penuh.
Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit prlita harapan mempunyai
tugas pokok membantu Walikota dalam penyelenggaraan pemerintah kota di
bidang teknis kesehatan dengan metode atau cara penyembuhan maupun
pemulihan yang dilaksanakan secara serasi, terpadu melalui kegiatan
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif serta melaksanakan upaya
rujukan dan menyelenggarakan kegiatan pendidikan sesuai denga fungsi
sebagai Rumah Sakit tempat diklat dan penelitian.
2) Tujuan Rumah Sakit Pelita Harapan diantaranya adalah :
(a) Meningkatkan pelayanan kesehatan lanjutan.
(b) Meningkatkan pelayanan administrasi dan menajemen.
(c) Meningkatkan kualitas pendidikan sebagai rumah sakit pendidikan
utama.
2. Kajian / Analisis Situasi Ruang Rawat X
a. Karakteristik Unit
1) Visi ruangan
Terwujudnya Rumah Sakit Daerah Pelita Harapan Kabupaten Kuningan
sebagai Rumah Sakit Rujukan terbaik di wilayah III Jawa Barat Tahun 2021
2) Misi ruangan
1. Memberikan dan mengutakan kepuasan kepada pelanggan.
2. Mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas.
3. Menyediakan prasarana dan sarana sesuai standarisasi rumah sakit.
4. Mengembangkan rumah sakit sebagai tempat diklat dan penelitian.
5. Meningkatkan kesejahteraan yang memadai bagi pegawai.
6. Meningkatkan hubungan kemitraan dengan skateholder.
3) Sifat kekayaan ruangan
a) Fokus Telaah
Dalam bidang pelayanan fokus telaah ruang rawat inap penyakit anak
di Ruang Kemuning RSD Gunung Jati dalam bidang pelayanan yaitu
ruang penyakit anak laki-laki dan perempuan dengan usia ≥ 1 bulan
sampai dengan 14 tahun.
Dalam bidang pendidikan fokus telaah di ruang kemuning RSD
Gunung Jati Kota Cirebon adalah individu atau kelompok yang
membutuhkan pengetahuan dalam memenuhi kebutuhan pasien terkait
dengan masalah kesehatan yang dialami dan dampak yang ditimbulkan.
b) Lingkup Garapan
Dalam bidang pelayanan lingkup garapan Ruang Kemuning adalah
penyimpangan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia berdasarkan
fokus telaah, maka lingkup garap Ruang Kemuning adalah memberi
pelayanan secara aman, berkualitas dan berkesinambungan dengan segala
aktivitas untuk mengatasi gangguan hambatan pemenuhan kebutuhan
dasar manusia yang terjadi akibat perubahan fisiologis pada satu atau
berbagai sistem yang dialami individu.
Secara umum lingkup garapan ruang kemuning adalah:
a) Memberikan pelayanan dalam kenyamanan pada klien selama dirawat
b) Memberikan bantuan kepada individu dalam meningkatkan dan
memelihara status kesehatan, deteksi dan pencegahan penyakit
c) Memeberikan bantuan kepada klien dalam mencapai kemandirian
sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal.
d) Pemberian bantuan kepada klien meninggal dengan damai
c) Basis Intervensi

4) Model Layanan
Di ruang x kelas III adalah ruangan baru yang akan direncanakan
sebagai contoh model bagi pelayanan ruangan lainnya sehingga masih
mencari pola atau metode penugasan yang pas dengan kehasan ruangan
rawat penyakit dalam kelas III.
5) Letak Ruangan
Letak ruangan x terdapat 2 lantai yaitu ruang x atas dan bawah yang
memiliki koridor ruangan masing-masing yang memisahkan ruangan perawat
dan ruang kamar perawatan.
6) Kapasitas Unit Ruangan
Kapasitas di ruang x ini terdapat 2 lantai ruangan atas dan bawah yang
memiliki koridor ruangan masing masing antara pemisah ruang perawat dan
ruang perawatan di ruang lantai atas terdapat ruang kamar inap 1 dan 2,
terdapat pula ruang ADM, dan kamar ISO dengan kamar 5,6,7 Serta terdapat
ruang cuci alat, ruang neuro, musola beserta gudang. Sedangkan ruangan x
dilantai bawah terdapat koridor juga yang berada di tengah yang memisahkan
antara ruang perawat dan ruang perawatan kamar inap. Ruang kamar inap 3
dan gudang, WC petugas, ruang cuci alat dan ruang kamar 1 yaitu isolasi
B20. Adapun fasilitas di ruangan adalah 7 tempat sampah yang masih belum
ada jenis pemilahan jenis sampahnya, Adapun pintu ruangan x lantai atas
terdapat pintu di Ujung utara koridor pintu ini sering digunakan untuk pintu
keluar masuknya pasien dan keluarga yang menjenguk. Dan dilantai ruang x
bawah terdapat pintu di Ujung selatan koridor pintu ini sering digunakan
untuk pintu keluar masuknya pasien dan keluarga yang menjenguk juga.
Tabel 3.1 Kapasitas Unit Ruangan

NO FASILITAS RUANGAN JUMLAH


1 Jumlah Kamar inap 7
Lantai Atas
Ruang Inap 2
Lantah Bawah
Ruang Inap 1
3 Jumlah Ruang Isolasi 4
4 Jumlah Ruang Isolasi B20 1
5 Jumlah Ruang Isolasi TBC 3
6 Ruang Lain :
Ruang Perawat Lantai Atas 1
Ruang Perawat Lantai Bawah 1
Ruang administrasi 1
Ruang Cuci Alat Lantai atas 1
Ruang Cuci Alat Lantai bawah 1
Ruang Neuro 1
Musola 1
Ruang Gudang Lantai atas 1
Ruang Gudang Lantai bawah 1
WC Petugas 1
b. Analisis Pasien
1) Karakteristik
Ruangan X RSUD Pelita Harapan Kabupaten kuningan adalah ruang
rawat inap penyakit dalam kelas lll. Ruangan X ini merupakan ruangan baru
yang rencananya akan dijdikan percontohan model bagi ruangan lainnya dan
memiliki kapasitas tempat tidur 40 dengan rata-rata BOR per bulan 95
%.Pada saat operan seluruh perawat mendatangi tiap bed pasien, akan tetapi
kegiatan pre dan post conference belum maksimal dilakukan. Begitupula
terlihat penulisan diagnosa keperawatan antara satu perawat degan perawat yg
lain berbeda-beda.
2) Tingkat Ketergantungan
Pada saat penerimaan pasien baru biasanya dari IGD menghubungi
ruangan X dan pasien tersebut dibawa ke ruangan X, setelah sampai di
Ruangan X, perawat yang menerima hanya meminta untuk segera
dipindahkan ke tempat tidur pasien tersebut dan hanya mengambil rekam
medis pasien saja. Pada saat operan seluruh perawat mendatangi tiap bed
pasien, akan tetapi kegiatan pre dan post conference belum maksimal
dilakukan. Begitupula terlihat penulisan diagnosa keperawatan antara satu
perawat degan perawat yg lain berbeda-beda. Ruangan X ini memiliki
kapasitas tempat tidur 40 dengan rata-rata BOR per bulan 95 %.

(a) Jumlah tingkat ketergantungan pasien ruang X RSUD Pelita Harapan


tanggal 16-11 April 2020 menggunakan Rumus Gillies
 Perawatan langsung pasien selama 4 jam/hari
 Perawatan Mandiri ½ x 4 jam = 2 jam
 Perawatan Parsial ¾ x 4 jam = 3 jam
 Perawatan Total 1-1,5 x 4 jam = 4-6 jam
 Intensive Care 2x4 jam = 8 jam
 Jumlah hari dalam satu tahun = 365 hari/tahun
 Jumlah libur dalam satu tahun = 84 hari
 Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan dalam 1 unit harus
ditambahkan 20% sebagai cadangan

Tabel 3.5 Klasifikasi Tingkat Ketergantungan

Klasifikasi Tingkat ketergantungan


Jumlah
BULAN Total
Partial Minimal Klien
Care
maret 15 27 0 40
april 14 22 0 36
Total 29 49 0 76
76/30 =
Rata-rata 15.5 27.8 0
41.2

Sumber: Praktik Manajemen Keperawatan Profesi Ners 2020

2.7
BOR dalam 1 bulan ¿ x 100 %=6.75%
40

 Jumlah jam keperawatan langsung


Total Care = 15.5 x 6 jam = 93 jam
Partial Care = 27.8 x 3 jam = 83.4 jam
Minimal Care =0x2 = 0 jam +
Total = 155.7 jam
 Perawatan tidak langsung = 41.2 x 1 = 41.2 jam
 Pendidikan Kesehatan = 41.2 x 0,25 = 10.3jam +
Total Jam Keseluruhan = 51.5 jam
 Total jam yang dibutuhkan Pasien
Total jam keseluruhan : total pasien
51.5 jam : 41.2 pasien = 1.25 jam (2 jam)
 Jumlah Perawat yang dibutuhkan
jumlah jam keperawatan rata−rata
yang dibutuhkan klien pe rhari x klien perhari x 365
=
( 365−hari libur) jumlah jam kerja
masing−masing perawat
jumlah jam perawatan
yang dibutuhkan pertahun
= Jumlah perawat yang dibutuhkan
jumlah jam perawatan
yang diberikan pertahun
2 x 41.2 x 365 30076
= =16 orang
( 365−84 ) 7 1961

 Cadangan Tenaga Keperawatan 20%


16 x 20% = 3 orang
 Total yang dibutuhkan 16 + 3 = 19 orang
 Penentuan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan yang dibutuhkan
perhari
rata−rata klien perhari x rata−rata jam perawatan perhari
jumlah jam kerja perhari
41.2 x 3
=17 orang
7 jam

 Pembagian Shif perhari


Shift pagi 47% = 17 x 47% = 8 orang
Shift Sore 36% = 17 x 36% = 7 orang
Shift Malam 17% = 17 x 17% = 3 orang

Jadi jumlah secara keseluruhan tenaga keperawatan adalah 17 orang


perhari realisasi SDM keperawatan terbagi menjadi Ketua TIM 2 orang,
perawat pelaksana 12 orang dengan jumlah 14 orang, untuk melakukan
asuhan keperawatan prima dibutuhkan tenaga 17 orang perhari dengan
kekurangan tenaga 5 orang.

c. Analisis Unit Layanan Keperawatan


1. Manajemen Asuhan Keperawatan
No Aspek Hasil observasi
1. Pelayanan Alur Pasien Masuk
Penerimaan Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat ruangan dan
Pasien observasi selama pengkajian bahwa pasien baru biasanya
dari IGD menghubungi ruangan X dan pasien tersebut
dibawa ke ruangan X, setelah sampai di Ruangan X,
perawat yang menerima hanya meminta untuk segera
dipindahkan ke tempat tidur pasien tersebut dan hanya
mengambil rekam medis pasien
2. Operan Dinas Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian bahwa saat
operan seluruh perawat mendatangi tiap bed pasien, akan
tetapi kegiatan pre dan post conference belum maksimal
dilakukan
3. Aplikasi Dokumentasi Asuhan Keperawatan
Proses Penulisan diagnosa keperawatan antara satu perawat degan
Keperawatan perawat yg lain berbeda-beda.

a) Manajemen Unit

Data Inventaris Ruang Perawatan/Sarana Dan Prasarana Penunjang


RSUD Pelita Harapan Kabupaten Kuningan.
Ruang :X
Jumlah Tempat Tidur : 40
a. Lingkungan Kerja
1) Lingkungan Fisik
a) Kapasitas Ruangaan X
No Ruangan Jumlah
.
1. Ruang Kepala Ruangan 1
2. Nurse Station 1
3. Ruang Perawatan pasiem 7
4. Kamar Mandi perawat 1
5. Dapur 1
6. Kamar Ganti Perawat 1
7. Ruang Administrasi 1
8. Gudang 1
9. Ruang Cuci alat 1

b) Kapasitas Unit Ruang


Ruang X memiliki ruang perawatan yang terdiri dari: 7 kamar yang
masing masing terdapat 5 atau 6 bed pada setiap ruangan, kapasitas
tempat tidur 40 bed.

c) Deskripsi Keadaan masing-masing ruangan


 Koridor ruang X atas terletak di tengah, memisahkan antara ruang
perawat, kamar 1 dan 2, ADM, dan kamar ISO dengan kamar 5,6,7,
ruang cuci alat, ruang neuro, musola, dan gudang.
 Koridor ruang X bawah terletak di tengah, memisahkan antara ruang
ISO TBC, ruang perawat, kamar 3, gudang dengan WC petugas, ruang
cuci alat, kamar 1, ruang ISO B20.
 Lantai terlihat bersih, bewarna putih dan tidak licin. Lantai
dibersihkan setiap hari oleh Cleaning Service.
 Terdapat 7 tempat sampah di ruanagn belum ada pemilahan jenis
sampah.
 Di ruang X atas terdapat pintu diujung utara koridor. Pintu sering d
pakai untuk keluar masuk pasien dan keluar yang menjenguk.
 Di ruang X bawah terdapat pintu diujung selatan koridor. Pintu sering
d pakai untuk keluar masuk pasien dan keluar yang menjenguk.
 Terdapat 2 pot tanaman besar plastik untuk memperindah koridor.
 Tidak terdapat brankar.

2) Lingkungan non Fisik


a) Hubungan Perawat dengan Pasien
Interaksi perawat pasien terjadi ketika melakukan tindakan
keperawatan langsung. Hubungan juga terjadi ketika melakukan asuhan
keperawatan tidak langsung seperti ketika melakukan operan seluruh
perawat mendatangi tiap bed pasien.
b) Hubungan Perawat dengan Perawat
Serah terima tugas atau timbang terima (operan) dilakukan oleh
perawat sift sebelumnya dengan sift berikutnya dengan mendatangi tiap
bed pasien. Akan tetapi kegiatan pre dan post conference belum
maksimal dilakukan
c) Hubungan Perawat dengan Profesi lain
d) Hubungan Perawat dengan Mahasiswa
e) Hubungan Perawat dengan Cleaning Service POS dan satpam
d. Sumber Daya / Kekuatan Kerja
1) Manusia (Kualifikasi, Kuantitas, dll)
a. Struktur Ruangan X RSUD Pelita Harapan
Secara struktural Ruang X RSUD Pelita Harapan adalah ruangan baru yang
akan dijadikan percontohan model bagi ruangan lainnya. Ruangan X ini
karena baru masih mencari pola atau metode penugasan yang pas dengan ke
hasan ruang rawat penyakit dalam kelas III.
b. Ketenagakerjaan / Sumber Daya Manusia
Status
No Jabatan Jumlah Pendidikan Kepegawaian
PNS THL
1. Kepala Ruangan 1 S.Kep Ners √
2. Perawat 6 S.Kep Ners √
3. Perawat 6 A.Md.Kep √
4. Tenaga ADM 1 √

Berdasarkan data kepegawaian jumlah perawat yang pernah mengikuti pelatihan

No Pelatihan Jumlah

1 PPI 6 orang

2 Manajemen Bangsal 1 orang

3 Metode Penugasan 3 orang

4 BTCLS 9 orang
(Basic Training Cardiac Live Support)
2) Non manusia

Money Sumber keuangan untuk mendukung pelayanan dan

pengelolaan rumah sakit dengan mendapat pemasukan

dari BPJS, jamkesmas, dan umum. Pengelolaan terpusat

oleh manajemen rumah sakit, dan dampak pengelolaan

keuangan terhadap pelaksanaan program kegiatan

pelayanan ruangan, adalah setiap program kegiatan yang

akan dilakukan harus terlebih dahulu mengajukan

proposal program kegiatan. Ruangan tidak pernah

mengajukan proposal ke direktur dalam hal keuangan

Pada saat penerimaan pasien baru biasanya dari IGD


Methode
menghubungi ruangan X, setelah diruangan X, perawat

yang menerima hanya meminta untuk segera dipindahkan

ketempat tidur pasien tersebut dan hanya mengambil

rekam medis pasien saja. Pada saat operan seluruh

perawat mendatangi tiap bed pasien, akan tetapi kegiatan

pre dan post conference belum maksimal dilakukan

begitupula terlihat penulisan diagnosa keperawatan

antara satu perawat dengan perawat yang lain berbeda-

beda.
Material yang dikaji adalah Sarana dan prasarana yang
Material
ada di Ruang X. Fasilitas Ruangan X yaitu :

1. Koridor ruangan cempaka atas

2. Koridor ruangan cempaka bawah

3. Ruang Perawat Atas dan bawah

4. Kamar mandi perawat

5. Ruang Administrasi

6. Gudang atas dan bawah

7. Ruang cuci alat lantai atas dan bawah

8. Ruang Neuro

9. Ruang ISOLASI

10. Musola

11. Kamar pasien

12. Brankar

13. POT Bunga

e. Lingkungan Kerja

1) Lingkungan Fisik

No Ruangan Jumlah

1. Ruang kepala ruangan -

2. Ruang dokter -

3. Nurse station 2

4. Ruang tindakan pasien -


5. Kamar mandi perawat 1

6. Dapur -

7. Kamar ganti perawat -

8. Ruang administrasi 1

9. Gudang 2

10. Ruang Oksigen -

11. Ruang Depo Obat -

-
12. Ruang Diskusi

13. Ruang cuci alat 2

14. Ruang neuro 1

15. Ruang ISO 3

16. Musola 1

17. Tempat sampah 7

18. Kamar pasien 7

19 Brankar -

20. Pot bunga 2

2) Lingkungan Non Fisik


Hubungan Perawat Dari hasil observasi didapat bahwa pada saat

dengan Perawat penerimaan pasien baru dari IGD ke ruangan,

perawat ruangan yang menerima hanya meminta

untuk segera dipindahkan ke tempat tidur pasien

tersebut dan hanya meminta rekam medis pasien

saja dan tidak melakukan serah terima tugas

(operan) dengan petugas IGD yg mengantarkan

pasien.

Pada saat serah terima tugas atau timbang terima

(operan) dari perawat ke perawat ruangan lainnya

seluruh perawat mendatangi tiap bed pasien, akan

tetapi kegiatan pre dan post conference belum

maksimal dilakukan. Begitupula terlihat penulisan

diagnosa keperawatan antara satu perawat dengan

perawat yang lain berbeda-beda.

Hubungan Perawat Dari hasil observasi pada saat pasien baru datang

dengan Pasien dari IGD ke ruangan, interaksi perawat dengan

pasien hanya melihat dari rekam medis (RM)

pasien saja tanpa melakukan observasi ke pasiennya

langsung.

Hubungan Perawat  Hubungan perawat dengan dokter

dengan Profesi -
Lain  Hubungan perawat dengan ahli gizi

 Hubungan perawat dengan apoteker

 Hubungan perawat dengan petugas

laboratorium dan radiologi

Hubungan Perawat -

dengan Mahasiswa

Hubungan Perawat -

dengan Cleaning

Service, POS dan

Satpam

f. Kajian Indikator Mutu Ruangan (BOR, LOS, TOI, BTO, dll)

g. Pendidikan dan Pelatihan

1) Jabatan dan Pendidikan Terakhir

No Formasi/ Jabatan Jumlah Pendidikan Terakhir

1. Kepala Ruangan 1 Orang S.Kep., Ners


2. Perawat Pelaksana 6 Orang S.Kep., Ners

3. Perawat Pelaksana 6 Orang D3. Kep

4. ADM 1 Orang S1

5. Cleaning Service 1 Orang -

2) Pelatihan

No Pelatihan Jumlah

1. PPI 6 Orang

2. Manajemen Bangsal 1 Orang

3. Metode Penugasan 3 Orang

4. BTCLS 9 Orang

Anda mungkin juga menyukai