Anda di halaman 1dari 8

A.

GAMBARAN UMUM RSIJ SUKAPURA

Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura adalah rumah sakit swasta tipe C di bawah

lindungan amal usaha Muhammadiyah yang memiliki visi RSIJ Sukapura menjadi rumah

sakit bercitra islami pilihan masyarakat dan misi dari RSIJ yaitu mewujudkan SDI

Rumah Sakit yang berkompeten dan profesional yang berkepribadian islami sebagai

kader Muhammadiyah, memberikan pelayanan prima dan islami yang didukung dengan

teknologi kedokteran terkini dengan unggulan kesehatan ibu dan anak, melaksanakan

manajemen mutu yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan, melaksanakan dakwah

amar ma’ruf nahi munkar di bidang kesehatan, menjalin jejaring dengan institusi

pendidikan kesahatan lainnya. Rumah Sakit ini merupakan pelayanan rumah sakit yang

bernapaskan islam dan sebagai wujud kaum sosial yang selalu memperhatikan kaum

du’afa. Falsafah Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura adalah institusi pelayanan sosial

masyarakat sebagai pusat pelayanan kesehatan yang berorientasi kepada implementasi

dakwah dengan pelayanan bermutu. RSIJ Sukapura bertujuan untuk mewujudkan derajat

kesehatan yang setinggi-tingginya bagi semua lapisan masyarakat melalui pendekatan

pemeliharaan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan

penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

menyeluruh dengan peraturan perundang-undangan serta tuntutan ajaran islam dengan

tidak memandang agama, golongan dan kedudukan.

Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura memiliki fasilitas diantaranya tempat tidur dengan

155 tempat tidur dan berbagai fasilitas pelayanan, serta memiliki berbagai pelayanan dari

pelayanan 24 jam yang terdiri dari UGD, farmasi, radiologi, laboratorium, RMK, gizi,
pelayanan rawat inap, pelayanan rawat jalan dan pelayanan lainnya serta didukung

tenaga-tenaga professional meliputi dokter sub spesialis, dokter spesialis, dokter gigi,

dokter umum, perawat, bidan dan tenaga professional lainnya yang siap melayani

masyarakat yang membutuhkan. Pelayanan rawat inap RSIJ Sukapura dengan berbagai

kelas yang bervariasi mulai dari VIP, utama, kelas I, kelas II, dan kelas III. Salah satu

pelayanan rawat inap rumah sakit ini adalah Paviliun Abudzar Bawah

B. ANALISA SITUASI RUANGAN

1. Ruangan

Paviliun Abudzar Bawah merupakan ruangan perawatan kelas II dan kelas III yang

melayani jaminan pribadi, asuransi dan BPJS pada pasien wanita dengan kasus

interna, kasus bedah, kasus infeksi dan umum. Paviliun Abudzar Bawah rata-rata

BOR pada 4 bulan terakhir periode Januari 2015 s/d April 2015 sebesar 70,28 %.

Paviliun Abudzar Bawah memiliki 4 ruang rawat perempuan dengan kapasitas 8

pasien setiap kamar dan 1 ruang isolasi untuk pasien perempuan dengan kapasitas 1

pasien dengan kasus bedah, umum dan infeksi. Terdapat 1 ruang Karu, 1 Nurse

Station, 1 ruang ganti perawat laki-laki dan perempuan, 1 ruang dapur, 1 gudang, 1

kamar mandi perawat dan 1 spoolhoek.

2. Sarana dan Prasarana

Paviliun Abudzar bawah memiliki sarana prasarana sebagai berikut

a. Setiap ruangan dilengkapi AC


Terdapat 4 bangsal yang masing-masing kamar difasilitisi 2 AC dan 1 kamar

isolasi yang difasilitasi 1 AC.

b. Setiap tempat tidur pasien dilengkapi lemari pasien sebanyak 33 buah lemari.

c. Setiap ruangan pasien dilengkapi oksigen tabung besar sebanyak 7 buah.

d. Terdapat 1 buah TV di kelas II yaitu kamar 2

e. Setiap bangsal difasilitiasi 1 kamar mandi.

f. Kamar isolasi difasilitasi wastafel namun tidak difasilitasi kamar mandi.

g. Fasilitas untuk pengelolaan limbah terdiri dari:

- Tempat sampah non medis 3 buah di lorong ruangan.

- Tempat sampah medis 4 buah di lorong ruangan.

h. Terdapat kamar mandi petugas 1 buah, kulkas obat 1 buah. Dispenser 1 buah,

meja tim 4 buah, kotak obat 33 buah, komputer 1 buah untuk keperluan input dan

billing pasien (billing dan asuhan keperawatan).

i. Fasilitas pencegahan infeksi terdiri dari:

- Handscrub 5 buah di depan kamar pasien

- Washtafel 2 buah (1 buah di kamar isolasi dan 1 buah di nurse station)

- Tersedia handscoon dan masker untuk melakukan tindakan.

j. Peralatan untuk melakukan tindakan

- Tensimeter 4 buah

- Torniquet 1 buah

- Lemari alat kesehatan 1 buah

- Kursi roda 1 buah


- Trolley tindakan 3 buah dengan alat yang lengkap (bengkok, gunting, kasa,

plester, dll)

- Lemari laken 1 buah

3. Ketenagaan

Memiliki jumlah tenaga keperawatan sebanyak 18 orang terdiri 1 Ka. Ruangan (D3

Keperawatan), 17 orang : 4 ketua tim dan 13 perawat pelaksana, dengan rata-rata

pendidikan D3 Keperawatan dengan presentase 94,11 %.

Fungsi Manajemen di Paviliun Abudzar Bawah

a. Fungsi Perencanaan

Sudah terdapat visi dan misi pelayanan bidang keperawatan sudah berdasarkan

kebutuhan dan kondisi klien.

Didalam pembuatan asuhan keperawatan selalu mengacu kepada Standard

Procedures Operational (SPO) mengenai serah terima tugas, operan dinas

perawat, metode penugasan tim yang sesuai dengan penerapan manajemen.

b. Fungsi Pengorganisasian

- Di Paviliun Abudzar bawah sudah terdapat struktur organisasi, terdapat jadwal

dinas yang telah dibuat setiap shift.

c. Fungsi Pengarahan

Ketua tim melakukan membuat perencanaan asuhan keperawatan yang akan

dilakukan oleh perawat pelaksana.


d. Fungsi Pengendalian

Ketua tim menyampaikan kondisi pasien di setiap serah terima pasien.

4. Struktur Organisasi

Kepala Ruangan

Ketua Tim I Ketua Tim II Ketua Tim III Ketua Tim IV

Anggota Tim Anggota Tim Anggota Tim Anggota Tim


(Pelaksana) (Pelaksana) (Pelaksana) (Pelaksana)

Janwat I Janwat II Janwat III Janwat IV

C. ANALISA SWOT

1. Strength (Kekuatan)

a. BOR ruangan Abudzar Bawah pada 4 bulan terakhir sebesar 70,28 %.

b. Hubungan kerja di Ruang Abuzar Bawah antara perawat, administrasi dan tenaga

kesehatan lainnya terjalin dengan baik.

c. Kepala ruangan selalu memotivasi pegawainya untuk meningkatkan

kinerja dalam memberikan asuhan keperawatan.

d. Ruang Abudzar Bawah dengan kapasitas 33 tempat tidur, jumlah perawat

17 orang dengan tingkat pendidikan D3 Keperawatan cukup memudahkan untuk

peningkatan pemahaman perawat terhadap pelayanan asuhan keperawatan di

Rumah Sakit.
e. Adanya keinginan sebagian perawat untuk mengubah kekurangan dalam

ruangan kearah yang lebih baik.

f. Adanya pertemuan rutin antara kepala ruangan dengan staf yang

diprogramkan diprogramkan setiap 3 bulan sekali untuk membahas pelayanan

yang ditentukan dan masalah yang timbul antara pegawai dan staf.

g. Pengajuan pergantian alat dari Rumah Sakit dalam peningkatan fasilitas

kesehatan cepat.

2. Weakness (Kelemahan)

a. Isi materi timbang terima (operan) kurang berhubungan dengan

keperawatan.

b. Pengaplikasian alur timbang atau operan belum optimal

c. Pengaplikasian Five Moment Hand Hygiene belum optimal

3. Opportunity (Peluang)

a. Adanya mahasiswa S1 yang sedang praktik manajemen keperawatan sehingga

dapat berbagi ilmu pengetahuan.

b. Adanya kesempatan yang diberikan oleh pihak RSIJ Sukapura kepada para

pegawai dan stafnya untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih

tinggi.

c. Adanya kesempatan perawat untuk mengikuti pelatihan dan seminar


d. Ruang Abudzar Bawah digunakan sebagai lahan praktik mahasiswa DIII

Keperawatan, S1 Keperawatan dan S2 Keperawatan yang mungkin adanya

transfer ilmu pengetahuan baru, baik dalam dunia keperawatan dan medis.

e. Adanya kerja sama antar mahasiswa dengan kepala ruangan dan staf ruangan

Abudzar Bawah.

f. Adanya sertifikasi ISO, akreditasi yang mempunyai dampak baik bagi

peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

g. Adanya kerjasama antara institusi PSIK dengan rumah sakit.

4.Threatened (Ancaman)

a. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan yang lebih profesional.

b. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan tingginya kesehatan.

c. Tingkat pendidikan dan tingkat ekonomi keluarga pasien yang masih rendah

menyebabkan asuhan keperawatan kadang terhambat.

d. Persaingan antar rumah sakit yang semakin ketat sehingga mengharuskan perawat

untuk dapat memberikan pelayanan secara professional dan Islami dalam

memberikan asuhan keperawatan

e. Banyaknya rumah sakit yang sudah memperkerjakan perawat S1 Keperawatan

dan menerapkan praktek professional sehingga pasien akan mencari rumah sakit

yang memberikan pelayanan kesehatan secara professional.

f. Konsumen semakin kritis dan siap menggugat rumah sakit atas kelalaian yang

terjadi dalam melakukan tindakan.


g. Adanya tuntutan dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keehatan yang

berkualitas.

Anda mungkin juga menyukai