Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

1. Deskripsi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang


Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang merupakan salah satu organisasi
Pemerintah Kabupaten Tangerang yang membantu Bupati dalam bidang pelayanan
kesehatan. RSU Kabupaten Tangerang adalah Rumah Sakit Kelas B Pendidikan yang
juga termasuk salah satu RS-BLU, disamping memberikan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat luas khususnya masyarakat dilingkungan Kabupaten Tangerang dan
sekitarnya, sebagai rumah sakit rujukan di Banten, juga melaksanakan fungsinya
sebagi tempat pendidikan bagi calon dokter spesialis FKUI.
RSU Tangerang berada ditengah wilayah Kota Tangerang, di Jl. Ahmad Yani
No.9, didekat Gedung Pusat Pemerintahan Kota Tangerang. Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang merupakan sebagian organisasi pelayanan kesehatan yang
kompleks dituntut bekerja secara profesional dan berbekal pada ilmu pengetahuan
yang dapat di pertanggung jawabkan sesuai dengan standar pelayanan yang telah
ditetapkan.
2. Sejarah Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang
Pada Tahun 1954 RSU Type D (Kerjasama RSCM dan FKUI)
Pada Tahun 1974 s/d 1973 RSU Type C
Pada Tahun 1993 RSU Type B
Pada Tahun 1996 Unit Swadaya Daerah
Pada Tahun 2006 PKK-BLUD
Pada Tahun 2008 RS-BLUD
Pada Tahun 2013 RSU Type B Pendidikan
3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang

4. Deskripsi Ruangan (Paviliun/Ruangan)


Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Tangerang, salah satunya yaitu sub
unit ruang perawatan Kemuning Atas. Sub unit ruang perawatan Kemuning Atas
merupakan bangsal perawatan penyakit dalam anak kelas III. Ruang perawatan
Kemuning Atas dapat merawat pasien anak laki-laki dan anak perempuan. Ruang
perawatan Kemuning Atas dikepalai oleh seorang Kepala Ruang dengan 16 orang
perawat, 1 orang Pembantu Orang Sakit dan 1 orang administrasi.
A. Aktivitas Ruang Perawatan Kemuning Atas
Aktivitas di Sub Unit Ruang Perawatan Kemuning Atas merupakan gabungan
dari Pelayanan Medik, Pelayanan Keperawatan dan Pelayanan Penginapan.
Pelayanan Medik yang dimaksud adalah pelayanan yang berasal dari dokter yang
merawat. Dokter memeriksa pasien yang dirawat di rumah sakit secara teratur serta
memberikan obat dan pengobatan yang dapat menyembuhkan pasien. Pelayanan
Keperawatan adalah pelayanan yang diberikan oleh perawat-perawat kepada
pasien berupa pengawasan terus menerus sehingga terjadi penyembuhan.
Sedangkan Pelayanan Penginapan adalah pelayanan fasilitas seperti tempat tidur
dan pemberian makanan dari ruang perawatan yang sama seperti sistem
penginapan.
Kegiatan pelayanan rawat inap meliputi:
1.) Penerimaan pasien
2.) Pelayanan medik
3.) Pelayanan penunjang medik
4.) Pelayanan perawatan
5.) Pelayanan obat
6.) Pelayanan makan, dan
7.) Pelayanan administrasi keuangan.
B. Sumber Daya Manusia
SDM yang ada sebanyak 28 orang terdiri dari:
1) 1 orang dokter ruangan
2) 10 orang dokter konsulen
3) 16 orang perawat
4) 1 orang POS

Dengan latar belakang pendidikan:


1) 10 orang : Dokter Spesialis Anak
2) 1 orang : Dokter Umum
3) 14 orang : DIII keperawatan
4) 2 orang : S1 Keperawatan Ners
5) 1 orang : SMA
C. Fasilitas di Ruangan Kemuning Atas
Perawatan di Ruangan Kemuning Atas meliputi:
1) Asuhan keperawatan khususnya penyakit dalam
2) Visite dokter spesialis anak
3) Visite dokter spesialis penyakit dalam
4) Visite dokter bedah
5) Visite dokter spesialis paru, jantung, urologi, neurologi
D. Pembagian ruangan di Ruangan Kemuning Atas
Di Ruang Perawatan Kemuning Atas terdapat 4 kamar atau bangsal dengan
jumlah 20 tempat tidur terbagi atas:
1) Kamar Isolasi : 1 Tempat Tidur
2) Kamar 1 : 5 Tempat Tidur
3) Kamar 2 : 7 Tempat Tidur
4) Kamar 3 : 7 Tempat Tidur
E. Lokasi Ruangan Kemuning Atas

Kamar 2 M Kamar 1
A
Ruang
R
Dokter
WC
WC
I

Ruan
Ruang
SPOOL g
HOCK
Tindakan Isolas Ruang Ruang
Kamar 3 i Perawat
Ka. Ru

5. Struktur Ruangan

Ka. Ruang Kemuning Atas

Zr. Rianti S.Kep., Ners


Wakil Ka. Ruang

Zr. Dwi Wahyuni, AMK


Ketua TIM I Ketua TIM II

Zr. Fitrohtul C, AMK Zr. Eis Sulhiyati, AMK


Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana
1. Zr. Ermawati, S.Kep, Ners 1. Zr. Junainah Tulhasanah, AMK
2. Zr. Elis Suhaeni, AMK 2. Zr. Lina Marliana, AMK
3. Zr. Ranggaeni Saputri, AMK 3. Zr. Fitri Rahmayanti, AMK
4. Zr. Siti Norati, AMK 4. Zr. Andriyani, AMK
5. Zr. Lina, AMK 5. Zr. Mutiara Sani S, AMK
6. Zr. Elom, AMK 6. Zr. Rina Novitarsari, AMK
POS

Heriyanto

Uraian Tugas
A. Kepala Ruangan Perawatan Kemuning Atas (Ka. Ru)
Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
dalam mengelola kegiatan pelayana di ruang rawat.
1) Kualifikasi
a) Perawat klinik III (Pendidikan minimal D III keperawatan dengan
pengalaman kerja 8 tahun dengan sertifikasi, S1 keperawatan, pengalaman
dengan sertifikasi, S1 keperawatan, pengalaman kerja 6 tahun).
b) Memiliki sertifikat manajemen keperawatan
c) Memiliki kemampuan kepemimpinan
d) Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembangkan diri sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
2) Tanggung Jawab
a) Secara administratif bertanggung jawab kepada kepala bidang pelayanan
keperawatan.
b) Secara operasional bertanggung jawab kepada kepala instalasi
3) Tugas pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan perawatan di unit kerja dalam lingkup
tanggung jawabnya.
4) Uraian tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan:
Merencanakan jumlah tenaga yang sesuai dengan kebutuhan ruang rawat
yang berada dibawah tanggungjawabnya.
Merencanakan standar kebutuhan alat dan fasilitas pelayanan
keperawatan diruang rawat
Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan yang akan diselenggarakan
sesuai kebutuhan pasien.
Merencanakan pengembangan SDM perawat melalui pembuatan usulan
jadwal pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
b) Melaksanakan fungsi pengorganisasian
Mengatur seluruh kegiatan pelayanan dan asuhan keperawatan di ruang
rawat
Menyusun daftar dinas setiap tenaga perawat dan tenaga lainnya sesuai
kebutuhan dan ketentuan yang berlaku.
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan asuhan keperawatan yang ada
dengan cara bekerjasama dengan petugas kesehatan lain yang terlibat
dalam pelayanan di ruang tersebut.
Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawat
Mengatur kegiatan pendampingan visit dokter
Mengklasifikasikan pasien menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non
infeksi untuk memudahkan perawatan.
Melaksanakan koordinasi dan memelihara hubungan baik dengan kepala
ruangan lain, kepala seksi, kepala bidang, kepala instalasi dan staf medik
fungsional di rumah sakit.
Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya.
Melaksanakan model penugasan yang telah menjadi keputusan bersama
kepal instalasi dengan kepala bidang pelayanan keperawatan.
c) Malaksanakan fungsi pelaksanaan
Memimpin jalannya ronde keperawatan
Memberikan orientasi kepada kepada tenaga perawat pelaksana untuk
melaksanakan pelayanan keperawatan sesuai standar yang ditetapkan
Memberikan pengrahan motivasi kepada tenaga perawat pelaksana untuk
melaksanakan pelayanan sesuai standar yang ditetapkan.
Mengenal jenis dan kegunaan peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien.
Menyusun permintaan kebutuhan rutin, alat, obat dan bahan lain yang
diperlukan.
Menjamin ketersediaan obat dan peralatan yang siap pakai
Memberikan orientasi terhadap pasien dan keluarganya meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat, fasilitas
yang ada dan cara penggunaannya
Memberikan penyuluhan kesehatan terhadap pasien dalam batas
kewenangannya.
Meningkatkan pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan tentang
perkembangan pasien dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar
Memperisapkan dan memelihara kebersihan ruang rawat dan
lingkungannya.
Memeriksa, meneliti pengisian formulir harian pelayanan serta
membubuhkan nama dan tanda tangan pada formulir tersebut
Membuat catatan harian, mingguan dan bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan lain diruang rawat.
Membuat dokumen pelaksanaan rapat koordinasi.

B. Wakil Kepala Ruangan


Seorang tenaga perawat profesional yang diberi tanggung jawab dan wewenang
oleh kepala ruangan untuk membantu mengelola kegiatan pelayanan keperawatan
di ruang rawat.
1) Kualifikasi
a) Perawat klinik II (Pendidikan minimal D III keperawatan atau kebidanan
dengan pengalaman kerja 4 tahun dengan sertifikasi, S1 keperawatan atau
kebidanan, pengalaman kerja 2 tahun.
b) Memiliki kemampuan kepemimpinan
c) Mempunyai kemauan dan kemampuan mengembangkan diri sesuai dengan
perkembangan IPTEK.
2) Tanggungjawab
Bertanggung jawab kepada kepala ruangan
3) Tugas Pokok
Membantu kepala ruangan dalam mengelola kegiatan pelayanan keperawatan.
4) Uraian Tugas
1) Membantu kepala ruangan mengawasi dan menilai pelaksanaan penanggung
jawab urusan.
2) Membantu terlaksananya metode penugasan yang diterapakan diruangan
(metode tim atau kasus).
3) Melaksanakan pendelegasian tugas kepala ruangan saat kepala ruangan
berhalangan hadir.
4) Membuat jadwal dinas perawat pelaksana.
5) Menjadi penanggung jawab pegendalian dan pencegahan infeksi rumah
sakit di ruang rawat.

C. Ketua Tim
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik yang baik, diberi wewenang
dan tanggungjawab untuk memimpin sekelompok tenaga keperawatan lain dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien.

1) Kualifikasi :
a) Perawat klinik II (Pendidikan minimal D III keperawatan atau kebidanan
dengan pengalaman kerja 4 tahun dengan sertifikasi, S1 keperawatan atau
kebidanan, pengalaman kerja 2 tahun)
b) Dapat berkerja sama dengan petugas kesehatan lainnya.
2) Tanggungjawab
Secara operasional dan administratif bertanggungjawab kepada kepala
ruangan.
3) Tugas Pokok
Melaksanakan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap
pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat yang menjadi area tugasnya.
4) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan.
b) Merencanakan dan menyusun asuhan keperawatan pada sekelompok pasien
yang menjadi tanggungjawabnya, meliputi: pengkajian pasien baru,
menetapkan rencana asuhan keperawatan dan menjelaskan kepada perawat
asosiet
c) Menetapakan perawat asosiet yang bertanggungjawab pada setiap pasien,
setiap giliran jaga. Pembagian pasien dapat didasarkan pada jumlah pasien,
klasifikasi pasien (self care, intermediate care, partial care dan total care)
dan tempat tidur berdekatan.
d) Melaksanakan fungsi pelaksanaan, meliputi:
Membuat kesepakatan dengan klien/keluarga pada awal masuk ruangan
Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan
pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
Mengikuti timbang terima.
Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif.
Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat blain.
Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
Menerima dan menyesuaikan rencana.
Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial
di masyarakat.
Membuat jadual perjanjian klinik.
Mengadakan kunjungan rumah.
Melaksanakan sentralisasi obat.
Mendampingi visite.
Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan
perawat associate.
Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.

D. Ketua Shift
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik yang baik, diberi wewenang
dan tanggungjawab untuk memimpin tenaga keperawatan lain dalam suatu shift
jaga.
1) Kualifikasi
a) Perawat klinik II (Pendidikan minimal D III keperawatan/kebidanan dengan
pengalaman kerja 4 tahun dengan sertifikasi, S1 keperawatan/kebidanan,
pengalaman kerja 2 tahun)
b) Dapat berkerja sama dengan petugas kesehatan lainnya.
2) Tanggungjawab
Secara operasional dan administratif bertanggungjawab kepada kepala ruangan.
3) Tugas Pokok
Memimpin, mengawasi dan bertanggungjawab dalam pemberian asuhan
keperawata pada shift tertentu.
4) Uraian Tugas
a) Membantu Kepala ruangan mengawasi dan mengendaliakn pelaksanaan.
b) Membantu kepala ruangan menilai hasil kerja perawat pelaksanan.
c) Melaksanakan pendelegasian dari kepala ruangan.
d) Mengatur dan menjalankan pekerjaan administrasi ruangan.
e) Menjaga kebersihan ruangan.
f) Berkordinasi dengan perawat pengawas bila terjadi suatu permasalahan
berkaitan pelayanan dalam lingkup kerjanya.

E. Perawat Pelaksana
Seorang tenaga perawat dengan kemampuan klinik, diberi wewenang dan
tanggungjawab untuk memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di ruang
rawat.
1) Kualifikasi
a) Perawat klinik (pendidikan minimal D III keperawatan)
b) Memiliki SIP dan SIK
c) Dapat bekerja sama dengan petugas kesehatan lainnya
2) Tanggung Jawab
Bertanggung jawab kepada kepala ruangan.
3) Tugas Pokok
Melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan yang menjadi area tugasnya.
4) Uraian tugas
a) Membaca asuhan keperawatan yang telah disusun dan ditetapkan oleh ketua
tim.
b) Membina hubungan terapeutik dengan pasien dan keluarga.
c) Melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan rencana
tindakan yang dibuat ketua tim.
d) Evaluasi tindakan dan mendokumentasikan pada format catatan
perkembangan.
e) Mengikuti visite dokter.
f) Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
g) Mengkomunikasikan kepada ketua tim bila menemukan masalah yang perlu
diselesaikan.
h) Menyiapkan pasien untuk pemeriksaan penunjang diagnostik atau
pelaksanaan operasi.
i) Berperan serta dalam memberikanpendidikan kesehatan kepada
pasien/keluarga yang dilakukan ketua tim.
j) Membantu ketua tim lain yang membutuhkan
k) Mengevaluasi kulaitas asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai.

BAB II
PEMBAHASAN

1. Model Praktik Keperawatan yang dipakai di Ruang Kemuning Atas


Dari hasil wawancara dan pengamatan tentang metode model asuhan
keperawatan yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang digunakan Ruang
Kemuning Atas adalah Metode Tim. Perawat pelaksana mengatakan memahami atau
mengerti model yang digunakan dan menyatakan cocok dengan model yang ada.
Model yang digunakan sesuai dengan misi pelayanan asuhan keperawatan.
Dari data sekunder tentang efektifatas dan efensiasi model asuhan keperawatan,
di dapatkan bahwa dengan menggunakan model yang sekarang ini rata-rata lama
pasien rawat inap ruang kemuning atas adalah 4 7 hari (Lengh Of Stay/ LOS).
Perawat mengatakan bahwa tidak terjadi penurunan pasien dilihat dari jumlah
banyaknya pasien rujukan dari puskesmas klinik maupun RS lain. Perawat
menyatakan bahwa model yang digunakan saat ini tidak terlalu membebani kerja
masalah pembiayaan terpusat langsung, jadi bisa dikatakan tergantung dari alokasi
anggaran yang disediakan rumah sakit untuk tiap-tiap runagan. kritikan yang diterima
oleh ruangan biasanya terkait dengan kurangnya sumber daya tenaga sehingga
pelayanan menjadi kurang optimal. Perawat mengatakan tentang mekanismes
pelaksaaan model askep komunikasi antar profesi terlakasan cukup baik, sedangkan
rencana askep antar shift berkelanjutan. Hal ini didukung dengan adanya dokumentasi
keperawatan. Perawat mengatakan pernah mendapatkan teguran dari ketua tim dan
kepala ruangan tentang kinerja yang telah dilakukan. Hanya saja, teguran tersebut
berupa masukan-masukan dan motivasi. Perawat melakukan tugasnya sesuai dengan
standar yang telah ditetapkan.
2. Manajemen Keperawatan di Ruang Kemuning Atas
A. Data Umum
1) Sumber Daya Manusia (M1 Man)
a) Struktur Organisasi

Ka. Ruang Kemuning Atas

Zr. Rianti S.Kep., Ners

Wakil Ka. Ruang

Zr. Dwi Wahyuni, AMK

Ketua TIM I Ketua TIM II

Zr. Fitrohtul C, AMK Zr. Eis S, AMK

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

1. Zr. Ermawati, S.Kep, Ners 1. Zr. Junainah Tulhasanah, AMK


2. Zr. Elis Suhaeni, AMK 2. Zr. Lina Marliana, AMK
3. Zr. Ranggaeni Saputri, 3. Zr. Fitri Rahmayanti, AMK
AMK 4. Zr. Andriyani, AMK
4. Zr. Siti Norati, AMK 5. Zr. Mutiara Sani S, AMK
5. Zr. Lina, AMK 6. Zr. Rina Novitarsari, AMK
6. Zr. Elom, AMK 7.
7.

POS

Heriyanto

b) Komposisi Ketenagaan Keperawatan Paviliun Kemuning

No Kualifikasi Jumlah
.
1. S1 Keperawatan Ners 2
2. DIII Keperawatan 14
3. Mahasiswa D III Keperawatan 5
4. Mahasiswa D IV Keperawatan 9
5. Mahasiswa S1 Keperawatan Ners 8
TOTAL 38

c) Pengaturan Ketenagaan
Jumlah tenaga yang diperlukan bergantung dari jumlah pasien dan tingkat
ketergantungannya. Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi menjadi 3
kelompok, yaitu :
Perawatan minimal, memerlukan waktu 1-2 jam sehari
Perawatan parsial, memerlukan waktu 3-4 jam sehari
Perawatan total, memerlukan waktu 5-6 jam sehari
Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan perawat berdasarkan
perhitungan Rumus Douglas Jumat, 3 Maret 2017 di Ruang Kemuning Atas
adalah :

TINGKAT JUMLAH
KEBUTUHAN TENAGA
KETERGANTUNGAN
Jenis Pasien Jumlah PAGI SORE MALAM
Minimal 1 1 X 0,17 = 1 X 0,14 = 1 X 0,07 =
0,17 0,14 0,07
Parsial 8 8 X 0,27 = 8 X 0,27 = 8 X 0,10 =
2,16 2,16 0,80
Total 11 11 X 0,36 = 11 X 0,36 = 11 X 0,20 =
3,96 3,96 2,20
6,29 6,26 3,01
JUMLAH 20
6 Orang 6 Orang 3 Orang
TOTAL 20 15 Perawat

Total tenaga perawat adalah :

Pagi : 6 Perawat
Sore : 6 Perawat
Mala : 3 Perawat +
m
15 Perawat

Jumlah tenaga lepas dinas per hari :


Jumlah hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar/ lepas dinas x Total
tenaga perawat
Jumlah hari kerja efektif dalam setahun

(52+18+17)x15 = 1305 = 4,67 = 5 Perawat


279 279
Jadi, jumlah perawat yang dibutuhkan : 15 perawat pelaksana + 2 orang
struktural (Kepala Ruangan, Wakil kepala ruangan) + 5 lepas dinas = 22 orang.

Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa perawat puas dengan struktur


organisasi yang telah ada diruangan, pembagian tugas dan pelaksanaannya di ruangan
sudah secara struktural cukup baik. Peran, fungsi, dan tugas perawat di ruangan sesuai
dengan jabatan dan latar belakang pendidikan dan terdapat uraian tugas yang
tercantum dalam Buku Pedoman Pelayanan Keperawatan yang menjadi suatu
acuannya. Kinerja perawat sudah cukup baik dengan mayoritas berlatar belakang
pendidikan D III Keperawatan, perawat merasa membutuhkan kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau mengikuti pelatihan,
seminar, workshop dimana pada RSU Kab. Tangerang memfasilitasi pelatihan-
pelatihan untuk tenaga keperawatan, mengadakan seminar dan juga workshop bagi
perawat. Menurut kepala ruangan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan tentang
profesionalisme perawat mengingat tuntutatan masyarakat semakin meningkat,
masyarakat juga membutuhan pelayanan yang baik. RSU Kab. Tangerang juga
mempunyai kebijakan untuk menerima pasien SKTM dan BPJS.
Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa Ruang Kemuning Atas dipimpin
oleh Kepala Ruangan dibantu oleh wakil Kepala Ruangan, 2 Ketua Tim, 12 perawat
pelaksana dan 1 pembantu orang sakit, serta terdapat tenaga tambahan yakni 3 orang
cleaning service. Hasil pengamatan pada terdapat 20 pasien di Ruang Kemuning Atas,
3 pasien memiliki tingkat ketergantungan minimal, 6 pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial dan 14 pasien dengan tingkat ketergantungan total. Jumlah
tenaga lepas dinas per hari diruangan adalah 3 perawat dan total jumlah perawat
adalah 16 orang dengan 2 orang berpendidikan S1 Keperawatan Ners dan 14 orang
berpendidikan D III Keperawatan yang dibagi menjadi 3 shift (waktu/gilir dinas) yakni
shift pagi (07.00-15.00) berjumlah 5 perawat, shift siang (15.00-21.00) berjumlah 3
perawat dan shift malam (21.00-07.00) berjumlah 3 perawat, 3 perawat lepas shift atau
libur setiap harinya. Berdasarkan perhitungan di atas dapat disimpulkan menurut
rumus Douglas perawat yang dibutuhkan adalah 22 orang, sehingga jika dibandingkan
dengan perawat yang di Ruang Kemuning Atas kurang 6 orang. Namun, menurut
penuturan Ketua Tim masalah kurang tenaga yang mempengaruhi beban kerja perawat
dapat diatasi oleh tim yang ada, ditambah adanya mahasiswa yang PKL atau Praktik
Klinik (Magang) di Ruang Kemuning Atas.
2) SARANA DAN PRASARANA (M2 MATERIAL)
a) Lokasi

Ruang Soka /
Thalasemia
- Sebelah selatan
berbatasan dengan
Ruang Wijaya
Kusuma
- Sebelah barat
berbatasan dengan
Ruang Dahlia
- Sebelah timur
berbatasan dengan
- Sebelah utara
Kamar Operasi
berbatasan dengan
2. Denah
(2)
L
(3)
E

Kamar 2 M Kamar 1
(4)
A

WC Ruang WC
(5) Dokter R

(6)

Ruang Ruang
(7) Ruan
Ruang
SPOOL g Perawat
HOCK
Tindakan Isolas Ka. Ru
(8) Kamar 3 i

(9)

3. Peralatan dan Fasilitas


(10) (11) Nama Barang (12) J
No. umlah
(13) (14) Tempat Tidur (15) 2
1. 1
(16) (17) Meja Pasien (18) 2
2. 1
(19) (20) Kipas Angin (21) 6
3.
(22) (23) Kursi Roda (24) 2
4.
(25) (26) Branchart (27) 1
5.
(28) (29) Jam Dinding (30) 7
6.
(31) (32) Kamar Mandi (33) 7
7.
(34) (35) Dapur (36) 1
8.
(37) (38) Wastafel (39) 1
9.
(40) (41) AC (42) 4
10.
(43) (44) Bantal (45) 2
11. 1
(46) (47) Bingkai (48) 1
12. 0
(49) (50) Cermin (51) 2
13.
(52) (53) Dispenser (54) 1
14.
(55) (56) Heksos van (57) 4
15.
(58) (59) Lemari laken (60) 1
16.
(61) (62) Loker (63) 1
17.
(64) (65) Rak piring (66) 1
18.
(67) (68) Rak sepatu (69) 1
19.
(70) (71) Rak status (72) 1
20.
(73) (74) Telepon (75) 1
21.
(76) (77) Tempat sampah besar (78) 2
22. tertutup
(79) (80) Tempat sampah tertutup (81) 6
23.
(82) (83) Spoolhock (84) 1
24.
(85)
(86)
(87)
4. Alat Kesehatan
(88) (89) Nama Barang (90) J
No umlah
.
(91) (92) Ambubag sungkup anak (93) 2
1.
(94) (95) Manometer oksigen (96) 1
2. tabung dorong
(97) (98) Manometer oksigen (99) 2
3. tabung dinding 1
(100) (101) Suction Pump Mobile (102) 1
4.
(103) (104) Lampu senter (105) 4
5.
(106) (107) Lampu sorot (108) 1
6.
(109) (110) Tourniquet (111) 2
7.
(112) (113) Bak Spuit (114) 4
8.
(115) (116) Baki (117) 4
9.
(118) (119) EKG (120) 1
10.
(121) (122) Nebulizer (123) 1
11.
(124) (125) Pispot anak (126) 4
13.
(127) (128) Reflek hammer (129) 3
16.
(130) (131) Stetoskop bayi (132) 2
17.
(133) (134) Stetoskop anak (135) 3
18.
(136) (137) Tensi meter anak (138) 2
19.
(139) (140) Termometer digital (141) 3
20.
(142) (143) Tiang infus (144) 2
21. 1
(145) (146) Timbangan BB dewasa (147) 2
22.
(148) (149) Timbangan BB bayi (150) 1
23.
(151) (152) Emergency kit (153) 1
24.
(154) (155) Trolly emergency (156) 1
25.
(157) (158) Trolly obat (159) 1
26.
(160) (161) Handuk besar (162) 1
27. 2
(163)
3) Metode Asuhan Keperawatan (M3-Methode)
a. Penerapan MAKP
(164) Dari hasil wawancara dan pengamatan tentang metode model
asuhan keperawatan yang digunakan saat ini didapatkan bahwa model yang
digunakan Ruang Kemuning Atas adalah Metode Tim. Perawat pelaksana
mengatakan memahami atau mengerti model yang digunakan dan
menyatakan cocok dengan model yang ada. Model yang digunakan sesuai
dengan misi pelayanan asuhan keperawatan.
(165) Dari data sekunder tentang efektifatas dan efensiasi model
asuhan keperawatan, di dapatkan bahwa dengan menggunakan model yang
sekarang ini rata-rata lama pasien rawat inap ruang kemuning atas adalah 4
7 hari (Lengh Of Stay/ LOS).
(166) Perawat mengatakan bahwa tidak terjadi penurunan pasien
dilihat dari jumlah banyaknya pasien rujukan dari puskesmas klinik maupun
RS lain. Perawat menyatakan bahwa model yang digunakan saat ini tidak
terlalu membebani kerja masalah pembiayaan terpusat langsung, jadi bisa
dikatakan tergantung dari alokasi anggaran yang disediakan rumah sakit
untuk tiap-tiap runagan. kritikan yang diterima oleh ruangan biasanya
terkait dengan kurangnya sumber daya tenaga sehingga pelayanan menjadi
kurang optimal. Perawat mengatakan tentang mekanismes pelaksaaan model
askep komunikasi antar profesi terlakasan cukup baik, sedangkan rencana
askep antar shift berkelanjutan. Hal ini didukung dengan adanya
dokumentasi keperawatan. Perawat mengatakan pernah mendapatkan
teguran dari ketua tim dan kepala ruangan tentang kinerja yang telah
dilakukan. Hanya saja, teguran tersebut berupa masukan-masukan dan
motivasi. Perawat melakukan tugasnya sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
b. Overan
(167) Overan dilakukan 3 kali dalam sehari, yaitu pada pergantian
shift malam ke pagi (pukul 07.00 WIB), pagi ke siang (14.00 WIB), dan
siang ke malam (21.00 WIB). Selalu di ikuti dengan semua perawat yang
telah dan akan dinas. Kegiatan ini di pimpin langsung oleh kepala ruangan
atau ketua tim atau ketua shift. Untuk hal-hal yang perlu di siapkan dalam
overan, semua perawat dapat menyebutkan dengan benar dan menyiapkan
yang akan dibutuhkan dalam overan meliputi catatan perkembangan kondisi
pasien, buku overan DLL. Dalam setiap overan selalu ada klarifikasi
langsung, tanya jawab, dan validasi terhadap semua hal yang di overkan.
Pelaporan overan dicatat dalam buku khusus yang akan di tanda tangani
oleh perawat yang melaporkan. Setelah pelaksanaan overan kepala ruangan
mengadakan diskusi singkat untuk mengetahui sekaligus mengevaluasi
kesiapan shift selanjutnya.
c. Ronde Keperawatan
(168) Dari hasil wawancara dengan kepala rungan, pelaksanaan ronde
keperawatan diruang kemuning atas berbasis masalah keperawatan, hal ini
di karnakan jumlah pasien yang lebih banyak dari jumlah perawat tim yang
dibentuk dalam pelaksaaan ronde keperawatan biasanya adalah perawat
yang mengikuti overan shift karna pelaksanaan ronde keperawatan biasa
dilakukan setelah overan di ners stasion. Topik dan kasus yang dibahas
dalam ronde keperawatan sesui dengan masalah yang ada di ruangan dan
yang lebih memerlukan perhatian khusus, misalnya masalah gangren dan
penggunaan oksigen.
d. Sentralisasi Obat
(169) Data yang diperoleh dengan pengadaan tentang sentralisasi obat
semua perawat mengemukakan mengerti tentang sentralisasi obat diruangan
kemuning atas sudah ada sentralisasi obat ini bisa dilihat adanya ruangan
khusus obat. Sedangkan pelaksaaan sentralisasi obat belum optimal karena
alur penerima obat yang didapat dari keluarga setelah ditebus di depo obat
dibawa keruang penyimpanan obat dan selama ini belum ada format
persetujuan sentraliasasi obat untuk pasien dan hanya secara lisan diberikan
penjelasan mengenai penggunaan obat. Menurut perawat selama ini obat-
obatan bagi pasien sendiri dengan etiket kepemilikan hanya saja sisa obat
yang belum diberikan tidak di informasikan kepada pemilik.
e. Perencanaan Pulang (Discharge Planning)
(170) Dari hasil observasi yang dilakukan, perencanaan pulang sudah
dilaksanakaan akan tetapi hanya dilaksanakan oleh sebagian perawat dan
hanya pada saat pasien akan pulang isi format perencanaan pulang hanya
tetang penjelasan penyakit yang diderita pasein, cara mengatasi penyakitnya
dirumah jika kambuh, dan perencanaan rawat jalan . dalam melakukan
perencanaan pulang, perawat jarang memeberikan brosur maupun leaflet
sehingga pasien kadang lupa penjelasan yang sudah diberikan oleh perawat.
f. Supervisi
(171) Dari observasi yang dilakukan mahasiswa Progam Studi D IV
Keperawatan saat melakukan praktik klinik manajemen keperawatan,
didapatkan bahwa kelengkapan supervisi di ruangan kemuning atas belum
memenuhi standar. Saat supervisi injeksi IV tidak tersedia alas untuk injeksi
IV atau memasang infus, pemberian oksigen pada pasien terdapat keluarga
pasien yang menaikan takaran atau dosis pemberian oksigen yang di
instruksikan oleh dokter dan sebagian perawat mengabaikan persiapan yang
harus dilakukan kepada pasien.
(172) Diruang kemuning atas, supervisi dilakukan oleh kepala
ruangan. Kepala ruangan secara langsung melakukan supervisi kepada ketua
tim dan ketua tim secara langsung melakukan supervisi kepada perawat
pelaksana. Kemudian ketua tim melaporkan hasil supervisi perawat
pelaksana kepada kepala ruangan (supervisi tidak langsung) dan hasil ini
dijadikan dokumentasi keperawatan.
g. Dokumentasi
(173) Model dokumentasi keperawatan yang digunakan di ruang
kemuning atas adalah model dokumentasi POR (Problem Oriented Record).
Dari hasil observasi, dokumentasi keperawatan yang dilakukan meliputi
pengkajian yang digunakan menggunakan sistem Head To Toe dan ROSE
(Review Of Body System) serta diagnosis keperawatan sampai dengan
evaluasi catatan perkembangan menggunakan SOAP. Format pengkajian,
diagnosis keperawatan intervensi dan implementasi sudah ada sehingga
dapat memudahkan perawat dalam mengkaji dan memberikan asuhan
keperawatan. Sistem pendokumentasian secara manual meskipun sudah ada
sistem pendokumentasian komputerisasi catatan keperawatan berisikan
jawaban terhadap order dokter dan tindakan mandiri perawat.
(174)
4) Keuangan (M4 Money)
(175) Biaya perawatan pasien diruang kemuning atas sebagian besar
dari umum atau biaya sendiri, BPJS, dan surat keterangan tidak mampu SKTM.
Ruang Kemuning Atas memiliki sistem budgetting yang diatur langsung oleh
rumah sakit baik untuk pelayanan maupun untuk penggajian pegawai ruangan.
Setiap pegawai ruang Kemuning Atas mendapat gaji bulanan sesuai golongan,
jasa pelayanan medis, jasa pelayanan umum dan uang makan perbulan.
(176)
5) Pemasaran (M5 Marketing)
(177) Pelanggan yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan di RSU
Kabupaten Tangerang, sebagian besar berasal dari kabupaten tangerang
provinsi banten, tetapi ada sebagian ada yang berasal dari luar kabupaten
tangerang. Bahkan ada yang berasal dari luar daerah. Usia pelanggan bervariasi
kisaraan usia antara 0-12 atau usia anak. Mayoritas pelanggan, adalah bayi dan
balita. RSU Kabupaten Tangerang merupakan rumah sakit tipe B sebagai RS
pendidikan dengan fasilitas sarana dan prasarana yang menunjang. Dilain pihak
perawat tidak memiliki tugas khusus sebagai marketing secara langsung untuk
mencari pelanggan dalam mencari pelayanan jasa kesehatan, perawat
memberikan pelayanan seoptimal mungkin dengan memberikan perawatan
secara paripurna, sehingga pelayanan diruangan layak untuk dipromosikan
sebagai bahan pemasaran untuk mencari pelanggan. Ditambah lagi RSU
Kabupaten Tangerang milik pemerintah atau negri.
a. BOR (Bed Occupancy Rate) atau Angka penggunaan tempat tidur
(178) Berdasarkan data sekunder BOR pasien kemuning atas tahun
2017 yakni 85,97 (angka standar 60-85)
(179) Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien hasil pengkajian diruangan
adalah 100% ,gambaran tempat tidur ruang interna yaitu 20 tempat tidur
dengan rincian :

(180) (181) (182) (183) (184) (185)


No. Sif Jumlah Bed Terisi Kosong BOR
(186) (187) (188) (189) (190) (191)
1. Pagi 20 20 0 100%
(192) (193) (194) (195) (196) (197)
2. Sore 20 20 0 100%
(198) (199) (200) (201) (202) (203)
3. Malam 20 20 0 100%
(204)
b. Mutu Pelayanan Keperawatan
(205) RSU Kabupaten Tangerang telah menerapkan upaya
penjaminan mutu perawatan pasien, dimana terdapat beberapa aspek
penilaian penting yang terdapat didalamnya diantaranya :
1) Meningkatkan mutu pelayanan dan Keamanan Pasien
(206) Berdasarkan hasil pengkajian mutu pelayanan perawatan
diruang kemuning atas pada Jumat, 3 Maret 2017 adalah Indikator mutu
pelayanan dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain :

(207) Indikator Mutu Pelayanan (208) Ju


Keperawatan mlah
(209) Pasien cemas (210) 7
(211) Pasien kurang pengetahuan (212) 7
(213) Tidak dilakukan Discharge (214) 0
planning
(215) Kejadian dekubitus (216) 0
(217) Kesalahan pemberian obat (218) 0
(219) Pasien jatuh (220) 0
(221) Cidera akibat restrain (222) 0
(223) Keterbatasan perawatan (224) M
diri inimal care : 1
(225) Pa
rtial care : 8
(226) To
tal care : 11
(227) Kenyamanan nyeri (228) 20
c. Tingkat Kepuasan

KEPUASAN PASIEN
TIDAK PUAS; 10%
CUKUP PUAS; 30%
PUAS; 60%

PUAS CUKUP PUAS TIDAK PUAS

(229) Dari 20 pasien pada Jumat, 3 Maret 2017 setelah di wawancara


didapatkan hasil kepuasan pasien adalah :
- Mengatakan Puas sebanyak 12 orang
- Mengatakan Cukup Puas sebanyak 6 orang
- Mengatakan Tidak Puas sebanyak 2 orang
(230) Hal ini menunjukan bahwa tingkat kepuasan pasien di ruang
kemuning atas terhadap kinerja perawat dan pelayanan kesehatan adalah
Puas
(231)
6) DATA FOKUS (FUNGSI MANAJEMEN)
a. Fungsi Perencanaan
(232) Vi (233) Menurut Kepala Ruangan
si dan visi dan misi ruangan
Misi mengadopsi dari visi dan
Ruang misi keperawatan serta visi
an dan misi RSU Kabupaten
Tangerang, dan sudah
disosialisasikan kepada seluh
anggota tim di ruang
kemuning atas.

(234) Hasil pengamatan di


ruang kemuning atas visi dan
misi RSU Kab Tangerang di
tempel di dinding ruangan
yang dapat terbaca dengan
mudah oleh semua orang
yang melewatinya.

(235) St (236) Menurut Karu


andar pelaksanaan perasat sudah
Opera mengacu pada Standar
sional operasional prosedur (SOP)
Prose dan Standar Asuhan
dur Keperawatan (SAP) yang
(SOP) sudah ditetapkan. Dan
dan beberapa saat yang lalu
Stand sudah direvisi dan sudah
ar diberikan atau
Asuha disosialisasikan kepada
n kepada tiap-tiap unit rawat
Keper inap sehubungan dengan
awata akreditasi RS.
n
(237) Hasil pengamatan
(SAP)
terdapat SOP yang ditata rapi
dalam rak di Nurse Station.

(238) St (239) Menurut karu, bidang


andar keperawatan Rumah sakit
kinerj sudah memiliki peraturan
a yang merujuk ke Depkes,
tetapi dalam pelaksanaannya
tetap memakai aturan yang
ada di rumah sakit.

(240) Hasil pengamatan


terdapat uraian peraturan
kinerja perawat (kepala
ruangan, ketua tim,
pelaksanaan perawat)
terlampir pada gambaran
umum Ruang Kemuning
Atas pada Bab III

(241)
b. Fungsi Pengorganisasian
(242) St (243) Menurut karu didapatkan
ruktur data bahwa metode
Organ penugasan yang dilakukan
isasi menggunakan metode tim,
melalui 2 tim.

(244) Hasil pengamatan tidak


ada struktur organisasi tim
yang ditempel di ruangan.

(245) Ur (246) Menurut Karu Setiap staf


aian sudah mempunyai uraian
Tugas tugas masing-masing bagi
tiap tenaga keperawatan.
Batas wewenang dan
tanggung jawab perawat
cukup jelas dengan dibuat
job discription dimasing-
masing ruangan.

(247) Hasil pengamatan


diruangan sudah ada buku
uraian tugas perawat sesuai
perannya sesuai standar
kinerja yang ditetapkan RS.

(248) Pe (249) Menurut Karu


ngatur pengaturan shif yang
an dilakukan oleh wakil kepala
Jadwa ruang disesuaikan dengan
l jumlah perawat yang ada di
Dinas ruangan dan tidak
berdasarkan pada tingkat
ketergantungan klien, karena
disesuaikan dengan jumlah
perawat dan kondisi Rumah
Sakit.

(250) Hasil pengamatan


diruangan format daftar shif
menggunakan proporsi
jumlah perawat yang ada.

(251) Pe (252) Menurut Karu pengaturan


ngatur daftar pasien sudah ada tetapi
an pasien masih menjadi
Daftar tanggung jawab ruangan
Pasien belum menjadi tanggung
jawab tim. Pengaturan daftar
pasien dengan sistem kamar
dan bed, sesuai urutan nomor
bed.

(253) Hasil pengamatan :


Format daftar pasien
diruangan jelas namun nomor
urutan ruangan peletakannya
terlalu tinggi dan ukurannya
terlalu kecil.

(254) Pe (255) Menurut karu didapatkan


ngorg data bahwa metode
anisas penugasan yang dilakukan
ian menggunakan metode tim.
Peraw
atan (256) Hasil pengamatan,
Pasien ruangan kemuning atas
mengarah pada metode tim

(257) Si (258) Menurut Karu bahwa


stem kebutuhan tenaga
pengh keperawatan masih
itunga berdasarkan permintaan
n secara individual ruangan
tenaga belum berdasarkan proses
perhitungan tenaga
berdasarkan ketergantungan
pasien tetapi disesuaikan
dengan jumlah perawat yang
ada.

(259)
c. Fungsi Pengarahan
(260) O (261) Menurut karu operan
veran dilakukan tiap awal shif
yang dipimpin oleh kepala
ruang dan efektif dalam
bekerja ada pelaksanaan
operan diruangan. Dilakukan
3 kali sehari

(262) Pr (263) Menurut karu pre dan


e dan post conference jarang
Post dilakukan disesuaikan
Confe dengan waktu kerja tetapi
rence secara tidak resmi sudah ada
diskusi antara kepala tim
dengan perawat pelaksana
dalam koordinasi dalam
bekerja memberikan asuhan
keperawatan
(264) M (265) Menurut Karu
otivas didapatkan informasi bahwa
i peningkatan motivasi
kepad sebenarnya sudah dilakukan
a oleh ruangan baik secara
Peraw langsung maupun tidak
at langsung.

(266) Su (267) Menurut Karu


pervis didapatkan informasi bahwa
i supervisi diruangan masih
belum terjadwal tetapi
dilakukan sewaktu-waktu
dengan cara lisan.

(268) R (269) Menurut Karu


onde pelaksanaan ronde dilakukan
keper berbasis masalah keperawatan
awata yang muncul pada hari itu
n dinas atau shift pada hari itu.

(270) M (271) Menurut Karu jika ada


anaje konflik diruangan, maka
men secara teknis perawat akan
Konfli melaporkan ke kepala
k ruangan, kemudian kepala
ruangan akan menindak
lanjuti ke bagian instalasi
rawat inap. Sedangkan yang
berhubungan dengan profesi,
administrasi, dan
manajemen ditindak lanjuti
oleh kepala ruangan ke
bagian sub departemen
keperawatan. Permasalahan
yang berhubungan dengan
etik, akan ditindak lanjuti
oleh bagian instalasi rawat
inap, sub departemen
keperawatan dan komite etik
keperawatan.

(272)
d. Pengendalian
(273) In (274) Menurut Karu sudah ada
dikato tim pengendalian mutu dan
r dilakukan pencatatan dan
Mutu pelaporan data indikator mutu

(275) A (276) Biasa dilakukan pada saat


udit refleksi kasus
Doku
menta
si
Asuha
n
Keper
awata
n

(277) Su (278) Menurut Karu survey


rvey kepuasan sudah dilakukan
Kepua setiap pasien datang dan
san pulang dan dianalisis selama 6
bulan sekali.

(279) Observasi : Ada sistem


pelaporan dan pencatatan
kegiatan survey kepuasan
pasien di kelola oleh kabid
keperawatan

(280) Su (281) Menurut Karu


rvey survey masalah klien sudah
Masal ada dan biasa dibahas dalam
ah diskusi refleksi kasus.
Pasien
(282) Observasi : terdapat
jadwal diskusi refleksi kasus
yang telah dijadwalkan oleh
Kabid keperawatan

(283)

B. Analisa SWOT
(284) Analisa SWOT adalah sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang
bersifat deskriptif (memberi gambaran). Analisa ini menempatkan situasi dan
kondisi sebagai sebagai faktor masukan, yang kemudian dikelompokkan menurut
kontribusinya masing-masing. Satu hal yang harus diingat baik-baik oleh para
pengguna analisa SWOT, bahwa analisa SWOT adalah semata-mata sebuah alat
analisa yang ditujukan untuk menggambarkan situasi yang sedang dihadapi atau
yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi, dan bukan sebuah alat analisa ajaib
yang mampu memberikan jalan keluar yang cespleng bagi masalah-masalah yang
dihadapi oleh organisasi.
(285) Analisa ini terbagi atas empat komponen dasar yaitu :
1. Strength (S), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
2. Weakness (W), adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
3. Opportunity (O), adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi dimasa depan.
4. Threat (T), adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi dimasa
depan.
(286) Dibawah ini adalah analisis penyusun, setelah melakukan pengumpulan
data dengan wawancara, observasi dan studi kepustakaan yang dilakukan selama
praktik klinik manajemen keperawatan. Berikut adalah Analisis SWOT di Ruang
Kemuning Atas :
(287)
(288)
(289)
(290)
(291)
(292)
(293)

(294) STRENGHT (295) WEAKN (296) OPPORTU


ESS NITY
(298) MEN
- Rumah sakit Tipe B sekaligus - Mayoritas tenaga - Adanya Ko-Ass dokter -
sebagai rumah sakit pendidikan keperawatan berlatar muda, mahasiswa D IV
- Ruang kemuning atas memiliki
belakang pendidikan D Keperawatan, dan S1
struktur organisasi dan uraian
III Keperawatan Keperawatan Ners dengan
tugas yang jelas untuk kepala - Penempatan perawat -
jumlah total 22 orang yang
ruangan, ketua tim dan perawat pelaksana di ruang
sedang praktek belajar
pelaksana kemuning atas belum - Rekrutmen pegawai baru
- Ruang kemuning atas memiliki -
berdasarkan kriteria (perawat) sesuai dengan
tenaga perawat yang terdiri
tertentu aturan rumah sakit dan
dari S1 Keperawatan Ners 2 - Kurangnya jumlah
melalui direktorat rumah
orang dan D III Keperawatan tenaga perawat di
sakit yang disesuaikan
-
14 orang. ruangan kemuning atas,
dengan tingkat kebutuhan
- Pegawai baru / calon pegawai
dimana jumlah tenga
masing-masing ruangan
menjalani orientasi terlebih
perawat, termasuk - Pihak rumah sakit
dahulu sebelum ditempatkan
kepala ruangan, ketua memberikan kesempatan
untuk bekerja di suatu ruangan
tim dan perawat pada perawat untuk
- Kepala ruangan berasal dari
pelaksana adalah 16 melanjutkan jenjang
jenjang pendidikan S1
orang sedangkan dari pendidikan lanjutan.
Keperawatan Ners
- Perawat diberikan
- Kepala ruangan memiliki hasil perhitungan
kesempatan oleh pihak RS
catatan pribadi untuk jumlah tenaga perawat
untuk mendapatkan
pencatatan dan pelaporan serta menurut douglas kurang
pelatihan, seminar dan
menilai kinerja perawat di 3 orang perawat.
workshop dibidang
ruangan
- Adanya reward berupa pujian, keperawatan maupun non
kepada perawat yang keperawatan
melakukan tugas dengan baik
- Bila terjadi suatu konflik, baik
pada pasien atau perawat,
kepala ruangan menindak
lanjuti atau mengatasi masalah
tersebut dan apabila tidak dapat
diatasi lagi, maka kepala
ruangan melaporkan konflik
tersebut kepada kabid
keperawatan atau kepala
instalasi rawat inap
- Perawat mendampingi dokter
saat visite
- Berdasarakan hasil wawancara
menyatakan 60% puas dengan
pelayanan keperawatan
- Kepala ruangan selalu
memotivasi perawat untuk
melakukan asuhan
keperawatan dan
pendokumentasian sesuai
dengan aturan yang telah
ditetapkan.
(299) METHODE
- Diruangan kemuning atas - Ruangan jarang - Visi RSU Kab Tangerang -
menggunakan MPKP : Metode melakukan pemantauan yakni Rumah Sakit
-
Tim terhadap kepuasan dan Modern, Unggul dan
- Kepala ruangan melakukan
harapan-harapan pasien Terpercaya.
supervisi terhadap pegawai, - Misi RSU Kab Tangerang
tentang pelayanan
logistik dan mahasiwa yang adalah Meningkatkan
keperawatan di ruangan
sedang praktek di ruangan - Pembuatan jadwal dinas kompetensi SDM pada
kemuning atas dibuat oleh wakaru semua lini pelayanan RS
- Ruang kemuning atas
tidak berdasarkan dalam rangka memberikan
memberikan pelayanan umum,
tingkat ketergantungan pelayanan kesehatan
BPJS dan SKTM
pasien perorangan yang
- Kepala ruangan melakukan
- Sentralisasi obat tidak
profesional, santun dan
supervisi pendokumentasian
dijelaskan dalam
mempunyai daya saing
asuhan keperawatan melalui
penggunaan obat atau
yang tinggi, Memberikan
ketua tim dan juga supervisi
sisa obat kepada pasien
pelayanan unggulan yang
terhadap pasien
atau keluarga
- Adanya kolaborasi dan didukung dengan peralatan
- Berdasarkan hasil
koordinasi dengan tim canggih untuk antisipasi
pengamatan discharge
kesehatan lain tuntutan lingkungan dan
- Terdapat SOP dan SAK yang planning telah perkembangan penyakit di
telah disosialiasasikan dan dilaksanakan, namun Kabupaten dan Kota
ditetapkan oleh RS pelaksanaannya hanya Tangerang dan
- Overan dilakukan setiap kali
pada saat pasien akan Menyelenggarakan
ganti dinas atau shift (3 kali
pulang dan pada pelayanan pendidikan
dalam sehari)
pelaksanannya hanya kedokteran dan pendidikan
- Ronde keperawatan dilakukan
lisan serta tidak ada kesehatan lainnya.
berbasis masalah keperawatan
- Adanya kebijaksanaan
- Sentralisasi obat dilakukan media seperti leaflet
pemerintah dalam
dengan etiket kepemilikan untuk diberikan kepada
- Diruang kemuning atas, profesionalisme perawat
pasien atau keluarga
- Peluang perawat untuk
supervisi dilakukan oleh kepala
sehingga terkadang
mensosialisaikan
ruangan. Kepala ruangan
pasien atau keluarga
penggunaan gelang pasien
secara langsung melakukan
lupa dengan apa yang
dan mencuci tangan.
supervisi kepada ketua tim dan
telah disampaikan.
ketua tim secara langsung
melakukan supervisi kepada
perawat pelaksana. Kemudian
ketua tim melaporkan hasil
supervisi perawat pelaksana
kepada kepala ruangan
(supervisi tidak langsung) dan
hasil ini dijadikan dokumentasi
keperawatan.
- Format pengkajian, diagnosis
keperawatan intervensi dan
implementasi sudah ada
sehingga dapat memudahkan
perawat dalam mengkaji dan
memberikan asuhan
keperawatan
- Terdapat SOP untuk
identifikasi pasien dan
pencegahan infeksi
nosokomial.
(300) MATERIAL
- Kepala ruangan mengadakan - Anggota keluarga yang - RSU Kab Tangerang -
supervisi terhadap keadaan menjaga pasien sering memiliki fasiitas
logistic tidak tertib dan pemeriksaan yang lengkap
- Rungan kemuning atas
melanggar aturan yang dan canggih
memiliki pembuangan sampah - Adanya alat-alat
ditetapkan ruangan
terpisah sampah non medis dan pemeriksan fisik yang
kemuning atas
medis - Anggota keluarga yang dibawa oleh mahasiswa
- Peralatan kesehatan yang
menjaga pasien sering pada saat dinas
dimiliki ruang kemuning atas
memainkan alat
cukup memadai
kesehatan atau fasilitas
- Ruang kemuning atas memiliki
ruangan
tempat penyimpanan alat tenun
- Ruang kemuning atas memiliki
tempat penyimpanan obat
khusus di ruang tindakan serta
tempat penyimpanan alat tenun
yang rapi dan bersih
- Tersedianya ruangan
diagnostik sebagi tempat
penyimpanan alat medis yang
mempermudaj perawat untuk
elihat barang-barang,
menyimpan obat, dll.
- Persediaan obat-obatan
emergency selalu tersedia
- Terdapat spoolhock untuk
membuang limbah medis cair
dalam upaya PPI
(301) MONEY
- Pembayaran jasa pelayanan - Ruang kemuning atas - Bantuan atau jaminan -
umum, BPJS dan SKTM tidak terlibat dalam pembayaran oleh BPJS dan
melalui transaksi pada sistem pengelolaan keuangan SKTM Pemda untuk klien
- Ruang kemuning atas
komputerisasi dengan yang dirawat
tidak mengetahui
manajemen yang modern dan
berapa jumlah jasa yang
sesuai dengan rincian tindakan
dibayar setiap pasien
yang dikirim dari ruang
karena sistem budgeting
kemuning atas
- Sistem keuangan ruang dikelola oleh rumah
kemuning atas memiliki sakit
budgetting yang diatur
langsung rumah sakit untuk
pelayanan maupun pendanaan
kesehatan bagi petugas
kesehatan
- Dalam pelayanannya,
bekerjasama dengan BPJS
Center dan terdapat BPJS
Center di RSU Kab. Tangerang
untuk mempermudah
pelayanan dengan
menggunakan Jaminan
Kesehatan Nasional BPJS
(302) MARKETING
- Perawat tidak terlibat langsung - Masih terdapat perawat - Terdapat kepercayaan -
dalam pemasaran, dan berfokus yang memberikan pasien dan keluarga pasien
pada pelayanan keperawatan pelayanan dengan tidak akan pelayanan yang
yang prima sebagai bukti nilai memperhatikan aspek memuaskan
- Hasil wawancara kepuasan -
jual tinggi kepuasan pasien
- Dari hasil data sekunder - Kurangnya media pasien yakni 60% pasien
didapati BOR pasien kemuning hiburan untuk menarik puas dengan pelayanan
atas tahun 2015 yakni 85,97 perhatian anak, keperawatan dari sample
(angka standar 60-85) memberikan rasa 20 pasien pada Sabtu, 16
- Ruang kemuning atas sangat
nyaman dan kepuasan April 2016.
memperhatikan kepuasan
pasien di ruang
pelayanan dan kemanan pasien
perawatan khusus anak
kemuning atas.
(303)
(304)
(305)
(306)
(307)
(308)
(309)
(310)
(311)
(312)
(313) BAB III
(314) PENUTUP
(315)
1. Kesimpulan
(316) Pengumpulan data diruang kemuning atas saat praktek klinik manajemen
keperawatan memakai metode wawancara, pengamatan dan studi kepustakaan dan
dari hasil analisis masalah, ditemukan 13 masalah dan ditentukan prioritas menjadi 5
prioritas masalah yang perlu dilakukan diruangan antara lain :
1) Terbatasnya media penyuluhan kesehatan dalam pelaksanaan discharge planning
2) Kurang pengetahuan keluarga pasien tentang aturan atau prosedur tindakan /
penggunaan alat kesehatan dan fasilitas ruangan
3) Ketidakpatuhan keluarga pasien terhadap peraturan dan tatatertib yang ada di
Ruang Kemuning Atas
4) Kurang optimalnya pengaturan daftar pasien sehubungan dengan kurang jelasnya
atau buram sebagian urutan nomor bed pada kamar perawatan di ruang kemuning
yang dimana pengaturan daftar pasien berdasarkan kamar dan urutan nomor bed
pasien yang disesuaikan pada status pasien
5) Kurangnya media hiburan untuk menarik perhatian anak, memberikan rasa
nyaman dan kepuasan pasien di ruang perawatan khusus anak kemuning atas.
(317)
(318) Model yang digunakan dalam asuhan keperawatan memakai model
modifikasi TIM dengan pembagian tim menjadi 2 kelompok besar yang diketuai oleh
kepala tim dan bertindak sebagai perawat primer dan 6 perawat pelaksana
(319) Kegiatan manajemen dilakukan dengan mengikuti standart operasional
prosedur dengan rutinitas kegiatan antara lain Operan, Prekonference, Post
konference, Ronde keperawatan, Supervisi Keperawatan, Discharge planning, dan
Dokumentasi Keperawatan.
(320) Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa manajemen keperawatan dan
fungsi manajemen yang terdapat di Ruang Kemuning Atas adalah Baik dilihat dari
fungsi manajemen mulai dari perencanaan, organisasi, pengarahan dan pengawasan
berjalan dengan simultan, berkesinambungan dan sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
(321)
(322)

2. Saran
(323) Berdasarkan hasil simpulan diatas, disarankan kepada :
1 Pimpinan / kepala
2 Pemeliharaan sarana dan prasarana yang memadai
3 Penambahan tenaga keperawatan di Ruang Kemuning Atas
4 Subdepartemen Keperawatan
a Melakukan supervisi secara teratur ke ruangan agar kemampuan yang sudah
terbentuk menjadi budaya kerja yang terus dipertahankan dan ditingkatkan,
memberi pujian terhadap hasil yang telah dicapai untuk meningkatkan motivasi
dan kualitas kerja perawat.
b Memberikan pengkayaan fungsi manajerial bagi kepala ruangan terutama pada
fungsi pengawasan.
5 Kepala Ruangan dan Ketua Tim
a Melakukan audit keperawatan secara berkala pada pasien yang akan pulang atau
dalam proses perawatan.
b Melakukan supervisi tingkat ruang sesuai dengan acuan yang ada yang telah
ditentukan
6 Perawat Pelaksana
a Membudayakan kegiatan yang telah ajarkan dan menjadikan suatu rutinitas
kegiatan.
b Membudayakan membaca dan menulis asuhan keperawatan pasien
c Meningkatkan kemampuan dan pengetahuan untuk menunjang profesionalisme
perawat.
7 Mahasiswa praktek yang akan datang diharapkan dapat memantau serta melakukan
pengumpulan data yang lebih baik lagi, sehingga dapat memberikan inovasi yang
lebih memberikan dampak atau pengaruh positif bagi ruangan yang ditempati untuk
praktik klinik manajemen keperawatan.

(324)

Anda mungkin juga menyukai