Anda di halaman 1dari 32

LAPORAN BULANAN RUANG IBS

BULAN OKTOBER 2023


LEMBAR PEMERIKSAAN DAN PENGESAHAN

LAPORAN BULANAN

BULAN OKTOBER TAHUN 2023

RUANG IBS

INSTALASI BEDAH SENTRAL

RUMAH SAKIT UMUM BANJAR PATROMAN

Laporan Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Monitoring Pelayanan dan Pelaksanaan Program Kerja
Dibuat Oleh :

Kepala Ruang IBS

Wanto S.Kep.,Ners

NIP : 042001407

Mengesahkan :

Manajer Keperawatan

dr. Rizki Kurnia F


NIP. 102201521
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa
penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien (patient safety), masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di
rumah sakit. Oleh sebab itu, rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan
kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan
untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan dan komplikasi. Namun demikian,
pembedahan yang dilakukan juga dapat menimbulkan komplikasi yang dapat
membahayakan nyawa.
Instalasi kamar bedah adalah salah satu instalasi yang ada di Rumah Sakit Banjar
Patroman yang keberadaannya di bawah Pelayanan Medik dan Bidang Keperawatan.
Sebagai salah satu instalasi yang memberikan pelayanan pembedahan, selayaknya
memiliki sebuah laporan yang dapat sebagai acuan dalam seluruh kegiatan pelayanan
yang semestinya dilakukan/ dijalankan di kamar bedah yang memenuhi standar pelayanan,
keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya bahaya
yang dihadapi tim bedah dan pasien yang menjalanai operasi.
Mutu pelayanan di suatu Rumah Sakit merupakan indikator keberhasilan yang
ditentukan oleh beberapa faktor dari tiap bagian yang ada di Rumah Sakit tersebut, dan
indikator lain mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diberikan. Pelayanan mutu di
Instalasi kamar operasi merupakan pelayanan khusus dan memerlukan penanganan
khusus pula, karena melibatkan beberapa disiplin ilmu. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, maka diperlukan tim kerja yang solid. Hal ini akan sangat mendukung
keberhasilan dari mutu pelayanan yang diberikan.
Atas dasar hal di atas, maka perlu disusun Laporan Pelayanan Instalasi Bedah
Rumah Sakit Umum Banjar Patroman sebagai suatu Laporan bulanan dalam
meningkatkan mutu pelayanan di kamar bedah, menurunkan angka kematian dan
kecacatan pada pasien yang menjalani pembedahan.

B. Tujuan
Pelayanan Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Umum Banjar Patroman ini disusun
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan pembedahan di kamar bedah, menurunkan angka
kematian dan kecacatan pada pasien yang menjalani pembedahan.
2. Memberikan pelayanan kamar bedah yang aman, memuaskan, dan menghilangkan
kecemasan dan stress psikis lain.
3. Mengurangi dan menurunkan angka kematian, kecacatan, dan infeksi seminimal
mungkin.
4. Meningkatkan mutu pelayanan dengan evaluasi pelayanan yang diberikan secara terus
menerus dan berkesinambungan.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup meliputi Pelayanan kepada pasien diberikan dimulai pada saat
diterimanya pasien diruang persiapan operasi dilanjutkan ketika pasien mendapat
pelayanan medis atau tindakan pembedahan, dan sampai dengan penanganan pasca
operasi di ruang pulih sadar/recovery room.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Bedah Sentral, meliputi Memberikan Pelayanan
untuk menunjang pelayanan pembedahan spesialistik.
1. Cakupan Pelayanan Kamar bedah pada Pasien dengan Anestesi lokal/sedasi ringan
Pada tindakan bedah yang tidak memerlukan pelayanan anestesi¸pelayanan bedah
dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal/sedasi ringan. Pemilihan jenis obat
anestesi lokal/sedasi ringan ditentukan oleh DPJP atau dokter bedah. Pasien
dimonitor secara kontinu keadaan hemodinamiknya dan dicatat oleh perawat sirkuler
di formulir pemantauan pasien selama anestesi lokal/sedasi ringan dan ditandatangani
oleh DPJP.
2. Cakupan pelayanan kamar bedah.
Pelayanan bedah yang dapat dilakukan di kamar bedah meliputi pelayanan bedah
umum dan kebidanan. Pelayanan bedah dapat dilakukan selama jam kerja untuk
operasi terjadwal dan setiap saat untuk operasi emergensi.
3. Jenis operasi menurut waktunya
a. Operasi elektif dilakukan dengan perencanaan dan penjadwalan yang sudah
disetujui dokter anasthesi dan dokter bedah.
b. Operasi emergensi dilakukan pada semua pasien yang harus segera diambil
tindakan pembedahan dalam waktu golden periode

D. Dasar Pelaporan
Adapun yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan ruang Instalasi Bedah Sentral
adalah lembar sensus harian dan SIMRS.
BAB II
MATERI LAPORAN
A. KETENAGAAN
1. Sumber Data Manusia
a. Jumlah staf yang ada
No Jenis Tenaga Jumlah ket
1 Dokter Spesialis bedah 1 orang
2 Dokter Spesialis Obgyn 2 orang
3 Dokter Spesialis Mata 1 orang
4 Dokter Spesialis THT 1 orang
3 Dokter Spesialis Anastesi 1 orang
4 Perawat Bedah 6 orang karyawan,
4 orang Mitra
5 Perawat Anastesi 7 orang Mitra
6 CS 2 orang
Jumlah total 25 orang

b. Staf perawat yang sudah pelatihan


No Jenis Pelatihan Jumlah
1 HIPKABI 4 Karyawan, 5 Mitra
2 Profesi Ners 6 Karyawan, 6 Mitra
3 D3 1 Mitra
4 S1 Anastesi 7 Mitra

c. Data ketenagaan staf perawat di ruang IBS


No Nama Staf Pendidikan
1. Wanto S.kep Ners Profesi Ners
2. Agi Ginanjar S.kep Ners Profesi Ners
3. Dede Prasetyo S.Kep Ners Profesi Ners
4. Eka Rahayu S.Kep Ners Profesi Ners
5. Divi S.kep Ners Profesi Ners
6. Novia Sari N S.Kep Ners Profesi Ners
d. Jumlah tenaga menurut kualifikasi
No Jabatan Jumlah Keterangan
1. Kepala Instalasi 1 orang
2. Kepala Ruangan 1 Orang
3. Dokter Spesialis 1 Orang
4. Perawat Kamar bedah 1 Orang
5. Penanggungjawab alat medis 1 Orang
6. Penanggungjawab Instrument 1 Orang
7. Penanggungjawab Alat tenun 1 Orang
8. Penanggungjawab Sterilisasi 1 Orang
9. Penanggungjawab kebersihan 1 Orang
10. Clinical Instructure 1 Orang

e. Pengaturan tenaga kerja di IBS RSU Banjar Patroman dilakukan berdasarkan


shift dan non shift, waktu yang di tetapkan sebagai berikut :

1) Karyawan Shift

1. Senin – Minggu :
2. Shift Pagi : Pukul 07.30 – 14.00 WIB
3. Shift Sore : Pukul 14.00 – 20.00 WIB
4. Shift Malam : Pukul 20.00 – 07.30 WIB

2) Karyawan non Shift / On call

Senin – Minggu on call On loop Sesuai Jadwal Liburnya perawat


On call Asisten ketika tidak pada Shift nya

3) Dinas Pagi

1 orang ( apabila ada operasi biasanya oncall asisten dan On loop)

4) Dinas Sore

2 orang ( apabila ada operasi on call On loop )

5) Dinas malam

2 orang ( apabila ada operasi on call on loop )


6) Lepas / Loc

1 orang ( apabila di butuhkan operasi harus datang menjadi on call


onloop )
2. Jobs Deks
a. Dokter Operator
Operator bedah adalah Dokter Spesialis
Dokter spesialis bedah, yaitu dokter yang telah menyelesaikan program
pendidikan dokter spesialis dengan kompetensi melakukan tindakan operasi (Bedah
umum dan Kebidanan) dan telah memiliki STR juga mempunyai perizinan dari yang
berwenang.
b. Perawat Kamar Bedah
Perawat Kamar Bedah adalah Perawat yang telah menyelesaikan pendidikan
maupun pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan pelayanan pembedahan, baik di
luar atau di dalam rumah sakit. Perawat Kamar Bedah terdiri dari :
1) Perawat Instrument (Scrub Nurse)
a) Definisi
Perawat Instrumen (Scrub Nurse) adalah seorang tenaga perawat
profesional yang diberi wewenang dan ditugaskan dalam pengelolaan paket
alat pembedahan,selama tindakan pembedahan berlangsung
b) Kualifikasi :
(1) Ners memiliki sertifikat kamar bedah dasar dan Basic Life support
(BLS) dengan pengalaman kerja dikamar bedah minimal 6 bulan.
(2) D3 Keperawatan memiliki sertifikat kamar bedah dasar dan Basic Life
Support (BLS) dengan pengalaman kerja di kamar bedah minimal 1
tahun.
(3) Dalam masa transisi, untuk yang berpendidikan SPK dengan
pengalaman kerja minimal 10 tahun memiliki sertifikat kamar bedah
dasar,Basic Life Support (BLS)
(4) Semua perawat yang memberikan pelayanan/asuhan keperawatan
dikamar bedah harus mempunyai SIP dan SIPP.
2) Perawat Sirkuler
a) Definisi
Perawat Sirkuler adalah seorang tenaga perawat profesional yang diberi
wewenang dan ditugaskan untuk membantu persiapan kebutuhan operasi dan
memonitoring pasien serta perlengkapan kebutuhan operasi.
b) Kualifikasi
(1) Ners memiliki sertifikat kamar bedah dasar dan sertifikat kamar bedah
lanjut/khusus dan BLS dengan pengalaman klinis dikamar operasi
minimal 3 tahun
(2) D3 Keperawatan pengalaman klinis dikamar bedah minimal 5 tahun
(3) Dalam masa transisi sampai dengan tahun 2015, untuk yang
berpendidikan SPK dengan pengalaman kerja minimal 15 tahun memiliki
sertifikat kamar bedah dasar dan BLS (Basic life Support )
(4) Memiliki kepemimpinan dalam tim
(5) Semua perawat yang memberikan pelayanan/ asuhan keperawatan di
kamar bedah dan harus mempunyai SIP dan SIK (disamakan untuk
ketiga standar)
(6) Mampu melakukan supervisi,memberikan saran dan bimbingan.
3). Perawat Asisten 2
a). Kualifikasi :
(1) Ners memiliki sertifikat kamar bedah dasar, Sertifikat kamar bedah
lanjut/Khusus BLS (Basic Life Support ) dan pengalaman 5 tahun menjadi
perawat scrub nurse di kamar bedah
(2) D3 keperawatan memiliki sertifikat kamar bedah dasar, sertifikat kamar
bedah lanjut/Khusus BLS ( Basic life support ) dan pengalaman menjadi
perawat scrub nurse dikamar bedah minimal 5 tahun
(3) Dalam masa transisi sampai tahun 2015 untuk yang berpendidikan SPK
dengan pengalaman menjadi scrub nurse minimal 15 tahun memiliki
sertifikat bedah dasar,dan BLS (Basic Life Support )serta memiliki kamar
bedah lanjut/khusus.

4). Perawat Kepala Ruangan


a) Kualifikasi
(1) Ners dengan pengalaman kerja 5 tahun dikamar bedah.
(2) D3 Keperawatan dengan pengalaman kerja 10 tahun dikamar bedah.
(3) Memiliki sertifikat kamar Bedah dasar,sertifikat manajemen kamar
Bedah ,BLS (Basic Life Support )/PPGD.
(4) Memiliki sertifikat manajemen kamar bedah

c. Tenaga Lain
1) Pekarya Kesehatan
a) Definisi :
Seseorang yang diberi tugas dan tanggung jawab terhadap kebersihan dan
kesiapan alat penunjang seperti linen dan instrumen dan pengawasan di
bawah kepala ruangan IBS dan Waka-Umum
b) Kualifikasi :
Lulusan SLTA/Sederajat,sehat jasmani Rohani,berdedikasi tinggi, mampu
bekerja sama dengan tim, mampu berkoordinasi
2) Tata Usaha
a) Definisi :
Tata Usaha adalah Seseorang yg diberi tugas dan tanggung jawab untuk
kegiatan administrasi di Instalasi bedah Sentral di bawah pengawasan PJ
administrasi.
b) Kualifikasi :
(1) D3 administrasi, yang bisa mengoperasionalkan komputer, Berdedikasi
tinggi, sehat jasmani rohani, dapat bekerja sama secara tim.
(2) SLTA sederajat yang bisa mengoperasionalkan komputer dan dapat
bekerja secara tim, sehat jasmani rohani dan berdedikasi tinggi.

3. Penataan Jam Kerja


Pelaksanaan pelayanan tindakan operasi berlangsung selama 24 jam , maka
pengaturan kerja petugas dilakukan dengan sistem jaga on site tidak dilakukan jaga on
call dibagi dalam 3 ship pagi, siang dan malam setiap ship ada kepala ship yang
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan pelayanan.
Adapun pengaturan jaga yaitu :
1. Dinas pagi di mulai pukul 07.30 WIB – 14.00 WIB
2. Dinas sore di mulai pukul 14.30 WIB – 20.00 WIB
3. Dinas Malam di mulai pukul 20.00 WIB – 07.30 WIB
B. SARANA PRASARA
Kamar Bedah di bagi beberapa area terdiri dari :
1. Area Bebas (Unrestricted Area)
a. Ruang tunggu pasien
b. Ruang tata usaha
c. Ruang Kepala kamar bedah
d. Ruang rapat
e. Ruang ganti baju
f. Ruang istirahat
g. Gudang
h. Kamar mandi dan WC
i. Dapur
2. Area Semi Ketat (Semi Resterected Area)
a. Ruang persiapan / Premedikasi
b. Ruang koridor
c. Ruang pemulihan (RR)
d. Ruang penyimpanan alat steril
e. Ruang penyimpanan alat On steril
f. Ruang pencucian alat bekas pakai
g. Ruang sterilisasi
h. Ruang depo farmasi
i. Ruang pembuangan limbah operasi
3. Area Ketat / Terbatas ( Restrected Area )
a. Ruang cuci tangan
b. Ruang induksi
c. Ruang tindakan pembedahan
A. Standar Fasilitas
1. Ruang Persiapan ( ruang pre-operasi )
Ruangan pre-operasi menampung 3 tempat tidur.
a.Tersedia Oksigen 1 unit
b.Streacher /brancard 3 unit
c.Spigmomanometer 1 unit
d.Troli untuk baju pasein 1 buah
e.Tiang infus 2 buah
2. Ruang Pulih
Ruangan post-operasi menampung 2 tempat tidur.
a. Tempat Tidur 2 buah
b. Monitor Set -
c. Tiang Infus 2 buah
d. Oksigen 1 Unit
3. Ruang Cuci Tangan
Ruang cuci tangan mempunyai 2 keran air dengan tuas panjang, dilengkapi dengan
2 dispenser sabun antiseptik
4. Kamar operasi I
Keadaan Fasilitas Kamar Operasi OK I :
a. Mesin Anesthesi 1 unit
b. Monitor Anesthesi 1 unit
c. Trolly obat Anesthesi 1 unit
d. Mesin Diatermi 1 unit
e. Suction Pump 1 unit
f. Lampu Operasi 1 unit
g. Lampu operasi cadangan 1 unit
h. Film Viewer 1 unit
i. Standar Infus 2 unit
j. Meja Operasi 1 unit
k. Meja Mayo 1 unit
l. Trolley Instrumen Operasi 1 unit

5. Instrument Bedah
No Nama Instrumentc/ Alat Jumlah
1 Instrument Bedah Obgyn 2
2 Instrument Bedah Umum 3
3 Instrument Kuret 1
4 Instrumen bedah Mayor 2
5 Istrumen bedah Minor 1

6. Ruang Tunggu
Tersedia kursi tunggu untuk pasien
7. Ruang resusitasi naonatus
a. Meja resusitasi bayi
b. Oksigen

B. Pemeliharaan Kamar Operasi


Pemeliharaan kamar operasi di RSU Banjar Patroamn merupakan proses
pembersihan ruangan beserta alat – alat standar yang ada di kamar operasi. Dilakukan
teratur sesuai jadwal, tujuannya untuk mencegah infeksi silang dari atau kepada pasien
serta mempertahankan sterilitas.

Cara pembersihan kamar operasi dilakukan dengan 3 cara yaitu :

1. Cara pembersihan sewaktu dilakukan oleh petugas kebersihan dan perawat setelah
selesai operasi.
Pembersihan sewaktu adalah pembersihan sebelum dan sesudah
penggunaan kamar operasi termasuk didalamnya kegiatan untuk mengembalikan
alat dan kamar ke posisi semula sehingga sewaktu – waktu akan digunakan kembali
sudah siap sedia, dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Setelah operasi selesai, semua alat yang kotor segera dikeluarkan dari kamar
operasi
b) Alat tenun infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning
c) Alat tenun kotor dimasukkan kedalam trolly bulat
d) Sampah medis seperti : kassa habis pakai dimasukkan ke dalam kantong plastik
merah
e) Sampah non medis dimasukkan kedalam kantong plastik hitam
f) Khusus alat instrumen/benang operasi dirapihkan saat menjahit kulit
g) Instrument kotor segera rendam sesuai prosedur
h) Bersihkan lantai dengan larutan terraline
2. Bongkar rutin dilakukan seminggu sekali oleh petugas kebersihan dan perawat
kamar operasi.
Bongkar rutin adalah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pembersihan
masal dan menyeluruh yang dilakukan setiap hari jumat dengan tujuan untuk
mencegah pencemaran dan kontaminasi penyakit.

a) Lap semua peralatan dan dinding dengan laruatan terraline


b) Sikat lantai ruangan dengan detergene dan bilas dengan air bersih
c) Semprot ruangan dengan menggunakan Microzide AF

C. Alur di Kamar Operasi


1. Alur Pelayanan Kamar Operasi

Gambar 2.Alur Pelayanan Instalasi Bedah Sentral


D. Resusitasi dan Gawat Darurat
Obat dan alat kegawat daruratan dan resusitasi adalah :
OBAT ALAT
1. Adrenalin 1. Defribilator / DC Shock
2. Natrium Bicarbonat 2. Air Viva Set / Ambu bag
3. Glukosa 40 % 3. EKG
4. Calcium Glukonas 4. Intubasi Set
5. Atropin Sulfas 5. Air way ( guedel,
6. Xylocard nasopharyngeal air way )
7. Ephedrine 6. E T T / LM
8. Aminophilin 7. Suction pump
9. Oradexon
10. Phenergan
11. Cordaron
12. Dopamine
13. Lanoxin
14. Avil

C. Tata Laksana Pasien


Tata laksana Pelayanan Instalasi Bedah Sentral, meliputi :
1. Penjadwalan Operasi
Penjadwalan pasien yang akan di operasi elektif di kamar bedah Rumah sakit
Banjar Patroman yaitu semua jadwal masuk ke kamar bedah satu hari sebelum operasi
paling lambat jam 15.00 WIB. Sedangkan untuk kasus emergency bisa dilakukan
pendaftaran operasi secara langsung tanpa diatur dengan ketentuan waktu dan hari.
2. Peneriamaan Dan Penyerahan pasien
Menerima pasien yang akan dilakukan tindakan operasi yang diantar petugas, baik
rawat inap, IGD, dan lain-lain . Agar tidak terjadi kesalahan pasien dan kesalahan
diagnose / tindakan, maka perawat pre operasi memeriksa kelengkapan pasien :
1. Nama pasien ( bila pasien di bawah umur bisa ditanyakan kepada keluarga pasien ).
2. Daerah operasi yang akan dilakukan tindakan operasi telah ditandai
3. Riwayat penyakit ( ashma, alergi obat, dan riwayat penggunaan obat steroid dalam
tiga bulan terakhir).
4. Terpasang gigi palsu atau tidak, bila ya, petugas anesthesi membantu untuk
melepaskannya
5. Menanggalkan semua perhiasan pasien dan menyerahkannya ke keluarga pasien.
6. Pastikan kuku dan bibir pasien bebas dari zat pewarna ( cutek dan lipstick ) bila
masih ada, petugas anesthesi membantu membersihkan.
7. Dokumen pasien : ( Informed consend, hasil pemeriksaan Laboratorium, hasil
pemeriksaan Radiologi, hasil pemeriksaan fisik terakhir ).

3. Persiapan Operasi
Dalam pemberian rasa aman dan nyaman kepada pasien sangat berhubungan
dengan pemberian informasi yang sejelas – jelasnya mencakup manfaat dan resiko
pembedahan. Beberapa hal yang perlu perbaikan sebagai berikut :
a. Informed consent perlu dibuat secara tertulis dan pasien perlu diedukasi agar
mendapatkan informasi secara jelas tentang tindakan yang akan dilakukan, risiko
dari prosedur yang akan dilaksanakan, manfaat prsedur yang direncanakan,
komplikasi yang mungkin terjadi dan alternative tindakan bedah yang tersedia untuk
mengobati pasien.
b. Dokter bedah dan petugas lain yang kompeten yang berhak memberikan edukasi.

4. Pelayanan Bedah
1. Pemeriksaan pra bedah dan perencanaan pra bedah yang terdokumentasi.
Dokter operator harus melakukan evaluasi pra bedah untuk menentukan
kemungkinan pemeriksaan tambahan dan konsultasi SMF lain untuk membuat
suatu asesmen pra bedah. Semua informasi yang diberikan pada pasien, mengenai
kondisi pasien, diagnosis penyakit (indikasi operasi/tindakan), Alasan mengapa
harus dilakukan operasi/tindakan, hal yang akan terjadi bila tidak dilakukan operasi
atau tindakan, apa yang dilakukan saat operasi atau tindakan, rencana tindakan,
alternatif tindakan, tingkat keberhasilan, komplikasi operasi atau tindakan yang
mungkin terjadi, alternatif terapi atau tindakan lain (bila ada),
prognosis/kemungkinan-kemungkinan gambaran ke depan yang terjadi dan rencana
pengelolaan pasca bedah, perkiraan biaya (hanya biaya operasi, tidak termasuk
akomodasi dan obat) harus didokumentasi lengkap dan disertakan dalam rekam
medis pasien dan ditandatangani oleh pasien atau keluarga,dokter bedah yang
bersangkutan/DPJP, saksi pihak pasien atau keluarga, dan saksi pihak Rumah
Sakit Banjar Patroman. Informasi yang diberikan dicatat dalam lembar khusus
informed consent yang disertakan dalam rekam medis pasien.

2. Penandaan lokasi operasi


Penandaan Lokasi operasi oleh operator dilakukan di ruang perawatan atau di
ruang persiapan operasi dengan tanda bulat menggunakan spidol permanen.
Penandaan dilakukan pada semua kasus-kasus yang memungkinkan untuk
dilakukan penandaan, sebagai contoh pengecualian pada kasus pembedahan mata,
syaraf, THT, gigi dan mulut, persalinan, hemoroid.

3. Edukasi Pasien dan Keluarga


Dokter operator melakukan edukasi kepada pasien dan keluarganya mengenai:
a. Prosedur yang akan dijalani baik prosedur bedah atau alternatif tindakan lain.
b. Resiko, komplikasi dan manfaat tindakan yang akan dilakukan.
c. Kemungkinan kebutuhan transfusi darah maupun komponennya beserta resiko
dan manfaatnya.
d. Kemungkinan perawatan di ruang rawat intensif ICU/HCU.

4. Sign In
Saat pasien sebelum masuk kamar operasi dilakukan pengecekan dari mulai
identitas , marking, apakah ada alergi , kesiapan anestesi dan lain-lain.

5. Time Out dan Sign Out


Demi peningkatan keamanan pasien, sebelum dilakukan insisi, dokter operator
bertanggung jawab atas pelaksanaan prosedur “time out” dan “sign out” yang tata
caranya dijabarkan dalam SPO.
6. Laporan Operasi
Dokter operator harus mendokumentasi semua tindakan bedah dan kejadian-
kejadian yang terjadi selama pembedahan. Dokter bedah mencatat laporan operasi
yang harus memuat minimal :
a. Tanggal dan jam waktu operasi dimulai dan selesai.
b. Diagnosa pre dan pasca bedah.
c. Dokter operator dan asisten.
d. Nama prosedur bedah.
e. Spesimen bedah untuk pemeriksaan.
f. Catatan spesifik yang terjadi selama pembedahan, termasuk ada tidaknya
komplikasi yang terjadi, dan jumlah perdarahan.
g. Instruksi Pasca Bedah
h. Tanda tangan dokter yang bertanggung jawab.

7. Pemantauan keadaan pasien selama tindakan bedah.


a. Pada tindakan bedah dengan anestesi lokal tanda vital pasien dimonitor secara
kontinu dengan interval sesuai dengan keadaan pasien menurut penilaian dokter
penanggung jawab pasien dan dicatat dalam rekam medis pasien. Pencatatan
selama anestesi lokal atau sedasi ringan dilakukan oleh Perawat Sirkuler.
Formulir Pemantauan keadaan pasien selama anestesi lokal atau sedasi ringan
ditandatangani oleh DPJP. Pemilihan jenis obat anestesi lokal dan sedasi ringan
ditentukan oleh DPJP atau dokter bedah.
b. Pada tindakan bedah dengan anestesi baik umum atau regional kebijakan
pencatatan keadaan tanda vital diserahkan kepada tenaga anestesi yang
bertugas.

8. Tata laksana pasca bedah.


a. Asuhan pasien pasca bedah harus segera direncanakan dan didokumentasikan
dalam rekam medis pasien, termasuk asuhan medis, keperawatan dan yang lain
sesuai kebutuhan pasien.
b. Dokter operator memberikan instruksi tata laksana pasca bedah sesuai dengan
kebutuhan pasien

9. Cakupan Pelayanan bedah dan diagnostik di IBS


Pelayanan bedah yang dapat dilakukan di kamar bedah meliputi pelayanan
Tindakan Operasi Bedah umum dan Kebidan. Pelayanan Kamar bedah dapat
dilakukan selama jam kerja untuk operasi terjadwal (elektif) dan setiap saat untuk
operasi emergensi.

10 Jenis Operasi berdasarkan waktunya


a. Operasi terjadwal (elektif) dilakukan dengan perencanaan dan penjadwalan yang
sudah disetujui dokter bedah.
b. Operasi emergensi dilakukan pada semua pasien yang harus segera diambil
tindakan pembedahan.

D. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN


Instalasi Bedah Central RSU Banjar Patroman melayani operasi yang mampu
dilayani oleh staff Rumah Sakit. Namun apabila ada pasien yang datang ke Rumah
Sakit Umum Banjar Patroman yang membutuhkan tindakan yang tidak mampu
dilakukan di RSU Banjar Patroman maka akan dilakukan Rujukan ke Rumah Sakit
Yang di anggap lebih mampu dan akan di antar menggunakan mobil ambulance
Rumah Sakit.
1. Data Kunjungan Ruang IBS bulan Oktober 2023
NO INDIKATOR TOTAL

1 Kematian di IBS 0

2 Pasien dr. Rendy Sp.B dengan BPJS 55

3 Pasien dr. Rendy Sp.B dengan ODS 1

4 Pasien dr. Asep Sp. OG dengan BPJS 9

5 Pasien dr. Dennis Sp. OG dengan BPJS 7

6 Pasien dr. Dennis Sp. OG dengan ODS 8

7 Pasien dr. Rety Sp. M dengan BPJS 5

Total Pasien 84
Rekap diagnosa penyakit terlampir.

E. Laporan Indikator Mutu

1. Waktu tunggu operasi elektif

Judul Waktu tunggu operasi elektif

Dimensi Mutu Efektifitas, kesinambungan pelayanan, efisiensi

Tujuan Tergambarnya kecepatan penanganan antrian pelayanan bedah

Definisi Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter
Operasional memutuskan untukoperasi yang terencana sampai dengan
operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah kumulatif waktu tunggu operasi yang terencana dari


seluruh pasien yang dioperasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu bulan

Sumber Data Rekam medis

Standar <= 2 hari


Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

Data Pencapaian

Bulan Waktu tunggu operasi elektif <=2 hari


2023
Oktober 100 %

PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Waktu tunggu operasi elektif <=2
hari di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Waktu tunggu operasi elektif <=2 hari 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Waktu tunggu operasi elektif <=2 hari dalam 3
bulan
DO
Melakukan persiapan pre op dengan baik dan benar agar sesuai dengan waktu yang ditentukan
STUDY
Presentase Waktu tunggu operasi elektif <=2 hari dalam 3 bulan 100 %, hal ini menunjukkan
bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.

2. Kejadian kematian dimeja operasi

Judul Kejadian kematian dimeja operasi

Dimensi Mutu Efektifitas, efisiensi

Tujuan Tergambarnya efektifitas pelayanan bedah sentral dan anestesi


dan kepedulian terhadap keselamatan pasien
Definisi Kematian dimeja operasi adalah kematian yang terjadi di atas
Operasional meja operasi padasaat operasi berlangsung yang diakibatkan
oleh tindakan anastesi maupun tindakan Pembedahan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi dalam satu bulan

Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam satu kukan tindakan


pembedahan dalam satu bulan
Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar 1%

Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

Data Pencapaian

Bulan Kejadian kematian dimeja operasi 2023


Oktober 0%

PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Kejadian kematian dimeja operasi
di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Kejadian kematian dimeja operasi 1 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Kejadian kematian dimeja operasi 1% dalam 3
bulan
DO
Mengecek kembali KU, TTD, obat. dosis pasien Operasi dengan baik dan benar agar tidak ada
kematian dimeja Operasi
STUDY
Presentase Kejadian kematian dimeja operasi 1% dalam 3 bulan, hal ini menunjukkan bahwa
presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.

3. Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

Judul Tidak adanya kejadian operasi salah sisi

Dimensi Mutu Keselamatan Pasien

Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral


terhadap keselamatan pasien
Definisi Kejadian operasi salah sisi adalah kejadian dimana pasien
Operasional dioperasi pada sisi yang salah, misalnya yang semestinya
dioperasi pada sisi kanan, ternyata yang dilakukan operasi adalah
pada sisi kiri atau sebaliknya
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang dioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar 100%

Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

Data Pencapaian

Bulan Tidak adanya kejadian operasi salah sisi


2023
Oktober 100 %

PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian operasi
salah sisi di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian operasi salah sisi dalam 3
bulan
DO
Melakukan checklist pasien pre op dengan baik dan benar agar sesuai

STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian operasi salah sisi dalam 3 bulan 100 %, hal ini menunjukkan
bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian

4. Tidak adanya kejadian operasi salah orang

Judul Tidak adanya kejadian operasi salah orang

Dimensi Mutu Keselamatan Pasien

Tujuan Tergambarnya kepedulian dan ketelitian instalasi bedah sentral


terhadap keselamatan pasien
Definisi Kejadian operasi salah orang adalah kejadian dimana pasien
Operasional dioperasi pada orang
yang salah

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah operasi salah orang dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar 100%

Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

Data Pencapaian

Bulan Tidak adanya kejadian operasi salah


orang 2023
Oktober 100 %

PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian operasi
salah orang di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian operasi salah orang dalam 3
bulan
DO
Melakukan checklist pasien pre op dengan baik dan benar agar sesuai
STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian operasi salah orang dalam 3 bulan 100 %, hal ini
menunjukkan bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.

5. Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi

Judul Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi

Dimensi Mutu Keselamatan Pasien

Tujuan Tergambarnya ketelitian dalam pelaksanaan operasi dan


kesesuaiannya dengan tindakan operasi rencana yang telah
ditetapkan

Definisi Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian


Operasional pasien mengalami tindakan operasi yang tidak sesuai dengan
yang direncanakan

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami salah tindakan operasi dalam
waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar 100%

Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

Data Pencapaian

Bulan Tidak adanya kejadian salah tindakan


pada operasi 2023

Oktober 100 %

PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian salah
tindakan pada operasi di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
dalam 3 bulan
DO
Melakukan checklist pasien pre op dengan baik dan benar agar sesuai
STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi dalam 3 bulan 100 %, hal ini
menunjukkan bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.

6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah
operasi

Judul Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh


pasien setelah operasi
Dimensi Mutu Keselamatan Pasien

Tujuan Kejadian tertinggalnya benda asing adalah kejadian dimana


benda asing
sepertikapas, gunting, peralatan operasi dalam tubuh pasien
akibat tundakan suatu pembedahan
Definisi Kejadian salah satu tindakan pada operasi adalah kejadian
Operasional pasien mengalami
tindakan operasi yang tidak sesuai dengan yang direncanakan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing dalam
tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien


Standar 100%

Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

Data Pencapaian

Bulan Tidak adanya kejadian tertinggalnya


benda asing pada tubuh pasien setelah
operasi 2023

Oktober 100 %

PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian
tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi di ruang IBS
RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
setelah operasi 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing
pada tubuh pasien setelah operasi dalam 3 bulan
DO
Melakukan pengecekan pasca operasi berlangsung dengan baik dan benar
STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah
operasi dalam 3 bulan 100 %, hal ini menunjukkan bahwa presentase
tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.
7. Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube
Judul Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan
salah penempatan endotracheal tube

Dimensi Mutu Keselamatan Pasien

Tujuan Tergambarkannya kecermatan tindakan anastesi dan monitoring


pasien selama proses penundaan berlangsung

Definisi Komplikasi anastesi adalah kejadian yang tidak diharapkan


Operasional sebagai akibat komplikasi anastesi antara lain karena over dosis,
reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube

Frekuensi Pengumpulan 1 bulan


Data
Periode Analisa 3 bulan

Numerator Jumlah pasien yang mengalami komplikasianastesi dalam satu


bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan

Sumber Data Rekam medis, laporan keselamatan pasien

Standar 6%

Penanggung jawab Ketua instalasi bedah sentral

Data Pencapaian

Bulan Komplikasi anastesi karena over dosis,


reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube 6 % 2023
Oktober 100 %
PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Komplikasi anastesi karena
over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan endotracheal tube di ruang IBS RSU Banjar
Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi
anantesi dan salah penempatan endotracheal tube 6% 100%
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi
anantesi dan salah penempatan endotracheal tube dalam 3 bulan
DO
Melakukan pengecekan obat pasca operasi dan post operasi berlangsung dengan baik dan
benar
STUDY
Presentase Tidak adanya Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah
penempatan endotracheal tube dalam 3 bulan 100 %, hal ini menunjukkan
bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Rekapan Total operasi pada Bulan Oktober 2023 adala 84 Orang Operasi
.Rekapan bulanan ini digunakan sebagai bahan evaluasi unit setiap bulannya dan
dikirimkan ke Pelayanan Keperawatan dan KaBid Pelayanan Medis sebagai data
pelayanan di ruang IBS. Laporan bulanan ini dibuat untuk alur kegiatan pencatatan
dimulai dari pengisian berkas rekam medis terkait tindakan yang diberikan. Data pasien
tersebut kemudian dicatat dan di rekapitulasi menjadi laporan bulanan.

B. SARAN
Diharapkan ada penambahan alat medis/kesehatan sesuai dengan yang telah
diajukanagar tindakan keperawatan/bedah yang diberikan dapat lebih optimal
Diharapkan pelatihan /seminar /workshop keperawatan/bedah diperbanyak baik yang
berupa in house training maupun di luar RS.
Dari kami untuk tim yang bertugas di IBS untuk setiap shift nya kami harapkan
dapat memberikan pelayanan yang maksimal.

BAB IV
PENUTUP

Kami menyadari laporan yang kami buat jauh dari sempurna dan banyak kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menjadikan laporan ini menjadi lebih
baik. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan laporan ini.

Kepala Ruangan
Instalasi Bedah Sentral

Wanto S.Kep Ners


NIP : 042001407

Anda mungkin juga menyukai