LAPORAN BULANAN
RUANG IBS
Laporan Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Monitoring Pelayanan dan Pelaksanaan Program Kerja
Dibuat Oleh :
Wanto S.Kep.,Ners
NIP : 042001407
Mengesahkan :
Manajer Keperawatan
A. Latar Belakang
Dalam Undang-undang RI no. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit dijelaskan bahwa
penyelenggaraan rumah sakit bertujuan memberikan perlindungan terhadap keselamatan
pasien (patient safety), masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya manusia di
rumah sakit. Oleh sebab itu, rumah sakit berkewajiban memberikan pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, anti diskriminasi dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
Pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang penting dalam pelayanan
kesehatan. Tindakan pembedahan merupakan salah satu tindakan medis yang bertujuan
untuk menyelamatkan nyawa, mencegah kecacatan dan komplikasi. Namun demikian,
pembedahan yang dilakukan juga dapat menimbulkan komplikasi yang dapat
membahayakan nyawa.
Instalasi kamar bedah adalah salah satu instalasi yang ada di Rumah Sakit Banjar
Patroman yang keberadaannya di bawah Pelayanan Medik dan Bidang Keperawatan.
Sebagai salah satu instalasi yang memberikan pelayanan pembedahan, selayaknya
memiliki sebuah laporan yang dapat sebagai acuan dalam seluruh kegiatan pelayanan
yang semestinya dilakukan/ dijalankan di kamar bedah yang memenuhi standar pelayanan,
keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja untuk mencegah terjadinya bahaya
yang dihadapi tim bedah dan pasien yang menjalanai operasi.
Mutu pelayanan di suatu Rumah Sakit merupakan indikator keberhasilan yang
ditentukan oleh beberapa faktor dari tiap bagian yang ada di Rumah Sakit tersebut, dan
indikator lain mempengaruhi pelayanan kesehatan yang diberikan. Pelayanan mutu di
Instalasi kamar operasi merupakan pelayanan khusus dan memerlukan penanganan
khusus pula, karena melibatkan beberapa disiplin ilmu. Untuk mendapatkan hasil yang
maksimal, maka diperlukan tim kerja yang solid. Hal ini akan sangat mendukung
keberhasilan dari mutu pelayanan yang diberikan.
Atas dasar hal di atas, maka perlu disusun Laporan Pelayanan Instalasi Bedah
Rumah Sakit Umum Banjar Patroman sebagai suatu Laporan bulanan dalam
meningkatkan mutu pelayanan di kamar bedah, menurunkan angka kematian dan
kecacatan pada pasien yang menjalani pembedahan.
B. Tujuan
Pelayanan Instalasi Kamar Bedah Rumah Sakit Umum Banjar Patroman ini disusun
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan pembedahan di kamar bedah, menurunkan angka
kematian dan kecacatan pada pasien yang menjalani pembedahan.
2. Memberikan pelayanan kamar bedah yang aman, memuaskan, dan menghilangkan
kecemasan dan stress psikis lain.
3. Mengurangi dan menurunkan angka kematian, kecacatan, dan infeksi seminimal
mungkin.
4. Meningkatkan mutu pelayanan dengan evaluasi pelayanan yang diberikan secara terus
menerus dan berkesinambungan.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup meliputi Pelayanan kepada pasien diberikan dimulai pada saat
diterimanya pasien diruang persiapan operasi dilanjutkan ketika pasien mendapat
pelayanan medis atau tindakan pembedahan, dan sampai dengan penanganan pasca
operasi di ruang pulih sadar/recovery room.
Ruang lingkup pelayanan Instalasi Bedah Sentral, meliputi Memberikan Pelayanan
untuk menunjang pelayanan pembedahan spesialistik.
1. Cakupan Pelayanan Kamar bedah pada Pasien dengan Anestesi lokal/sedasi ringan
Pada tindakan bedah yang tidak memerlukan pelayanan anestesi¸pelayanan bedah
dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal/sedasi ringan. Pemilihan jenis obat
anestesi lokal/sedasi ringan ditentukan oleh DPJP atau dokter bedah. Pasien
dimonitor secara kontinu keadaan hemodinamiknya dan dicatat oleh perawat sirkuler
di formulir pemantauan pasien selama anestesi lokal/sedasi ringan dan ditandatangani
oleh DPJP.
2. Cakupan pelayanan kamar bedah.
Pelayanan bedah yang dapat dilakukan di kamar bedah meliputi pelayanan bedah
umum dan kebidanan. Pelayanan bedah dapat dilakukan selama jam kerja untuk
operasi terjadwal dan setiap saat untuk operasi emergensi.
3. Jenis operasi menurut waktunya
a. Operasi elektif dilakukan dengan perencanaan dan penjadwalan yang sudah
disetujui dokter anasthesi dan dokter bedah.
b. Operasi emergensi dilakukan pada semua pasien yang harus segera diambil
tindakan pembedahan dalam waktu golden periode
D. Dasar Pelaporan
Adapun yang menjadi dasar dalam penyusunan laporan ruang Instalasi Bedah Sentral
adalah lembar sensus harian dan SIMRS.
BAB II
MATERI LAPORAN
A. KETENAGAAN
1. Sumber Data Manusia
a. Jumlah staf yang ada
No Jenis Tenaga Jumlah ket
1 Dokter Spesialis bedah 1 orang
2 Dokter Spesialis Obgyn 2 orang
3 Dokter Spesialis Mata 1 orang
4 Dokter Spesialis THT 1 orang
3 Dokter Spesialis Anastesi 1 orang
4 Perawat Bedah 6 orang karyawan,
4 orang Mitra
5 Perawat Anastesi 7 orang Mitra
6 CS 2 orang
Jumlah total 25 orang
1) Karyawan Shift
1. Senin – Minggu :
2. Shift Pagi : Pukul 07.30 – 14.00 WIB
3. Shift Sore : Pukul 14.00 – 20.00 WIB
4. Shift Malam : Pukul 20.00 – 07.30 WIB
3) Dinas Pagi
4) Dinas Sore
5) Dinas malam
c. Tenaga Lain
1) Pekarya Kesehatan
a) Definisi :
Seseorang yang diberi tugas dan tanggung jawab terhadap kebersihan dan
kesiapan alat penunjang seperti linen dan instrumen dan pengawasan di
bawah kepala ruangan IBS dan Waka-Umum
b) Kualifikasi :
Lulusan SLTA/Sederajat,sehat jasmani Rohani,berdedikasi tinggi, mampu
bekerja sama dengan tim, mampu berkoordinasi
2) Tata Usaha
a) Definisi :
Tata Usaha adalah Seseorang yg diberi tugas dan tanggung jawab untuk
kegiatan administrasi di Instalasi bedah Sentral di bawah pengawasan PJ
administrasi.
b) Kualifikasi :
(1) D3 administrasi, yang bisa mengoperasionalkan komputer, Berdedikasi
tinggi, sehat jasmani rohani, dapat bekerja sama secara tim.
(2) SLTA sederajat yang bisa mengoperasionalkan komputer dan dapat
bekerja secara tim, sehat jasmani rohani dan berdedikasi tinggi.
5. Instrument Bedah
No Nama Instrumentc/ Alat Jumlah
1 Instrument Bedah Obgyn 2
2 Instrument Bedah Umum 3
3 Instrument Kuret 1
4 Instrumen bedah Mayor 2
5 Istrumen bedah Minor 1
6. Ruang Tunggu
Tersedia kursi tunggu untuk pasien
7. Ruang resusitasi naonatus
a. Meja resusitasi bayi
b. Oksigen
1. Cara pembersihan sewaktu dilakukan oleh petugas kebersihan dan perawat setelah
selesai operasi.
Pembersihan sewaktu adalah pembersihan sebelum dan sesudah
penggunaan kamar operasi termasuk didalamnya kegiatan untuk mengembalikan
alat dan kamar ke posisi semula sehingga sewaktu – waktu akan digunakan kembali
sudah siap sedia, dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Setelah operasi selesai, semua alat yang kotor segera dikeluarkan dari kamar
operasi
b) Alat tenun infeksius dimasukkan ke dalam kantong plastik berwarna kuning
c) Alat tenun kotor dimasukkan kedalam trolly bulat
d) Sampah medis seperti : kassa habis pakai dimasukkan ke dalam kantong plastik
merah
e) Sampah non medis dimasukkan kedalam kantong plastik hitam
f) Khusus alat instrumen/benang operasi dirapihkan saat menjahit kulit
g) Instrument kotor segera rendam sesuai prosedur
h) Bersihkan lantai dengan larutan terraline
2. Bongkar rutin dilakukan seminggu sekali oleh petugas kebersihan dan perawat
kamar operasi.
Bongkar rutin adalah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pembersihan
masal dan menyeluruh yang dilakukan setiap hari jumat dengan tujuan untuk
mencegah pencemaran dan kontaminasi penyakit.
3. Persiapan Operasi
Dalam pemberian rasa aman dan nyaman kepada pasien sangat berhubungan
dengan pemberian informasi yang sejelas – jelasnya mencakup manfaat dan resiko
pembedahan. Beberapa hal yang perlu perbaikan sebagai berikut :
a. Informed consent perlu dibuat secara tertulis dan pasien perlu diedukasi agar
mendapatkan informasi secara jelas tentang tindakan yang akan dilakukan, risiko
dari prosedur yang akan dilaksanakan, manfaat prsedur yang direncanakan,
komplikasi yang mungkin terjadi dan alternative tindakan bedah yang tersedia untuk
mengobati pasien.
b. Dokter bedah dan petugas lain yang kompeten yang berhak memberikan edukasi.
4. Pelayanan Bedah
1. Pemeriksaan pra bedah dan perencanaan pra bedah yang terdokumentasi.
Dokter operator harus melakukan evaluasi pra bedah untuk menentukan
kemungkinan pemeriksaan tambahan dan konsultasi SMF lain untuk membuat
suatu asesmen pra bedah. Semua informasi yang diberikan pada pasien, mengenai
kondisi pasien, diagnosis penyakit (indikasi operasi/tindakan), Alasan mengapa
harus dilakukan operasi/tindakan, hal yang akan terjadi bila tidak dilakukan operasi
atau tindakan, apa yang dilakukan saat operasi atau tindakan, rencana tindakan,
alternatif tindakan, tingkat keberhasilan, komplikasi operasi atau tindakan yang
mungkin terjadi, alternatif terapi atau tindakan lain (bila ada),
prognosis/kemungkinan-kemungkinan gambaran ke depan yang terjadi dan rencana
pengelolaan pasca bedah, perkiraan biaya (hanya biaya operasi, tidak termasuk
akomodasi dan obat) harus didokumentasi lengkap dan disertakan dalam rekam
medis pasien dan ditandatangani oleh pasien atau keluarga,dokter bedah yang
bersangkutan/DPJP, saksi pihak pasien atau keluarga, dan saksi pihak Rumah
Sakit Banjar Patroman. Informasi yang diberikan dicatat dalam lembar khusus
informed consent yang disertakan dalam rekam medis pasien.
4. Sign In
Saat pasien sebelum masuk kamar operasi dilakukan pengecekan dari mulai
identitas , marking, apakah ada alergi , kesiapan anestesi dan lain-lain.
1 Kematian di IBS 0
Total Pasien 84
Rekap diagnosa penyakit terlampir.
Definisi Waktu tunggu operasi elektif adalah tenggang waktu mulai dokter
Operasional memutuskan untukoperasi yang terencana sampai dengan
operasi mulai dilaksanakan
Frekuensi Pengumpulan 1 bulan
Data
Periode Analisa 3 bulan
Data Pencapaian
PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Waktu tunggu operasi elektif <=2
hari di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Waktu tunggu operasi elektif <=2 hari 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Waktu tunggu operasi elektif <=2 hari dalam 3
bulan
DO
Melakukan persiapan pre op dengan baik dan benar agar sesuai dengan waktu yang ditentukan
STUDY
Presentase Waktu tunggu operasi elektif <=2 hari dalam 3 bulan 100 %, hal ini menunjukkan
bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.
Numerator Jumlah pasien yang meninggal dimeja operasi dalam satu bulan
Standar 1%
Data Pencapaian
PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Kejadian kematian dimeja operasi
di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Kejadian kematian dimeja operasi 1 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Kejadian kematian dimeja operasi 1% dalam 3
bulan
DO
Mengecek kembali KU, TTD, obat. dosis pasien Operasi dengan baik dan benar agar tidak ada
kematian dimeja Operasi
STUDY
Presentase Kejadian kematian dimeja operasi 1% dalam 3 bulan, hal ini menunjukkan bahwa
presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang dioperasi salah sisi dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Standar 100%
Data Pencapaian
PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian operasi
salah sisi di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian operasi salah sisi 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian operasi salah sisi dalam 3
bulan
DO
Melakukan checklist pasien pre op dengan baik dan benar agar sesuai
STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian operasi salah sisi dalam 3 bulan 100 %, hal ini menunjukkan
bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah operasi salah orang dalam waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Standar 100%
Data Pencapaian
PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian operasi
salah orang di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian operasi salah orang 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian operasi salah orang dalam 3
bulan
DO
Melakukan checklist pasien pre op dengan baik dan benar agar sesuai
STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian operasi salah orang dalam 3 bulan 100 %, hal ini
menunjukkan bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami salah tindakan operasi dalam
waktu satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Standar 100%
Data Pencapaian
Oktober 100 %
PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian salah
tindakan pada operasi di ruang IBS RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi
dalam 3 bulan
DO
Melakukan checklist pasien pre op dengan baik dan benar agar sesuai
STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian salah tindakan pada operasi dalam 3 bulan 100 %, hal ini
menunjukkan bahwa presentase tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.
6. Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah
operasi
Numerator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan dikurangi
jumlah pasien yang mengalami tertinggalnya benda asing dalam
tubuh akibat operasi dalam satu bulan
Denominator Jumlah pasien yang dioperasi dalam waktu satu bulan
Data Pencapaian
Oktober 100 %
PLAN
Judul Rencana : Komite merencanakan untuk mengetahui Tidak adanya kejadian
tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah operasi di ruang IBS
RSU Banjar Patroman
Harapan : Jumlah Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien
setelah operasi 100 %
Tindakan : Monitoring dan evaluasi Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing
pada tubuh pasien setelah operasi dalam 3 bulan
DO
Melakukan pengecekan pasca operasi berlangsung dengan baik dan benar
STUDY
Presentase Tidak adanya kejadian tertinggalnya benda asing pada tubuh pasien setelah
operasi dalam 3 bulan 100 %, hal ini menunjukkan bahwa presentase
tersebut sudah tercapai.
ACTION
Melakukan evaluasi dan monitoring secara berkala untuk meningkatkan capaian.
7. Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan salah penempatan
endotracheal tube
Judul Komplikasi anastesi karena over dosis, reaksi anantesi dan
salah penempatan endotracheal tube
Standar 6%
Data Pencapaian
A. KESIMPULAN
Rekapan Total operasi pada Bulan Oktober 2023 adala 84 Orang Operasi
.Rekapan bulanan ini digunakan sebagai bahan evaluasi unit setiap bulannya dan
dikirimkan ke Pelayanan Keperawatan dan KaBid Pelayanan Medis sebagai data
pelayanan di ruang IBS. Laporan bulanan ini dibuat untuk alur kegiatan pencatatan
dimulai dari pengisian berkas rekam medis terkait tindakan yang diberikan. Data pasien
tersebut kemudian dicatat dan di rekapitulasi menjadi laporan bulanan.
B. SARAN
Diharapkan ada penambahan alat medis/kesehatan sesuai dengan yang telah
diajukanagar tindakan keperawatan/bedah yang diberikan dapat lebih optimal
Diharapkan pelatihan /seminar /workshop keperawatan/bedah diperbanyak baik yang
berupa in house training maupun di luar RS.
Dari kami untuk tim yang bertugas di IBS untuk setiap shift nya kami harapkan
dapat memberikan pelayanan yang maksimal.
BAB IV
PENUTUP
Kami menyadari laporan yang kami buat jauh dari sempurna dan banyak kekurangan,
maka dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan untuk menjadikan laporan ini menjadi lebih
baik. Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Kepala Ruangan
Instalasi Bedah Sentral