Anda di halaman 1dari 189

BAB II

HASIL PENGKAJIAN

A. Profil dan Gambaran Umum Ruangan


1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panembahan Senopati
Bantul
a. Sejarah RSUD Panembahan Senopati Bantul
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul terletak di Jalan
Doktor Wahidin Sudiro Husodo, Bantul, Trirenggo, Kec. Bantul, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Kode Pos 55714. RSUD Panembahan Senopati Bantul
berdiri sejak tahun 1953 sebagai RS hongeroedem (HO), tahun 1956 resmi
menjadi RS Kabupaten dengan jumlah sebanyak 60 TT, tahun 1967 bertambah
menjadi 90 TT. Pada tanggal 1 April 1982 dari RS Kabupaten diresmikan
Kabupaten Bantul Type D, tanggal 26 Februari 1993 ditetapkan sebagai RS Type
C (SK Menkes RI Nomor 202/Menkes/SK/11/1993)
Tanggal 29 Maret 2003 berubah nama menjadi RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Tanggal 31 Januari 2007 tentang Peningkatan Kelas RSUD
Panembahan Senopati Bantul dari Type C menjadi Kelas B Non Pendidikan.
Tahun 2012 mendapatkan akreditasi sesuai Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : HK.03.05/III/431/12 tentang Penetapan Rumah Sakit
Pendidikan Utama Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta dan sebagai Rumah Sakit Pendidikan Utama.Tanggal
14 April 2015 telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi dari Komite Akreditasi
Rumah Sakit (KARS) dengan predikat "Paripurna".
b. Tujuan RSUD Panembahan Senopati Bantul
1. Terwujudnya proses pelayanan yang berkualitas

2. Terwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan

3. Terwujudnya karyawan yang produktif dan berkomitmen

4. Terwujudnya proses pelaporan dan akses informasi yang cepat dan akurat

1
5. Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan dan
penelitian

6. Terwujudnya pelayanan non fungsional untuk kepuasan pelanggan

c. Visi, Misi dan Meaning Statement RSUD Panembahan Senopati Bantul


1) Visi

“Terwujudnya rumah sakit yang unggul dan menjadi kebanggaan seluruh


masyarakat”

2) Misi

a) Memberikan pelayanan prima pada pelanggan

b) Meningkatkan perfesionalisme sumberdaya manusia

c) Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan dalam pelayanan kesehatan


pendidikan dan penelitian

d) Meningkatkan jalinan kerjasama dengan mitra terkait

e) Meningkatkan ketersediaan sarana prasarana yang berkualitas

f) Menyelenggarakan tata kelola keuangan yang sehat mendukung


pertumbuhan organisasi

3) Nilai–nilai

Jujur, Rendah Hati, Kerjasama, Profesional, Inovasi

4) Meaning Statement

“Melayani sepenuh hati untuk kualitas hidup yang lebih baik”

Analisa Data
Dari hasil observasi dan wawancara dengan perawat di ruang rawat
inap Alamanda tidak terdapat visi dan misi ruangan, di ruangan hanya terlihat

2
visi dan misi RSUD Panembahan Senopati Bantul di dinding ruang rawat inap
alamanda. Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan
yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan dan diwujudkan agar tujuan dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik sesuai dengan visi yang telah ditetapkan.
Ruangan belum merumuskan visi dan misi secara jelas sehingga belum
diketahui tujuan-tujuan serta upaya apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
ruangan dalam bentuk visi dan misi.
d. Strategi Kegiatan RSUD Panembahan Senopati Bantul
1) Meningkatkan kualitas proses layanan kepada pelanggan difokuskan pada
upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan pasien rawat jalan dan rawat
inap, melalui:

a) Menjaga mutu pelayanan

1. Pelaksanaan Standar Prosedur Oprasional (SPO) secara kontinyu

2. Pelaksanaan Standar Asuhan Keperawatan (SAK)

3. Palaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)

4. Pelaksanaan Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP)

5. Audit Klinik dan Audit Medis

6. Evaluasi kelengkapan berkas rekam medis

7. Melaksanakan pengawasan/supervise secara rutin mulai manajemen


level bawah, menengah sampe atas

8. Pelayanan berorientasi pada customer

9. Pemasaran/promosi rumah sakit

a. Mengikuti pemeran di Bantul EXSPO, karnaval dalam rangka HUT


Kemerdekaan RI

b. Pembuatan leaflet, papan nama, penunjuk arah rumah sakit

3
c. Pemasaran lewat media (radio dan Tv) dan Internet (web dan
Email)

d. Pertemuan dan pelanggan (sosialisasi)

b) Pelayanan Rumah sakit

1. perasional Unit hemodialisa

2. Medical Check Up Dasar (Tipe A)

3. Medical Check Up standar (Tipe B)

4. Medical Cheek Up lengkap (Tpe C)

5. Rehabilitasi medic

6. Pelayanan poliklinik rawat jalan pagi

7. Pelayanan poliklinik rawat jalan sore

8. Pelayanan kemoterapi

9. Pelayanan rawat gawat darurat

10. Pelayanan Pathologi Anatomi

11. Pelayanan orthopedic

12. Pelayanan bedah onkologi

13. Pelayanan cepat, tepat dan akurat

14. Evaluasi kelengkapan berkas rekam medis

15. Pemenuhan kebutuhan sarana/prasarana

2) Meningkatkan kapabilitas dan komitmen petugas , melalui upaya:

a) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas

b) Meningkatkan kesejahteraan petugas

c) Meningkatkan sistem monitoring dan pengawasan

4
d) Meningkatkan jejaring dengan dengan institusi pendidikan

3) Mempercepat proses pelaporan dan akses informasi melalui upaya


pengembangan sistem informasi menajemen rumah sakit (Biling Terpadu,
SIMPEG, Simbada)

4) Meningkatkan kepercayaan dan kepuasan pelanggan, melalui upaya:

a) Meningkatkan performance Rumah Sakit

b) Lingkungan nyaman, aman, bersih dan asri

c) Adanya kepastian biaya dan waktu pelayanan

d) Tarif terjangkau

e) Adanya kerjasama dengan pihak III

f) Terciptanya pelayanan prima, sesuai SK Menpan No.63/kep/MPAN/03 dan


terlaksanaannya UU No.25 Tahun 2009 tentang pelaya

2. Gambaran Umum Ruang Rawat Inap Alamanda


Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul terdapat ruangan atau
bangsal Alamanda yang digunakan untuk merawat pasien masa nifas, ibu hamil dengan
komplikasi, dan kasus dengan ginekologi. Perawatan masa nifas merupakan kegiatan
perawatan mancakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam mobilisasi, anjuran
kebersihan diri, pengaturan diet, perawatan payudara, yang ditunjukkan terutama untuk
kelancaran pemberian air susu ibu (ASI) guna pemenuhan nutrisi bayi. Perawatan ibu
hamil dengan komplikasi meliputi komplikasi pada kehamilan trimester 1 (abortus, KET,
hyperemesis gravidarum), trimester 2 dan 3 (partus prematurus imminent, ketuban pecah
dini, perdarahan ante partum, preeklamsia dan anemia). Kasus ginekologi yang dirawat
diruang nifas meliputi mioma uteri, kista ovari, abnormal uterine bleeding, dan lain-lain.
Ruang Alamanda terdiri dari dua ruangan yang dipimpin oleh satu kepala ruang,
dibantu oleh empat primary nurse (PN), delapan penanggung jawab shift, satu
penanggung jawab bayi, dan 15 perawat dan bidan asosiate (PA). ruang alamanda terdiri
dua ruangan yaitu alamanda 2 dan alamanda 3. Alamanda 2 di gunakan untuk pasien
kelas 3 yang terdiri dari 6 kamar yang berisi 18 tempat tidur. Sedangkan alamanda 3

5
terdiri atas kelas satu (3 kamar) kelas 2 (3 kamar, 6 tempat tidur) kelas 3 (6 kamar, 18
tempat tidur).
Pelayanan masa nifas, kehamilan, dan ginekologi perlu dikelola secara
professional. Dengan disusunnya rencana kerja di Ruang Alamanda diharapkan dapat
gambaran sehingga dapat menyusun strategi yang tepat untuk dapat meningkatkan mutu
pelayanan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Adapun rincian fasilitas dan perawat yang terdapat di ruang rawat inap Alamanda,
yaitu :
a. Fasilitas untuk Pasien
1) AC
2) Kamar mandi pasien atau keluarga
3) Kasur, satu bantal
4) Kipas angina
5) Kursi
6) Meja dan almari
7) Meja laci
8) Oksigen
9) Tempat sampah
10) Tempat tidur
11) Tiang infus
12) Tirai
b. Fasilitas untuk Perawat
1) Dapur (panci, piring gelas, sendok, dll)
2) Kamar mandi
3) Kipas angin
4) Komputer
5) Lemari penyimpan alat
6) Loker pribadi perawat
7) Ruang jaga perawat

6
7
Struktur Organisasi Ruang Alamanda
Kepala Ruang
Ernawati, Amd.Keb

Administrasi Administrasi
Yani Dwi Antarti Siti Yumaroh

Primary Nurse III Primary Nurse IV


Primary Nurse I Primary Nurse II
Rusmini. SST Burhanah.Amd.Kep
Yasinta P. Amd. Keb Ngatini, Amd. Keb

Assoeriated Nurse Assoeriated Nurse Assoeriated Nurse Assoeriated Nurse

Yuana. S, Amd. Keb Sudari, Amd. Keb Siti Umayah, A md. Keb
Ni Made A J. Amd Keb
Dwi Septiani, Amd. Kep Damisih, Amd.Keb Wiwik Dwi N, Amd.Kep Arum Nur A. Amd.Keb

Ani S. Amd. Kep Jumiyati, Amd. Keb Fitri Ningtyas, Amd.


Ari Wulandari, Amd.Kep Kep
Oktavia Agusti, SST Setyo S. Amd.Keb Nurul M, Amd. Kep Lingga K, Amd. Kep

Setiya Asih, Amd. Kep Genduk.R.L Amd, Keb Siti Nur Q, Amd Keb Amalina K.W. Amd Kep

Nanik W, Amd. Kep Ardian W. M, Amd,Keb Nur Khikmah, Amd, Kep Sumuni T. L, S.Kep., Ns

8
Tabel 2.1 Penilaian Struktur Organisasi di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Asisten Perawat
Rinawati
Sumber data primer, observasi, dan wawancara tanggal 20 - 22 Maret 2018

1 Terdapat sruktur organisasi Sudah ada struktur


di ruangan 1 organisasi, sudah
mengalami perubahan
tahun 2017

2 Mengambarkan kedudukan 1 Sudah mengambarkan


kepala ruang kedudukan kepala ruang

3 Adanya posisi tim 1 Adanya posisi tim I, tim


II, tim III dan IV

4 Gambar jumlah angota tim 1 Sudah menunjukan


jumlah anggota tim

5 Kelengkapan keterangan 1 Struktur organisasi sudah


struktur dilengkapi dengan
keterangan

Total 5

Presentasi 100%

9
Keterangan Skor:

1 : Ada

0 : Tidak Ada

Analisa Data
Nilai pengkajian struktur organisasi di ruang rawat inap Alamanda termasuk dalam
kategori baik (100%) karena sudah berisi identitas, struktur organisasi dan foto. Ruang
Alamanda terdiri dari 1 Kepala Ruang, 2 bagian atministrasi, 4 PN, 24 AN dan 1 asisten
perawat. Susunan organisasi ini, di buat pada tahun 2017 dan dan akan ada pembaharuan
terhadap struktur organisasi tahun 2018.

10
DENAH RUANG ALAMANDA 3

11
DENAH RUANG ALAMANDA 2

12
Analisa Data:

Untuk Ruang rawat inap Alamanda 2 adalah ruang rawat inap kelas
3 yang terdiri 6 kamar dan 18 tempat tidur dimana setiap tempat tidur
memiliki lemari tempat penyimpanan barang dan tiang infus. Setiap kamar
masing-masing meiliki satu kamar mandi dan satu buah westafel di ruang
rawat inap Alamanda 2 dan 1 kamar mandi untuk petugas, ruang obat,
ruang nurse station, ruang jaga coas dan ruang konferensi coas. Sedangkan
Alamanda 3 terdiri atas kelas satu (tiga kamar), kelas dua (tiga kamar,
enam tempat tidur) dan kelas tiga (enam kamar, 18 tempat tidur). Setiap
tempat tidur juga memiliki tiang infus dan satu buah lemari tempat

1
penyimpanan barang. Setiap kamar masing-masing memiliki satu buah
kamar mandi dan westafel yang ditotal ada sebanyak 12 dan 1 kamar
mandi untuk petugas, ruang obat dan ruang nurse station, ruang dokter
jaga, ruang perawat, ruang gizi, dan ruang linen.

3. Tata Ruang
Moto sebuah program 5 R yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan
rajin merupakan suatu program terstruktur yang secara sistematis
menciptakan suatu ruang kerja (work place) yang bersih, teratur, dan
terawat dengan baik. Program 5 R yang dibuar memiliki tujuan untuk
meningkatkan moral karyawan, kebanggaan dalam pekerjaan mereka,
serta memiliki rasa kepemilikan dan tanggung jawab. Dalam program 5 R
juga memiliki Target utama yaitu goal dan efisiensi di ruang kerja.

Prinsip dari 5 R adalah agar dapat meminimalkan atau bahkan


samapai mencegah terjadinya pemborosan akibat kesulitan mencari dan
mendapatkan suatu komponen dalam satu rangkaian proses produksi
dengan cara mendesain ruang kerja sehingga hanya komponen terkait saja
yang ada di ruang kerja tersebut, dan ditempatkan secara rapi dan teratur
sehingga mudah dicari dan dikembalikan lagi ke tempatnya semula.
Penjelasan 5R antara lain:

1) Ringkas (pemilihan) merupakan kegiatan memilih segala barang yang


benar-benar diperlukan dari tempat kerja.

2) Rapi (peralatan) adalah kegiatan menata tata letak peralatan atau


perlengakapan kerja dengan rapi sehingga memdahkna untuk mencari,
menemkan, serta mengembalikan.

3) Resik (pembersihan) yakni kegiatan bersih-bersih tempat kerja,


mesin, perlengakapan, dan peralatan kerja.

4) Rawat (Perawatan) yaitu kegaitan memelihara fasilitas tempat kerja,


serta peralatan kerja secara teratur.

2
5) Rajin (Pendisplinan) bagaimana empat elemen di atas dilakkan secara
istikomah, dan bisa menjadi sebah kebiasaan atau displin kerja yang
kokoh.

Tabel 2.2 Tata Ruangan Di Ruang Rawat Inap Alamanda 2 RSUD


Panembahan Senopati Bantul

No Kriteria Nurse Station Kamar Pasien R.Tindakan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Resik

2 Rapi

3 Ringkas

4 Rawat

5 Rajin

Total 5 0 2 3 2 3

Presentase 100% 0% 40% 60% 40% 60%

Berdasarkan tabel di atas, dianalisis bahwa sebagian besar ruangan


belum memnuhi standart 5R. Ruangan Nurse station dinilai
memenuhi kriteria 5R dengan presntase 100%, karena resik, rapi,
ringkas, rawat, rajin. Berdasarkan hasil observasi di nurse station
semua tertata rapi dan sesuai pada penempatannya. Untuk kamar
pasien belum memenuhi kriteria 5R dengan presentase 40%
karena tidak resik, tidak rapi, tidak ringkas, tidak rawat dan rajin,
karena berdasarkan hasil observasi didapatkan ruangan terlalu
sempit atau bed terisi 3 di dalam ruangan sehingga menyulitkan
gerak dalam melakukan tindakan. Sedangkan ruang tindakan
belum memenuhi standar 5R dengan persentase 60%, karena

3
tidak resik, rapi, ringkas, tidak terawat dan tidak rajin karena
hanya alat yang digunakan yang dirawat.

Tabel 2.3 Tata Ruangan Di Ruang Rawat Inap Alamanda 3


RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kriteria Nurse Station Kamar Paien R.Tindakan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Resik

2 Rapi

3 Ringkas

4 Rawat

5 Rajin

Total 5 0 4 1 2 3

Presentase 100% 0 80% 20% 60% 60%


Sumber: Data Primer observasi di Ruang Rawat Inap Alamanda
tanggal 20 - 22 Maret 2018

Berdasarkan tabel di atas, dianalisis bahwa sebagian besar ruangan


belum memenuhi standart 5R. Ruangan Nurse station dinilai
memenuhi kriteria 5R dengan presntase 100%, karena resik, rapi,
ringkas, rawat, rajin. Untuk kamar pasien sudah memenuhi kriteria
5R dengan presentase 80% karena resik, rapi, ringkas, rawat dan
rajin. Untuk kamar pasien saat diobservasi kamar pasien sesuai 5R
dan semua sesuia penempatan dan luas ruangan sesuai dengan
pasiennya. Untuk ruangan tindakan mendapat nilai 60% yaitu
resik, tidak rapi, tidak ringkas, tidak rawat dan tidak rajin. Saat di
observasi terlihat di ruang tindakan penataan alat medis belum
sesuai dengan jenis alat medisnya dan masih tidak dirawat
meskipun tidak digunakan.

4
Tabel 2.4 Tata Ruangan Di Ruang Rawat Inap Alamanda 3
RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kriteria Nurse Station Kamar Paien R.Tindakan

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Resik

2 Rapi

3 Ringkas

4 Rawat

5 Rajin

Total 5 0 4 1 3 2

Presentase 100% 0 80% 20% 80% 40%


Sumber: Data Primer observasi di Ruang Rawat Inap Alamanda
tanggal 20 - 22 Maret 2018

Berdasarkan tabel di atas, dianalisis bahwa sebagian besar ruangan


belum memenuhi standart 5R. Ruangan Nurse station dinilai
memenuhi kriteria 5R dengan presntase 100%, karena resik, rapi,
ringkas, rawat, rajin. Untuk kamar pasien sudah memenuhi kriteria
5R dengan presentase 80% karena resik, rapi, ringkas, rawat dan
rajin. Untuk kamar pasien saat diobservasi kamar pasien sudah
sesuai 5R dan kamar pasien masih harus ditingkatkan karena
belum rapi. Untuk ruangan tindakan mendapat nilai 60% yaitu
resik, ringkas, rajin, tetapi tidak rapi, dan tidak rawat. Saat di
observasi terlihat di ruang tindakan penataan alat medis belum
sesuai dengan jenis alat medisnya dan masih tidak dirawat karena
ada alat yang tidak bisa digunakan.

B. Unsur Input

5
1. MAN: Sumber Daya Manusia

a. Pasien

1) Kajian teori

Tujuan dari program pengalokasian personil adalah untuk


mengetahui jumlahh perawat yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan dengan tepat sehingga dapat memberikan
asuhan keperawatan yang efektif ke klien (Gillies, 1998 dalam
Nursalam, 2017)

2) Kajian data
Ruang rawat Inap Alamanda merupakan salah satu ruangan
/bangsal Maternitas dalam kelas I, II dan III di RSUD
Panembahan Senopati Bantul

Tabel 2.5 Distribusi Jumlah Pasien Rawat Inap


Ruangan Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
Periode Januari 2017 sampai dengan Desember 2017
Persentasi
No Bulan Jumlah pasien
(%)
1 Januari 321 8,3
2 Februari 252 7,3
3 Maret 301 7,7
4 April 339 8,7
5 Mei 358 9,2
6 Juni 307 7,9
7 Juli 343 8,8
8 Agustus 307 7,9
9 September 326 8,4
10 Oktober 381 9,8
11 November 314 8,1

6
12 Desember 314 8,1
Total 3863 100%
Sumber : Data Pasien di Ruang Rawat Inap Alamanda 2017

Analisa Data
Berdasarkan hasil diskusi dan data dari kepala ruang jumlah
pasien di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul dari Bulan Januari 2017-Desember 2017 menunjukkan
jumlah kunjungan terbanyak pada bulan Oktober 2017 yaitu 381
orang (9,8%) dan jumlah kunjungan terendah pada bulan Februari
2017 yaitu sebanyak 252 orang (7,3%)
a. Distribusi pasien berdasarkan jumlah penyakit
Sepuluh kasus teratas atau kasus yang paling sering terjadi di ruang
rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul selama
tahun 2017 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.6 Distribusi 10 Kasus Penyakit Terbanyak


di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Penambahan Senopati
Bantul tahun 2017
Presentasi
No Nama penyakit Kode Jumlah
(%)
Single delivery by caesarean
1 082 736 70,76
section
2 Cavuum extraktor delivery 081.4 79 7,59
Gestational (pregnancy-
3 014 70 6,73
induced) hypertention with,
Maternal care for known or
4 034 63 6,05
suspected of normality of,
Haemorrrage in earlly
5 020 23 2,21
pregnancy
Hyperemesis gravidarum
6 021.1 22 2,11
with metabolic disturbance
7 Anaemia, unspecifide D64.9 19 1,82

7
8 Leiomyoma of uterus D25 15 1,44
Other abnormal uterine and
9 N93 9 0,86
vaginal bleeding
Other and unspecified
10 N83.2 4 0,38
ovarian cysts

Sumber : Data Penyakit di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD


Panembahan Senopati Bantul 2017
Analisa Data
Berdasarkan hasil distribusi sepuluh penyakit terbanyak di
Ruang rawat inap Alamada RSUD Panembahan Senopati Bantul pada
tahun 2017 yaitu Single delivery by caesarean section dengan 739
kejadian (70,76), Cavuum extraktor delivery 79 kejadian (7,59),
Gestational (pregnancy-induced) hypertention with, 70 kejadian
(6,73), Maternal care for known or suspected of normality of, 63
kejadian (6,05) dan Haemorrrage in earlly pregnancy 23 kejadian
(2,21). Berdasarkan data diatas, sepuluh penyakit terbanyak ruang
rawat inap sudah sesuai dengan kriteria ruangan yang merawat
pasien dengan kasus penyakit dalam. Dari 10 besar kasus penyakit
diruangan dapat digunakan sebagai dasar dalam membuat asuhan
keperawatan.
Dari hasil distribusi sepuluh kasus terbanyak di ruang rawat
inap Alamanda sudah terdapat 13 SAK sebagai acuan untuk
melakukan asuhan keperawatan.
b. Mahasiswa Praktikan

1) Kajian teori

Sebagai profesi keperawatan dituntut untuk memiliki


kemampuan intelektual, interpersonal, kemampuan teknis dan
moral. Hal ini bisa ditempuh dengan meningkatkan kualitas
perawat melalui pendidikan lanjut pada program pendidikan Ners
(Nursalam, 2007).

8
Program profesi merupakan suatu proses sosialisasi peserta
didik dalam mendapatkan pengalaman nyata untuk mencapai
kemampuan keterampilan profesional yaitu intelektual, sikap dan
teknik dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien.
Berdasarkan kurikulum pendidikan tinggi keperawatan, maka
program profesi memiliki tujuan mempersiapkan mahasiswa
melalui penyesuaian profesional dalam bentuk pengalaman belajar
klinik dan lapangan secara komprehensif dengan menggunakan
tatanan pelayanan nyata di rumah sakit, puskesmas, panti dan
komunitas (Nursalam, 2007).
Program profesi merupakan proses transformasi dari
mahasiswa menjadi seorang perawat profesional. Dengan kata
lain, peserta didik akan memiliki perilaku sebagai perawat
profesional setelah program profesi. Dalam fase ini, mahasiswa
mendapat kesempatan pada perannya sebagai perawat profesional
dalam masyarakat keperawatan lingkungan pelayanan/asuhan
keperawatan (Nursalam, 2012). Dalam praktik keperawatan tidak
hanya untuk S1-Keperawatan atau Profesi Ners saja, namun ada
pendidikan D-III Keperawatan juga.
2) Kajian Data
Tabel 2.7 Rekapitulasi Data Mahasiswa Praktitk Di ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tahun 2017
No Nama Institusi Program Studi Jumlah Presentase
%
1 STIKes Guna 6 1,6%
S1 Keperawatan
Bangsa

2 STIKes Surya 64 17%


Profesi Ners
Global

3 Poltekes D IV Kebidanan 37 10%

4 STIKes Aisyah D IV Kebidanan 17 4,5%

9
5 UNRIYO D IV Kebidanan 9 2,3%

6 UNRIYO Profesi Ners 10 2,6%

7 STIKes Ahmad 15 3,9%


Profesi Ners
Yani

8 UMY Profesi Ners 10 2,6%

9 UGM D IV Kebidanan 13 3,4%

10 STIKes Wira -
Profesi Ners
Husada

11 STIKes YO Profesi Ners -

12 STIKes YO S1 Keperawatan 4 1,06%

13 STIKes YO D III Kebidanan 5 1,3%

14 Akper Noto 4 1,06%


D III Kebidanan
Kusumo

15 Akbid Umi 32 8,4%


D III Kebidanan
Hasanah

16 Ama YO D III Admin 6 1,9%

17 AKBid YO D III Kebidanan -

18 Universitas Alma 8 2,1%


D III Kebidanan
Ata

19 D III 30 7,9%
Akper YKY
Keperawatan

20 D III 7 1,8%
STIKES Al-Islam
Keperawatan

21 D III -
Akper KBH
Keperawatan

22 UNRIYO D III Kebidanan 15 3,9%

23 D III 15 3,9%
UNISA
Kebidanan

24 UMY S1 Keperawatan 6 1,6%

10
25 D III 16 4,2%
STIKES A.YANI
Keperawatan

26 Poltekkes D III 26 6,9%


Kemenkes Yk Keperawatan

27 STIKes Guna D III 5 1,3%


Bangsa Kebidanan

28 Poltekkes D III 8 2,1%


Kemenkes Yk Kebidanan

29 Poltekkes D IV 2 0,5%
Kemenkes Yk Keperawatan

30 STIKES D III 7 1,8%


MADANI Kebidanan

Total 377 100%

Sumber Buku Absensi Praktikan Ruang Rawat Inap Alamanda


2017

Analisa Data
Berdasarkan tabel di atas, presensi mahasiswa yang praktek
di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
selama tahun 2017 berjumlah 377 mahasiswa. Jumlah terbanyak
mahasiswa praktik di ruang Alamanda pada tahun 2017 yaitu yang
berasal dari Stikes Surya Global yaitu sebesar mahasiswa (17%).
Dari data tersebut menunjukan bahwa ruang rawat inap Alamanda
RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan salah satu ruangan
yang digunakan untuk praktik mahasiswa.
Berdasarkan data dari lembaga Akreditasi Profesi LAM
PTKes tahun 2012 mengatakan bahwa standar perbandingan antara
CI (Pembimbing Klinik) dengan mahasisiwa praktik adalah 1 : 5-8.
Yang dimaksud dengan 1: 5-8 adalah 1 CI (Pembimbing Klinik)
membimbing 5-8 mahasiswa praktik. Dari hasil wawancara dengan
kepala ruang jumlah CI (Pembimbing klinik) yang ada di ruang
rawat inap Alamanda adalah sebanyak 3 CI yang 2 diantaranya telah

11
memiliki sertifikat pelatihan CI (Pembimbing Klinik). Untuk setiap
CI (Pembimbing Klinik) membimbing mahasiswa praktik tidak
sesuai dengan bidang ilmunya masing-masing karena masih terdapat
mahasiswa keperawatan yang di bimbing oleh CI (pembimbing
klinik) dengan bidang studi kebidanan, dan untuk jumlah
perbandingan antara CI (Pembimbing Klinik) dengan mahasiswa
praktikan belum diketahui secara pasti.
c. Perawat
1) Kuantitas tenaga perawat
a) Kajian teori
Tujuan dari program pengalokasian adalah untuk
mengetahui jumlah perawat yang dibutuhkan untuk
melakukan pekerjaan dengan tepat sehingga dapat
memberikan asuhan keperawatan yang efektif ke klien
(Gillies, 1982 dalam Nursalam 2012). Beberapa ahli telah
mengembangkan formula untuk menetapkan jumlah tenaga
tersebut.

b) Kajian data
(1) Menurut Gillies
Kebutuhan tenaga perawat secara kuantitatif dapat
dirumuskan dengan perhitungan sebagai berikut:

A x B x 365

Tenaga Perawat =

(365 – C) x jam kerja/hari

Keterangan:

12
A : jam efektif / 24 jam

B : BOR x Jumlah tempat tidur (jumlah pasien rata-rata

perhari)

C : jumlah hari libur

365 : jumlah hari selama setahun

BOR = Jumlah hari perawatan dalam setahun x 100%

TT x 365

= 9935 x 100 %

46 x 365

= 9935 x 100%

16790

= 0,5917 x 100%

= 59,60 %

Jadi, nilai BOR adalah 59,60 %

Tabel 2.8 Klasifikasi Pasien dan Jam Efektif Pasien Yang Dirawat di Ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Kategori 20 Maret 2018 21 Maret 2018 22 Maret 2018

1 Self Care

2 Partial 19 x 3,25 = 61,75 17 x 3,25 = 55,25 20 x 3,25 = 65

3 Total 2 x 4,25 = 8,5 2 x 4,25 = 8,5 1 x 4,25 = 4,25

13
4 Intensive

Jumlah 70,25/21 = 3,34 63,75/19= 3,35 69,25/21=3,29

Sumber Data Primer Observasi Ruang Rawat Inap Tanggal 20 - 22 Maret 2018

3,34+ 3,35+ 3,29 = 9,98/3 = 3,32 (3) jam/24jam

A : Jam efektif pasien dalam 24 jam= 3 jam/24 jam

B : BOR pada bulan Januari – Desember 2017 = 59,60%, jumlah Tempat


Tidur pasien = 46 TT

C : Cuti 14 hari

Jumlah hari minggu per tahun 52 hari

Libur nasional 20 hari (dalam tahun 2017) jumlah hari libur = 86 hari

Tenaga Perawat = A x B x 365

(365 – C) x jam kerja/hari

= 3x (59,6% x 46 ) x 365

(365-86) x 7

= 3 x 27,14x 365

279x 7

= 29.718,3

1953

= 15,2 perawat = 15 perawat

Jadi tenaga kerja berjumlah 15 orang + 1 kepala ruang = 16 orang

14
Analisa Data

Berdasarkan rumus Gillies, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan pada


tanggal 6-8 Februari 2018 adalah 16 perawat, sedangkan di Ruang Rawat
Inap Alamanda memiliki 29 perawat yang terdiri dari 1 orang kepala
ruang, 4 orang PN, 23 orang AN, dan 1 asisten perawat. Pada perhitungan
ini, jam efektif perawatan per 24 jam yang dibutuhkan adalah 3 jam/hari.

(2) Menurut Depkes (2005)


Kajian Teori
Kategori asuhan keperawatan menurut Depkes
a. Asuhan keperawatan minimal
1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
2. Makan dan minum dilakukan sendiri
3. Ambulasi dengan pengawasan
4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
5. Pengobatan minimal status psikologis stabil
b. Asuhan keperawatan sedang
1. Kebersihan diri, makan dan minum dibantu

2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

c. Asuhan keperawatan agak berat

1. Sebagian aktivitas dibantu

2. Observasi tanda-tanda vital tiap 2-4 jam sekali

3. Terpasang folley kateter, intake output dicatat

4. Terpasang infus

5. Pengobatan lebih dari sekali

6. Persiapan pengobatan perlu prosedur

15
d. Asuhan keperawatan maksimal

1. Segala aktivitas diberikan perawat

2. Posisi diatur

3. Observasi tanda vital tiap 2 jam

4. Makan memerlukan NGT, terapi intravena

5. Penggunaan suction

6. Gelisah / disorientasi

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan:

Jumlah jam perawatan di ruangan/hari

Jam kerja efektif per shift

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambah (faktor koreksi ) dengan
hari libur / cuti / hari besar ( loss day ).

Loss day :
Jumlah minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x jumlah perawat tersedia

Jumlah hari kerja efektif

Non keperawatan (non nursing job) seperti contohnya; membuat perincian pasien
pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll diperkirakan
25% dari jam perawatan.

Non nursing job= ( kebutuhan tenaga + loss day) x 25%

Faktor Koreksi = Loss day + Faktor koreksi

Tenaga yang dibutuhkan +

faktor koreksi
16
Jadi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan =

Ada beberapa kategori dan jam dalam klasifikasi pasien Depkes 2002 yaitu:

1. Askep minimal : 2 jam/24 jam

2. Askep sedang : 3,08/24jam

3. Askep agak berat : 4,15/24jam

4. Askep maksimal : 6,16/24jam

Kajian Data
Jumlah tenaga perawat di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul adalah sebanyak 29 perawat termasuk kepala ruang. Pasien yang
masuk ke ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah
pasien dengan kasus maternitas.

Tabel 2.9 Klasifikasi Pasien Dan Jumlah Pasien Yang Dirawat Di Ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
Klasifikasi 20 Maret 2018 21 Maret 2018 22 Maret 2018

Pasien % Pasien % Pasien %

Minimal

Sedang 19 90,47 % 17 89,47% 20 95,23%

Agak 1 4,76 % 2 10,52% 1 4,76%


berat

Maksimal 0 0% 0 0% 0 0%

Total 21 100 % 19 100% 21 100%

Sumber : Data Primer Observasi Ruang Rawat Inap Alamanda tanggal 20-22
Maret 2018

17
Tabel 2.10 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi
Ketergantungan Pasien Menurut Depkes

Klasifikasi 20 Maret 2018 21 Maret 2018 22 Maret 2018

Minimal

Sedang 19 x 3, 08 = 58,52 17 x 3, 08 = 52,36 20 x 3, 08 = 61,6

Agak berat 2 x 4,15 = 8,3 2 x 4,15 = 8,3 1 x 4,15 = 4,15

Maksimal

Jumlah 66,82 60,66 65,75

Sumber : Data Primer Observasi di Ruang Rawat Inap Alamanda Tanggal 20-22
Maret 2018

Jadi, rata – rata jam perawatan/ ruangan / hari (r) adalah :

r = 66,82+ 60,66+ 65,75

= 193,23 = 64 jam

Jumlah tenaga keperawatan adalah:

= Jumlah jam perawatan / ruangan / hari

Jam kerja efektif per shift

= 64 = 9 perawat

Untuk perhitungan jumlah tenaga tersebut perlu ditambahkan (faktor koreksi)


dengan hari libur/cuti/hari besar (loss day) :

Loss day = jumlah hari libur x tenaga keperawatan

365 - (jumlah libur/tahun)

= 78 x 9

18
287

= 702 = 2,44 hari

287

Non keperawatan (non-nursing job) seperti contohnya; membuat perincian


pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat-alat makan pasien, dll
diperkirakan 25% dari jam pelayanan keperawatan.

non nursing job = (tenaga keperawatan + loss day) x 25%

= (9+ 2,44) x 25%

= 11,77 x 25%

= 2,86

Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan:

= Tenaga keperawatan + tenaga non keperawatan + loss day + kepala ruang

= 9+ 2,86+ 2,44+ 1

= 15,3

= 15 perawat

Analisa data

Berdasarkan rumus Depkes, jumlah tenaga kerja tanggal pada 6 februari


2018 yang dibutuhkan adalah 15 perawat sedangkan di ruang rawat inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul mempunyai 32 perawat yang
terdiri dari 1 kepala ruang, 5 PN, 23 AN, dan 1 asisten perawat serta 2 admin.

(3) Menurut Douglas

Klasifikasi derajat ketergantungan pasien terhadap keperawatan menurut


douglas memiliki kriteria sebagai berikut:

19
a. Perawatan minimal memerlukan waktu 1-2 jam / 24
jam, dengan kriteria:

1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, dilakukan sendiri

2. Makan dan minum dilakukan sendiri

3. Ambulasi dengan pengawasan

4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan tiap shift

5. Pengobatan minimal, status psikologi stabil

6. Persiapan pengobatan memerlukan prosedur

b. Perawatan intermediet memerlukan waktu 3-4 jam / 24


jam dengan kriteria hasil:

1. Kebersihan diri dibantu, makan minum dibantu,

2. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam

3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali

4. Folley kateter/intake output dicatat

5. Klien dengan pemasangan infus, persiapan pengobatan memerlukan


prosedur

c. Perawatan maksimal atau total memerlukan waktu 5-6


jam /24 jam dengan kriteria:

1. Semua dilakukan atau dibantu/diberikan

2. Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital 2 jam.

3. Makan memerlukan NGT, menggunakan terapi intravena

4. Pemakaian suction

20
5. Gelisah / disorientasi

Perhitungan jumlah tenaga keperawatan menurut douglas berdasarkan


tingkat ketergantungan pasien untuk setiap shift seperti tabel berikut:

Tabel 2.9 Kebutuhan Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi


Ketergantungan Pasien Menurut Douglas

Klasifikasi Kebutuhan perawatan

Pagi Siang Malam

Minimal 0,17 0,14 0,07

Intermediet 0,27 0,15 0,10

Maksimal 0,36 0,30 0,20

Sumber : Douglas, 1984

Tabel 2.10 Klasifikasi Pasien Dan Jumlah Pasien Yang Dirawat Di Ruang
Rawat Inap Pada Tanggal 20-22 Maret 2018

Klasif 20 Maret 2018 21 Maret 2018 22 Maret 2018


ikasi
P % S % M % P % S % M % P % S % M %

Mini 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mal

Inter 1 90, 1 90, 1 90, 1 89, 1 89, 1 89, 2 95, 2 95, 2 95,
medie 9 47 9 47 9 47 7 47 7 47 7 47 0 23 0 23 0 23
t

Maksi 2 9,5 2 9,5 2 9,5 2 10, 2 10, 2 10, 1 4,7 1 4,7 1 4,7
mal 2 2 2 52 52 52 6 6 6

21
Jumla 2 10 2 10 2 10 1 10 1 10 1 10 2 10 2 10 2 10
h 1 0% 1 0% 1 0% 9 0% 9 0% 9 0% 1 0% 1 0% 1 0%

Sumber : Data primer Observasi Ruang Rawat Inap Alamanda Tanggal 20-22
Maret 2018

Tabel 2.11 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Klasifikasi


Ketergantungan Pasien Menurut Douglas

Klasi 4 April 2017 5 April 2017 6 April 2017


fikasi
Pagi Sian Mala Pagi Siang Mala Pagi Siang Mala
g m m m

Mini 0 0 0 0 0 0 0 0 0
mal

Inter 19x0, 19x0 19x0,1 17x0,2 17x0,1 17x0,1 20x0,2 20x0, 20x0,1
medi 27 ,15 0 7 5 0 7 15 0
at
=5,13 = = 1,9 = 4,59 = 2,55 = 1,7 = 5,4 =3 =2
2,85

Maks 2x0,3 2x0, 2x0,20 2x0,36 2x0,30 2x0,20 1x0,36 1x0,3 1x0,20

22
imal 6 30 0
= 0,36
= = 0,6 =
0,72 = 0,4 = 0,72 = 0,6 = 0,4 0,30 = 0,20

Juml 5,85 3,45 2,3 5,31 3,15 2,1 5,76 3,30 2,20
ah

Sumber : Data primer Observasi di Ruang Rawat Inap Tanggal 20-22 Maret
2018

r= 5,85+3,45+2,3+5,31+3,15+2,1+5,76+3,30+2,20

= 33,42 = 11,14 perawat

Loss day =1/3 x jumlah tenaga perawat

= 1/3 x 11,14

= 3,71

Total perawat = jumlah perawat + loss day + Kepala ruang

= 11,14 + 3,71 + 1

= 15,76 perawat

= 15,85 (16) orang

Analisa Data
Berdasarkan rumus Douglas, jumlah tenaga kerja pada tanggal 20-
22 Maret 2018 yang dibutuhkan oleh ruang rawat inap Alamanda adalah
16 orang, sedangkan perawat yang tersedian di ruang rawat inap Alamanda
adalah 29 perawat yang terdiri dari 1 karu, 4 PN, 23 AN, dan 1 asisten
perawat.

23
Tabel 2.12. Hasil Perhitungan Jumlah Tenaga Perawat Di Ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
Yogyakarta

Teori Jumlah tenaga Jumlah tenaga Keterangan


yang dibutuhkan yang tersedia

Gillies 16 Lebih 13
29
Depkes 16 Lebih 13

Douglas 16 Lebih 13

Sumber: Data primer Observasi Ruang Rawat Inap Alamanda Tanggal


20-22 Maret Alamanda 2018

Analisa Data

Dalam teori MPKP/MAKP, terdapat delapan orang perawat


profesional dan associate bekerja sebagai suatu tim dan disupervisi oleh
ketua tim. Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim yang terdiri
atas tenaga professional, tehnikal dan pembantu dalam suatu tim yang
saling membantu. Berdasarkan di lapangan/lahan, Ruang Rawat Inap
Alamanda dibagi dalam 4 tim dimana 1 orang perawat primer dengan
perawat pelaksana 6 orang.

Kelompok menilai bahwa kelebihan tenaga berdasarkan semua


perhitungan diatas tidak dapat dijadikan acuan karena pengkajian yang
kelompok lakukan hanya 3 hari tidak dapat mewakili satu tahun. Berdasar
observasi kelompok selama 3 hari pada tanggal 20-22 Maret 2018, pada
tanggal 20 Maret jumlah pasien 21 orang, pada tanggal 21 Maret jumlah
pasien 19 orang dan pada tanggal 20 Maret berjumlah 21 orang, pada shift
siang dan malam terdapat 3 orang perawat/per tim pada masing-masing
shift, jumlah perawat dan pasien tidak seimbang. Berdasarkan teori MPKP
1 tim biasanya merawat 7-8 klien dan bertanggungjawab selama 24 jam

24
selama klien tersebut dirawat di RS. Berdasarkan hal tersebut kelompok
menilai bahwa jumlah tenaga perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda
sebaiknya tetap dipertahankan berjumlah 29 orang perawat atau diusulkan
untuk menambah tenaga keperawatan untuk ruang rawat inap Alamanda.

Berdasarkan observasi yang dilakukan kelompok selama 3 hari dari


tanggal 20-22 Maret Alamanda di Ruang Rawat Inap Alamanda
didapatkan perawat yang bertugas pada shift pagi sebanyak 12 orang
perawat yang terdiri 4 PN, 8 Perawat Pelaksana, 1 Asisten Perawat,dan 1
kepala ruang. Perbandingan antara jumlah perawat dengan jumlah pasien
dengan tingkat ketergantungan mulai dari perawatan minimal, perawatan
sedang, dan perawatan berat di ruang rawat inap Alamanda sudah
seimbang sehingga beban kerja perawat rendah.

2) Kualitas tenaga perawat

a) Kajian teori

Salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan rumah


sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan adalah pemberian
asuhan keperawatan yang berkualitas. Asuhan keperawatan yang
berkualitas memerlukan sumber daya yang sesuai dengan kualitas
dan profesionalisme perawat dalam melkasanakan tugas dan
fungsinya.
Praktek profesional yang merupakan ciri profesi yang harus
tetap diperhatikan dan ditingkatkan dalam rangka mempertahankan
akuntabilitas dan standar kinerja yang tinggi. Upaya untuk
mempertahankan profesionalisme perawat bisa dilaksanakan
dengan Pendidikan Perawat Berkelanjutan (PBB) sesuai standar
PPNI.

25
Kualitas dan kompetensi tenaga perawat dalam suatu ruangan
juga menjadi indikator profesionalisme perawat. Kompetensi
sesuai dengan PPNI yang harus dimiliki perawat sesuai dengan
fungsi tubuh yaitu:
a) Gangguan sistem Imun
b) Gangguan sistem Respirasi
c) Gangguan sistem Kardiovaskuler
d) Gangguan sistem Hematologi
e) Gangguan sistem Sensori
f) Gangguan sistem Neurologi
g) Gangguan sistem Pencernaan
h) Gangguan sistem Muskuloskeletal
i) Gangguan sistem Urinaria
j) Gangguan sistem Endokrin
k) Gangguan sistem Integumen
l) Gangguan sistem Reproduksi
Menurut PPNI (2001), tingkat kemampuan diharapkan
dapat dikuasai oleh perawat bertingkat sesuai dengan kemampuan
berdasarkan pendidikan, dan pelatihan yang dimiliki yang terbagi
menjadi yaitu PK I, PK II, PK III dan PK IV. Tingkat kemampuan
yang harus dimiliki perawat pada setiap jenjang yaitu :
1. Keperawatan Medikal Bedah Umum (PK I)
Melakukan kemampuan Keperawatan dasar umum medikal
bedah
2. Keperawatan Medikal Bedah Dasar (PK II)
Melakukan konsep biomedik bedah dasar
a) Mengumpulkan data
b) Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan
c) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang
menggambarkan intervensi pada keperawatan medikal
bedah tanpa komplikasi

26
d) Melakukan tindakan keperawatan 12 sistem tubuh
meliputi:
1) Membantu klien memenuhi kennutuhan dasar
2) Melakukan observasi
3) Melakukan pendidikan kesehatan
4) Melakukan pemeriksaan diagnostik
5) Mengelola asuhan keperawatan klien medikal
6) Mengelola pasien pre dan post operasi minor
7) Melakukan tindakan kaloborasi
8) Melakukan dokumentasi keperawatan.
3. Keperawatan Medikal Bedal Lanjut (PK III)
Memahami konsep biomedikal bedah lanjutan
a. Mengumpulkan data
b. Menganalisa data dan menetapkan diagnosa keperawatan
c. Menyusun rencana asuhan keperawtan yang
menggambarkan intervensi keperawatan medikal bedah
dengan resiko
d. Melakukan tindakan keperawatan 12 sistem tubuh:
1) Melakukan observasi
2) Melakukan pendidikan kesehatan
3) Melakuakan persiapan pemeriksaan diagnostik
4) Mengelola asuhan keperawatan klien medikal bedah
dengan resiko dan atau komplikasi
5) Mengelola klien pre dan post operasi sedang
6) Melakukan tindakan kolaborasi
7) Melakukan keperawatan
8) Melakuak konseling
9) Melakukan dokumentasi keperawatan
4. Keperawatan Medikal Bedah Khusus (PK IV)
a. Memahami konsep biomedikal bedah lebih spesifik

27
b. Dapat melakukan asuhan keperawatan medikal bedah
yang khusus pada salah satu sistem tubuh berikut:
1) Gangguna sistem Imun
2) Gangguan sistem Respirasi
3) Gangguan sistem Kardiovaskuler
4) Gangguan sistem Hematologi
5) Gangguan sistem Sensori
6) Gangguan sistem Neurologi
7) Gangguan sistem Pencernaan
8) Gangguan sistem Muskuloskeletal
9) Gangguan sistem Urinaria
10) Gangguan sistem Endokrin
11) Gangguan sistem Integumen
12) Gangguan sistem Reproduksi
c. Bertindak sebagai supervisor perawat jenjang PK I,
PK II, PK III, sesuai kekhususannya.
d. Bertindak sebagai pendidik klien, keluarga, teman
dan peserta didik.
e. Melakukan pengelolaan asuhan keperawatan pada
klien medikal bedah dengan otonomi penuh
f. Mampu sebagai konselor dalam bidang medikal
bedah khusus
g. Mampu melakukan riset di bidang medikal bedah
khusus
5. Dalam Keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa
prinsip keprawatan anak adalah:
a) Anak bukan miniatur orang dewasa
b) Anak sebagai individu unik dan mempunyai
kebutuhan sesuai tahap perkembangan

28
c) Pelayanan keperawtan anak berorientasi pada
pencegahan dan peningkatan derajat kesehatan, bukan
mengobati anak sakit.
d) Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan
yang berfokus pada kesejahteraan anak sehingga
perawat bertanggung jawab secara komprehensif
dalam memberikan askep anak.
e) Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan
anak dan keluarga untuk mencegah, mengkaji,
mengintervensi dan meningkatkan kesejahteraan
dengan menggunakan proses keperawatan yang
sesuai dengan moral (etik) dan askep hukum (legal).
f) Tujuan keperawatan anak dan remaja adalah untuk
meningkatan maturasi / kematangan.
g) Berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan.

Kompetensi program profesi mengacu pada SK Mediknas


232/2000 dan 045/2002/KPNI 129/ 1999, stndart kompetensi
dari ICN, serta hasil konversi nasional tentang standar
kompetensi perawatan serta hasil konversi nasional tenbtang
stnadart kompetensi perawat Indonesia. Salah satu kompetensi
perawat Indonesia adalah Keperawatan Anak. Kompetensi
Wajib untuk keperawatan anak adalah asuhan keperawatan
gangguna tumbuh kembang, DDST, imunisasi, terapi bermain
sesuai usia, asuhan keperawatan anak dengan masalah
pernapasan, kardiovaskuler, pencernaan, perkemihan,
persyarafan, hematologi (Nursalam, 2012).
Menurut Djojodibroto (1997) konsep pengembangan
SDM yang di sebut Human Resource Development mempunyai
3 program yaitu:

29
1. Training, yaitu aktivitas dimana proses belajar diarahkan
pada pekerjaan saat ini.
2. Education, yaitu aktivitas dimana proses diarahkan pada
pekerjaan yang akan datang
3. Development, yaitu dimana proses belajar tidak diarahkan
untuk pekerjaan pegawai yang bersangkutan yang
bersangkutan secara langsung.

30
b) Kajian Data

Tabel 2.13 Distribusi Tenaga Berdasarkan Pendidikan, Lama


Kerja, Dan Pelatihan Yang Pernah Diikuti Di Ruang Alamanda,
RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Nama bidan/ Pendidikan Jabatan Lama Pelatihan yang


No Tahun
perawat Bekerja pernah diikuti
1 Ernawati, Pelatihan
A.Md.Keb Konselor
Menyusui 2011
Pelatihan
Manajemen
Keselamatan
Pasien 2013
Pelatihan
Perseptor
Mentoring Klinik 2014
Pelatihan
Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi Dasar 2014

Pelatihan
Penanggulangan
DIII KARU 2 Tahun Penderita Gawat
Kebidanan Darurat 2014
Pelatihan
Manajemen
Kepala Ruang 2014
Pelatihan
Simulasi
Hospital Disaster
Plan 2015
Pelatihan
Komunikasi
Efektif 2015
Pelatihan 2016
Training
Capacity

31
Building Change
Leaders
Pelatihan
Midwifery
Update 2016
Etika Profesi
Keperawatan 2017
PPGD 2014
Total Excellent
Service 2014
Plegotomi 2015
PPI dasar 2016
Pelatihan HIV
AIDS 2017

InHouse Training
Pelayanan HIV
AIDS RSUD
PAnembahan
2 Rusmini SST DIV Bidan PN Senopati
Pendidik 2017
InHouse Training
penerapan
indikator mutu 2017
Implementasi
Komite
Keperawatan 2017
PJ Shift Bangsal
Dalam Code
Blue 2017
K3 (InHouse
Training) 2017
3 Yasinta Pelatihan
Purwatiningsi Konselor Laktasi 2012
h, A.Md. Keb Pelatihan
Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi Dasar 2013
Pelatihan 2014
DIII PN 9 Tahun Penanggulangan
Kebidanan Penderita Gawat
Darurat

32
Pelatihan
Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi Tingkat
Lanjut 2015
Pelatihan
Peningkatan
Kompetensi
Pasien Safety 2016
Pelatihan
Perseptor
Mentoring 2016
Pelatihan red
code 2017

Pelatihan
Kolaborasi TB
dan HIV Sesuai
Pedoman
Nasional 2015
Pelatihan TB
(TB DOTS dan
MDR) 2015
Pelatihan
Ngatini, DIII PN 8 Tahun Penanggulangan
4
A.Md.Keb Kebidanan Penderita Gawat
Darurat 2015
Pelatihan
Midwifery
Update 2016
Implementasi
komite
keperawatan 2017
InHouse Red
Code 2017
5 Burhanah, Pelatihan
A.Md.Keb Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi Dasar 2013
Pelatihan 2014
Penanggulangan
Penderita Gawat

33
DIII PN 5 Tahun
Kebidanan Darurat
Pelatihan
Komunikasi
Efektif untuk
Keselamatan
Pasien 2014
Implementasi
Komite
Keperawatan 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2013

DIII AN 10
Wiwik Dwi
6 Keperawata Tahun Pelatihan Pasien
Ningsih,
n Safety 2013
A.Md.Kep
Pelatihan K3 2013
Pelatihan Service
Excellent 2014
Implementasi
Komite
Keperawatan 2017
Pelatihan TB
MDR 2013
Pelatihan
Damisih,
7 DIII AN 14 Penanggulangan
A.Md.Kep
Keperawata Tahun Penderita Gawat
n Darurat 2014
Pelatihan K3 2014
Implementasi
Komite
Keperawatan 2017
Pelatihan PPI
Dasar 2017
8 Jumiyati, Pelatihan 2015
A.Md.Keb Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat

34
DIII AN 14
Kebidanan Tahun
Implementasi
Komite
Keperawatan 2017
Pelatihan PPI
Dasar 2017
InHouse Red
Code 2017
Pelatihan
DIII AN 8 Tahun Penanggulangan
Kebidanan Penderita Gawat
Darurat 2014
Siti Umayah, Implementasi
9
A.Md.Keb Komite
Keperawatan 2017

Pelatihan PPI
Dasar 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2013
Pelatihan K3 2014

Pelatihan ESQ
DIII AN 8 Tahun Internalisasi
Sudarmi, Kebidanan Nilai-Nilai Dasar 2015
10 Pelatihan
A.Md.Keb
Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi Dasar 2015
PJ Shift Bangsal 2017
dalam code blue
Implementasi 2017
Komite
Keperawatan
InHouse Training 2017
HIV
11 Fitri Ningtyas Pelatihan Service 2013
Lestari, Excellent

35
Pelatihan K3 dan
Simulasi
Penanggulangan
Bencana RS 2013
DIII AN 8 Tahun
Keperawata Pelatihan Pasien
n Safety 2014
Pelatihan FMEA 2015
Pelatihan
Penanggulangan
A.Md.Kep
Penderita Gawat
Darurat 2015
Pelatihan Teknik
Terapi Cairan
dan Pasien
Safety 2016
Pelatihan
Manajemen
Nyeri bagi
Tenaga
Kesehatan 2016
Pelatihan K3 2011
Pelatihan
Komunikasi
Efektif 2013
Pelatihan Pasien
Safety 2014
Pelatihan
Ari DIII AN 6 Tahun Komunikasi
12 Wulandari, Keperawata Efektif Berbasis
A.Md.Kep n Penyusunan SAP 2015
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2016
Implementasi
Komite
keperawatan 2017
13 Ni Made Pelatihan K3 dan 2013
Arleni Simulasi
Jayanti, Penanggulangan

36
Bencana RS
Pelatihan
DIII AN 8 Tahun Penanggulangan
Kebidanan Penderita Gawat
Darurat 2014
A.Md.Keb
PJ Shift Bangsal
dalam code blue 2017
Implementasi
Komite
keperawatan 2017
Pelatihan
Pencegahan dan
Pengendalian
Infeksi Dasar 2013
DIII AN 6 Tahun Pelatihan
Keperawata Penanggulangan
n Penderita Gawat
Darurat 2014
Pelatihan K3 2014
Pelatihan
Pencegahan dan
Nurul Pengendalian
14 Murdani, Infeksi Tingkat
A.Md.Kep Lanjut 2015
Pelatihan
Organization
Citizenship
Behavior 2016
Etika profesi
keperawatan 2017
Implementasi
komite
keperawatan 2017
Peltihan
HIV/AIDS 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
15 Yuana Darurat 2012
Susmiarti, Pelatihan BC dan
A.Md.Keb TLS 2012
DIII AN 8 Tahun Pelatihan 2015

37
Kebidanan Peningkatan
Kompetensi
Pasien Safety
Implementasi
komite
keperawatan 2017
Pelatihan
Komunikasi
Efektif 2013
Pelatihan K3 2014

Pelatihan
Penanggulangan
DIII AN 2 Tahun Penderita Gawat
Setyo Kebidanan Darurat 2015
16 Switiandari, Pelatihan
A.Md.Keb Midwifery
Update 2016
Implementasi
Komite
Keperawatan 2017
Pelatihan PPI
Dasar 2017
Peltihann
plebotomi 2017
17 Genduk Reno Pelatihan
Lestari, Peningkatan
A.Md.Keb Petugas dalam
Manajemen
Asfiksia 2011
Pelatihan
Microsoft Office
Internet 2013
Pelatihan
Komunikasi
Efektif 2013
Pelatihan K3 dan
Simulasi
Penanggulangan
Bencana RS 2013
DIII AN 2 Tahun Pelatihan Total 2014
Kebidanan Excellent Service

38
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2015
Pelatihan Pra
Analitik dan
Pengambilan
Sample
Laboratorium 2015
Pelatihan
Internalisasi
MUSN 2016
Etika profesi
keperawatan 2017
Implementasi
komite
keperewstsn 2017
Pelatihan TB 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2013
DIII AN 2 Tahun
Kebidanan Pelatihan K3 2013
Arum Nur
18 Pelatihan PPI 2014
Azizah,
Implementasi
A.Md.Keb
komite
keperawatan 2017
Pelatihan HIV
AID 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2015
Pelatihan
Dwi Septiani, Plaibotomi 2015
19
A.Md.Kep Pelatihan OCB 2015
Pelatihan PPI 2015
DIII AN 6 Tahun Pelatihan ESQ
Keperawata Internalisasi
n Nilai-Nilai Dasar 2016
Pelatihan 2016

39
Internalisasi
MUSN
Implementasi
komite
keperawatan 2017
Pelatihan HIV
AID 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Ani Darurat 2013
DIII AN 8 Tahun
20 Sulistyawati,
Keperawata Pelatihan PPI
A.Md.Kep
n Dasar 2017
Implementasi
komite
keperawatan 2017

Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2015
Lingga DIII AN 3 Tahun Pelatihan
21 Kristiani , Kebidanan Plaibotomi 2015
A.Md.Kep Pelatihan FMEA 2015
Pelatihan PPI
Dasar 2015
Implementasi
komite
keperawatan 2017

Pelatihan Mutu 2017


Oktaviana DIV Bidan AN Pelatihan
22
Agusti, SST Pendidik HIV/AIDS 2017
Pelatihan PPGD 2017
Pelatihan PPI 2017
23 Nur Hikmah Pelatihan
Ain R , Penanggulangan
A.Md.Kep Penderita Gawat
Darurat 2012
Pelatihan 2015
Plaibotomi

40
Pasien safety 2017
DIII AN 3 Tahun
Keperawata
n PMKP 2017
Implementasi
Komite
Keperawatan 2017
Peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2014

Pelatihan Bimtek
Kesiapsiagaan
RS dalam
Penanganan
Sumintati L SI AN 3 Tahun Kegawatan
24 Keperawata Maternal dan
S.Kep., Ners
n Neonatal 2015
Pasien safety 2017
PMKP 2017
Pelatihan
HIV/AIDS 2017
Peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien 2017
Pelatihan TB 2017
DIII AN 3 Tahun Pelatihan
Kebidanan Penanggulangan
Penderita Gawat
Ardian Woro Darurat 2012
Pelatihan
25 M, ,
Customer
A.Md.Keb
Service 2016
Pelatihan
customer service 2017
Pelatihan PPI 2017

41
Dasar
Implementasi
komite
keperawatan 2017
Pelatihan red
code 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat 2013
Pelatihan
Plaibotomi 2015
Pelatihan
Manajemen
Nyeri bagi
Tenaga
Kesehatan 2016
DIII AN 3 Tahun
26 Setia Asih ,
Keperawata Pelatihan PPI
A.Md.Kep
n dasar 2017
Implementasi
komite
keperawatan 2017
Pelatihan red
code 2017
Pelatihan
HIV/AIDS 2017
Pelatihan
BTCLS 2014
Pelatihan
Manajemen
Nyeri bagi
Tenaga
Kesehatan 2016
PPGD 2017
DIII AN 3 Tahun
Keperawata
Nanik
27 n Pasien Safety 2017
Wulandari , Implementasi
A.Md.Kep Komite
Keperawatan 2017
Pelatihan 2017

42
HIV/AIDS
Peningkatan
mutu dan
keselamatan
pasien 2017
Pelatihan TB 2017
Pelatihan
Penanggulangan
Siti Nur DIII AN 2 Tahun Penderita Gawat
28 Kholifah, Kebidanan Darurat 2015
A.Md.Keb Pelatihan PPI
dasar 2017
Pelatihan TB 2017
Pelatihan 2012
Penanggulangan
Penderita Gawat
Darurat
Pelatihan 2016
Customer
Service
Amalina 2017
Pasien safety
Kusumaward DIII AN 3 Tahun Etika profesi 2017
29
ani, A.Md. Kebidanan keperawatan
Kep 2017
PMKP
Implementasi 2017
Komite
keperawatan
2017
PPGD
Pelatihan 2017
HIV/AIDS
30 Siti Yumaroh Pelatihan Service
Excellent 2015
Pelatihan
Komunikasi
Efektif 2015
SMK Adminis 6 Tahun
trasi Pelatihan RJP 2015
Pelatihan
Kearsipan 2015
Pelatihan 2016
perpustakaan

43
berbasis SLIMS
Indikator Mutu 2017
Pelatihan Service
Excellent 2015
Pelatihan
Komunikasi
Efektif 2015
Pelatihan RJP 2015
31 Yani Dwi SMK Adminis 9 Tahun Pelatihan
trasi Kearsipan 2015
Pelatihan
perpustakaan
berbasis SLIMS 2016
Indikator Mutu 2017
Pelatihan Service
Excellent 2015
Pelatihan RJP 2013
DI Asper 2 Tahun Pelatihan
32 Rinawati
Kebersihan
Tangan/Cuci
tangan 2013
Indikator Mutu 2017

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas, tingkat pendidikan perawat di ruang
rawat inap Alamanda terdapat tiga tingkatan yaitu SI Keperawatan
(Ners), D III Keperawatan dan Kebidanan, D IV Bidan pendidik.
Pendidikan tersebut sudah memenuhi standar pendidikan minimal D III
keperawatan. Pendidikan non formal juga ditempuh melalui pelatihan
atau seminar agar dapat meningkatkan mutu dan pelayanan pemberian
asuhan keperawatan di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul. Perawat di ruang yang sudah mengikuti pelatihan
PPGD sebesar 100%, asisten perawat dan administrasi sudah dibekali
dengan pelatihan RJP, 24,13% perawat di ruangan mengikuti pelatihan
patient safety, 37,93% perawat di ruangan mengikuti pelatihan K3,
82,75% perawat di ruangan mengikuti pelatihan PPI, TB MDR, TB HIV,
TB DOTS, Manajemen nyeri bagi tenaga kesehatan dan pelatihan

44
lainnya yang telah diikuti oleh perawat di ruang Alamanda. Jenis
sertivikasi pelatihan yang diikuti oleh perawat ruang rawat inap
Alamanda sudah sesuai dengan kriteria ruangan.

2. MONEY

a. Kajian teori
Salah satu fungsi rumah sakit adalah memberikan pelayanan
kesehatan, baik medis dan non medis, dalam kaitan tersebut agar
pelayanan rumah sakit dapat berjalan dengan optimal dan dirasakan
manfaatnya oleh seluruh masyarakat, maka untuk itu rumah sakit
perlu mempersiapkan peralatan atau bahan medis dan non medis, serta
jasa pelayanan peralatan medis.
Menurut Djojodibroto (2017) ada tiga komponen biaya tarif
pelayanan RS, yaitu:
1) Jasa pelayanan rumah sakit yang terdiri atas biaya tenaga kerja,
biaya material, dan biaya overhead.
2) Jasa media dan anastesi adalah biaya pelayanan profesional medis
yang diberikan oleh tenaga medis
3) Jasa saranba, penggunaan bahan dan alkat yang di gunakan
langsung untk memberikan pelayanan pada pasien.
b. Kajian data
Pengelolaan keuangan ruangan Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta sepenuhnya di atur oleh
pihak keuangan RSUD Panembahan Senopati Bantul. Semua
pengelolaan keuangan ditangani langsung oleh bagian keuangan
Rumah Sakit. Bagian keuangan bertugas untuk memverifikasi
biaya pendapatan dan pengeluran. Belanja investasi peralatan
medis dan non medis, sarana dan prasarana, termasuk sumber dana
untuk operasional ruangan, pengelolaan belanja RSUD
Panembahan Senopati Bantul dikelola oleh bagian umum. Bagian

45
keuangan rumah sakit mengatur tentang pengeluaran dan pencairan
dana pembiayaan seperti berikut ini:

1) Biaya Operasional
a) Belanja pegawai
b) Biaya gaji: PNS dan Non PNS
c) Biaya insentif/jasa pelayanan
2) Belanja daya dan jasa: listrik, air, gas, telepon.
3) Belanja pemeliharaan: gedung, alat medis dan non medis.
4) Belanja investasi: alat medis dan non medis.

Analisa data:
Sumber dana dan pengaturan keuangan telah sesuai dengan
prosedur yang berlaku dirumah sakit pemerintah. Pengelolaan
keuangan di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati bantul diatur oleh bagian keuangan rumah sakit. Untuk
pembayaran gaji pokok dan biaya jasa perawat disesuaikan dengan
golongan dan tindakan yang dilakukan yang dicatat di billing
rumah sakit. Untuk sarana-sarana di ruang Alamanda yang yang
kurang, dicatat dan diminta ke bagian RTP (Rumah Tangga dan
Perlengkapan. Untuk mempermudah pengelolaan keuangan di
ruangan di ruang rawat inap Alamanda terdapat 2 orang yang
bertugas dibagian administrasi.
3. Method
a. Kajian teori
Standar praktik keperawatan adalah norma atau penegasan tentang
mutu pekerjaan seorang perawat yang dianggap baik, tepat dan benar yang
dirumuskan sebagai pedoman pemberian asuhan keperawatan serta
merupakan alat ukur dalam penilaiann penempilan kerja seorang perawat

46
(Nursalam, 2017). Menurut Gillies (1989) standar asuhan keperawatan
memiliki 3 tujuan yaitu:
1. Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan
memusatkan upaya meningkatkan motivasi perawat
terhadap pencapaian tujuan.
2. Mengurai biaya asuhan keperawatan dengan mengurai
kegiatan asuhan keperawatan yang tidak perlu sehingga
terhindar dan dapat terfokuskan untuk mengetahui
masalah agar dapat teratasi.
3. Memberikan landasan untuk mentukan kelalaian dan
tanggung gugat perawat dengan mengantisipasi suatu hasil
yang tidak memenuhi standar asuhan keperawatan serta
menentukan bahwa kegagalan dari perawat untuk
memenuhi standar yang dapat membahayakan pasien.
Pasal 53 ayat 2 dan 4 UU kesehatan no.23 Tahun 1992
menyatakan” tenaga kesehatan (prawat dan bidan) dalam
melaksanakan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghorati hak pasien”.
4. Indonesia menetapkan standar keperawatan yang dipakai
sebagai dasar pedoman dan intrumentasi penerapan
standar asuhan keperawatan yang disusun oleh Depkes
(2012), yaitu:
a) Standar I, Pengkajian Keperawatan
b) Standar II, Diagnosa Keperawatan
c) Standar III, Perencanaan Keperawatan
d) Standar IV, Intervensi Keperawatan
e) Standar V, Evaluasi Keperawatan
f) Standar VI, Dokumentasi

Standar praktik keperawatan di Indonesia yang disusun oleh


Depkes RI (1995) terdiri atas beberapa standar. Standar intervensi

47
keperawatan yang merupakan lingkup tindakan keperawatan dalam upaya
pemenuhan 14 kebutuhan dasar manusia menurut Henderson, meliputi:
1. Memenuhi kebutuhan oksigen
2. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
3. Memenuhi kebutuhan eliminasi
4. Memenuhi kebutuhan keamanan
5. Memenuhi kebutuhan kebersihan dan kenyamanan fisik
6. Memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur
7. Memenuhi kebutuhan aktvitas dan gerak
8. Memenuhi kebutuhan spiritual
9. Memenuhi kebutuhan emosional
10. Memenuhi kebutuhan komunikasi
11. Memenuhi kebutuhan mencegah dan mengatasi risiko psikologis
12. Memenuhi kebutuhan pengobatan dan membantu proses penyembuhan
13. Memenuhi kebutuhan penyuluhan
14. Memenuhi kebutuhan rehabilitasi
Sebuah standar asuhan keperawatan yang dapat digunakan dalam
seluruh asuhan keperawatan yang dikenal dengan bahasa standar dalam
penentuan diagnosa keperawatan berdasarkan NANDA, Penetapan Tujuan
Dengan NOC, dan perencanaaan intervensi dengan NIC (Kautz, dkk,
2006). Penegakan diagnosa didasarkan pada diagnosa NANDA sebagai
acuan yang digunakan ketika menegakkan suatu diagnosa pada klien.
NANDA (North American Nursing Diagnosis association) sebagai
organisasi keperawatan formal yang meningkat, mengkaji kembali,
mengesahkan daftar terbaru diagnosa keperawatan, dan ketika semakin
banyaknya diagnosa yang dimunculkan maka dikembangkanlah sebuah
sistem klasifikasi atau taksonomi untuk mengatur label diagnosa
(Wilkinson, 2011). Berdasarkan hasil rapat PPNI terbaru telah di sahkan
buku standar diagnosis keperawatan Indonesia, definisi dan
indikator diagnosis edisi 1 oleh PPNI yang dapat pula digunakan untuk

48
menentukan diagnosis keperawatan, buku standar diagnosis keperawatan
Indonesia juga menjadikan NANDA sebagai acuan.
NOC (Nurisng Outcome Clasification) sebagai standar kriteria
hasil untuk mengevaluasi tindakan keperawatan yang dilkaukan ke pasien.
NOC terdiri dari 7 domain yaitu (fungsi kesehatan, psikososial,
pengetahuan, perilaku, persepsi, kelaurga dan masyarakat) (Moorhead,
2008).
NIC (Nursing Intervention Clasification) sebagai standar intervensi
yang digunakan pada semua area keperawatan berdasarkan kondisi klinik
dan pengetahuan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu pasien
dalam mencapai hasil yang diharapkan (MC Closkey dkk, 2008)
Standar bahasa Keperawatan NANDA NOC dan NIC hingga saat
ini belum diaplikasikan secara maksimal sebagai pedoman standar asuhan
keperawatan dibeberapa rumah sakit.
Prosedur Tetap
Prosedur tetap merupakan salah satu pedoman kerja tenaga
keperawatan dalam mengimplementasikan praktek keperawatan
profesional. Idealnya dalam satu rumah sakit harus memilki prosedur tetap
(PROTAP) tindakan keperawatan yang berlaku secara resmi dan dipahami
serta diterapkan oleh seluruh staf ruangan.
1) Kajian Data
Standar Asuhan Keperawatan (SAK) di Ruang Rawat Inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul

Tabel 2.14 Standar Asuhan Kebidanan (SAK) di Ruang


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul

No Nama SAK Keterangan


1. SAK Abortus Ada
2. SAK Pre eklamsi ringan dan berat Ada
3. SAK kehamilan ektopik terganggu Ada
4. SAK persalinan normal Ada

49
5. SAK perdarahan pasca bersalin Ada
6. SAK pos partum spontan Ada
7. SAK pasca section caesarea Ada
8. SAK partus prematurus imminent Ada
9. SAK hiperemesis gravidarum Ada
10. SAK kista ovarium Ada
11. SAK myoma uteri Ada
12. SAK keamilan lewat waktu Ada
13. SAK menometrorhagia Ada
Sumber :Buku SAK Ruang Ruang Rawat Inap Alamanda Maret 2018

Analisa Data :

Berdasarkan data hasil observasi dan studi dokumentasi di ruang


rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan
hasil terdapat 13 SAK yang ada di ruang rawat inap Alamanda. Namun
komponen dalam SAK terdapat beberapa yang belum lengkap.

Tabel 2.15 Standar Asuhan Keperawatan (SAK) 10 Penyakit Terbesar


pada tahun 2017 di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul

No Standar Asuhan Keperawatan (SAK) Keterangan


1 Single delivery by caesarean section Tiadak ada
2 Cavuum extraktor delivery Tidak ada
3 Gestational (pregnancy-induced) hypertention Tidak Ada
with,
4 Maternal care for known or suspected of Tidak ada
normality of,
5 Haemorrrage in earlly pregnancy Tidak Ada
6 Hyperemesis gravidarum with metabolic Ada
disturbance
7 Anaemia, unspecifide Tidak Ada
8 Leiomyoma of uterus Ada
9 Other abnormal uterine and vaginal bleeding Tidak ada
10 Other and unspecified ovarian cysts Ada

50
Sumber : Data pendidikan dan pelatihan RSUD panembahan senopati
bantul ruang Alamanda 2017

Berdasarkan hasil Observasi dan studi dokumentasi yang telah


dilakukan di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul didapatkan hasil terdapat 3 SAK yang termasuk dalam 10 penyakit
terbesar yang ada diruang rawat inap Alamanda dan 7 SAK untuk 10
penyakit terbesar tidak ada diruang rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Menurut Nursalam (2012) standar-standar
yang ditetapkan dalam Standar Asuhan Keperawatan terdiri dari :
Standar I : Pengkajian Keperawatan
Standat II : Diagnosa Keperawatan
Standar III : Perencanaan Keperawatan
Standar IV : Intervensi Keperawatan
Standar V : Evaluasi Keperawatan
Standar VI : Catatan Asuhan Keperawatan/Dokumentasi
Di Ruang Rawat Inap Alamanda dari hasil observasi SAK yang
ada di ruang rawat inap Alamanda masih tergolong belum lengkap karena
belum memenuhi 6 standar SAK. SAK yang ada ruang rawat inap
Alamanda hanya mencakup sampai diagnosa keperaawatan saja. Hasil
wawancara dengan perawat di ruang rawat inap Alamanda SAK yang ada
di ruangan sudah diterapkan namun belum 100% diterapkan.

a. Penerapan MPKP

Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP) adalah suatu


sistem (struktur, proses, dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi
perawat profesional, mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk
lingkungan tempat asuhan tersebut diberikan ( Sitorus & Yulia, 2006)
MPKP memiliki lima tujuan yaitu:

1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan

51
2. Mengurangi konflik, tumpang tindih dan kekosongan
pelaksanaan asuhan keperawatan oleh tim keperawatan.

3. menciptakan kemandirian dalam memberikan asuhan


keperawatan

4. Memberikan pedoman dalam menentuan kebijakan dan


keputusan

5. Menjelaskan dengan tegas ruang lingkup dan tujuan asuhan


keperawatan bagi setiap tim keperawatan.

Metode yang biasa digunakan adalah metode MPKP. MPKP


merupakan struktur penting dalam pemberian pelayanan keperawatan pada
pasien yang memiliki suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai
professional), yang memungkinkan perawat professional yang memberi
asuhan keperawatan (Sitorus, 2006).

Metode modifikasih perawatan primer merupakan kombinasi dari


kedua metode tim dan metode primer, diharapkan kontinuitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asukan keperawatan terdapat pada perawat
primer. pelayanan keperawatan sebagai inti dari praktik keperawatan
professional menuntut kemampuan perawat untk dapat berperan sebagai
pengelola pelayanan keperawatan melalui pelaksanaan MPKP sehingga
mutu asuhan keperawatan dapat di tingkatkan.

52
Jenis Metode Praktik Keperawatan Profesional

Model Deskripsi Penangjung jawab

Fungsiona  Berdasarkan orientasi tugas dari Perawat yang bertugas


l filosofi keperawatan pada tindakan tertentu
 perawat melaksanakan tugas
(tindakan) berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada
 metode fungsional dilaksanakan oleh
perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama
dalam melakukan intenvesi
keperawatan kepada semua pasien di
bangsal
Kasus  berdasarkan pendekan holistik dan Manajer keperawatan
filosofi keperawatan
 perawat bertanggung jawab terhadap
asuhan dan observasi pada pasien
pasien tertentu
 setiap pasien dilimpahkan kepada
semua perawat yang melayani seluruh
kebutuhannya pada saat dinas. pasien
akan dirawat oleh perawat yang
berbeda untuk setiap shift dan tidak
jaminan bahwa pasien akan dirawat
oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. metode penugasan kasus
biasanya diterapkan satu pasien satu
perawat, umumnya dilaksanakan oleh
perawat privat atau untuk khusus
seperti isolasi, intensive care

Tim  Berdasarkan pada kelompok filosofi Ketua tim


keperawatan
 6-7 perawat professional dan perawat
pelaksana bekerja sebagai satu tim,
disupvisi oleh ketua tim

53
 Metode ini menggunakan tim yang
terdiri atas anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap sekelompok
pasien
perawat ruangan dibagi menjadi 2-3
tim yang terdiri atas tenaga
professional, teknikal, dan pembantu
dalam satu kelompok kecil yang saling
membantu

Primer  berdasarkan pada tindakan yang Perawat Primer (PP)


komprehensif dari filosofi
keperawatan
 perawat bertanggung jawab terhadap
semua aspek keperawatan
metode penugasan dimana satu orang
perawat bertanggung jawab penuh
selama 24 jam terhadap asuhan
keperawatan mulai pasien masuk
sampai keluar masuk rumah sakit.
mendorong praktik kemandirian
perawat, ada kejelasan anatar pembuat
rencana asuhan dan pelaksana. metode
primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus
antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan,
melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.

Modifikasi  model MPKP Tim dan Primer


tim-primer digunakan secara kombinasi dari
kedua sistem
 keperawatan primer tidak digunakan
secara murni, karena perawat primer
harus mempunyai latar belakang
pendidikan S1 keperawatan atau setera
 keperawatan tim tidak digunakan
secara murni karena tanggungjawab

54
asuhan keperawatan pasien
terfragmentasi pada tim
 melalui kombinasi kedua model
tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan
keperawatan terdapat pada primer
karena saat ini perawat yang ada di RS
sebagian besar adalah lulusan D III,
bimbingan tentang asuhan
keperawatan diberikan oleh perawat
primer/ketua tim
Sumber Jenis Model Praktik Keperawatan Profesional (Nursalam, 2012)

MPKP professional dikembangkan beberapa jenis sesuai dengan


kondisi sumber daya manusia yang ada:

1. Model Praktik Keperawatan Profesional Pemula


Metode ini menyerupai MPKP I, tetapi baru tahap awal
pengembangan yang akan menuju professional I.
2. Model Praktik Keperawatan Profesional I
Model ini menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan, metode
pemberian asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan.
Metode ini yang digunakan adalah kombinasi antara metode
keperawatan primer dan metode keperawatan tim yang yang disebut
tim primer.
3. Model Praktik Keperawatan Profesional II
Tenaga perawat yang bekerja di ruangan ini mempunyai kemampuan
spesialis yang dapat memberikan konsultasi kepada perawat primer.
Di ruangan ini digunakan hasil-hasil penelitian keperawatan dan
melakukan penelitian keperawatan.

4. Model Praktik Keperawatan Profesional III


Tenaga perawat yang akan bekerja di ruangan ini semua professional
dan ada yang sudah doktor sebagai praktik keperawatan berdasarkan

55
pada evidence based. Di ruangan tersebut juga dilakukan penelitian
keperawatan khususnya penelitian klinis.

56
Struktur Organisasi Ruang Alamanda
Kepala Ruang
Ernawati, Amd.Keb

Administrasi Administrasi
Yani Dwi Antarti Siti Yumaroh

Primary Nurse III Primary Nurse IV


Primary Nurse I Primary Nurse II
Rusmini. SST Burhanah.Amd.Kep
Yasinta P. Amd. Keb Ngatini, Amd. Keb

Assoeriated Nurse Assoeriated Nurse Assoeriated Nurse Assoeriated Nurse

Yuana. S, Amd. Keb Sudari, Amd. Keb Siti Umayah, A md. Keb
Ni Made A J. Amd Keb
Dwi Septiani, Amd. Kep Damisih, Amd.Keb Wiwik Dwi N, Amd.Kep Arum Nur A. Amd.Keb

Ani S. Amd. Kep Jumiyati, Amd. Keb Fitri Ningtyas, Amd.


Ari Wulandari, Amd.Kep Kep
Oktavia Agusti, SST Setyo S. Amd.Keb Nurul M, Amd. Kep Lingga K, Amd. Kep

Setiya Asih, Amd. Kep Genduk.R.L Amd, Keb Siti Nur Q, Amd Keb Amalina K.W. Amd Kep

Nanik W, Amd. Kep Ardian W. M, Amd,Keb Nur Khikmah, Amd, Kep Sumuni T. L, S.Kep., Ns

57
Analisa Data

Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan diruang rawat inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul menggunakan sistem
model MPKP (Model Praktik Keperawatan Profesional) dengan tujuan
Asisten Perawat
untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan. Hasil wawancara
Rinawati dan
observasi yang dilakukan di ruang rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tergolong dalam MPKP jenis metode
modifikasi primer, berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruang
rawat inap Alamanda RSUD Panembahan senopati bantul berdasarkan
kriteria MPKP dalam 1 orang PN terdiri dari 6 orang AN, yang sesuai
dengan kriteria MPKP tim yaitu 6-7 perawat, namun di ruang alamanda
mayoritas perawat dan bidan masih memiliki jenjang pendidikan D III,
perawat professional dan perawat pelaksana bekerja sebagai satu tim,
disupervisi oleh PN yang bertanggungjawab terhadap 7-8 pasien dalam 1
tim. Hasil observasi yang ditemukan pada lahan didapatkan masih belum
menggunakan metode MPKP modifikasi tim primer karena pada lahan,
perawat melakukan tindakan tidak dilakukan secara tim yang
bertanggungjawab kepada pasien tim masing-masing, dilakukan
perorangan secara keseluruhan.

Hasil observasi yang dilakukan didapatkan pada ruang rawat inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam MPKP
tingkat I karena menggunakan 3 komponen utama yaitu ketenagaan,
metode pemberian asuhan keperawatan dengan menggabungkan antara
metode keperawatan primer dan metode keperawatan tim. dan
dokumentasi keperawatan namun dalam pelaksanaan MPKP metode
modifikasi primer belum sesuai.

Tenaga keperawatan berdasarkan hasil perhitungan sudah memenuhi


jumlah tenaga perawat namun berdasarkan standar MPKP modifikasi tim

58
primer jumlah tenaga keperawatan yang bertangguang jawab pada pasien
masing kurang. Metode pemberian asuhan keperawatan belum sesuai
dengan SOP (Standar Operational Procedure), pencatatan dokumentasi
belum lengkap dan pendokumentasian asuhan keperawatan dilakukan
sebelum selesai melakukan tindakan

Tabel 2.16 Standar Prosedur Operasional (SPO)


Di Ruang Rawat Inap
RSUD Panembahan Senopati Bantul

Tahun
No Nama Prosedur Tetap Keterangan
Terbit
1 Menerima Pasien Baru 2015 Ada
2 Menimbang Berat Badan 2015 Ada
3 Pemeriksaan Fisik (Kepala) 2015 Ada
4 Pemeriksaan Fisik (Dada) 2015 Ada
5 Pemeriksaan Fisik Abdomen 2015 Ada
6 Pemeriksaan Glasgow’s Coma Scale :GCS 2015 Ada
7 Pengukuruan tekanan darah 2015 Ada
8 Pengukuran Suhu Badan (Axilla) 2015 Ada
9 Pengukuran Suhu Badan (Oral) 2015 Ada
10 Pengukuran Suhu Badan (Rektal) 2015 Ada
11 Penghitungan Nadi dan Pernapasan 2015 Ada
12 Memotong Kuku 2015 Ada
13 Oral Hygiene Menggunakan Sikat Gigi 2015 Ada
Oral Hygiene Tanpa Menggunakan Sikat
14 2015 Ada
Gigis
15 Perawatan Gigi Palsu 2015 Ada
16 Memasang Kap Kutu 2015 Ada
17 Menyisir Rambut 2015 Ada
18 Mencuci Rambut 2015 Ada
19 Memandikan Pasien di Tempat Tidur 2015 Ada
Mengganti alat Tenun Kotor Tempat Tidur
20 2015 Ada
Tanpa memindahkan Pasien
21 Vulva Hygiene 2015 Ada
22 Cuci Tangan Biasa dan Anti Septik 2015 Ada
23 Cuci Tangan Steril 2015 Ada
24 Pemakaian Sarung Tangan Steril 2015 Ada
25 Memindahkan Pasien 2015 Ada
26 Menolong Pasien Berjalan Menuju Kursi 2015 Ada

59
27 Membantu Pasien Bangun dari Tempat Tidur 2015 Ada
28 Membantu Pasien Pada Posisi Duduk 2015 Ada
Membantu Pasien Untuk Posisi Duduk Pada
29 2015 Ada
Tepi Tempat Tidur
Membantu Pasien dengan Posisi Setengah
30 2015 Ada
Duduk (Semi Folwer)
Memindahkan Pasien dari Tempat Tidur ke
31 2015 Ada
Kursi
32 Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi SIM 2015 Ada
Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi
33 2015 Ada
Trendelenburg
Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi
34 2015 Ada
Dorsal Recumnent
Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi
35 2015 Ada
Litotomi
Mengatur Posisi Pasien Dengan Posisi Genu
36 2015 Ada
Pectoral (Knee Chest)
37 Membantu Pasien Berjalan Dengan Kruk 2015 Ada
38 Pengelolaan Obat-Obatan 2015 Ada
39 Pemberian Obat Intravena 2015 Ada
40 Pemberian Obat Sub Cutan (SC) 2015 Ada
41 Pemberian Obat Cutan (IC) 2015 Ada
42 Pemberian Obat Intra Muskuler (IM) 2015 Ada
43 Pemberian Obat Supositorial 2015 Ada
44 Pemberian Obat Tetes Mata 2015 Ada
45 Pemberian Obat Salf Mata 2015 Ada
46 Pemberian Irigasi Mata 2015 Ada
47 Pemberian Obat Tetes Telinga 2015 Ada
48 Pemberian Irigasi Telinga 2015 Ada
49 PemberianTetes Hidung 2015 Ada
50 Pemberian Irigasi Telinga 2015 Ada
51 Pemberian Obat Topikal 2015 Ada
52 Penyiapan Specimen darah Vena 2015 Ada
53 Memberikan Oksigen Dengan Binasal Kanul 2015 Ada
54 Latihan Napas dalam 2015 Ada
55 Melatih Batuk Efektif 2015 Ada
56 Fisioterapi Dada 2015 Ada
57 Penghisapan lender 2015 Ada
58 Inhalasi Manual 2015 Ada
59 Inhalasi Nebulizer 2015 Ada
60 Postural Drainase 2015 Ada
61 Pemasangan Infus 2015 Ada
62 Memberikan Transfusi darah 2015 Ada
63 Vena Sectic 2015 Ada

60
64 Perawatan Infus 2015 Ada
65 Memberikan Makan/Minum Pada Pasien 2015 Ada
66 Pemasangan NGT 2015 Ada
67 Pemberian Makan Lewat NGT 2015 Ada
68 Melepas Selang NGT 2015 Ada
69 Membantu Pasien Pada Waktu BAB & BAK 2015 Ada
70 Menolong Memberikan Urinal 2015 Ada
71 Pemasangan Kateter Pria 2015 Ada
72 Pemasangan Kateter Pada Wanita 2015 Ada
73 Perawatan Kateter Pria 2015 Ada
74 Perawatan Kateter Wanita 2015 Ada
75 Pelepasan Kateter 2015 Ada
76 Huknah Rendah-Tinggi 2015 Ada
77 Memberikan Huknah Gliserin 2015 Ada
78 Membimbing Relaksasi Distraksi 2015 Ada
79 Pemberian Kribat Es 2015 Ada
80 Pemberian Kribat Es Gantung 2015 Ada
81 Pemberian Kribat Es Pada Leher 2015 Ada
82 Pemberian Buli-Buli Panas 2015 Ada
83 Perawatan Luka Kotor 2015 Ada
84 Pengangkatan jahitan Luka 2015 Ada
Menyiapkan dan Memberikan Kompres
85 2015 Ada
Basah
86 Perawatan Luka Jahit 2015 Ada
Latihan Pergerakan Sendi (ROM)
87 2015 Ada
Ekstremitas Atas
Latihan Pergerakan Sendi (ROM)
88 2015 Ada
Ekstremitas Bawah
89 Alih Baring 2015 Ada
90 Menyiapkan dan Memasang Bantal Angin 2015 Ada
91 Penilaian Balance Cairan 2015 Ada
92 Memasang Balutan 2015 Ada
93 Perawatan Luka Lecet 2015 Ada
Memelihara Mulut Pasien Yang Patah
94 Tulang Rahang Atau Akan Menjalani 2015 Ada
Operasi Rahang
95 Mengumbah Kandung kemih (Dengan Spuit) 2015 Ada
Mengumbah Kandung kemih (Dengan
96 2015 Ada
Menggunakan Tetesan)
97 Bilas Lambung 2015 Ada
98 Perawatan Pasien Yang Akan Meninggal 2015 Ada

61
99 Penggunaan Suction Pump 2015 Ada
100 Penggunaan Sterilisator 2015 Ada
101 Resusitasi Jaringan Paru 2015 Ada
102 Pemakaian Syringe dan Infus Pump 2015 Ada

103 Pemasangan EKG 2015 Ada


104 Set-Up Ventilator Aqoma 2015 Ada
105 Penggunaan DC SHOCK Emergency 2015 Ada
Menyiapkan Pasien Untuk Tindakan
106 2015 Ada
Intubasi
107 Memasang T.Piece Dinding 2015 Ada
Menyiapkan Pasien dan Alat untuk Tindakan
108 2015 Ada
Extubasi
Tindakan Intermiten Positive Pressure
109 2015 Ada
Breathing (IPPB)
110 Penyimpanan Alat Gigi 2015 Ada
111 Streilisasi Alat Gigi Dengan Dry Heat Oven 2015 Ada
112 Pencucian Ala-Alat Gigi 2015 Ada
113 Pemberian Imunisasi pada Bayi dan Anak 2015 Ada
114 Penanganan Vaksin 2015 Ada
115 Prosedur Penanganan Limbah Imunisasi 2015 Ada
Prosedur Penggunaan Lemari Pendingin
116 2015 Ada
Untuk Penyimpanan Vaksin
Oral Care Pada Bayi Dengan Candidiasis
117 2015 Ada
Oral
118 Perawatan Tali Pusat Dengan Infeksi 2015 Ada
119 Pengukuran Antropometri 2015 Ada
120 Pemeriksaan Audiometri 2015 Ada
Sumber : Data sekunder standar prosedur operasional Ruang Rawat Inap 2015

Analisa Data:

Berdasarkan hasil observasi dan pengumpulan data sekunder diruang rawat


inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil bahwa
terdapat 131 standar operasional prosedur pelaksanaan asuhan keperawatan pada
pasien yang merupakan acuan tahun 2015:

62
Ronde Keperawatan

a. Kajian teori

Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien


yang dilaksanakan oleh perawat, disamping klien dilibatkan untuk membahas
dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh penanggung jawab jaga dengan melibatkan seluruh anggota
lain.

b. Kajian data

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada tanggal 20 Maret 2018


diruang Alamanda, kegiatan ronde keperawatan belum dilakukan dikarenakan
tiadanya kasus yang langkah dan sulit dipecahkan sulit serta sulit untuk
kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.

4. Material

a. Kajian teori

Manajemen kepearawatn mengatur atau mengelola semua aspek yang


terkait dengan ruangan dan pelayanan. Salah satu hal yang dapat
menunjang suatu pelayanan yaitu adanya fasilitas yang memadai. Rumah
sakit memiliki kondisi yang berbeda-beda dan komplek kondisi ini
mempengaruhi manajemen pelayanan keperawatan termasuk penggunaan
fasilitas dan peralatan yang digunakan untuk menunjang pemberian asuhan
keperawatan dan kelancaran pelaksanaan sehingga diperoleh tujuan
pelayanan keperawatan efisien dan efektif.

Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat


dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing – masing
institusi dengan memperhatikan jenis alat, bahan, warna, ukuran, jenis

63
kegiatan, jumlah yang dibutuhkan. Juga didasarkan atas per group bahan-
bahan yang dipakai, di simpan maupun dicuci.

Bila sarana (kualitas dan kuantitas) yang tersedia tidak cukup (tidak
sesuai) dengan kebutuhan, maka sulitlah diharapkan baiknya mutu dari
pelaksanaan pelayanan keperawatan. Material terdiri dari bahan setengah
jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia usaha untuk mencapai
hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga
harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu sarana,
sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi tidak
akantercapai hasil yang dikehendaki (Nursalam, 2008).

Penyediaan alat-alat di ruang rawat inap Alamanda, RSUD


Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta menggunakan pedoman buku
Pengusulan Alat yang meliputi: alat medis, alat non-medis, pencatatan, dan
pelaporan.

b. Kajian data
Penggunaan bahan, alat dan obat-obatan di ruang rawat inap Alamanda
sudah menggunakan pedoman/ buku standar fasilitas dan peralatan
keperawatan, dan perencanaan pengadaan alat dan bahan langsung
dikelola oleh bidang pelayanan. Perekapan kebutuhan alat medis dan alat
non-medis dilakukan tiap akhir tahun.

Tabel 2.17 Inventaris Alat Medik di Ruang Rawat Inap


Alamanda, RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017

KEADAAN Kebutuhan
JUMLA Kekurangan
NO NAMA (usulan
H BAIK RUSAK Alat
RBA)
ALAT MEDIS
1 Tensimeter raksa 4 3 0 5 1
2 Tensimeter jarum 0 0 0 4 4

64
3 Stetoskop Dewasa 5 5 0 6 1
4 Stetoskop Bayi 1 1 0 2 1
5 Termometer Elektrik 7 5 2 20 13
6 Termometer Raksa 0 0 0 5 5
7 Nebulizer 1 1 0 1 0
8 Syiringpump 7 7 0 8 1
8 SPO2 besar 2 2 0 2 0
9 SPO2 kecil 0 0 0 0 0
11 Sterilisator 1 1 0 1 0
12 Suctionpump 0 0 0 0 0
13 Timbangan Bayi 2 1 1 2 0
14 Timbangan Berdiri 1 0 1 1 0
15 Tiang infus berdiri 18 17 1 24 6
- 16 4
16 Tiang infus portable 12 12
- 1 0
17 Troly obat 1 1
- 3 0
18 Troly tindakan 3 3
- 4 2
19 Kursi roda 2 2
- 10 3
20 Menometer manual 7 7
- 26 4
21 Manometer central 22 22
- 1 0
22 EKG 1 1
- 2 0
23 Tabung O2 portabel 2 2
24 ;Center/pen light 0 0 0 0 0
25 Dopler Besar 1 1 0 2 1
26 Dopler Kecil 1 1 0 1 0
- 0
27 Set Emergency 2 2 2
-
28 Cool box 2 2 2 0
- 0
29 Nampan obat 10 10 9

-
30 Keranjang obat 38 38 29 0
- 1
31 Gunting plaster 1 1 2
- 2
32 Toples Kapas 2 2 0
- 1
33 Toples obat 0 0 1

65
34 Pispot 22 14 8 22 0
35 Gelas Ukur 3 3 3 0
36 Spil kit set 2 2 0 2 0
37 Torniquit 6 6 0 7 1
39 Tempat Sampah 40 16 24 0
40 Tempat Sampah injak 21 0 21 36 15
41 Bak instrument 10 10 0 15 5
42 Korentang 1 1 0 1 0
43 Speculum 0 0 0 1 1
- 0
44 Gunting heacting 3 3 3
-
45 Pinset Anatomis 10 10 3
- 2
46 Pinset Sirugis 13 13 15
- 0
47 Kom betadin 10 10 3
- 1
48 Kateter logam 3 3 4
- 1
49 Sode 0 0 1
- 1
50 Klem ovum 0 0 1
- 0
51 Bak instrument besar 1 1 1
- 1
52 Kom Kassa 0 0 1
- 0
53 Gunting luka 9 9 9
- 0
54 Gunting tali pusat 1 1 1
- 0
55 Alat Cek Gula Darah 2 2 2
56 Set perawatan luka 0 0 0 L 1

Sumber : Buku Inventaris Barang di Ruang Rawat Inap Alamanda, RSUD


Panembahan Senopati, Bantul, Yogyakarta Tahun 2017

Analisis Data

Dari tabel diatas didapatkan hasil sebagian besar jumlah alat medis yang
baik/berfungsi di ruang rawat inap Alamanda sudah sesuai dengan standar alat
medis di ruang rawat inap kelas. Sebagian besar alat medis yang terdapat di ruang
rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul telah memenuhi
standar kebutuhan alat medis ruangan. Ada beberapa alat yang belum memenuhi

66
standar seperti termometer elektrik berjumlah 7 buah sedangkan kebutuhannya
adalah 20 buah, tiang infus berdiri dalam ruangan berjumlah 18 buah sedangkan
kebutuhan standarnya adalah 24 buah, tempat sampah injak di ruangan berjumlah
21 buah namun dalam keadaan rusak dan sedangkan standarnya 36 buah/ruangan.
Di ruang rawat inap Alamanda juga masih belum memiliki troli emergency,
ruangan memiliki kotak emergency yang berisikan obat-obatan.

Tabel 2.18 Inventaris Alat Non Medis di Ruang Rawat Inap Alamanda,
RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017

No Nama Alat Jumlah Alat Jumlah Jumlah Standar Kekurangan


di Ruangan Alat Baik Alat kebutuhan Alat
Rusak
Alat Tenun
1 Sprai putih 16 16 0 16
2 Sprai pink 24 24 0 24
3 Sprai hijau 138 138 0 138
4 Stik putih 45 45 0 45
5 Stik pink 18 18 0 18
6 Stik hijau 138 138 0 138
7 Sarung bantal 17 17 0 17
putih
8 Sarung bantal 22 22 0 22
pink
9 Sarung bantal 138 138 0 138
hijau
10 Slimut lurik 19 19 0 19
merah
11 Slimut lurik 10 10 0 10
biru
12 Slimut putih 91 91 0 91
13 Sli8mut bad 11 11 0 11
cover biru

67
14 Slimut bad 19 19 0 19
cover hijau
15 Handuk 44 44 0 44
16 Baju oprasi 7 7 0 7
hijau
17 Baju oprasi 15 15 0 15
pink
18 Taplak pink 13 13 0 13
19 Gorden 59 59 0 59
panjang (sekat
ruangan)
20 Gorden 55 55 0 55
pendek
(jendela)
Sumber : Buku Inventaris Barang Ruang Rawat Inap Alamanda, RSUD
Panembahan Senopati, Bantul, Tahun 2017

Analisa Data :

Berdasarkan tabel (material) inventaris alat non-medis di ruang rawat inap


Alamanda, secara keseluruhan ruangan telah memiliki fasilitas medis yang cukup
memenuhi standar, keadaan ruang rawat inap Alamanda yang bersih namun untuk
penataan alat medis belum tertata sesuai jenisnya masing-masing. Kekurangan
yang terlihat dari observasi kelompok selama 3 hari belum terdapat poster tentang
10 besar penyakit yang ada di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul.

5. Machine
a. Kajian Teori
Mesin adalah peralatan yang digerakkan oleh manusia, mesin maupun
elektronik yang digunakan untuk membantu menangani pasien baik secara
medis maupun keperawatan, seperti Nebulizer, Suction, Syringe Pump,
Infuse Pump, EKG dan lain-lain.

68
b. Kajian Data
Tabel 2.19 Fasilitas Mesin di Ruang Rawat Inap Alamansda

RSUD Panembahan Senopati Bantul 2017

No Nama Alat Jumlah Jumlah Jumlah


Alat di Alat Baik Alat Rusak
Ruangan
1 Nebulizer 1 1 0
2 Suction 0 0 0
3 Syring pump 7 7 0
4 Animec 0 0 0
5 EKG 1 1 0
6 Infus pump 0 0 0
Sumber : Buku Inventaris Barang , hasil observasi dan wawancara
di Ruang Rawat Inap Alamanda, RSUD Panembahan Senopati,
Bantul, Yogyakarta Tahun 2017

Analisa Data
Berdasarkan tabel diatas yang merupakan hasil observasi
dan wawancana dengan petugas kesehatan tentang fasilitas mesin
yang ada diruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul, diperoleh hasil bahwa fasilitas mesin di ruang
Alamanda semua dalam kondisi baik.

Penetapan Standar Fasilitas Kamar Rawat Inap RSUD Panembahan


Senopati Bantul Tahun 2017

1 VVIP
Fasilitas j. Sofa tamu

69
a. 1 Pasien per kamar k. Televisi
b. Tempat tidur elektrik l. Kulkas
c. Meja kabinet m. Dispenser
d. Over bed table n. Pantry
e. Kursi penunggu o. Meja kursi teras
f. Nurse call p. Kamar mandi air panas
g. AC q. Kamar mandi dalam
h. Sofa penungu
i. Almari
2 VIP
Fasilitas j. Televisi
a. 1 pasien per kamar k. Kulkas
b. Tempat tidur l. Dispenser
c. Meja kabinet m. Meja kursi teras
d. Over bed table n. Kamar mandi air panas
e. Kursi penunggu o. Kamar mandi dalam
f. Nurse call
g. AC
h. Sofa penungu
i. Almari
3 Kelas 1
Fasilitas h. Kamar mandi dalam
a. 1-2 pasien per kamar
b. Tempat tidur
c. Meja kabinet
d. Over bed table
e. Kursi penunggu
f. Nurse call
g. AC

4 Kelas 2
Fasilitas h. Kamar mandi dalam
a. 2 pasien per kamar

70
b. Tempat tidur
c. Meja kabinet
d. Over bed table
e. Kursi penunggu
f. Nurse call
g. Kipas angin

5 Kelas 3
Fasilitas g. Kamar mandi luar
a. 3-6 pasien per kamar
b. Tempat tidur
c. Meja cabinet
d. Kursi penunggu
e. Nurse call
f. Kipas angin

Analisa Data :
Berdasarkan hasil observasi di ruang rawat inap Alamanda sudah
memenuhi standar fasilitas rawat inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Ruang Rawat Inap Alamanda merupakan salah satu ruang
maternitas Ruang Rawat Inap Alamanda memiliki 2 ruangan yang terdiri
dari alamanda 2 dan Alamanda 3.
Alamanda 2 terdiri dari 6 ruang yang terdapat 17 bed dimana
keseluruhannya merupakan kelas 3, sedangkan Alamanda 3 terdiri dari
kelas 1 yang terdiri dari 3 kamar dan 3 bed, kelas 2 terdiri dari 3 kamar
dan 9 bed, dan kelas 3 terdiri dari 6 kamar 18 bed.
Kamar kelas 1 berkapasitas 1 tempat tidur, 1 tv 1 lemari, 1 kamar
mandi pasien,1 AC, Wastafel, handscrub, 1 tempat tidur penunggu pasien.
Kamar kelas 2 terdiri dari 2 tempat tidur, 2 kursi, 2 meja, 1 kamar mandi

71
pasien, 1 wastafel. Kamar kelas 3, terdiri dar, 3 tempat tidur, 3 kursi, 1
kipas angin, 1 kamar mandi pasien.

B. Unsur Proses
1. Instrumen A
a. Penerapan SAK
Proses asuhan keperawatan adalah cara ilmiah yang dilakukan
oleh perawat bersama dengan klien dalam menentukan kebutuhan
asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menentukan
diagnosis, intervensi, implementasi, dan mengevaluasi hasil asuhan
keperawatan yang melibatkan hubungan kerjasama antara perawat
dengan klien, keluarga atau masyarakat untuk mencapai tingkat
kesehatan yang optimal. Asuhan keperawatan memerlukan data yang
lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus tentang keadaan pasien
untuk menentukan kebutuhan asuhan keperawatan (Hidayat, 2011).

Proses asuhan keperawatan terdiri dari:


1) Pengkajian
Proses keperawatan dengan mengumpulkan data yang akurat
dari klien sehingga akan diketahui berbagai permasalahan yang ada
(Hidayat, 2011). Langkah dala pengkajian adalah pengumpulan
data, pengelompokan data, dan perumusan masalah.

2) Diagnosa
Diagnosa menggambarkan masalah pasien baik aktual, risiko
maupun potensial berdasarkan hasil pengkajian data. Diagnosa
dirumuskan berdasarkan data status kesehatan pasien, dianalisa,
dibandingkan dengan fungsi normal kehidupan pasien. Diagnosis
keperawatan yang tepat berdasarkan NANDA yang berhubungan
dengan faktor berhubungan (etiologi) dan sesuai batasan
karateristik (tanda dan gejala) sehingga dapat menentukkan

72
diagnosa yang relevan dan ditulis dengan bahasa yang jelas
(Florin, dkk 2005; Gordon 1994 ; Lunney 2007CitHerdman,2011)

3) Perencanaan Keperawatan
Perencanaan sebagai pengembangan strategi desain untuk
mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah yang telah
diidentifikasi pada diagnosis keperawatan (Iyer, dkk, 1996 Cit
Nursalam 2011). Perawat membuat rencana tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah dan meningkatkan kesehatan klien.

4) Implementasi Keperawatan
Perawat mengimplementasikan tindakan yang diidentifikasi
dalam rencana asuhan keperawatan. Pelaksanaan tindakan
keperawatan harus sesuai dengan rencana yang ada menyangkut
bio-psiko-sosio-spiritual pasien, menjelaskan setiap tindakan
keperawatan yang dilaksanakan kepada klien, sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan (Nursalam, 2011).

5) Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk proses
keperawatan dengan cara melakukan identifikasi sejauh mana
tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak tercapai.
Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki
pengetahuan dan kemampuan dalam memahami respons terhadap
intervensi keperawatan, kemampuan menggambarkan kesimpulan
tentang tujuan yang dicapai serta kemampuan dalam tindakan
keperawatan pada kriteria hasil (Nursalam, 2012).
6) Pencatatan Asuhan Keperawatan (Dokumentasi)
Catatan asuhan keperawatan merupakan data tertulis tentang
kesehatan pasien dan pengembangan pasien selama dalam
pemberian asuhan keperawatan. Pencatatan dilakukan selama
pasien dirawat inap dan rawat jalan. Catatan dapat digunakan

73
sebagai bahan informasi, komunikasi, dan laporan yang dilakukan
setelah selesai melakukan tindakan asuhan keperawatan.
Penulisan harus jelas dan ringkas serta menggunakan istilah yang
baku sesuai dengan pelaksanaan proses keperawatan. Setiap
pencatatan harus mencantumkan paraf dan nama terang atau
nama jelas perawat yang melaksanakan tindakan keperawatan dan
waktu pelaksanaan serta menggunakan formulir yang telah ada
dan disimpan sesuai dengn peraturan yang berlaku.
b. Pencatatan Asuhan Keperawatan
1) Kajian Teori
Catatan asuhan keperawatan merupakan data tertulis tentang
kesehatan dan perkembangan pasien selama dalam pemberian
asuhan keperawatan. Pencatatan dilakukan selama pasien dirawat
inap dan rawat jalan. Catatan dapat digunakan sebagai bahan
informasi, komunikasi dan laporan yang dilakukan setelah selesai
melakukan tindakan asuhan keperawatan. Penulisan harus jelas dan
ringkas serta menggunakan istilah yang baku sesuai dengan
pelaksanaan proses keperawatan. Setiap pencatatan harus
mencantumkan paraf dan nama perawat yang melaksanakan
tindakan dan waktu pelaksanaan serta menggunakan formulir yang
telah ada dan disimpan sesuai dengan peraturan yan berlaku.

Pelaksanaan dokumentasi keperawatan dengan menggunakan


metode pencatatan FOKUS (Process orientasi and Client Focus
System). Digunakan untuk mengorganisisr dokumentasi asuhan
keperawatan. Penulisan catatan perkembangan dengan
menggunakan format DAR (Data-Action-Response), dengan data
berisi mengenai data subyektif dan obyektif yang mendukung
dokumentasi fokus, action berupa dokumentasi tindakan
keperawatan yang segera atau yang akan dilakukan berdasarkan

74
pengkajian atau Observasi keadaan klien dan respon terhadap
tindakan yang telah dilakukan.

Dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan kepada


klien digunakan standar praktik keperawatan yang merupakan
pedoman bagi perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan.
Standar keperawatan telah dijabarkan oleh PPNI (2000). Yang
mengacu dalam tahap proses keperawatan yang meliputi
pengkajian , diagnosa kepereawatan, perencanaan, implementasi,
dan observasi (Instrumen A)

Tabel Distribusi Hasil Evaluasi Standar Asuhan Keperawatan


dengan Instrumen A di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tanggal 20-22 Maret 2018 (n:8)

A. PENGKAJIAN

Kode Berkas Rekam Medik


No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Pada format tertulis identitas pasien 1 1 1 1 1 1 1 1


lengkap

2 Pengkajian data dikaji sesui dengan 1 1 1 0 1 1 1 0


pedoman pengkajiandan pemberian
tanda (V) sesuai dengan kotak yang
disediakan

3 Data dikaji dari paien masuk sampai 1 1 1 1 1 1 0 1


pulang

4 Pengkajian resiko jatuh dilakukan 1 0 1 1 0 1 1 1

5 Masalah dirumuskan berdasarkan 1 0 1 1 1 1 1 0


kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan pola fungsi
kehidupan

6 Tertulis tanggal, jam, paraf, dan 1 1 1 1 1 1 1 1

75
nama terang

Jumlah 6 4 6 5 5 6 5 4

Presentase 85,41 %

B. DIAGNOSA

1 Diagnosa yang dibuat berasarkan 1 1 0 1 0 1 1 1


masalah yang dirumuskan

2 Merumuskan diagnosa actual/ 1 0 1 0 0 1 1 1


resiko/ kolaboratif

3 Tertuliskan pasien, tanggal, jam, 1 1 1 1 0 1 1 1


paraf dan nama terang

Jumlah 3 2 2 3 1 3 3 3

Presentase 83,33 %

C. RENCANA TINDAKAN

1 Berdasarkan diagnosa keperawatan 1 0 1 0 1 0 1 0

2 Rumusan tujuan mengandung 0 1 1 1 1 1 1 0


komponen subjek, perubahan,
perilaku, kriteria waktu, dan kriteria
hasil

3 Rencana tindakan mengacu tujuan 1 1 0 0 1 1 1 0


dengan kalimat perintah, terinci,
jelas

4 Rencana tindakan terdiri dari 1 1 1 1 1 1 1 0


tindakan observasi, nursing care dan
edukasi

5 Rencana dan tindakan 0 0 0 0 0 0 0 0


menggambarkan kerja sama dengan
tim kesehatan lain

Jumlah 3 3 3 2 4 3 4 0

76
Presentase 55 %

D. TINDAKAN KEPERAWATAN

1 Tindakan mengacu pada rencana 1 1 1 0 0 1 0 1


tindakan

2 Perawat mengobservasi respon 1 0 1 1 1 0 1 0


pasien terhadap tindakan
keperawatan

3 Semua tindakan yang dilaksanakan 0 1 0 1 1 1 1 1


dicatat dengan ringkas dan jelas

4 Monitoring resiko jatuh terisi 1 0 0 1 1 0 1 1

5 Mengisi pada lembar mutasi saat 0 1 1 1 1 1 1 1


serah terima pasien

6 Pendidikan pasien terisi 1 1 1 1 0 1 1 1

7 Tertulis identitas pasien, tanggal, 0 1 1 1 1 1 1 1


jam, paraf, dan nama terang

Jumlah 4 5 5 6 5 5 6 6

Presentase 75%

E. EVALUASI

1 Evaluasi berdasarkan pada tujuan 1 1 0 1 0 0 0 1


dan tercatat dalam integrasi dengan
SOAP

2 Tertulis tanggal, jam, paraf, dan 1 0 1 1 1 1 1 0


nama terang

Jumlah 2 1 1 2 1 1 1 1

Presentase 62,5%

F. CATATAN ASUHAN PERKEMBANGAN

1 Menuliskan pada format yang baku 1 1 1 1 1 0 1 1

77
2 Pencatatan ditulis dengan jelas, 1 0 1 1 0 1 0 1
ringkas, istilah yang baku dan benar

3 Berkas catatan keperawatan 1 1 1 1 1 1 1 1


disimpan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku ( sesuai urutan dalam
petunjuk penyusuran format rekam
medik)

Jumlah 3 2 3 3 2 2 2 3

Presentase 91,66%

Tabel 2. 21 Nilai Rata-Rata Instrumen A di Ruang Rawat Inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul Tanggal 20-22
2018 (n : 8)
No Aspek yang dinilai Hasil (%) Keterangan
1 Pengkajian 85,41 % Aspek pengkajian yang dilakukan sudah
(baik) masuk pada kriteria baik (93,75%) . Namun
masih terdapat 6,25 %, pencatatan data
yang belum dilakukan oleh perawat ruangan.
2 Diagnosa 83,33 % Diagnosa keperawatan yang dimunculkan
(baik) dikategorikan cukup (66,66%), sebanyak
33,34 % pengkajian belum merumuskan
diagnosa keperawatan berdasarkan masalah
keperawatan yang ditegakkan. Diagnosa
juga belum mencantumkan data focus,
etiologi dan problem. Selain itu hanya
terdapat 2 diagnosa dan diganosa yang
ditegakkan hanya terdapat 1 sehingga tidak
ada diagnosa yang diprioritaskan.
3 Perencanaan 55 % Rencana asuhan keperawatan yang dibuat
(rendah) termasuk dalam kategori rendah (57,5%)
,dan sebanyak 42,5% perencanaan asuhan
keperawatan belum dikembangkan oleh
perawat. Perawat masih menggunakan
format rencana tindakan dan hanya
mencentang berdasarkan rencana tindakan

78
yang sudah ada tanpa melakukan
pengembangan pada rencana asuhan
keperawatan yang akan dilakukan untuk
pasien.
4 Tindakan 75% Tindakan asuhan keperawatan yang telah
Keperawatan (baik) dilakukan termasuk dalam kategori baik
(82,14) dan sebanyak 17,86% implementasi
keperawatan yang ditulis oleh perawat tidak
mengacu pada rencana tindakan dan tidak
mencantumkan respon pasien saat dilakukan
implementasi. Implementasi yang dilakukan
lebih banyak tindakan banyak kolaborasi
dengan tim medis, sedangkan tindakan
mandiri keperawatan hanya minimal.
5 Evaluasi 62,5% Evaluasi keperawatan termasuk dalam
(kurang) kategori cukup (81,25%), sebanyak 18,75%
evaluasi belum berdasarkan dengan tujuan
yang dicantumkan. Evaluasi terdapat tanda
tangan dan nama terang tetapi belum
mencantumkan jam evaluasi.
6 Catatan asuhan 91,66% Catatan asuhan keperawatan termasuk dalam
keperawatan (sangat katagori baik (91,66%) dan sebanyak 8,34 %
baik) berkas catatan keperawatan belum disimpan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rata-rata 75,48%
Sumber : Hasil studi dokumentasi Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul

Analisa Data :

Berdasarkan tabel evaluasi asuhan keperawatan dengan instrumen A diketahui


bahwa nilai rata-rata asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul yaitu 75,48 %. Nilai rata-rata tersebut tergolong
dalam kategori baik menurut Arikunto (2006). Hasil evaluasi yang telah
dilakukan menunjukkan pengkajian yang ada di Ruang Rawat Inap Alamanda
termasuk dalam kategori baik dan penulisan komponen asuhan keperawatan
belum dilakukan oleh perawat yaitu sekitar 21,18%. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Hidayat (2011) dalam memberikan asuhan keperawatan

79
memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus tentang
keadaan pasien yang memerlukan asuhan keperawatan. Dari hasil studi
dokumentasi dan observasi pemeriksaan fisik yang terdapat dalam pengkajian
hanya mencangkup pada pemeriksaan fisik yang mengalami keluhan saja namun
tidak ditulis lengkap dalam catatan asuhan keperawatan.

Diagnosa menggambarkan masalah pasien baik aktual, risiko maupun


potensial berdasarkan hasil pengkajian data. Diagnosa dirumuskan berdasarkan
data status kesehatan pasien, dianalisa, dibandingkan dengan fungsi normal
kehiduoan pasien. Diagnosis keperawatan yang tepat berdasarkan NANDA yang
berhubungan dengan faktor berhubungan (etiologi) dan sesuai batasan karateristik
(tanda dan gejala) (Herdman, 2011). Hasil observasi dokumentasi didapatkan hasil
diagnosa yang dirumuskan tidak mencantumkan etiologi dan batasan karakteristik
berupa tanda dan gejala yang mendukung penegakan diagnosa. Selain itu dalam
menegakkan diagnosa tidak diprioritaskan karena dalam penegakkan diagnosa
hanya 2 diagnosa yang ditegakkan untuk semua pasien.

Perencanaan keperawatan sebagai pengembangan strategi desain untuk


mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah yang telah diidentifikasi pada
diagnosis keperawatan (Iyer, dkk, 1996 Cit Nursalam 2011). Perencanaan
keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda tergolong kurang (57,5%),
perencanaan yang dibuat masih berdasarkan perencanaan yang telah ada.
Perencanaan yang dibuat tidak dikembangkan dan hanya berpatokan pada rencana
yang telah ada dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

Perawat mengimplementasikan tindakan yang diidentifikasi dalam rencana


asuhan keperawatan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus sesuai dengan
rencana yang ada menyangkut bio-psiko-sosio-spiritual pasien (Nursalam, 2011).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tergolong dalam kategori baik (82,14 %) namun
perawat tidak melakukan pencatatan respon pasien selama diberikan tindakan

80
keperawatan. Perawat lebih banyak melakukan tindakan kolaboratif dan tindakan
mandiri keperawatan hanya dilakukan secara minimal.

Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan


kemampuan dalam memahami respons terhadap intervensi keperawatan,
kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta
kemampuan dalam tindakan keperawatan pada kriteria hasil (Nursalam, 2012).
Evaluasi yang telah dicantumkan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam kategori baik (81,25%). Evaluasi
sudah ada dan lengkap, tetapi belum berdasarkan dengan tujuan yang
dicantumkan. Evaluasi terdapat tanda tangan dan nama terang tetapi belum
mencantumkan jam evaluasi

2. Instrumen B

a. Persepsi Kepuasan Pasien

Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari


perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk
dengan harapannya. Kepuasan adalah perasaan senang atau kesannya
terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.
(Nursalam, 2012)

Kepuasan pasien berhubungan dengan mutu pelayanan rumah sakit.


Dengan mengetahui tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah sakit dapat
melakukan peningkat mutu pelayanan. Presentase pasien yang menyatakan
puas terhadap pelayanan berdasarkan hasil survey dengan instrumen yang
baku (indicator kinerja Rumah sakit, Depkes RI Tahun 2005: 31 dalam
Nursalam, 2012)

Menurut Yazid (2004: 286) dalam Nursalam (2012) ada enam faktor
menyebabkan timbulnya rasa tidak puas pelanggan terhadap suatu produk
yaitu:

1) Tidak sesuai harapan dan kenyataan

81
2) Layanan selama proses menikmati jasa tidak memuaskan
3) Perilaku personel kurang memuaskan
4) Suasana dan kondisi fisik lingkungan yang tidak menunjang
5) Cost terlalu tinggi, karena jarak terlalu jauh, banyak waktu
terbuang dan harga tidak sesuai
6) Promosi/iklan tidak sesuai dengan kenyataan
Lebih lanjut menurut kotler (2000: 38) ada beberapa cara mengukur
kepuasan pelanggan:
1) Sistem keluhan dan saran
2) Survei kepuasan pelanggan
3) Pembeli bayangan
4) Analisis kehilangan pelanggan
Menurut Leonard L. Barry dan pasuraman “Marketing servis
competin through quality” (New York freepress, 1991 : 16) dalam
Nursalam (2012) mengidentifikasi lima kelompok karakteristik yang
digunakan oleh pelanggan dalam mengevaluasi kualitas jasa layanan,
antara lain :
1) Tangible (kenyataan), yaitu berupa penampilan fasilitas fisik,
peralatan meteri komunikasi yang menarik, dan lain-lain
2) Empati, yaitu kesediaan karyawan dan pengusaha untuk
memberikan perhatian secara pribadi kepada konsumen
3) Cepat tanggap, yaitu kemauan dari karyawan dan pengusaha untuk
membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat serta
mendengar dan mengatasi keluhan dari konsumen
4) Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa sesuai
dengan yang dijanjikan, terpecaya dan akurat dan konsisten
5) Kepastian, yaitu berupa kemampuan keryawan untuk menimbulkan
keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang telah dikemukakan
kepada konsumen
Instrumen B mengobservasi tentang persepsi pasien terhadap mutu
asuhan keperawatan dengan cara membagikan kuesioner kepada

82
pasien di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul tanggal 6-8 Februari 2018. Kriteria pasien yang diambil adalah
pasien yang sudah dirawat minimal 3 hari dengan jumlah pasien
sebanyak pasien.

83
Tabel 2.22 Instrumen Evaluasi Hasil Mutu Asuhan Keperawatan :
Berdasarkan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Ruang Rawat Inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta
No Kriteria Responden (n)
%
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Apakah perawat selalu 1 1 1 1 1 0 1 1 87,5
memperkenalkan diri
2 Apakah ada larangan 1 1 1 1 1 1 1 1 100
merokok diruangan
3 Apakah perawat memanggil 1 1 1 1 1 1 1 1 100
nama anda dengan benar
pada saat perawat bertemu
pertama kali dengan anda?
4 Apakah perawat melihat 1 1 1 1 1 1 1 1 100
nama digelang identitas
anda sebelum melakukan
tindakan pada anda?
(Menggantikan cairan
infuse, memberikan
suntikan, merawat luka,
mengukur luka, mengukur
suhu, tekanan darah atau
tindakan lainnya)
5 Apakah perawat 0 0 1 1 1 1 1 1 75
menanyakan bagaimana
nafsu makan pasien.?
6 Apabila perawat 1 1 1 1 1 1 1 0 87,5
menanyakan/memperhatikan
berapa jumlah makanan dan
minuman yang biasa pasien
habiskan
7 Apakah ruangan selalu 1 1 1 1 1 1 1 1 100
dijaga kebersihannya
dengan disapu dan dipel
setiap hari.?
8 Apakah lantai kamar 1 1 1 1 0 0 1 1 75
mandi/WC selalu bersih,
tidak licin, tidak berbau,
cukup terang.?

84
9 Apakah alat-alat tenun 1 1 1 1 1 1 1 1 100
seperti sprei, selimut diganti
setiap kotor.?
10 Apakah perawat 1 1 1 0 1 0 1 1 75
memberikan penjelasan
tentang fasilitas yang
tersedia dan cara
penggunaanya, peraturan/
tata tertib yang berlaku
dirumah sakit.?
11 Selama pasien dalam 1 1 1 1 1 1 1 1 100
perawatan, apakah perawat
mengawasi keadaan pasien
secara teratur pagi, sore,
malam
12 Selama pasien dalam 1 1 1 1 1 1 1 1 100
perawatan apakah perawat
segera memberi bantuan bila
diperlukan?
13 Apakah perawat bersikap : 1 1 1 1 1 1 1 1 100
sopan, ramah
14 Apakah anda/keluarga anda 0 0 1 0 1 0 1 1 50
mengetahui perawat yang
bertanggung jawab setiap
kali pergantian dinas
15 Apakah perawat selalu 1 1 1 1 1 1 1 1 100
memberi penjelasan
sebelum memberikan
tindakan
perawatan/pengobatan
16 Apakah perawat selalu 1 1 1 1 1 1 1 1 100
bersedia mendengarkan dan
memperhatikan setiap
keluhan anda/keluarga anda
17 Dalam hal memberikan obat 1 1 1 1 1 0 1 1 87,5
apakah perawat membantu
menyiapkan/meminumkan
obat
18 Pada saat anda/pasien 1 1 1 0 1 1 1 1 87,5
dipasang infuse, apakah
perawat selalu memeriksa

85
cairan atau tetesnnya dan
area sekitar pemasangan
infus
19 Selama anda/pasien dirawat, 1 1 1 1 1 1 1 1 100
apakah diberikan tentang
penjelasan tentang
perawatan / pengobatan /
pemeriksaan lanjutan setelah
anda / pasien diperbolehkan
pulang.
Jumlah 17 17 19 16 18 14 19 18
Presentase 90,78 %

Sumber: Hasil pengkajian Terhadap Pasien dan Keluarga 22 Maret 2018 di


Ruang Rawat Inap Alamanda
Analisa Data :
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa rata-rata persepsi mutu pelayanan
keperawatan menurut responden di ruang Rawat Inap Alamanda sebanyak 90,78
% (baik). Hal ini karena sudah beberapa poin dalam pelayanan yang sudah
dilakukan oleh perawat di ruangan. Nursalam (2012) menyebutkan kepuasan
adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan
adalah perasaan senang atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk
dan harapan-harapannya.
Penilaian aspek keseluruhan didapatkan hasil 50% responden menyatakan
bahwa pasien atau keluarga mengetahui perawat yang bertanggung jawab setiap
pergantian dinas. 50 % responden menyatakan bahwa perawat tidak membantu
menyuapi pasien yang tidak mampu makan sendiri. 75%. 75 % responden
menyatakan bahwa perawat tidak menanyakan/memperhatikan nafsu makan klien.
87,5 % responden menyatakan perawat jaga tidak memperkenalkan diri.
Beberapa aspek pertanyaan ditanyakan kepada responden menyesuaikan
dengan kondisi pasien saat dilakukan pengkajian.
a. Kepuasan Kerja Perawat

86
Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam
memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan
jumlah terbesar dari seluruh petugas kesehatan. Hal yang perlu diperhatikan
dalam pemeliharaan hubungan tersebut adalah mengenai kepuasan kerja
yang merupakan bagian dari banyak faktor yang dapat mempengaruhi
produktifitas seorang karyawan. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan
seseorang terhadap pekerjannya dari segala sesuatu yang dihadapi di
lingkungan kerjanya (Harapan, 2004 dalam Argapati dkk (2013). Perawat
yang merasa puas dalam pekerjaannya akan memberikan pelayanan lebih
baik dan bermutu kepada pasien rumah sakit sehingga kepuasan pasien dan
keluarga pasien juga terpenuhi, yang pada akhirnya meningkatkan citra dan
pendapatan rumah sakit (Crose, 1999) dalam Argapati dkk (2013).
Pengukuran kepuasan kerja tenaga perawat tidak hanya penting untuk
mengetahui kinerja rumah sakit terutama bidang ketenagaannya, tetapi juga
untuk menentukan strategi manajemen dimasa mendatang. Hal ini
menunjukan betapa pentingnya kepuasan kerja perawat untuk kemajuan
rumah sakit kedepannya. Misalnya, seorang perawat yang merasa tidak puas
dalam melakukan pekerjaannya akan sering mangkir dalam bekerja. Tingkat
kehadiran ini dapat menyebabkan beban kerja perawat yang lain meningkat.
Ketika beban kerja perawat meningkat, maka hasil kerja perawat tersebut
menjadi tidak maksimal, sehingga dapat mempengaruhi kinerja organisasi,
dalam hal ini kinerja rumah sakit. Oleh karena itu, pandangan dan juga
perasaan perawat terhadap pekerjaannya harus tetap terjaga pada sisi positif.

Tabel 2.23 Kepuasan Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul (Tanggal 20-22 Maret) (n :8)

N Pertanyaa ST % TP % CP % P % SP %
o n P

1 Jumlah 0 0 4 50 2 25 2 25 0 0
gaji yang
diterima

87
dibandingk
an
pekerjaan
yang
saudara
lakukan
2 Sistem 0 0 2 25 6 75 0 0 0 0
penggajian
yang
dilakukan
institusi
tempat
saudara
bekerja
3 Jumlah 0 0 4 50 3 37, 1 12, 0 0
gaji yang 5 5
diterima
dibandingk
an dengan
pendidikan
saudara
4 Pembagian 0 0 6 75 2 25 0 0 0 0
insentif
tambahan
atau sesuai
prestasi
atau
pekerjaan
ekstra
5 Tersediany 0 0 2 25 3 37, 3 37, 0 0
a peralatan 5 5
dan
perlengkap
an yang
mendukun
g
pekerjaan
6 Tersediany 1 12, 1 12, 4 50 2 25 0 0
a fasilitas 5 5
penunjang
seperti

88
kamar
mandi,
tempat
parker dan
kantin
7 Kondisi 1 12, 1 12, 6 75 0 0 0 0
ruangan 5 5
kerja
terutama
yang
berkaitan
dengan
ventilasi
udara,
kebisingan
dan
kebersihan
8 Adanya 0 0 2 25 3 37, 3 37, 0 0
jaminan 5 5
kesehatan
keselamata
n kerja
9 Perhatian 0 0 1 12, 6 75 1 12, 0 0
institusi 5 5
rumah
sakit
terhadap
saudara
1 Hubungan 0 0 1 12, 1 12, 5 62, 1 12,
0 antarkarya 5 5 5 5
wan dalam
kelompok
kerja
1 Kemampu 1 12, 2 25 1 12, 4 50 0 0
1 an dalam 5 5
bekerja
sama antar
karyawan
1 Sikap 0 0 1 12, 5 62, 1 12, 1 12,
2 teman- 5 5 5 5
teman

89
sekerja
terhadap
saudara
1 Kesesuaian 0 0 2 25 3 37, 2 25 1 12,
3 antara 5 5
pekerjaan
dan latar
belakang
pendidikan
saudara
1 Kemampu 0 0 1 12, 6 75 1 12, 0 0
4 an dalam 5 5
mengguna
kan waktu
bekerja
dengan
penugasan
yang
diberikan
1 Kemampu 0 0 2 25 4 50 2 25 0 0
5 an
supervisi/
pengawasa
n dalam
membuat
keputusan
1 Perlakuan 0 0 1 12, 6 75 1 12, 0 0
6 atasan 5 5
selama
saya
bekerja di
sini
1 Kebebasan 0 0 2 25 4 50 2 25 0 0
7 melakukan
metode
sendiri
dalam
menyelesai
kan
pekerjaan
1 Kesempata 0 0 1 12, 2 25 5 62, 0 0

90
8 n untuk 5 5
meningkat
kan
kemampua
n kerja
melalui
pelatihan
atau
pendidikan
tambahan
1 Kesempata 0 0 1 12, 5 62, 2 25 0 0
9 n untuk 5 5
mendapatk
an posisi
yang lebih
tinggi
2 Kesempata 0 0 1 12, 4 50 3 37, 0 0
0 n untuk 5 5
membuat
suatu
prestasi
dan
mendapatk
an
kenaikan
pangkat
Jumlah 3 38 76 39 3

Persentase 1,8 23,75 47,50 24,37 1,8


% % % % %

Sumber: Hasil pengkajian terhadap perawat 20-22 Maret 2018 di Ruang Rawat
Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasi Presentase Kepuasan Kerja Perawat

ST (Sangat Tidak Puas) : 1,8%


TP (Tidak Puas) : 23,75%
CP (Cukup Puas) : 47,50%
P (Puas) : 24,37%

91
SP (Sangat Puas) : 1,8%

Analisa Data:
Berdasarkan tabel kepuasan kerja perawat di atas disimpulkan bahwa sebanyak
1,8% perawat merasa sangat tidak puas, sebanyak 23,755% merasa tidak puas,
47,50% perawat merasa cukup puas, 24,37% merasa puas, dan 1,8% perawat
merasa sangat puas. Berdasarkan tabel di atas sebanyak 8 perawat merasa cukup
puas dengan kemampuan dalam menggunakan waktu bekerja dengan penugasan
yang diberikan. Menurut chusway, Barry & Lodge, Derek, 1993 dalam Argapati
dkk (2013) perasaaan puas terhadap kemampuan dalam menggunakan waktu
bekerja dengan penugasan yang diberikan yang akan mempengaruhi keputusan
karyawan tersebut tentang seberapa keras dia akan bekerja.
Pada aspek gaji yang diterima perawat/bidan berdasarkan data pada tabel
sebanyak 2 karyawan menyatakan sangat tidak puas dengan jumlah gaji yang
diterima dibandingkan pekerjaan yang dilakukan . Robbins (2001) dalam Argapati
dkk (2013) menyatakan bila gaji diberikan secara adil sesuai tuntutan pekerjaan,
tingkat keterampilan individu dan standard pengupahan komunitas, kemungkianan
besar menghasilkan kepuasan pada pekerja.

3. Instrumen C
a. Kepatuhan Tenaga Keperawatan Terhadap SPO Keperawatan
1) Kajian Teori
Standar praktek keperawatan adalah ekspetasi minimal dalam
memberikan asuhan keperawatan yang aman, efektif, dan etis.
(PPNI,1999). Standar praktik keperawatan merupakan praktik
keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang
dilakukan oleh anggota profesi. Standar praktik keperawatan harus
dinamik sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Tujuan standar praktik keperawatan menurt Gilles (1989)
adalah untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan, mengurangi

92
biaya asuhan keperawatan, dan melindungi pasien dari tindakan
kelalaian dalam melaksanakan tugas dan melindungi psien dari
tindakan yang tidak terapeutik. Ruang lingkup standar praktik
keperawatan menurut PPNI (2009): Standar I: Ilmu Pengetahuan,
Standar II: Akuntabilitas Professional. Standar III: Pengkajian,
Standar IV: Perencanaan, Standar V, Pelaksanaan, Standar VI:
Evaluasi.

Standar intervensi keperawatan dirumah sakit mengacu pada teori


kebutuhan dasar manusia yang dikemukakan oleh Handerson, yaitu
terdiri dari 14 kebtuhan dasar manusia (Nursalam, 2011).

2) Kajian Data
Hasil observasi menggunakan instrumen standar prosedur
operasional keperawatan Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil:

Tabel 2. 24 Observasi Penerimaan Pasien Baru Yang Dilakukan Perawat di


Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan
Skala Guttman (1 : Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Februari 2018 (n=10 orang
perawat)

No Aspek yang di nilai Penilaian


1 0
1 Memberikan salam sebagai komunikasi terepeutik 8 2
2 Bila pasien dapat berdiri, ukur berat badaan dan tinggi 0 10
badan kemudian di baringkan di tempat tidur
3 Anamnesa (mengenai biodata , keluhan utama, riwayat 10 0
penyakit dan lain)
4 Pemeriksaan fisik yang meliputi keadaan umum pasien 8 2

93
(pengukuran suhu pasien, denyut nadi, pernafasan, tekanan
darah dan lain-lain)
5 Laporkan pasien baru tersebut kepada penanggung jawab 10 0
ruangan atau docter yang bersangkutan
6 Catat nama dan alamat yang jelas dalam buku register ruang 10 0
perawat
7 Jelaskan ke pasien dan keluarga mengenai hak dan 10 0
kewajiban pasien, tata tertib rumah sakit, prosedur
administrasi waktu kunjungan dan lain-lain
8 Catat anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan 6 4
penunjang lain bila ada dalam catatan rekam medis pasien
Terminasi
9 Baik terimakasih 8 2
Jumlah 70 20
Presentase 77,78 22,22
% %
Sumber: hasil data primer di Ruang Rawat Inap Alamanda Tanggal 20-22 Maret
2018
Analisa Data:

Berdasarkan hasil analisis penerimaan pasien yang dilakukan perawat di


Ruang Rawat Inap Alamanada RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan
data 22.22 % dalam penerimaan pasien baru perawat tidak melakukan prosedur
dengan baik, dan 77,78 % dalam penerimaan pasien baru perawat sudah
melakukan prosedur dengan baik. Hasil observasi masih ada perawat yang
tidak melakukan pemeriksaan fisik ketika pasien masuk ke rumah sakit.
Perawat tidak melakukan penimbangan berat badan pada pasien yang bisa
berdiri.

Tabel 2. 25 Observasi Pelaksanan perawatan luka jahitan di Ruang Rawat


Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan Skala
Guttman (1 : Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak

94
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program terapi 0 0
2. Mencuci Tangan 0 0
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip 0 0
4. Membawa alat di dekat pasien dengan benar 0 0
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 0 0
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga/ pasien 0 0
3. Menanyakan persiapan Klien sebelum kegiatan 0 0
dilakukan
Tahap Kerja
1. Memasang sampiran / jaga privacy 0 0
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat 0 0
3. Membuka peralatan 0 0
4. Memakai sarung tangan 0 0
5. Membasahi plester dengan alcohol / wash bensin dan 0 0
buka dengan menggunakan pincet
6. Membuka balutan lapisan terluar 0 0
7. Membersihkan sekitar luka dan bekas plester 0 0
8. Membuka balutan lapisan dalam 0 0
9. Menekan tepi luka ( sepanjang luka ) 0 0
10. Melakukan debridement 0 0
11. Memebersihkan luka dengan Nacl 0 0
12. Melakukan kompres desinfektan dan tutup dengan kassa 0 0
13. Memasang plester atau verband 0 0
14. Merapikan pasien 0 0
Tahap Terminasi
1. Evaluasi Tindakan 0 0
2. Berpamitan dengan pasien 0 0
3. Membereskan alat-alat 0 0
4. Mencuci tangan 0 0
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 0 0
JUMLAH 0 0
PRESENTASE 0% 0%

Analisa data:

Berdasarkan hasil analisis perawatan luka jahitan yang dilakukan perawat


di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan
data 0 %. Dari hasil data yang didapatkan angka 0 % disini menjelaskan bahwa

95
tindakan perawatan jahitan luka sudah tidak dilakuan dibangsal melainkan di poli
dikarenakan pasien hanya dirawat diruangan hanya 2 x 24 jam atau 2 hari
sedangkan perawatan jahitan luka dilakukan dihari ke 3.

Tabel 2. 26 Observasi Pelaksanan Pengambilan Darah Vena di Ruang Rawat


Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan Skala Guttman
(1 : Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program terapi 0 0
2. Mencuci Tangan 0 0
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip 0 0
4. Mendekatkan alat di dekat pasien dengan benar 0 0
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 0 0
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga/ pasien 0 0
3. Menanyakan persiapan Klien sebelum kegiatan dilakukan 0 0
Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien dan pilih vena dari arah diastal 0 0
2. Memasang perlak dan alasnya 0 0
3. Membebaskan daerah yang diinjeksi 0 0
4. Meletakkan tourniquet 5 cm proximal yang akan ditusuk 0 0
5. Memakai handscoon 0 0
6. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol (melingkar dari 0 0
arah dala keluar)
7. Mempertahankan vena pada posisi stabil 0 0
8. Memegang spuit dengan derajat 30 derajat 0 0
9. Menusuk dengan kemiringan 30 derajat, dan lubang jarum 0 0
menghadap ke atas
10. Melakukan aspirasi dan pastikancdarah masuk ke spuit, 0 0
ambil sesuai kebutuhan
11. Membuka tourniquet 0 0
12. Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan 0 0
kapas
13. Menutup daerah tusukan dengan hepafix / plester 0 0
14. Memasukkan darah kedalam botol specimen 0 0
Tahap terminasi
1. Evaluasi tindakan 0 0

96
2. Berpamitan dengan pasien 0 0
JUMLAH 0 0

PRESENTASE 0% 0%

Analisa Data:

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengambilan darah vena yang


dilakukan perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul didapatkan data 0 %. Keterangan 0 % disini menjelaskan bahwa selama
observasi belum ditemukan atau dilihat adanya tindakan pengambilan darah.

Tabel 2. 27 Observasi Pelaksanan Pemasangan Infus di Ruang Rawat Inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan Skala Guttman (1:
Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018 (n=5 orang perawat)

Penilaian
Aspek Yang Dinilai
No 1 0
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program terapi 5 0
2. Mencuci Tangan 0 5
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip 5 0
4. Mendekatkan alat di dekat pasien dengan benar 0 5
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 0 5
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga/ pasien 5 0
3. Menanyakan persiapan Klien sebelum kegiatan dilakukan 0 5
Tahap kerja
1. Melakukan desinfektan tutup botol cairan 5 0
2. Menutup saluran infuse/ klem 5 0
3. Menusukkan saluran infuse dengan benar 5 0
4. Menggantung botol cairan infuse pada standart infuse 5 0
5. Mengisi tabung reservoir infuse sesuai tanda 5 0
6. Mengalirkan cairan hingga tidak ada udara dalam selang 5 0
7. Mengatur posisi dan pilih vena 5 0
8. Memasang perlak dan alasnya 0 5
9. Membebaskan daerah yang diinsersi 5 0
10. Meletakkan tourniquet 5 cm proksimal yang akan ditusuk 5 0
11. Memakai handscoon 5 0
12. Membersihkan kulit dengan kapas alcohol 5 0

97
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil 5 0
14. Memegang IV cateter dengan sudut 30 derajat 5 0
15. Menusuk vena dengn lubang jarum menghadap ke atas 5 0
16. Memastikan IV cateter secara perlahan 5 0
17. Menarik mandrin dan menyambung dengan slang 5 0
18. Melepas tourniquet 5 0
19. Mengalirkan cairan infuse 5 0
20. Melakukan fiksasi IV cateter 5 0
21. Member desinfeksi daerah tusukan dan menutup dengan 5 0
kassa
22. Mengatur tetesan sesuai program 0 5
Tahap Terminasi
1. Evaluasi Tindakan 0 5
2. Berpamitan dengan pasien 0 5
3. Membereskan alat-alat 5 0
4. Mencuci tangan 0 5
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 0 5
JUMLAH
PRESENTASE 71,52 29,48
% %

Analisa Data :

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemasangan infus yang dilakukan


perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan data 71,52 %. Sudah dalam kategori baik. Namun ada data 29,48 %
yang masih harus ditingkatkan dan diperbaiki dalam SPO pemasangan infus yang
harus diperhatikan.

Tabel 2. 28 Observasi Pelaksanan Vulva Hygine di Ruang Rawat Inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan Skala Guttman (1 :
Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018 (n=6)

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai 1 0
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 6 0
2. Mencuci Tangan 1 5
3. Mebawa alat di dekat pasien dengan benar 6 0
Tahap Orientasi

98
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 6 0
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga/ pasien 3 3
3. Menanyakan persiapan Klien sebelum kegiatan dilakukan 2 4
Tahap kerja
1. Menjaga privasi klien 6 0
2. Memasang selimut mandi 0 6
3. Mengatur posisi pasien dorsal recumbent 6 0
4. Memasang alat dan perlak dibawah pantat 3 3
5. Melepaskan celana dan pembalut, kemudian segera pasang 6 0
pispot sambil memperhatikan lochea. Celana dan pembalut
dimasukkan ke dalam tas plastik yang berbeda
6. Mempersilakan bila ingin BAB/BAK 4 2
7. Memakai sarung tangan kiri 6 0
8. Menguyur vulva dengan air matang 0 6
9. Mengambil pispot 0 6
10 Meletakkan bengkok didekat vulva 0 6
11 Mengambil kapas basah 6 0
12 Membuka vulva dengan ibu jari dan telunjuk 6 0
13 Membersihkan mulai dari labia mayora kiri, mayora kanan, 6 0
vestibulum, perinium. Arah dari atas ke bawah dengan kapas
basah (satu kapas, satu kali usap)
14 Memasang celana dalam 6 0
15 Mengambil alas perlak, mengambil selimut mandi 5 1
Tahap terminasi
1. Evaluasi tindakan 2 4
2. Berpamitan dengan pasien 6 0
3. Membersihkan alat-alat 6 0
4. Mencuci tangan 6 0
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 6 0
JUMLAH 110 46

PRESENTASE 70,51 29,49


% %

Analisa Data:

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan vulva hygine yang dilakukan


perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan data 70,51 % dalam peleksanaan tindakan vulva hygine perawat
sudah melakukan prosedur dengan baik. Namun masih terdapat 29,49 %
dalam tindakan vulva hygine perawat belum melakukan prosedur dengan baik

99
seperti tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, tidak membawa
alat di dekat pasien dengan benar, perawat juga tidak menanyakan persiapan
klien sebelum kegiatan dilakukan, tidak memasang selimut mandi, tidak
mengguyur vulva dengan air matang, dan tidak mengambil pispot, perawat
juga ada yang tidak melakukan evaluasi keadaan pasien setelah dilakukan
tindakan.

Tabel 2. 29 Observasi Pelaksanan Tranfusi di Ruang Rawat Inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan Skala Guttman (1 :
Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018 (n=10 orang perawat)

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai 1 0
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program terapi 10 0
2. Mencuci Tangan 0 10
3. Menyiapkan obat sesuai prinsip 10 0
4. Mendekatkan alat di dekat pasien dengan benar 10 0
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 10 0
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga/ pasien 10 0
3. Menanyakan persiapan Klien sebelum kegiatan dilakukan 7 3
Tahap kerja
1. Mencocokkan identitas pasien yang berada digelang dan 6 4
kantong darah
2. Melepas selang infuse dari flabot dam memindahkan ke 10 0
kantong darah
3. Menghitung jumlah tetesan sesuai program 8 2
4. Memperhatikan reaksi pasien 4 6
Tahap terminasi
1. Evaluasi tindakan 0 10
2. Berpamitan dengan pasien 10 0
3. Membersihkan alat-alat 10 0
4. Mencuci tangan 8 2
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 8 2
JUMLAH 121 39

PRESENTASE 75,62 24,38


% %

100
Analisa data :

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan transfusi darah yang dilakukan


perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
didapatkan data 75,62% dalam tindakan tranfusi darah perawat sudah
melakukan prosedur dengan baik. Namun masih terdapat 24,38 % dalam
melakukan tindakan tranfusi perawat belum mematuhi prosedur seperti tidak
mencuci tangan sebelum melakukan tindakan dan perawat belum menanyakan
reaksi transfuse yang dirasakan pasien.

Tabel 2. 30 Observasi Pelaksanan cuci tangan biasa dan aseptik di


Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan
Skala Guttman (1 : Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018 (n=10)

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai 1 0
Tahap Pra Interaksi
1. Kuku dalam keadaan pendek 10 0
Tahap kerja
1. Melepas semua asesoris pada tangan dan gulung lengan baju 7 3
sampai siku
2. Melakukan inspeksi tangan dan jari, adanya luka / sayatan 10 0

3. Menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh washtafel 6 4


(jika tangan menyentuh washtafel, cuci tangan di ulang )
4. Mengalirkan air, hindari percikan pada pakaian 10 0
5 Membasahi tangan dan lengan bawah, mempertahankannya 10 0
lebih rendah dari siku
6 Menaruh sedikit sabun atau antiseptik (2-4 cc) untuk sabun 10 0
batang pegang dan gosok sampai berbusa
7 Menggosok kedua lengan dengan cepat, selama 10-15 detik 10 0
8 Menggosok punggung tangan, selah selah jari 10 0
9 Menggosok jari-jari secara melingkar minimal 5 kali 10 0
10 Menggosok ujung-ujung jari ke telapak tangan yang lain 10 0
11 Membilas lengan dan tangan sampai bersih 10 0
12 Menutup keran dengan siku (bila keran harus ditutup dengan 8 2
tangan, cuci keran dengan sabun terlebih dahulu sebelum

101
membilas tangan)
13 Mengeringkan tangan dengan handuk atau pengering 10 0
JUMLAH 131 9

PRESENTASE 93,57 6,43


% %

Analisa data :

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan cuci tangan biassa dan antiseptik


yang dilakukan perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan data 93,57% dalam tindakan cuci tangan perawat
sudah melakukan prosedur dengan sangat baik. Namun masih terdapat 6,43 %
tindakan cuci tangan perawat belum mematuhi prosedur seperti tidak menutup
keran dengan siku, tidak menjaga agar tangan dan pakaian tidak menyentuh
washtafel, dan sebagian perawat/ bidan tidak melepas semua asesoris pada
tangan dan gulung lengan baju sampai siku.

Tabel 2. 31 Observasi Pelaksanan Pengukuran Tekanan Darah di


Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan
Skala Guttman (1 : Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018 (n=10 orang
perawat)

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai 1 0
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 10 0
2. Mencuci Tangan 0 10
3. Membawa alat didekat pasien dengan benar 10 0
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 8 2
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga/ pasien 0 10
3. Menanyakan persiapan Klien sebelum kegiatan dilakukan 4 6
Tahap kerja
1. Mengatur posisi pasien : supinasi 8 2
2. Menempatkan diri disebelah kanan pasien bila memungkinkan 10 0

102
3. Membebaskan lengan pasien dari baju 10 0

4. Memasang manset 2 jari diatas medianan cubiti, selang sejajar 8 2


arteri bracialis
5. Meraba denyut arteri bracialias 5 5
6. Meletakkan diafragma stetoskop diatas arteri bracialis 10 0
7. Menutup sekrup balon, membuka kunci air raksa 10 0
8. Memompa manset hingga tak terdengar bunyi denyut arteri 10 0
9. Membuka sekrup balon perlahan-lahan sambil melihat turunnya 10 0
air raksa atau jarum dan dengarkan bunyi denyut pertama
(systole) hingga bunyi terakhir (dyastole) sampai tekanan nol
10 4 6
Melakukan validasi dengan mengulang mulai point 8 sampai 9
(bila hasil pengukuran keduanya berbeda ulangi sekali lagi)
11 10 0
Mengunci air raksa dan melepaskan manset
12 10 0
Mencatat hasil pengukuran pada buku catatan
Tahap terminasi
1. Evaluasi tindakan 8 2
2. Berpamitan dengan pasien 8 2
3. Membersihkan alat-alat 7 3
4. Mencuci tangan 4 6
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 10 0
JUMLAH 174 56
PRESENTASE\ 75,65 24,35
% %

Analisa data :

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pengukuran tekanan darah yang


dilakukan perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan data 75,65% dalam pelaksanaan pengukuran
tekanan darah perawat sudah melakukan prosedur dengan baik. Namun masih
terdapat 24,35 % dalam tindakan pelaksanaan pengukuran tekanan darah
perawat belum mematuhi prosedur seperti tidak mencuci tangan sebelum
melakukan tindakan dan perawat tidak menjelaskan tujuan dan prosedur
tindakan.

103
Tabel 2. 32 Observasi Pelaksanan pemberian obat intravena di Ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan Skala
Guttman (1 : Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-22 Maret 2018 (n=10 orang perawat)

Penilaian
No Aspek Yang Dinilai 1 0
Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada 10 0
2. Mencuci Tangan 7 3
3 Menyiapkan obat sesuai prinsip (baca dengan teliti program 10 0
pengobatan yang ada di status, yaitu nama obat, dosis, waktu,
cara pemberian), baca etiket obat, obat-obat yang tidak jelas
etiketnya jangan digunakan
4 Membawa alat di dekat pasien dengan benar 10 0
Tahap Orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik 10 0
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pada keluarga/ pasien 7 3
3. Menanyakan persiapan Klien sebelum kegiatan dilakukan 8 2
Tahap kerja
1. Membaca kembali etiket obat yang akan diberikan 2 8
2. Memposisikan pasien dan pilih vena dari arah distal 10 0

3. Memasang perlak dan alsanya 0 10

4. Membebaskan daerah yang akan diinjeksi 10 0


5. Meletakkan torniquet 5cm proksimal yang akan di tusuk 10 0
6. Memakai handscoon 10 0
7. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol ( melingkar dari arah 8 2
dalam ke arah luar) biarkan kering
8. Memegang spuit dengan sudut 300 10 0
9. Menusuk dengan kemiringan 300, dan lubang jarum menghadap 10 0
ke atas
10 8 2
Melakukan aspirasi dan pastikan darah masuk ke spuit
11 10 0
Membuka tourniquet
12 10 0
Masukkan obat secara perlahan – lahan
13 10 0
Mencabut spuit sambil menekan daerah tusukan dengan kapas
14 10 0
Menutup daerah tusukan dengan plester/hipafik
15 10 0
Membuang spuit ke dalam tempat yang sudah di sediakan

104
16 3 7
Membaca kembali etiket obat yang akan diberikan
Tahap terminasi
1. Evaluasi tindakan 7 3
2. Berpamitan dengan pasien 10 0
3. Membersihkan alat-alat 6 4
4. Mencuci tangan 4 6
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan 10 0
JUMLAH 230 50
PRESENTASE 82,14 17,86
% %
Analisa data :

Berdasarkan hasil analisis pelaksanaan pemberian obat intravena yang


dilakukan perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul didapatkan data 82,14% dalam melakukan tindakan
pemberian obat intravena perawat sudah melakukan prosedur dengan baik.
Namun masih terdapat 17,86 % dalam tindakan pemberian obat intravena
perawat belum mematuhi prosedur seperti tidak membaca kembali etiket obat
memasang perlak saat tindakan dan tidak mencuci tangan setelah melakukan
tindakan.

b. Proses Manajemen Pelayanan Keperawatan


1) Kajian Teori
Model praktek keperawatan menempatkan pendekatan
manajemen (Manajemen Approach) sebagai pilar praktek
profesional yang pertama. Oleh sebab itu, proses manajemen harus
dilaksanakan dengan disiplin demi menjamin pelayanan yang
diberikan kepada pasien dan atau keluarga.
Di ruang MPKP pendekatan manajemen diterapkan dalam
bentuk fungsi manajemen yang terdiri dari hal-hal berikut:
a) Perencanaan
Bagan 2.6 Skema Mekanisme Kerja Fungsi Manajemen
Keinginan kebutuhan
menurut Handoko (1995) Perencanaan

Pengorganisasian
Tujuan
Pengarahan
105
Pengkoordinasian

Informasi Pengawasan
Kajian teori

Perencanaan adalah sebuah keputusan untuk suatu kemajuan yang


berisikan apa yang akan dilakukannya serta bagaimana, kapan dan dimana
akan dilaksanakannya. Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu
perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan organisasi yang
telah ditetapkan. Perencanaan dibuat untuk menentukan kebutuhan dalam
asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe tenaga
keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur organisasi yang
dapat mengoptimalkan efektifitas staff serta menegakkan kebijaksanaan
dan prosedur operasional untuk mencapai visi dan misi institusi yang telah
ditetapkan.

Unit perawatan merupakan unit terkecil dalam kegiatan pelayanan


rumah sakit. Perencanaan yang disusun mengacu kepada kerangka utama
rencana strategi rumah sakit dengan mempertimbangkan kekuatan,
kelemahan, peluang yang nyata dan ancaman eksternal yang harus
diantisipasi. Kerangka perencanaan yang matang sangat membantu dalam
upaya melakukan perbaikan atau improvisasi apabila dalam perjalanan
kegiatan usaha pengeluaran yang tidak diharapkan. Dengan demikian
perencanaan dapat dikoreksi tanpa kehilangan waktu dan efisiensi.
Kerangka perencanaan terdiri dari:

106
a) Misi, berisi tujuan jangka panjang mengenai bagaimana langkah
mencapai visi.

b) Filosofi, sesuatu yang bisa menguatkan motivasi

c) Tujuan, berisikan tujuan yang ingin dicapai

d) Obyektif, berisi langkah-langkah rinci bagaimana mencapai tujuan.

e) Prosedur, berisi pelaksanaan perencanaan

f) Aturan, berisi langkah-langkah antisipasi untuk hal-hal yang


menyimpang

Model perencanaan meliputi:

1) Reactive planning, yaitu tak ada perencanaan, manajer


langsung melakukan tindakan begitu menemukan masalah.
Perubahan yang terjadi tidak pasti karena dipengaruhi oleh
masalah dan kondisi yang ada.

2) Inactive planning, yatu perencanaan sudah dibuat sejalan


dengan masalah yang muncul (telah ada bayangan atau
perencanaan tetapi dalam pelaksanaannya dilakukan sejalan
dengan perkembangan masalah.

3) Preactive planning, yaitu penyusunan perencanaan dengan


mengetahui rencana ke depan pencapaian target yang sudah
pasti (sudah jelas dan tidak berubah). Ciri dari perencanaan ini
adalah tujuan yang akan dicapai jelas, terdapat pembatasan
waktu perencanaan berlangsung, terdapat indikator pencapaian
target, risiko dan ketidakpastian jelas.
4) Proactive planning, yaitu pembuatan perencanaan dengan
memperhatikan masa lalu, masa sekarang dan masa depan.
Masa lalu digunakan sebagai pengalaman untuk menyusun
perencanaan sekarang dan masa depan, masa sekarang sebagai

107
pelaksanaan perencanaan, dan masa depan merupakan
perencanaan yang disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan
perencanaan masa lalu dan sekarang.
Perencanaan berdasarkan periode meliputi :

1) Perencanaan jangka pendek (target waktu dalam minggu


atau bulan)

2) Perencanaan jangka menengah (periode dalam satu tahun)

3) Perencanaan jangka panjang (periode tahun mendatang)

b) Pengorganisasian
(1) Kajian teori
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas-aktivitas
untuk mencapai tujuan objektif, penugasan suatu kelompok
manager dengan autoritas pengawasan setiap kelompok dan
menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat
dengan unit lainnya, baik secara vertikal maupun horisontal,
yang bertanggung jawab untuk mencapai objektif organisasi
(Swansburg, 2012).
Organisasi kepemimpinan murni merupakan jenis struktur
formal paling sederhana dan tertua. Dalam organisasi dengan
ukuran tertentu, struktur kepemimpinan merupakan jenis yang
besar kemungkinan untuk berkembang melalui proses
evolusioner karena dengan peningkatan jumlah pekerjaan yang
harus diselesaikan dan jumlah pekerja yang mengerjakannya ada
kecenderungan untuk membagi pekerjaan ke dalam tugas
khusus dan untuk mengatur pekerja yang terikat dalam tugas
yang sama ke dalam kelompok yang jelas menurut definisi
pekerja yang logis.
Pengorganisasian menentukan mengenai tenaga yang akan
melaksanakan perencanaan, pembagian tugas, wewenang,

108
tanggung jawab dan mekanisme pertanggungjawaban masing-
masing kegiatan. Berdasarkan hal tersebut maka fungsi
pengorganisasian dari kepala ruang adalah (Nursalam, 2012):
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan
b) Merumuskan tujuan metode penugasan
c) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota secara jelas
d) Membuat rentang kendali kepala unit membawahi 2
ketua tim dan ketua tim membawahi 8-9 perawat
e) Mengatur dan mengendalikan logistik unit
f) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik
g) Mendelegasikan tugas saat kepala unit tidak berada di
tempat kepada ketua tim
h) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus
administrasi klien
i) Mengatur penugasan jadwal pos dan pekarya
j) Identifikasi masalah dan cara penanganan
Hoffart dan Woods (1996) mendefinisikan Model Praktik
Keperawatan Profesional (MPKP) sebagai suatu sistem
(struktur, proses, nilai-nilai profesional) yang memungkinkan
perawat profesional mengatur pemberian asuhan
keperawatan termasuk lingkungan untuk mendukung
pemberian asuhan keperawatan. MPKP terdiri dari elemen
sub sistem antara lain :
a) Nilai-nilai profesional (inti MPKP)
b) Pendekatan manajemen
c) Metode pemberian asuhan keperawatan
d) Hubungan profesional
e) Sistem kompensasi dan penghargaan
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada
beberapa teori mengenai metode asuhan keperawatan. Ada

109
beberapa metode pemberian asuhan keperawatan profesional
yang sudah ada dan akan terus dikembangkan.

1) Metode Fungsional
Metode fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam
pengelolaan asuhan keperawatan sebagai pilihan utama
pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu, karena masih
terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat, maka setiap
perawat hanya melakukan satu atau dua jenis intervensi
keperawatan saja (misalnya merawat luka) kepada semua
pasien di bangsal.

Kepala Ruangan

Perawat Perawat Penyiapan Kebutuhan


Pengobatan Merawat luka instrumen dasar

Pasien

Sistem pemberian Asuhan keperawatan fungsional


(Marquis dan Huston, 1998: 138)

Kelebihan:
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik.

b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.

110
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/
atau belum berpengalaman.

Kelemahan :
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
b. Pelayanan keperawatan terpisah – pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan

c. Presepsi perawat cenderung pada tindakan yang berkaitan dengan


keterampilan saja.

2) Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok
pasien perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas
tenaga professional, terkenal, dan pembantu dalam satu kelompok
kecil yang saling membantu.

Kelebihannya:

a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh

b. Mendukung palaksanaan proses keperawatan

c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah


diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.

Kelemahan :komunikasi antara anggota tim terbentuk terutama dalam


bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit
untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.

Konsep metode Tim :


a. Ketua tim sebagai perawat professional harus mampu menggunakan
berbagai teknik kepemimpinan

111
b. Pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana
keperawatan terjamin
c. Anggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim, model tim akan
berhasil bila didukung oleh kepala ruang.
Tanggung jawab anggota tim :
a. Memberikan asuhan keperawatan pada pasien dibawah tanggung
jawabnya
b. Kerja sama dengan anggota tim dan antar tim
c. Memberikan laporan

Tanggung jawab ketua tim :


a. Membantu perencanaan
b. Membantu penugasan, supervisi, dan evaluasi
c. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
d. Mengenbangkan kemampuan kemampuan anggota
e. Menyelenggarakan konferensi.

Tanggung jawab kepala ruang :

a. Perencanaan :

1. Menunjuk ketua tim yang akan bertugas diruangan masing-


masing

2. Mengikuti serah terima pasien pada sift sebelumnya

3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien: gawat, transisi,


dan persiapan pulang, bersama ketua tim

112
4. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan
aktivitas dan kebutuhan pasien bersama ketua tim, mengatur
penugasan/ penjadwalan

5. Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan

6. Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologi,


tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan, dan
mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien

7. Mengatur dan mengendalikan asuhan keperawatan, termasuk


kegiatan membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan ,
membimbing penerapan proses keperawan dan menilai asuhan
keperawatan, mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah,
serta memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang
baru masuk

8. Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri

9. Membantu membimbing peserta didik keperawatan

10. Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan dan rumah


sakit

b. Pengorganisasian :

1. Merumuskan metode penugasan yang digunakan

2. Merumuskan tujuan metode penugasan

3. Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim secara jelas

4. Membuat rentang kendali, kepala ruangan membawahi 2 ketua


tim, dan ketua tim membawahi 2-3 perawat

113
5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan , membuat
proses dinas, mengatur tenanga yang ada setiap hari, dan lain-
lain

6. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan

7. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik

8. Mendelegasikan tugas, saat kepala ruang tidak berada ditempat


kepada ketua tim

9. Member wewenang kepada tata usaha untuk mengurus


administrasi pasien

10. Mengatur penugasan jadwal pos dan pakarnya

11. Identifikasi masalah dan cara penanganannya

c. Pengarahan :

1. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim

2. Member pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas


dengan baik

3. Member motivasi dalam peningkatan pengetahuan,


keterampilan, dan sikap

4. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan


berhubungan dengan askep pasien

5. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan

6. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam


melaksanakan tugasnya

7. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lain.

d. Pengawasan

114
1) Melalui komunikasi :

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim


maupun pelaksana mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.

2) Melalui supervise :

a) Pengawasan langsung dilakukan dengan cara inspeksi,


mengamati sendiri, atau melalui laporan langsung secara lisan,
dan memperbaiki / mengawasi kelemahan-kelemahan yang ada
saat itu juga

b) Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua


tim, membaca dan memeriksa rencan keperawatan serta catatan
yang dibuat selama dan sesudah proses keperawatan
dilaksanakan (didokumentasikan), mendengar laporan ketua
tim tentang pelaksanan tugas

c) Evaluasi

d) Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan


rencana keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim

e) Audit keperawat

Kepala Ruangan

115
ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Anggota Anggota


Pasien / klien Pasien / klien Pasien / klien

Sistem pemberian asuhan keperawatan “Team Nursing”


(Marquis dan Huston, 1998 : 138)
1) Metode Primer
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab
penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai
dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit. Mendorong praktik
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan
dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adannya
keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan perawat yang
ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan koordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat

Sistem Model Metode Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP)

Tim Medis Kepala


Sarana Rs
ruang
116

PA
PP 11 PA1 1
PP
PA2 PA2
Pasien Pasien

Bangan Pengembangan MAKP

Dokter Kepala ruang Sarana RS

Perawat primer

Pasien / klien

Perawat pelaksana Perawat pelaksana


night jika diperlukan days
Perawat pelaksana
evening

Diagram sistem asuhan keperawatan primer


(Marquis dan Huston, 1998 : 138 )

Kelebihan :
a. Bersifat kontinuitas dan komprehensif

117
b. Perawat primer mendapat akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan
memungkinkan pengembangan diri

c. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah


sakit (Gillies, 1989)

Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan


karena terpenuhinya kebutuhan secara individu, selain itu asuhan yang
diberikan bermutu tinggi, dan mencapai pelayanan yang efektif terhadap
pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi. Dokter juga
merasakan informasi tentang kondisi pasien yang selalu diperbaharui dan
komprehensif.

Kelemahannya adalah hanya dapat dilakukan oleh perawat yang


memiliki pengalaman dan pengetahuan yang memadai dengan kritria
asertif, self direction, kemampuan mengambil keputusan yang tepat,
menguasai keperawatan klinis, penuh pertimbangan, serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin ilmu.

Konsep dasar metode primer :


a. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat
b. Ada otonomi
c. Ketertiban pasien dan keluarga
Tugas perawat primer :
a. Mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas
d. Mengomunikasikan dan mengoordinasikan pelayanan yang diberikan
oleh disiplin lain maupun perawat lain
e. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai
f. Menerima dan menyesuaikan rencana
g. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang

118
h. Melakukan rujukan kepada pekerja social, kontak dengan lembaga
social dimasyarakat
i. Membuat jadwal perjanjian klinis
j. Mengadakan kunjungan rumah
Peran kepala ruang / bangsal dalam metode primer :
a. Sebagai konsultan dan pengendalian mutu perawat primer
b. Orientasi dan merencanakan karyawan baru
c. Menyusun jadwal dinas dan member penugasan pada perawat asisten
d. Evaluasi kerja
e. Merencanakan / menyelenggarakan pengembangan staf
f. Membuat 1-2 pasien untuk model agar dapat mengenal hambatan yang
terjadi
Ketenangan metode primer :
a. Setiap perawat primer adalah perawat bed side atau selalu berada dekat
dengan pasien
b. Beban kasus pasien 4-6 orang untuk satu perawat primer
c. Penugasan ditentukan oleh kepala bangsal
d. Perawat primer dibantu oleh perawat professional lain maupun
nonprofessional sebagai perawat asisten
2) Metode Kasus.
Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien
saat ia dinas, pasien akan dirawat oleh perawat oleh perawat yang
berada untuk setiap sif, dan tidak ada jaminan bahwa pasien akan
dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya metode penugasan
kasus biasa diterapkan sutu pasien satu perawat, dan hal ini umumnya
dilaksanakan untuk perawat privat / pribadi dalam memberikan asuhan
keperawatan khusus seperti kasus isolasi dan intensive care.

Kelebihannya:

a. Perawat lebih memahami kasus perkasus


b. Sistem evaluasi dari manajerial menjadi lebih muda

119
Kekurangannya:
a. Belum dapatnya diidentifikasi perawat penangggung jawab
b. Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar
yang sama.

Kepala ruang

Staf Staf Staf


Perawat Perawat Perawat

Pasien / Pasien / Pasien /


klien Klien Klien

Sistem Asuhan Keperawatan “Case Method Nursing”


(Marquis dan Huston, 1998 : 136)
3) Modifikasi : MAKP Tim-Primer
Model MAKP Tim dan Primer digunakan secara kombinasi dari kedua
sistem menurut Ratna S. Sudarsono (2000) penetapan sistem model
MAKP ini didasarkan pada beberapa alasan :

a. Keperawatan primer tidak digunakan secarna murni, karena perawat


primer harus mempunyai latar belakang pendidikan S-1 keperawatan
atau setara
b. Keperawatan tim tidak digunakan secara murni, karena tanggung
jawab asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim
c. Melalui kombinasi kedua model tersebut diharapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada
primer karena saat ini perawat yang ada di Rs sebagian besar adalah
lulusan D-3, bimbingan tentang asuhan keperawatan diberikan oleh

120
perawat primer / ketua tim contoh (dikutip dari Ratna S. sudarsono,
2002) :
Model MAKP ini ruangan memerlukan 26 perawat. Dengan
menggunakan model modifikasi keperawatan primer ini diperelukan
empat orang perawat primer (pp) dengan kualitas Ners, disamping seorang
kepala rung rawat yang juga Ners, perawat pelaksana (PA) 21 orang,
kualitas pendidikan perawat pelaksana terdiri atas lulusan D-3
Keperawatan (tiga orang) dan SPK (18 orang) pengelompokan tim pada
setiap shift jaga

Kepala Ruang

PP 1 PP 2 PP 3 PP 4

PA PA PA
PA

PA P PA PA
A

7-8 7-8 7-8 7-8


Pasien Pasien Pasien Pasien

3) Kajian Data

121
Tabel 2.30 Evaluasi Tugas Kepala Ruang Keperawatan di Ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
(Skala Guttman Ya: 1, Tidak : 0) observasi 5 kali

Tugas Kepala Ruang Keperawatan Yang Observasi


Ya Tidak
No Mendukung Pelaksanaan Sistem Pemberian
Asuhan Keperawatan Dengan Metode
Primer Modifikasi
1. Membagi staff ke dalam grup MPM sesuai 5 0
dengan kemampuan dan beban kerja
2. Membuat jadwal dinas koordinasi dengan PN 5 0
3. Kepala Ruang melakukan meeting morning 5 0
4. Membagi pasien ke dalam grup MPM sesuai 5 0
dengan kemampuan dan beban kerja
5. Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas 5 0
PN dan AN
6. Melakukan supervisi dan memberi motivasi 5 0
seluruh staf keperawatan untuk mencapai
kinerja yang optimal
7. Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan 5 0
keperawatan dengan melakukan evaluasi
melalui angket setiap pasien akan pulang
8. Mendelegasikan tugas kepada PPJR pada jaga 5 0
sore, malam, libur
9. Berperan serta sebagai konsultan dari PN 5 0
10. Melakukan pengawasan kedisiplinan tugas staff 5 0
melalui daftar hadir yang ada diruang
11. Memberikan pendidikan kesehatan kepada 5 0
pasien dan keluarga
Jumlah 55 0
Persentase 100% 0%

Analisa data :
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa tugas kepala di ruang rawat
inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dikategorikan dalam

122
kriteria sangat baik berdasarkan Arikunto (2006) yaitu (100). Tugas
kepala ruang sudah dilakukan dengan baik.

Evaluasi Pelaksanaan Tugas PN di dalam Sistem Asuhan Keperawatan


dengan Model Primer Modifikasi di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul Tanggal 20-22 Maret 2018 (Skala Guttman
Ya:1, Tidak : 0)

Observasi 3 kali
Tugas PN yang mendukung
pelaksanaan sistem pemberian
N asuhan keperawatan dengan PN1 PN2 PN3 PN4
o metode primer modifikasi PN 5

1 Bertugas pada pagi hari 3 3 3 3 3


Bersama AN menerima operan
2 tugas jaga dari AN yang tugas 3 3 3 3 3
malam
Bersama AN melakukan
konfirmasi/supervisi tentang
3 3 3 2 3
kondisi pasien segera setelah
selesai operan tugas jaga malam 3

Bersama AN melakukan do’a


bersama sebagai awal dan akhir
4 1 1 1 1
tugas dilakukan setelah selesai
operan tugas jaga malam 2

Melakukan pre conference


dengan semua AN yang ada
5 3 3 3 3
dalam grupnya setiap awal dinas
pagi 3

Membagi tugas atau pasien


6 kepada AN sesuai kemampuan 3 3 3 3 3
dan beban kerja

123
Melakukan pengkajian,
menetapkan masalah atau
diagnose dan perencanaan
7 keperawatan kepada semua 1 2 2 2
pasien yang menjadi tanggung 2
jawab ada bukti di rekam
keperawatan
Memonitor dan membimbing
8 0 2 0 0
tugas AN 0
Membantu tugas AN untuk
9 kelancaran pelaksanaan asuhan 3 2 2 3 2
pasien
Mengoreksi, merevisi, dan
melengkapi catatan asuhan
10 keperawatan yang dilakukan 0 0 2 1
oleh AN yang ada di bawah 2
tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi hasil kepada
setiap pasien sesuai tujuan yang
11 ada dalam perencanaan asuhan 0 0 0 0
keperawatan dan ada bukti dalam
rekam keperawatan 0
Melaksanakan operan jaga pada
setiap akhir dinas dan menerima
12 laporan akhir tugas jaga dari AN 3 3 3 3 3
untuk persiapan operan tugas
jaga berikutnya
Mendampingi AN dalam operan
13 tugas jaga kepada AN yang tugas 3 3 3 3 3
jaga berikutnya
Memperkenalkan AN yang ada
dalam satu grup atau yang akan
14 1 0 0 1
merawat selama pasien dirawat
atau kepada pasien/keluarga baru 1

Mendelegasikan tugas kepada


15 AN pada sore, malam, dan hari 2 3 3 3 2
libur

124
Melaksanakan pendelegasian
16 tugas PJ ruang bila pagi hari 3 3 3 3 3
tidak bertugas
Menyelenggarakan diskusi kasus
17 dengan dokter dan tim kes lain 0 0 0 0 0
setiap minggu
Melakukan visite bersama dokter
18 menyiapkan pasien untuk pulang 3 2 2 2 2
dan membuat discharge planning
Melaksanakan tugas lain yang
19 2 2 2 2
diberikan oleh Kepala Ruang 2
Menyelenggarakan diskusi
20 kasus/conference dengan dokter/ 2 2 2 0 2
tim kesehatan lainnya
Melakukan Post Conference
21 pada akhir dinas & menerima 2 2 2 2 2
laporan akhir tugas dari PA
Jumlah 41 40 40 40 43

65,07 63,49 63,49 68,25


Persentase 63,49%
% % %

Analisa data :
Berdasarkan data hasil observasi didapatkan hasil bahwa tugas PN di ruang
rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul menurut Arikunto
tergolong dalam kategori cukup yaitu sebersar 65,07%, 63,49%, 63,49%, 63,49%
dan 68,25%. Perawat primer sudah semuanya melakukan koreksi, merevisi, dan
melengkapi catatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh AN yang ada di
bawah tanggung jawabnya, tetapi perawat primer tidak melakukan evaluasi hasil
kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan
keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan. Perawat primer juga belum
melakukan Post Conference pada akhir dinas & menerima laporan akhir tugas dari

125
PA. Perawat primer juga tidak menyelenggarakan diskusi kasus/conference
dengan dokter/ tim kesehatan lainnya.

126
Evaluasi Pelaksanaan Tugas AN dalam Sistem Asuhan Keperawatandengan Metode Primer Modifikasi di Ruang Rawat Inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul

Tanggal 20-22 Maret 2018

(Skala Guttman Ya:1, Tidak: 0)

Observasi 3 kali
Tugas AN yang mendukung pelaksanaan sistem pemberian
N AN AN AN AN AN AN AN AN AN AN AN AN
asuhan keperawatan dengan metode primer modifikasi (P1)
o (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan
1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
kepada AN yang ada dalam satu grup
Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
setelah selesai operan setiap pasien
Melakukan do’a bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan
3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
setelah selesai serah terima operan tugas jaga
4 Mengikuti pre conference yang dilakukan PN setiap awal tugas 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan
Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam
6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
keperawatan
7 Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada PN 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0 0 0
Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien
8 yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1
keperawatan

127
Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
9 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
mengatasinya
Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang
10 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
menjadi tanggung jawabnya
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang
11 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1
menjadi tanggung jawabnya
Mengikuti post conference yang diadakan oleh PN pada setiap akhir
12 tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
menjadi tanggung jawabnya kepada PN
Bila tak ada PN wajib mengenalkan AN yang ada dalam grup yang
13 akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
pasien/keluarga baru
14 Melaksanakan pendelegasian tugas PN pada sore, malam libur 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila ada
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
masalah pasien pada sore malam libur
Mengikuti diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan lain setiap
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
seminggu sekali
Mengikuti diskusi kasus dalam pertemuan rutin keperawatan di
17 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1
ruangan
18 Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas AN 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3
Melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas membantu melakukan
19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
bimbingan PKK kepada peserta dikeperawatan

Jumlah 3 37 38 37 37 35 40 36 36 35 36 35
6

128
Persentase 438/684x100% = 64,03%

129
Analisa Data :
Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan hasil bahwa tugas AN di ruang
rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul menurut Arikunto
(2006) termasuk dalam kriteria cukup yaitu sebesar 64,03%. Hal ini dikarenakan
berdasarkan hasil data observasi di ruangan yang telah dilakukan selama 3 hari
masih ada tugas perawat yang belum dilaksanakan oleh perawat di ruangan,
seperti melakukan doa bersama diawal dan akhir tugas (operan jaga),dan tidak
melakukan post conference, serta tidak melaksanakan tugas lain konsultasi dan
sesuai uraian tugas membantu melakukan bimbingan PKK kepada peserta
dikeperawa

Tabel 2. 33 Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan Pasien


Dalam Sistem Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda

RSUD Panembahan Senopati Bantul ( Ya : 1, Tidak : 0)

Observasi 3 kali
Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan dengan
No Pasien atau Keluarga dapat Terjalin Terus Menerus Selama Ya Tidak
Pasien Dirawat
(1) (0)
1 Kepala ruang melakukan supervisi seluruh pasien yang ada di 3 0
ruangan setiap awal tugas
2 PN dan AN mensupervisi seluruh pasien yang menjadi
tanggungjawabnya segera setelah menerima operan tugas setiap 3 0
pasien.
3 PN menginformasikan peraturan dan tata tertib RS yang berlaku 0
3
kepada setiap pasien atau keluarga baru
4 PN memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan 2 1
merawat selama pasien dirawat di RS
5 PN atau AN melakukan visit atau monitoring pasien untuk 2 1
mengetahui perkembangan atau kondisi pasien
6 PN memberikan penjelasan setiap rencana tindakan atau 3 0
program pengobatan sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.
7 Setiap akan melakukan tindakan keperawatan PN atau AN
memberikan penjelasan atas tindakan yang akan dilakukan 2 1
kepada pasien atau keluarga

130
8 Kesediaan PN atau AN untuk menerima konsultasi/keluhan
2 1
pasien/keluarga dan berupaya mengatasinya
9 Pasien atau keluarga mengetahui siapa PN atau perawat yang
bertanggung jawab selama ia dirawat dan ditulis pada papan 1 2
nama pasien.
10 PN atau AN memberitahu dan mempersiapkan pasien yang akan
3 0
pulang.
Jumlah 24 6
Persentase 80% 20%
Analisa Data :

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa


hubungan profesional antar staf keeperawatan dengan klien di ruang rawat inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul menurut Arikunto termasuk
dalam kategori baik yaitu sebesar 80%. Namun terdapat 20% yang belum
dilakukan yang meliputi perawat primer tidak menginformasikan peraturan dan
tata tertib yang berlaku kepada setiap pasien atau keluarga baru, dan primer tidak
memperkenalkan perawat dalam satu grup yang akan merawat selama pasien
dirawat di RS. Berdasarkan hasil wawancara dengan pasien kadang pasien tidak
mengetahui perawat yang bertanggung jawab dan tidak ditulis pada papan nama
masing-masing pasien disertai dengan perawat penanggung jawabnya.

131
Tabel 2.34 Hubungan Profesional Antar Staf Keperawatan yang dapat
menjamin Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul (Skala Guttman : 1 : Ya, 0: Tidak)
tanggal 20-22 Maret 2018
Hubungan Profesional Antar staf Keperawatan yang Dapat Observasi
No Menjamin Asuhan Keperawatan yang Berkesinambungan
Tidak
Secara Terus Menerus Ya
Penyelia mengadakan pertemuan rutin Karu minimal
1 3 0
1x/minggu
PJ Ru Kep mengadakan petemuan rutin dengan seluruh staf kep
2 3 0
minimal sebulan sekali
Karu mengadakan pertemuan rutin dengan PN minimal
3 3 0
1x/minggu
PN mengadakan pre dan post conference pada setiap awal dan
4 2 1
akhir jaga pagi
5 PN menerima serah terima dari AN yang tugas jaga sebelumnya 3 0
PN mendampingi serah terima tugas jaga antara AN pada tugas
6 3 0
jaga berikutnya.
AN melaksanakan serah terima tugas jaga dari jaga sebelum
7 3 0
dan kepada tugas jaga berikutnya.
PN melakukan dokumentasi askep terutama dalam pengkajian,
8 2 1
menetapkan diagnosa dan penyusunan rencana keperawatan.
AN melakukan dokumentasi askep terutama dalam hal
9 1 2
pelaksanaan dan evaluasi keperawatan.
PN membuat laporan tugas pada PJ Ru Kep setiap akhir tugas
10 3 0
terutama keadaan umum pasien dan permasalahan yang ada.
PN melakukan motivasi /bimbingan/reinforcement dengan AN
11 1 2
setiap hari
12 AN menggantikan tugas PN bila PN tidak ada 3 0
13 PPJr menggantikan tugas PJRu pada tugas S/M/HL 3 0
Jumlah 33 6
Persentase 84,61 % 15,39 %

Analisa Data:
Berdasarkan data hasil observasi dan wawancara didapatkan hasil bahwa tugas
hubungan profesional antar staf keeperawatan di ruang rawat inap Alamanda
RSUD Panembahan Senopati Bantul dapat dikategorikan baik yaitu sebesar
84,61% . Namun ada beberapa poin yang tidak dilaksanakan meliputi, PN tidak
melakukan motivasi /bimbingan/reinforcement dengan AN, dan setiap hari PN
tidak melakukan post conference setelah jaga.

132
Tabel 2.35 Hubungan Profesional/Kemitraan Antar Staf Keperawatan
dengan Dokter/Tim Kesehatan lain di Ruang Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul (Skala Guttman Ya: 1, Tidak :0)
Tanggal 20-22 Maret 2018
Hubungan Profesional/Kemitraan Antar Staf Keperawatan Observasi
No
dengan Dokter/Tim Kesehatan Lain Terjalin dengan Baik Ya Tidak
PN atau AN melakukan visite bersama dengan dokter/tim
1 3 0
kesehatan lain yang merawat
PN melakukan diskusi kasus dengan dokter/tim kesehatan
2 3 0
minimal 1x/minggu
Hubungan profesional/kemitraan dengan tim dokter/tim
3 3 0
kesehatan lain tercermin dalam dokumen rekam medis
PN atau AN dapat segera memberikan data pasien yang akurat
4 dengan cepat dan tepat kepada dokter/tim kesehatan lain bila 3 0
dibutuhkan
PN/AN menggunakan rekam medik sebagai sarana hubungan
5 3 0
profesional dalam rangka pelaksanaan program kolaborasi
Dokter/tim kesehatan lain menggunakan rekam keperawatan
6 sebagai sarana hubungan profesional dalam rangka program 3 0
kolaborasi
Dokter/tim kesehatan yang lain mengetahui setiap pasien siapa
7 3 0
Pnnya
PN memfasilitasi pelaksanaan konsultasi pasien/keluarga
8 3 0
dengan dokter/tim kesehatan lain
JUMLAH 24 0
Persentase 100% 0%

Analisa data :
Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi tugas hubungan
profesional antar staf keeperawatan dengan Dokter di ruang rawat inap Alamanda
RSUD Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam kategori baik yaitu 100%.

Tabel 2.36 Evaluasi pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga ( operan ) di


Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul Tanggal
20-22 Maret 2018 (Skala Guttman Ya:1, Tidak : 0) observasi 3 kali

133
No Variabel yang dinilai Ya Tidak

1 Menyiapkan tempat untuk melakukan tugas jaga 3 0

2 Serah terima tugas jaga diikuti oleh Karu PN dan AN 3 0

3 Didahului dengan doa bersama 3 0

Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan penerima 2 1


4
tanggung jawab dilakukan di depan pasien

Menyebutkan identitas pasien, dx medis, dx keperawatan, 3 0


5 tindakan keperawatan yang telah dilakukan beserta waktu
pelaksanaannya

Menginformasikan jenis dan waktu rencana tindakan 2 1


6
keperawatan yang belum dilakukan

7 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada selama shift 3 0

Menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan 1 2


8
(bila ada)

9 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 3 0

Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta waktunya 3 0


10
yang dilakukan selama shift

Menyebutkan tindakan medis yang belum dilakukan selama 3 0


11
shift

12 Menginformasikan kepada pasien/keluarga nama perawat shift 2 1


berikutnya pada akhir tugas

13 Memberikan salam kepada pasien, keluarga serta 3 0


mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien, menanyakan
keluhan-keluhan pasien (dalam rangka klarifikasi)

Jumlah 34 4

Persentase 87,17 10,25


%
%

Analisa Data :
Berdasarkan data diatas didapatkan hasil bahwa tugas pelaksanaan Serah
Terima Tugas Jaga ( operan ) di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan

134
Senopati Bantul yaitu (87,17%) dalam kriteria baik (Arikunto, 2006). Adapun
beberapa hal yang belum optimal adalah kegiatan operan meliputi tidak
menginformasikan pendidikan kesehatan yang telah dilakukan pada saat operan
jaga dan tidak menginformasikan kepada pasien/keluarga nama perawat shift.

Tabel 2.37 Evaluasi Pelaksanaan Meeting Morning di Ruang Rawat Inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul Pada Tanggal 20-22 Maret
2018
(Skala Guttman Ya:1, Tidak : 0) Observasi 3 kali
Observasi
No Variabel yang dinilai Ya Tidak
1. Karu menyiapkan tempat untuk melakukan meeting 3 0
morning
2. Karu memberikan arahan kepada staf dengan materi 3 0
yang telah disiapkan sebelumnya
3. Karu melakukan klarifikasi apa yang telah disampaikan 3 0
kepada staf
4. Memberikan kesempatan staf untuk mengungkapkan 3 0
permasalahan yang muncul di ruangan
5. Bersama-sama staf mendiskusikan pemecahan masalah 3 0
yang dapat ditempuh
6. Karu memberi motivasi dan reinforcement kepada staff 3 0
Jumlah 18 0
Persentase 100% 0%

Analisa Data :
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul pelaksanaan meeting morning di
ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul tergolong dalam kriteria
baik yaitu sebesar 100% .

135
Tabel 2.38 Evaluasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang Rawat Inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tanggal 20-22 Maret 2018
(Skala Guttman Ya : 1, Tidak : 0) Observasi 3 kali

No Variabel yang dinilai Ya Tidak

1. Menyiapkan ruang /tempat 0 3


Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi 0
2. 3
tanggungjawabnya.
3. Menjelaskan tujuan dilakukannya pre conferance 0 3
4. Memandu pelaksanaan pre conference 0 3
Menjelaskan masalah keperawatan pasien, 0
5. keperawatan dan rencana keperawatan yang 3
menjadi tanggung jawabnya.
Membagi tugas kepada AN sesuai kemampuan 0
6. yang dimiliki dengan memperhatikan 3
keseimbangan kerja.
Mendiskusikan cara dan strategi pelaksanaan 0
7. 3
asuhan pasien/ tindakan.
Memotivasi untuk memberikan tanggapan dan 0
8. 3
penyelesaian masalah yang sedang didiskusikan.
Mengklarifikasi kesiapan AN untuk melaksanakan
9. asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi 0 3
tanggung jawabnya.
10 Memberikan reinforcement positifpada AN 0 3
11. Menyimpulkan hasil pre conference 0 3
Jumlah
0 33
Presentase 0% 100%

Analisa Data :

Pre conference adalah komunikasi ketua tim (PN) dan perawat pelaksana
(AN) setelah selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang

136
dipimpin oleh ketua tim atau penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim
tersebut hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre conference
adalah rencana tiap perawat (rencana harian), dan tambahan rencana dari katim
dan PJ tim (Modul MPKP, 2009). Berdasarkan hasil observasi selama 3 hari di
ruang rawat inap Alamanda didapatkan hasil bahwa tugas pelaksanaan Pre
Conference di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
yaitu (0%) atau kategori kurang (Berdasarkan Arikunto, 2006) dengan kata lain
pelaksanaan pre conference di ruang rawat inap Alamanda belum dapat di
lakukan/diterapkan di dalam ruangan.

Tabel 2.39 Evaluasi pelaksanaan Post Conference di Ruang Rawat Inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
Tanggal 20-22 Maret 2018 (Skala Guttman Ya : 1, Tidak : 0)
Observasi 3 Hari

Ya Tidak
No Variabel Yang Dinilai
1. Menyiapkan ruang /tempat 0 3
2. Menyiapkan rekam medik pasien yang menjadi tanggung
0 3
jawabnya.
3. Menjelaskan tujuan dilakukannya post conferance 0 3

137
4. Menerima penjelasan dari PA tentang hasil tindakan/ hasil
0 3
asuhan keperawatan yang telah dilakukan PA.
5. Mendiskusikan masalah yang ditemukan dalam memberikan
0 3
ASKEP pasien dan mencari upaya penyelesaian masalahnya.
6. Memberi reinforcement pada PA. 0 3
7. Menyimpulkan hasil post conference 0 3
8. Mengklarifikasi pasien sebelum melakukan operan tugas
0 3
jaga shift jaga berikutnya (melakukan ronde keperawatan)
Jumlah 0 24
Persentase 0% 100%

Analisa Data:
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift berikut. Isi post
conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut). Post conference dipimpin oleh katim atau Pj tim (Modul MPKP, 2006).
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa tugas pelaksanaan Post Conference di
ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu (0%)
dalam kategori kurang (Berdasarkan Arikunto, 2006) atau dengan kata lain
pelaksanaan post conference di ruang rawat inap Alamanda belum dapat di
lakukan/diterapkan di dalam ruangan.
c) Actuating
Pengarahan adalah tindakan manajemen keperawatan yang
bertujuan menyelesaikan sassaran keperawatan atau proses penerapan
rencana manajemen untuk menyelesaikan sasaran keperawatan.
pengarahan meliputi, proses pendelegasian, pengawasan, koordinasi
dan pengendalian, implementasi, rencana organisasi (Nursalam, 2012).

Actuating tidak lepas dari kemampuan manajer/pimpinan unuk


bisa mengarahkan stafnya atau bawahannya untuk menjalankan fungsi
masing-masing dengan baik. Tiga elemen utama dalam pengarahan
adalah mewujudkan pengawasan dalam personel perawatan: motivasi,
kepemimpinan dan komunikas (Nursalam, 2012).

138
Tabel 2.40 Kajian Actuating Tanggal 20-22 Maret 2018

Sll Kdng TP
No Standar Data
(2) (1) (0)
1 Pengarahan √ Observasi dan
Wawancara
2 Supervisi staf √ Observasi dan
wawancara
3 Koordinasi orientasi staf √ Observasi dan
Wawancara
4 Orientasi mahasiswa praktek √ Wawancara dan
observasi
5 Orientasi pasien/keluarga √ Observasi dan
wawancara
6 Memobilisasi sumber daya yang √ Wawancara
ada untuk mencapai tujuan
7 Memberi motivasi pada anggota √ Wawancara
8 Membuat keputusan √ Wawancara
9 Manajemen konflik √ Wawancara
10 Menelaah kemampuan individu √ Wawancara
11 Membimbing tenaga keperawatan √ Wawancara
12 Mengadakan pertemuan berkala √ Wawancara
atau sewaktu-waktu dengan staf
keperawatan dan petugas lain yang
bertugas di ruang rawatnya
13 Memberi kesempatan/ ijin kepada √ Wawancara
staf keperawatan
14 Mengupayakan pengadaan peralatan √ Wawancara
dan obat-obatan
15 Mendampingi visite dokter dan √ Observasi dan
mencatat instruksi dokter Wawancara
16 Mengelompokkan pasien dan √ Observasi dan
mengatur penempatannya di ruang Wawancara
rawat menurut tingkat kegawatan,
infeksi/non infeksi untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan
17 Mengendalikan kualitas sistem √ Observasi dan
pencatatan dan pelaporan asuhan wawancara
keperawatan

139
18 Meneliti pengisisan formulir sensus √ Observasi
hari pasien di ruang rawat
19 Meneliti/ memeriksa pengisian √ Observasi dan
daftar permintaan makanan pasien wawancara
berdasarkan macam dan jenis
makanan pasien
20 Menyiapkan berkas catatan medic √ Observasi
pasien
21 Memberi penyuluhan kesehatan √ Observasi
wawancara
Jumlah 3 14 4
Total 47,61 %
Keterangan :

Tidak pernah : apabila tidak pernah dilakukan

Kadang-kadang : apabila beberapa kali pernah dilakukan

Selalu : apabila setiap waktu dilakukan

Analisa Data :

Berdasarkan tabel kajian actuating kemampuan manajer/pimpinan


untuk bisa mengarahkan stafnya atau bawahannya dengan nilai rata-rata 47,61
% kemampuan pimpinan untuk bisa mengarahkan stafnya di ruang rawat inap
Alamanda termasuk dalam kategori kurang.

Tabel 2.41 Pelakasanaan Pemberian Informasi Pasien Baru (IPS)

Di Ruang Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul (Skala Guttman :


1 : Ya, 0 : Tidak) Tanggal 20-21 Maret 2018 (n=6 orang perawat)

No Tindakan Pelaksanaan
Ya Tidak
1 Persiapan
1. Menyiapkan ruangan khusus yang rapi dan tenang 6 0
untuk memberikan informasi bagi pasien

140
baru/keluarga
2. Menyiapkan pedoman informasi pasien baru 2 buah 6 0
3. Mengajak pasien/keluarga ke ruangan yang telah 6 0
dipersiapkan untuk mendapatkan informasi
4. Mempersilahkan pasien/keluarga duduk berhadapan
dengan perawat 6 0
Persentase 100%
2 Pelaksanaan
1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan, 6 0
pemberian informasi pasien baru
2. Menyerahkan satu berkas pedoman informasi pasien 0 6
baru kepada pasien/keluarga untk dibaca bersama
3. Menjelaskan informasi secara urut, sesuai pedoman
a. Petugas yang merawat (dokter, perawat,bidan)
b. Jadwal konsultasi 0 6
c. Hak dan Kewajiban pasien
d. Peraturan Rumah Sakit
e. Perkembangan pasien setiap hari
f. Rencana pasien pulang
g. Fasilitas ruangan
4. Mempersilahkan pasien/keluarga membaca
informasi terutama yang dalam
bentuknarasipanjang (hak dan kewajiban pasien,
tarif pelayanan, tata tertib pengunjung dan 0 6
penunggu, prosedur administrasi pasien dan
fasilitas ruangan) dan menanyakan apakah
pasien/keluarga mengerti dengan penjelasan yang
diberikan KaRu/PN
5. KaRu/PN yang memberikan informasi
menandatangani pernyataan yang sudah dibuat 6 0
pasien/keluarga
6. Menyimpan bukti pemberian informasi pada tempat 6 0
yang sudah ditentukan
Persentase 50% 50%
3 PemberianInformasi Berkelanjutan
1. Memberikan penjelasan kepada pasien/keluarga 0 6
mengenai perkembangan pasien setiap hari
2. Mencatat informasi yang diberikan direkam 0 6
perawatan pasien
Persentase 100%
Total rata-rata presentase 50% 50%

141
Analisa Data :

Dari data diatas didapatkan hasil bahwa tugas pelaksananan pemberian


informasi di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul dapat
dalam kriteria yaitu (50%) dalam kriteria Kurang. Adapun beberapa hal
yang belum di lakukan secara optimal adalah Menyerahkan satu berkas
pedoman informasi pasien baru kepada pasien/keluarga untk dibaca
bersama, Menjelaskan informasi secara urut, sesuai pedoman
a. Petugas yang merawat (dokter, perawat,bidan)
b. Jadwal konsultasi
c. Hak dan Kewajiban pasien
d. Peraturan Rumah Sakit
e. Perkembangan pasien setiap hari
f. Rencana pasien pulang
g. Fasilitas ruangan
4) Controlling
Pengawasan melalui komunikasi, mengawasi dan berkomunikasi
langsung dengan ketua tim maupun pelaksanaan mengenai asuhan
keperawatan yang diberikan pada pasien, melalui superveser
(Nursalam,2002) untuk keperluan megevaluasi hasil kinerja diperlukan
terlebih dahulu persiapan:

a) Standar oprasional prosedur


b) Standar atau pedoman diagnosa terapi
c) Indicator penilaian penampilan

2.42 Kajian Controlling Selama 3 Hari 20-22 Maret 2018

No. Standart Selalu (2) Kadang Tidak Data


(1) pernah(0)
1. Pengawasan langsung √ Wawancara
melalui inspeksi

142
2. Pengawasan langsung √ Wawancara
melalui laporan
langsung secara lisan
3. Pengawasan langsung √ Wawancara
melalui laporan
tertulis
4. Pengawasan pada √ Wawancara
kelemahan yang ada
5. Pengawasan tidak √ Wawancar
langsung dengan a
mengecek daftar hadir
perawat yang ada.
6. Pengawasan tidak √ Wawancara
langsung dengan
membaca dan
memeriksa rencana
keperawatan
7. Pengawasan dengan √ Wawancara
mendengar laporan
dari Ka Tim mengenai
pelaksanaan tugas
8. Evaluasi upaya √ Wawancara
pelaksanaan
9. Membandingkan √ Wawancara
dengan rencana
keperawatan yang
telah disusun bersama
10. Sosialisasi kebijakan √ Wawancara
11. Mengecek √ Wawancara
kelengkapan
inventaris perawatan
12. Mengecek obat- √ Wawancara
obatan yang tersedia
13. Melakukan supervise √ Wawancara
14. Menilai pelaksanaan √ Wawancara
asuhan keperawatan
yang telah ditentukan
15. Melakukan penilaian √ Wawancara
kinerja tenaga
keperawatan
16. Menilai mutu askep √ Wawancara
sesuai standar yang

143
berlaku secara
mandiri / koordinasi
dengan pengendalian
mutu asuhan
keperawatan.
Jumlah 7 9 0
Persentase 71,9 %
Keterangan :

Tidak pernah : apabila tidak pernah dilakukan

Kadang-kadang : apabila beberapa kali pernah dilakukan

Selalu : apabila setiap waktu dilakukan

Analisa Data :

Dari data diatas didapatkan hasil bahwa tugas pelaksananan controlling di


ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dalam
kriteria cukup yaitu (71,9%).

D. Pelaksanaan Universal Precaution

1. Kajian Teori

Pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di rumah sakit di


maksudkan untuk menghindari terjadinya infeksi selama pasien di rawat
di Rumah Sakit. Pelaksanaan pada pencegahan infeksi nosokomial terdiri
dari kewaspadaan universal, tindakan invasive, tindakan non invasive,
tindakan terhadap anak dan neonates, sterilisasi dan desinfeksi. Universal
Precaution atau kewaspadaan universal adalah suatu pedoman yang
ditetapkan oleh ceters for disease Control (CDC), Untuk mencegah dari
penyebaran berbagai penyakit yang ditularkan melalui darah dilingkungan
rumah sakit maupun sarana pelayanan kesehatan lainnya. Adapun konsep
yang dianut adalah bahwa semua darah dan cairan tubuh tertentu harrus
dikelola sebagai sumber yang dapat menularkan HIV, dan berbagai
penyakit yang lain yang ditularkan melalui darah.

144
Tabel 2.43 Observasi Pelaksanaan Melepas Handscoon Tanggal 20-22
Maret 2018 di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul (Skala Guttman : Ya=1, Tidak=0) (n=5orang perawat)

No Uraian Tugas Pelaksanaan


Ya Tidak
1 Masukkan sarung tangan yang masih dipakai kedalam 2 3
klorin, gosokkan untuk mengangkat bercak darah atau
kotoran lain.
2 Pegang salah satu sarung tangan pada lipatannya lalu 4 1
tarik kearah jari-jari tangan sehingga bagian dan sarung
tangan pertama menjadi sisi luar
3 Jangan dibuka sampai dilepas sama sekali, biarkan 2 3
sebagian masih berada pada tangan sebelum melepas
sarung tangan yang kedua
4 Biarkan sarung tangan yang pertama sampai disekitar 4 1
jari-jari luar lalu pegang sarung tangan yang kedua pada
lipatannya lalu tarik kearah ujung jari sehingga bagian
dalam sarung tangan menjadi sisi luar, demikian
dilakukan secara bergantian
5 Pada akhir setelah hampir diujung jari, secara 3 2
bersamaan dan sangat hati-hati sarung tangan di lepas
6 Tangan yang terbuka hanya boleh menyentuh bagian 5 0
dalam sarung tangan
7 Cuci tangan setelah sarung tangan dilepas 5 0
Total 25 10
Persentase 71,3 % 28,5%
Sumber data Hasil observasi Tanggal 20-22 Maret 2018

Analisis Data

Berdasarkan tabel hasil observasi diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan


penggunaan handscoon atau sarung tangan dengan benar sudah dilakukan
secara baik di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul dan tergolong kategori baik dengan nilai 71,3% (Arikunto, 2010).

145
Namun di Rumah Sakit tidak ada perawat yang melakukan penggunaan klorin
untuk mengangkat bercak darah atau kotoran lain.

Tabel 2.44 Observasi Pelaksanaan Mencuci Tangan Tanggal 20-22 Maret


2018 di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul dengan ( Skala Guttmman Ya =1 Tidak=0) (n=5 orang perawat)

No Uraian Tugas Aplikasi


Ya Tidak
1 Lepas semua perhiasan termasuk 2 3
cincin dan arloji
2 Basahi tangan dengan air yang 5 0
mengalir
3 Gunakan antiseptic/ sabun sesuai 5 0
petunjuk
4 Cuci tangan sembari mencuci tangan 3 2
secukupnya (dilakukan apabila tangkai
kran pendek atau tidak mungkin
ditutup dengan siku)
5 Bilas air sampai bersih dari antiseptic/ 1 4
sabun (30 detik untuk melangkah 4-6)
6 Cuci tangan sekali lagi secara 2 3
menyeluruh mulai dari telapak tangan
dan pungung sampai pergelangan
tangan
7 Cuci sela-sela jari tangan depan 2 3
belakang
8 Bersihkan telapak tangan 2 3
9 Bersihkan telapak tangan sekali lagi 2 3
secara menyeluruh mulai dari telapak
dan punggung sampai pergelangan
tangan
10 Bilas seluruhnya dengan air menggalir 5 0
( selama 30 detik untuk langkah 6-7)
11 Tutup kran air 5 0
Jumlah 32 23

146
Total (%) = 58,18 41,81
% %
Sumber hasil data observasi tanggal 6-8 februari 2018

Analisis Data :

Berdasarkan tabel hasil observasi diatas dapat dilihat bahwa langkah


mencuci tangan dengan prinsip 6 langkah belum dilakukan dengan cukup
baik di ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dan
didapatkan nilai 58,18% yang artinya masuk kategori kurang (Arikunto,
2010), Namun ada yang masih belum menerapkan 6 langkah cuci tangan
dengan benar dan saat mencuci tangan perawat tidak melepaskan cincin, lama
waktu mencuci tangan tidak sampai 20 detik. Menurut standar WHO
Handrub dilakukan selama 20-30 detik sedangkan handwash 40-60 detik.

Tabel 2.45 Observasi Pelaksanaan Memakai Masker Tanggal 20-22


Maret 2018 di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul (Skala Guttman Ya = 1, Tidak=0) (n=5orang perawat)
No Uraian tugas Aplikasi
Ya Tidak
1 Mencuci tangan sesuai prosedur 1 4
2 Ambil masker, temukan tepi atas masker 5 0
3 Tekuk bagian logam yang akan mengenai 5 0
hidung, sesuai dengan hidung pemakai
4 Pegang masker pada kedua tali atau pita bagian 5 0
atas
5 Pasang masker sehingga menutup mulut dan 5 0
hidung
6 Ikatkan kedua tali atas pada puncak belakang 5 0
kepala dengan melewati atas telinga
7 Ikatkan kedua tali bawah dengan kuat sekitar 5 0
leher, dengan masker tepat di bawah dagu
Jumlah 31 4
Total (%)= 88,6% 11,4%

147
Sumber hasil data observasi tanggal 20-22 Maret 2018
Analisis Data
Dari data tabel observasi penggunaan masker, sudah dilakukan dengan
baik di di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul dengan nilai 88,6% dan tergolong kategori baik (Arikunto, 2010).
Hanya sebelum memakai masker jarang terlebih dahulu mencuci tangan.
Menurut Hidayat, (2009) Dengan mencuci tangan dapat membantu
menghilangkan mikroorganisme yang ada di kulit atau tangan.

Tabel 2.46 Observasi Pelaksanaan Melepas Masker Tanggal 20-22 Maret


2018 Di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul dengan (Skala Guttman Ya =1, Tidak =0) (n=5orang perawat)
No Uraian Tugas Aplikasi
Ya Tidak
1 Lepas sarung tangan terlebih dahulu 5 0
2 Lepas tali bawah dahulu kemudian atas 2 3
3 Lepas masker, gulung masker dari arah 2 3
dalam keluar, lipat dan ikat tali
4 Mencuci tangan 3 2
Jumlah 12 8
Total 60% 40%

148
Sumber hasil data observasi tanggal 20-22 Maret 2018

Analisis Data

Dari data tabel hasil observasi pelaksanaan melepas masker sebagian


besar perawat sudah melakukannya dengan tepat dan benar di Ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan nilai
60% yang artinya masuk kategori cukup (Arikunto, 2010). Hanya pada
saat selesai melepas masker, tidak digulung masker dari arah dalam keluar,
lipat dan ikat tali tetapi langsung memasukan ke tempat medis.

Tabel 2.47 Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Tanggal 20-22


Maret 2018 Di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul dengan (Skala Guttmn Ya : 1, Tidak=0) (n=5orang
perawat)

N Uraian Tugas Aplikasi


Ya Tidak
o
1 Standar Alat
A. Kotak sampah dalam keadaan tertutup √
B. Kotak sampah berwarna kuning ( sampah √
medis)
C. Kotak sampah plabot √

D. Kotak sampah berwarna abu-abu ( sampah √


non medis)
E. Kotak sampah warna biru √
F. Safety box √
2 Masing – masing kotak sampah dilapisi plastic √
dengan larutan dekontaminasi hipoklorit
3 Troli kotak sampah √

1 Pasang kantong sampah dengan cara melipat √


keluar di bagian pinggir ember
2 Pastikan bahwa kotak sampah dan plastic tidak √
bocor
3 Masukkan dengan hati-hati sesuai labeling supaya √

149
tidak bocor
4 Segera angkat sampah setelah berisi tiga √
seperempat ember dengan menggunakan APD
(alat pelindung diri)
5 Ikat plastic dengan kencang dan jangan sekali-kali √
dibuka kembali
6 Kirim sampah ke penampungan sementara ntuk √
selanjutnya dilakukan pengelolaan di IPSRS
Jumlah 10 4
Presentase 71,4% 28,6%
Sumber hasil data observasi tanggal 20-22 Maret 2018

Analisis Data

Dari data tabel hasil observasi tentang pengelolaan sampah di Ruang


Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul
menunjukkan hasil dalam pengelompokan atau pemilahan tempat
sampah sudah dilakukan dan tergolong kategori Baik sebesar 71,4%
(Arikunto, 2010). Menurut (Darpito, 2003) Standar dan prosedur
pengelolaan sampah medis di rumah sakit dapat menjadi media
pemaparan atau penularan bagi para pasien, petugas maupun pengunjung
oleh agent (komponen penyebab) penyakit yang terdapat di dalam
lingkungan rumah sakit.

Tabel 2.48 Observasi Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Benda Tajam


Tanggal 20-22 Maret 2018 di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul dengan (Skala Guttmn Ya : 1, Tidak=0)

N Uraian Aplikasi
o Ya Tidak
1 Kotak cukup tebal sehingga tidak mudah √
tembus
2 Mulut kotak/container besar kurang lebih 3 √
cm
3 Belabel tempat sampah tajam √
4 Waktu digunakan kotak tidak penuh √
5 Memasukkan sampah tajam dengan cara √

150
memasukkan melalui mlut kotak/container
6 Memasukkan jarum suntik dengan √
penutupnya
7 Memastikan sampah benda tajam masuk
dalam container/kotak
8 Menutup mulut container setelah dipakai √
Jumlah 5 3
Presentase 62,5% 37,5%
Sumber hasil data observasi tanggal 20-22 Maret 2018

Analisis Data

Dari tabel hasil observasi diatas menunjukkan bahwa pengelolaan


sampah bedah tajam tergolong kategori baik dengan nilai 62,5 %
(Arikunto, 2010) di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul. hanya saja ketersediaan alat yang ada di ruangan belum
sesuai standar pengamanan alat tajam tetapi dimodifikasi pengamanan
benda tajam/safety box diganti dengan gerigen cairan dializer.

Tabel 2.49 Observasi Pelaksanaan Pasien safety Tanggal 20-22 Maret


2018 di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul dengan (Skala Guttmn Ya : 1, Tidak=0) (n=5orang perawat)

PASTIKAN IDENTIFIKASI PASIEN


No Variabel yang dinilai Nilai
1 Pemasangan gelang identitas pasien untuk rawat inap
dipasang di ruang Alamanda 5 0
2 Memberikan gelang (berwarna biru pasien laki-laki dan
warna merah muda untuk pasien wanita) 5 0
3 Gelang diberi label nama lengkap 5 0
4 Gelang diberi label Nomor rekam medis 5 0
7 Pemasangan label segitiga resiko jatuh pasien yang
belum terpasang di ruang Alamanda , dipasang di ruang 5 0
dimana pasien dirawat

151
Jumlah 35 0
Presentase 85,71 0%
%

MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF


1 Perawat / Bidan melihat kembali instruksi Dokter dengan 5 0
cara melihat intruksi yang ditulis oleh dokter
2 Perawat/bidan meminta Dokter untuk membacakan 5 0
instruksi Obat dengan jelas, jika merasa tulisan tidak
jelas
3 Perawat/Bidan mengisi cek list untuk serah terima pasien 5 0
dari perawat ke perawat
4 Perawat/ Bidan mengisi formulir operan sesuai dengan 5 0
situasi dan latar belakang pasien, assessment, dan
rekomendasi dengan jelas.
5 Petugas kesehatan melaksanakan komunkasi efektif 2 3
untuk mnghindari kesalahan prosedur dan mengurangi
komplen
Jumlah 22 3
Presentase 88 % 12%

MENGURANGI KESALAHAN PEMBERIAN OBAT


1 Petugas kesehatan (perawat) melakukan cross check dan 3 2
double check untuk pemberian obat dengan program
inovasi 5 jari dan berisikan 5 program tepat, sesama
perawat.
2 Petugas kesehatan (perawat) melakukan cross check dan 3 2
double check untuk tepat nama pemberian obat
3 Petugas kesehatan (perawat) melakukan cross check dan 5 0
double check untuk tepat waktu pemberian obat
4 Petugas kesehatan (perawat) melakukan cross check dan 4 1
double check untuk tepat obat
5 Petugas kesehatan (perawat) melakukan cross check dan 5 0
double check tepat cara pemberian obat.
6 Petugas kesehatan (perawat) melakukan cross check dan 3 2
double check tepat dosis obat

152
7 Obat ditempatkan di tempat obat/ troly dengan identitas 0 5
pasien yang jelas terbaca.
8 Petugas kesehatan (perawat) memberikan edukasi 0 5
sebelum oabt diberikan pada keluarga pasien
9 Pemberian obat terdokumentasi dengan jelas di Rekam 5 0
Medik
Jumlah 28 17
Presentase 62,2 % 37,7 %

PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL

1 Di instalasi dan ruang rawat inap tersedia tempat cuci 5 0


tangan, cairan anti septic, alcuta.
2 Petugas kesehatan (perawat) melakukan edukasi kepada 2 3
pasien dan keluarga tentang pentingnya cuci tangan.
3 Petugas kesehatan (Perawat) melakukan cuci tangan 2 3
sebelum dan sesudah menyentuh pasien
4 Petugas Rumah sakit, petugas kesehatan (perawat) patuh 3 2
terhadap prosedur cuci tangan)
5 Perawat dan petugas (Cs, administrasi, dll) di ruang 3 2
Alamanda patuh terhadap prosedur cuci tangan
Jumlah 15 10
Presentase 60% 40 %

PENCEGAHAN PASIEN JATUH


1 Di ruang Rawat Inap terpasang penghalang sisi kanan 3 2
dan kiri tempat tidur
2 Perawat memasang tanda segitiga kuning jika pasien 4 1
potensial jatuh
Total 7 3
Persentase 70 % 30%

Analisis Data

Berdasarkan tabel tersebut, dapat dianalisis bahwa sasaran


keselamatan pasien, sebagian besar perawat di Ruang Rawat Inap

153
Alamanda telah memperhatikan dengan cukup baik. Hal ini terlihat dari
nilai yang didapatkan setiap indikator yaitu untuk ketepatan identifikasi
pasien dinilai 100 % dan masuk kategori baik.

Standar kedua peningkatan komunikasi yang efektif mendapat nilai


88% yang terkategori baik. Perawat di Ruang Rawat Inap Alamanda sudah
melakukan komunikai sesuai Standar komunikasi yang efektif.

Untuk Standar ketiga keamanan obat diberi nilai 62,2%


(terkategori cukup). Hal ini karena Ruang Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul merupakan Bangsal obsgyn dan ginokologi
sehingga sangat memperhatikan tentang ketepatan pemberian obat. Sesuai
standar prosedur ketepatan pemberian obat di ruang rawat inap ada 2
prosedur yang belum dilakukan secara maksimal oleh perawat yaitu obat
ditempatkan di tempat obat dengan identitas pasien yang jelas terbaca dan
terkait edukasi sebelum pemberian obat pada pasien.

Standar keempat pengurangan resiko infeksi nosokomial dinilai


60% (terkategori cukup). Hasil observasi menunjukkan budaya cuci
tanggan masih terlihat kurang bagi para pengunjung dan keluarga pasien.
Perawat belum menerapkan cuci tangan five moment. Hal ini dikarenakan
kurangnya edukasi secara berulang bagi keluarga pasien yang jika
diabaikan kemungkinan dapat terjadinya infeksi nosokomial. Menurut
Soeparman, 2001 Infeksi Nosokomial ini dapat berasal dari dalam tubuh
penderita maupun luar tubuh. Infeksi endogen disebabkan mikroorganisme
yang semula memang sudah ada di dalam tubuh dan berpindah ke tempat
baru yang kita sebut dengan self infection atau auto infection, sementara
infeksi eksogen (cross infection) disebabkan oleh mikroorganisme yang
berasal dari rumah sakit dan dari satu pasien ke pasien lainnya.

Standar pengurangan resiko jatuh pasien mendapat nilai 70% dan


masuk dalam kategori baik. Perawat perlu meningkatan lagi dalam
pencegahan pasien jatuh. Sebagian perawat memasang label risiko jatuh

154
segitiga kuning dari setiap pasien baru yang berisiko jatuh. Menurut,
Rini.A,2014 Pasien dengan resiko jatuh sangat membutuhkan perhatian
khusus guna meminimalisir resiko jatuh yang dapat mengakibatkan
kejadian yang tidak diharapkan (KTD) dan dapat mengancam keselamatan
pasien. Labeling tanda resiko jatuh sebagai tanda pembritahuan resiko
jatuh.

D. Unsur Output
1. Efisiensi Ruang Rawat
a. Kajian Teori
Efisiensi pelayanan meliputi 4 indikator mutu pelayanan kesehatan
yang meliputi (BOR, LOS, TOI, BTO)

1) BOR (Bed Occupancy Rate), merupakan indikator untuk menilai


seberapa efektifitas pemakaian tempat tidur yang ada di suatu
ruangan atau rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu. Standart
nasional untuk RSU dalam satu tahun adalah sekitar (60-85%.)

BOR = Jumlah hari perawatan x 100%

Jumlah TT x hari perawatan

2) LOS (Length Of Stay), adalah efisiensi yang menunjukkan lama


waktu pasien tinggal. Semakin pendek Length of Stay pasien
semakin baik, menurut standart yang baik adalah sekitar 7-10 hari.

LOS = Lama hari perawatan x 100%

Jumlah pasien keluar hidup atau mati

3) TOI (Turn Over Internal), merupakan indikator mutu pelayanan


keperawatan yang menunjukkan rata-rata tempat tidur kosong atau

155
waktu antara tempat tidur ditinggalkan pasien sampai diisi kembali.
Standart nasional adalah 1–3 hari
D.

TOI = Jumlah hari rawat x 100%

Jumlah tempat tidur

1) BTO (Bed Turn Over), merupakan indikator yang menunjukkan


pemakaian tempat tidur di suatu rumah sakit dalam satu satuan
waktu. Standar nasional BTO adalah 5–45 kali.

BTO= Jumlah pasien keluar

Jumlah tempat tidur

Tabel 2.55 Indikator Efisiensi Ruangan

No. Indikator Standar DEPKES

1. BOR 60-85 %

2. LOS 7-10 Hari

3. TOI 1-3 Hari

4. BTO 5 – 45 kali

Kajian Data
BOR :

BOR = jumlah hari perawatan dalam setahun x 100%

TT x 365

= 9935 x 100%

46x 365

156
= 9935 x 100%

16790

= 0,5917 x 100%

= 59,17 %

jadi nilai BOR adalah 59,17%

BTO :
BTO = Jumlah pasien keluar

Jumlah tempat tidur

=
3560 = 77,39

46

Jadi jumlah BTO 77,39 kali dalam satu tahun

LOS :
LOS = Lama hari perawatan x 100%

Jumlah pasien keluar hidup atau mati

=9935 = 2,79

3560

TOI :
TOI = (Jumlah tempat tidur x 365) – hari perawatan

Jumlah pasien keluar hidup atau mati

157
=
=1,92
Jadi jumlah TOI (rata-rata tempat tidur kosong) adalah 1,92hari

1. BOR di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panebahan Senopati


Bantul selama 1 tahun terakhir pada tahun 2018 yaitu 59,6% jika
dibandingkan dengan standar 60-85 % maka dapat disimpulakan BOR
dalam kategori kurang
2. LOS di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul selama 1 tahun terakhir pada tahun 2018 yaitu 2,79 hari, standar
ketentuan 7-10 hari maka dapat disimpulkan LOS dalam kategori baik
karena semakin pendek Length of Stay pasien semakin baik
3. TOI diRuang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul selama 1 tahun terakhir pada tahun 2018 yaitu 1,92 hari jika
dibulatkan menjadi 2 hari, bila dibandingkan dengan standar RS yaitu 1-
3 hari, maka disimpulkan bahwa mutu pelayanan RS yang menunjukkan
rata-rata tempat tidur kosong atau waktu antara tempat tidur ditinggalkan
pasien sampai diisi kembali masuk dalam kategori cukup.
4. BTO di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul selama 1 tahun terakhir pada tahun 2018 adalah 77 kali, bila
dibandingkan dengan standar nasional RS yaitu 5-45 kali, maka
disimpulkan bahwa pemakaian tempat tidur di RS dalam satu tahun
terakhir masuk dalam kategori berlebih karena melebihi memenuhi
standar yang sudah ditentukan.

2. Kajian Instrumen A
Tabel 2. 52 Nilai Rata-Rata Instrumen A di Ruang Rawat Inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul Tanggal 20-21
2018 (n : 18)
No Aspek yang dinilai Hasil (%) Keterangan

158
1 Pengkajian 85,41 % Aspek pengkajian yang dilakukan sudah
(baik) masuk pada kriteria baik (93,75%) . Namun
masih terdapat 6,25 %, pencatatan data
yang belum dilakukan oleh perawat ruangan.
2 Diagnosa 83,33 % Diagnosa keperawatan yang dimunculkan
(cukup) dikategorikan cukup (66,66%), sebanyak
33,34 % pengkajian belum merumuskan
diagnosa keperawatan berdasarkan masalah
keperawatan yang ditegakkan. Diagnosa
juga belum mencantumkan data focus,
etiologi dan problem. Selain itu hanya
terdapat 2 diagnosa dan diganosa yang
ditegakkan hanya terdapat 1 sehingga tidak
ada diagnosa yang diprioritaskan.
3 Perencanaan 55 % Rencana asuhan keperawatan yang dibuat
(rendah) termasuk dalam kategori rendah (57,5%)
,dan sebanyak 42,5% perencanaan asuhan
keperawatan belum dikembangkan oleh
perawat. Perawat masih menggunakan
format rencana tindakan dan hanya
mencentang berdasarkan rencana tindakan
yang sudah ada tanpa melakukan
pengembangan pada rencana asuhan
keperawatan yang akan dilakukan untuk
pasien.
4 Tindakan 75% Tindakan asuhan keperawatan yang telah
Keperawatan (baik) dilakukan termasuk dalam kategori baik
(82,14) dan sebanyak 17,86% implementasi
keperawatan yang ditulis oleh perawat tidak
mengacu pada rencana tindakan dan tidak
mencantumkan respon pasien saat dilakukan
implementasi. Implementasi yang dilakukan
lebih banyak tindakan banyak kolaborasi
dengan tim medis, sedangkan tindakan
mandiri keperawatan hanya minimal.
5 Evaluasi 62,5% Evaluasi keperawatan termasuk dalam
(baik) kategori cukup (81,25%), sebanyak 18,75%
evaluasi belum berdasarkan dengan tujuan
yang dicantumkan. Evaluasi terdapat tanda
tangan dan nama terang tetapi belum
mencantumkan jam evaluasi.

159
6 Catatan asuhan 91,66% Catatan asuhan keperawatan termasuk dalam
keperawatan (baik) katagori baik (91,66%) dan sebanyak 8,34 %
berkas catatan keperawatan belum disimpan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Rata-rata 75,48%
Sumber : Hasil studi dokumentasi Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul

Analisa Data :

Berdasarkan tabel evaluasi asuhan keperawatan dengan instrumen A diketahui


bahwa nilai rata-rata asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul yaitu 75,48 %. Nilai rata-rata tersebut tergolong
dalam kategori baik menurut Arikunto (2006). Hasil evaluasi yang telah
dilakukan menunjukkan pengkajian yang ada di Ruang Rawat Inap Alamanda
termasuk dalam kategori baik dan penulisan komponen asuhan keperawatan
belum dilakukan oleh perawat yaitu sekitar 24,82%. Hal ini sesuai dengan teori
yang dikemukakan oleh Hidayat (2011) dalam memberikan asuhan keperawatan
memerlukan data yang lengkap dan dikumpulkan secara terus menerus tentang
keadaan pasien yang memerlukan asuhan keperawatan. Dari hasil studi
dokumentasi dan observasi pemeriksaan fisik yang terdapat dalam pengkajian
hanya mencangkup pada pemeriksaan fisik yang mengalami keluhan saja namun
tidak ditulis lengkap dalam catatan asuhan keperawatan.

Diagnosa menggambarkan masalah pasien baik aktual, risiko maupun


potensial berdasarkan hasil pengkajian data. Diagnosa dirumuskan berdasarkan
data status kesehatan pasien, dianalisa, dibandingkan dengan fungsi normal
kehiduoan pasien. Diagnosis keperawatan yang tepat berdasarkan NANDA yang
berhubungan dengan faktor berhubungan (etiologi) dan sesuai batasan karateristik
(tanda dan gejala) (Herdman, 2011). Hasil observasi dokumentasi didapatkan hasil
diagnosa yang dirumuskan tidak mencantumkan etiologi dan batasan karakteristik

160
berupa tanda dan gejala yang mendukung penegakan diagnosa. Selain itu dalam
menegakkan diagnosa tidak diprioritaskan karena dalam penegakkan diagnosa
hanya 2 diagnosa yang ditegakkan untuk semua pasien.

Perencanaan keperawatan sebagai pengembangan strategi desain untuk


mencegah, mengurangi, atau mengoreksi masalah yang telah diidentifikasi pada
diagnosis keperawatan (Iyer, dkk, 1996 Cit Nursalam 2011). Perencanaan
keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda tergolong kurang (55%),
perencanaan yang dibuat masih berdasarkan perencanaan yang telah ada.
Perencanaan yang dibuat tidak dikembangkan dan hanya berpatokan pada rencana
yang telah ada dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien.

Perawat mengimplementasikan tindakan yang diidentifikasi dalam rencana


asuhan keperawatan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus sesuai dengan
rencana yang ada menyangkut bio-psiko-sosio-spiritual pasien (Nursalam, 2011).
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tergolong dalam kategori baik (75%) namun
perawat tidak melakukan pencatatan respon pasien selama diberikan tindakan
keperawatan. Perawat lebih banyak melakukan tindakan kolaboratif dan tindakan
mandiri keperawatan hanya dilakukan secara minimal.

Dalam melakukan evaluasi perawat seharusnya memiliki pengetahuan dan


kemampuan dalam memahami respons terhadap intervensi keperawatan,
kemampuan menggambarkan kesimpulan tentang tujuan yang dicapai serta
kemampuan dalam tindakan keperawatan pada kriteria hasil (Nursalam, 2012).
Evaluasi yang telah dicantumkan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul termasuk dalam kategori baik (62,5%). Evaluasi
sudah ada dan lengkap, tetapi belum berdasarkan dengan tujuan yang
dicantumkan. Evaluasi terdapat tanda tangan dan nama terang tetapi belum
mencantumkan jam evaluasi.

3. Mutu Asuhan Keperawatan

161
Tabel 2.57 Instrumen Evaluasi Hasil Mutu Asuhan Keperawatan :
Berdasarkan Persepsi Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Ruang Alamanda
RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta (Tanggal 20 Maret 2018)

No Jenis Kegiatan Hasil (%) Keterangan

1. Perkenalan Diri 87,5% Hasil observasi yang telah dilakukan


diruang rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
perkenalan diri perawat sebanyak
87,5%, angka tersebut dalam kategori
baik. Ada 12,5% perawat yang tidak
melakukan perkenalan diri di ruang
rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul.

2. Larangan merokok 100% Hasil observasi yang telah dilakukan


diruangan di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
larangan merokok di ruangan sebanyak
100% angka tersebut dalam kategori
baik. Ada 0% perawat tidak menuruti
larangan merokok di ruang rawat inap
Alamanda RSUD Panembahan
Senopati Bantul.

3. Perawat memanggil nama 100% Hasil observasi yang telah dilakukan


anda dengan benar pada diruang rawat inap Alamanda RSUD
saat perawat bertemu Senopati Bantul tentang perawat
pertama kali dengan anda memanggil nama anda dengan benar
pada saat perawat bertemu pertama
kali dengan anda di ruang sebanyak
100%, angka tersebut dalam kategori
baik. Ada 0% perawat yang tidak

162
memanggil nama anda dengan benar
pada saat perawat bertemu pertama
kali dengan anda.

4. Perawat melihat nama 100% Hasil observasi yang telah dilakukan


digelang identitas anda diruang rawat inap Alamanda RSUD
sebelum melakukan Senopati Bantul tentang perawat
tindakan pada anda. melihat nama di gelang identitas anda
sebelum melakukan tindakan pada
anda sebanyak 100%, angka tersebut
dalam kategori baik. Ada 0% perawat
melihat nama digelang identitas anda
sebelum melakukan tindakan pada
anda .

5. Perawat menanyakan 75% Hasil observasi yang telah dilakukan


bagaimana nafsu makan diruang rawat inap Alamanda RSUD
pasien Senopati Bantul tentang perawat
menanyakan bagaimana nafsu makan
pasien sebanyak 75%, angka tersebut
dalam kategori cukup. Ada 25 %
perawat perawat menanyakan
bagaimana nafsu makan pasien.

6. Perawat 87,5% Hasil observasi yang telah dilakukan di


menanyakan/memperhatik ruang rawat inap Alamanda RSUD
an berapa jumlah makanan Panembahan Senopati Bantul tentang
dan minuman yang biasa menanyakan/memperhatikan berapa
pasien habiskan jumlah makanan dan minuman yang
biasa pasien habiskan sebanyak 100%,
angka tersebut dalam kategori baik,
Ada 0% perawat tidak menanyakan
atau memperhatikan berapa jumlah

163
makanan dan minuman yang biasa
pasien habiskan.

7. Ruangan selalu dijaga 100% Hasil observasi yang telah dilakukan di


kebersihannya dengan ruang rawat inap Alamanda RSUD
disapu dan dipel setiap Panembahan Senopati Bantul tentang
hari ruangan selalu dijaga kebersihannya
dengan disapu dan dipel setiap hari
sebanyak 100%, angka tersebut dalam
kategori baik,

8. lantai kamar mandi/WC 75 % Hasil observasi yang telah dilakukan di


selalu bersih, tidak licin, ruang rawat inap Alamanda RSUD
tidak berbau, cukup terang. Panembahan Senopati Bantul tentang
lantai kamar mandi/WC selalu bersih,
tidak licin, tidak berbau, cukup terang
sebanyak 87,5%, angka tersebut
termasuk dalam kategori baik. Ada
12,5% lantai kamar mandi/WC selalu
bersih, tidak licin, tidak berbau, cukup
terang.

9. Alat-alat tenun seperti sprei, 100% Hasil observasi yang telah dilakukan di
selimut diganti setiap kotor ruang rawat inap Alaanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
alat-alat tenun seperti sprei, selimut
diganti setiap kotor sebanyak 100%,
angka tersebut dalam kategori baik.

10. Perawat memberikan 75% Hasil observasi yang telah


penjelasan tentang fasilitas dilakukandiruang rawat inap Alamanda
RSUD Panembahan Senopati Bantul
yang tersedia dan cara
tentang perawat memberikan
penggunaannya, peraturan/ penjelasan fasilitas yang tersedia dan

164
tata tertib yang berlaku cara penggunaannya, peraturan/tata
tertib yang berlaku dirumah sakit
dirumah sakit.
sebanyak 75%, angka tersebut dalam
kategori cukup. Ada 25% perawat
memberikan penjelasan tentang
fasilitas yang tersedia dan cara
penggunaannya, peraturan/tata tertip yang
berlaku dirumah sakit.

11. Perawat mengawasi keadaan 100% Hasil observasi yang telah dilakukan di
pasien secara teratur pagi, sore, ruang rawat inap Alamanda RSUD
malam selama pasien dalam Panembahan Senopati Bantul tentang
perawatan Perawat mengawasi keadaan pasien
secara teratur pagi, sore, malam
sebanyak 100%, angka tersebut dalam
kategori baik.
12. Perawat segera memberi 100% Hasil observasi yang telah dilakukan di
bantuan bila diperlukan selama ruang rawat inap Alamanda RSUD
pasien dalam perawatan Panembahan Senopati Bantul tentang
perawatan segera memberi bantuan
bila diperlukan sebanyak 100%, angka
tersebut dalam kategori baik.

13. Perawat bersikap : sopan, 100% Hasil observasi yang telah di lakukan
di ruang rawat inap alamanda RSUD
ramah
Panembahan Senopati Bantul tentang
perawat bersikap : sopan, ramah
sebanyak 100%, angka tersebut dalam
kategori baik.

14. Keluarga mengetahui Perawat 50% Hasil observasi yang telah dilakukan di
yang bertanggunjawab setiap kali ruang rawat inap Alamanda RSUD
pergantian dinas Panembahan Senopati Bantul tentang

165
keluarga mengetahui perawat yang
bertanggungjawab setiap pergantian
dinas sebanyak 50%, angka tersebut
dalam kategori kurang.

15. Perawat selalu memberi 100% Hasil observasi yang telah dilakukan di
ruang rawat inap Alamanda RSUD
penjelasan sebelum
Panembahan Senopati Bantul tentang
memberikan tindakan perawat selalu memberi penjelasan
sebelum memberikan tindakan
perawatan/pengobatan
perawatan/pengobatan sebanyak
100%, angka tersebut dalam kategori
baik.

16. Perawat selalu bersedia 100% Hasil observasi yang telah di lakukan
di ruang rawat inap Alamanda RSUD
mendengarkan dan
Panembahan Senopati Bantul tentang
memperhatikan setiap keluhan perawat selalu bersedia mendengarkan
dan memperhatikan setiap keluhan
anda/keluarga anda
anda/keluarga anda sebanyak 100%
angka tersebut dalam kategori baik.

17. Perawat membantu 87,5 % Hasil observasi yang telah dilakukan di


ruang rawat inap Alamanda RSUD
menyiapkan/meminumkan
Panembahan Senopati Bantul tentang
obat perawat membantu
menyiapkan/meminumkan obat
sebanyak 87,5%, angka tersebut dalam
kategori baik. Ada 12,5% perawat
tidak membantu
menyiapkan/meminumkan obat.

18. Perawat membantu menyuapi 87,5% Hasil observasi yang telah dilakukan di
ruang rawat inap Alamanda RSUD

166
anda/pasien yang tidak Panembahan Senopati Bantul tentang
perawat membantu menyuapi pasien
mampu makan sendiri.
yang tidak mampu makan sendiri
sebanyak 50%, angka tersebut dalam
kategori kurang. Ada 50% perawat
yang tidak membantu menyuapi pasien
tidak mampu makan sendiri.

19. Perawat selalu memeriksa 87,5% Hasil observasi yang telah dilakukan
diruang rawat inap Alamanda RSUD
cairan atau tetesnnya dan area
Panembahan Senopati Bantul tentang
sekitar pemasangan infuse perawat selalu memeriksa cairan atau
tetesnya dan area sekitar pemasangan
infus sebanyak 87,5%, angka tersebut
dalam kategori baik. Ada 12,5%
perawat yang tidak selalu memeriksa
cairan atau tetesnya dan area sekitar
pemasangan infus.

20. Perawat memberikan 100% Hasil observasi yang telah dilakukan


diruang rawat inap Alamanda RSUD
penjelasan selama anda/pasien
Panembahan Senopati Bantul tentang
dirawat, tentang perawatan / perawat memberikan penjelasan
selama anda/pasien dirawat, tentang
pengobatan / pemeriksaan
perawatan/pengobatan/pemeriksaan
lanjutan setelah anda / pasien lanjutan setelah anda / pasien
diperbolehkan pulang sebanyak 100%,
diperbolehkan pulang.
angka tersebut dalam kategori baik.

Sumber: Hasil pengkajian Terhadap Pasien dan Keluarga 20-22 Maret 2018 di
Ruang Rawat Inap Alamanda.

Analisis Data

167
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai dari data primer kuesioner
persepsi klien terhadap mutu pelayanan yang telah dirawat selama 3 hari di ruang
Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil dari
12 tindakan terdapat 100%. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi pasien
terhadap mutu pelayanan dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena terdapat
beberapa poin dalam pelayanan yang belum dilakukan oleh perawat di ruangan
Alamanda. Nursalam (2012) menyebutkan kepuasan adalah perasaan senang
seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas
dan suatu produk dengan harapannya. Kepuasan adalah perasaan senang atau
kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya.

4. Kajian Kepatuhan Perawat Terhadap SPO


Tabel 2.58 Data Observasi Tindakan Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul tanggal 29-22 Maret 2018

No Jenis Kegiatan Hasil (%) Keterangan

1 Pemberian obat intravena 82,14% Berdasarkan hasil evaluasi yang telah


dilakukan Pemberian obat intravena di
ruang rawat inap Alamanda tergolong
dalam kategori baik. Sebanyak 13%
perawat belum melakukan tindakan
sesuai prosedur. dari 6 orang perawat di
ruang rawat inap sudah melakukan
tindakan pemberian obat intravena.

2 Pengambilan darah vena 0% Hasil observasi pengambilan darah vena


di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul
didapatkan data 0% artinya belum
ditemukan selama obserpasi
pengambilan darah vena.

3 Pemasangan infus 70,58% Hasil observasi pemasangan infus di


ruang rawat inap Alamanda termasuk
dalam kategori baik. Sebanyak 70,58%
perawat sudah melakukan prosedur
dengan baik sementara 15,29% perawat

168
belum melakukan prosedur dengan
baik. Hasil analisis menunjukan masih
ada perawat yang melakukan
pemasangan infus yang tidak sesuai,
sehingga sering kali tidak sesuai dengan
SOP yang sudah ditetapkan di ruangan.

4 Vulva hygine 63.4% Hasil observasi yang dilakukan di ruang


rawat Alamanda pelaksanaan vulva
hygine yang dilakukan perawat
termasuk dalam kategori cukup
didapatkan data 70,51% perawat
melakukan prosedur dengan baik.
Namun masih terdapat perawat belum
melakukan prosedur dengan baik

5 Mengukur tekanan darah 75,65% Hasil observasi yang dilakukan yang


dilakukan perawat di Ruang Rawat Inap
Alamanda pelaksanaan pengukuran
darah vena didapatkan data 75,65%
perawat melakukan prosedur dengan
baik. Namun masih terdapat perawat
belum mematuhi prosedur

6 Pelaksanan tranfusi darah 75,62% Hasil observasi pelaksanaan transfusi


darah yang telah dilakukan di ruang
rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul dalam
kategori baik. Sebanyak 75,62% sudah
melakukan tindakan sesuai dengan SOP
sementara perawat belum melakukan
tindakan sesuai dengan SOP yang ada di
ruangan.

7 Penerimaan pasien baru 77,78% Hasil observasi yang telah dilakukan


ruang rawat inap Alamanda penerimaan
pasien baru dilakukan oleh perawat
termasuk dalam kategori cukup.
Sebanyak 77,78% perawat melakukan
prosedur dengan baik dan masih ada
perawat yang belum melakukan

169
prosedur dengan baik..

8 Perawatan luka jahitan 0% Hasil observasi yang telah dilakukan


ruang rawat inap Alamanda perawatan
luka jahitan yang dilakukan perawat di
didapatkan data 0%. Artinya selama
masa observasi belum ditemukan
adanyya perawatan luka jahitan

9 Cuci tangan biasa dan 93,57% Hasil observasi yang telah dilakukan
aseptik ruang rawat inap Alamanda pelaksanaan
cuci tangan biassa dan antiseptik yang
dilakukan perawat didapatkan data
93,57% perawat melakukan prosedur
dengan baik. Namun masih terdapat
perawat belum mematuhi prosedur
seperti tidak menutup keran dengan
siku, tidak menjaga agar tangan dan
pakaian tidak menyentuh washtafel, dan
sebagian perawat/ bidan tidak melepas
semua asesoris pada tangan dan gulung
lengan baju sampai siku.

Rata-rata 59,52% Secara keseluruhan pelaksanaan


tindakan keperawatan yang telah
dilakukan di ruang rawat inap
Alamanda tergolong cukup, namun
harus terus ditingkatkan sehingga
asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien dapat lebih optimal
sesuai dengan SOP yang telah
ditetapkan di ruangan.

Tabel 2.59Hasil Evaluasi Total Penerapan MPKP di Ruang Rawat Inap


Alamanda RSUD Panembahan Senopati Bantul

N Jenis Rata- Kategori Interpretasi


o rata (%)

170
Penilaian

1 Evaluasi Tugas 100% Sangant Kepala ruang yang sudah melakukan tugas
Karu baik dengan baik dengan berupaya peningkatan
mutu asuhan keperawatan dengan
bemberikan motivasi kepada perawat setiap
kali miting morning serta mengevaluasi
kinerja perawat.

2 Evaluasi Tugas 63,49% cukup PN tidak melakukan pre conference dengan


Ka Tim (PN) AN. Hal ini tidak pernah dilakukan di ruang
rawat inap Alamanda sebelum dimulai
operan jaga yaitu melakukan pre
conference dan post conference dari AN
yang jaga malam dengan PN, melakukan
bimbingan klinik kepada AN, dan pada saat
pengamatan selama 3 hari PN tidak pernah
melakukan diskusi dengan dokter secara
langsung masalah yang terkait dengan
pasien kelolaan setiap minggu.

3 Evaluasi Tugas 64,03% cukup Berdasarkan hasil data observasi di ruangan


perawat yang telah dilakukan selama 3 hari masih
pelaksana (AN) ada tugas perawat yang belum dilaksanakan
oleh perawat di ruangan seperti mengikuti
kegiatan pre dan post conference di
ruangan, di ruang rawat inap Alamanda
RSUD Panembahan Senopati Bantul
berdasarkan hasil observasi tidak pernah
dilakukan post conference antara PN dan
AN, masih ada perawat yang jarang
melakukan pertemuan rutin di ruangan, dan
tidak mengikuti diskusi dengan dokter serta
tim kesehatan lain. Perawat juga tidak
melakukan bimbingan dan konsultasi
dengan ketua tim pada saat melakukan
pengelolaan pasien.

4 Hubungan 80% baik Hubungan perawat-pasien tergolong baik


Perawat-Pasien (80%) dilakukan oleh perawat di ruangan
meliputi pasien tidak mendapatkan
penjelasan lebih lanjut tentang tindakan

171
yang akan dilakukan dan pengobatan yang
diprogramkan kepada pasien serta
berdasarkan hasil wawancara dengan pasien
kadang pasien tidak mengetahui perawat
yang bertanggung jawab dan tidak ditulis
pada papan nama masing-masing pasien
disertai dengan perawat penanggung
jawabnya.

5 Hubungan 84,61% Baik Hubungan sejawat di ruang rawat inap


sejawat Alamanda termasuk dalam kategori baik
(92,3%) namun PN tidak melakukan pre
dan post conference setiap pagi sebelum
dan setelah jaga, PN tidak memberikan
reinforcement kepada AN.

6 Evaluasi serah 87,17% Baik Beberapa hal yang belum optimal adalah
terima jaga kegiatan operan belum didahului dengan
doa bersama, dan selama observasi yang
telah dilakukan perawat tidak
menginformasikan pendidikan kesehatan
yang telah dilakukan (bilaada).

7 Evaluasi 100% Baik Dalam pelaksanaan meeting morning yaitu


pelaksanaan Karu sudah memberikan arahan kepada staf
meeting morning dengan materi yang telah disiapkan
sebelumnya, Karu melakukan klarifikasi
apa yang telah disampaikan kepada staff
dan pada saat dilakukan observasi Karu
memberi motivasi dan reinforcement
kepada staff selama meeting morning di
ruang rawat inap Alamanda berlangsung.

8 Evaluasi 33% Kurang Dalam pelaksanaan pre conference pernah


pelaksanaan pre dilaksanakan dilakukan .
conference

9 Evaluasi 0% Kurang Dalam pelaksanaan pre conference tidak


pelaksanaan post pernah dilaksanakan.
conference

Rata-rata 68,14%

172
Hasil data primer observasi di ruang Rawat Inap Alamanda 20-22 Maret
2018

Analisa Data

Hasil tabel di atas menunjukan rata-rata hasil dari hasil evaluasi total
penerapan MPKP di ruang rawat inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul baru mencapai 68,14%, penerapan MPKP di ruang rawat inap Alamanda
termasuk dalam kategori cukup, hal ini menunjukan pelaksanaan MPKP di ruang
rawat inap Alamanda belum optimal seperti pelaksanaan postconference yang
tidak dilakukan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 3 hari..
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, metode MPKP modifikasi
yang digunakan di ruangan belum berjalan karena masih ada beberapa kendala.
Kepala ruang rawat inap Alamanda mengatakan bahwa pembagian tim di ruang
rawat inap Alamanda berdasarkan pada dokter DPJP masing-masing pasien,
kepala ruang rawat inap Alamanda juga mengatakan metode modifikasi pernah
diterapkan namun tidak berhasil dan mengalami kendala salah satunya adalah saat
pembagian tim dilakukan per kamar perawat mengalami kesulitan saat dokter
akan melakukan visite karena 1 kamar yang terdiri dari 3 pasien belum tentu
masing-masing pasien dikelola oleh dokter yang sama

Tabel 2.61 Hasil Observasi Total Evaluasi Intsrumen A + Instrumen B + C


Instrumen di Ruang Rawat Inap Alamanda RSUD Panembahan Senopati
Bantul

No Instrumen Rata – Rata

A B C

1 75,48% 59,52% 68,19% 67,73%

Berdasarkan hasil pengkajian secara keseluruhan didapatkan kesimpulan


bahwa rata-rata evaluasi instrumen A, B, dan C dikategorikan baik (67,73%). Ha

173
ini berarti bahwa secara keseluruhan pelayanan kesehatan di ruang rawat inap
Alamanda dikategorikan cukup baik dan perlu untuk ditingkatkan lagi.

Kajian Universal Precaution

N JENIS KEGIATAN HASIL KETERANGAN


O
1. Pelaksanaan melepas 71,3% Hasil observasi yang telah dilakukan
handscoon di ruang rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
pelaksanaan melepas hand scoon
sebanyak 71,3%, angka tersebut
dalam kategori cukup. Perawat
mampu menerapkan prinsip
melepaskan handscoon dengan sesuai.
ada 28,5% perawat tidak melepaskan
handscoon.
2. Pelaksanaan mencuci 58,15% Hasil observasi yang telah dilakukan
tangan di ruang inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
pelaksanaan mencuci tangan sebanyak
58,15%, angka tersebut dalam
kategori kurang. masih Ada perawat
tidak mencuci tangan .
3. Pelaksanaan Memakai 88,6% Hasil observasi yang telah dilakukan
masker di ruang rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
peleksanaan memakai masker
sebanyak 88,6%, angka tersebut
dalam kategori baik. Ada 11,4%
perawat yang tidak pelaksanaan
memakai masker.
4. Pelaksanaan melepas 60% Hasil observasi yang telah dilakukan
masker di ruang inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
melepas masker sebanyak 65%, angka
tersebut dalam kategori cukup. Ada
35% yang tidak melepaskan masker.
5. Pelaksanaan pengelolaan 71,4% Hasil observasi yang telah dilakukan
sampah di ruang inap Alamanda RSUD

174
Panembahan Senopati Bantul tentang
pelaksanaan pengelolaan sampah
sebanyak 71,4%, angka tersebut
dalam kategori cukup.
6. Pelaksanaan pengelolaan 63% Hasil observasi yang telah dilakukan
sampah benda tajam di ruang rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
pengelolaan sampah benda tajam
sebanyak 63%, angka tersebut dalam
kategori kurang.

7. Pelaksanaan pasien Hasil observasi yang telah dilakukan


safety di ruang rawat inap Alamanda RSUD
- Pastikan 100% Panembahan Senopati Bantul tentang
identifikasi pelaksanaan pasien safety memastikan
pasien identitas pasien sebanyak 100% angka
tersebut dalam kategori baik,
sebanyak
Hasil observasi yang telah dilakukan
di ruang rawat inap Alamanda RSUD
- Meningkatkan 88% Panembahan Senopati Bantul tentang
komunikasi meningkatkan komunikasi efektif
efektif sebanyak 88% angka tersebut dalam
kategori baik, terdapat 12% tenaga
kesehatan yang belum melakukan
komunikasi efektif.
- Mengurangi 62,2%
kesalahan Hasil observasi yang telah dilakukan
pemberian obat di ruang rawat inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
mengurangi kesalahan pemberian obat
sebanyak 62,2% dalam kategori
cukup. Ada 37,7% perawat yang
mengurangi kesalahan pemberian
- Pencegahan 60% obat.
infeksi
nosokomial Hasil observasi yang telah dilakukan
di ruang inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul
sebanyak 60% ,angka tersebut

175
termasuk dalam kategori cukup. Ada
40% perawat yang melaksanaan
- Pencegahan 70% pencegahan infeksi nosokomial.
pasien jatuh
Hasil observasi yang telah dilakukan
diruang inap Alamanda RSUD
Panembahan Senopati Bantul tentang
pencegahan pasien jatuh sebanyak
70%, angka tesebut dalam kategori
cukup. Ada 40% perawat yang tidak
melakukan pencegahan pada pasien
jatuh.

176
Berdasarkan hasil obervasi pelaksanaan universal precaution selama 3 hari di ruang rawat
inap Alamanda di RSUD Panembahan Senopati Bantul didapatkan hasil dari 11 tindakan
terdapat 64,6% termasuk dalam kategori cukup. Dalam pelaksanaan universal precaution harus
di tingkatkan lagi

177

Anda mungkin juga menyukai