Pontianak
LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN TAHAP
PROFESI NERS STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
DI RS ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
Disusun Oleh :
1. Muhamamad Yusuf, S.Kep
2. Miranti Kusuma N, S.Kep
3. Marlina Trifonia, S.Kep
4. Nedy Rusnadi, S.Kep
5. Melia Jayanti, S.Kep
6. Rizky Febri U, S.Kep
7. Okta Fitriani, S.Kep
8. Veronika M, S.Kep
9. Lili Rustina, S.Kep
10. Rahmawati, S.Kep
11. Inne Iga P, S.Kep
12. Veri, S.Kep
13. Tika, S.Kep
A. Latar belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena
yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan
keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di
Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini
bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi di Indonesia.
Menurut Hersey dan Blanchard (1977) dalam Suyanto (2009) manajemen adalah suatu proses
melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui kerjasama dengan orang lain,
sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi
sumber-sumber yang ada baik sumber dari manusia, alat maupun dana, sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat
(Suyanto, 2009).
Model asuhan keperawatan profesional (MAKP) saat ini sedang dilaksanakan diRumah
Sakit Anton Soedjarwo Pontianak yang memiliki Ruang Rawat Inap sebanyak 6 ruangan yang
terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti
Bhakti dan ruang VIP adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim.
Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh,
mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim,
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan
dari metode ini adalah komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
(Nursalam, 2009).
Rumah Sakit Anton Seodjarwo Pontianak sebagai salah satu penyelenggara pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Agar dapat terlaksana tujuan tersebut maka rumah sakit perlu didukung dengan adanya
organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi
masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan
kebutuhan klien. Kemampuan manajerial yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak
cara.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan ketrampilan manajerial yang handal selain
didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktek. Praktik
manajemen STIK Muhammadiyah Pontianak dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung
pengetahuan manajerialnya di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Anton Seodjarwo
Pontianak dengan arahan pembimbing dari rumah sakit dan pembimbing pendidikan. Dengan
adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dan
mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang
dijalankan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Mengerti dan memahami definisi manajemen keperawatan
b. Mengerti dan memahami model asuhan keperawatan profesional
c. Mengetahui manajemen keperawatan yang diterapkan di ruangan
d. Menganalisis gambaran umum ruangan
e. Mengetahui dan menjelaskan masalah-masalah keperawatan yang terjadi di ruangan
f. Menganalisis manajemen keperawatan yang sesuai diterapkan di ruangan tersebut
g. Merencanakan solusi yang diberikan atas masalah-masalah yang ditemukan.
C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi
metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang diaplikasikan di
Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak yang terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang
Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti Bhakti dan ruang VIP.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model MAKP di
Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak yang terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang
Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti Bhakti dan ruang VIP.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan
profesional di Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianakyang terdiri dari ruang Anggrek, ruang
Mawar, ruang Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti Bhakti dan ruang VIP.
BAB II
GAMBARAN UMUM, HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATANDI
RUANG RAWAT INAP
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum ruangan, visi, misi, tujuan, hak
dan kewajiban pasien, tata tertib pengunjung, struktur organisasi, gambaran sumber daya
manusia (SDM), jenis pelayanan, penampilan kinerja pelayanan dan analisis SWOT.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu
kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik
vertikal maupun horizontal yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat menggunakan pendekatan Sistem Penugasan
Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada Kepala Ruangan, Ketua Tim dan
Perawat Assosiet/Pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien.
Pengorganisasian terdiri dari: struktur organisasi, daftar dinas ruangan dan daftar pasien.
1. Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini terdiri dari
unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
a. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
b. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk
struktur organisasi.
c. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya
perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
d. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
2. Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang
menunjukkan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri
bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling
mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga
karyawan yang rajin dan malas.
e. Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas
maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka
ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang
tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam
organisasi.
Kebaikannya :
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
b. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli.
c. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesiali-
sasi.
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena
pimpinan masih dalam satu tangan.
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan
yang dimiliki.
Kelemahannya :
a. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
b. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi
adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
c. Kesatuan komando berkurang.
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan
tugas.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada
perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a. Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering
timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah
organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan
terperinci.
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c. Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat
pelaksanaan tugas.
b. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kreatifitas lebih
dipentingkan.
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
KATIM R.
CATUR
PRASETYA :
Susy Indrayani,
Amd. Kep
KATIM R.
ESTIBAK
TI :
Musyrifah,
Amd. Kep
Selvia Leni
,Amd.Kep
Harry,
Amd.Kep
Olan
Amd.Kep
Septia,
Amd.Kep
Yeni,
Amd.Kep
Fitri
H,Amd
Kep
Alfisah,
Amd.Kep
Dessy,
Amd.Kep
Petrik,
Amd.Kep
Tina,
Amd.Kep
Wulan,
Amd.Kep
Orchid,
Amd.Kep
D. Gambaran SDM
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Catur Prasetya RS Anton Soedjarwo
adalah sebagai berikut :
Status Masa Pelatihan yang
Jenis Jabatan
No. Nama Pendidikan Kepegawaian Kerja Pernah Diikuti
Kelamin
Pangkat Kontrak
1.
Ns, Sudarwati. S.Kep P S1 Polri - KARU -
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Anggrek dan Ruang Mawar RS Anton
Soedjarwo adalah sebagai berikut :
Masa Pelatihan yang
Status Kepegawaian Jabatan
No. Nama JK Pendidikan Kerja Pernah Diikuti
Pangkat Kontrak
BOR : x 100%
: x 100%
: x 100%
: 63,78% (64%)
AVLOS :
:
: 4,35 (4 Hari)
BTO :
:
: 5,69 = 6x
TOI :
:
: 1,97 (2 Hari)
E. JENIS PELAYANAN
Jenis pelayanan yang ada di ruang rawat inap Rumah Sakit Anton Soedjarwonmelayani
pasien umum dan BPJS yang menangani berbagai penyakit. Dimana dengan tingkat keparahan
minimal dan parsial. Pelayanan keperawatan yang diberikan antara lain perawatan pasien oleh
perawat dan dokter, pemeriksaan laboratorium dan pengobatan.
G. ANALISIS SWOT
Permasalahan Yang Ditemukan Di Ruang Rawat Inap Rs Anton Soedjarwo
1. Man
Strength Weakness Opportunity Threatened
1. Adanya kesempatan 1. Adanya tuntutan
untuk melanjutkan pasien untuk
1. SDM terdiri dari S1
pendidikan ke jenjang mendapatkan
(4 orang), D3
yang lebih tinggi pelayanan yang lebih
sebanyak (39 orang).
(D3, S-1 baik.
Keperawatan)
2. Adanya kesempatan
2. Didukung oleh
untuk mengikuti
tenaga medis/ dokter
pelatihan-pelatihan
dan administrasi
keperawatanyang
diadakan diluar.
3. Adanyakerjasama 3. Perlunya sosialisi
3. Perawat mempunyai
antara mahasiswa dan kepada pasien
skill yang didapatkan
perawat ruangan tentang cara mencuci
dari pengalaman dan
dalam penerapan tangan yang benar
pelatihan pencegahan
pencegahan infeksi untuk mencegah
infeksi nosokomial.
nosokomial infeksi nosokomial
2. Money
Strength Weakness Opportunity Threatened
1. System keuangan rumah 1. Terdapat beberapa
sakit yang bersentral, 1. Adanya program wastafel yang
1. Seluruh kebutuhan
menjadikan alokasi pemerintah digunakan tidak
ruangan telah
pendanaan yang (ASKES, BPJS) untuk semestinya
dipenuhi oleh RS .
dibutuhkan ruangan misalnya untuk
terealisasi dalam waktu mencuci piring
yang lama.
2. Klien dan keluarga
mendapatkan
1. Wstafel yag
2. Karena bukan rumah sakit kesempatan untuk
trdapat diruangan
pendidikan, sehingga tidak memperoleh
pasien belum
adanya pembiayaan tamb informasi yang
berfungsi secara
ahan untuk ruangan berkaitan dengan
efektif.
prosedur jaminan
kesehatan.
2. Menjangkau semua
3. Kebutuhan ruangan yang
lapisan masyarakat
diajukan dipenuhi
untuk mendapatkan
dalam jangka waktu yang
fasilitas kesehatan
lama.
yang lebih baik
3. Adanya anggaran
untuk memenuhi
Terdapat beberapa
kebutuhan ruangan
handscrub yang
seperti sabun cuci
habis belum terisi.
tangan, handscrub dan
lainnya
4. Methode
Strength Weakness Opportunity Threatened
1. Terdapat SOP untuk 1. Penggunaan gelang 1. Peluang perawat
1. Akreditasi rumah
identifikasi pasien da pasien tidak untuk sakit terhadap
pencegahan infeksi dilakukan untuk mensosialisaikan sistempencegahan
osokomial. semua pasien. penggunaan gelang infeksi nosokomial
2. Adanya peggunaan2. Sosialisai pasien dan mencuci dan safety pasien.
komunikasi terapeutik penggunaan gelang tangan.
pada pasie pasien yang belum
3. Adanya kemampuan optimal.
perawat untuk
melaksanakan
pendokumentasian
4. Adanya
sosialisai perawat
terhadap pasien
5. Adanya kemampuan
perawat untuk
melakukan sentralisasi
obat
DAFTAR PUSTAKA
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Mulia Medika : Yogyakarta
Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dan Keperawatan Profesional, Edisi Ke 2 Salemba
Medika: Jakarta
Suyanto. 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Mitra Cendikia
Press : Yogyakarta
Suarli, S dan Bahtiar Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga :
Jakarta