Anda di halaman 1dari 18

manajemen keperawatan Rumah Sakit Anton Soedjarwo

Pontianak
LAPORAN PRAKTIK MANAJEMEN KEPERAWATAN TAHAP
PROFESI NERS STIK MUHAMMADIYAH PONTIANAK
DI RS ANTON SOEDJARWO PONTIANAK

Dibuat untuk Memenuhi Tugas Stase Manajemen Keperawatan pada Tahap


profesi Ners STIK Muhammadiyah Pontianak

Disusun Oleh :
1. Muhamamad Yusuf, S.Kep
2. Miranti Kusuma N, S.Kep
3. Marlina Trifonia, S.Kep
4. Nedy Rusnadi, S.Kep
5. Melia Jayanti, S.Kep
6. Rizky Febri U, S.Kep
7. Okta Fitriani, S.Kep
8. Veronika M, S.Kep
9. Lili Rustina, S.Kep
10. Rahmawati, S.Kep
11. Inne Iga P, S.Kep
12. Veri, S.Kep
13. Tika, S.Kep

PROGRAM STUDI NERS TAHAP AKADEMIK NON REGULER


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK 2014

A. Latar belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena
yang harus direspon oleh perawat. Respons yang ada harus bersifat kondusif dengan pengelolaan
keperawatan dan langkah-langkah konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di
Indonesia di masa depan perlu mendapatkan prioritas utama dalam pengembangan. Hal ini
bekaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap perkembangan dan perubahan
memerlukan pengelolaan secara profesional dengan memperhatikan setiap perubahan yang
terjadi di Indonesia.
Menurut Hersey dan Blanchard (1977) dalam Suyanto (2009) manajemen adalah suatu proses
melakukan kegiatan pencapaian tujuan organisasi melalui kerjasama dengan orang lain,
sedangkan manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan oleh
pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan serta mengawasi
sumber-sumber yang ada baik sumber dari manusia, alat maupun dana, sehingga dapat
memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga dan masyarakat
(Suyanto, 2009).
Model asuhan keperawatan profesional (MAKP) saat ini sedang dilaksanakan diRumah
Sakit Anton Soedjarwo Pontianak yang memiliki Ruang Rawat Inap sebanyak 6 ruangan yang
terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti
Bhakti dan ruang VIP adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim.
Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan menyeluruh,
mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta memungkinkan komunikasi antar tim,
sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim. Namun kelemahan
dari metode ini adalah komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk
(Nursalam, 2009).
Rumah Sakit Anton Seodjarwo Pontianak sebagai salah satu penyelenggara pelayanan
kesehatan, pendidikan dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Agar dapat terlaksana tujuan tersebut maka rumah sakit perlu didukung dengan adanya
organisasi yang mantap dan manajemen yang baik dengan berorientasi pada mutu pelayanan bagi
masyarakat.
Perawat sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk memiliki
kemampuan manajerial yang tangguh sehingga pelayanan yang diberikan mampu memuaskan
kebutuhan klien. Kemampuan manajerial yang dimiliki perawat dapat dicapai melalui banyak
cara.
Salah satu cara untuk dapat meningkatkan ketrampilan manajerial yang handal selain
didapatkan di bangku kuliah juga harus melalui pembelajaran di lahan praktek. Praktik
manajemen STIK Muhammadiyah Pontianak dituntut untuk dapat mengaplikasikan langsung
pengetahuan manajerialnya di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Anton Seodjarwo
Pontianak dengan arahan pembimbing dari rumah sakit dan pembimbing pendidikan. Dengan
adanya praktek tersebut diharapkan mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang didapat dan
mengelola ruang perawatan dengan pendekatan proses manajemen.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip manajemen keperawatan dan model
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sesuai dengan prinsip MAKP yang
dijalankan.

2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan, mahasiswa mampu :
a. Mengerti dan memahami definisi manajemen keperawatan
b. Mengerti dan memahami model asuhan keperawatan profesional
c. Mengetahui manajemen keperawatan yang diterapkan di ruangan
d. Menganalisis gambaran umum ruangan
e. Mengetahui dan menjelaskan masalah-masalah keperawatan yang terjadi di ruangan
f. Menganalisis manajemen keperawatan yang sesuai diterapkan di ruangan tersebut
g. Merencanakan solusi yang diberikan atas masalah-masalah yang ditemukan.

C. Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Tercapainya pengalaman dalam pengelolaan suatu ruang rawat sehingga dapat memodifikasi
metode penugasan yang akan dilaksanakan.
b. Mahasiswa dapat mengumpulkan data dalam penerapan model MAKP yang diaplikasikan di
Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak yang terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang
Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti Bhakti dan ruang VIP.
c. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan penerapan model MAKP di
Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak yang terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang
Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti Bhakti dan ruang VIP.
d. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan menyusun rencana strategi.
e. Mahasiswa dapat memperoleh pengalaman dalam menerapkan model asuhan keperawatan
profesional di Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianakyang terdiri dari ruang Anggrek, ruang
Mawar, ruang Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti Bhakti dan ruang VIP.

2. Bagi Perawat Ruangan


a. Melalui praktek profesi manajemen keperawatan dapat diketahui masalah-masalah yang ada di
Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak yang terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang
Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti Bhakti dan ruang VIP yang berkaitan dengan
pelaksanaan MAKP.
b. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal.
c. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat, perawat dengan tim kesehatan
lain, dan perawat dengan pasien serta keluarga.
d. Tumbuh dan terbinanya akuntanbilitas dan disiplin diri perawat.

3. Bagi Pasien dan Keluarga


a. Pasien dan keluarga mendapatkan pelayanan yang memuaskan.
b. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan tinggi.

4. Bagi institusi dan pendidikan


Sebagai bahan masukan dan gambaran tentang pengelolaan ruangan dengan pelaksanaan model
MAKP : Tim.

BAB II
GAMBARAN UMUM, HASIL PENGKAJIAN MANAJEMEN KEPERAWATANDI
RUANG RAWAT INAP

Dalam bab ini akan dijelaskan tentang gambaran umum ruangan, visi, misi, tujuan, hak
dan kewajiban pasien, tata tertib pengunjung, struktur organisasi, gambaran sumber daya
manusia (SDM), jenis pelayanan, penampilan kinerja pelayanan dan analisis SWOT.

A. GAMBARAN UMUM RUANGAN


Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak memiliki Ruang Rawat Inap sebanyak 6 ruangan
yang terdiri dari ruang Anggrek, ruang Mawar, ruang Tribrata, ruang Catur Prasetya, ruang Esti
Bhakti dan ruang VIP. Keenam ruangan tersebut dipimpin oleh satu kepala ruangan dan setiap
ruang rawat inap mempunyai ketua tim.
1. Ruang Anggrek terdiri dari 8 ruang perawatan dengan masing-masing ruang terdiri dari 1-2
tempat tidur, kelas perawatan ruang Anggrek yaitu VIP berjumlah 4 kamar dan kelas I berjumlah
4 kamar.
2. Ruang Mawar terdiri dari 7 ruang perawatan dan salah satunya adalah ruang perawatan anak
dengan masing-masing ruang terdiri dari 2-3 tempat tidur, kelas perawatan ruang Mawar yaitu
kelas II.
3. Ruang Tribrata terdiri dari 5 ruang perawatan dengan masing-masing ruang terdiri dari 1-2
tempat tidur, kelas perawatan ruang Tribrata yaitu kelas I berjumlah 3 kamar dan kelas II
berjumlah 2 kamar. Setiap kamar memiliki kamar mandi.
4. Ruang Catur Prasetya terdiri dari 7 ruang perawatan dengan masing-masing ruang terdiri dari 1-
2 tempat tidur, kelas perawatan ruang Catur Prasetya yaitu VIP berjumlah 1 kamar dan kelas II
berjumlah 6 kamar.
5. Ruang Esti Bhakti terdiri dari 1 ruang perawatan dengan jumlah tempat tidur 8 buah, kelas
perawatan ruang Esti Bhakti yaitu kelas III.
6. Ruang VIP terdiri dari 5 ruang perawatan dengan masing-masing ruang terdiri 1 tempat tidur.
Setiap kamar memiliki kamar mandi.
Rumah Sakit Anton Soedjarwo memiliki IGD, musholla, gudang, dapur, kantin dan WC
umum. Data ini berdasarkan pengkajian wawancara dan observasi kelompok tanggal 18 s/d
23 Agustus 2014 terhadap penerapan manajemen keperawatan.

B. VISI, MISI, TUJUAN DAN MOTTO


1. Visi Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak
Terwujudnya pelayanan kedokteran kepolisian dan kesehatan kepolisian yang prima sehingga
menjadi Rumah Sakit kebanggaan masyarakat POLRI di Kalimantan Barat.
2. Misi Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak
a. Memberikan pelayanan kedokteran kepolisian dengan tanggap, handal dan obyektif
b. Memberikan pelayanan kesehatan kepolisian dengan tanggap, ramah, tulus, dan handal kepada
pasien dinas dan masyarakat sekitar guna meningkatkan derajat kesehatannya
c. Mewujudkan sumber daya manusia pembelajaran, bermoral dan bermartabat
d. Selalu menyesuaikan dengan perkembangan pengetahuan, tekhnologi dan manajerial terkini
guna mendekatkan kepada harapan pelanggaan.
e. Meningkatkan kepuasan pelayanan dengan meminimalisir keluhan pelanggan

3. Motto Rumah Sakit Anton Soedjarwo Pontianak


“Bersama Kita Berubah Menuju Lebih Baik”

4. Misi Ruang Rawat Inap


a. Memberikan pelayanan keperawatan secara holistic berbasis profesionalisme yang memenuhi
rasa aman dan nyaman bagi klien dan keluarga.
b. Optimalisasi sarana dan prasarana kesehatan guna mendukung peningkatan pelayanan
keperawatan yang professional.
c. Memberikan kesempatan pengembangan karir bagi seluruh tenaga keperawatan untuk
meningkatkan kualitas keperawatan guna menunjang program Rumah Sakit Bhayangkara Anton
Soedjarwo Pontianak.
d. Mengikuti perubahan-perubahan pengetahuan dibidang keperawatan yang terbaru guna menuju
perubahan yang lebih baik.
e. Meningkatkan kepuasan masyarakat dengan memberikan pelayanan keperawatan yang disertai
senyum, ramah, sabar, dan empatik.
f. Menjadi tempat pendidikan dan pelatihan bagi tenaga keperawatan.

5. Falsafah Ruang Rawat Inap


Rumah Sakit Bhayangkara adalah perwujudan dari pengertian kepada masyarakat dengan
keikhlasan dalam memberikan pelayanan kesehatan prima kepada masyarakat melalui
pemanfaatan pelayanan keperawatan yang professional.

6. Tujuan Umum Ruang Rawat Inap


Menegakkan dan memelihara nilai-nilai yang dianut oleh Rumah Sakit Bhayangkara Anton
Soedjarwo Pontianak dalam menyelenggarakan pelayanan keperawatan prima sesuai batas
wewenang dan tanggung jawab unit rawat inap.

7. Tujuan Khusus Ruang Rawat Inap


a. Tercapainya pelayanan keperawatan yang optimal dan menerapkan standar keperawatan.
b. Tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang sesuai standar keperawatan.
c. Tercapainya pelayanan secara cepat tepat dan akurat.
d. Terciptanya suasana kerja yang harmonis, dinamis, dan penuh kekeluargaan diunit keperawatan.
e. Meningkatkan kepuasan pasien dan keluarga terhadap pelayanan keperawatan.
f. Menjadi pembimbing klinik bagi tenaga kesehatan atau mahasiswa kesehatan yang magang,
penelitian atau praktek klinik diruang keperawatan.
g. Tersedianya kualitas tenaga kesehatan yang professional melalui peningkatan pendidikan bagi
formal maupun nonformal

C. STRUKTUR ORGANISASI
Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan, penugasan suatu
kelompok tenaga keperawatan, menentukan cara dari pengkoordinasian aktivitas yang tepat, baik
vertikal maupun horizontal yang bertanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi.
Pengorganisasian kegiatan dan tenaga perawat menggunakan pendekatan Sistem Penugasan
Modifikasi Keperawatan Tim-Primer. Secara vertikal ada Kepala Ruangan, Ketua Tim dan
Perawat Assosiet/Pelaksana. Setiap tim bertanggung jawab terhadap sejumlah pasien.
Pengorganisasian terdiri dari: struktur organisasi, daftar dinas ruangan dan daftar pasien.
1. Struktur Organisasi
Didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal organisasi diolah. Struktur ini terdiri dari
unsur spesialisasi kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan
keputusan dan ukuran satuan kerja.
Faktor-faktor yang menentukan perancangan struktur organisasi yaitu :
a. Strategi organisasi pencapaian tujuan.
b. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk memproduksi output akan membedakan bentuk
struktur organisasi.
c. Kemampuan dan cara berpikir para anggota serta kebutuhan mereka juga lingkungan sekitarnya
perlu dipertimbangkan dalam penyusunan struktur perusahaan.
d. Besarnya organisasi dan satuan kerjanya mempengaruhi struktur organisasi.
2. Bentuk-bentuk Organisasi
Bagan organisasi memperlihatkan tentang susunan fungsi-fungsi dan departementasi yang
menunjukkan hubungan kerja sama.
Bagan ini menggambarkan lima aspek utama suatu struktur organisasi, yaitu :
1. Pembagian kerja
2. Rantai perintah
3. Tipe pekerjaan yang dilaksanakan
4. Pengelompokan segmen-segmen pekerjaan
5. Tingkatan manajemen
Adapun cara penggambaran bagan struktur organisasi menurut Henry G. Hodges dapat
digambarkan sebagai berikut :
1. Bentuk Piramidal
2. Bentuk Vertikal
3. Bentuk Horisontal
4. Bentuk Melingkar
Bentuk-bentuk organisasi dapat dibedakan atas :
1. Organisasi Garis
Merupakan bentuk organisasi tertua dan paling sederhana, diciptakan oleh Henry Fayol. Ciri-ciri
bentuk organisasi ini yaitu organisasinya masih kecil, jumlah karyawan sedikit dan saling
mengenal serta spesialisasi kerja belum tinggi.
Kebaikannya :
a. Kesatuan komando terjamin sepenuhnya karena pimpinan berada pada satu tangan.
b. Garis komando berjalan secara tegas, karena pimpinan berhubungan langsung dengan bawahan.
c. Proses pengambilan keputusan cepat.
d. Karyawan yang memiliki kecakapan yang tinggi serta yang rendah dapat segera diketahui, juga
karyawan yang rajin dan malas.
e. Rasa solidaritas tinggi.
Kelemahannya :
a. Seluruh organisasi tergantung pada satu orang saja, apabila dia tidak mampu melaksanakan tugas
maka seluruh organisasi akan terancam kehancuran.
b. Adanya kecenderungan pimpinan bertindak secara otokratis.
c. Kesempatan karyawan untuk berkembang terbatas.
2. Organisasi Garis dan Staf
Dianut oleh organisasi besar, daerah kerjanya luas dan mempunyai bidang tugas yang beraneka
ragam serta rumit dan jumlah karyawannya banyak. Staf yaitu orang yang ahli dalam bidang
tertentu tugasnya memberi nasihat dan saran dalam bidang kepada pejabat pimpinan di dalam
organisasi.
Kebaikannya :
a. Dapat digunakan dalam organisasi yang besar maupun kecil, serta apapun tujuan perusahaan.
b. Terdapatnya pembagian tugas antara pimpinan dengan pelaksana sebagai akibat adanya staf ahli.
c. Bakat yang berbeda yang dimiliki oleh setiap karyawan dapat ditentukan menjadi suatu spesiali-
sasi.
d. Prinsip penempatan orang yang tepat pada posisi yang tepat pula.
e. Pengambilan keputusan dapat cepat walaupun banyak orang yang diajak berkonsultasi, karena
pimpinan masih dalam satu tangan.
f. Koordinasi lebih baik karena adanya pembagian tugas yang terperinci.
g. Semangat kerja bertambah besar karena pekerjaannya disesuaikan dengan bakat dan kemampuan
yang dimiliki.
Kelemahannya :
a. Rasa solidaritas menjadi berkurang, karena karyawan menjadi tidak saling mengenal.
b. Perintah-perintah menjadi kabur dengan nasehat dari staf, karena atasan dengan staf dapat terjadi
adanya perintah sendiri-sendiri padahal kewenangannya berbeda.
c. Kesatuan komando berkurang.
d. Koordinasi kurang baik pada tingkat staf dapat mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan
tugas.
3. Organisasi Fungsional
Organisasi yang disusun atas dasar yang harus dilaksanakan. Organisasi ini dipakai pada
perusahaan yang pembagian tugasnya dapat dibedakan dengan jelas.
Kebaikannya :
a. Pembidangan tugas menjadi lebih jelas.
b. Spesialisasi karyawan lebih efektif dan dikembangkan.
c. Solidaritas kerja, semangat kerja karyawan tinggi.
d. Koordinasi berjalan lancar dan tertib.
Kelemahannya :
a. Karyawan terlalu memperhatikan bidang spesialisasi sendiri saja
b. Koordinasi menyeluruh sukar dilaksanakan.
c. Menimbulkan rasa kelompok yang sangat sempit dari bagian yang sama sehingga sering
timbul konflik.
4. Organisasi Panitia
Organisasi dibentuk hanya untuk sementara waktu saja, setelah tugas selesai maka selesailah
organisasi tersebut.
Kebaikannya :
a. Segala keputusan dipertimbangkan masak-masak dalam pembahasan yang dalam dan
terperinci.
b. Kemungkinan pimpinan bertindak otoriter sangat kecil.
c. Koordinasi kerja telah dibahas oleh suatu team.
Kelemahannya :
a. Proses pengambilan keputusan memerlukan diskusi yang berlarut-larut yang menghambat
pelaksanaan tugas.
b. Tanggung jawabnya tidak jelas, karena tanggung jawabnya sama.
c. Kreatifitas karyawan terhambat dan sukar untuk dikembangkan, karena faktor kreatifitas lebih
dipentingkan.

STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT ANTON SOEDJARWO PONTIANAK
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA RUANG RAWAT INAP
RUMAH SAKIT ANTON SOEDJARWO PONTIANAK

KATIM R.
CATUR
PRASETYA :
Susy Indrayani,
Amd. Kep

KATIM R.
ESTIBAK
TI :
Musyrifah,
Amd. Kep

Selvia Leni
,Amd.Kep
Harry,
Amd.Kep
Olan
Amd.Kep
Septia,
Amd.Kep
Yeni,
Amd.Kep
Fitri
H,Amd
Kep
Alfisah,
Amd.Kep
Dessy,
Amd.Kep
Petrik,
Amd.Kep
Tina,
Amd.Kep
Wulan,
Amd.Kep
Orchid,
Amd.Kep
D. Gambaran SDM
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Catur Prasetya RS Anton Soedjarwo
adalah sebagai berikut :
Status Masa Pelatihan yang
Jenis Jabatan
No. Nama Pendidikan Kepegawaian Kerja Pernah Diikuti
Kelamin
Pangkat Kontrak
1.
Ns, Sudarwati. S.Kep P S1 Polri - KARU -

2. Susy Indrayani, Amd.Kep


P D3 Polri - KATIM -

3. M. Syafie, Amd.Kep L D3 - Perawat -


4. Bonifasia S, S.Kep P S1 - Perawat -
5. Windu Stiyo, Amd.Kep L D3 - Perawat -
6. Ratih D, Amd.Kep P D3 - Perawat -
7. Iren Mardisa , Amd.Kep P D3 - Perawat -
8. Ari Budiman,Amd.Kep L D3 - Perawat -
Jumlah Perawat S1 2 Orang
Keterangan Jmulah Perawat D3 6 Orang
Jumlah Perawat SPK - Orang

Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Anggrek dan Ruang Mawar RS Anton
Soedjarwo adalah sebagai berikut :
Masa Pelatihan yang
Status Kepegawaian Jabatan
No. Nama JK Pendidikan Kerja Pernah Diikuti
Pangkat Kontrak

1 Ns, Sudarwati. S.Kep P S1 Polri - KARU -

2 Melly Ruliani, Amd.Kep P D3 - KATIM -

Khusnul Hasanah, Amd.


3 P D3 - KATIM
Kep
4 M. Akbar, S. Kep L S1 - Perawat -
5 Alfiansyah, Amd. Kep L D3 - Perawat -
Erwin
6 L D3 - Perawat -
Suherman, Amd.Kep
7 Rumondang.S, Amd.Kep P D3 - Perawat -
8 Rifki Alfitri, Amd.Kep L D3 - Perawat -
9 Septia, Amd.Kep P D3 - Perawat -
10 Irreni Deni, Amd.Kep P D3 - Perawat -
11 Nurdin, Amd.Kep L D3 - Perawat -

12 Pratiwi Wahdini, Amd.Kep P D3 - Perawat -

13 Decky S, Amd. Kep L D3 - Perawat -

14 Dewi Susanti, Amd.Kep P D3 - Perawat

15 Ijal S.Kep L S1 - Perawat

Jumlah Perawat S1 2 Orang


Keterangan Jumlah Perawat D3 12 Orang
Jumlah Perawat SPK - Orang
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang Tribrata dan Esti Bhakti RS Anton Soedjarwo adalah
sebagai berikut :
Pelatihan
Status Masa
Jabatan yang Pernah
No. Nama JK Pendidikan Kepegawaian Kerja
Diikuti
pangkat Kontrak
1. Ns, Sudarwati. S.Kep P S1 Polri - KARU -
2. Musyrifah, Amd. Kep
P D3 - KATIM -
3. Selvia Leni, Amd.Kep P D3 - KATIM -
4. Harry, Amd.Kep L D3 - Perawat -
5. Olan, Amd.Kep L D3 - Perawat -
6. Septia, Amd.Kep P D3 - Perawat -
7. Yeni, Amd.Kep P D3 - Perawat -
8. Fitri H, Amd Kep P D3 - Perawat -
9. Alfisah, Amd.Kep P D3 - Perawat -
10 Dessy J, Amd.Kep P D3 - Perawat -
11 Herman D3 -
L - Perawat
Petrik, Amd.Kep
12 Tina, Amd.Kep P D3 - Perawat -
13 Wulan, Amd.Kep P D3 Perawat
14 Orchid, Amd.Kep P D3 Perawat
Jumlah Perawat S1 - Orang
Keterangan Jumlah Perawat D3 13 Orang
Jumlah Perawat SPK 0 Orang
Jumlah tenaga keperawatan tingkat pendidikan di Ruang VIP RS Anton Soedjarwo adalah sebagai berikut:
Pelatihan
Status Masa
Jabatan yang Pernah
No. Nama JK Pendidikan Kepegawaian Kerja
Diikuti
pangkat Kontrak
1. Ns, Sudarwati. S.Kep P S1 Polri - KARU -
Olivia Hamidi, Amd.
2. Kep P D3 - KATIM -

3. Indah T.W, Amd.Kep P D3 - Perawat -


Yudnita Monawati,
4. P D3 - Perawat -
Amd.Kep
Risty Winddarty,
5. P D3 - Perawat -
Amd.Kep
Toni Priatmojo
6. L D3 - Perawat -
Amd.Kep
Monika Edita.P,
7. P D3 - Perawat -
Amd.Kep
Dewi Sartika
8. P D3 - Perawat -
S.Kep.Ns.
9. Piska Pera Amd.Kep P D3 - Perawat -
Jumlah Perawat S1 - Orang
Keterangan Jumlah Perawat D3 8 Orang
Jumlah Perawat SPK 0 Orang

E. BOR, BTO, AVLOS, dan TOI Klien


 Jumlah hari perawatan : 1.641
 Jumlah lama dirawat : 2.061
 Jumlah pasien keluar hidup dan mati : 473
 Jumlah pasien mati keseluruhan : 3
 Jumlah tempat tidur : 83
 Jumlah periode : 31

BOR : x 100%

: x 100%

: x 100%
: 63,78% (64%)

AVLOS :

:
: 4,35 (4 Hari)

BTO :

:
: 5,69 = 6x

TOI :

:
: 1,97 (2 Hari)

E. JENIS PELAYANAN
Jenis pelayanan yang ada di ruang rawat inap Rumah Sakit Anton Soedjarwonmelayani
pasien umum dan BPJS yang menangani berbagai penyakit. Dimana dengan tingkat keparahan
minimal dan parsial. Pelayanan keperawatan yang diberikan antara lain perawatan pasien oleh
perawat dan dokter, pemeriksaan laboratorium dan pengobatan.

F. PENAMPILAN KINERJA PELAYANAN


Penampilan kinerja pelayanan di ruang rawat inap RS. Anton Soedjarwo telah memberikan
perawatan dengan cukup baik untuk para pasien dalam pemberian hak-hak pasien berupa
mendapatkan pengobatan, konsultasi kesehatan dan pemberian pendidikan kesehatan kepada
pasien dan keluarga agar keluarga dan pasien dapat menjalankan perawatan secara mandiri
ketika pasien pulang. Perawat yang dinas menggunakan pakaian dinas sesuai yang ditentukan
oleh RS. Anton Soedjarwo.
Jumlah ketersediaan perawat diruang rawat inap RS. Anton Soedjarwo yang bertugas dinilai
sudah cukup dengan jumlah pasien yang dirawat. Operan antar pergantian shift sudah
dilaksanakan dengan cukup baik. Kegiatan pre dan post confrance dilaksanakan setiap
hari sedangkan kegiatan ronde keperawatan belum dilaksanakan secara optimal.
Setiap ruangan mempunyai Ketua Tim yang berbeda dan perawat pelaksana yang berbeda
pula. Namun dalam pelaksanaan tugas perawat pelaksana bisa menaungi ruangan yang bukan
bagian kerjanya. Sesuai kebutuhan dan jumlah pasien yang dirawat.

G. ANALISIS SWOT
Permasalahan Yang Ditemukan Di Ruang Rawat Inap Rs Anton Soedjarwo
1. Man
Strength Weakness Opportunity Threatened
1. Adanya kesempatan 1. Adanya tuntutan
untuk melanjutkan pasien untuk
1. SDM terdiri dari S1
pendidikan ke jenjang mendapatkan
(4 orang), D3
yang lebih tinggi pelayanan yang lebih
sebanyak (39 orang).
(D3, S-1 baik.
Keperawatan)
2. Adanya kesempatan
2. Didukung oleh
untuk mengikuti
tenaga medis/ dokter
pelatihan-pelatihan
dan administrasi
keperawatanyang
diadakan diluar.
3. Adanyakerjasama 3. Perlunya sosialisi
3. Perawat mempunyai
antara mahasiswa dan kepada pasien
skill yang didapatkan
perawat ruangan tentang cara mencuci
dari pengalaman dan
dalam penerapan tangan yang benar
pelatihan pencegahan
pencegahan infeksi untuk mencegah
infeksi nosokomial.
nosokomial infeksi nosokomial

2. Money
Strength Weakness Opportunity Threatened
1. System keuangan rumah 1. Terdapat beberapa
sakit yang bersentral, 1. Adanya program wastafel yang
1. Seluruh kebutuhan
menjadikan alokasi pemerintah digunakan tidak
ruangan telah
pendanaan yang (ASKES, BPJS) untuk semestinya
dipenuhi oleh RS .
dibutuhkan ruangan misalnya untuk
terealisasi dalam waktu mencuci piring
yang lama.
2. Klien dan keluarga
mendapatkan
1. Wstafel yag
2. Karena bukan rumah sakit kesempatan untuk
trdapat diruangan
pendidikan, sehingga tidak memperoleh
pasien belum
adanya pembiayaan tamb informasi yang
berfungsi secara
ahan untuk ruangan berkaitan dengan
efektif.
prosedur jaminan
kesehatan.
2. Menjangkau semua
3. Kebutuhan ruangan yang
lapisan masyarakat
diajukan dipenuhi
untuk mendapatkan
dalam jangka waktu yang
fasilitas kesehatan
lama.
yang lebih baik
3. Adanya anggaran
untuk memenuhi
Terdapat beberapa
kebutuhan ruangan
handscrub yang
seperti sabun cuci
habis belum terisi.
tangan, handscrub dan
lainnya

3. MATERIAL dan MACHINE


Strength Weakness Opportunity Threatened
1. Mempunyai peralatan 1. Papan Struktur
1. Kebijakan RS untuk 1. Pencairan dana
sterilisator. organisasi ruangan mengajukan sulit/lama untuk
2. Terdapat administrasi belum kelengkapan peralatan penyediaan sarana
sebagai penunjang diperbaharui/masih yang belum terpenuhi. dan prasarana.
3. Tersedianya nurse menggunakan struktur 2. Adanya mahasiswa2. Pemahaman yang
station yang lama. yang sedang praktik kurang terhadap
4. Terdapat wastafel
2. Jumlah termometer manajemen yang penggunaan sarana
yang disediakan terbatas sehingga membantu melengkapi dan prasarana yang
dibeberapa tempat di pengukuran TTV peralatan/kontribusi ada dirumah sakit
dalam pencegahan
rumah sakit. membutuhkan waktu kelengkapan ruangan
infeksi
5. Terdapat gelang yang agak lama. 3. Adanya servis/
nosokomial, safety
pasien 3. Tidak terdapatnya terulang alat secara pasien dan
buku inventaris rumah berkala untuk identifikasi paien.
sakit. maintenance
4. Mempunyai sarana
dan prasarana yang
kurang baik untuk
pasien dan tenaga
kesehatan. Seperti
tidak adanya wastafel
dan WC pasien yang
jauh dari tempat tidur
pasien yang sedikit
menyulitkan pasien.
5. Tidak
terdapatnya stiker
penanda pasien resiko
jatuh

4. Methode
Strength Weakness Opportunity Threatened
1. Terdapat SOP untuk 1. Penggunaan gelang 1. Peluang perawat
1. Akreditasi rumah
identifikasi pasien da pasien tidak untuk sakit terhadap
pencegahan infeksi dilakukan untuk mensosialisaikan sistempencegahan
osokomial. semua pasien. penggunaan gelang infeksi nosokomial
2. Adanya peggunaan2. Sosialisai pasien dan mencuci dan safety pasien.
komunikasi terapeutik penggunaan gelang tangan.
pada pasie pasien yang belum
3. Adanya kemampuan optimal.
perawat untuk
melaksanakan
pendokumentasian
4. Adanya
sosialisai perawat
terhadap pasien
5. Adanya kemampuan
perawat untuk
melakukan sentralisasi
obat

DAFTAR PUSTAKA
Kuntoro, Agus. 2010. Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Mulia Medika : Yogyakarta
Nursalam. 2009. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dan Keperawatan Profesional, Edisi Ke 2 Salemba
Medika: Jakarta
Suyanto. 2009. Mengenal Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan di Rumah Sakit. Mitra Cendikia
Press : Yogyakarta
Suarli, S dan Bahtiar Yanyan. 2002. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga :
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai