Anda di halaman 1dari 16

Masuk 

Penelusuran... Penelusuran

Pencatatan Barang Milik
Sekolah/Madrasah

 Presentasi serupa
Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah
Diterbitkan oleh Agustinus Juventini Telah diubah "4 tahun yang lalu

223  Sematkan

 Upload presentasi

 Presentasi serupa
Solusi penginapan bula
RedDoorz

Nginep bulanan di Residences by RedD


bakal lebih hemat 25% pake kode prom
LONGSTAY25

BUKA

 Lebih lanjut

Presentasi berjudul: "Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah"—


Transcript presentasi:

1 Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah


Mengapa slide ini penting?
Sebagai bagian dari siklus manajemen keuangan, pencatatan barang milik
sekolah/madrasah akan memberikan gambaran apa saja hal minimal yang harus
dilakukan sekolah dalam upaya menginventarisasi barang-barang yang berada dalam
penguasaan sekolah.
slides powerpoint Inti uraian:
Sesi ini hanya menjelaskan syarat minimal
ppt format
dalam pengelolaan aset, yaitu melalui
power slide pencatatan barang yang ada di sekolah. Ini
dikaitkan juga dengan kemampuan sekolah
dalam hal sumber daya manusia yang
terbatas. Diharapkan melalui pencatatan barang yang dilakukan di tingkat sekolah,
setidaknya dapat diketahui kondisi terkini dari barang-barang yang ada di sekolah
untuk dapat mendukung proses belajar mengajar secara optimal.
Sebagai pembuka, fasilitator dapat mengajukan pertanyaan pada para peserta:
“Siapa yang telah melakukan pencatatan barang di sekolah?”;
“Bagaimana bapak/ibu melakukan pencatatan tersebut?”.
11

2 Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…
pentingnya melakukan pencatatan barang milik daerah yang dikelola oleh
sekolah/madrasah (selanjutnya disebut barang milik sekolah/madrasah atau BMS);
pencatatan penerimaan dan penggunaan barang habis pakai; dan
pencatatan dan penempatan barang tidak habis pakai dan memberikan kode barang
untuk inventarisasi barang milik sekolah/madrasah.
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai setelah sesi ini berakhir dan menjadi tolok ukur
akan apa yang bisa peserta dapatkan setelah mengikuti sesi ini.
Inti uraian:
Tujuan pertama adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya pencatatan milik
sekolah yang merupakan bagian dari barang milik daerah yang ditempatkan di sekolah Solusi penginapan bula
Tujuan kedua adalah mengajarkan pada peserta sehingga tahu apa yang harus
dilakukan ketika menerima pengiriman barang habis pakai yang dipesan dan RedDoorz
bagaimana perlakuannya ketika barang tersebut disimpan kemudian disalurkan Nginep bulanan di Residences by RedD
ataupun diminta untuk digunakan. bakal lebih hemat 25% pake kode prom
Tujuan ketiga adalah mengajarkan pada peserta sehingga mampu melakukan LONGSTAY25
pencatatan barang tidak habis pakai dengan menggunakan kode standar yang
digunakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta paham tentang
apa yang harus dilakukan ketika menempatkan/menyalurkan barang tersebut untuk
digunakan di lingkungan sekolah. BUKA
2

3 Pokok Bahasan
Latar Belakang dan Pengertian Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah.
Penanggungjawab dan Jenis Barang Milik Sekolah/Madrasah.
Pencatatan Penerimaan, Penyimpanan dan Penggunaan Barang Milik Sekolah/
Madrasah.
Penulisan Kode Barang.
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran tentang topik-topik yang akan dibahas dalam sesi ini. Dengan
demikian, peserta mendapatkan gambaran tentang apa saja yang akan mereka dapat
pada sesi ini.
Inti uraian:
Pokok bahasan 1 memberikan latar belakang dan pengertian tentang apa yang
dimaksud dengan barang milik sekolah.
Pokok bahasan 2 menjelaskan tentang penanggung jawab dari barang milik sekolah
serta apa saja yang termmasuk barang milik sekolah. Ini penting diketahui karena
sebagai bagian dari barang daerah, barang milik sekolah harus dipertanggungjawabkan
penggunaannya.
Pokok bahasan 3: pada bagian ini peserta akan dipandu untuk memahami bagaimana
melakukan pencatatan ketika menerima, menyimpan dan menggunakan/menyalurkan
barang milik sekolah
Pokok bahasan 4: secara khusus akan menjelaskan penulisan kode barang milik
sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk barang milik daerah.
4 Dasar Hukum Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah?
PP 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan PP 38/2008 tentang
Perubahan atas PP 6/2006.
Permendagri 17/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah (Pasal
3, Pasal 6 Ayat 5, dan Lampirannya)
Peraturan Menteri Keuangan 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kode kasi
Barang Milik Negara.
Mengapa slide ini penting?
Praktisi di lapangan umumnya mengedepankan legalitas dari hal-hal yang harus
dikerjakan, karenanya penting untuk menjelaskan peraturan perundangan yang
mendasari dilakukannya pencatatan barang milik sekolah
Inti uraian:
PP 6/2006 menyatakan bahwa:
“Kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau atau pejabat yang ditunjuk
oleh pengguna barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya”. Di tingkat sekolah, kuasa pengguna barang tersebut adalah
kepala sekolah.
Pasal 1 (20) menyatakan bahwa “Penatausahaan barang adalah rangkaian kegiatan
yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara/daerah
sesuai ketentuan berlaku.
Pasal 6 Ayat 5 Permendagri 17/2007 secara jelas menyatakan:
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna barang milik daerah,
berwenang dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang
dipimpinnya kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;
b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;
d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah
yang ada dalam penguasaannya; dan
f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS)
dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam
penguasaannya kepada kepala satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.
Permendagri 17/2007 disertai dengan lampiran yang berisikan kode-kode barang di
tingkat daerah.
Untuk madrasah: kode barang yang digunakan mengacu pada Permenkeu
29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kode kasi Barang Milik Negara.

5 Mengapa penting dilakukan Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah?


Sebagai proses inventarisasi kekayaan daerah dimana BMS merupakan salah satu
unsurnya.
Menjaga kondisi BMS guna memastikan pelayanan pendidikan dapat berjalan secara
normal.
Sebagai bentuk pengamanan barang daerah yang dikuasakan penggunaannya kepada
sekolah.
Dasar penyusunan Neraca daerah karena BMS adalah bagian dari barang daerah.
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menjelaskan tentang alasan mengapa penting dilakukan pencatatan barang
milik sekolah.
Inti uraian:
Pencatatan merupakan bagian dari proses inventarisasi kekayaan daerah sehingga
Pemerintah daerah dapat mengetahui total kekayaan yang dimilikinya. Hal ini penting
dalam penyusunan neraca keuangan daerah, dimana salah satu unsurnya adalah aset
daerah, dan barang milik sekolah/madrasah merupakan bagian dari aset daerah.
Pencatatan BMS/M juga dapat memberikan informasi mengenai kondisi barang yang
ada di lingkungan sekolah, hal ini guna memastikan kelayakan pakainya sehingga
proses belajar mengajar tidak terganggu.
Pencatatan BMS/M dilakukan juga dalam rangka memastikan bahwa barang-barang
yang dikuasakan penggunaannya kepada sekolah memang masih berada dalam kuasa
sekolah, dan tidak dipindahtangankan penggunaannya tanpa seijin kepala daerah.

6 Apa yang dimaksud dengan Barang Milik Sekolah/Madrasah


…merupakan barang milik daerah yang dikelola oleh sekolah, terdiri dari:
Barang habis pakai – yaitu barang habis dipakai dalam pelaksanaan belajar mengajar di
sekolah dengan masa pakai kurang dari satu tahun (contoh: kapur tulis, ATK dll)
Barang tidak habis pakai – yaitu barang yang memiliki masa pakai lebih dari satu tahun
dan dapat digunakan berulangkali (contoh: meja, kursi, komputer, mesin tik, dll)
Mengapa slide ini penting?
Memberikan de nisi dari barang milik sekolah/madrasah.
Inti uraian:
Barang habis pakai umumnya tidak diatur secara khusus melalui peraturan tertentu.
Namun untuk tujuan akuntabilitas penggunaan dana pencatatan BMS/M habis pakai
perlu dilakukan. Dengan demikian dapat diketahui tingkat pemakaian rata-rata barang-
barang yang umum dipakai sehari-hari di sekolah untuk tujuan ketersediaan barang
tersebut. Tidak perlu dibuat laporan khusus ke tingkat Pemda untuk barang habis
pakai.
Barang tidak habis pakai umumnya mempunyai masa pakai lebih dari satu tahun.
Barang-barang jenis ini dicatat sebagai barang milik daerah yang dikuasakan
penggunaannya kepada sekolah, dan merupakan bagian dari aset daerah yang tercatat
dalam neraca keuangan daerah. Seseuai peraturan, pengguna barang wajib membuat
laporan kepada pengelola barang minimal setiap semester dan tahunan.
Untuk bangunan sekolah dan tanah umumnya tidak masuk dalam pencatatan ini
karena sudah dicatat di tingkat dinas, kecuali Pemda memiliki aturan lain yang
mewajibkan pencatatan dilakukan di tingkat sekolah. Sedangkan untuk bangunan
tambahan yang berasal sumbangan ataupun lainnya harus tetap dicatat oleh sekolah.

7 Sumber Barang Milik Sekolah/Madrasah


Pembelian yang dilakukan sekolah/madrasah.
Sumbangan dari:
Pemerintah
Provinsi
Kabupaten/Kota
Perusahaan
Hibah donor
Masyarakat
Lainnya.
Mengapa slide ini penting?
Menggambarkan asal-usul dari barang milik sekolah.
Inti uraian:
BMS/M dapat diperoleh melalui pembelian langsung oleh sekolah. Untuk barang yang
tidak habis pakai, barang yang dibeli perlu dilaporkan kepada dinas pendidikan untuk
kemudian dicatat sebagai bagian dari barang daerah.
Sumber yang lain dapat berasal dari sumbangan pemerintah pusat, pemerintah
provinsi, pemerintah kabupaten/kota, sumbangan masyarakat, hibah dari donor, dan
lainnya.

8 Siapa yang Bertanggungjawab atas Barang Milik Sekolah?


Kepala Sekolah sebagai kuasa pengguna barang daerah atau yang kemudian
mendelegasikannya kepada kepala tata usaha atau yang ditunjuk oleh kepala sekolah
sebagai penanggung jawab pengelola barang milik sekolah.
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menegaskan tentang siapa penanggungjawab utama dalam pengelolaan
barang milik sekolah/madarasah.
Inti uraiana:
Dalam PP 6/2006 dan perubahannya melalui PP 38/2008 dinyatakan bahwa Kepala
Daerah merupakan pemegang kekuasaan pengelolaan barang milik daerah,
tanggungjawab pengelola barang ada di tangan Sekda, kepala SKPD sebagai
penanggungjawab pengguna barang yang kemudian menguasakannya kepada kepala
sekolah. Dalam pelaksanaannya kepala sekolah dapat mendelegasikannya kepada
kepala tata usaha atau yang ditunjuk.

9 Tanggung Jawab Kepala Sekolah sebagai Kuasa Pengguna dalam


Pengelolaan BMS
Pencatatan administrasi barang inventaris, pemberian kode kasi,
Inventarisasi dengan cara menerbitkan dan memasang daftar inventaris ruangan,
Membuat laporan mutasi barang,
Membuat laporan pengadaan barang inventaris secara berkala (per triwulan),
Mengawasi segala jenis perbaikan/pemeliharaan barang inventaris.
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menjelaskan tugas kepala sekolah sebagai kuasa pengguna barang milik
sekolah/madrasah
Inti uraian:
Ada tiga tugas utama kuasa pengguna barang yaitu: pencatatan, inventarisasi dan
melaporkan.
Pencatatan adalah mendokumentasikan barang yang ada di lingkungan sekolah
termasuk memberikan kode-kode barang yang sesuai dengan peraturan perundangan.
Inventarisasi adalah memastikan bahwa barang yang dicatat memang benar ada dan
memastikan lokasi/ keberadaan barang yang dicatat tersebut.
Melaporkan setiap perubahan jumlah, status, dan kondisi yang ada dalam penguasaan
sekolah kepada Dinas Pendidikan sebagai kuasa pengguna barang untuk kemudian
dilaporkan kepada kepala daerah secara periodik.

10 Alur Pencatatan Penerimaan dan Penggunaan/Penempatan Barang


Sekolah
Penerimaan, penyimpanan dan penempatan/ penggunaan barang milik sekolah
merupakan satu rangkaian kegiatan dalam rangka tertib administrasi pengelolaan
barang milik sekolah.
Penyimpanan/
Penempatan/
Penggunaan
Mengapa slide ini penting?
Menggambarkan arus barang, mulai dari penerimaan sampai penggunaannya.
Inti uraian:
Ada tiga tahapan dalam arus barang, yaitu:
Penerimaan barang: baik penerimaan barang dari pembelian maupun penerimaan
barang dari sumbangan atau hibah. Barang yang diterima ini dicatat dalam kartu
penerimaan barang sebagai bukti penerimaan.
Pencatatan barang: barang yang diterima kemudian dicatatkan ke dalam kartu-kartu
barang sesuai jenis barang.
Penempatan/penggunaan: barang kemudian ditempatkan/disalurkan ke
lokasi/ruangan yang membutuhkan ataupun kepada orang yang mengajukan
permohonan pembelian untuk kemudian dapat digunakan dengan baik.
Penerimaan
Pencatatan

11 Penerimaan Barang
Dilakukan oleh kepala tata usaha atau penanggung jawab barang yang ditunjuk.
Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian kontrak/kontrak
pengadaan barang yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
3. Barang yang diterima harus disertai dokumen yang menyatakan macam/jenis,
jumlah, harga, dan spesi kasi barang.
4. Barang diterima jika sesuai isi dokumen pada poin 3 diatas.
5. Jika ada kekurangan maka barang ditolak atau buat tanda terima sementara yang
memuat sebab-sebab penerimaan sementara barang.
6. Pernyataan penerimaan barang sah apabila berita acara penerimaan barang telah
ditanda tangani oleh kepala tata usaha.
Mengapa slide ini penting:
Menggambarkan tahapan dalam proses penerimaan barang.
Inti uraian:
Ini merupakan alur penerimaan barang di sekolah.
Barang yang diterima atas pengajuan pembelian harus dicocokkan dengan surat
perintah kerja/ perjanjian/kontrak pengadaan yang ditandatangani kepala sekolah. Jika
tidak ditemukan, maka penerimaan barang sebaiknya ditangguhkan atau diberi
catatan. Ini tidak berlaku bagi barang sumbangan atau hibah.
Cocokkan rincian dalam dokumen barang dengan surat pemesanan/kontrak dalam hal
jenis, jumlah, harga dan spe kasi barang. Jika sesuai maka barang bisa diterima, jika
tidak maka sebaiknya barang ditolak atau diterima dengan catatan.
Penerimaan dianggap sah bila berita acara penerimaan barang atau dalam hal ini
melalui Kartu Penerimaan Barang telah ditandatangani oleh kepala tata usaha di
sekolah.

12 Contoh Kartu Penerimaan Barang KARTU PENERIMAAN BARANG


Sekolah/Madrasah:
No:
Jl……………………………………………..
Tanggal:
KARTU PENERIMAAN BARANG
No
Jenis
Kuantitas/ Unit
Harga
Sumber
Referensi
Dibukukan
Di
Tanggal
Yang Menerima
(TT dan Nama Jelas)
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran dari bentuk kartu penerimaan barang.
Inti uraian:
Dalam slide diperlihatkan contoh dari kartu penerimaan barang beserta informasi yang
dibutuhkan dalam kartu ini. Kolom sumber menunjukkan asal dari barang yang
diterima, apakah berasal dari pembelian biasa atau sumbangan/hibah.
Kolom referensi merupakan kolom yang disediakan untuk mencatat nomor surat
pemesanan/kontrak sebagai dokumen pendukung. Sedangkan kolom “dibukukan”
menjelaskan di buku barang mana dicatatnya dan pada tanggal berapa.

13 Penyimpanan dan Pemakaian Barang Habis Pakai


Menggunakan sistem kartu barang guna pemantauan persediaan dan penggunaan
barang
Setiap satu jenis barang dibuatkan satu kartu barang
Kartu barang disimpan dalam kotak atau le khusus, dan diurutkan secara alfabetis
sesuai dengan nama barang.
Setiap ada perubahan jumlah logistik, baik karena adanya pemasukan barang maupun
pengeluaran barang harus secepatnya dicatat
Setiap kartu barang harus dapat menunjukkan persediaan barang pada saat itu.
Bukti-bukti pemasukan barang disimpan dalam satu tempat atau map khusus yang
berisi bukti-bukti penerimaan logistik secara berurutan sesuai tanggal penerimaan.
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan tentang proses selanjutnya dari penerimaan barang, terutama barang
habis pakai, yaitu penyimpanan dan pemakaiannya.
Inti uraian:
Disarankan untuk membuat kartu barang untuk setiap jenis barang, sehingga mudah
diketahui berapa barang yang tersedia sampai tanggal tertentu. Kartu-kartu barang ini
disimpan dalam le khusus secara berurutan sesuai dengan abjad pertama dari nama
barang.
Setiap perubahan yang terjadi harus segera dicatat dalam kartu barang sehingga
persediaan barang terkini dapat segera diketahui.
Sedangkan bukti-bukti penerimaan barang maupun surat pemesannya harus disimpan
di tempat yang aman.

14 Contoh Kartu Barang Habis Pakai


Nama Sekolah:
Alamat:
Nama Barang:
No
Tgl.
Referensi
Uraian
Kuantitas/Unit
Masuk
Keluar
Sisa
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menggambarkan kartu barang yang umumnya digunakan dan memuat
informasi minimal yang sebaiknya dicantumkan.
Inti uraian:
Kolom referensi diisi dengan pembelian atau pemakaian. Jika merupakan pembelian,
maka sebaiknya dicantumkan nomor yang berasal dari kartu penerimaan barang
ataupun nomor kwitansi di kolom uraian dan cantumkan jumlahnya di kolom masuk.
Sedangkan untuk pemakaian, maka di kolom uraian dijelaskan siapa yang
menggunakan dan untuk keperluan apa, dibubuhi paraf di bagian belakang.

15 Penyimpanan Barang Tidak Habis Pakai


Pelaksanaan penyimpanan barang tersebut meliputi:
Menyimpan, mengatur, dan merawat.
Mencatat secara tertib dan teratur penerimaan barang, pengeluaran barang, dan
keadaan persediaan barang ke dalam buku barang menurut jenisnya:
a. kartu inventaris tanah
b. kartu inventaris mesin dan peralatan
c. Kartu inventaris gedung dan bangunan
d. Kartu Inventaris aset tetap lainnya.
3. Membuat laporan berkala.
Mengapa slide ini penting?
Slide ini menjelaskan hal-hal penting terkait dengan penyimpanan barang tidak habis
pakai yang sedikit berbeda dengan barang habis pakai.
Inti uraian:
Perbedaan utama dengan barang habis pakai adalah dalam hal perawatan. Karena
umumnya barang tidak habis pakai memilik masa manfaat lebih dari satu tahun, maka
perlu dianggarkan dan dilakukan perawatannya sehingga barang tersebut tetap dapat
digunakan secara optimal. Penempatan barang habis pakai juga perlu diketahui
dengan jelas karena umumnya barang ini bernilai mahal.
Ada 4 kartu yang umum digunakan di tingkat sekolah untuk melakukan pencatatan dan
inventarisasi barang di sekolah, yaitu: kartu inventaris tanah, inventaris mesin dan
peralatan, inventaris gedung dan bangunan, serta inventaris aset tetap lainnya.
Keempat kartu inilah yang umumnya digunakan di tingkat sekolah, dimana bentuk dan
isinya sudah sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Dari keempat kartu ini, secara rutin (minimal enam bulan dan satu tahun) dibuatlah
laporannya.

16 Contoh 1 - Kartu Inventaris Tanah


Mengapa slide ini penting?
Menunjukkan pada peserta format dari kartu inventaris tanah.
Inti uraian:
Kolom 1: Nomor urut pencatatan
Kolom 2: Jenis barang/nama barang. Pada kolom 2 dituliskan dengan jelas jenis tanah
yang merupakan barang inventaris. Contoh : tanah sekolah, tanah asrama guru, dll
Kolom 3: Nomor kode barang sesuai
Kolom 4: Luas tanah – luas tanah dalam satuan yang sama, misalnya m2
Kolom 5: Tahun pengadaan tanah –tahun pada waktu tanah tersebut diperoleh
Kolom 6: Letak/alamat. Pada kolom 6 tuliskan letak alamat lengkap lokasi dari tanah
tersebut. Contoh : Jalan Kayu Jati II Rawamangun atau nama Kelurahan,
kecamatan/Nama Kota dan sebagainya.
Kolom 7: Isi dengan jenis hak pemanfaatan tanah: Hak Pakai atau Hak Pengelolaan.
Yang dimaksud dengan hak pakai adalah apabila tanah tersebut dipergunakan
langsung menyelenggarakan tugas pokok dan fungsi pemerintahan. Sedangkan hak
pengelolaan adalah apabila tanah tersebut dipergunakan untuk menunjang tugas
pokok dan fungsi.
Kolom 8: Tanggal Serti kat. Pada kolom 8 tuliskan tanggal dikeluarkannya serti kat dari
tanah tersebut.
Kolom 9: Nomor Serti kat. Pada kolom 9 tuliskan nomor serti kat dari tanah tersebut.
Kolom 10: Penggunaan. Pada kolom 10 tuliskan penggunaan atau peruntukan tanah
tersebut.
Kolom 11: Asal Usul. Pada kolom 11 tuliskan asal usul perolehan dari barang tersebut.
Misalnya : a) dibeli, b) hibah, c) dan sebagainya.
Kolom 12: Harga. Pada kolom 12 dituliskan nilai pembelian dari tanah tersebut atau
perkiraan nilai tanah tersebut apabila berasal dari sumbangan/hibah, pembukaan
hutan dan sebagainya.
Kolom 13: Keterangan. Pada kolom 13 tuliskan keterangan yang dianggap perlu dan
yang berhubungan dengan tanah tersebut.

17 Contoh 2 - Kartu Inventaris Mesin/Peralatan


Mengapa slide ini penting?
Menunjukkan pada peserta format dari kartu inventaris peralatan/mesin
Kolom 1: Nomor Urut - Pada kolom 1 tuliskan nomor urut dari setiap jenis barang.
Kolom 2: Nomor Kode Barang. Pada kolom 2 tuliskan nomor kode barang yang
bersangkutan. Dalam hal kartu inventaris mesin/peralatan ini dipergunakan untuk
mencatat lebih dari satu barang yang sejenis, diberi nomor register mulai dari 0001 s/d
nomor register terakhir dari barang dimaksud.
Kolom 3: Nama Barang/Jenis Barang. Pada kolom 3 tuliskan jenis barang atau nama
secara jelas seperti: kendaraan, alat besar, mesin tik, lling cabinet dan sebagainya.
Untuk barang-barang yang mempunyai nomor pabrik, cara pencatatannya harus satu
persatu. Jadi satu baris untuk satu barang saja, sedangkan barang-barang yang tidak
mempunyai nomor pabrik seperti: kursi, meja dan sebagainya dapat digabungkan
dalam satu baris dengan syarat bahwa barang tersebut mempunyai karakteristik yang
sama (ukuran, bahan baku, tahun pembelian dan sebagainya).
Kolom 4: Merk/Tipe. Pada kolom 4 tuliskan merk dan tipe barang yang dimaksud.
Apabila tidak ada tipenya kolom ini diberi tanda strip (-). Contoh : - Mobil: merk Toyota
Kijang dengan tipe LGX
- Komputer: Merek IBM dengan tipe Pentium 4, dan sebagainya.
Kolom 5: Ukuran/CC. Pada kolom 5 tuliskan ukuran atau cc dari barang yang
bersangkutan, kalau tidak ada ukurannya diberi tanda strip (-). Contoh : - Mobil : 2000
cc
- Komputer : dengan spesi kasi besaran layar, kapasitas, dsb
Kolom 6: Bahan. Pada kolom 6 tuliskan dari bahan apa barang yang bersangkutan
dibuat. Apabila bahan yang digunakan lebih dari 1 (satu) macam, maka tuliskan bahan
atau bahan yang paling banyak digunakan. Contoh: besi (untuk lling cabinet). Besi,
plastik (untuk kursi).
Kolom 7: Tahun Pembelian. Pada kolom 7 tuliskan tahun pembelian dari barang yang
bersangkutan, Apabila tidak diketahui tahun pembeliannya supaya tuliskan tahun
penerimaan/unit pemakaiannya.
Kolom 8: Nomor Pabrik. Pada kolom 8 tuliskan nomor pabrik barang yang
bersangkutan. Apabila tidak diketahui nomor pabrik maka kolom ini diberi tanda strip
(-).
Kolom 9: Nomor Rangka. Pada kolom 9 tuliskan nomor rangka/chasis dari alat
angkutan yang bersangkutan kalau tidak ada nomor chasis berikan tanda strip (-).
Contoh : K dan sebagainya.
Kolom 10: Nomor Mesin. Pada kolom 10 tuliskan nomor mesin dari alat angkutan yang
bersangkutan, nomor ini dapat dilihat pada alat angkutan yang bersangkutan pada
faktur/kwitansi pembeliannya, kalau tidak ada nomor mesin berikan tanda strip (-).
Kolom 11: Nomor Polisi. Pada kolom 11 tuliskan nomor polisi alat angkutan yang
bersangkutan. Contoh : B 8165 LE dan seterusnya. Untuk jenis Alat Angkutan tertentu
yang tidak mempunyai Nomor Polisi, maka kolom ini diberi tanda strip (-).
Kolom 12: B P K B. Pada kolom 12 tuliskan nomor BPKB.
Kolom 13: Asal-usul. Pada kolom 13 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.
Contoh : Pembelian, hadiah dan sebagainya.
Kolom 14: Harga. Pada kolom 14 tuliskan harga barang yang bersangkutan
berdasarkan faktur/kwitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari
pembelian. Apabila barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supaya
diperkirakan dengan harga yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.
Contoh : Suatu barang harganya : Rp ,- maka pada kolom ini dituliskan 253; Rp ,- maka
pada kolom ini dituliskan 254.
Kolom 15: Keterangan. Pada kolom 15 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang
ada hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : dipinjamkan, dan
sebagainya.

18 Penting Untuk Diperhatikan


Kartu Inventaris Mesin/Peralatan ini digunakan juga untuk mencatat:
Alat-alat angkutan: alat angkutan darat bermotor, alat angkutan darat tak bermotor, dll.
Alat-alat bengkel dan alat ukur: alat bengkel bermotor, alat bengkel tak bermotor, dll.
Alat-alat kantor dan rumah tangga: alat kantor, alat rumah tangga, dll.
Alat-alat laboratorium: unit alat laboratorium, alat peraga/praktek sekolah, dll.
Mengapa slide ini penting?
Menunjukkan pada peserta tentang apa saja yang umumnya termasuk dalam mesin
dan peralatan di tingkat sekolah.
Inti uraian:
Ada banyak barang bisa dikategorikan sebagai peralatan dan mesin untuk tingkat
sekolah. Dalam slide berikut digolongkan barang apa saja yang termasuk peralatan dan
mesin di tingkat sekolah sehingga harus dicatat dalam kartu inventaris mesin dan
peralatan. (Bacakan!)

19 Contoh 3 - Kartu Inventaris Gedung


Kartu Inventaris ini digunakan untuk mencatat setiap inventaris bangunan
gedung.
Mengapa slide ini penting?
Menunjukkan template baku yang digunakan dalam mencatat inventaris
bangunan/gedung.
Inti uraian:
Kolom 1: Diisi nomor urut
Kolom 2: Jenis Barang/nama Barang. Pada kolom 2 tuliskan jenis gedung. Pengisian
tentang gedung diartikan sebagai bangunan yang berdiri sendiri atau dapat pula
merupakan suatu kesatuan bangunan yang tidak dapat dipisahkan. Misalnya: kantor
guru, ruang kelas, dll.
Kolom 3: Diisi nomor kode barang
Kolom 4: Kondisi Bangunan. Pada kolom 4 tuliskan kondisi dari pada bangunan gedung
pada saat pelaksanaan inventrisasi. Kondisi sik bisa dalam keadaan baik, rusak ringan,
rusak sedang dan rusak berat.
Kolom 5: Konstruksi Bangunan. Pada kolom 5 tuliskan “bertingkat” apabila bangunan
tersebut bertingkat. Sebaliknya jika tidak bertingkat tuliskan “tidak”.
Kolom 6: Pada Kolom 6 tuliskan: ”beton” apabila bangunan tersebut seluruhnya
berkonstruksi beton. Sebaliknya apabila tidak berkonstruksi beton isikan “tidak”
Kolom 7: Luas Lantai ( M² ). Pada kolom 7 tuliskan luas dari bangunan yang tercantum
dalam kolom 1 dengan bilangan bulat. Perhitungan luas lantai tersebut termasuk luas
teras dan untuk gedung bertingkat dihitung dari luas lantai satu dan dijumlah dengan
luas lantai bertingkat berikutnya.
Kolom 8: Letak/Lokasi. Pada kolom 8 tuliskan letak/alamat lengkap lokasi dari
bangunan tsb. Misalnya : Jl. Merdeka Selatan 8-9, Jl. Pemuda No. 9, dsb
Kolom 9 -10: Dokumen Gedung. Yang dimaksud dengan dokumen gedung dapat
berupa surat-surat pemilikan. Seperti : Serti kat atas tanah bangunan gedung, surat ijin
bangunan dan sebagainya. Pada kolom 9 diisikan tanggal dikeluarkannya dokumen
tersebut di atas, sedangkan pada kolom 10 diisikan nomor dokumen.
Pada kolom 11 tuliskan luas dari tanah bangunan dengan ukuran m², dengan bilangan
bulat. Kalau memang ada batas maka bisa digunakan sebagai dasar perhitungan luas
tanah bangunan.
Pada kolom 12 isikan status tanah dari tanah bangunan tersebut dapat berupa:
a. Tanah milik Pemda
b. Tanah Negara (Tanah yang dikuasai langsung oleh Negara).
c. Tanah Hak Ulayat (Tanah masyarakat Hukum Adat)
d. Tanah Hak (Tanah kepunyaan perorangan atau Badan Hukum), Hak Guna Bangunan,
Hak Pakai atau Hak Pengelolaan
Kolom 13 isikan Nomor Kode Tanah.
Kolom 14: Asal Usul. Pada kolom 14 tuliskan asal perolehan dari barang tersebut,
misalnya :
a. dibeli
b. hibah
c. dan lain-lain
Dalam hal bangunan/barang yang dibiayai dari beberapa sumber anggaran, dicatat
sebagai milik komponen pemilikan pokok, misalnya bangunan Pemda dibantu dari
anggaran Pusat maka statusnya tetap dicatat sebagai milik Pemda.
Kolom 15: Harga. Pada kolom 15 tuliskan harga yang sebenarnya untuk bangunan
gedung/monumen tersebut. Apabila nilai gedung/monumen tersebut tidak dapat
diketahui berdasarkan dokumen yang ada, maka perkirakan nilai gedung berdasarkan
harga yang berlaku dilingkungan tersebut pada waktu pencatatan.
Kolom 16: Keterangan. Tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang ada
hubungannya dengan bangunan tersebut.
Setelah selesai diisi seluruhnya maka pada sebelah kanan bawah dibubuhkan tanggal
pencatatan dan ditandatangani pengurus barang dan diketahui oleh Kepala SKPD.

20 Contoh 4 - Kartu Inventaris Aset Tetap Lainnya


Mengapa slide ini penting?
Untuk menunjukkan pada peserta pelatihan format dari kartu inventaris aset.
Inti uraian:
Kolom 1: Nomor Urut. Pada kolom 1 tuliskan Nomor Urut dari setiap jenis barang,
dimulai dari nomor urut 1,2,3 dan seterusnya.
Kolom 2: Jenis Barang/Nama Barang. Pada kolom 2 tuliskan jenis barang atau nama
secara jelas seperti: Buku dan perpustakaan, barang bercorak kebudayaan,
hewan/ternak dan tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
Kolom 3: Nomor Kode Barang. Pada kolom 3 tuliskan nomor kode barang yang
bersangkutan
Kolom 4,5 untuk Buku dan perpustakaan
Pada kolom 4 tuliskan judul/pencipta buku.
Kolom 5 diisi mengenai bahan pembuatan buku (kertas, CD, dll)
Kolom 6,7,8 untuk Barang bercorak kesenian/kebudayaan.
Pada Kolom 6 diisi mengenai asal daerah
Kolom 7 diisi nama pencipta
Kolom 8 diisi spesi kasi bahan.
Kolom 9,10 untuk Hewan/Ternak dan Tumbuhan.
Pada kolom 9 diisi mengenai jenis hewan/ternak atau tumbuhan
Kolom 10 diisi ukuran (kg, cm, m, dan sebagainya).
Kolom 11: Jumlah. Pada kolom 11 diisi jumlah barang.
Kolom 12: Tahun cetak/pembelian. Pada kolom 12 diisi tahun cetak dan pembelian.
Apabila tidak diketahui diberi tanda strip (-).
Kolom 13: Asal-usul. Pada kolom 13 tuliskan asal usul dari barang yang bersangkutan.
Contoh: pembelian, hadiah dan sebagainya.
Kolom 14: Harga. Pada kolom 15 tuliskan harga barang yang bersangkutan
berdasarkan faktur/kuitansi pembelian apabila barang yang bersangkutan berasal dari
pembelian. Apabila barang yang bersangkutan berasal dari sumbangan/hadiah supaya
diperkirakan dengan harga yang wajar. Pencatatannya dalam ribuan rupiah.
Kolom : 15 Keterangan. Pada kolom 15 tuliskan keterangan yang dianggap perlu yang
ada hubungannya dengan barang yang bersangkutan. Contoh : Dipinjamkan dan
sebagainya.

21 Penting Untuk Diperhatikan:


Kartu Inventaris Aset Tetap Lainnya digunakan untuk mencatat:
Buku dan perpustakaan
Buku seperti Buku Umum, Filsafat, Agama, IPS, Ilmu Bahasa, Matematika dan IPA, Ilmu
Pengetahuan Praktis, Arsitektur, Kesenian, Olahraga, Geogra , Biogra , Sejarah, dll.
Barang bercorak kesenian/kebudayaan
Barang bercorak kesenian/kebudayan seperti: pahatan, lukisan, alat-alat kesenian, alat
olahraga, tanda penghargaan, dll.
Hewan/ternak dan tumbuhan
Hewan seperti binatang ternak, binatang unggas, binatang melata, ikan, dll sejenisnya.
Tumbuhan-tumbuhan seperti pohon jati, pohon mahoni, pohon kenari, pohon asem
dan lain-lain sejenisnya termasuk pohon ayoman/pelindung.
Mengapa slide ini penting?
Untuk menjelaskan pada peserta tentang apa saja yang termasuk dalam kategori aset
tetap lainnya sehingga perlu dicatat dalam kartu ini.
Inti uraian:
Ada tiga jenis barang yang termasuk dalam kategori aset tetap lainnya dan perlu dicatat
dalam kartu inventaris ini, yaitu:
Buku dan perpustakaan, mencakup semua buku yang merupakan milik sekolah, baik
yang digunakan sebagai materi utama pengajaran maupun sebagai materi pendukun
dan ditaruh di perpustakaan sekolah.
Barang bercorak kesenian/budaya, mencakup semua benda berbau seni/budaya yang
dimiliki sekolah
Hewan/ternak dan tumbuhan yang dipelihara oleh sekolah, baik untuk tujuan
mendapatkan penghasilan sekolah, sebagai bagian dari percobaan, atau hanya
dipelihara saja yang berada di lingkungan sekolah atau di tempat lain yang dimiliki
sekolah atau tempat penitipan yang bekerjasama dengan sekolah.
Bacakan isi dari masing masing jenis barang.

22 Pemakaian/Penempatan
Pemakaian dilakukan melalui kegiatan penempatan atau pengiriman barang dari
gudang/tata usaha ke unit kerja sekolah (kelas, kantor guru, ruang kesenian,
perpustakaan, dll).
Fungsi penempatan adalah menyelenggarakan pengurusan pembagian/pelayanan
barang secara tepat, cepat dan teratur sesuai dengan kebutuhan
Barang-barang yang telah ditempatkan/dikirim harus dicatat di dalam Kartu Inventaris
Ruang.
Mengapa selide ini penting?
Menjelaskan mengenai rangkaian terkahir dari pengelolaan barang di sekolah, setelah
pembelian/peroleh dan penyimpanan.
Inti uraian:
Berbeda dengan barang habis pakai yang setelah diminta untuk digunakan tidak perlu
dipantau keberadaannya, untuk barang tidak habis pakai pemakain atau penempatan
barang harus dicatat dengan baik dan jelas. Ini berkaitan erat dengan masalah
pengamanan dan pemeiharaan yang dinyatakan dalam PP 6/2006 Pasal 8 Ayat 2 butir e
bahwa: “Pengguna barang wajib mengamankan dan memelihara barang milik daerah
yang berada dalam penguasaanya”.
Penempatan yang jelas juga membantu kelancaran penyelenggaraan proses belajar,
terutama untuk barang-barang yang jumlahnya terbatas dan harus dipakai secara
bergantian, sehingga dapat di atur pembagian waktu penggunaan dan
pemeliharaannya.
Untuk memudahkan proses tersebut, maka digunakanlah kartu inventaris ruang yang
ditempatkan di setiap ruangan dan berisikan barang apa saja yang ada di ruangan
tersebut dan bagaimana kondisinya.

23 Mengapa slide ini penting:


Untuk menunjukkan pada peserta tentang format dari kartu inventaris ruang.
Inti uraian:
Kolom 1: Diisi sesuai dengan nomor urut pencatatan barang.
Kolom 2: Diisi dengan jenis, nama barang. Contoh: meja tulis, AC, mesin tik, komputer,
dan sebagainya.
Kolom 3: Diisi dengan merk atau model barang. Contoh : Olivetti manual IBM.
Kolom 4: Diisi Nomor Seri pabrik yang biasanya sudah tercantum pada barang yang
bersangkutan. Contoh: Mesin Tik No Kalau bukan buatan pabrik dikosongkan/distrip (-).
Kolom 5: Diisi Tahun pembuatan/pembelian
Kolom 6: Diisi nomor kode barang (kode lokasi dan kode barang).
Kolom 7: Diisi banyak barang yang mempunyai karakteristik yang sama jenis,
merk/model, ukuran, bahan dan tahun pembuatan.
Kolom 8, 9, dan 10: Diisi sesuai dengan keadaan barang pada waktu pencatatan.
Kolom 11: Diisi keterangan barang yang dianggap perlu, misalnya diajukan untuk
dihapuskan, dipinjam oleh….., dll.
Setelah diisi seluruhnya maka pada sudut kanan bawah dibutuhkan tanggal pencatatan
dan ditandatangani oleh penanggung jawab ruangan dan diketahui kepala tata usaha.
Kartu Inventaris Ruang ini ditempatkan di setiap ruang dan digunakan untuk mencatat
inventaris yang berada di masing-masing ruangan.

24 Kapan Kartu Inventaris Diperbaharui?


Semua kartu inventaris harus diperbaharui (update) secara rutin minimal setiap enam
bulan sekali atau setiap ada barang baru yang masuk ke sekolah.
Mengapa slide ini penting?
Untuk mengingatkan dan menginformasikan pada peserta tentang pentingnya
melakukan up-date terhadap kartu inventaris ruang.
Inti uraian:
Kartu inventaris ruang mutlak harus diperbaharui untuk dapat mengetahui
penambahan, pengurangan maupun pergerakan barang-barang yang berada di
lingkungan sekolah.
Sekali lagi ini berkaitan erat dengan masalah pemeliharaan dan keamanannya.
Dengan memperbaharui kartu minimal enam bulan sekali, maka disaat bersamaan
penanggung jawab melakukan pemerikasaan atas kondisi barang dan memastikan
keberadaannya.

25 Penulisan Kode Barang Tidak Habis Pakai


xxxx
Kode golongan
Kode bidang
Kode kelompok
Kode sub kelompok
Kode Sub sub Kelompok
Mengapa slide ini penting?
Untuk menunjukkan pada peserta tentang cara menuliskan kode barang yang sesuai
dengan peraturan perundangan berlaku.
Inti uraian:
Barang milik sekolah yang merupakan bagian dari barang milik daerah dalam
pencatatannya diberi nomor pengenal yang mengacu pada Permendagri 17/2007 dan
lampirannya.
Sedangkan untuk madrasah negeri, karena merupakan dari barang milik negara, acuan
penulisan kode yang digunakan adalah Permenkeu 29/PMK.06/2010.
Pada dasarnya keduanya sama-sama terdiri dari 14 digit, dengan kode golongan,
bidang, kelompok, sub-kelompok dan sub sub-kelompok yang dapat dilihat dalam
peraturan terkait.
Nomor register
25

26 Contoh Penulisan Kode Barang


Sekolah membeli 2 unit Pesonal Computer.
Penulisan kode barang untuk PC tersebut adalah:
PC 1:
PC 2:
Kode barang mengandung arti:
02: Kode golongan peralatan dan mesin
06: Kode bidang alat kantor
03: Kode kelompok komputer
01: Kode sub-kelompok personal komputer
01: Kode sub sub-kelompok PC unit
0003 dan 0004: Kode Register
Kode golongan dapat dilihat dalam referensi bahan bacaan.
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran pada peserta tentang cara menuliskan kode untuk satu barang
yang ada di sekolah.
Inti uraian:
Slide memberikan contoh langkah-langkah yang dilakukan dalam memberikan
kode kasi barang di sekolah, dalam hal ini digunakan PC sebagai contoh. Ini
merupakan barang di sekolah negeri sehingga acuan kode kasinya menggunakan
Lampiran 41 Permendagri 17/2007.
Untuk contoh sebagian kode golongan dapat dilihat dalam lembar bacaan sedangkan
rincian kode secara lengkap dapat dilihat dalam CD referensi.
Kode register merupakan kode unik yang tidak diatur secara khusus dalam peraturan
perundangan, melainkan kode unik yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah.

27 Nomor Register
Nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan terhadap barang yang sejenis,
tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi jumlahnya 150,
maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format pencatatan dalam lajur
register, ditulis: 0001 s/d 0150.
Nomor register juga bisa diambil dari nomor rangka/ nomor produksi yang melekat
pada barang yang dibeli. Misalnya: untuk komputer, bisa dilihat nomor unik yang
tercantum di unit komputer tersebut dan dijadikan nomor register (cukup diambil 3-4
angka terakhir).
Nomor register ini dicetak dan ditempel pada barang tidak habis pakai yang relevan.
Mengapa slide ini penting?
Sebagai pengingat peserta bahwa dalam menuliskan kode barang, ada kode yang harus
ditetapkan oleh sekolah sendiri, artinya tidak mengacu pada peraturan perundangan.
Inti uraian:
Nomor register merupakan nomor unik yang ditetapkan oleh sekolah secara mandiri.
Namun demikian, sekolah perlu memperhatikan nomor yang telah digunakan sebagai
nomor register untuk satu jenis barang, karena nomor tersebut tidak bisa digunakan
lagi untuk jenis barang yang sama guna menghindari adanya nomor ganda.
Nomor ini kemudian dituliskan di kertas sticker dan di tempel pada barang yang
bersangkutan untuk memudahkan pengenalannya. Umumnya ditempelkan di bagian
yang tidak mudah rusak seperti bagian belakang ataupun barang yang dimaksud
(sebisa mungkin).
27

28 Tanya Jawab dan Penutup


Mengapa slide ini penting?
Memberikan kesempatan pada peserta untuk menanyakan hal-hal yang jelas terkait
dengan presentasi yang baru saja diberikan.
Inti Uraian: 
Upload
Setelah penjelasan tentang Barang Milik presentasi
Sekolah, mungkin masih ada hal-hal yang ingin
ditanyakan peserta atau yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.
Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam sesi ini, sebagai penutup pelatih
memberikan kesimpulan akhir Kami
dari berharap bahwa
sesi ini dan Andakembali
melihat menikmati presentasi
apakah tujuaninisesi
. Untuk
men-download
yang dikemukan di awal dapat tercapai , silahkan
pada akhir sesi. rekomendasi presentasi ini kepada
teman-teman Anda dalam jaringan sosial . Tombol yang haris
diklik terletak di bawah posting ini . Terima kasih .

Tombol:
223

Batalkan Download

LinkAja
Lebih Murah Pakai LinkAja

INSTAL

Download ppt "Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah"

Jasa Pembuatan Lemari Baju / -


Jasa Pembuatan Interior /
Iklan abinayadesign.com

ISMI ASTUTI DINAS


PENDAPATAN
PENGELOLAAN…
slideplayer.info

LANGKAH-
LANGKAH
PENATAUSAHAAN…
slideplayer.info

PENGELOLAAN
BARANG MILIK
DAERAH
slideplayer.info

PENATAUSAHAAN
BARANG MILIK
DAERAH
slideplayer.info

PENGELOLAAN
BARANG DAERAH
slideplayer.info

© 2019 SlidePlayer.info Inc. Tanggapan Tentang proyek


All rights reserved.
Pengaturan dan alat privasi SlidePlayer
Tanggapan Syarat penggunaan
Penelusuran... Penelusuran

Anda mungkin juga menyukai