Penelusuran... Penelusuran
Pencatatan Barang Milik
Sekolah/Madrasah
Presentasi serupa
Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah
Diterbitkan oleh Agustinus Juventini Telah diubah "4 tahun yang lalu
223 Sematkan
Upload presentasi
Presentasi serupa
Solusi penginapan bula
RedDoorz
BUKA
Lebih lanjut
2 Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan…
pentingnya melakukan pencatatan barang milik daerah yang dikelola oleh
sekolah/madrasah (selanjutnya disebut barang milik sekolah/madrasah atau BMS);
pencatatan penerimaan dan penggunaan barang habis pakai; dan
pencatatan dan penempatan barang tidak habis pakai dan memberikan kode barang
untuk inventarisasi barang milik sekolah/madrasah.
Mengapa slide ini penting?
Menjelaskan tujuan yang ingin dicapai setelah sesi ini berakhir dan menjadi tolok ukur
akan apa yang bisa peserta dapatkan setelah mengikuti sesi ini.
Inti uraian:
Tujuan pertama adalah memberikan pemahaman tentang pentingnya pencatatan milik
sekolah yang merupakan bagian dari barang milik daerah yang ditempatkan di sekolah Solusi penginapan bula
Tujuan kedua adalah mengajarkan pada peserta sehingga tahu apa yang harus
dilakukan ketika menerima pengiriman barang habis pakai yang dipesan dan RedDoorz
bagaimana perlakuannya ketika barang tersebut disimpan kemudian disalurkan Nginep bulanan di Residences by RedD
ataupun diminta untuk digunakan. bakal lebih hemat 25% pake kode prom
Tujuan ketiga adalah mengajarkan pada peserta sehingga mampu melakukan LONGSTAY25
pencatatan barang tidak habis pakai dengan menggunakan kode standar yang
digunakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku serta paham tentang
apa yang harus dilakukan ketika menempatkan/menyalurkan barang tersebut untuk
digunakan di lingkungan sekolah. BUKA
2
3 Pokok Bahasan
Latar Belakang dan Pengertian Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah.
Penanggungjawab dan Jenis Barang Milik Sekolah/Madrasah.
Pencatatan Penerimaan, Penyimpanan dan Penggunaan Barang Milik Sekolah/
Madrasah.
Penulisan Kode Barang.
Mengapa slide ini penting?
Memberikan gambaran tentang topik-topik yang akan dibahas dalam sesi ini. Dengan
demikian, peserta mendapatkan gambaran tentang apa saja yang akan mereka dapat
pada sesi ini.
Inti uraian:
Pokok bahasan 1 memberikan latar belakang dan pengertian tentang apa yang
dimaksud dengan barang milik sekolah.
Pokok bahasan 2 menjelaskan tentang penanggung jawab dari barang milik sekolah
serta apa saja yang termmasuk barang milik sekolah. Ini penting diketahui karena
sebagai bagian dari barang daerah, barang milik sekolah harus dipertanggungjawabkan
penggunaannya.
Pokok bahasan 3: pada bagian ini peserta akan dipandu untuk memahami bagaimana
melakukan pencatatan ketika menerima, menyimpan dan menggunakan/menyalurkan
barang milik sekolah
Pokok bahasan 4: secara khusus akan menjelaskan penulisan kode barang milik
sekolah/madrasah sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk barang milik daerah.
4 Dasar Hukum Pencatatan Barang Milik Sekolah/Madrasah?
PP 6/2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dan PP 38/2008 tentang
Perubahan atas PP 6/2006.
Permendagri 17/2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah (Pasal
3, Pasal 6 Ayat 5, dan Lampirannya)
Peraturan Menteri Keuangan 29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kode kasi
Barang Milik Negara.
Mengapa slide ini penting?
Praktisi di lapangan umumnya mengedepankan legalitas dari hal-hal yang harus
dikerjakan, karenanya penting untuk menjelaskan peraturan perundangan yang
mendasari dilakukannya pencatatan barang milik sekolah
Inti uraian:
PP 6/2006 menyatakan bahwa:
“Kuasa pengguna barang adalah kepala satuan kerja atau atau pejabat yang ditunjuk
oleh pengguna barang untuk menggunakan barang yang berada dalam penguasaannya
dengan sebaik-baiknya”. Di tingkat sekolah, kuasa pengguna barang tersebut adalah
kepala sekolah.
Pasal 1 (20) menyatakan bahwa “Penatausahaan barang adalah rangkaian kegiatan
yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik negara/daerah
sesuai ketentuan berlaku.
Pasal 6 Ayat 5 Permendagri 17/2007 secara jelas menyatakan:
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah selaku kuasa pengguna barang milik daerah,
berwenang dan bertanggung jawab:
a. mengajukan rencana kebutuhan barang milik daerah bagi unit kerja yang
dipimpinnya kepada Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang bersangkutan;
b. melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
c. menggunakan barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya untuk
kepentingan penyelenggaraan tugas pokok dan fungsi unit kerja yang dipimpinnya;
d. mengamankan dan memelihara barang milik daerah yang berada dalam
penguasaannya;
e. melakukan pengawasan dan pengendalian atas penggunaan barang milik daerah
yang ada dalam penguasaannya; dan
f. menyusun dan menyampaikan Laporan Barang Kuasa Pengguna Semesteran (LBKPS)
dan Laporan Barang Kuasa Pengguna Tahunan (LBKPT) yang berada dalam
penguasaannya kepada kepala satuan kerja perangkat daerah yang bersangkutan.
Permendagri 17/2007 disertai dengan lampiran yang berisikan kode-kode barang di
tingkat daerah.
Untuk madrasah: kode barang yang digunakan mengacu pada Permenkeu
29/PMK.06/2010 tentang Penggolongan dan Kode kasi Barang Milik Negara.
11 Penerimaan Barang
Dilakukan oleh kepala tata usaha atau penanggung jawab barang yang ditunjuk.
Dasar penerimaan barang ialah surat perintah kerja/surat perjanjian kontrak/kontrak
pengadaan barang yang ditandatangani oleh kepala sekolah.
3. Barang yang diterima harus disertai dokumen yang menyatakan macam/jenis,
jumlah, harga, dan spesi kasi barang.
4. Barang diterima jika sesuai isi dokumen pada poin 3 diatas.
5. Jika ada kekurangan maka barang ditolak atau buat tanda terima sementara yang
memuat sebab-sebab penerimaan sementara barang.
6. Pernyataan penerimaan barang sah apabila berita acara penerimaan barang telah
ditanda tangani oleh kepala tata usaha.
Mengapa slide ini penting:
Menggambarkan tahapan dalam proses penerimaan barang.
Inti uraian:
Ini merupakan alur penerimaan barang di sekolah.
Barang yang diterima atas pengajuan pembelian harus dicocokkan dengan surat
perintah kerja/ perjanjian/kontrak pengadaan yang ditandatangani kepala sekolah. Jika
tidak ditemukan, maka penerimaan barang sebaiknya ditangguhkan atau diberi
catatan. Ini tidak berlaku bagi barang sumbangan atau hibah.
Cocokkan rincian dalam dokumen barang dengan surat pemesanan/kontrak dalam hal
jenis, jumlah, harga dan spe kasi barang. Jika sesuai maka barang bisa diterima, jika
tidak maka sebaiknya barang ditolak atau diterima dengan catatan.
Penerimaan dianggap sah bila berita acara penerimaan barang atau dalam hal ini
melalui Kartu Penerimaan Barang telah ditandatangani oleh kepala tata usaha di
sekolah.
22 Pemakaian/Penempatan
Pemakaian dilakukan melalui kegiatan penempatan atau pengiriman barang dari
gudang/tata usaha ke unit kerja sekolah (kelas, kantor guru, ruang kesenian,
perpustakaan, dll).
Fungsi penempatan adalah menyelenggarakan pengurusan pembagian/pelayanan
barang secara tepat, cepat dan teratur sesuai dengan kebutuhan
Barang-barang yang telah ditempatkan/dikirim harus dicatat di dalam Kartu Inventaris
Ruang.
Mengapa selide ini penting?
Menjelaskan mengenai rangkaian terkahir dari pengelolaan barang di sekolah, setelah
pembelian/peroleh dan penyimpanan.
Inti uraian:
Berbeda dengan barang habis pakai yang setelah diminta untuk digunakan tidak perlu
dipantau keberadaannya, untuk barang tidak habis pakai pemakain atau penempatan
barang harus dicatat dengan baik dan jelas. Ini berkaitan erat dengan masalah
pengamanan dan pemeiharaan yang dinyatakan dalam PP 6/2006 Pasal 8 Ayat 2 butir e
bahwa: “Pengguna barang wajib mengamankan dan memelihara barang milik daerah
yang berada dalam penguasaanya”.
Penempatan yang jelas juga membantu kelancaran penyelenggaraan proses belajar,
terutama untuk barang-barang yang jumlahnya terbatas dan harus dipakai secara
bergantian, sehingga dapat di atur pembagian waktu penggunaan dan
pemeliharaannya.
Untuk memudahkan proses tersebut, maka digunakanlah kartu inventaris ruang yang
ditempatkan di setiap ruangan dan berisikan barang apa saja yang ada di ruangan
tersebut dan bagaimana kondisinya.
27 Nomor Register
Nomor urut pencatatan dari setiap barang, pencatatan terhadap barang yang sejenis,
tahun pengadaan sama, besaran harganya sama seperti meja dan kursi jumlahnya 150,
maka pencatatannya dapat dilakukan dalam suatu format pencatatan dalam lajur
register, ditulis: 0001 s/d 0150.
Nomor register juga bisa diambil dari nomor rangka/ nomor produksi yang melekat
pada barang yang dibeli. Misalnya: untuk komputer, bisa dilihat nomor unik yang
tercantum di unit komputer tersebut dan dijadikan nomor register (cukup diambil 3-4
angka terakhir).
Nomor register ini dicetak dan ditempel pada barang tidak habis pakai yang relevan.
Mengapa slide ini penting?
Sebagai pengingat peserta bahwa dalam menuliskan kode barang, ada kode yang harus
ditetapkan oleh sekolah sendiri, artinya tidak mengacu pada peraturan perundangan.
Inti uraian:
Nomor register merupakan nomor unik yang ditetapkan oleh sekolah secara mandiri.
Namun demikian, sekolah perlu memperhatikan nomor yang telah digunakan sebagai
nomor register untuk satu jenis barang, karena nomor tersebut tidak bisa digunakan
lagi untuk jenis barang yang sama guna menghindari adanya nomor ganda.
Nomor ini kemudian dituliskan di kertas sticker dan di tempel pada barang yang
bersangkutan untuk memudahkan pengenalannya. Umumnya ditempelkan di bagian
yang tidak mudah rusak seperti bagian belakang ataupun barang yang dimaksud
(sebisa mungkin).
27
Tombol:
223
Batalkan Download
LinkAja
Lebih Murah Pakai LinkAja
INSTAL
LANGKAH-
LANGKAH
PENATAUSAHAAN…
slideplayer.info
PENGELOLAAN
BARANG MILIK
DAERAH
slideplayer.info
PENATAUSAHAAN
BARANG MILIK
DAERAH
slideplayer.info
PENGELOLAAN
BARANG DAERAH
slideplayer.info