Anda di halaman 1dari 128

Ditetapkan ………………

RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA


Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Menimbang Berat Badan
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Menimbang berat badan dengan mempergunakan timbangan badan.


Tujuan 1. Mengetahui BB dan perkembangan BB pasien.
2. Membantu menentukan program pengobatan, diit dan lain-lain.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Alat :
a. Timbangan
b. Buku catatan
2. Pasien :
Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang
dilakukan.
Pelaksanaan :
1. Bila pasien dapat berjalan disuruh naik sendiri diatas timbangan.
2. Bacalah angka penunjuk jarum secara tepat kemudian hasilnya
dicatat.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Membantu Pasien Untuk Istirahat / Tidur
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu pelayanan perawatan kepada pasien dalam upaya untuk


membantu pasien supaya dapat istirahat dengan nyaman.
Tujuan 1. Kebutuhan istirahat tidur pasien terpenuhi.
2. Membantu mempercepat penyembuhan penyakit.
3. Membantu peningkatan stamina pasien.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Mengatur posisi pasien yang tepat, sesuai dengan kondisi pasien.
2. Mengatur ventilasi dan pencahayaan.
3. Menghindarkan kebisingan.
4. Memelihara kebersihan lingkungan.
5. Mempersilahkan tamu untuk meninggalkan pesan.
6. Observasi dan mencatat respon pasien.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Tenaga kebersihan
3. Keluarga dan pengunjung pasien
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Penyuntikan Secara Intra Musculer
Pada Bayi
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memasukkan obat ke dalam jaringan otot pangkal lengan atau otot
paha bagian luar (1/3 tengah paha bagian luar) bayi.
Tujuan Agar tindakan penyuntikan secara Intra Musculer pada bayi tidak
menimbulkan radang atau infeksi pada lokasi penyuntikan.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
- Spuit injeksi dengan ukuran yang sesuai
- Kapas kering
- Alkohol
- Obat yang disuntikkan
- Aquabidest
- Bengkok
- Hanscoen
2. Pelaksanaan :
a. Beritahu keluarga pasien tentang tujuan penyuntikan.
b. Petugas memakai Handscun
c. Bayi ditidurkan di meja tindakan, buka pakaian pada lokasi
penyuntikan.
d. Baca nama obat, cocokkan dengan instruksi dokter.
e. Larutkan obat dengan aquabidest bila diperlukan.
f. Isi spuit dengan obat sesuai dosis yang dibutuhkan.
g. Tentukan lokasi suntikan yaitu otot lengan atau paha.
h. Pegang lengan atau paha dengan tangan kiri.
i. Lakukan desinfeksi pada lokasi penyuntikan.
j. Tusukkan jarum tegak lurus pada lokasi penyuntikan sampai 1/2
- 2/3 bagian jarum.
k. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak mengenai
pembuluh darah.
l. Masukkan obat pelan-pelan.
m. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat dan
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
n. Perhatikan kemungkinan adanya reaksi alergi.
o. Alat-alat dibereskan.
p. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan Bayi
2. Ruang Perawatan Anak
3. Ruang Perawatan Umum
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberi Cairan Intra Vena
Dengan Wing Needle
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memasukkan cairan langsung ke dalam pembuluh darah dalam jumlah


banyak dan waktu yang lama dengan menggunakan infus set dan wing
needle.
Tujuan 1. Sebagai tindakan pengobatan.
2. Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
- Standart infus.
- Infus set (mikro / biasa).
- Wing needle dengan ukuran yang sesuai.
- Cairan yang dibutuhkan.
- Kapas alkohol 70%.
- Bethadine.
- Kasa steril.
- Plester.
- Gunting.
- Alat cukur.
- Bengkok.
- Spalk + verban.
2. Pelaksanaan :
a. Keluarga diberitahu tentang tujuan pemasangan infus.
b. Perawat cuci tangan.
c. Tusukkan infus set ke dalam botol cairan.
d. Keluarkan udara dari slang infus.
e. Siapkan daerah yang akan dipasang infus (vena-vena
superfisial di daerah dahi atau pergelangan kaki, temporal,
fossa cubiti, punggung tangan atau punggung kaki).
f. Tentukan vena yang akan ditusuk.
g. Desinfeksi daerah yang akan diinfus dengan alkohol dan
bethadine.
h. Mintalah bantuan petugas lain untuk melakukan fiksasi.
i. Sayap jarum diplester.
j. Tutup lokasi penusukan dengan kasa steril yang telah diberi
bethadine kemudian diplester.
k. Pasang spalk.
l. Hitung tetesan cairan sesuai kebutuhan.
m. Perhatikan reaki pasien.
n. Pasien dirapikan.
o. Alat-alat dibereskan.
p. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberikan Makanan Melalui Maagslang
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memasukkan makanan melalui slang yang dimasukkan ke dalam


lambung melalui rongga hidung.
Tujuan Agar kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Corong / spuit 20 cc.
2. Serbet makan.
3. Cairan yang akan dimasukkan.
4. Air masak.
Pelaksanaan :
1. Corong / spuit dipasang pada pangkal pipa (maag slang).
2. Melalui corong masukkan air matang + 15 cc dengan cara
permukaan corong agak dimiringkan dan tuangkan air melalui
pinggirnya, setelah penuh ditegakkan kembali.
3. Klem dibuka perlahan-lahan.
4. Cairan berikutnya dituangkan sebelum isi corong habis.
5. Bila aliran tidak lancar pangkal pipa agak ditinggikan.
6. Bila makanan cair habis, pipa dibilas dengan air masak, pangkal
pipa segera diklem.
7. Bila pipa makanan ini dipasang tetap maka pipa dilekatkan dengan
plester dengan pipi pasien.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Sub Ginggival Scalling dan Root Planing
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Scalling adalah proses untuk menyingkirkan plak dan calculus dari
permukaan gigi.
Root planing adalah proses untuk menyingkirkan sisa calculus pada
akar gigi agar didapat permukaan yang licin, keras dan bersih.
Tujuan 1. Merawat dan memelihara kesehatan periodental.
2. Mengurangi dalamnya pocket.
3. Menghilangkan jaringan yang beradang.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat scalling.
3. Menyiapkan alat preparasi (polishing).
4. Menyiapkan bahan (desinfektan, polishing).
5. Pembersihan karang gigi.
6. Dilakukan pemolesan.
7. Memberi penyuluhan kesehatan gigi.
Unit Terkait 1. Instalasi Gigi
2. Instalasi Farmasi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Pulpektomi
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Perawatan dengan mengambil seluruh jaringan pulpa gigi vital, baik
dalam keadaan normal maupun patologis.
Tujuan 1. Agar dapat dilakukan penambalan pada gigi.
2. Untuk mengembalikan fungsi gigi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat tambal.
3. Menyiapkan alat preparasi (bor).
4. Menyiapkan bahan-bahan tambalan.
5. Menyiapkan penderita.
6. Mengadukkan bahan tambalan.
7. Memberi penyuluhan dan penjelasan perawatan lanjutan.
Unit Terkait Poli Gigi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Mumifikasi
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Pengambilan jaringan pulpa dalam rongga pulpa dengan terlebih


dahulu mematikan jaringan pulpa dan meninggalkan jaringan pulpa
dalam saluran akar dalam keadaan steril.
Tujuan 1. Agar dapat dilakukan penambalan pada gigi.
2. Untuk mengembalikan fungsi gigi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat tambal.
3. Menyiapkan alat preparasi (bor).
4. Menyiapkan bahan-bahan tambalan.
5. Menyiapkan penderita.
6. Mengadukkan bahan tambalan.
7. Memberi penyuluhan dan penjelasan perawatan lanjutan (kontrol).
Unit Terkait Poli Gigi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Pulp Capping
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Perawatan yang dilakukan pada gigi yang pulpanya sudah terbuka /
masih dilapisi selapis tipis dentin tetapi belum mengalami peradangan.
Tujuan 1. Dapat dilakukan penambalan pada gigi.
2. Untuk mengembalikan fungsi gigi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat tambal.
3. Menyiapkan alat preparasi (bor).
4. Menyiapkan bahan-bahan tambalan.
5. Menyiapkan penderita.
6. Mengadukkan bahan tambalan.
7. Memberi penyuluhan dan penjelasan waktu kontrol.
Unit Terkait Poli Gigi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Mengganti Alat Tenun Kotor Pada Tempat
Tidur Tanda Memindahkan Pasien
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan
pasien.
Tujuan - Memberikan perasaan senang bagi pasien.
- Mencegah terjadinya decubitus.
- Memelihara kebersihan dan kerapian.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
 Alat tenun bersih disusun menurut urutan penggunaannya.
 Kursi / bangku.
 Tempat kain kotor tertutup.
 Talk.
 Ember berisi larutan desinfektan.
 Lap kerja (kering dan basah).
2. Persiapan pasien :
 Pasien diberitahukan bila mungkin.
3. Cara kerja :
 Alat-alat dibawa ke tempat pasien.
 Selimut, bantal yang tidak diperlukan diletakkan diatas kursi.
 Pasien dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur.
 Lepaskan alat-alat tenun yang kotor dari bawah kasur lalu
digulung satu persatu sampai dibawah punggung pasien.
- Spresi kecil digulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin.
- Perlak dibersihkan dengan lap larutan desinfetan,
dikeringkan lalu digulung ke tengah tempat tidur sejauh
mungkin.
- Seprei besar digulung ke tengah sejauh mungkin.
 Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan dengan lap lembab
larutan desinfektan lalu dengan lap kering.
 Sprei besar yang bersih digulung setengah bagian gulungannya
letakkan dibawah punggung pasien setengah bagian lagi
diratakan dan dipasangkan pada kasur.
 Perlak yang diguluung tadi diratakan kembali diberi talk.
 Sprei kecil dan perlak digulung sebagian dan diletakkan
dibawah punggung pasien. Sprei yang sebagian lagi diratakan
diatas perlak lalu dimasukkan bersama-sama dibawah kasur.
 Pasien dimiringkan ke bagian yang bersih.
 Lepaskan alat tenun yang kotor.
 Alat tenun yang kotor dimasukkan ke dalam tempat tertutup.
 Sarung bantal yang kotor dilepaskan, bantal diratakan isinya
kemudian sarung bantal bersih dipasangkan.
 Bantal disusun, pasien dibaringkan pada posisi yang nyaman.
 Selimut yang kotor diganti dengan yang bersih.
 Peralatan dibersihkan / dibereskan.
 Perawat cuci tangan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memasang Infus
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena


dalam jumlah banyak dan waktu yang lama dengan menggunakan
infuset.
Tujuan - Sebagai pengobatan.
- Mencukup kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
- Memberi zat makanan pada pasien yang tak dapat / tidak boleh
makan melalui mulut.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat
Baki yang telah dialasi berisi :
 Seperangkat infus set.
 Cairan yang diperlukan.
 Kapas steril dalam tempatnya.
 Plester, gunting, kasa steril.
 Bengkok.
 Bethadine.
 Medicut disesuaikan dengan ukuran / nomor.
 Alkohol 70 %
 Tourniquet.
 Standart infus.
2. Persiapan pasien :
a. Pasien diberitahukan bila keadaan memungkinkan.
b. Letak baring pasien diatur sebaik mungkin.
c. Pakaian dibuka pada daerah yang akan dipasang infus.
3. Cara kerja :
a. Perawat cuci tangan.
b. Alat-alat yang telah disiapkan dibawa ke dekat pasien.
c. Infus set dipasang pada botol cairan infus kemudian dikeluarkan
udara dari slang.
d. Lengan pasien bagian atas dibendung dengan tourniquet.
e. Menentukan vena yang akan ditusuk.
f. Desinfeksi area yang akan ditusuk, lalu jarum ditusukkan ke
vena dengan lubang jarum menghadap ke atas.
g. Bila berhasil darah akan keluar (pada pipa saluran medicut)
maka tourniquet dilepaskan untuk melihat kelancaran tetesan
cairan.
h. Melakukan fiksasi.
i. Menutup bagian yang telah ditusuk dengan kasa steril
j. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan.
k. Memperhatikan reaksi pasien.
l. Catat tanggal pemasangan dan identitas pemasang.
m. Pasien dirapikan.
n. Alat-alat dibereskan.
o. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
IRD
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Menolong Pasien BAB
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan pertolongan pada pasien yang hendak buang air besar
karena pasien masih / harus berbaring di tempat tidur dan tidak dapat
melakukannya sendiri.
Tujuan 1. Untuk menolong pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
ke WC.
2. Untuk mengurangi pergerakan pasien.
3. Untuk menghindari adanya kelainan-kelainan faeces secara
langsung.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
 Pispot / steekpan.
 Botol berisi air untuk cebok, kapas cebok.
 Kertas closet.
 Bengkok.
 Selimut, tabir / sketsel.
 Handschoen.
2. Persiapan pasien :
 Pasien diberitahukan bahwa alat-alat sudah disiapkan.
3. Cara kerja :
a. Pintu ditutup atau dengan sketsel.
b. Pakaian bawah ditanggalkan, selimut / kain penutup dipasang.
c. Pasien dianjurkan menekukkan lutut dan mengangkat bokong.
d. Pispot dimasukkan dibawah bokong.
e. Perawat memakai handschoen.
f. Bila telah selesai anus dan bagian genetalia dibersihkan
dengan air dan kapas basah lalu dibuang ke dalam pispot /
bengkok diulang hingga bersih.
g. Pispot diangkat dan faeces diperhatikan jika ada kelainan
segera dilaporkan.
h. Bokong pasien dibersihkan dengan kain / handuk.
i. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke
tempatnya.
j. Perawat cuci tangan.
k. Mencatat kegiatan dalam dokumen keperawatan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memandikan – Menyeka Penderita
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Membersihkan tubuh pasien dengan menggunakan air dan sabun.


Tujuan - Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan.
- Memberikan perasaan segar, menjaga personal hygiene.
- Merangsang peredaran darah.
- Mencegah infeksi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
 Baskom mandi.
 Washlap.
 Sabun mandi pada tempatnya.
 Handuk.
 Selimut.
 Pakaian bersih.
 Tempat pakaian kotor.
 Sampiran bila diperlukan.
2. Persiapan pasien :
Pasien diberitahukan.
3. Cara kerja :
a. Perawat cuci tangan.
b. Pintu, jendela ditutup.
c. Perawat berdiri disisi pasien, beritahu pasien bahwa pakaian
bagian atas dibuka, lalu bagian yang terbuka tersebut ditutup
dengan selimut / kain penutup.
d. Mencuci muka, handuk dibentangkan dibawah kepala, muka,
telinga dan leher dibersihkan dengan washlap lembab,
keringkan dengan handuk.
e. Selimut diturunkan, kedua tangan di keataskan, letakkan
handuk diatas dada, kedua tangan dibasahi dan disabuni mulai
dari bagian yang jauh dari perawat dan dibilas sampai bersih
kemudian tangan yang dekat dengan perawat lalu dikeringkan.
f. Mencuci dada dan perut
Pakaian bagian bawah ditanggalkan. Selimut diturunkan sampai
perut bagian bawah ke 2 tangan dikeataskan, handuk
dibentangkan pada sisi pasien, ketiak dada dan perut dibasahi,
disabuni dibilas sampai bersih dan dikeringkan dengan handuk.
g. Mencuci punggung
Pasien dimiringkan ke kiri dan handuk dibentangkan dibawah
punggung sampai bokong. Punggung sampai bokong dibasahi,
disabuni, dibilas dan dikeringkan.
h. Bila air kotor diganti.
i. Mencuci kaki
Kaki yang terjauh dikeluarkan dari selimut, handuk
dibentangkan dibawah dan lutut ditekuk kaki disabun, dibilas
dan dikeringkan dengan handuk, demikian kaki yang
sebelahnya.
j. Pakaikan pakaian yang bersih.
k. Pakaian yang kotor diletakkan pada tempat yang kotor.
l. Bersihkan tempat tidur dan rapikan alat-alat kembali.
m. Perawat cuci tangan dan penderita tampak segar dan nyaman.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Cara Reduksi Dengan Glukotest
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memeriksa urine untuk mengetahui kadar gula.


Tujuan Mengetahui kadar gula dalam urine.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan alat :
a. Benedict’s reagens.
b. Tempat untuk menampung urine.
c. Pita test.
2. Tata laksana :
a. Pasien dianjurkan agar buang air kecil.
b. Urine yang keluar dipermukaan dibiarkan mengalir sedikit,
setelah itu urine yang keluar selanjutnya ditampung dalam
bengkok.
c. Tuangkan urine dari bengkok ke dalam botol.
d. Ambil pita test secukupnya dan masukkan ujungnya ke dalam
urine.
e. Tunggu selama satu menit kemudian bandingkan pita yang
direndam dalam urine dengan daftar skala perbandingan warna.
f. Catat hasilnya pada buku catatan.
Unit Terkait Ruang Penyakit Dalam

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Cara Reduksi Fehling A dan Fehling B
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mengambil urine pasien yang dikeluarkan secara biasa (BAK) dengan
fehling A, fehling B untuk pemeriksaan kadar gula.
Tujuan Memeriksa kadar zat-zat yang terkandung didalamnya, misalnya kadar
gula dalam urine.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Benedict’s Reagens.
2. Tabung untuk menampung urine.
3. Tabung kimia yang bersih.
4. Pipet obat.
5. Lampu spiritus.
6. Buku catatan.
Pelaksanaan :
1. Masukkan ke dalam tabung kimia urine sekurang-kurangnya 4
tetes.
2. Tambahkan benedict’s reagens sekurang-kurangnya 8 tetes.
3. Lihat dan catat hasil dengan memperhatikan perubahan warna.
a. Warna biru (tidak berubah) (-)
b. Warna biru kehijauan (+)
c. Warna hijau kekuningan (++)
d. Warna kuning kemerahan (+++)
e. Warna batu bata (++++)
Unit Terkait Ruang Penyakit Dalam

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Mengganti Balutan Luka
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Menukar balutan / penutup luka yang sudah kotor atau yang lama
dengan penutup / pembalut luka yang baru.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Menjaga agar luka tetap bersih/sterli, memberi rasa nyaman.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan A. Persiapan
1. Persiapan alat steril :
a. Pinset anatomi.
b. Pinset chirurgis.
c. Gunting lurus.
d. Kasa steril.
e. Mangkok kecil.
2. Peralatan tidak steril :
a. Plester.
b. Guntign balutan.
c. Obat desinfektan pada tempatnya.
d. Bengkok.
e. Kain pembalut secukupnya (verband).
f. Obat luka sesuai kebutuhan.
g. Baki/dressing car.
3. Persiapan penderita
a. Pasien diberitahu.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Perawat memakai hanschoen.
3. Balutan luka yang lama dibuka dengan pinset tidak steril.
4. Luka dibersihkan dengan memakai pinset dan kapas
desinfektan dari arah dalam keluar.
5. Kapas kotor dibuang ke dalam tempatnya.
6. Pinset yang sudah tidak steril ditempatkan pada bengkok,
observasi keadaan luka.
7. Luka diolesi obat, selanjutnya ditutup dengan kasa steril dengan
menggunakan pinset steril dan dijaga agar serat kasa tidak
melekat pada luka.
8. Setelah diobati luka dibalut/diplester.
9. Catat hasil observasi dan respon pasien.
10. Sesudah selesai alat-alat dibereskan dan pasien dirapikan/
11. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Semua Ruangan
2. Tim Medis
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Transfusi Darah
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memindahkan / memasukkan darah seseorang (donor) kepada orang


lain (pasien yang memerlukannya) melalui vena.
Tujuan 1. Untuk menggantikan jumlah darah pasien yang hilang melebihi dari
jumlah tertentu.
2. Untuk meninggikan kadar Hb dalam tubuh.
3. Untuk mengganti darah pasien yang keracunan dan lain-lain,
dengan darah yang baru, misal : pada pasien uremi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Perawat cuci tangan.
2. Memakai sarung tangan
3. Memberikan penjelasan kepada pasien.
4. Menyiapkan area yang akan ditusuk.
5. Meneliti keadaan darah dan suhunya sesuai dengan suhu normal
tubuh.
6. Cek silang kembali label darah dengan formulir permintaan : nama
pasien, golongan darah dan nomor tempat tidur.
7. Memasang infus NaCl 0,9% sesuai dengan prosedur pemasangan
infus.
8. Cek silang kembali dengan teman sejawat sebelum darah dipasang
(cross match).
9. Memindahkan slang transfusi dengan kantong darah.
10. Menghitung jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan.
11. Memperhatikan reaksi pasien.
12. Mencatat waktu pemberian, golongan darah dan jumlah tetesan.
13. Alat-alat dibereskan.
14. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. PMI (Bank Darah)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberikan O2
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan O2 adalah memasukkan zat asam (O 2) ke dalam paru-


paru melalui saluran pernafasan dengan menggunakan alat khusus.
Tujuan 1. Membantu menambah kekurangan zat asam (O 2).
2. Membantu kelancaran metabolisme.
3. Mencegah hypoxia (misal : pada penyelam, penerbang, pendaki
gunung).
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Pemberian O2 yang sederhana dengan mempergunakan kedok zat
asam adalah kanula hidung ganda.
2. Mengatur posisi pasien.
3. Membuka tabung dan mengukur dosis secara bertahap.
4. Memasang slang canula / masker kepada pasien.
5. Memperhatikan reaksi pasien, pernafasan dan nadi.
6. Mencatat dalam lembaran catatan perawatan.
Unit Terkait 1. Semua Ruangan
2. Tim Medis

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Menyuapi Pasien
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Menyajikan makanan dan minuman kepada pasien sesuai dengan


daftar makanan / diit pasien.
Tujuan 1. Agar pasien mendapatkan makanan dan minuman pada waktunya
dan sesuai dengan kebutuhan / diitnya.
2. Untuk menolong pasien yang tidak sanggup / tidak dapat makan /
minum sendiri.
3. Membantu mempercepat penyembuhan.
4. Membantu meningkatkan selera makan / minum pasien.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Perawat mencuci tangan.
2. Serbet dibentangkan dibawah dagu pasien.
3. Perawat duduk dengan posisi yang memudahkan pekerjaan.
4. Pasien diingatkan untuk berdo’a sesuai dengan agamanya.
5. Pasien ditawari minum.
6. Suapkan makanan sedikit demi sedikit sambil berkomunikasi
dengan pasien dan memperhatikan keadaan pasien.
7. Pasien diberi minum.
8. Setelah selesai mulut pasien dan sekitarnya dibersihkan.
9. Pasien dirapikan kembali.
10. Alat-alat dirapikan dan dikembalikan ke tempat semula.
11. Perawat mencatat jumlah porsi yang dimakan.
12. Perawat mencuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Gizi

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Mengawasi Tingkat Kesadaran
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Gangguan keseimbangan pada tubuh yang mengakibatkan


menurunnya kesadaran pada penderita.
Tujuan Untuk mempermudah tindakan keperawatan lebih lanjut.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Aldered score.
2. Tensi meter.
3. Termometer.
4. Stetoskope.
5. Senter.
6. Jam.
Pelaksanaan :
1. Mengukur tekanan darah dan nadi tiap 8 jam.
2. Menghitung pernafasan.
3. Mengobservasi gerakan / refleks.
4. Melihat warna kulit.
5. Mengukur Glasgow Coma Scale (GCS).
6. Melakukan penilaian sesuai dengan tingkat kesadaran.
7. Mencatat hasil penilaian.
8. Catat suhu tiap 8 jam.
9. Melihat pupil tiap 8 jam.
Unit Terkait Umum

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Thoracentesis (Pleura Pungsi)
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mengeluarkan cairan didalam rongga dada di luar paru-paru.


Tujuan Melonggarkan pernafasan, mencegah adanya oedema paru dan
mencegah infeksi lanjutan lain.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Spuit dispossable 20 cc / 10 cc.
2. Lidocain 2/3 ampul.
3. Kapas alkohol.
4. Bethadine.
5. Alkoholo 70%.
6. Sarung tangan.
7. Skort.
8. Kassa steril.
9. Bengkok.
10. Infesed darah.
Pelaksanaan :
1. Perawat memakai sarung tangan.
2. Penderita duduk merangkul kursi menghadap sandaran kursi.
3. Cari dan tentukan lokasi pungsi pada linea axillaris posterior.
4. Desinfeksi lokasi dengan bethadine + alkohol 70%.
5. Infiltrasi anesthesi dengan lidokain 2% (kalau perlu).
6. Tusukkan jarum pada lokasi dan lakukan aspirasi.
7. Cairan dikeluarkan maksimal 1500 cc atau bila penderita merasa
sangat kesakitan / batuk-batuk pengambilan cairan bisa dihentikan.
8. Jarum dilepas dan luka diberi bethadine dan kasa steril.
9. Pengambilan cairan pleura dapat diulang esok hari.
10. Alat-alat dibersihkan dan dibereskan.
11. Perawat cuci tangan.
12. Observasi pasien lebih lanjut.
Unit Terkait Umum
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Incisi
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Terjadnya penumpukan cairan pada bawah kulit diatas otot yang
mengakibatkan infeksi pada tubuh.
Tujuan Mengeluarkan cairan pada tubuh yang terkena infeksi agar tidak terjadi
infeksi lebih lanjut.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Tempat instrumen steril yang berisi :
 Pincet anatomi, sonde
 Pisau / mess, klem, gunting
 Kassa, tampon, duk (steril)
2. Verban, gunting, verban, plester.
3. Obat anesthesi, lidokain, chlorethyl spray.
4. Spuit injeksi 5 cc dan 10 cc, sarung tangan steril.
Pelaksanaan :
1. Memberi tahu penderita tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Lokasi / benjolan didesinfeksi.
3. Memakai sarung tangan steril.
4. Melakukan anesthesi lokal dan tunggu 10 menit.
5. Pungsi lokasi / benjolan bila diperlukan.
6. Lakukan irisan sesuai dengan lipatan kulit.
7. Buka dengan klem bengkok dan tampung cairan yang keluar.
8. Lakukan kerokan pada luka tersebut.
9. Cuci dengan bethadine sampai bersih.
10. Bila berdarah, tampon dengan verban padat.
11. Bila tidak berdarah, pasang drain handschoon.
12. Tutup luka dengan kassa RC.
13. Balut / plester yang erat agar sisa cairan keluar.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Intalasi Rawat Inap Bedah
3. Intalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Tindakan Memasang Ransel Verbal
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu alat untuk immobilisasi pada penderita patah tulang clavicula.
Tujuan Membantu agar posisi tulang kembali seperti semula.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Stokinet panjang 2 m dengan kapas lemak di dalamnya.
2. Gunting.
Pelaksanaan :
1. Memberi penjelasan kepada pasien.
2. Menanggalkan pakaian pasien.
3. Mengatur posisi pasien (pasien berkacak pinggang, dada
dibusungkan).
4. Dengan posisi dibelakangi, pasang stokinet melingkar paha leher
belakang kearah depan bahu, kedua ujung bertemu dipunggung,
kemudian difiksasi sedemikian rupa.
5. Gunting sisa stokinet, rapikan.
Unit Terkait 1. URJ Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. IRD

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Tindakan Merawat Luka Robek
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Gangguan pada kulit sampai otot akibat benda tajam yang
mengakibatkan perdarahan.
Tujuan Mencegah infeksi lanjutan pada tubuh.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Bak instrumen steril berisi :
 1 pincet, gunting, naal foeder
 Klem secukupnya
 Sarung tangan dan duk steril
 Spuit injeksi, jarum dan benang jahit, catgut
2. Obat anesthesi, perhydrol, RC, Aquadest.
3. Bethadine, kapas savlon, kapas alkohol, verban.
4. Alat cukur (garuk dan silet).
5. Bengkok, plester, gunting verban, lampu tindakan.
Pelaksanaan :
1. Memberitahu pada pasien (bila pasien sadar).
2. Memakai sarung tangan steril.
3. Melakukan anesthesi pada daerah sekitar luka.
4. Membersihkan / mencukur dan mendesinfeksi luka dari dalam
kearah luar dengan perhydrol dan bila ada dengan RC / Aquadest.
5. Keluarkan benda asing (bila ada) dari luka.
6. Mengatasi perdarahan yang terjadi.
7. Membuang jaringan dan kulit yang rusak.
8. Menjahit luka lapis demi lapis dan meratakan kulit.
9. Periksa lagi apakah masih / sudah tidak ada perdarahan.
10. Lakukan perdarahan bila masih ada perdarahan.
11. Menutup luka dengan kassa bethadine dan lakukan pembalutan /
plester.
12. Alat-alat dibersihkan dan disterilkan.
13. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Tindakan Rawat Luka Excoriael
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Luka babras atau terbuka akibat tusukan benda tumpul atau benda
tajam.
Tujuan Mencegah infeksi lanjutan dalam tubuh.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Tempat steril yang berisi :
- Pincet
- Kassa
- Kapas savlon
2. Mercurochrom.
Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan.
2. Menjelasakan kepada pasien terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
3. Luka dibersihkan dengan kapas savlon.
4. Setelah bersih luka diolesi mercurochrom / bethadine.
5. Luka ditutup dengan kassa steril dan diplester.
6. Perawat cuci tangan.
7. Alat-alat dibersihkan kembali.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Penanganan Penderita Konstipasi
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Gangguan pada saluran pencernaan sehingga penderita sulit BAB.


Tujuan Agar penderita dapat BAB dengan lancar.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Spuit glycerin (50 cc).
2. Glycerin cair sesuai kebutuhan.
3. Steekpan / pot jongkok.
4. Sarung tangan (handschoen).
5. Kassa secukupnya.
6. Air sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan :
1. Penderita diberi penjelasan.
2. Penderita miring ke kiri.
3. Petugas memakai sarung tangan.
4. Spuit glyserin diisi glycerin cair 50 cc dan siapkan air hangat.
5. Ujung spuit dimasukkan anus penderita pelan-pelan.
6. Penderita diberitahu tidak boleh mengejan.
7. Masukkan glycerin pelan-pelan.
8. Bila glycerin sudah habis, dubur diganjal dulu dengan kassa.
9. Bila perut penderita telah mulas, siapkan pot kemudian kassa
diambil.
10. Bila faeces yang keluar sedikit, bilamana perlu tindakan dapat
diulang.
11. Perawat cuci tangan.
12. Alat-alat dibersihkan kembali.
Unit Terkait Umum
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Perawatan Patah Tulang
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Gangguan gerak pada tubuh karena benturan benda padat (keras)
yang mengakibatkan patah tulang.
Tujuan 1. Mengurangi rasa sakit / nyeri.
2. Membantu mengembalikan posisi tulang yang patah seperti
semula.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Penanganan :
I. Patah tulang terbuka
- Debridement dan pasang gips
- MRS
II. Patah tulang tertutup
1. Reposisi
2. Immobilisasi (gips)
3. Observasi 24 jam, kalau ada komplikasi masuk rumah sakit
4. Tanpa komplikasi dipulangkan :
- Control 1 minggu lalu skin tight
- Control tiap 2 minggu
- Control foto kalau penyembuhan baik gips boleh dibuka
- Rehabilitasi sedini mungkin
III. Lama Imobilisasi

A. Imobilisasi pada anak, separoh waktu dewasa.


B. Fraktur Femur
- MRS
- Traksi dengan beban 1/7 kali berat badan
- Lama traksi 4 minggu
- 1 minggu traksi, contoh foto ulang tiap 2 minggu sampai dengan
delapan
- Fisioterapi
- Jaga posisi tidur untuk mencegah decubitus
C. Cedera tulang belakang
- MRS
- Imobilisasi selama 3 minggu
- Pada keadaan berat seperti dislokasi ataupun fracture yang
luas diberi waktu 2 – 3 bulan
D. Colles fracture
- Reposisi, fiksasi / imobilisasi sampai dengan atas siku
- Observasi 24 jam
 Kalau ada komplikasi masuk rumah sakit
 Tanpa komplikasi dipulangkan, 1 minggu control, 2 minggu
sampai dengan callus baik
 Masa pemulihan 2 – 4 minggu
E. Frakture antebranchii
(Fracture shaft radius dan ulna)
- Reposisi
- Pasang gips
- Fixasi :
 Montegra fracture – supinasi maximal
 1/3 tengah – setengah rotasi
 1/3 distal (galeazi) – pronasi maximal
- Pasang gips diatas siku
- Observasi 24 jam
 Komplikasi masuk rumah sakit
 Tidak ada komplikasi dipulangkan, control 1 minggu
 Lalu setiap 2 minggu, sampai callus baik, control foto, buka
gips
 Rehabilisasi sedini mungkin
F. Fracture humeri
- Posisi jelek dioperasi
- Posisi baik, pasang U – slap
- Observasi 24 jam
- Rehabilisasi sedini mungkin
G. Fracture clavicula
- Pasang ransel verband
- Control dan pengencangan RV setiap 1 minggu
- Lama imobilisasi 4 minggu
H. Fracture cruris
- Pasang gips sampai dengan atas lutut
- Control tiap 2 minggu sampai 3 bulan
- Weight bearing 6 bulan
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Tindakan Memasang Gips
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Alat (bahan) untuk menahan dan mengembalikan pada pasien patah
tulang.
Tujuan Mengembalikan posisi tulang yang patah seperti semula.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Softhand, stoqinet, gypson sesuai kebutuhan.
2. Washlap dan air dalam ember.
3. Obat anesthesi lokal (lidocain).
4. Pengalas (plastik).
5. Kapas alkohol, spuit injeksi 10 cc.
6. Gunting gips, spidol / pensil tinta, foto hasil rontgen.
Pelaksanaan :
1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Pasang pengalas pada bagian organ yang patah tulang.
3. Membongkar / menggunting gips yang sudah lama terpasang pada
penderita yang periksa ulang (kontrol).
4. Membersihkan organ yang patah dengan washlap, kemudian
dikeringkan.
5. Melakukan anesthesi disekitar tempat yang patah apabila penderita
(baru) sangat kesakitan, kemudian tunggu 10 menit reposisi
berdasarkan hasil foto rontgennya.
6. Pasang softhand / stoqinet sesuai kebutuhan.
7. Gips dicelup dalam air kemudian diperas dan dilingkarkan pada
bagian yang patah, tidak terlalu keras dan rata.
8. Diulang sesuai dengan kebutuhan.
9. Membiarkan gips agar mengering dan cek ulang keadaannya.
10. Ditulis tanggal pemasangan pada posisi yang digips.
11. Alat-alat dibersihkan dan ditata kembali.
12. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Tindakan Memasang Bidai
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu alat untuk pertolongan pertama pada penderita patah tulang.
Tujuan Untuk mengurangi rasa sakit dan membatasi gerak pada bagian tulang
yang patah.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan.
2. Verban / mitela.
3. Gunting.
4. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
5. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan :
1. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai.
2. Petugas II meletakkan bidai melewati 2 persendian anggota gerak.
3. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi
patah tulang.
4. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat
bidai.
5. Cara mengikat sesuai cara yang tepat.
6. Mengatur posisi pasien.
7. Mencatat dalam catatan perawatan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Melakukan Skin Test
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memasukkan obat yang telah diencerkan dan prosentasenya telah


ditentukan secara subcutan pada lengan bagian dalam.
Tujuan - Untuk mengetahui apakah penderita alergi pada obat tersebut.
- Untuk mencegah terjadinya reaksi obat tersebut atau anafilaktik
shock.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Spuit 1 cc.
2. Obat-obatan yang diperlukan.
3. Kapas, alkohol pada tempatnya.
4. Gergaji ampul.
5. NaCl 0,9% / aquadest.
6. Bengkok.
7. Obat-obatan anafilaktik – adrenalin.
Persiapan pasien :
Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan.
2. Menggulung lengan baju bila diperlukan.
3. Mengisi spuit dengan obat yang akan ditest sejumlah 0,1 cc
dilarutkan dalam NaCl 0,9% / aquadest menjadi 1 cc.
4. Mendesinfeksi kulit yang akan ditusuk menggunakan kapas alkohol
70% kemudian direnggangkan dengan tangan kiri perawat.
5. Menyuntikkan obat sampai permukaan kulit menjadi gembung
dengan cara lubang jarum menghadap ke atas dan membuat sudut
15 – 30 derajat dengan permukaan kulit.
6. Menilai reaksi obat setelah 10 – 15 menit dari waktu penyuntikan.
7. Mencatat hasil reaksi dari skin test.
8. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap
2. Poli Bedah
3. Poli Penyakit Dalam
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Melepas Douwer Kateter
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Melepas alat yang digunakan untuk proses pembuangan air kencing.
Tujuan - Melatih penderita agar bisa kencing sendiri.
- Menghindari infeksi sekunder akibat pemasangan douwer kateter
yang terlalu lama.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Dispossible spuit kosong / tidak steril.
2. Kapas lembab steril.
3. Bengkok / tempat sampah.
4. Pinset.
5. Penderita diberi tahu kalau kateter akan dilepas dan menjelaskan
tujuannya.
Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat-alat dibawa ke dekat penderita.
3. Penderita disiapkan tidur terlentang dan kedua kaki ditekuk.
4. Air aquadest / pengunci dikeluarkan dengan spuit.
5. Setelah itu kateter dilepas / ditarik pelan-pelan dan ditaruh di
bengkok dan dibuang di tempat sampah.
6. Alat kemaluan dibersihkan dengan kapas lembab steril.
7. Bila sudah selesai penderita dirapikan kembali.
8. Alat-alat kemudian dibereskan kembali.
9. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan Penyakit Dalam
2. Ruang Perawatan Bedah
3. ICU
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Melakukan Pemeriksaan EKG 12 Lead
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memasang alat EKG lengkap pada penderita dengan indikasi


dilakukan pemeriksaan EKG.
Tujuan 1. Untuk mengetahui kelainan pada jantung.
2. Menegakkan diagnosa medis dan tindakan perawatan pada
penderita penyakit jantung.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Persiapan alat EKG lengkap dan siap pakai.
2. Kapas / kasa.
3. Pasien / keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan.
4. Posisi pasien diatur telentang datar.
5. Kain lembab.
6. Arde.
Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan.
2. Membuka dan melonggarkan pakaian bagian atas pasien.
3. Bila pasien memakai jam, gelang dan logam lain maka dilepaskan.
4. Mengoleskan jelly EKG pada daerah dada, pergelangan tangan
dan tungkai.
5. Memasang arde pada kain lembab.
6. Menghidupkan monitor EKG.
7. Menyambung kabel EKG pada kedua pergelangan tangan dan
kedua tungkai pasien, untuk rekaman ekstremitas lead (lead I, II,
III, aVR, aVL, aVF) dengan cara sebagai berikut :
a. Warna merah pada tangan kanan.
b. Warna kuning pada tangan kiri.
c. Warna hitam pada tungkai kanan.
d. Warna hijau pada tungkai kiri.
8. Memasang kabel pada bagian dada (untuk rekaman V 1 – V6).
9. Mengoperasikan alat EKG.
10. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Rawat Inap
2. Poli Penyakit Dalam
3. ICU
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Melakukan Suction
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menghisap lendir / sekret pada
saluran pernafasan.
Tujuan 1. Agar tidak terjadi penyumbatan jalan nafas yang terhalang oleh
lendir / sekret.
2. Melonggarkan pernafasan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Pincet.
2. Botol berisi larutan savlon untuk tempat pincet.
3. Botol berisi air bersih.
4. Botol berisi larutan savlon untuk merendam slang suction (slang
penghisap).
5. Suction set.
6. Sudip lidah (kalau perlu).
7. Kabel panjang (kalau perlu).
8. Handchoen (kalau perlu).
Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan.
2. Memakai handschoen (kalau perlu).
3. Ambil slang penghisap dengan pincet.
4. Hidupkan suction.
5. Tancapkan jek pada stop kontak.
6. Masukkan slang penghisap secara perlahan sambil melakukan
penghisapan.
7. Lakukan penghisapan berulang-ulang hingga bersih.
8. Berikan oksigen bila perlu.
9. Bilas slang suction dengan bersih.
10. Matikan saklar.
11. Taruh slang penghisap kedalam botol berisi larutan savlon dan
pincet pada botol berisi larutan savlon.
12. Rapikan alat.
13. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan Bedah
2. Ruang Perawatan Anak
3. ICU
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Menyiapkan Bahan Pemeriksaan
Laboratorium
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan oleh petugas ruangan dalam
pengiriman sample pemeriksaan sampai ke petugas laboratorium.
Tujuan 1. Memperlancar proses pengiriman specimen dari ruangan ke ruang
laboratorium.
2. Membantu menegakkan diagnosa.
3. Menghindari terjadinya kerusakan specimen.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Menyiapkan label dan etiket yang berisi nama pasien dan ruang
rawat.
2. Menyiapkan tempat untuk setiap jenis pemeriksaan.
3. Menyiapkan formulir pemeriksaan laboratorium.
4. Pispot / stikpan, urinal.
Persiapan pasien :
Menyiapkan pasien dan memberi penjelasan tentang tindakan yang
akan dilaksanakan.
Prosedur :
1. Bahan pemeriksaan diberi etiket, nama penderita, ruang rawat.
2. Formulir diisi dengan lengkap.
3. Bahan pemeriksaan dan formulir yang diisi diserahkan petugas
laboratorium.
Unit Terkait 1. IRNA
2. IRJA
3. IRD

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberi Kompres Hangat /
Buli-buli Panas
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberi kompres hangat dengan memakai WWZ (Warm Water Zac)
yang telah diisi air panas.
Tujuan 1. Mengurangi rasa sakit / nyeri.
2. Mengurangi rasa dingin dibadan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
 Air panas
 WWZ / Buli-buli panas
 Sarung WWZ / sarung buli-buli panas
Persiapan lingkungan dan pasien :
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan diberikan.
2. Menjelaskan tujuan pemberian kompres hangat.
3. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman.
Prosedur :
1. Perawat mencuci tangan.
2. Buli-buli panas / WWZ diisi air panas ½ bagian.
3. Keluarkan udara dengan cara meletakkan WWZ diatas meja
sampai permukaan air ada pada tempat penutup kemudian ditutup.
4. Periksa apakah ada yang bocor.
5. Keringkan dan masukkan ke dalam sarungnya.
6. Dipasang pada badan pasien yang memerlukan.
7. Perawat mencuci tangan.
Unit Terkait IRNA, IRD
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberi Obat Melalui Mulut
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut dan
selanjutnya ditelan.
Tujuan Memberikan obat kepada pasien melalui mulut secara tepat dan benar
sesuai dengan program pengobatan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat dan penderita :
1. Siapkan obat lengkap sesuai yang dibutuhkan / diperlukan dalam
tempatnya.
2. Air minum dalam tempatnya, sendok, tissue.
3. Pasien diberi penjelasan.
Prosedur :
1. Obat yang telah disiapkan diperiksa kembali.
2. Baca etiket dan dosis pemberiannya.
3. Obat yang telah diperiksa lalu diberikan langsung pada penderita
dan ditunggu sampai obat ditelan habis. Bila perlu petugas
membantunya.
4. Pada waktu menuangkan obat cair sisi obat yang beretiket harus
berada disebelah atas agar etiket tidak terkena cairan dan dapat
dengan mudah dibaca.
5. Bila terjadi reaksi pada saat dan setelah pemberian obat harus
segera dilaporkan kepada dokter yang bersangkutan.
6. Setiap pemberian obat harus dicatat pada kartu obat.
Unit Terkait 1. IRNA
2. IRD (Ruang Observasi)

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Menetapkan Kadar Hb
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Tindakan memeriksa kadar Hb dalam darah.


Tujuan 1. Untuk mengetahui kadar Hb dalam darah.
2. Mempermudah perawat menentukan pemberian transfusi darah.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
- Hb set
- Kapas alkohol 70% dalam tempatnya.
- Lancet steril / jarum steril.
- Bengkok.
- HCl 0,1 N dalam tempatnya.
Persiapan pasien dan lingkungan :
- Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan.
- Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman.
Prosedur :
1. Memasukkan HCl 0,1 N kedalam tabung haemometer.
2. Bersihkan ujung jari kapas alkohol.
3. Menusuk jari bagian ujung dengan lancet steril.
4. Menghapus darah dengan kapas kering.
5. Setelah keluar darah lagi, hisap darah dengan pipet haemoglobin
sampai garis tanda 0,02 ml.
6. Membersihkan darah pada sebelah luar ujung pipet.
7. Segera mengalirkan darah dari pipet ke dalam tabung
haemoglobin.
8. Membilas darah yang tertinggal 2 – 3 kali dengan HCl ke dalam
tabung.
9. Diaduk dan didiamkan selama 3 – 10 menit.
10. Menambahkan aquabides setetes demi setetes sampai terjadi
persamaan warna dengan batang standart, persamaan warna
harus dicapai dalam waktu 5 detik.
11. Membaca kadar Hb dengan satuan gr% darah.
12. Alat dirapikan.
Unit Terkait 1. IRNA
2. IRJ
3. IRD

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberikan Kompres Dingin
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan kompres dingin kepada pasien yang memerlukan, dengan


menggunakan kirbat es / eskap yang telah diisi potongan es.
Tujuan 1. Membantu menurunkan suhu tubuh.
2. Mengurangi rasa sakit / nyeri.
3. Membantu mengurangi perdarahan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
 Eskap / kirbat es dengan sarungnya.
 Potongan es pada tempatnya.
 Wash lap.
 Kain untuk alas.
 Mangkok berisi cairan dingin /air es.
Persiapan pasien dan lingkungan :
 Pasien diberitahu tentang tindakan yang akan dilakukan.
 Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
 Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman.
Prosedur memberi kompres dingin dengan menggunakan kirbat es /
eskap :
1. Kain alas dipasang dibawah pasien yang memerlukan.
2. Kirbat es dipasang setelah diisi potongan es diatas kain alas.
3. Bila pasien tampak sianosis / kedinginan kirbat es harus segera
diangkat.
4. Pada penggunaan kirbat es untuk menurunkan suhu, setiap 1 jam
suhu pasien harus dikontrol, bila suhu pasien turun sampai batas
normal kompres dihentikan.
Prosedur memberikan kompres dingin dengan kain basah :
1. Kain alas dipasang pada tempat yang akan dikompres, wash lap
dibasahi air dingin / air es secukupnya dan diletakkan pada tempat
yang akan dikompres.
2. Observasi keadaan umum pasien.
3. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. IRNA
2. IRD

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Permintaan Darah ke Unit Transfusi Darah
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mengusahakan meminta darah ke Unit Transfusi Darah.


Tujuan 1. Untuk memberikan transfusi darah pada pasien yang kurang darah.
2. Agar pasien yang memerlukan transfusi darah sudah mendapat
dalam waktu kurang dari 2 jam.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Prosedur permintaan darah untuk penderita Non Askes :
1. Petugas ruangan memberitahu pasien / keluarga bahwa pasien
memerlukan darah untuk transfusi.
2. Petugas ruangan menyiapkan contoh darah vena sebanyak + 2 cc.
3. Petugas ruangan mengisi formulir permintaan darah dan
ditandatangani oleh dokter ruangan / perawat.
4. Keluarga membawa contoh darah dan formulir permintaan darah
ke Unit Transfusi Darah.
5. Petugas Unit Transfusi darah menerima contoh darah dan formulir
permintaan darah.
6. Petugas Unit Transfusi Darah mencocokkan contoh darah dengan
darah yang akan diberikan kemudian menyerahkan kepada
keluarga pasien.
7. Keluarga membawa darah dari Unit Transfusi Darah kemudian
diserahkan ke petugas ruangan.
8. Petugas ruangan meneliti dan mencocokkan darah yang diterima
dari keluarga pasien.
9. Darah dimasukkan sesuai instruksi dokter dan prosedur yang
berlaku.
Prosedur permintaan darah untuk penderita ASKES :
1. Petugas ruangan memberitahu pasien atau keluarga bahwa pasien
memerlukan darah untuk transfusi.
2. Petugas ruangan menyiapkan contoh darah sebanyak + 2 cc.
3. Petugas ruangan mengisi formulir permintaan darah dan
ditandatangani oleh dokter ruangan. Surat jaminan, Kartu Askes,
formulir permintaan darah dibawa ke loket Askes untuk
ditandatangani dan distempel oleh petugas PT. Askes.
4. Keluarga membawa contoh darah ke Unit Transfusi Darah disertai
formulir permintaan darah, Kartu Askes, surat jaminan pelayanan
peserta Askes.
5. Petugas Unit Transfusi Darah menerima contoh darah dan formulir
permintaan darah kemudian darah dicocokkan dengan darah yang
akan diberikan, darah diserahkan kepada keluarga pasien.
6. Keluarga membawa darah yang dibutuhkan dari petugas transfusi
darah kemudian diserahkan kepada petugas ruangan.
7. Petugas ruangan meneliti dan mencocokkan darah yang diterima
dari keluarga pasien.
8. Darah dimasukkan sesuai instruksi dokter dan prosedur kerja yang
berlaku.
Unit Terkait 1. IRNA
2. IRD (Observasi)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Perawatan Jenazah /
Pasien Yang Baru Meninggal
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Kegiatan melaksanakan perawatan jenazah / pasien yang baru


meninggal.
Tujuan 1. Membersihkan dan merapikan jenazah.
2. Memberi penghormatan terakhir kepada sesama insan.
3. Memberi rasa puas kepada keluarga pasien.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan alat :
- Bengkok
- Verband / pembalut
- Skort
- Pincet
- Kapas lembab dan kasa secukupnya
- Alat untuk membersihkan jenazah
- Tempat pakaian kotor
- Formulir jenazah
- Sampiran
2. Prosedur :
- Keluarga pasien diberitahu bahwa jenazah akan dibersihkan.
- Pintu kamar ditutup atau dipasang sampiran.
- Alat-alat dibawa ke dekat jenazah.
- Petugas menggunakan skort.
- Jenazah dibersihkan dan dikenakan pakaian bersih.
- Letakkan posisi tangan sesuai dengan agama yang dianut.
- Kelopak mata dirapatkan, lubang hidung / telinga ditutup
dengan kapas lembab.
- Mulut dirapatkan dengan cara mengikat dagu ke kepala dengan
verban.
- Kedua kaki dirapatkan, pergelangan kaki diikat dengan verband.
- Jenazah ditutup dengan kain penutup jenazah.
- Formulir jenazah diisi dan ditandatangani.
- Jenazah dapat diambil langsung dari ruangan paling cepat 2
jam setelah dinyatakan meninggal.
- Setelah 2 jam jenazah belum dibawa pulang pindahkan ke
kamar jenazah.
Unit Terkait 1. IRNA
2. Ruang Penyimpanan / Kamar Jenazah
3. Rekam Medik
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Penerimaan Penderita Masuk Ruangan
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Menerima penderita masuk dari Instalasi Rawat Jalan, IRD ke Instalasi
Rawat Inap.
Tujuan Agar setiap penderita yang dimasukkan untuk rawat inap di Instalasi
Rawat Inap memperoleh pelayanan segera sehingga penderita
merasa aman dan nyaman.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Petugas ruangan menyapa penderita / keluarga penderita yang
datang ke Unit Rawat Inap agar penderita merasa aman dan
nyaman.
2. Petugas ruangan mengantar penderita langsung ke kamar
penderita yang telah disiapkan sesuai dengan kelas yang diminta
atau ke ruang tindakan dahulu.
3. Paramedis ruangan membaca surat MRS dan instruksi yang
diberikan oleh dokter pengirim.
4. Paramedis ruangan memberitahu penderita / keluarga tentang
tindakan perawatan yang akan dilakukan.
5. Paramedis ruangan melaksanakan tindakan perawatan sesuai
dengan instruksi dokter pengirim.
6. Paramedis ruangan melengkapi identitas penderita dan berkas
rekam medis penderita.
7. Paramedis ruangan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar asuhan keperawatan yang berlaku.
8. Paramedis ruangan menjelaskan tentang cara pemakaian obat
(bila sudah mendapat pengobatan dari dokter pengirim), maupun
makanan / minuman yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi
penderita.
9. Bila diperlukan, petugas ruangan melaporkan penderita kepada
dokter ruangan.
10. Petugas ruangan menjelaskan tentang tata tertib / peraturan yang
berlaku di RSU Bojonegoro dan mempersilahkan keluarga
penderita untuk menghubungi petugas bila ada sesuatu yang
dibutuhkan penderita.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Penanganan Pasien Anak
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan asuhan keperawatan pada pasien anak (umur dibawah


15 tahun).
Tujuan Agar kebutuhan emosional anak selama dirawat di RSU Bojonegoro
dapat terpenuhi.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Ruang Perawatan Anak
Pengalaman dirawat di rumah sakit seringkali merupakan suatu
trauma yang tidak terlupakan bagi seorang anak. Oleh karena itu perlu
diupayakan agar pengalaman ini menjadi suatu pengalaman yang
positif.
 Suasana lingkungan di ruang anak hendaknya diusahakan seperti
di rumah sendiri, misalnya dengan cara memberi mainan
sederhana, memasang gambar-gambar menarik, memberi bacaan
untuk anak, mengecat dinding ruangan dengan warna-warna ceria
dan sebagainya.
 Ruang perawatan anak hendaknya dijauhkan dari pandangan dan
suara yang menakutkan, misalnya jauh dari ruang psikiatri, jauh
dari kamar mayat, dan sebagainya. Bila ada pasien yang meninggal
upayakan agar tidak terlihat oleh pasien-pasien lain, misalnya
dengan menutup pintu kamar atau memasang sampiran.
 Siapkan tempat tidur yang cocok untuk pasien anak. Bayi diberi box
dan anak yang lebih besar diberi tempat tidur besar. Tempat tidur
jangan terlalu tinggi sehingga menyulitkan anak untuk turun sendiri.
 Pengaturan tempat tidur harus disesuaikan dengan penyakitnya,
misalnya penyakit infeksi jangan dicampur dengan malnutrisi.
Pasien bayi jangan dicampur dengan anak besar, penyakit acut
jangan dicampur dengan penyakit kronis.
 Pemberian makanan harus selalu diawasi. Umumnya anak tidak
suka makan, mungkin karena sakitnya, tidak suka makanan rumah
sakit atau tidak suka akan situasi di rumah sakit. Usahakan untuk
memberikan makanan lebih sering dan bervariasi. Pemberian
makanan dari luar rumah sakit perlu diawasi apakah tidak
bertentangan d program pengobatan yang diberikan.
 Kebersihan ibu dan anak harus dijaga benar-benar agar tidak
terjadi infeksi silang atau kambuhan. Perhatikan juga kebersihan
sprei dan sarung bantal pasien serta keadaan kamar mandi dan
WC yang memadai.
 Pemberian suntikan yang menyakitnya sedapat mungkin
dihindarkan.
 Hindarkan juga tindakan mengikat pasien untuk “menenangkan”
anak yang sering menangis dan meronta-ronta.
 Anak yang sudah besar perlu dilibatkan dalam upaya pengobatan,
dan perlu diberi pengertian / penjelasan sebelum dilakukan suatu
tindakan.
Peran Serta Orang Tua :
 Setiap pasien anak yang perlu rawat inap boleh ditunggu oleh
orang tua (kalau dapat ibunya) atau salah satu kerabat dekatnya.
Dengan demikian selain dapat membantu tugas-tugas perawat,
orang tua dapat belajar tentang penyakit, cara-cara pencegahan
dan penanggulangannya.
 Dokter / perawat harus senantiasa berupaya untuk menciptakan
rasa percaya diri ibu terhadap kemampuannya dalam merawat
anaknya. Kemampuan ini akan sangat berpengaruh terhadap
kesembuhan anak.
 Dokter / perawat perlu selalu menjaga agar ibu tetap percaya pada
pengobatan yang diberikan, memberikan obat sesuai petunjuk
dokter dan mengamati pengaruh / hasil pengobatan pada pasien.
 Ibu pasien hendaknya selalu dilibatkan dalam upaya pengobatan
maupun dalam pemenuhan gizi pasien.
Peranan Petugas di Ruang Perawatan Anak :
 Jangan jadikan anak sebagai obyek, tetapi jadikanlah sebagai
subyek yang perlu diikutsertakan dalam upaya pengobatan.
Seorang anak, bahkan bayi sekalipun sudah mempunyai emosi dan
perasaan jadi dalam melayani pasien anak harus lebih manusiawi.
 Penampilan, ucapan maupun tingkah laku petugas jangan sampai
menakutkan pasien. Luangkan waktu sejenak untuk mengontrol
atau bermain dengan pasien sehingga terjalin komunikasi yang
akrab dan menenangkan anak.
 Jangan lupa memberi pujian terhadap prestasi pasien, misalnya bila
ia berhasil menghabiskan porsi makannya, atau bila berhasil minum
obat tanpa muntah, atau bila tidak menangis saat disuntik dan
sebagainya.
 Prinsip-prinsip pencegahan infeksi nosokomial perlu diperhatikan
juga misalnya cuci tangan dengan air mengalir setiap sebelum dan
sesudah menangani pasien. Pelaksanaan tindakan perawatan
secara aseptik dan sebagainya.
Perawatan anak di ruangan lain :
Bagi ruangan lain yang juga merawat pasien anak, misalnya ruang
bedah dan Pavilyun/VIP perlu menyiapkan beberapa peralatan yang
khusus dipakai pada pasien anak :
 Tempat tidur / box bayi.
 Infus set pediatrik, wing needle ukuran kecil, sonde hidung ukuran
kecil.
 Beberapa jenis cairan khusus (D10 – 0,18% NaCl, D5 – 0,225%
NaCl dan sebagainya).
 Alat-alat resusitasi anak, penghisap lendir anak dan sebagainya.
Masalah persetujuan tindakan medik :
 Semua tindakan medik yang dilakukan terhadap pasien anak harus
mendapat persetujuan dari orang tua / wali / kerabat dekatnya.
Persetujuan ini dapat diberikan secara tertulis / lisan.
 Persetujuan ini diberikan setelah orang tua pasien mendapat
informasi tentang tindakan yang akan dilakukan, keuntungan yang
diperoleh dan kerugiannya bila tindakan ini tidak dilakukan,
komplikasi yang mungkin timbul serta cara penanganannya.
 Setiap tindakan medik yang mengandung resiko tinggi seperti
pembedahan, pemasangan tracheostomi, pungsi lumbal / pleura,
dan sebagainya memerlukan persetujuan tertulis yang
ditandatangani oleh orang tua / wali pasien.
Unit Terkait 1. IRD
2. Ruang Perawatan Anak
3. Ruang Bedah
4. Pavilyun / VIP
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Identifikasi Penderita
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mencatat dan membukukan semua identitas pasien yang masuk ke


rumah sakit.
Tujuan Agar tidak terjadi kesalahan dalam tindakan, misalnya pasien / bayi
tertukar, salah operasi dan sebagainya.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Identifikasi pasien dalam rekam medik
Identifikasi pasien dalam rekam medik harus mencakup :
1. Nomor rekam medik harus dicantumkan pada setiap lembar berkas
rekam medik.
2. Nama lengkap pasien harus dicantumkan pada setiap lembar
berkas rekam medik.
3. Alamat lengkap pasien (kecamatan, desa, RT / RW / Jalan, nomor
rumah).
4. Umur / tanggal lahir.
5. Jenis kelamin.
6. Pekerjaan.
7. Agama.
8. Status keluarga.
9. Nama keluarga terdekat yang dapat dihubungi beserta alamat
lengkap.
Untuk pasien anak harus ditambah dengan :
1. Nama ayah, umur, pekerjaan, alamat.
2. Nama ibu, umur, pekerjaan, alamat.

Untuk bayi baru lahir :


1. Memakai nama lengkap ibu yang melahirkan diberi tambahan kata
“Bayi”.
2. Alamat lengkap pasien.
3. Tanggal lahir.
4. Jenis kelamin bayi.
5. Cap jari kaki.
6. Dengan label nama ibu dipasang pada tangan bayi maupun pada
ibunya.
Jenazah
1. Nama, umur, jenis kelamin dan pekerjaan berdasarkan surat
permintaan visum et repertum.
2. KTP / SIM (bila ada).
3. Label nama diikatkan pada ibu jari kaki jenazah.
4. Tanda-tanda luar.
5. Warna dan jenis pakaian.
6. Panjang jenazah.
Sistem Penamaan
Sistem penamaan pada dasarnya untuk memberikan identitas kepada
seorang pasien serta untuk membedakan antara pasien yang satu
dengan pasien yang lain, sehingga mempermudah / memperlancar
didalam memberikan pelayanan rekam medis kepada pasien yang
datang berobat ke RSU Bojonegoro.
Prinsip utama adalah nama pasien harus lengkap, minimal terdiri dari
dua suku kata, tidak boleh hanya nama panggilan.
Ada beberapa kemungkinan yang dapat dipakai :
1. Nama pasien sendiri, apabila namanya sudah terdiri dari dua suku
kata atau lebih.
2. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama suami, apabila
pasien seorang wanita bersuami.
3. Nama pasien sendiri dilengkapi dengan nama orang tua (biasanya
nama ayah).
4. Bagi pasien yang mempunyai keluarga / marga, maka nama
keluarga / marga tersebut didahulukan baru kemudian diikuti
dengan namanya sendiri.
Dalam sistem penamaan diharapkan :
1. Nama ditulis dengan huruf cetak dan mengikuti ejaan yang
disempurnakan.
2. Sebagai pelengkap, bagi pasien wanita diakhir nama lengkap
ditambah dengan Ny atau Nn sesuai dengan statusnya.
3. Pencantuman gelar selalu diletakkan dibelakang nama pasien.
4. Perkataan Tuan, Saudara, Bapak dan sebagainya tidak
dicantumkan dalam nama pasien.
Sistem Penomoran
Sistem penomoran yang dipakai dalam rekam medik sesuai dengan
ketentuan yang berlaku di RSU Bojonegoro.
Identitas Pasien dalam pelayanan kesehatan
Disamping sistem rekam medik, identifikasi pasien perlu diterapkan
juga dalam setiap langkah pelayanan kesehatan.
1. Identitas pasien (termasuk bayi baru lahir) harus dicantumkan juga
pada tempat tidur pasien / box bayi.
Identitas ini berisi :
Pasien dewasa / anak
 Nama penderita
 Tanggal masuk
 Diagnosis
 Terapi
Bayi baru lahir
 Nama ibu (kata “Bayi”)
 Tanggal lahir
 Skor Apgar
 Berat badan + Panjang badan
2. Identitas pasien harus dicantumkan juga pada specimen yang
dikirim ke laboratorium maupun pada hasil pemeriksaan
laboratorium / radiologi.
3. Setiap tempat tidur pasien hendaknya dilengkapi dengan lemari
sendiri sehingga pasien dapat menyimpan barang-barang
pribadinya.
4. Obat-obatan (obat suntik, obat minum, cairan infus) dan alat-alat
habis pakai sebaiknya tetap diletakkkan di meja / lemari pasien.
5. Dalam hal menyiapkan dan memberi obat, petugas apotik harus :
 Memasang label / etiket pada tempat obat.
 Tulisan dan kode pada label / etiket harus jelas dan tidak
mudah hilang / berubah.
 Meletakkan obat pada tempat yang telah ditentukan.
 Mencocokkan identitas pasien (nama, alamat, umur) sebelum
memberi obat.
6. Setiap kali petugas akan melakukan tindakan (memeriksa
penderita, memberi suntikan, transfusi, tindakan keperawatan,
tindakan operatif, dan sebagainya) harus selalu didahului dengan
mencocokkan identitas pasien.
7. Setiap kali pasien memerlukan pelayanan di Instalasi / Unit lain
(pemeriksaan penunjang medis, konsultasi, alih rawat pembedahan
dan sebagainya) harus diantar oleh petugas dengan membawa
berkas rekam medik.
8. Pemulangan bayi baru lahir :
 Paramedis yang bertugas untuk memulangkan bayi baru lahir
bersama ibu bayi meneliti label nama pada pergelangan tangan
bayi, apakah sudah sesuai dengan yang ada pada ibu serta
meneliti identitas lainnya. Kalau perlu lakukan cross check
identitas bayi dengan petugas lain.
 Mengisi pernyataan apakah bayi tersebut betul-betul anaknya
dan telah diterima untuk dibawa pulang yang ditandatangani
oleh kedua belah pihak.
 Satu lembar salinan sertifikat kelahiran harus disimpan pada
berkas rekam medik.
9. Bila bayi diambil (dipungut) oleh suatu Instansi atau orang lain
(adopsi), harus dilampiri dengan hak kuasa secara tertulis dari
orang tua atau walinya. Hak kuasa ini menjadi bagian dari berkas
rekam medik.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Serah Terima Jaga Di Ruangan
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Pelimpahan tugas dari petugas jaga ke petugas jaga pengganti setiap
operan dinas.
Tujuan Agar setiap penderita memperoleh pelayanan perawatan yang
berkesinambungan, bermutu tinggi dan profesional sesuai dengan
standar asuhan keperawatan yang berlaku.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Petugas jaga pengganti harus sudah datang sebelum jam
pergantian jaga. Petugas jaga yang digantikan tidak boleh
meninggalkan unit kerjanya sebelum petugas jaga pengganti
datang dan serah terima dilakukan.
2. Serah terima jaga dilaksanakan pada jam :
 06.45 s/d 07.45 WIB
 13.45 s/d 14.45 WIB
 20.45 s/d 21.45 WIB
3. Serah terima jaga dipimpin oleh kepala ruangan atau kepala jaga
(untuk petugas jaga sore dan malam) diikuti oleh petugas jaga
pengganti maupun yang digantikan.
4. Selama pelaksanaan serah terima jaga, petugas harus
menggunakan pakaian dinas lengkap.
5. Serah terima jaga dilaksanakan secara keliling mengunjungi
semua pasien agar petugas penjaga pengganti mengetahui
keadaan, perkembangan dan permasalahan yang dihadapi
masing-masing pasien.
6. Serah terima pasien ini diikuti oleh :
 Serah terima inventaris obat, alat habis pakai, alat tenun dan
lain-lain.
 Penyerahan tanggung jawab pada petugas jaga pengganti.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Konsultasi Kepada Dokter Specialist
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mengkonsultasikan penderita kepada dokter spesialis sesuai dengan


penyakitnya.
Tujuan Agar penderita yang memerlukan pemeriksaan konsultatif dapat
diperiksa / ditangani pada hari itu juga.
Kebijakan  SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan 1. Petugas ruangan memberitahu penderita / keluarga bahwa
penderita perlu dikonsultasikan kepada dokter spesialis lain.
2. Dokter ruangan menulis dan menandatangani surat konsultasi
pada formulir konsultasi.
3. Petugas ruangan mengantar penderita beserta surat konsultasi
dan berkas rekam medis penderita kepada dokter yang dikonsuli.
4. Dokter konsultan melakukan pemeriksaan / tindakan sesuai
dengan konsultasi yang diminta dokter ruangan.
5. Dokter konsultan menulis hasil pemeriksaan / tindakan pada
formulir jawaban konsultasi.
6. Petugas ruangan mengantar penderita dan hasil konsultasi
kembali ke ruangan dan melaporkannya kepada dokter ruangan.
7. Petugas ruangan mencatat / menempelkan hasil konsultasi pada
berkas rekam medik.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Pelayanan Spiritual Kepada Penderita
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan bimbingan spiritual kepada penderita yang sedang


dirawat di rumah sakit.
Tujuan Agar kebutuhan spiritual penderita selama dirawat di RSU Bojonegoro
dapat terpenuhi.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Membantu pasien menjalankan ibadah :
a. Membantu menyiapkan peralatan ibadah.
b. Membantu pasien melaksanakan ibadah.
c. Membantu pasien menghubungi pemuka agama.
d. Mendampingi pasien saat mendapatkan bimbingan spiritual.
2. Memberi pelayanan mental spiritual kepada pasien gawat / terminal
a. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan untuk
pelaksanaan pelayanan spiritual.
b. Membantu menyiapkan peralatan ibadah.
c. Membantu pasien melaksanakan ibadah / doa.
d. Membantu pasien menghubungi pemuka agama.
e. Mendampingi pasien saat mendapat bimbingan spiritual.
f. Mencatat dan menyampaikan pesan pasien kepada keluarga /
kerabat.
3. Memberi pelayanan mental spiritual kepada pasien yang
menghadapi sakratul maut. :
a. Menyiapkan lingkungan yang memungkinkan untuk
pelaksanaan pelayanan spiritual.
b. Memberi kesempatan keluarga untuk berdoa.
c. Menunjukkan sikap empati dan simpati.
d. Memberi kesempatan keluarga mendampingi pasien secara
bergantian.
4. Merawat jenazah :
a. Menyiapkan lingkungan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu atau diganggu orang lain.
b. Membersihkan jenazah dari bekas-bekas pelaksanaan
tindakan.
c. Memandikan jenazah.
d. Menyerahkan barang milik pasien kepada keluarga secara
tertulis.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberi dan Menyiapkan
Kompres Hangat
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberi rasa hangat dengan mempergunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tujuan - Untuk memperlancar sirkulasi darah.
- Untuk mengurangi / menghilangkan rasa sakit.
- Memperlancar pengeluaran cairan (exudat).
- Untuk merangsang peristaltik.
- Menghangatkan badan pasien.
- Memberikan ketenangan dan kesenangan pada pasien.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat-alat disesuaikan berdasarkan kebutuhan :
1. Kompres hangat basah
Alat steril :
- 2 pinset
- Kasa secukupnya
- Mangkok berisi cairan hangat
Alat non steril :
- Pembalut / kain segitiga
- Gunting pembalut
- Kain kawat kecil
- Bengkok
- Kapas dan bensin cuci
- Plester
Cara kerja :
 Perawat cuci tangan.
 Kain kasa diambil dengan pinset dimasukkan dalam cairan,
diperas sedikit kemudian diletakkan pada bagian yang akan
dikompres.
 Kain kasa dibalut atau ditutup kain kasa kering lalu diplester.
 Perawat cuci tangan.
2. Kompres hangat kering
Persiapan alat dan pasien diberitahu :
- Air panas
- Buli-buli panas / WWZ (Warm Water Zak)
- Termometer air panas (kalau perlu)
Cara kerja :
 Memberitahu pasien.
 Perawat cuci tangan.
 Buli-buli diisi air panas 1/3 – 2/3 bagian.
 Mengeluarkan udara dengan cara meletakkan buli-buli panas
diatas meja sampai permukaan air tampak pada lehernya.
 Menutup buli-buli panas.
 Memeriksa buli-buli panas apakah bocor atau tidak, caranya
dengan mengangkat buli-buli panas dengan tutupnya mengarah
ke bawah.
 Dikeringkan dengan lap kerja.
 Dimasukkan ke dalam sarungnya.
 Diberikan kepada pasien untuk digunakan.
 Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Injeksi Intra Musculer
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam jaringan otot, dilakukan


pada otot pangkal lengan, otot paha bagian luar (yaitu 1/3 tengah paha
sebelah luar) atau pada otot bokong (1/3 dari spina iliaca anterior
superior atau SIAS).
Tujuan Penyuntikan secara Intra Musculer dapat dilakukan secara benar dan
aman.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan alat :
Tersedia dalam baki :
- Hanscoen
- Spuid dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan.
- Obat-obatan yang dibutuhkan.
- Korentang steril pada tempatnya.
- Kapas kering
- Alkohol 70 %
- Cairan pelarut.
- Bak Spuid steril yang tertutup, didalamnya sudah diberi alas
untuk tempat semprit.
- Bengkok.
2. Persiapan pasien
- Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
- Menyiapkan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan.
- Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman.
3. Pelaksanaan
- Membawa alat ke dekat pasien sesuai dengan kebutuhan.
- Mencuci tangan.
- Memakai hanscoen
- Membaca kembali daftar obat pasien mengenai obat yang
diberikan dan cara pemberiannya.
- Mengambil Spuid dan jarum.
- Melarutkan obat yang diperlukan.
- Membaca kembali daftar obat pasien mengenai obat yang
diberikan dan cara pemberiannya.
- Spuid dan obat yang diperlukan langsung dibawa ke pasien.
- Membaca kembali daftar pemberian obat dan mencocokkan
dengan papan nama pasien atau bertanya kepada pasien.
- Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian.
- Menentukan tempat yang akan disuntik lalu mendesinfektan
kulit tersebut posisi 1/3 tengah paha luar atau 1/3 SIAS.
- Menusukkan jarum tegak lurus dengan permukaan kulit.
- Penghisap ditarik sedikit (bila ada darah, obat jangan
dimasukkan).
- Obat dimasukkan perlahan-lahan.
- Setelah obat masuk seluruhnya jarum ditarik dengan cepat.
- Kulit ditahan dengan kapas alkohol sambil dilakukan massage.
4. Hasil
- Posisi suntikan tepat tidak ada darah dalam spuit.
- Sterilisasi alat tetap terjaga.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Injeksi Intra Vena
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan obat melalui suntikan ke dalam pembuluh darah vena


yang dilakukan pada vena anggota gerak.
Tujuan Penyuntikan secara Intra Vena dapat dilakukan secara benar dan
aman.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan alat :
Tersedia dalam baki :
Tersedia dalam baki :
- Hanscoen
- Spuid dan jarum steril sesuai ukuran yang dibutuhkan.
- Obat-obatan yang dibutuhkan.
- Korentang steril pada tempatnya.
- Kapas kering
- Alkohol 70 %
- Cairan pelarut.
- Bak Spuid steril yang tertutup, didalamnya sudah diberi alas
untuk tempat semprit.
- Bengkok.
- Pembendung vena.
2. Persiapan pasien
- Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan.
- Menyiapkan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan.
- Menyiapkan lingkungan aman dan nyaman.
3. Pelaksanaan
- Membawa alat ke dekat pasien sesuai dengan kebutuhan.
- Mencuci tangan.
- Memakai hanscoen
- Membaca kembali daftar obat pasien mengenai obat yang
diberikan dan cara pemberiannya.
- Mengambil semprit dan jarum.
- Melarutkan obat yang diperlukan.
- Membaca kembali daftar obat pasien mengenai obat yang
diberikan dan cara pemberiannya.
- Spuid dan obat yang diperlukan langsung dibawa ke pasien
- Membaca kembali daftar pemberian obat dan mencocokkan
dengan papan nama pasien atau bertanya kepada pasien.
- Membebaskan daerah yang akan disuntik dari pakaian.
- Memasang pengalas pada daerah yang akan disuntik.
- Menentukan tempat dan pembendung.
- Bagian yang akan disuntik didesinfektan
- Menusukkan jarum ke dalam vena dengan lubang jarum
menghadap atau mengarah ke atas sejajar dengan vena.
- Mengontrol dan menarik penghisap sedikit.
- Pembendung dibuka dan cairan dimasukkan ke dalam vena
secara perlahan-lahan sampai habis.
- Meletakkan kapas alkohol diatas jarum, kemudian menarik
semprit dan jarum dengan cepat.
- Menekan bekas tusukan dengan kapas alkohol.
- Pasien dirapikan dan alat-alat dibereskan.
- Mencuci tangan.
- Mencatat hasilnya dalam buku catatan obat.
4. Hasil
- Posisi suntikan tepat dan obat dapat masuk dengan lancar.
- Tidak terjadi haematom.
- Sterilisasi alat tetap terjaga.
Unit Terkait Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur Memberi
Pelayannan Mental Spiritual Kepada
Pasien Yang Menghadapi Sakratul Maut
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberi pelayanan khusus jasmaniah dan rohaniah kepada pasien


yang akan meninggal.
Tujuan 1. Memberi rasa tenang dan rasa puas jasmaniah dan rohaniah
kepada pasien dan keluarga.
2. Memberi ketenangan dan kesan yang baik kepada pasien
disekitarnya.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan alat :
 Menyiapkan lingkungan yang tenang.
 Menyiapkan kursi untuk keluarga pasien.
 Menghubingi rohaniawan.
2. Persiapan pasien :
 Pasien disiapkan menurut agama dan kepercayaan masing-
masing.
 Memberitahukan keluarga.
 Catatan untuk menulis pesan atau alamat dan lain-lain yang
diperlukan.
3. Pelaksanaan :
 Membantu pasien untuk berdoa.
 Memberi kesempatan keluarga untuk mendampingi.
 Mempersilahkan keluarga dan rohaniawan untuk berdoa.
 Perawat menunjukkan sikap empati dan berada di dekat pasien.
 Mengamati tanda-tanda vital dan respon pasien setiap 15 menit.
 Mencatat setiap perubahan kondisi pasien.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan
2. Instalasi Rawat Darurat (Ruang Observasi)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Membersihkan Mulut
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran atau
sisa makanan dengan mempergunakan kain kasa atau kapas yang
dibasahi air bersih.
Tujuan 1. Mempertahankan kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi dari
semua kotoran dan sisa makanan, agar tetap sehat dan tidak
berbau.
2. Mencegah terjadinya infeksi seperti stomatitis dan lan-lain.
3. Memberi perasaan nyaman pad apasien dan meningkatkan
kepercayaan diri pasien.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan
a. Handuk atau kain pengalas.
b. Gelas kumur berisi air masak atau NaCl / H 2O2 0,1%, obat
kumur, borax gliserin 10%.
c. Sudip lidah (toque spatel) yang telah dibungkus kasa.
d. Kapas lidi.
e. Bengkok.
f. Kain kasa.
g. Piset atau arteri klem.
2. Pelaksanaan
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
bila pasien sadar.
b. Perawat cuci tangan.
c. Handuk atau kain pengalas diletakkan dibawah dagu dan pipi
pasien.
d. Ujung pinset atau arteri klem dibungkus dengan kain kasa dan
dibasahi air masak atau NaCl atau H2O2 atau air garam.
e. Mulut pasien dibuka dengan sudip lidah (pada pasien yang tidak
sadar).
f. Rongga mulut dibersihkan dari dinding rongga mulut, gusi, gigi,
lidah dan terakhir bibir.
g. Kain kasa yang kotor dibuka pada bengkok.
h. Tindakan pembersihan tersebut sampai bersih.
i. Selanjutnya oleskan cairan borax glycerin.
j. Bila ada stomatitis oleskan larutan gentian violet atau obat lain.
k. Pasien dibariingkan dengan seksama.
l. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempatnya semula.
m. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Menyisir Rambut
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mengatur rambut agar rapi dengan menggunakan sisir rambut.


Tujuan 1. Memberikan rasa nyaman dan meningkatkan kepercayaan diri
dalam pasien.
2. Memelihara rambut agar tetap rapi.
3. Merangsang kulit kepala.
4. Mencegah adanya kutu kepala dan kotoran lain.
5. Mengetahui apakah ada kelainan pada kulit kepala.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan
 Sisir.
 Kain penadah atau handuk.
 Karet gelang untuk pasien yang berambut panjang.
 Air atau minyak bila perlu.
 Kertas untuk membungkus kotoran atau rambut yang rontok.
 Bengkok berisi desinfektan, khusus untuk pasien yang berkutu.
2. Pelaksanaan
 Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang dilakukan.
 Perawat cuci tangan.
 Menyisir rambut dapat dilakukan pada pasien untuk posisi
duduk atau berbaring.
 Kain penadah atau handuk diletakkan pada bahu atau dibawah
belikat.
 Rambut panjang dan kusut dibelah dua, kemudian disisir secara
bertahap, dimulai dari bagian bawah (ujung rambut). Setelah
rapi rambut diikat atau dijalin.
 Rambut yang pendek disisir dari pangkal ke ujung.
 Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus dengan kertas
kemudian dibuang ke tempat yang tersedia.
 Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke tempat
semula.
 Perawat cuci tangan.
3. Perhatian
 Rambut yang kusut diberi air atau minyak dahulu dan diuraikan
dengan tangan. Bila tidak bisa disisir sama sekali dengan
persetujuan pasien atau keluarganya rambut dipotong.
 Bila ada kutu atau ketombe dan rambut yang selalu rontok
harus segera dilaporkan kepada penangguna jawab ruangan
atau yang bersangkutan.
 Untuk menghindari rasa sakit atau lelah, sambil menyisir
peganglah pangkal rambut.
 Sebaiknya setiap pasien menggunakan sisir sendiri.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Mengukur Suhu Badan di Axilla
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Mengukur suhu badan pasien dengan termometer dilakukan pada


ketiak.
Tujuan Mengetahui suhu badan pasien untuk menentukan tindakan
keperawatan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan
1. Termometer bersih dalam tempatnya.
2. Tiga botol, masing-masing berisi larutan sabuun, larutan
desinfektan dan air.
3. Bengkok.
4. Potongan-potongan kertas atau tissue.
5. Vaselin dalam tempatnya.
6. Peralatan dibawa ke dekat pasien.
Pelaksanaan
1. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
2. Perawat cuci tangan.
3. Bila perlu baju pasien dibuka dan ketiak dikeringkan.
4. Termometer diperiksa apakah air raksa tepat menunjukkan angka
nol, lalu dijepitkan dengan reservoirnya tepat di tengah ketiak dan
lengan pasien diletakkan di dada.
5. Setelah 5 – 10 menit termometer diangkat dan dibaca, hasilnya
dicatat pada buku.
6. Termometer dicelupkan dibotol berisi larutan sabun dilap dengan
kasa lalu dicelupkan dilarutan desinfektan kemudian dibersihkan
dengan air bersih lalu dikeringkan. Air raksa diturunkan kembali
pada angka nol dan diletakkan pada tempatnya.
7. Alat-alat dibersihkan.
8. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Jalan
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberikan Obat Melalui NS
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan obat melalui nasal sonde adalah memasukkan obat ke


dalam lambung melalui sonde hidung.
Tujuan Memberikan obat kepada pasien yang tidak bisa minum obat lewat
mulut.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan
1. Corong / spuit 20 cc.
2. Serbet.
3. Obat yang sudah dihaluskan dan dilarutkan.
4. Air matang.
Pelaksanaan
1. Penderita diberitahu dan disiapkan.
2. Serbet dipasang.
3. Corong / spuit dipasang pada pangkal NS.
4. Melalui corong masukkan air matang kurang lebih 15 cc. Pada
permulaan, corong agak dimiringkan dan tuangkan larutan obat
melalui pinggirnya setelah penuh ditegakkan kembali, selanjutnya
tuangkan lagi sebelum isi corong kosong.
5. Bila aliran tidak lancar pangkal NS agak ditinggikan.
6. Bila larutan obat habis, NS dibilas air matang dan NS segera
diklem.
7. Bila NS dipasang tetap maka NS dilekatkan dengan plester.
8. Peralatan dibereskan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memberikan Huknah Rendah
(Lavement Gliserol)
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberikan huknah rendah adalah memasukkan cairan gliserol


kedalam colon dessendens dengan menggunakan spuit gliserin
melalui anus.
Tujuan 1. Merangsang peristaltik usus, sehingga pasien bisa BAB.
2. Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi atau
tindakan diagnostik.
3. Sebagai tindakan pengobatan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan alat :
a. Selimut mandi atau kain penutup.
b. Perlak.
c. Spuit gliserin 20 cc.
d. Gliserol 100 cc dihangatkan.
e. Pelicin (jelly).
f. Kapas basah secukupnya.
g. Pispot.
h. Bengkok.
2. Persiapan pasien :
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal yang akan dilakukan.
b. Pasien disiapkan dalam posisi miring kiri.
3. Pelaksanaan :
a. Sketsel dipasang, jendela dan pintu ditutup.
b. Perlak dipasang.
c. Pasang selimut, pakaian bagian bawah dilepas.
d. Spuit gliserin diisi dengan cairan gliserin 20 cc.
e. Kanula spuit diolesi pelicin (jelly) dan udara dikeluarkan.
f. Bersihkan permukaan anus dengan kapas basah.
g. Spuit dipegang dengan tangan kanan, sedangkan tangan kiri
membuka permukaan anus kemudian kanule spuit dimasukkan
10 cm ke dalam rectum sambil pasien disuruh tarik nafas
panjang.
h. Silinder spuit didorong perlahan-lahan.
i. Bila cairan gliserol sudah habis, kanule dicabut dan masukkan
ke dalam bengkok.
j. Pasien tetap dalam posisi miring dan diberitahu untuk menahan
sebentar, kemudian pispot dipasang serta pasien diminta
terlentang.
k. Setelah selesai pasien dibersihkan dan dirapikan.
l. Observasi respon pasien.
m. Alat-alat dibereskan.
n. Mencatat hasil tindakan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Subgingival Curettage
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Curettage adalah praks pergerakan / pembersihan jaringan ginggiva


yang beradang / oedem.
Tujuan 1. Mengurangi dalam pocket.
2. Menghilangkan jaringan beradang.
3. Perlekatan baru dari leminto – enamel jun.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat curettage.
3. Menyiapkan anasthesi.
4. Irigasi.
5. Mengontrol perdarahan.
6. Perawatan post operative.
7. Memberi penyuluhan dan penjelasan perawatan lanjutan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Jalan (Poli Gigi)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Occlusal Adjustment
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Occlusi adjustment adalah adanya kontak prematur pada saat oklusi.
Tujuan Menghilangkan rasa sakit karena tekanan oklusal akibat adanya
kontak prematur pada saat oklusi.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat preparasi (Bor).
3. Menyiapkan alat indikator (malam merah / antikdaty).
4. Menyiapkan penderita.
5. Granding daerah dengan tanda :
 Tebal (articulating kertas)
 Tipis (malam merah)
6. Pemolesan
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan (Poli Gigi)
2. Instalasi Farmasi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Ginggivectomy
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu perawatan yang dilakukan untuk memulihkan kesehatan gusi


secara normal setelah dilakukan pemotongan ginggival.
Tujuan 1. Menghilangkan gusi periodontal dengan cara eksisi dinding
jaringan lemah dari pocket.
2. Memperbaiki kontur fisiolgi jaringan ginggiva yang telah kehilangan
morfologi normal.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat-alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat-alat untuk pemotongan gusi.
3. Menyiapkan alat / obat anesthesi.
4. Menyiapkan bahan dan obat untuk pemotongan gusi.
5. Memberikan penyuluhan dan penjelasan untuk kontrol.
Unit Terkait Instalasi Rawat Jalan (Poli Gigi)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Perawatan Periodontal Abces Akut
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu proses perawatan guna memulihkan / menyembuhkan


peradangan pada jaringan penyangga gigi.
Tujuan 1. Menghilangkan rasa sakit.
2. Mengontrol penyebaran infeksi.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat-alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat / obat anesthesi.
3. Menyiapkan bahan dan obat untuk perawatan abces.
4. Menyiapkan alat dan kapas untuk incisi abces.
5. Melakukan incisi dengan tenaga medis.
6. Memberi penyuluhan dan penjelasan jadwal kontrol serta tindakan
lanjutan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Jalan (Poli Gigi)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Spinting
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu proses untuk mempertahankan gigi dalam kasus perawatan


kerusakan pada tulang alveol, jaringan penyangga gigi dan trauma
ocklusi dengan suatu alat.
Tujuan 1. Sebagai stabilisasi gigi dengan kerusakan tulang yang terdapat
selama operasi.
2. Sebagai penyebar tekanan oklusal setelah perawatan periodontal
yang kemungkinan menimbulkan trauma sekunder yang
meningkatkan mobilitas gigi.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat-alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat-alat spinting.
3. Menyiapkan alat anesthesi bila diperlukan.
4. Menyiapkan alat-alat pembersihan karang gigi apabila diperlukan.
5. Bekerja sama dengan tenaga medis dalam melakukan spinting.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan (Poli Gigi)
2. Radiologi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Plak Kontrol
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Pengambilan bakteri plak dan pencegahannya terhadap penumpukan


pada gigi dan permukaan ginggiva.
Tujuan 1. Bagi penderita dengan periodonsium sehat :
Kontrol plak berguna untuk mempertahankan kesehatan.
2. Bagi penderita dengan penyakit periodontal :
Kontrol plak berguna untuk penyembuhan optimal setelah
perawatan periodontal.
3. Bagi penderita yang telah mendapat perawatan periodontal :
Kontrol plak berguna untuk mencegah kekambuhan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Menyiapkan alat-alat dan bahan obat antara lain :
1. Sikat gigi
2. Alat bantu :
a. Pasta
b. Pembersih Interdental : - Dental flos
- Interdental cleanser
- Interdental crush
- Oral irigation debrish
3. Inhibitor chemical :
 Disclosing agent : - Bentuk larutan
- Bentuk tablet
Unit Terkait Instalasi Rawat Jalan (Poli Gigi)

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Pap Smear
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu tindakan melakukan hapusan lendir yang diambil dari cervix
dengan spatel ayre untuk pemeriksaan sitologi.
Tujuan Untuk menegakkan diagnosa dini adanya tumor ganas.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Tempat tidur ginecologi.
2. Sarung tangan steril.
3. Speculum steril.
4. Kapas savlon.
5. Lampu ginecologi.
6. Spatula.
7. Object glass.
8. Alkohol 90%.
9. Kom untuk fiksasi.
10. Larutan Chlorine 0,5%.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese dan diberi penjelasan.
2. Klien diatur dalam posisi litotomi.
3. Petugas cuci tangan dan memakai sarung tangan.
4. Dilakukan vaginal hygiene.
5. Dilakukan inspeculo.
6. Lampu diarahkan ke arah portio.
7. Melakukan hapusan melingkar 360 pada cervix.
8. Hapusan dioleskan pada object glass sediaan.
9. Sediaan difiksasi dengan alkohol 90% selama 15 menit kemudian
ditiriskan.
10. Sediaan dikemas dalam tempat yang sudah disediakan.
11. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam chlorine 0,5%.
12. Petugas cuci tangan dan mencatat hasil pemeriksaan.
Unit Terkait Poli Kandungan
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Biopsi
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu tindakan mengambil contoh jaringan yang dicurigai sakit untuk
mengetahui ada / tidaknya keganasan, yang dimasukkan ke dalam
botol berisi alkohol 70% untuk diperiksa di laboratorium.
Tujuan Untuk menegakkan diagnosa penyakit.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur ginecologi.
2. Kapas savlon.
3. HB meter.
4. Timbangan badan dan tinggi badan.
5. Sarung tangan steril.
6. Speculum steril.
7. Biopsi tang steril.
8. Kasa steril dan albotyl.
9. Botol tempat sediaan.
10. Alkohol 70%.
11. Tampon tang steril.
12. Bola tampon steril.
13. Lampu ginecologi.
14. Larutan chlorine 0,5%.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese dan diberi penjelasan.
2. Klien ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan.
3. Klien disiapkan dalam posisi litotomi.
4. Diperiksa kadar HB.
5. Petugas cuci tangan dan memakai sarung tangan steril.
6. Melakukan vaginal hygiene.
7. Melakukan inspeculo.
8. Menentukan daerah target.
9. Melakukan biopsi dan memperhatikan reaksi klien.
10. Masukkan sediaan ke dalam botol berisi alkohol 70% diberi label,
siap dikirim ke laboratorium.
11. Bekas biopsi ditekan dengan kasa albotyl.
12. Speculum dilepas bila perlu pasang tampon.
13. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
14. Mencatat hasil pemeriksaan.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Perawatan Nifas
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Koterisasi Albotyl
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu tindakan pengobatan dengan cara mengoleskan albotyl pada


daerah yang luka dibagian portio.
Tujuan Koterisasi albotyl dilakukan agar luka di portio cepat sembuh.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur ginecologi.
2. Sarung tangan steril.
3. Speculum steril.
4. Tampon tang steril.
5. Kasa steril.
6. Albotyl.
7. Kapas savlon.
8. Lampu ginecologi.
9. Larutan chlorine 0,5%.
Pelaksanaan :
1. Klien diberi penjelasan.
2. Mengatur klien dalam posisi litotomi.
3. Bidan cuci tangan dan memakai sarung tangan.
4. Melakukan vaginal hygiene.
5. Memasang speculum.
6. Portio dibersihkan.
7. Melakukan koterisasi portio dengan albotyl.
8. Mengamati reaksi klien.
9. Melepas speculum.
10. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
11. Bidan cuci tangan dan mencatat hasil tindakan.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Perawatan Nifas
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Merawat Luka Operasi dan Angkat Jahitan
Luka Operasi / Perineum
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian 1. Luka operasi adalah suatu luka sayat yang terjadi akibat dilakukan
tindakan operasi.
2. Luka perineum adalah luka yang terjadi akibat robekan jalan lahir.
Tujuan Perawatan luka dilakukan untuk menjaga kebersihan, mencegah
infeksi agar luka dapat sembuh dengan sempurna.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Gunting runcing steril.
2. Pincet anatomi steril.
3. Kasa dan deepress steril.
4. Alkocol 70%.
5. Bethadine.
6. Plester.
7. Revanol.
8. Sarung tangan.
9. Larutan chlorine 0,5%.
10. Bengkok.
11. Tempat tidur.
Pelaksanaan :
1. Klien diberi penjelasan.
2. Klien diatur dalam posisi terlentang.
3. Petugas memakai sarung tangan.
4. Luka operasi bila ada pus dibersihkan dan di kompres dengan
revanol, ditutup kasa lalu diplester.
5. Bila tidak ada pus, luka dibersihkan dengan kasa alkohol 70%,
dioles bethadine lalu ditutup dengan plester.
6. Bila dilakukan angkat jahitan, dengan cara simpul dijepit dengan
pincet kemudian benang satu sisi dipotong dengan gunting lalu
benang dilepaskan.
7. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
8. Petugas cuci tangan dan mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Perawatan Nifas
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Pemasangan / Pencabutan Impant
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Pemasangan alat kontrasepsi yang berbentuk 6 kapsul berisi


levonargestrel, ditusukkan dibawah kulit lengan atas bagian dalam.
Tujuan 1. Pemasangan alat kontrasepsi implant untuk mencegah terjadinya
kehamilan.
2. Pencabutan implant untuk mengakhiri kontrasepsi.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Dilakukan pada ibu usia subur yang memenuhi syarat dilakukan
tindakan.
2. Implant set.
3. Bethadine.
4. Pehacain 2 ampul.
5. Sarung tangan steril.
6. Trokart dan pendorong steril.
7. Mess steril.
8. Spuit steril.
9. Duk lubang steril.
10. Pincet steril.
11. Kasa steril.
12. Tensoplast dan perban.
13. Klem “musquito” bengkok steril.
14. Klem “U” steril.
15. Bengkok.
16. Larutan chlorine 0,5%.
Pelaksanaan :
1. Klien diberi penjelasan dan dianamnese.
2. Klien dipersilahkan cuci lengan dengan sabun dan air.
3. Tentukan tempat pemasangan / pencabutan dengan pola yang
telah disediakan.
4. Beri tanda pada tempat pemasangan / pencabutan sesuai pola.
5. Periksa kelengkapan alat dan jumlah implant.
6. Petugas cuci tangan lalu pakai sarung tangan.
7. Melakukan asepsis dilokasi pemasangan / pencabutan.
8. Memasang duk lubang steril.
9. Melakukan anesthesi lokal.
10. Dibuat incisi dangkal sepanjang 2 – 4 mm.
11. Melakukan pemasangan / pencabutan implant.
12. Luka incisi dirapatkan, ditutup dengan tensoplast dan kemudian
diperban.
13. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
14. Petugas cuci tangan dan mencatat hasil tindakan.
Unit Terkait Poli Kandungan
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Pemeriksaan Ginecologi
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Suatu pemeriksaan yang dilakukan berhubungan dengan kasus


kandungan dan atau kebidanan.
Tujuan 1. Untuk menegakkan diagnosa suatu penyakit.
2. Untuk keperluan suatu investigasi tertentu.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur ginecologi.
2. Sarung tangan steril.
3. Pincet anatomi steril.
4. Kapas savlon.
5. Kogel tang steril.
6. Tampon tang steril.
7. Speculum steril.
8. Kateter steril.
9. Pelicin / vaselin.
10. Bengkok.
11. Lampu ginecologi.
12. Larutan chlorine 0,5%.
13. Tempat kotoran.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese dan diberi penjelasan.
2. Klien disiapkan dalam posisi ginecologi.
3. Dilakukan pemeriksaan :
a. Genetalia externa :
Petugas memakai sarung tangan kemudian memeriksa vulva,
vagina, perineum, anus dan sekitarnya. Pada pemeriksaan
hymen dengan cara jari telunjuk diolesi vaselin kemudian
dilakukan rectal toucher untuk mengetahui hymen intack / tidak.
b. Pemeriksaan dengan speculum dan vagina toucher :
 Petugas memakai sarung tangan.
 Vulva dibersihkan dengan kapas savlon.
 Memasang speculum, lampu diarahkan ke portio kemudian
memeriksa dinding vagina, portio, cavum douglasi, vornix
posterior dan anterior.
 Speculum dilepas kemudian melakukan vagina toucher
dengan cara memasukkan 2 jari ke dalam vagina kemudian
melakukan pemeriksaan dengan rabaan.
c. Pemeriksaan Bimanual :
Tangan kanan memakai sarung tangan, 2 jari dimasukkan ke
dalam vagina, tangan yang lain diatas dinding perut kemudian
melakukan periksa bersamaan.
4. Kedua jari dikeluarkan, perhatikan apa yang terdapat pada sarung
tangan.
5. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
6. Kapas / kotoran dibuang pada tempat yang disediakan.
7. Petugas mencuci tangan dan mencatat hasil pemeriksaan.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Perawatan Nifas
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memasang / Melepas AKDR
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian 1. Memasang AKDR adalah memasang alat kontrasepsi dalam rahim.


2. Melepas AKDR ialah melepas alat kontrasepsi dalam rahim.
Tujuan 1. Memasang AKDR untuk mencegah terjadinya kehamilan.
2. Melepas AKDR untuk mengakhiri kontrasepsi.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur ginecologi.
2. Lampu ginecologi.
3. Speculum steril.
4. Tampon yang steril.
5. Kogel tang steril.
6. Sonde uterus steril.
7. AKDR steril.
8. Extrakto IUD steril.
9. Sarung tangan steril.
10. Kapas savlon.
11. Kasa steril.
12. Larutan chlorine 0,5%.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese dan diberi penjelasan.
2. Klien dipersilahkan kencing dan cebok.
3. Klien diatur dalam posisi litotomi.
4. Petugas cuci tangan dan pakai sarung tangan.
5. Dilakukan vaginal hygiene.
6. Memasang speculum, lampu diarahkan ke arah portio.
7. Membersihkan portio dengan kasa steril.
8. Memasang kogel tang.
9. Menentukan arah posisi uterus dan mengukur dengan sonde
uterus.
10. AKDR disesuaikan dengan saluran uterus.
11. Memasang AKDR / mencabut AKDR.
12. Ekor AKDR dipotong + 2 – 3 cm.
13. Kogel tang dan speculum dilepas.
14. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam chlorine 0,5%.
15. Petugas cuci tangan dan mencatat hasil tindakan.
Unit Terkait Poli Kandungan
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Pemeriksaan Ibu Hamil
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Pemeriksaan rutin yang dilakukan pada seorang ibu yang telah
dinyatakan hamil.
Tujuan Untuk mengetahui perkembangan kehamilan, kesehatan ibu dan janin
yang dikandungnya agar ibu dapat melahirkan dengan selamat
dengan bayi yang selamat.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur pemeriksaan.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan medis pasien.
4. Peralatan untuk pemeriksaan fisik :
 Termometer
 Tensi meter
 Stetoscope.
 Funduscope / Doppler
 Jangka panggul dan meteran
 Patella reflex
 Timbangan badan dan pengukur tinggi badan
 HB meter
 Kapas alkohol
 Bengkok

Pelaksaan :
1. Dilakukan anamnese (identitas, riwayat kehamilan, riwayat penyakit
dan keluhan).
2. Petugas cuci tangan.
3. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, nadi, tensi, pernafasan,
kadar HB.
4. Inspeksi, pengamatan yang dimulai muka, leher, dada, perut,
genetalia externa sampai kaki.
5. Mengukur panggul luar dengan jangka panggul dan meteran untuk
kehamilan pertama.
6. Melakukan periksa palpasi dan perkusi.
7. Melakukan auskultasi / mendengarkan denyut jantung janin.
8. Apabila perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
9. Bidan cuci tangan.
10. Mencatat hasil pemeriksaan dan melaporkan hasil pemeriksaan
pada dokter yang bertanggung jawab.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Laboratorium
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
KB Suntik
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Upaya pencegahan kehamilan dengan cara memasukkan obat


hormonal secara parenteral.
Tujuan Untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur pemeriksaan.
2. Timbangan badan.
3. Tensi meter.
4. Spuit injeksi steril.
5. Kapas alkohol.
6. Obat suntik KB.
7. Bengkok.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese.
2. Diukur berat badan.
3. Bidan cuci tangan.
4. Diukur tekanan darah.
5. Dilakukan suntikan KB secara intra musculair.
6. Bidan cuci tangan.
7. Dibuat catatan medik sesuai pelaksanaan.
Unit Terkait Poli Kandungan

Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Persiapan MOW
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Tindakan perawatan pada pasien yang akan dilakukan kontrasepsi


mantap.
Tujuan Agar pelayanan kontrasepsi mantap dapat dilakukan sesuai dengan
standart dan persyaratan yang ditetapkan.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Timbangan badan dan pengukur tinggi badan.
2. Tensi meter.
3. HB meter.
4. Surat persetujuan MOW.
5. Status untuk mencatat data calon akseptor.
6. Tempat tidur pemeriksaan.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese dan diberi penjelasan.
2. Mengukur tinggi badan dan berat badan.
3. Petugas cuci tangan.
4. Mengukur tekanan darah.
5. Mengukur kadar HB.
6. Melakukan palpasi.
7. Mencatat hasil pemeriksaan.
8. Alat-alat dibereskan.
9. Petugas cuci tangan.
10. Klien diantar ke Kamar Bersalin.
Unit Terkait 1. Kamar Bersalin
2. Instalasi Bedah Sentral
3. Ruang Perawatan Nifas
4. Poli Kandungan
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memulangkan Penderita Rawat Inap
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Pasien yang telah diijinkan pulang oleh dokter atau petugas yang
merawat di ruangan.
Tujuan Agar penderita yang sudah diijinkan keluar rumah sakit baik pulang
sembuh, pulang paksa maupun meninggal dunia dapat pulang pada
hari itu juga.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan 1. Penderita Pulang Sembuh :
 Dokter / petugas ruangan memberitahu penderita / keluarga
bahwa penderita sudah diperbolehkan pulang.
 Dokter ruangan melengkapi formulir rekam medis dan
menandatangani.
 Dokter ruangan membuat surat kontrol dengan menggunakan
formulir pemberitahuan balasan / kontrol. Surat dibuat rangkap
1 untuk penderita yang datang sendiri atau dikirim oleh dokter
RSU Bojonegoro dan dibuat rangkap 2 bila penderita dirujuk
dari unit pelayanan kesehatan lain atau dikirim oleh dokter
diluar RSU, satu diserahkan kepada dokter yang merujuk dan
yang lain untuk kontrol.
 Petugas ruangan menginventarisir alat-alat milik ruangan yang
telah dipakai oleh penderita.
 Kepala ruangan menghitung biaya perawatan dan
memberitahukan jumlahnya kepada penderita / keluarga.
 Kepala ruangan menandatangani formulir medis.
 Petugas administrasi mengantar keluarga ke bendaharawan
penerima pembayaran dengan membawa formulir rekam medis
dan buku rincian pembayaran.
 Penderita / keluarga membayar biaya perawatan.
 Bendaharawan penerima, menerima pembayaran dan
memberikan kwitansi pembayaran kepada keluarga penderita.
 Bila penderita pulang diluar jam kerja / hari libur petugas
ruangan dapat meminta pembayaran tersebut dan memberikan
kwitansi sementara.
 Keluarga kembali ke ruangan dan menunjukkan kwitansi
pembayaran kepada kepala ruangan.
 Petugas administrasi menyerahkan formulir rekam medis ke
urusan rekam medis.
 Petugas ruangan memberikan surat kontrol kepada penderita /
keluarga dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada
penderita / keluarga tentang diet penderita, obat yang masih
harus diminum, aktifitas penderita, kapan harus kontrol dan
sebagainya.
 Petugas ruangan mengijinkan penderita untuk pulang.
2. Penderita Pulang Paksa :
 Petugas ruangan memberi motivasi kepada penderita / keluarga
agar mau membatalkan keputusan pulang paksa.
 Petugas ruangan melaporkan permintaan pulang paksa
penderita / keluarga kepada dokter ruangan.
 Bila ada permintaan pulang paksa penderita / keluarga sudah
tidak dapat dibatalkan lagi, dokter ruangan memberi
persetujuan.
 Petugas ruangan mengisi formulir pulang paksa dan
menjelaskan maksud isinya kepada penderita / keluarga.
 Penderita atau keluarga menyetujui isi formulir pulang paksa
dan membubuhi tanda tangannya pada formulir tersebut.
 Dokter ruangan menandatangani formulir tersebut.
 Penderita / keluarga menyelesaikan administrasi dan biaya
perawatan.
 Petugas ruangan mengijinkan penderita pulang.
3. Penderita Meninggal :
 Dokter / petugas ruangan memberitahu keluarga bahwa
penderita sudah meninggal dan memberitahu bahwa jenazah
baru boleh dibawa pulang paling cepat 2 jam setelah
meninggal.
 Petugas ruangan melepas alat-alat perawatan yang dipakai dan
merawat jenazah sesuai dengan agama yang dianut penderita.
 Petugas ruangan mengatur sedemikian rupa sehingga jenazah
tidak nampak oleh penderita lain.
 Keluarga penderita menyelesaikan administrasi dan biaya
perawatan.
 Bila dikehendaki keluarga, petugas ruangan menghubungi
pengemudi mobil jenazah.
 Setelah 2 jam petugas ruangan mengijinkan jenazah dibawa
pulang.
 Bila setelah 2 jam jenazah belum diambil petugas ruangan
memindahkan jenazah ke kamar mayat.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Memindahkan Pasien ke Ruang Lain
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Kegiatan perawat membantu penderita pindah dari ruangan yang


ditempati ke ruangan lain.
Tujuan Agar penderita yang pindah ke ruangan lain dapat diterima di ruangan
yang baru dalam waktu kurang dari 2 jam.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
 SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Prosedur pindah ruangan atas indikasi penyakitnya :
 Petugas ruangan memberitahu penderita / keluarga bahwa
penderita perlu dipindahkan ke ruang lain karena indikasi
penyakitnya.
 Petugas ruangan minta persetujuan kepada dokter yang akan
merawat pasien di ruangan yang baru.
 Petugas ruangan memberitahu petugas ruangan yang baru akan
adanya pasien pindahan agar dapat disiapkan tempat tidur.
 Petugas ruangan mengantar penderita ke ruangan yang baru.
 Petugas ruangan yang baru melaporkan kepada dokter ruangan.
Prosedur pindah klasifikasi (naik / turun) dan tetap ditangani oleh
dokter yang sama :
 Petugas ruangan memberitahu pasien / keluarga bahwa penderita
akan dipindahkan ke ruangan lain sesuai dengan permintaannya
dan tetap akan ditangani oleh dokter yang sama.
 Petugas ruangan memberitahu petugas ruangan yang baru akan
adanya pasien pindahan agar dapat disiapkan tempat tidur.
 Petugas ruangan mengantar penderita ke ruangan yang baru.
 Petugas ruangan yang baru melaporkan kepada dokter yang
menangani bahwa penderitanya sudah pindah ke ruangannya.
Prosedur pindah klasifikasi ruangan (naik / turun) ditangani oleh dokter
lain :
 Petugas ruangan memberitahu penderita / keluarga bahwa
penderita akan dipindahkan ke ruangan lain sesuai dengan
permintaannya.
 Bila penderita naik kelas I / Utama / VIP ia berhak memilih
dokternya sendiri untuk itu / keluarganya harus menandatangani
surat pernyataan permintaan alih dokter. Bila penderita harus ke
kelas II / III maka yang akan menanyainya adalah dokter yang saat
itu berdinas di ruangan.
 Petugas ruangan memberitahu petugas ruangan yang baru akan
adanya pasien pindahan, agar dapat disiapkan tempat tidur.
 Petugas ruangan mengantar penderita ke ruangan yang baru.
 Petugas ruangan yang baru melaporkan kepada dokter ruangan
yang baru.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat (Ruang Observasi)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro

Jl. Raya Lettu Suyitno No.2,


Campurejo, Kec. Bojonegoro,
Kabupaten Bojonegoro, Jawa Dr. Winandra Putra, M.
Timur 62118 Mkes
Pembina Tingkat
NIP
Prosedur Tetap Pelayanan Keperawatan Standart Operasional Prosedur
Isolasi Penderita Rawat Inap
Nomer Dokumen Tanggal Terbit Revisi Halaman
SOP / / / 2004

Pengertian Memberi perawatan penderita rawat inap pada penyakit menular yang
memerlukan tindakan khusus dan ruangan khusus.
Tujuan 1. Menghindari penyebaran / penularan penyakit menular.
2. Memudahkan perawatan.
3. Memberikan keterangan bagi pasien sendiri maupun pasien lain.
Kebijakan  Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
 SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Pasien dinyatakan tersangka penyakit menular segera ditempatkan
di kamar isolasi yang telah disiapkan.
 Perawat yang merawat pasien menular menggunakan gaun
atau jas khusus / skort / celemek, masker dan tutup kepala.
 Masker dipakai apabila merawat penderita penyakit menular
melalui pernafasan.
 Setelah menangani pasien, segera perawat cuci tangan,
masker dilepas dan direndam dalam ember berisi larutan
desinfektan, gaun / jas dibuka, digantung pada tempatnya
dengan cara tertutup kemudian cuci tangan lagi.
 Alat makan dan minum sebelum dicuci direndam + 2 jam.
 Alat tenun kotor sebelum dicuci direndam + 24 jam.
 Urine, tinja, muntahan dan sebagainya didesinfeksi dulu
sebelum dibuang.
 Washkom, pot (stikpan), urinal, bengkok direndam + 24 jam
sebelum dicuci.
2. Apabila pasien berpenyakit menular dinyatakan sembuh dan
diperbolehkan pulang pasien harus mandi dulu, pakaian diganti dan
sesudah itu tidak boleh masuk kembali ke kamar.
 Semua alat-alat yang habis dipakai direndam dalam larutan
lysol, alat tenun, alat makan, alat perawatan dan sebagainya.
 Kasur, bantal dijemur dibawah sinar matahari.
 Tempat tidur, meja, kursi dan semua alat dalam kamar
dibersihkan dengan air sabun dan larutan desinfektan lalu
dikeringkan.
 Lantai, dinding dibersihkan dengan larutan desinfektan.
 Setelah semua alat kering, dikembalikan ke tempatnya dan
kamar sebaiknya tidak digunakan dulu selama 24 jam.
3. Macam-macam Ruang Isolasi
a. Isolasi ketat
- Untuk penderita difteri, campak, rabies.
- Kamar khusus, pintu selalu tertutup.
- Penunggu penderita dibatasi, jangan ganti-ganti.
- Pengunjung tidak boleh masuk.
- Gunakan masker dan skort.
- Cuci tangan saat masuk dan keluar.
- Semua alat didesinfeksi.
b. Isolasi penyakit pernafasan
- Penyakit TB paru dewasa (open case).
- Kamar khusus, pintu selalu tertutup.
- Penunggu penderita dibatasi.
- Pengunjung tidak boleh masuk.
- Gunakan masker.
- Cuci tangan saat masuk dan keluar kamar.
- Semua alat didesinfeksi yang terkontaminasi skret penderita.
c. Isolasi penyakit cerna
- Penyakit kolera, hepatitis A, GEA.
- Sedapat mungkin tidak dicampur penderita lain.
- Pengunjung tidak boleh masuk.
- Pengunjung dibatasi,
- Cuci tangan saat datang dan meninggalkan pasien.
- Desinfeksi alat-alat terkontaminasi skret penderita.
d. Isolasi terhadap rangsangan
- Penyakit tetanus.
- Suasana ruangan harus tenang.
- Ventilasi cukup, jangan sampai ada angin keras masuk ke
dalam ruangan.
- Ruangan tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap, jendela
dipasang korden, lampu diusahakan dengan kekuatan
konstan.
- Pembatasan penunggu / pengunjung.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai