Pengertian Memasukkan obat ke dalam jaringan otot pangkal lengan atau otot
paha bagian luar (1/3 tengah paha bagian luar) bayi.
Tujuan Agar tindakan penyuntikan secara Intra Musculer pada bayi tidak
menimbulkan radang atau infeksi pada lokasi penyuntikan.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
- Spuit injeksi dengan ukuran yang sesuai
- Kapas kering
- Alkohol
- Obat yang disuntikkan
- Aquabidest
- Bengkok
- Hanscoen
2. Pelaksanaan :
a. Beritahu keluarga pasien tentang tujuan penyuntikan.
b. Petugas memakai Handscun
c. Bayi ditidurkan di meja tindakan, buka pakaian pada lokasi
penyuntikan.
d. Baca nama obat, cocokkan dengan instruksi dokter.
e. Larutkan obat dengan aquabidest bila diperlukan.
f. Isi spuit dengan obat sesuai dosis yang dibutuhkan.
g. Tentukan lokasi suntikan yaitu otot lengan atau paha.
h. Pegang lengan atau paha dengan tangan kiri.
i. Lakukan desinfeksi pada lokasi penyuntikan.
j. Tusukkan jarum tegak lurus pada lokasi penyuntikan sampai 1/2
- 2/3 bagian jarum.
k. Lakukan aspirasi untuk memastikan jarum tidak mengenai
pembuluh darah.
l. Masukkan obat pelan-pelan.
m. Setelah obat masuk semua, jarum dicabut dengan cepat dan
tusukan jarum ditekan dengan kapas alkohol.
n. Perhatikan kemungkinan adanya reaksi alergi.
o. Alat-alat dibereskan.
p. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan Bayi
2. Ruang Perawatan Anak
3. Ruang Perawatan Umum
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Scalling adalah proses untuk menyingkirkan plak dan calculus dari
permukaan gigi.
Root planing adalah proses untuk menyingkirkan sisa calculus pada
akar gigi agar didapat permukaan yang licin, keras dan bersih.
Tujuan 1. Merawat dan memelihara kesehatan periodental.
2. Mengurangi dalamnya pocket.
3. Menghilangkan jaringan yang beradang.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat scalling.
3. Menyiapkan alat preparasi (polishing).
4. Menyiapkan bahan (desinfektan, polishing).
5. Pembersihan karang gigi.
6. Dilakukan pemolesan.
7. Memberi penyuluhan kesehatan gigi.
Unit Terkait 1. Instalasi Gigi
2. Instalasi Farmasi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Perawatan dengan mengambil seluruh jaringan pulpa gigi vital, baik
dalam keadaan normal maupun patologis.
Tujuan 1. Agar dapat dilakukan penambalan pada gigi.
2. Untuk mengembalikan fungsi gigi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat tambal.
3. Menyiapkan alat preparasi (bor).
4. Menyiapkan bahan-bahan tambalan.
5. Menyiapkan penderita.
6. Mengadukkan bahan tambalan.
7. Memberi penyuluhan dan penjelasan perawatan lanjutan.
Unit Terkait Poli Gigi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Perawatan yang dilakukan pada gigi yang pulpanya sudah terbuka /
masih dilapisi selapis tipis dentin tetapi belum mengalami peradangan.
Tujuan 1. Dapat dilakukan penambalan pada gigi.
2. Untuk mengembalikan fungsi gigi.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat tambal.
3. Menyiapkan alat preparasi (bor).
4. Menyiapkan bahan-bahan tambalan.
5. Menyiapkan penderita.
6. Mengadukkan bahan tambalan.
7. Memberi penyuluhan dan penjelasan waktu kontrol.
Unit Terkait Poli Gigi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Mengganti alat-alat tenun kotor pada tempat tidur tanpa memindahkan
pasien.
Tujuan - Memberikan perasaan senang bagi pasien.
- Mencegah terjadinya decubitus.
- Memelihara kebersihan dan kerapian.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
Alat tenun bersih disusun menurut urutan penggunaannya.
Kursi / bangku.
Tempat kain kotor tertutup.
Talk.
Ember berisi larutan desinfektan.
Lap kerja (kering dan basah).
2. Persiapan pasien :
Pasien diberitahukan bila mungkin.
3. Cara kerja :
Alat-alat dibawa ke tempat pasien.
Selimut, bantal yang tidak diperlukan diletakkan diatas kursi.
Pasien dimiringkan pada salah satu sisi tempat tidur.
Lepaskan alat-alat tenun yang kotor dari bawah kasur lalu
digulung satu persatu sampai dibawah punggung pasien.
- Spresi kecil digulung ke tengah tempat tidur sejauh mungkin.
- Perlak dibersihkan dengan lap larutan desinfetan,
dikeringkan lalu digulung ke tengah tempat tidur sejauh
mungkin.
- Seprei besar digulung ke tengah sejauh mungkin.
Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan dengan lap lembab
larutan desinfektan lalu dengan lap kering.
Sprei besar yang bersih digulung setengah bagian gulungannya
letakkan dibawah punggung pasien setengah bagian lagi
diratakan dan dipasangkan pada kasur.
Perlak yang diguluung tadi diratakan kembali diberi talk.
Sprei kecil dan perlak digulung sebagian dan diletakkan
dibawah punggung pasien. Sprei yang sebagian lagi diratakan
diatas perlak lalu dimasukkan bersama-sama dibawah kasur.
Pasien dimiringkan ke bagian yang bersih.
Lepaskan alat tenun yang kotor.
Alat tenun yang kotor dimasukkan ke dalam tempat tertutup.
Sarung bantal yang kotor dilepaskan, bantal diratakan isinya
kemudian sarung bantal bersih dipasangkan.
Bantal disusun, pasien dibaringkan pada posisi yang nyaman.
Selimut yang kotor diganti dengan yang bersih.
Peralatan dibersihkan / dibereskan.
Perawat cuci tangan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Memberikan pertolongan pada pasien yang hendak buang air besar
karena pasien masih / harus berbaring di tempat tidur dan tidak dapat
melakukannya sendiri.
Tujuan 1. Untuk menolong pasien yang tidak dapat atau tidak boleh berjalan
ke WC.
2. Untuk mengurangi pergerakan pasien.
3. Untuk menghindari adanya kelainan-kelainan faeces secara
langsung.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Pelaksanaan :
1. Persiapan alat :
Pispot / steekpan.
Botol berisi air untuk cebok, kapas cebok.
Kertas closet.
Bengkok.
Selimut, tabir / sketsel.
Handschoen.
2. Persiapan pasien :
Pasien diberitahukan bahwa alat-alat sudah disiapkan.
3. Cara kerja :
a. Pintu ditutup atau dengan sketsel.
b. Pakaian bawah ditanggalkan, selimut / kain penutup dipasang.
c. Pasien dianjurkan menekukkan lutut dan mengangkat bokong.
d. Pispot dimasukkan dibawah bokong.
e. Perawat memakai handschoen.
f. Bila telah selesai anus dan bagian genetalia dibersihkan
dengan air dan kapas basah lalu dibuang ke dalam pispot /
bengkok diulang hingga bersih.
g. Pispot diangkat dan faeces diperhatikan jika ada kelainan
segera dilaporkan.
h. Bokong pasien dibersihkan dengan kain / handuk.
i. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan dan dikembalikan ke
tempatnya.
j. Perawat cuci tangan.
k. Mencatat kegiatan dalam dokumen keperawatan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Mengambil urine pasien yang dikeluarkan secara biasa (BAK) dengan
fehling A, fehling B untuk pemeriksaan kadar gula.
Tujuan Memeriksa kadar zat-zat yang terkandung didalamnya, misalnya kadar
gula dalam urine.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Benedict’s Reagens.
2. Tabung untuk menampung urine.
3. Tabung kimia yang bersih.
4. Pipet obat.
5. Lampu spiritus.
6. Buku catatan.
Pelaksanaan :
1. Masukkan ke dalam tabung kimia urine sekurang-kurangnya 4
tetes.
2. Tambahkan benedict’s reagens sekurang-kurangnya 8 tetes.
3. Lihat dan catat hasil dengan memperhatikan perubahan warna.
a. Warna biru (tidak berubah) (-)
b. Warna biru kehijauan (+)
c. Warna hijau kekuningan (++)
d. Warna kuning kemerahan (+++)
e. Warna batu bata (++++)
Unit Terkait Ruang Penyakit Dalam
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Menukar balutan / penutup luka yang sudah kotor atau yang lama
dengan penutup / pembalut luka yang baru.
Tujuan 1. Mencegah terjadinya infeksi.
2. Menjaga agar luka tetap bersih/sterli, memberi rasa nyaman.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan A. Persiapan
1. Persiapan alat steril :
a. Pinset anatomi.
b. Pinset chirurgis.
c. Gunting lurus.
d. Kasa steril.
e. Mangkok kecil.
2. Peralatan tidak steril :
a. Plester.
b. Guntign balutan.
c. Obat desinfektan pada tempatnya.
d. Bengkok.
e. Kain pembalut secukupnya (verband).
f. Obat luka sesuai kebutuhan.
g. Baki/dressing car.
3. Persiapan penderita
a. Pasien diberitahu.
b. Posisi pasien diatur sesuai kebutuhan.
B. Pelaksanaan
1. Perawat cuci tangan.
2. Perawat memakai hanschoen.
3. Balutan luka yang lama dibuka dengan pinset tidak steril.
4. Luka dibersihkan dengan memakai pinset dan kapas
desinfektan dari arah dalam keluar.
5. Kapas kotor dibuang ke dalam tempatnya.
6. Pinset yang sudah tidak steril ditempatkan pada bengkok,
observasi keadaan luka.
7. Luka diolesi obat, selanjutnya ditutup dengan kasa steril dengan
menggunakan pinset steril dan dijaga agar serat kasa tidak
melekat pada luka.
8. Setelah diobati luka dibalut/diplester.
9. Catat hasil observasi dan respon pasien.
10. Sesudah selesai alat-alat dibereskan dan pasien dirapikan/
11. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Semua Ruangan
2. Tim Medis
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Terjadnya penumpukan cairan pada bawah kulit diatas otot yang
mengakibatkan infeksi pada tubuh.
Tujuan Mengeluarkan cairan pada tubuh yang terkena infeksi agar tidak terjadi
infeksi lebih lanjut.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Tempat instrumen steril yang berisi :
Pincet anatomi, sonde
Pisau / mess, klem, gunting
Kassa, tampon, duk (steril)
2. Verban, gunting, verban, plester.
3. Obat anesthesi, lidokain, chlorethyl spray.
4. Spuit injeksi 5 cc dan 10 cc, sarung tangan steril.
Pelaksanaan :
1. Memberi tahu penderita tentang tindakan yang akan dilakukan.
2. Lokasi / benjolan didesinfeksi.
3. Memakai sarung tangan steril.
4. Melakukan anesthesi lokal dan tunggu 10 menit.
5. Pungsi lokasi / benjolan bila diperlukan.
6. Lakukan irisan sesuai dengan lipatan kulit.
7. Buka dengan klem bengkok dan tampung cairan yang keluar.
8. Lakukan kerokan pada luka tersebut.
9. Cuci dengan bethadine sampai bersih.
10. Bila berdarah, tampon dengan verban padat.
11. Bila tidak berdarah, pasang drain handschoon.
12. Tutup luka dengan kassa RC.
13. Balut / plester yang erat agar sisa cairan keluar.
14. Alat-alat dibereskan.
15. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Intalasi Rawat Inap Bedah
3. Intalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Suatu alat untuk immobilisasi pada penderita patah tulang clavicula.
Tujuan Membantu agar posisi tulang kembali seperti semula.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Stokinet panjang 2 m dengan kapas lemak di dalamnya.
2. Gunting.
Pelaksanaan :
1. Memberi penjelasan kepada pasien.
2. Menanggalkan pakaian pasien.
3. Mengatur posisi pasien (pasien berkacak pinggang, dada
dibusungkan).
4. Dengan posisi dibelakangi, pasang stokinet melingkar paha leher
belakang kearah depan bahu, kedua ujung bertemu dipunggung,
kemudian difiksasi sedemikian rupa.
5. Gunting sisa stokinet, rapikan.
Unit Terkait 1. URJ Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. IRD
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Gangguan pada kulit sampai otot akibat benda tajam yang
mengakibatkan perdarahan.
Tujuan Mencegah infeksi lanjutan pada tubuh.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Bak instrumen steril berisi :
1 pincet, gunting, naal foeder
Klem secukupnya
Sarung tangan dan duk steril
Spuit injeksi, jarum dan benang jahit, catgut
2. Obat anesthesi, perhydrol, RC, Aquadest.
3. Bethadine, kapas savlon, kapas alkohol, verban.
4. Alat cukur (garuk dan silet).
5. Bengkok, plester, gunting verban, lampu tindakan.
Pelaksanaan :
1. Memberitahu pada pasien (bila pasien sadar).
2. Memakai sarung tangan steril.
3. Melakukan anesthesi pada daerah sekitar luka.
4. Membersihkan / mencukur dan mendesinfeksi luka dari dalam
kearah luar dengan perhydrol dan bila ada dengan RC / Aquadest.
5. Keluarkan benda asing (bila ada) dari luka.
6. Mengatasi perdarahan yang terjadi.
7. Membuang jaringan dan kulit yang rusak.
8. Menjahit luka lapis demi lapis dan meratakan kulit.
9. Periksa lagi apakah masih / sudah tidak ada perdarahan.
10. Lakukan perdarahan bila masih ada perdarahan.
11. Menutup luka dengan kassa bethadine dan lakukan pembalutan /
plester.
12. Alat-alat dibersihkan dan disterilkan.
13. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Luka babras atau terbuka akibat tusukan benda tumpul atau benda
tajam.
Tujuan Mencegah infeksi lanjutan dalam tubuh.
Kebijakan 1. Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
2. SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Tempat steril yang berisi :
- Pincet
- Kassa
- Kapas savlon
2. Mercurochrom.
Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan dan memakai sarung tangan.
2. Menjelasakan kepada pasien terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
3. Luka dibersihkan dengan kapas savlon.
4. Setelah bersih luka diolesi mercurochrom / bethadine.
5. Luka ditutup dengan kassa steril dan diplester.
6. Perawat cuci tangan.
7. Alat-alat dibersihkan kembali.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Gangguan gerak pada tubuh karena benturan benda padat (keras)
yang mengakibatkan patah tulang.
Tujuan 1. Mengurangi rasa sakit / nyeri.
2. Membantu mengembalikan posisi tulang yang patah seperti
semula.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Penanganan :
I. Patah tulang terbuka
- Debridement dan pasang gips
- MRS
II. Patah tulang tertutup
1. Reposisi
2. Immobilisasi (gips)
3. Observasi 24 jam, kalau ada komplikasi masuk rumah sakit
4. Tanpa komplikasi dipulangkan :
- Control 1 minggu lalu skin tight
- Control tiap 2 minggu
- Control foto kalau penyembuhan baik gips boleh dibuka
- Rehabilitasi sedini mungkin
III. Lama Imobilisasi
Pengertian Alat (bahan) untuk menahan dan mengembalikan pada pasien patah
tulang.
Tujuan Mengembalikan posisi tulang yang patah seperti semula.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Softhand, stoqinet, gypson sesuai kebutuhan.
2. Washlap dan air dalam ember.
3. Obat anesthesi lokal (lidocain).
4. Pengalas (plastik).
5. Kapas alkohol, spuit injeksi 10 cc.
6. Gunting gips, spidol / pensil tinta, foto hasil rontgen.
Pelaksanaan :
1. Memberitahukan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan.
2. Pasang pengalas pada bagian organ yang patah tulang.
3. Membongkar / menggunting gips yang sudah lama terpasang pada
penderita yang periksa ulang (kontrol).
4. Membersihkan organ yang patah dengan washlap, kemudian
dikeringkan.
5. Melakukan anesthesi disekitar tempat yang patah apabila penderita
(baru) sangat kesakitan, kemudian tunggu 10 menit reposisi
berdasarkan hasil foto rontgennya.
6. Pasang softhand / stoqinet sesuai kebutuhan.
7. Gips dicelup dalam air kemudian diperas dan dilingkarkan pada
bagian yang patah, tidak terlalu keras dan rata.
8. Diulang sesuai dengan kebutuhan.
9. Membiarkan gips agar mengering dan cek ulang keadaannya.
10. Ditulis tanggal pemasangan pada posisi yang digips.
11. Alat-alat dibersihkan dan ditata kembali.
12. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Suatu alat untuk pertolongan pertama pada penderita patah tulang.
Tujuan Untuk mengurangi rasa sakit dan membatasi gerak pada bagian tulang
yang patah.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Bidai dengan ukuran sesuai kebutuhan.
2. Verban / mitela.
3. Gunting.
4. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan.
5. Posisi pasien diatur sesuai dengan kebutuhan.
Pelaksanaan :
1. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai.
2. Petugas II meletakkan bidai melewati 2 persendian anggota gerak.
3. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuaikan dengan lokasi
patah tulang.
4. Petugas I mempertahankan posisi, sementara petugas II mengikat
bidai.
5. Cara mengikat sesuai cara yang tepat.
6. Mengatur posisi pasien.
7. Mencatat dalam catatan perawatan.
Unit Terkait 1. Unit Rawat Jalan Bedah
2. Instalasi Rawat Inap Bedah
3. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Melepas alat yang digunakan untuk proses pembuangan air kencing.
Tujuan - Melatih penderita agar bisa kencing sendiri.
- Menghindari infeksi sekunder akibat pemasangan douwer kateter
yang terlalu lama.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Dispossible spuit kosong / tidak steril.
2. Kapas lembab steril.
3. Bengkok / tempat sampah.
4. Pinset.
5. Penderita diberi tahu kalau kateter akan dilepas dan menjelaskan
tujuannya.
Pelaksanaan :
1. Perawat cuci tangan.
2. Alat-alat dibawa ke dekat penderita.
3. Penderita disiapkan tidur terlentang dan kedua kaki ditekuk.
4. Air aquadest / pengunci dikeluarkan dengan spuit.
5. Setelah itu kateter dilepas / ditarik pelan-pelan dan ditaruh di
bengkok dan dibuang di tempat sampah.
6. Alat kemaluan dibersihkan dengan kapas lembab steril.
7. Bila sudah selesai penderita dirapikan kembali.
8. Alat-alat kemudian dibereskan kembali.
9. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan Penyakit Dalam
2. Ruang Perawatan Bedah
3. ICU
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk menghisap lendir / sekret pada
saluran pernafasan.
Tujuan 1. Agar tidak terjadi penyumbatan jalan nafas yang terhalang oleh
lendir / sekret.
2. Melonggarkan pernafasan.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Pincet.
2. Botol berisi larutan savlon untuk tempat pincet.
3. Botol berisi air bersih.
4. Botol berisi larutan savlon untuk merendam slang suction (slang
penghisap).
5. Suction set.
6. Sudip lidah (kalau perlu).
7. Kabel panjang (kalau perlu).
8. Handchoen (kalau perlu).
Pelaksanaan :
1. Perawat mencuci tangan.
2. Memakai handschoen (kalau perlu).
3. Ambil slang penghisap dengan pincet.
4. Hidupkan suction.
5. Tancapkan jek pada stop kontak.
6. Masukkan slang penghisap secara perlahan sambil melakukan
penghisapan.
7. Lakukan penghisapan berulang-ulang hingga bersih.
8. Berikan oksigen bila perlu.
9. Bilas slang suction dengan bersih.
10. Matikan saklar.
11. Taruh slang penghisap kedalam botol berisi larutan savlon dan
pincet pada botol berisi larutan savlon.
12. Rapikan alat.
13. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Ruang Perawatan Bedah
2. Ruang Perawatan Anak
3. ICU
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Memberi kompres hangat dengan memakai WWZ (Warm Water Zac)
yang telah diisi air panas.
Tujuan 1. Mengurangi rasa sakit / nyeri.
2. Mengurangi rasa dingin dibadan.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat :
Air panas
WWZ / Buli-buli panas
Sarung WWZ / sarung buli-buli panas
Persiapan lingkungan dan pasien :
1. Pasien diberitahu tindakan yang akan diberikan.
2. Menjelaskan tujuan pemberian kompres hangat.
3. Mengatur lingkungan yang tenang dan nyaman.
Prosedur :
1. Perawat mencuci tangan.
2. Buli-buli panas / WWZ diisi air panas ½ bagian.
3. Keluarkan udara dengan cara meletakkan WWZ diatas meja
sampai permukaan air ada pada tempat penutup kemudian ditutup.
4. Periksa apakah ada yang bocor.
5. Keringkan dan masukkan ke dalam sarungnya.
6. Dipasang pada badan pasien yang memerlukan.
7. Perawat mencuci tangan.
Unit Terkait IRNA, IRD
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Menyiapkan dan memberikan obat untuk pasien melalui mulut dan
selanjutnya ditelan.
Tujuan Memberikan obat kepada pasien melalui mulut secara tepat dan benar
sesuai dengan program pengobatan.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat dan penderita :
1. Siapkan obat lengkap sesuai yang dibutuhkan / diperlukan dalam
tempatnya.
2. Air minum dalam tempatnya, sendok, tissue.
3. Pasien diberi penjelasan.
Prosedur :
1. Obat yang telah disiapkan diperiksa kembali.
2. Baca etiket dan dosis pemberiannya.
3. Obat yang telah diperiksa lalu diberikan langsung pada penderita
dan ditunggu sampai obat ditelan habis. Bila perlu petugas
membantunya.
4. Pada waktu menuangkan obat cair sisi obat yang beretiket harus
berada disebelah atas agar etiket tidak terkena cairan dan dapat
dengan mudah dibaca.
5. Bila terjadi reaksi pada saat dan setelah pemberian obat harus
segera dilaporkan kepada dokter yang bersangkutan.
6. Setiap pemberian obat harus dicatat pada kartu obat.
Unit Terkait 1. IRNA
2. IRD (Ruang Observasi)
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Menerima penderita masuk dari Instalasi Rawat Jalan, IRD ke Instalasi
Rawat Inap.
Tujuan Agar setiap penderita yang dimasukkan untuk rawat inap di Instalasi
Rawat Inap memperoleh pelayanan segera sehingga penderita
merasa aman dan nyaman.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Petugas ruangan menyapa penderita / keluarga penderita yang
datang ke Unit Rawat Inap agar penderita merasa aman dan
nyaman.
2. Petugas ruangan mengantar penderita langsung ke kamar
penderita yang telah disiapkan sesuai dengan kelas yang diminta
atau ke ruang tindakan dahulu.
3. Paramedis ruangan membaca surat MRS dan instruksi yang
diberikan oleh dokter pengirim.
4. Paramedis ruangan memberitahu penderita / keluarga tentang
tindakan perawatan yang akan dilakukan.
5. Paramedis ruangan melaksanakan tindakan perawatan sesuai
dengan instruksi dokter pengirim.
6. Paramedis ruangan melengkapi identitas penderita dan berkas
rekam medis penderita.
7. Paramedis ruangan melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan standar asuhan keperawatan yang berlaku.
8. Paramedis ruangan menjelaskan tentang cara pemakaian obat
(bila sudah mendapat pengobatan dari dokter pengirim), maupun
makanan / minuman yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi
penderita.
9. Bila diperlukan, petugas ruangan melaporkan penderita kepada
dokter ruangan.
10. Petugas ruangan menjelaskan tentang tata tertib / peraturan yang
berlaku di RSU Bojonegoro dan mempersilahkan keluarga
penderita untuk menghubungi petugas bila ada sesuatu yang
dibutuhkan penderita.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Pelimpahan tugas dari petugas jaga ke petugas jaga pengganti setiap
operan dinas.
Tujuan Agar setiap penderita memperoleh pelayanan perawatan yang
berkesinambungan, bermutu tinggi dan profesional sesuai dengan
standar asuhan keperawatan yang berlaku.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Petugas jaga pengganti harus sudah datang sebelum jam
pergantian jaga. Petugas jaga yang digantikan tidak boleh
meninggalkan unit kerjanya sebelum petugas jaga pengganti
datang dan serah terima dilakukan.
2. Serah terima jaga dilaksanakan pada jam :
06.45 s/d 07.45 WIB
13.45 s/d 14.45 WIB
20.45 s/d 21.45 WIB
3. Serah terima jaga dipimpin oleh kepala ruangan atau kepala jaga
(untuk petugas jaga sore dan malam) diikuti oleh petugas jaga
pengganti maupun yang digantikan.
4. Selama pelaksanaan serah terima jaga, petugas harus
menggunakan pakaian dinas lengkap.
5. Serah terima jaga dilaksanakan secara keliling mengunjungi
semua pasien agar petugas penjaga pengganti mengetahui
keadaan, perkembangan dan permasalahan yang dihadapi
masing-masing pasien.
6. Serah terima pasien ini diikuti oleh :
Serah terima inventaris obat, alat habis pakai, alat tenun dan
lain-lain.
Penyerahan tanggung jawab pada petugas jaga pengganti.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Darurat
2. Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Memberi rasa hangat dengan mempergunakan cairan atau alat yang
menimbulkan hangat pada bagian tubuh yang memerlukan.
Tujuan - Untuk memperlancar sirkulasi darah.
- Untuk mengurangi / menghilangkan rasa sakit.
- Memperlancar pengeluaran cairan (exudat).
- Untuk merangsang peristaltik.
- Menghangatkan badan pasien.
- Memberikan ketenangan dan kesenangan pada pasien.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan alat-alat disesuaikan berdasarkan kebutuhan :
1. Kompres hangat basah
Alat steril :
- 2 pinset
- Kasa secukupnya
- Mangkok berisi cairan hangat
Alat non steril :
- Pembalut / kain segitiga
- Gunting pembalut
- Kain kawat kecil
- Bengkok
- Kapas dan bensin cuci
- Plester
Cara kerja :
Perawat cuci tangan.
Kain kasa diambil dengan pinset dimasukkan dalam cairan,
diperas sedikit kemudian diletakkan pada bagian yang akan
dikompres.
Kain kasa dibalut atau ditutup kain kasa kering lalu diplester.
Perawat cuci tangan.
2. Kompres hangat kering
Persiapan alat dan pasien diberitahu :
- Air panas
- Buli-buli panas / WWZ (Warm Water Zak)
- Termometer air panas (kalau perlu)
Cara kerja :
Memberitahu pasien.
Perawat cuci tangan.
Buli-buli diisi air panas 1/3 – 2/3 bagian.
Mengeluarkan udara dengan cara meletakkan buli-buli panas
diatas meja sampai permukaan air tampak pada lehernya.
Menutup buli-buli panas.
Memeriksa buli-buli panas apakah bocor atau tidak, caranya
dengan mengangkat buli-buli panas dengan tutupnya mengarah
ke bawah.
Dikeringkan dengan lap kerja.
Dimasukkan ke dalam sarungnya.
Diberikan kepada pasien untuk digunakan.
Perawat cuci tangan.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran atau
sisa makanan dengan mempergunakan kain kasa atau kapas yang
dibasahi air bersih.
Tujuan 1. Mempertahankan kebersihan rongga mulut, lidah dan gigi dari
semua kotoran dan sisa makanan, agar tetap sehat dan tidak
berbau.
2. Mencegah terjadinya infeksi seperti stomatitis dan lan-lain.
3. Memberi perasaan nyaman pad apasien dan meningkatkan
kepercayaan diri pasien.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Persiapan
a. Handuk atau kain pengalas.
b. Gelas kumur berisi air masak atau NaCl / H 2O2 0,1%, obat
kumur, borax gliserin 10%.
c. Sudip lidah (toque spatel) yang telah dibungkus kasa.
d. Kapas lidi.
e. Bengkok.
f. Kain kasa.
g. Piset atau arteri klem.
2. Pelaksanaan
a. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
bila pasien sadar.
b. Perawat cuci tangan.
c. Handuk atau kain pengalas diletakkan dibawah dagu dan pipi
pasien.
d. Ujung pinset atau arteri klem dibungkus dengan kain kasa dan
dibasahi air masak atau NaCl atau H2O2 atau air garam.
e. Mulut pasien dibuka dengan sudip lidah (pada pasien yang tidak
sadar).
f. Rongga mulut dibersihkan dari dinding rongga mulut, gusi, gigi,
lidah dan terakhir bibir.
g. Kain kasa yang kotor dibuka pada bengkok.
h. Tindakan pembersihan tersebut sampai bersih.
i. Selanjutnya oleskan cairan borax glycerin.
j. Bila ada stomatitis oleskan larutan gentian violet atau obat lain.
k. Pasien dibariingkan dengan seksama.
l. Peralatan dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan ke
tempatnya semula.
m. Perawat cuci tangan.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Occlusi adjustment adalah adanya kontak prematur pada saat oklusi.
Tujuan Menghilangkan rasa sakit karena tekanan oklusal akibat adanya
kontak prematur pada saat oklusi.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Menyiapkan alat diagnostik.
2. Menyiapkan alat preparasi (Bor).
3. Menyiapkan alat indikator (malam merah / antikdaty).
4. Menyiapkan penderita.
5. Granding daerah dengan tanda :
Tebal (articulating kertas)
Tipis (malam merah)
6. Pemolesan
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Jalan (Poli Gigi)
2. Instalasi Farmasi
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Suatu tindakan melakukan hapusan lendir yang diambil dari cervix
dengan spatel ayre untuk pemeriksaan sitologi.
Tujuan Untuk menegakkan diagnosa dini adanya tumor ganas.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan alat :
1. Tempat tidur ginecologi.
2. Sarung tangan steril.
3. Speculum steril.
4. Kapas savlon.
5. Lampu ginecologi.
6. Spatula.
7. Object glass.
8. Alkohol 90%.
9. Kom untuk fiksasi.
10. Larutan Chlorine 0,5%.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese dan diberi penjelasan.
2. Klien diatur dalam posisi litotomi.
3. Petugas cuci tangan dan memakai sarung tangan.
4. Dilakukan vaginal hygiene.
5. Dilakukan inspeculo.
6. Lampu diarahkan ke arah portio.
7. Melakukan hapusan melingkar 360 pada cervix.
8. Hapusan dioleskan pada object glass sediaan.
9. Sediaan difiksasi dengan alkohol 90% selama 15 menit kemudian
ditiriskan.
10. Sediaan dikemas dalam tempat yang sudah disediakan.
11. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam chlorine 0,5%.
12. Petugas cuci tangan dan mencatat hasil pemeriksaan.
Unit Terkait Poli Kandungan
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Suatu tindakan mengambil contoh jaringan yang dicurigai sakit untuk
mengetahui ada / tidaknya keganasan, yang dimasukkan ke dalam
botol berisi alkohol 70% untuk diperiksa di laboratorium.
Tujuan Untuk menegakkan diagnosa penyakit.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur ginecologi.
2. Kapas savlon.
3. HB meter.
4. Timbangan badan dan tinggi badan.
5. Sarung tangan steril.
6. Speculum steril.
7. Biopsi tang steril.
8. Kasa steril dan albotyl.
9. Botol tempat sediaan.
10. Alkohol 70%.
11. Tampon tang steril.
12. Bola tampon steril.
13. Lampu ginecologi.
14. Larutan chlorine 0,5%.
Pelaksanaan :
1. Klien dianamnese dan diberi penjelasan.
2. Klien ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan.
3. Klien disiapkan dalam posisi litotomi.
4. Diperiksa kadar HB.
5. Petugas cuci tangan dan memakai sarung tangan steril.
6. Melakukan vaginal hygiene.
7. Melakukan inspeculo.
8. Menentukan daerah target.
9. Melakukan biopsi dan memperhatikan reaksi klien.
10. Masukkan sediaan ke dalam botol berisi alkohol 70% diberi label,
siap dikirim ke laboratorium.
11. Bekas biopsi ditekan dengan kasa albotyl.
12. Speculum dilepas bila perlu pasang tampon.
13. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
14. Mencatat hasil pemeriksaan.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Perawatan Nifas
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian 1. Luka operasi adalah suatu luka sayat yang terjadi akibat dilakukan
tindakan operasi.
2. Luka perineum adalah luka yang terjadi akibat robekan jalan lahir.
Tujuan Perawatan luka dilakukan untuk menjaga kebersihan, mencegah
infeksi agar luka dapat sembuh dengan sempurna.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Gunting runcing steril.
2. Pincet anatomi steril.
3. Kasa dan deepress steril.
4. Alkocol 70%.
5. Bethadine.
6. Plester.
7. Revanol.
8. Sarung tangan.
9. Larutan chlorine 0,5%.
10. Bengkok.
11. Tempat tidur.
Pelaksanaan :
1. Klien diberi penjelasan.
2. Klien diatur dalam posisi terlentang.
3. Petugas memakai sarung tangan.
4. Luka operasi bila ada pus dibersihkan dan di kompres dengan
revanol, ditutup kasa lalu diplester.
5. Bila tidak ada pus, luka dibersihkan dengan kasa alkohol 70%,
dioles bethadine lalu ditutup dengan plester.
6. Bila dilakukan angkat jahitan, dengan cara simpul dijepit dengan
pincet kemudian benang satu sisi dipotong dengan gunting lalu
benang dilepaskan.
7. Alat-alat dan sarung tangan direndam dalam larutan chlorine 0,5%.
8. Petugas cuci tangan dan mencatat hasil tindakan yang dilakukan.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Perawatan Nifas
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Pemeriksaan rutin yang dilakukan pada seorang ibu yang telah
dinyatakan hamil.
Tujuan Untuk mengetahui perkembangan kehamilan, kesehatan ibu dan janin
yang dikandungnya agar ibu dapat melahirkan dengan selamat
dengan bayi yang selamat.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan Persiapan :
1. Tempat tidur pemeriksaan.
2. Meja dan kursi.
3. Berkas catatan medis pasien.
4. Peralatan untuk pemeriksaan fisik :
Termometer
Tensi meter
Stetoscope.
Funduscope / Doppler
Jangka panggul dan meteran
Patella reflex
Timbangan badan dan pengukur tinggi badan
HB meter
Kapas alkohol
Bengkok
Pelaksaan :
1. Dilakukan anamnese (identitas, riwayat kehamilan, riwayat penyakit
dan keluhan).
2. Petugas cuci tangan.
3. Pemeriksaan fisik meliputi keadaan umum, nadi, tensi, pernafasan,
kadar HB.
4. Inspeksi, pengamatan yang dimulai muka, leher, dada, perut,
genetalia externa sampai kaki.
5. Mengukur panggul luar dengan jangka panggul dan meteran untuk
kehamilan pertama.
6. Melakukan periksa palpasi dan perkusi.
7. Melakukan auskultasi / mendengarkan denyut jantung janin.
8. Apabila perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium.
9. Bidan cuci tangan.
10. Mencatat hasil pemeriksaan dan melaporkan hasil pemeriksaan
pada dokter yang bertanggung jawab.
Unit Terkait 1. Poli Kandungan
2. Kamar Bersalin
3. Laboratorium
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Pasien yang telah diijinkan pulang oleh dokter atau petugas yang
merawat di ruangan.
Tujuan Agar penderita yang sudah diijinkan keluar rumah sakit baik pulang
sembuh, pulang paksa maupun meninggal dunia dapat pulang pada
hari itu juga.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
SK. Direktur tentang aturan pendelegasian.
Pelaksanaan 1. Penderita Pulang Sembuh :
Dokter / petugas ruangan memberitahu penderita / keluarga
bahwa penderita sudah diperbolehkan pulang.
Dokter ruangan melengkapi formulir rekam medis dan
menandatangani.
Dokter ruangan membuat surat kontrol dengan menggunakan
formulir pemberitahuan balasan / kontrol. Surat dibuat rangkap
1 untuk penderita yang datang sendiri atau dikirim oleh dokter
RSU Bojonegoro dan dibuat rangkap 2 bila penderita dirujuk
dari unit pelayanan kesehatan lain atau dikirim oleh dokter
diluar RSU, satu diserahkan kepada dokter yang merujuk dan
yang lain untuk kontrol.
Petugas ruangan menginventarisir alat-alat milik ruangan yang
telah dipakai oleh penderita.
Kepala ruangan menghitung biaya perawatan dan
memberitahukan jumlahnya kepada penderita / keluarga.
Kepala ruangan menandatangani formulir medis.
Petugas administrasi mengantar keluarga ke bendaharawan
penerima pembayaran dengan membawa formulir rekam medis
dan buku rincian pembayaran.
Penderita / keluarga membayar biaya perawatan.
Bendaharawan penerima, menerima pembayaran dan
memberikan kwitansi pembayaran kepada keluarga penderita.
Bila penderita pulang diluar jam kerja / hari libur petugas
ruangan dapat meminta pembayaran tersebut dan memberikan
kwitansi sementara.
Keluarga kembali ke ruangan dan menunjukkan kwitansi
pembayaran kepada kepala ruangan.
Petugas administrasi menyerahkan formulir rekam medis ke
urusan rekam medis.
Petugas ruangan memberikan surat kontrol kepada penderita /
keluarga dan memberikan penyuluhan kesehatan kepada
penderita / keluarga tentang diet penderita, obat yang masih
harus diminum, aktifitas penderita, kapan harus kontrol dan
sebagainya.
Petugas ruangan mengijinkan penderita untuk pulang.
2. Penderita Pulang Paksa :
Petugas ruangan memberi motivasi kepada penderita / keluarga
agar mau membatalkan keputusan pulang paksa.
Petugas ruangan melaporkan permintaan pulang paksa
penderita / keluarga kepada dokter ruangan.
Bila ada permintaan pulang paksa penderita / keluarga sudah
tidak dapat dibatalkan lagi, dokter ruangan memberi
persetujuan.
Petugas ruangan mengisi formulir pulang paksa dan
menjelaskan maksud isinya kepada penderita / keluarga.
Penderita atau keluarga menyetujui isi formulir pulang paksa
dan membubuhi tanda tangannya pada formulir tersebut.
Dokter ruangan menandatangani formulir tersebut.
Penderita / keluarga menyelesaikan administrasi dan biaya
perawatan.
Petugas ruangan mengijinkan penderita pulang.
3. Penderita Meninggal :
Dokter / petugas ruangan memberitahu keluarga bahwa
penderita sudah meninggal dan memberitahu bahwa jenazah
baru boleh dibawa pulang paling cepat 2 jam setelah
meninggal.
Petugas ruangan melepas alat-alat perawatan yang dipakai dan
merawat jenazah sesuai dengan agama yang dianut penderita.
Petugas ruangan mengatur sedemikian rupa sehingga jenazah
tidak nampak oleh penderita lain.
Keluarga penderita menyelesaikan administrasi dan biaya
perawatan.
Bila dikehendaki keluarga, petugas ruangan menghubungi
pengemudi mobil jenazah.
Setelah 2 jam petugas ruangan mengijinkan jenazah dibawa
pulang.
Bila setelah 2 jam jenazah belum diambil petugas ruangan
memindahkan jenazah ke kamar mayat.
Unit Terkait 1. Instalasi Rawat Inap
2. Instalasi Rawat Darurat
Ditetapkan ………………
RSIA FATMA Direktur RSIA FATMA
Bojonegoro
Pengertian Memberi perawatan penderita rawat inap pada penyakit menular yang
memerlukan tindakan khusus dan ruangan khusus.
Tujuan 1. Menghindari penyebaran / penularan penyakit menular.
2. Memudahkan perawatan.
3. Memberikan keterangan bagi pasien sendiri maupun pasien lain.
Kebijakan Mengacu pada Standar Asuhan Keperawatan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
SK. Direktur tentang pemberlakuan SOP tindakan keperawatan
RSU Bojonegoro.
Pelaksanaan 1. Pasien dinyatakan tersangka penyakit menular segera ditempatkan
di kamar isolasi yang telah disiapkan.
Perawat yang merawat pasien menular menggunakan gaun
atau jas khusus / skort / celemek, masker dan tutup kepala.
Masker dipakai apabila merawat penderita penyakit menular
melalui pernafasan.
Setelah menangani pasien, segera perawat cuci tangan,
masker dilepas dan direndam dalam ember berisi larutan
desinfektan, gaun / jas dibuka, digantung pada tempatnya
dengan cara tertutup kemudian cuci tangan lagi.
Alat makan dan minum sebelum dicuci direndam + 2 jam.
Alat tenun kotor sebelum dicuci direndam + 24 jam.
Urine, tinja, muntahan dan sebagainya didesinfeksi dulu
sebelum dibuang.
Washkom, pot (stikpan), urinal, bengkok direndam + 24 jam
sebelum dicuci.
2. Apabila pasien berpenyakit menular dinyatakan sembuh dan
diperbolehkan pulang pasien harus mandi dulu, pakaian diganti dan
sesudah itu tidak boleh masuk kembali ke kamar.
Semua alat-alat yang habis dipakai direndam dalam larutan
lysol, alat tenun, alat makan, alat perawatan dan sebagainya.
Kasur, bantal dijemur dibawah sinar matahari.
Tempat tidur, meja, kursi dan semua alat dalam kamar
dibersihkan dengan air sabun dan larutan desinfektan lalu
dikeringkan.
Lantai, dinding dibersihkan dengan larutan desinfektan.
Setelah semua alat kering, dikembalikan ke tempatnya dan
kamar sebaiknya tidak digunakan dulu selama 24 jam.
3. Macam-macam Ruang Isolasi
a. Isolasi ketat
- Untuk penderita difteri, campak, rabies.
- Kamar khusus, pintu selalu tertutup.
- Penunggu penderita dibatasi, jangan ganti-ganti.
- Pengunjung tidak boleh masuk.
- Gunakan masker dan skort.
- Cuci tangan saat masuk dan keluar.
- Semua alat didesinfeksi.
b. Isolasi penyakit pernafasan
- Penyakit TB paru dewasa (open case).
- Kamar khusus, pintu selalu tertutup.
- Penunggu penderita dibatasi.
- Pengunjung tidak boleh masuk.
- Gunakan masker.
- Cuci tangan saat masuk dan keluar kamar.
- Semua alat didesinfeksi yang terkontaminasi skret penderita.
c. Isolasi penyakit cerna
- Penyakit kolera, hepatitis A, GEA.
- Sedapat mungkin tidak dicampur penderita lain.
- Pengunjung tidak boleh masuk.
- Pengunjung dibatasi,
- Cuci tangan saat datang dan meninggalkan pasien.
- Desinfeksi alat-alat terkontaminasi skret penderita.
d. Isolasi terhadap rangsangan
- Penyakit tetanus.
- Suasana ruangan harus tenang.
- Ventilasi cukup, jangan sampai ada angin keras masuk ke
dalam ruangan.
- Ruangan tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap, jendela
dipasang korden, lampu diusahakan dengan kekuatan
konstan.
- Pembatasan penunggu / pengunjung.
Unit Terkait Instalasi Rawat Inap