Anda di halaman 1dari 21

Komunikasi Efektif di Rumah Sakit

KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change)
atau perubahan perilaku (behavior change) atau
setidaknya perubahan opini (opinion change) pada
orang yang terlibat dalam komunikasi. Dalam
komunikasi efektif, proses penyampaian informasi
harus tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah
dipahami oleh penerima, sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalah pahaman.
1. Teknik Komunikasi Efektif
Antar pribadi
Komunikasi antar pribadi adalah suatu proses
pengiriman pesan antara dua orang atau lebih.

Komunikasi efektif antar pribadi mempunyai 5 ciri


yaitu:
• Keterbukaan
• Empati
• Dukungan
• Rasa positif
• Kesetaraan
2. Teknik Komunikasi Efektif Antara Dokter dan Pasien

Pengembangan hubungan dokter-pasien secara efektif


yang berlangsung secara efisien, dengan tujuan utama
komunikasi dalam penyampaian informasi atau
pemberian penjelasan yang diperlukan dalam rangka
membangun kerjasama antara dokter dengan pasien.
Teknik Komunikasi Efektif Antara Dokter dan Pasien
• Tanyakan, apakah ada yang dikhawatirkannya.
• Gunakan bahasa yang mudah dimengerti, sesuai tingkat pemahamannya (usia, latar belakang
pendidikan, sosial budaya)
• Tidak dianjurkan memakai bahasa atau menggunakan istilah kedokteran. Kalaupun harus
menggunakannya, beri penjelasan dan pada katanya (kalau memang ada).
• Tidak perlu tergesa-gesa dan sekaligus, pemberian informasi bisa dilakukan secara bertahap.
• Jika menyampaikan berita buruk, gunakan kata atau kalimat persiapan atau pendahuluan,
misalnya, “Boleh saya minta waktu untuk menyampaikan sesuatu?” untuk melihat apakah dia
(yang di ajak berkomunikasi) siap mendengar berita tersebut.
• Hindari memakai kata-kata yang bersifat mengancam, seperti“Kalau tidak melakukan anjuran
saya, kalau ada apa-apa jangan datang ke saya”.
• Gunakan kata atau kalimat yang menimbulkan semangat atau meyakinkannya.
• Ulangi pesan yang penting.
• Pastikan pasien/keluarga mengerti apa yang disampaikan.
• Menanggapi reaksi psikologis yang ada, terlihat dari ucapan atau sikap dan dengan empati. ”Saya
dapat mengerti jika ibu khawatir”.
• Menyimpulkan apa yang telah disampaikan.
• Beri kesempatan pasien/keluarga untuk bertanya
• Berikan nomor telpon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu diperlukan.
3. Teknik komunikasi efektif antar staf klinis

Komunikasi antar staf klinis pada saat bekerja shift dan


antar shift yang meliputi informasi tentang :
• Status kesehatan termasuk CPPT
• Ringkasan pulang pasien rawat jalan dan inap
• Informasi klinis saat transfer dan dirujuk
• Serah terima/operan
4. Komunikasi antara Dokter Umum dengan Dokter Spesialis

• Dokter Umum melaporkan diagnosis kerja kepada Dokter Spesialis


pada saat jam jaga (luar dinas) ataupun saat jam dinas di IGD dan
poliklinik rawat jalan.
• Pada saat melaporkan, Dokter Umum menguasai data-data
pasiennya.
• Dokter Spesialis memberikan jawaban konsultasi dengan jelas
berupa terapi awal dan rencana tindak lanjut.
• Dokter Umum mengulangi semua perintah (read back) dari Dokter
Spesialis baik pemberian obat, pemeriksaan penunjang maupun
tindakan yang akan dikerjakan.
• Dokter Spesial memperhatikan dengan seksama read back dari
Dokter Umum, dan segera melakukan koreksi bila terjadi kesalahan
• Dokter Umum menuliskan/mencatat instruksi Dokter Spesialis di
Rekam Medik
5. Komunikasi antara Dokter Spesialis dengan Dokter Spesialis :

1. Dokter Spesialis penerima konsultasi pertama dari Dokter Umum disebut Sebagai penanggung
jawab pelayanan (DPJP) Utama.
2. Bila menemukan kelainan di bidang lain di samping masalah di bidang DPJP Utama, DPJP Utama
diwajibkan berkonsultasi dengan Dokter Spesialis terkait baik dengan lisan dan membuat surat
konsultasi setelah mendapatkan persetujuan dari pasien / keluarganya.
3. Dalam keadaan livesaving, tindakan/konsultasi dapat segera dilaksanakan dan kemudian
memberikan penjelasan kepada keluarga pasien.
4. Bila menemukan kelainan utama di bidang lain dan tidak ada indikasi di bidang DPJP Utama,
DPJP Utama diwajibkan berkonsultasi untuk alih rawat dengan Dokter Spesialis terkait baik
dengan lisan dan membuat surat konsultasi setelah mendapatkan persetujuan dari pasien /
keluarganya.
5. Dokter Spesialis terkait memberikan saran dan jawaban konsultasi dengan jelas, secara lisan dan
tertulis , dapat berupa :
- Nasehat terapi dan rencana tindak lanjut, sehingga bertindak sebagai konsultan.
- Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan follow up nya sehingga bertindak sebagai DPJP
pendamping dalam rangka rawat bersama.
Nasehat terapi, rencana tindak lanjut, dan pertimbangan alih rawat sehingga bertindak sebagai
DPJP Utama.
6. Dokter Spesialis sebagai DPJP Utama wajib mengadakan komunikasi dengan semua DPJP
Pendamping termasuk Dokter Spesialis Penunjang diagnostik, dengan cara :
• Tertulis di Rekam Medik
• Secara berkala, menyediakan waktu / mengundang tatap muka untuk melakukan diskusi
mengenai kemajuan perawatan pasien.
6. Komunikasi antara Dokter dan Perawat:

• Perawat bertugas menjadi penanggung jawab asuhan


keperawatan pasien sesuai dengan mekanisme yang berlaku.
• Segera melaporkan keluhan, gejala dan tanda kepada dokter
ruangan / dokter jaga / dokter spesialis baik secara langsung
maupun dengan sarana alat komunikasi yang tersedia.
• Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat visite
dengan menguasai data pasien (identitas, diagnosis, kondisi
umum saat ini dan rencana tindak lanjut).
• Menjamin berkomunikasi lancar dengan dokter pada saat
mendampingi pemeriksaan canggih, dengan menguasai data
pasien (identitas, diagnosis, kondisi umum saat ini dan rencana
tindak lanjut
• Mencatat dan mengulang kembali semua instruksi dokter serta
di dokumentasikan di catatan keperawatan.
7. Komunikasi antar perawat / komunikasi perawat
dengan staf klinis
• Sebelum melaksanakan perpindahan pasien, perawat IGD / polklinik menghubungi
perawat ruangan yang dituju baik secara langsung atau menggunakan sarana
komunikasi yang tersedia.
• Pasien siap ditransfer ke ruang rawat inap sesuai dengan SPO Transfer pasien
• Perawat IGD / poliklinik menyampaikan keadaan pasien (identitas, diagnosis,
kondisi umum saat ini dan rencana tindak lanjut) kepada perawat di ruangan yang
dituju untuk persiapan yang tepat dan cepat.
• Perpindahan pasien dilakukan setelah mendapat konfirmasi dari perawat ruangan
yang dituju.
• Pada saat serah terima pasien, sampaikan secara lisan dan tertulis dengan
memeriksa kelengkapan administrasi dan data pasien.
• Pada saat serah terima sampel pemeriksaan atau hasil pemeriksaan sampaikan
secara lisan dan tertulis (agenda / ekspedisi) dengan memastikan identitas secara
benar.
• Pada kesempatan pertama, melaporkan kepada petugas kontrole, Pawas, Kepala
Rumkit, Waka Rumkit bila menyangkut pasien V-VIP atau bila memerlukan
keputusan pimpinan dalam mendukung pelayanan pasien.
8. Komunikasi antara petugas / karyawan rumah sakit
dengan pasien / keluarga pasien :

• Lakukan komunikasi secara sopan, selalu senyum dan


menghargai pasien.
• Mampu mengatasi tindakan sementara setiap kejadian
yang tidak diharapkan sesuai kewenangan.
• Memberi pelayanan kepada pasien/keluarganya
seseuai dengan tataran kewenangannya.
• Petugas rumah sakit memahami prosedur pelayanan
pasien
9. Teknik Komunikasi Efektif dengan Masyarakat

komunikasi antara masyarakat dapat di lakukan secara


tertulis maupun lisan, serta secara langsung maupun
tidak langsung, dan dapat dilakukan dengan
menggunakan media-media tertentu yang tentunya
juga disesuaikan dengan sasaran atau keadaan
masyarakat, agar komunikasi yang dilakukan dapat
berjalan dengan efektif.
O… dia mengerti Feed back Ya, saya mengerti

Decoding

Encoding
SENDER MESSAGE CHANNEL RECEIFER

Gangguan
13
KOMUNIKASI YG SERING SALAH DAN MEMBAHAYAKAN PASIEN: LISAN/LEWAT
TELEPON
Dr DPJP

LAPORAN KONDISI PASIEN TERKINI

SBAR

Memberikan perintah
pengobatan/tindakan
TULBAK

Dr Jaga/Prwt
Implementasi SBAR

• Mulai Juni 2009


• Tujuan & Sasaran
– Memastikan komunikasi
efektif dan efisien saat serah
terima pasien.

– Monitoring & evaluasi


implementasi SBAR
 ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap  NAMA LENGKAP DAN TANDA

2. Baca Ulang- Eja TANGAN PEMBERI PERINTAH


 NAMA LENGKAP DAN TANDA
untuk NORUM/LASA TANGAN PENERIMA PERINTAH
 TANGGAL DAN JAM
3. Konfirmasilisa
n dan tanda
tangan

KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PPA DI RS (3


TEPAT) : TEPAT WAKTU, TEPAT MATERI, TEPAT
Sutoto.KARS 28

SASARAN
Huruf Kode alphabet Huruf Kode Alfabet

A Alfa N November

B Bravo O Oscar

C Charlie P Papa

D Delta Q Quebec

E Echo R Romeo

F Foxtrot S Sierra

G Golf T Tango

H Hotel U Uniform

I India V Victor

J Juliete W Whiskey

K Kilo X X-ray

L Lima Y Yankee

M Mike Z Zulu
Pelaporan hasil pemeriksaan kritis
• Proses penyampaian hasil pemeriksaan kritis kepada
dokter yangmerawat pasien.
• Pelaporan hasil kritis adalah proses penyampaian nilai
hasil pemeriksaan yang memerlukan penanganan segera
dan harus dilaporkan ke DPJP dalam waktu kurang dari
satu jam.
• Dokter atau petugas menyampaikan hasil kritis ke DPJP ,
bila tidak bisa di hubungi maka petugas menghubungi
dokter / perawat di bagian terkait.
• Dokter / petugas yang melaporkan hasil kritis mencatat
nama lengkap, tanggal dan waktu.
Pelaporan pemeriksaan cito

• Proses permintaan dan penyampaian pemeriksaan tes


cito.
• Pemeriksaan cito adalah pemeriksaan yang harus
segera dilakukan dan segera disampaikan hasilnya,
baik hasil normal maupun abnormal misalnya
pemeriksaan analisa gas darah, foto thorak dan lain
sebagainya.
Alur pelaporan nilai kritis dari penunjang
Thanks

Anda mungkin juga menyukai