Anda di halaman 1dari 43

BAB 2

TINJAUAN LAHAN

2.1 Profil/Gambaran Umum Rumah Sakit


2.1.1 Sejarah Singkat RSD Idaman Banjarbaru
Rumah Sakit megah berdiri di kota Banjarbaru adalah Rumah Sakit Umum
Daerah (RSUD) kota Banjarbaru. Berdiri Sejak tahun 1965 dengan nama Usaha
Kesehatan Ibu dan Anak (UKIDA) milik Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan.RSUD Idaman Banjarbaru sendiri ada di Jalan Trikora No 11 RT 039 RW
001 Kelurahan Guntung Manggis, Kota Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
Awalnya, dibentuk UKIDA agar para ibu dan anak terhindar dari berbagai
penyakit menular yang mewabah, kemudian pada tahun 1965 ditingkatkan
menjadi Balai Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA). Pada tahun 1971 dengan respon
masyarakat yang sangat tinggi dikembangkan lagi dan dietapkan jadi sebuah
Rumah Sakit Umum Daerah tipe D oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan
dengan jumlah tempat tidur 40 buah. Kemudian RSUD Idaman Banjarbaru
berdasarkan Kepmenkes. 104/menkes/SK/I/1995, tanggal, 30 Januari 1995
tentang peningkatan kelas Rumah Sakit Daerah Idaman Banjarbaru ditingkatkan
statusnya menjadi rumah sakit tipe C dengan kapasitas 75 tempat tidur. Pada 14
Agustus 2003 dilakukan serah terima pengelolaan kewenangan pada Rumah
Sakit Daerah Idaman Banjarbaru Kota Banjarbaru beserta pembiayaan, personil,
peralatan/asset dan dokmen dari Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhammad
Syahril Darham Kepada Wali Kota Banjarbaru H. Rudy Resnawan.
RSD Idaman Banjarbaru terletak di Jalan Trikora No. 115 Guntung
Manggis Landasan Ulin 70721 Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan. RSD
Idaman Banjarbaru terselenggara oleh pemerintah kota Banjarbaru dengan Surat
Izin 375 Tahun 2014 tanggal 17 September 2014 dengan luas lahan 74.619,87
dengan luas bangunan 13.639,85. RSD Idaman Banjarbaru adalah rumah sakit
dengan tipe C, kode resmi rumah sakit ini adalah 6372014 yang dipimpin oleh
Dr. Hj. Endah Labati Silapurna, MH, Kes.
Ruang Merak merupakan salah satu ruangan di Rumah RSD Idaman
Banjarbaru yang merupakan ruang keperawatan anak. Ruang Merak ini
digunakan mahasiswa Stikes Cahaya Bangsa Banjarmasin sebagai tempat
pembelajaran praktik manajemen keperawatan.

4
5

Jumlah ruanganRSD Idaman Banjarbaru adalah :


Ruangan Murai
a. Ruangan Camar (Penyakit Dalam, Saraf)
b. Ruangan Kasuari (Penyakit Dalam, Saraf)
c. Ruangan Nuri (Bedah, THT, Kulit)
d. Ruangan Merpati (Nifas)
e. Ruangan Cendrawasih (Perinotologi)
f. Ruangan Merak (Anak)
g. Ruangan ICU

Jumlah Dokter di Poliklinik RSD Idaman Banjarbaru adalah :


a. Poliklinik Umum/MCU sebanyak 2 orang
b. Poliklinik Penyakit Dalam sebanyak 3 orang
c. Poliklinik Paru sebanyak 1 orang
d. Poliklinik TB DOTs sebanyak 1 orang
e. Poliklinik Bedah sebanyak 3 orang
f. Poliklinik Orthopedi sebanyak 1 orang
g. Poliklinik Kandungan sebanyak 3 orang
h. Poliklinik Anak sebanyak 1 orang
i. Poliklinik Tumbuh Kembang sebanyak 3 orang
j. Poliklinik Endokrinologi Anak sebanyak 1 orang
k. Poliklinik Imunisasi sebanyak 1 orang
l. Poliklinik Gigi dan Mulut sebanyak 3 orang
m. Poliklinik Bedah Mulut sebanyak 1 orang
n. Poliklinik Konsevasi Gigi sebanyak 1 orang
o. Poliklinik Rehabilitas Medis sebanyak 1 orang
p. Poliklinik Spesialis THT sebanyak 2 orang
q. Poliklinik Spesialis Mata sebanyak 1 orang
r. Poliklinik Spesialis Kulit sebanyak 1 orang
s. Poliklinik VCT dengan Tim VCT
t. Poliklinik Psikologi sebanyak 1 orang

2.1.2 Falsafah, Motto, Visi, Misi, Dan Tujuan


a. Falsafah
6

Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia dalam pelayanan kesehatan


b. Motto
Kesehatan dan keselamatan anda prioritas kami.
c. Visi
Rumah Sakit unggul dalam pelayanan dan berkarakter.
d. Misi
1) Mengembangkan kompetensi sumber daya manusia di seluruh unit
pelayanan rumah sakit dalam hal pengembangan skill knowledge dan
attitude (keterampilan, keilmuan dan perilaku yang baik) di semua
lini`pelayanan
2) Mengembangkan bangunan rumah sakit yang menarik
3) Menyediakan peralatan medis yang canggih dan mutakhir sesuai ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran
4) Mengembangkan perangkat manajemen yang inovatif dan responsif yang
mampu menjawab tantangan rumah sakit di masa yang akan datang
5) Memberikan pelayanan yang berkualitas standar dan dikemas dengan sikap
yang santun
6) Berperan aktif dalam menurunkan kematian ibu dan bayi di rumah sakit
sebagai daya dukung dalam penurunan kematian ibu dan bayi di Kota
Banjarbaru dan sebagai penyelenggara dalam upaya penurunan penyakit
menular TB paru (DOTs)
e. Value (Nilai)
Memberikan pelayanan berdasarkan sentuhan nurani.

2.1.3 Kedudukan, Tugas, dan Fungsi


a. Direktur : dr. Hj. Endah Labati Silapurna, MH.Kes
b. Kepala Bagian Tata Usaha : Muhammad Firmansyah, S.STP
c. Kepala Sub Bagian Perencanaan Dan Keuangan : Hidayatullah, SE
d. Kepala Sub Bagian Umum dan Perlengkapan : Toto Soenardi, SKM
e. Kepala Sub Bagian Kepegawaian : Maya Sonea, S.AP
f. Kepala Bidang Pelayanan : dr. Hj. Ani Rusmila
g. Kepala Seksi Pelayanan Medik : dr. Siti Ningsih
h. Kepala Seksi Bina Mutu Pelayanan : Harun Arrasyid, S.Kep, M.H. Kes
i. Kepala Bidang Keperawatan : M. Hadarani, S.Kep, Ners. M. PH
7

j. Kepala Seksi Asuhan Keperawatan : H. M.Fakhruddin Noor, SKM, MKM


k. Kepala Seksi Diklat dan Penyuluhan : Sarjani, SKM, M.Kes
l. Kepala Bidang Penunjang : Masrodjian Noor, SKM
m. Kepala Seksi Sarana dan Prasarana Medik : H. Zainal Abidin, SKM. MM
n. Kepala Seksi Rekam Medik : dr. Chintia Kartika Sari

2.1.4 Jenis-Jenis Pelayanan Kesehatan


Jenis pelayanan kesehatan yang ada di RSD Idaman Banjarbaru
yaitu :
a. Instalasi Gawat Darurat
1) Ruang Triage
2) Ruang Resusitasi
3) Ruang Darurat Bedah
4) Ruang Medik
5) Ruang Pelayanan Anak
6) Ruang Isolasi
7) Ruang Tindakan
8) Ruang Stabilisasi / Maternitas & Maneo
b. Rawat Inap
1) Ruang Rawat Inap Murai
2) Ruang Rawat Inap Camar (Penyakit Dalam, Saraf)
3) Ruang Rawat Inap Kasuari (Penyakit Dalam, Saraf)
4) Ruang Rawat Inap Nuri (Bedah, THT, Kulit)
5) Ruang Rawat Inap Merpati (Nifas)
6) Ruang Rawat Inap Merak (Anak)
7) Ruang Rawat Inap Cendrawasih (Perinatologi)
8) Ruang Rawat Inap Kenari (VK Bersalin, VIP Bersalin)
c. Poliklinik
1) Poliklinik Umum/MCU
2) Poliklinik Penyakit Dalam
3) Poliklinik Paru
4) Poliklinik TB DOTs
5) Poliklinik Bedah
6) Poliklinik Orthopedi
8

7) Poliklinik Kandungan
8) Poliklinik Anak
9) Poliklinik Tumbuh Kembang
10) Poliklinik Endokrinologi
11) Poliklinik Imunisasi
12) Poliklinik Gigi dan Mulut
13) Poliklinik Bedah Mulut
14) Poliklinik Konservasi Gigi
15) Poliklinik Rehabilitasi Medik
16) Poliklinik Spesialis THT, Mata, Kulit
17) Poliklinik VCT
18) Poliklinik Psikologi
d. Pelayanan Lainnya
1) Pelayanan Fisioterapi (physiotherapy)
2) Medical Check Up
3) Hemodialisa (Haemodialysis)
4) ICU (Intensive Care Unit)
5) Perinatologi (Perinatology)
6) Kamar Operasi
e. Fasilitas Medis dan Non Medis
1) Fasilitas Medis
(a) Medical Check Up
(b) Laboratorium Patologi Klinik
(c) Hemodialisa
(d) Ct-Scan
(e) USG
(f) Nebulizer
2) Fasilitas Non Medis
(a) Instalasi CSSD & Laundry
(b) Parkir
(c) Musholla
(d) Kantin
(e) Resepsionis
(f) Cleaning Service
9

(g) Pemulasaraan Jenazah


2.2 Input
2.2.1 Data Umum Ruang Praktek
Ruang K mempunyai 3 Tim, Setiap Tim dikepalai oleh 1 Katim dan Tim A
mempunyai 5 orang perawat Asosiate, Tim B mempunyai 5 orang perawat
Asosiate, Tim C mempunyai 5 orang perawat Asosiate. Seluruh kinerja divisi
diawasi langsung oleh Kepala ruangan guna menjaga mutu pelayanan
keperawatan yang meliputi pemenuhan kebutuhan dasar klien dan keluarga klien.
Mahasiswa yang berpraktik di Ruang Merak biasanya diikuti oleh beberapa
institusi, institusi yang berpraktik saat ini yaitu mahasiswa Ners Cahaya Bangsa
Banjarmasin 7 orang, Dokter Muda 1 orang.
a. Tenaga dan Pasien (M1 - Man)
Tenaga :
Tenaga perawat di Ruang K seluruhnya berjumlah 23 orang sudah termasuk
kepala ruangan, supervisor dan katim.
a) Jumlah perawat yang berada di ruang berdasarkan tingkat
Pendidikan meliputi :
a) Megister : 0 orang
b) Sarjana Keperawatan Ners : 6 orang
c) D III Keperawatan : 17 orang
b) Jumlah perawat yang berada diruang berdasarkan status kepegawaian
meliputi :
a) PNS : 10 orang
b) Non PNS : 13 orang
c) Sepuluh kunjungan penyakit terbanyak diruang K periode 3 bulan terakhir
April – Juli 2020
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi ruang K tahun
2020 didapatkan bahwa fraktur merupakan kunjungan penyakit terbanyak
di ruang merak RSUD Dr. H Moch Ansari Saleh Banjarmasin.
10

Diagram 2.1 Sepuluh kunjungan penyakit terbanyak diruang K


periode april – juli 2020

Jumlah kunjungan penyakit terbanyak selama April-Juli 2020

1% 1% 1% 1% Fraktur
7% Appendiksitis
TB Usus
Hernia
CA Mamae
Struma Nodural Non
Toxic
89%

d) Tenaga Perawat diruang Merak RSD Idaman Banjarbaru tahun 2019


Tabel 2.1 Rekapitulasi Tenaga Perawat Diruang Merak
PNS/Non Pendidikan
No. Nama PK Jabatan
PNS Terakhir
S1 Keperawatan
1 Ns. A PNS 3 Karu
Profesi

2 M., AMK PNS DIII Keperawatan 3 Supervisor

3 N, AMK Kontrak DIII Keperawatan 2 PA


4 E, AMK PNS DIII Keperawatan 3 Ketua tim A
S1 Keperawatan
5 Ns. D BLUD 1 PA
Profesi
6 M, AMK BLUD DIII Keperawatan 1 PA
7 H., Amd.,Kep BLUD DIII Keperawatan 1 PA
BLUD PA
8 L., Amd.,Kep  DIII Keperawatan 1

9 M. Amd.,Kep BLUD DIII Keperawatan 1 PA


Jalindarussari., S.Kep., BLUD S1 Keperawatan PA
10 1
Ns Profesi
11 Sri Karmiyati., AMK PNS DIII Keperawatan 2 Ketua tim B
12 Sabilal, AMK  PNS DIII Keperawatan 1 PA
BLUD S1 Keperawatan PA
13 Ns. R 1
Profesi
14 M Amd.Kep BLUD DIII Keperawatan 1 PA
BLUD S1 Keperawatan PA
15 Ns.R 2
Profesi
11

16 S., AMK PNS DIII Keperawatan 1 PA


S1 Keperawatan
17 Ns.R PNS 2 Ketua tim C
Profesi
18 Y, AMK PTT D III Keperawatan 3 PA
PA
19 E, AMK PTT D III Keperawatan 3
PA
20 S, AMK PNS DIII Keperawatan 3
PA
21 Ns. L PNS DIII Keperawatan 1
PA
22. B., AMK PNS DIII Keperawatan 3

23. M., AMK BLUD D III Keperawatan 1 PA

e) Tenaga Non Medis


Tabel 2.2 Tenaga Non Keperawatan Ruang Merak RSD Idaman
Banjarbaru
No. Nama PNS/ Non PNS Jabatan
1 D., AM.Gz PNS Nutrisionis
2 N PNS Pelaksana Umum
3 R BLUD Administrasi

4 Z Kontrak Administrasi

f) Tenaga Medis
Tabel 2.3 Daftar tenaga medis diruang K RSD Idaman Banjarbaru
N Nama PNS/Non PNS Jabatan
o
1 Dr. dr. H. P (K) Hematologi PNS Ketua Tim A PPJP
2 Dr. C, Sp.B, PNS Ketua Tim B PPJP
3 Dr. I., Sp.OT PNS Ketua Tim C PPJP
4 Dr. Y P, SpBA PNS Ketua Tim D PPJP
12

Tabel 2.4 Jumlah tenaga kerja diruang K RSUD dr.H. Moch Ansari
Saleh Banjarmasin
N Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)
o
1 Tenaga Keperawatan 23
2 Tenaga Non keperawatan 4
3 Tenaga Medis 4
Jumlah 31

Tabel 2.5 Pelatihan yang diikuti oleh tegana keperawatan diruang K


RSUD dr.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

No. Jenis Pelatihan Jumlah


1 BTCLS 13
2 BTLS 1
3 BLS 1
4 BHD 14
6 PICU 1
7 PPGD 1
8 DM Tipe I 1
9 Komunikasi Efektif 1
10 Manajemen Bangsal 4
11 Perseptor shift 1
12 Pelatihan Gizi Buruk 1
13 Pelatihan CI 3
Jumlah 45

Tabel 2.6 Jumlah Pasien Masuk dan Keluar Tiga Bulan Terakhir
Keluar
No. Bulan Masuk
APS Hidup Meninggal
1. April 449 11 380 0
2. Mei 335 6 295 0
3. Juni 115 2 259 0
13

Jumlah 899 18 934 0

g) Tenaga Mahasiswa Praktik


Tabel 2.7. Tenaga Mahasiswa Praktik
No Nama Universitas/Kampus Propesi Jumlah
1 Stikes Cahaya Bangsa Banjarmasin S 1 Keperawatan Ners 7
2 UNLAM Dokter Muda 1

b. Bangunan, Sarana dan Prasarana (M2 - Material)


1) Lokasi Denah Ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan pada
ruangK lantai 1 RSUD dr.H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin
Ruangan K merupakan salah satu ruangan perawatan Bedah yang
memiliki 3 divisi meliputi: hematologi, onkologi dan bangsal. Secara
Demografi ruangan ini berbatasan dengan:
Sebelah Timur : Nifas
Sebelah Selatan : CCSD
Sebelah Barat : Ruang bersalin (VK)
Sebelah Utara : Apotek
Tangga
Darurat
Washtaffle
14
Ruang Remaja Ruang Remaja
Putera Puteri
Ruang Kelas 3B Ruang Kelas 3A
1-6 1-6.

Washtaffle Washtaffle
Ruang Kelas 2A
Ruang Kelas 2B
1-5
1-5

Nurse Station
Mahasiswa

Spoel Ruang WC Onkologi


Hoek CS Staff
Washtaffle
Gudang

Ruang
Ruang
Isolasi
Dokter
1-2

Ruang
Observasi

Ruang
Nurse Station Tindakan

Ruang
Pintu Kelas I
Masuk

Ruang
Tunggu
Ruang
Hematologi

Gambar 2.1 Denah Ruang K RSUD dr.H. Moch Ansari Saleh


Banjarmasin
Teori yang mengungkapkan mengenai klasifikasi warna adalah Teori
Brewster, pertama kali dikemukakan pada tahun 1831. Teori ini
menyederhanakan warna-warna yang ada dialam menjadi empat
klasifikasi warna, yaitu warna primer, sekunder, tersier dan warna netral.
a) Warna primer
Warna primer merupakan warna dasar yang tidak dicampur dengan
warna warna lain.(merah, biru dan kuning).
15

b) Warna sekunder
Warna sekunder merupakan hasil percampuran dua warna primer
denganperbandingan 1:1. Warna yang didapatkan

Gamber 2.2 : Lingkaran Warna Brewster


adalah jingga (campuran warna merahdengan kuning), hijau (campuran
biru dankuning), dan ungu (campuran warna merah danbiru).
c) Warna Tersier
Warna Tersier merupakan campuran salah satu warna primer dengan
salah satu warnasekunder.
d) Warna netral
Warna netral merupakan hasil campuran ketiga warna dasar dalam
proporsi 1:1:1. Warnaini sering muncul sebagai penyeimbang
warnawarna
kontras di alam. Hasil pencampuranpigmen warna yang tepat biasanya
akanmembentuk warna hitam.

Terapi Warna dalam Kesehatan


Apabila kita merasa tenang berada di suatu ruangan, artinya ruang tersebut
dapat menciptakan suasana yang tepat dengan suasana hati. Sebaliknya,
jika merasa jenuh, kemungkinan ruang tersbut tidak dapat menciptakan
suasana yang tidak sesuai mood. Ketidaksesuaian mood ini dapat
dipengaruhi oleh warna ruangnya (Swasty, 2010). Kemampuan warna
dalam menciptakan impresimampu menimbulkan efek tertentu. Efeknya
16

akan berpengaruh pada pikiran, emosi, tubuh dan keseimbangan. Secara


psikologis, warna dapat mempengaruhi kelakuan. (Mansyur dan
Linschoten dalam Swasty, 2010). Pada proses penyembuhan seseorang
yang sedang dirawat di sebuah rumah sakit terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi. Faktor – faktor ini merupakan satu kesatuan utuh yang
tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Apabila salah satu
faktor tersebut diabaikan maka proses penyembuhan yang dilakukan akan
berjalan tidak optimal. Faktor – faktor tersebut adalah sebagai berikut :
a) Faktor lingkungan : 40%
b) Faktor medis : 10%
c) Faktor genetis : 20 %
d) Faktor lain : 30%
Ternyata faktor lingkungan adalah faktor dengan prosentase terbesar yang
memiliki peran dalam mendukung proses penyembuhan, maka seharusnya
faktor lingkungan tersebut mendapat perhatian yang cukup besar pada
sebuah fasilitas penyembuhan. Pada lingkungan sebuah rumah sakit,
warnadapat diterapkan pada :
a) Penerapan warna pada dinding
b) Penerapan warna pada lantai
c) Penerapan warna pada plafond
d) Penerapan warna pada pintu & jendela
e) Penerapan warna pada perabot dan elemenestetis

2) Sarana Dan Prasarana


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 10-15 juni 2019, didapatkan
hasil bahwa lingkungan Ruang Merak (Anak) RS Idaman Daerah
Banjarbaru sudah bisa dikategorikan cukup bersih tetapi terkadang terlihat
pada setap bed pasien banyak keluarga pasien yang meletakkan barang-
barang bawaan disekitar bed yang kurang tersusun dengan rapi didalam
lemari pasien dan masih terkadang terlihat berantakan.
17

Tabel 2.7 Alat Kesehatan


Keadaan Barang
Jumlah Standar
Jenis Barang/
No. Barang Kurang Rusak Ket.
Nama Barang Baik Depkes 2001
Register Baik Berat
1 Ambubag 4 1 0 0 1 dewasa 2/ruangan
Bak 1/ruangan
instrument
2 Bak instrument besar 1 0 1 0
bedah 1 tidak
ada tutupnya
Bak 2/ruangan
Bak instrument instrument 9
3 10 6 0 0
sedang dan untukkaca
1
4 Kursi roda 5 5 0 0 Hasil obs 5 2/ruangan
5 Kom kecil 5 5 0 0 2/ruangan
Gunting angkat 2/ruangan
6 2 2 0 0 Hasil obs 0
jahitan
7 Gunting Jaringan 5 5 0 0 Hasil obs 0 2/ruangan
Gunting jaringan 1/ruangan
8 1 1 0 0
kecil
Gunting jaringan 2/ruangan
9 1 1 0 0
bengkok
Gunting perban / 2/ruangan
10 3 3 0 0
kasa
11 Klem anatomis 12 12 0 0 2/ruangan
12 Klem cirugis 1 1 0 0 1/ruangan
13 Meja troly 4 4 0 0 2/ruangan
14 Nebulizer 3 3 0 0 2/ruangan
Hasil obs ada 5/ruangan
15 Pinset Anatomis 29 29 0 0
4
Hasil obs ada 2/ruangan
16 Pinset cirugis 19 19 0 0
2
17 Stetoscop 7 7 0 0 Hasil obs 3 1/ruangan
18 Suction 4 4 0 0 2/ruangan
19 kapas alcohol (kotak) 15 15 0 0 2/ruangan
20 Tensimeter air raksa 3 3 0 0 2/ruangan
Tensimeter manset 2/ruangan
21 1 1 0 0
digital
2/ruangan
Termometer digital
22 1 1 0 0
tembak
23 Tensimeter manset 1 1 0 0 2/ruangan
24 Termometer digital 1 2 0 0 3/ruangan
25 Tromol besar 2 2 0 0 2/ruangan
26 Tromol kecil 3 3 0 0 2/ruangan
27 Tong spatel 18 18 0 0 2 tidak ada 2/ruangan
28 Infuse Pump 4 4 0 0 1/ruangan
29 Syring Pump 2 2 0 0 1/ruangan
18

30 Pispot 5 5 0 0 2-3/ruangan
31 Regulator 12 12 0 0 2/ruangan
32 Bengkok 13 13 0 0 1/ruangan
33 Glukometer 3 3 0 0 1/ruangan
34 Oksimetri 2 2 0 0 1/ruangan
35 EKG 2 2 0 0 1/ruangan
Hasil obs 1/ruangan
36 Timbangan 5 4 1 0 1(bayi) 3
(dewasa)
37 Pen Light/ sentar 3 3 0 0 1/ruangan
38 Hendscrub 27 27 0 0 10 terpakai 4/ruangan

Tabel 2.8 Alat Habis pakai

No. Jenis Barang/ Nama Barang

1. Handsrub
2. Handwash
3. Kasa gulung
4. Cairan alcohol
5. Kapas alcohol
6. Plester (kuning)
7. Hipapix
8. Spuit dan needle
9. Handscoon
10. Masker
11. Cairan antiseptic
12. Infus set
13. Masker O2

Tabel 2.9 Daftar Alat Kantor di ruang K


No Nama Barang Keterangan
1. Komputer Set 2
2. Kalkulatur 2
4. Televisi 2
5. Apar 1
6. Pesawat telepon 1
8. Ac 3
9. Lemari 6
10. Kursi 10
11. Loker Penyimpanan Loker 4
19

12. Meja 10
13. Jam Dinding 10
14. Pigura 8
15. Kotak Kunci 2
16. Printer 3
17. Kulkas 3

Tabel 2.10 Daftar Barang Linen Diruang Merak


No Nama Barang Keterangan
1. Gorden 20
2. Linen 200
4. Sarung 20
5. Perlak 10
6. Kasur 64
7. Bantal 20

3) Kapasitas unit ruang


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 10 Juni 2019 didapatkan
gambaran kapasitas tempat tidur ruang Keperawatan Merak adalah dengan
rincian sebagai berikut:
Kelas I : 22 tempat tidur (11 ruangan )
Kelas II : 8 tempat tidur (2 Ruangan)
Kelas III : 12 tempat tidur ( 2 Ruangan)

Total jumlah tempat tidur: 42 tempat tidur

c. Metode Pemberian Asuhan Keperawatan (M3 - Methode)


1) Metode Asuhan Keperawatan/ SP2KP
Metode pemberian asuhan keperawatan yang digunakan di Ruang K
(Bedah) RSUD dr. H. Ansari Saleh Banjarmasin adalah metode SP2KP
Tim dengan pembagian shift dinas Pagi, Sore, dan Malam. Metode ini
menggunakan metode tim yaitu kepala ruangan, supervisor, kepala tim
yang menjalankan tugas manejerial dan asuhan keperawatan, sedangkan
20

perawat pelaksana murni bertugas menjalankan asuhan keperawatan.


Batasan yang harus dipahami adalah masing-masing posisi mempunyai
tanggung jawab dari tugas masing-masing sesuai dengan acuan pedoman
pengorganisasian bidang keperawatan untuk melaksanakan pendelegasian
tugas. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan K, di
dapatkan hasil ruangan memiliki 1 orang kepala ruangan, 1 orang
supervisor, 3 orang kepala tim yang memiliki 15 anggota perawat
assosiate.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 27 Juli 2020 dengan kepala
ruangan juga didapatkan bahwa sebagian besar perawat assosiate di ruang
Merak kurang memahami pembagian tugas dalam metode asuhan
keperawatan yang digunakan yaitu SP2KP. Kepala ruangan menyatakan
bahwa model asuhan yang digunakan saat ini sudah relevan karena
beragamnya tingkat pendidikan perawat di ruangan, akan tetapi memiliki
kendala dimana terjadi kecemberuan antara perawat assosiate dengan
ketua tim terkait fungsi masing-masing peran.
21

2) Struktur Organisasi

DIREKTUR
Dr.dr.Izaak Zoelkarnain A. Sp.OT

KEPALA BIDANG KEPERAWATAN


Hj. Jumah, S. Kep. Ners.

KEPALA SEKSI ASUHAN KEPALA SEKSI DIKLAT DAN


KEPERAWATAN PENYULUHAN
Arbainsyah, S.Kep., Ns Ida Sadiatul H. SKM,M.Kes

KEPALA RUANGAN
J, S.Kep., Ns

SUPERVISIOR
N, AMK

KATIM A KATIM B KATIM C

E, AMK S, AMK R, S.Kep., NS

PERAWAT ASOSIATE PERAWAT ASOSIATE PERAWAT ASOSIATE


D W, S. Kep., Ns S, AMK Y, AMK
M, AMK R. S.Kep., Ns E, AMK
H, AMD. Kep M., AMD Kep S, AMK
L AMD. Kep I, S.Kep., Ns L, S.Kep., Ns
M, Amd, Kep S, AMK B, AMK
Ji, S.Kep., Ns M. AMK

TENAGA NON KEPERAWATAN

ADMINISTRA NUTRISIONIS PELAKSANA


SI
R UMUM
N
D, Amd. GZ
3) Penerimaan pasien baru
a) Berdasarkan hasil observasi tanggal 27 juli - 1 agustus 2020
dari 23 orang perawat di ruang K didapatkan hasil
observasi penerimaan pasien baru dengan kategori baik
yaitu 82 %. Namun dari kuesioner yang dibagikan terdapat
1 item pertanyaan dengan jawaban terendah yaitu hanya 5
orang (45%) perawat yang melakukan orientasi pekenalan
lingkungan dan ruangan (dapur, toilet, kamar mandi ruang
dokter dan ruang perawat) kepada pasien dan keluarga.
b) Berdasarkan hasil observasi wawancara pada tanggal 27 juli
2020 dari 7 keluarga pasien, yang mengatakan puas dalam
suasana ruangan yang belum di inovasi dengan kategori
puas 2 (28,5%) dan yang tidak puas 5 (71,42%). Setelah
ruangan di inovasi didapatkan dari 7 keluarga pasien yang
diwawancarai menyatakan kategori puas 7 orang (100%).

d. Pembiayaan (M4 – Money)


Sumber pembiayaan ruangan berasal dari dana rumah sakit,
sumbangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan
Badan layanan Umum Daerah (BLUD). Adapun pembayaran rawat
inap pasien diruangan Merak sebagian besar menggunakan jaminan
dari Badan Penyelenggaaraan Jaminan Sosial (BPJS) yaitu BPJS
Mandiri, BPJS PNS, BPJS JAMSOSTEK, BPJS TNI/POLRI. Ada
dari Penerima Bantuan Iuran (PBI) yaitu BPJS JAMKESMAS,
JAMKESDA, dan, JAMKESPROV, selain itu, ada dari
pembayaran umum, BPJS Ketenagakerjaan, dan Jasa Raharja.
Daftar Tarif Retribusi Biaya Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit
Daerah dr. Moch Ansari Saleh Banjarmasin terlampir.
e. Mutu/Pemasaran (M5 – Marketing/Mutu)
1) Sasaran Keselamatan Pasien
a) SKP 1 (Ketepatan Identifikasi Pasien)
Setiap pasien yang masuk rawat inap dipasangkan gelang
identitas pasien.Ada 2 cara identitas yaitu menggunakan
NAMA, RMK dan TANGGAL LAHIR yang disesuaikan
dengan tanda pengenal resmi, serta ada 2 gelang pengenal
warna biru (laki-laki) dan pink(perempuan).
b) SKP 2 (Komunikasi Efektif)
Rumah sakit menggunakan tehnik SBAR(Situation –
Background – Assessment – Recomendation) dalam
melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektivitas
komunikasi antar pemberi layanan.Situation: Kondisi
terkini yang terjadi pada pasien. Background: Informasi
penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini.Assessment: Hasil pengkajian kondisi pasien
terkini Recommendation: Apa yang perlu dilakukan
untuk mengatasi masalah pasien saat ini. Rumah sakit
konsisten dalam melakukan verifikasi terhadap akurasi
dari komunikasi lisan dengan catat, baca kembali dan
konfirmasi ulang (CABAK)terhadap perintah yang
diberikan. Pelaporan kondisi pasien kepada DPJP pasien
menjadi tanggung jawab dokter ruangan yang bertugas.
c) SKP 3 (Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai)
Elektrolit pekat: KCl, MgSO4, Natrium Bikarbonat, NaCl
> 0,9%.NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip) /
LASA (Look Alike Sound Alike). Pengelolaan High
Alertmedication:Penyimpanan dilokasi khusus dengan
akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa
stiker berwarna merah bertuliskan “High Alert”, elektrolit
pekat tidak boleh disimpan diruang
perawatan.Peningkatan keamanan obat yang di tandai
dengan stiker high alert dan LASA tidak semua di tandai
dengan stiker.
d) SKP 4 (Kepastian tepat-- lokasi, tepat-- prosedur, tepat—
pasien operasi)
Penandaan daerah operasi di RSD Idaman Banjarbaru
dengan menggunakan tanda centang dengan spidol hitam
dan dilakukan oleh dokter operator.
Proses time out ini merupakan standar operasi yang
meliputi pembacaan dan pengisian formulir sign in yang
dilakukan sebelum pasien dianestesi di holding area, time
out yang dilakukan di ruang operasi sesaat sebelum incisi
pasien operasi dan sign out setelah operasi selesai (dapat
dilakukan di recovery room). Proses sign in, time out dan
sign out ini dipandu oleh perawat sirkuler dan diikuti oleh
operator, dokter anestesi, perawat.
e) SKP 5 (Pengurangan Resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan)
Semua petugas dirumah sakit termasuk dokter melakukan
6 langkah cuci tangan dan 5 momen cuci tangan yang
telah ditentukan, yakni:
1) Sebelum kontak dengan pasien
2) Sesudah kontak dengan pasien
3) Sebelum tindakan asepsis
4) Sesudah terkena cairan tubuh pasien
5) Sesudah kontak dengan lingkungan sekitar pasien
Ada 2 cara cuci tangan yaitu:
1. HANDWASH – dengan air mengalir waktunya : 40 – 60
detik
2. HANDSCRUB – dengan gel berbasis alkohol waktunya :
20 – 30 detik
Tabel 2.11 Kepatuhan Cuci Tangan
No Variabel Januari Februari Maret
1 Kepatuhan perawat cuci 85% 82% 92%
tangan dalam Pengurangan
Resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan

Berdasarkan data Kepatuhan cuci tangan pada 3 bulan terakhir


yaitu pada bulan Februari terdapat 90,20% perawat yang patuh
dalam mencuci tangan, pada bulan Maret ada 90,88% perawat dan
pada bulan April terdapat 92% perawat patuh untuk melakukan
cuci tangan dalam pengurangan Resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepatuhan cuci
tangan oleh petugas kesehatan di Ruang K sudah baik dengan
persentase kepatuhan tiap bulannya dari data 3 bulan terakhir
adalah lebih dari 90%.
Adapun angka kejadian infeksi nasokomial selama3 bulan terakhir
di Ruang K didapatkan kasus infeksi nasokomial sejak bulan April
- Juli 2020.
Tabel 2.12Angka Kejadian infeksi nasokomial dari
bulan April – Juli 2020
Kejadian infeki Pasien Terpasang
No Bulan Persentase
nasokomial Infus
1 April 1 381 0,26%
2 Juni 0 297 0%
3 Juli 0 261 0%
Jumah 1 939 0,26%

Sumber: Data Sekunder RSUD dr. H. Ansari Saleh


Banjarmasin
Berdasarkan data Angka Kejadian infeksi nasokomial dari
bulan januari – maret kejadian tertinggi pada bulan
februari ditemukan infeksi nasokomial sebanyak 1 orang
(0,26%) sedangkan dibulan april dan mei angka kejadian
infeksi nasokomial tidak ada dari jumlah pasien mulai
bulan februari-april sebanyak (939 orang)
f) SKP 6 (Pengurangan Resiko Jatuh)
Penilaian Resiko jatuh dilakukan sejak pasien masuk di
rumah sakit dimulai dari skrining poliklinik atau di IGD,
kemudian dilakukan pengkajian awal dengan
menggunakan metode pengkajian Resiko jatuh yang telah
ditetapkan oleh RSUD dr. H. Ansari Saleh Banjarmasin.
Penilaian Resiko jatuh pada pasien anak menggunakan
scoring HUMPTY DUMPTYdan pada pasien dewasa
menggunakan scoring MORSE. Pengkajian tersebut
dilakukan oleh perawat dan kemudian dapat dijadikan
dasar pemberian rekomendasi kepada dokter untuk
tatalaksana lebih lanjut.Perawat memasangstiker resiko
jatuh berwarna kuning di standar infus pasien. SPO
Pengkajian dan pencegahan pasien Resiko jatuh.
Pengkajian ulang Resiko jatuh dilakukan oleh perawat
secara berkala sesuai hasil penilaian Resiko jatuh pasien
dan jika terjadi perubahan kondisi pasien atau pengobatan.
Tabel 2.13 Kepatuhan Pencegahan Resiko Jatuh
No. Variabel April % Mei % Juni %
1 Jumlah kasus yang mendapat ketiga 290 84.1 157 88.8 254 97,3
upaya pencegahan pasien jatuh
2 Jumlah semua pasien rawat inap 391 100 297 100 261 100
yang beResiko jatuh

Berdasarkan tabel diatas selama bulan januari - maret,


angka tertinggi pada bulan januari jumlah kasus yang
mendapat ketiga upaya pencegahan pasien jatuh 290 orang
(84,1%) dari Jumlah semua pasien rawat inap yang
beResiko jatuh 391 orang (100%).

Tabel 2.14Angka Kejadian pasien jatuh dari bulan April


- Juni 2020
Kejadian Pasien
No Bulan Pasien Masuk Persentase
Jatuh
1 April-20 0 381 0%
2 Mei-20 0 297 0%
3 Juni-20 1 261 0,26%
Jumlah 1 939 0,26%

Sumber: Data Sekunder RSUD dr. H. Ansari Saleh


Banjarmasin
Berdasarkan data Angka Kejadian pasien jatuh dari bulan
April – Juni l kejadian tertinggi pada bulan april
ditemukan pasien jatuh sebanyak 1 orang (0,26)
sedangkan dibulan januari-maret angka kejadian pasien
jatuh tidak ada dari jumlah pasien mulai bulan Januari -
Maret sebanyak (939 orang).

2.3 Proses
2.3.1 Fungsi Perencanaan (Planning)
a) Visi, Misi & Motto Ruangan Perawatan
1) Visi Ruangan Perawatan
Terwujudnya pelayanan keperawatan anak yang holistik
meliputi bio, psyco, sosio, cultural dengan konsep carring
sebagai landasan mutu asuhan keperawatan.
2) Misi Ruang
(a)Menyediakan dan mengembangkan sumber daya
keperawatan yang memiliki kompetensi handal
(b)Melaksanakan pelayanan keperawatan professional
dengan senyum, salam, sopan, santun dan tidak membeda-
bedakan pasien.
(c)Meningkatkan kinerja perawat dengan berpedoman pada
standar praktik keperawatan, standar asuhan keperawatan
dan kebidanan, dalam membantu kebutuhan klien secara
optimal selama dirawat sampai dengan pulang.
(d)Menciptakan suasana yang kondusif bagi pasien dan
tenaga keperawatan serta menjalin kerjasama dengan
semua anggota tim kesehatan yang ada di rumah sakit
dalam pelayanan kepada pasien
(e)Mengembangkan penelitian keperawatan secara
berkesinambungan
(f) Mengembangkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi
pelayanan keperawatan.
3) Motto
Motivasi Empati Responsif Aktuntabel Kerjasama.
4) SOP dan SAK
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan kepala
ruangan mengenai SPO di ruang K sudah mengikuti pedoman
SPO yang dibuat oleh RSUD dr. H. Ansari Saleh
Banjarmasin. Perawat selalu berusaha agar melakukan setiap
tindakan yang dilakukan ke pasien berdasarkan SPO yang
sudah ditetapkan oleh Rumah Sakit agar meningkatkan
pelayanan dan kepuasan pasien.
Dan hasil observasi mengenai PAK hanya ada 6 PAK yang
ada diruangan merak.

5) Standar Kinerja
Wawancara: berdasarkan hasil wawancara secara langsung
dengan kepala ruangan mengenai Standar Kinerja sebagai
pedoman para staf sudah ada.
Observasi: Standar Kinerja sudah tersusun dalam aturan
kepegawaian rumah sakit.
b) Uraian tugas
1) Uraian Tugas Kepala Ruang Pelayanan Rawat Inap
(a) Menunjuk ketua tim yang bertugas di ruangan
(b) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
(c) Merencanakan metode penugasan dan penjadwalan staf
(d) Merencanakan strategi pelaksanaan asuhan keperawatan
(e) Merencanakan kebutuhan logistik dan fasilitas ruangan
(f) Mengatur dan mengendalikan situasi ruangan
(g) Mendelegasikan tugas kepada ketua tim
(h) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim
(i) Menginformasikan hal-hal baru yang dianggap penting dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan pasien
(j) Memberikan motivasi kepada staf dalam meningkatkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
(k) Melakukan supervisi langsung di ruangan melalui pengamatan
terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan
(l) Melakukan supervisi tidak langsung dengan cara mengecek,
membaca, dan memeriksa rencana keperawatan yang dibuat selama
proses keperawatan dilaksanakan
(m) Memberikan saran dan membantu memecahkan masalah yang terjadi
di ruangan
(n) Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugasnya
(o) Melibatkan bawahan apabila ada kegiatan yang menyangkut ruangan
(p) Memberikan teguran kepada bawahan yang membuat kesalahan
(q) Mengevaluasi kerja ketua tim dan anggota tim dalam melaksanakan
asuhan keperawatan di ruangan
(r) Menetapkan upaya tindak lanjut di ruangan
(s) Memberikan umpan balik kepada ketua tim dan anggota tim
(t) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian kegitaan di ruangan
2) Uraian TugasSupervisi
(a) Memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, sehingga dapat
dimengerti oleh staf dan pelaksana keperawatan.
(b) Memberikan saran, nasehat dan bantuan kepada staf pelaksana
keperawatan.
(c) Memberikan motivasi untuk meningkatkan semangat kerja staf dan
pelaksanaan keperawatan.
(d) Proses kelompok (dinamika kelompok).
(e) Memberikan latihan dan bimbingan yang diperlukan oleh staf dan
pelaksanaan keperawatan.
(f) Melakukan penilaian terhadap kinerja perawat.
(g) Mengadakan pengawasan agar asuhan keperawatan lebih baik
(h) Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
(i) Melatih staf dan pelaksana keperawatan
(j) Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan.
(k) Memberikan layanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan
3) Uraian TugasKetua Tim
(a) Memperbaiki, mengatasi kelemahan/kendala yang dihadapi anggota
tim
(b) Mengevaluasi kinerja anggota tim
(c) Membuat perencanaan tugas dan kewenangan yang didelegasikan
oleh kepala ruangan
(d) Menyelengarakan konfrensi antar anggota tim
(e) Mengikuti serah terima pasien dari shift sebelumnya
(f) Menyusun rencana asuhan keperawatan
(g) Bersama kepala ruangan melakukan pembagian tugas untuk anggota
tim
(h) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
(i) Mendelegasikan tugas pelaksanaan proses keperawatan kepada
anggota tim
(j) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian asuhan keperawatan
(k) Mengawasi/melihat pelaksanaan asuhan keperawatan yang dibuat
oleh anggota tim serta menerima/mendengar laporan secara lisan dari
anggota tim tentang tugas yang dilakukan
4) Uraian Tugas Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat
(a) Mengadakan serah terima tugas bersama kepala ruangan dan ketua
tim
(b) Menerima pembagian tugas dari ketua tim
(c) Menyiapkan keperluan untuk pelaksanaan asuhan keperawatan
(d) Menerima pasien baru
(e) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
(f) Melaksanakan tugas yang diberikan oleh ketua tim
(g) Melakukan koordinasi pekerjaan dengan tim kesehatan lain
(h) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim yang lain
(i) Melaksanakan asuhan keperawatan
c) Pengaturan daftar pasien

POLIKLINIK IGD Ruang Perawatan


Lain

TPPRI

Ruang Perawatan
Inap

Pulang Sembuh
Pulang Paksa
Pindah Ruangan
Meninggal

Administrasi

d) Pengorganisasian perawatan klien


1) Orientasi Staf perawat yang baru
Tata cara mempersiapkan perawat baru yang berhubungan dengan
lingkungan kerja baru dalam suatu organisasi, meliputi organisasi tata
laksana, kebijakan, petugas, fungsi, tanggung jawab, dan wewenang bagi
pegawai baru. Dengan tujuan sebagai berikut :
(a)Mendapatkan informasi dan pandangan mengenai visi, misi, tujuan
organisasi dirumah sakit
(b)Memahami jenis-jenis pelayanan yang ada dan unit-unit dalam
organisasi rumah sakit
(c)Mengetahui lingkungan rumah sakit untuk memudahkan adaptasi
sebelum memulai pekerjaan dalam waktu yang singkat.
(d)Memahami pentingnya menjalin hubungan profesional antara perawat
dan tim kesehatan lainnya.
(e)Meningklatkan kemampuan kinerja klinis perawat dalam memberikan
asuhan atau pelayanan prima
Kebijakannya sebelum bertugas dirumah sakit, perawat baru perlu
menjalani orientasi selama 6 minggu sebagai persiapan melaksanakan
tugas. Di RSUD dr. H. Ansari Saleh Banjarmasin khususnya diruang
merak setiap perawat baru diorientasi selama kurang lebih 3 bulan.
Selama 3 bulan itu, 2 minggu roling /ruangan yang ada di RSUD dr. H.
Ansari Saleh Banjarmasin. Selama diorentasi diruangan ada lembar
penilaian khususnya yang menyangkut etik dan skill. Hasil dari nilai
tersebut dijadikan acuan dasar kridensial dan penempatan tiap ruangan.

2.3.2 Ketenagaan
a. Sistem Penghitungan Tenaga
1) Menurut Douglas
Tabel 2.14 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan
c. Observasi tanda vital setiap shift
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam
c. Pengobatan lebih dari 1 kali
d. Pakai foley kateter
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat
f. Pengobatan perlu prosedur
Total Care (5-6 jam )
a. dibantu segala sesuatunya
b. posisi tidur
c. observasi tanda vital tiap 2 jam
d. pakai NGT
e. Terapi intravena, pakai suction
f. Kondisi gelisah/ disorientasi/ tidak sadar

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang dibutuhkan tergantung


pada jumlah klien dan derajad ketergantungan pasien. Menurut Douglas (1982)
Loverige dan Cummings (1996) diklasifikasi derajad ketergantungan dibagi
menjadi 3 kategori yaitu :
1) Perawat Minimal : 1-2/24jam
2) Perawat Intermediet/partial : 3-4/24jam
3) Perawat Total : 5-6/24jam
Nilai standar perawat per shift berdasarkan klasifikasi pasien
Klasifikasi Pasien Pagi Sore Malam
Total care 0,36 0,30 0,2
Partial care 0,27 0,15 0,07
Minimal care 0,17 0,14 0,10

Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 11 Mei2019 diperoleh data


jumlah kebutuhan perawat sebagai berikut:
Jumlah
KlasifikasiPasien Pagi Sore Malam Jumlah
pasien
Total care 0
12x0,27 = 12x0,15 = 12x0,07 = 6.33
Partial care 12
3,24 2,25 0,84
10x0,17 = 10x0,14 = 4.1
Minimal care 10 10x0,10 = 1
1,7 1,4
Jumlah 22 4.94 3.65 1.84 10.43

Berdasarkan data klasifikasi pasien dengan total care, partial care, minimal
care yang paling tinggi adalah partial care dengan jumlah pasien 12 orang.

Jumlah kebutuhan perawat di ruang K per hari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas berdasarkan perhitungan tanggal
27 Juli 2020 :
1) Pagi rata – rata dibutuhkan perawat sebanyak 5 orang.
2) Siang rata – rata dibutuhkan sebanyak 4 orang.
3) Malam rata – rata dibutuhkan perawat sebanyak 2 orang.
Sehingga total rata – rata perawat yang dibutuhkan pada tanggal 27 Juli 2020
adalah berjumlah dibulatkan menjadi 11 orang.

Jumlah tenaga perawat di ruang K RSUD dr. H. Ansari Saleh Banjarmasin


Tanggal Jumlah Kebutuhan Tenaga Keperawatan Total
Pagi Sore Malam Cuti Libur Lepas
malam
10 Juli 2020 8 3 3 2 4 3 23
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang

Berdasarkan data jumlah tenaga keperawatan ruang MerakRSD Idaman


Banjarbaru pada tanggal 27 Juli 2020 paling banyak adalah pagi yaitu
sebanyak 10 orang.

Analisa kebutuhan tenaga kerja di ruang K pada tanggal 27 Juli 2020 dengan
klasifikasi:
1) Tingkat ketergantungan partial 12 pasien: kebutuhan jam perawatan
a) Jam perawatan langsung : partial = 4 jam x 12 orang = 36 jam= 2160
menit
b) Jam perawatan tidak langsung: partial = 1 jam x 12 orang = 12 jam=
720 menit
c) Jam penyuluhan : Partial = 15 menit x 12 orang = 180 menit
2) Tingkat ketergantungan minimal 10 pasien : Kebutuhan jam perawatan
a. Jam perawatan langsung
Minimal= 2 jam x 10 orang = 20 jam = 1200 menit
b. Jam perawatan tidak langsung
Minimal = 1 jam x 10 orang = 10 jam= 600 menit
c. Jam Penyuluhan
Minimal= 15menit x 10 orang = 150 menit
d. Jadi, total jam perawatan yang dibutuhkan dalam satu hari untuk 22
orang pasien adalah 1950 menit atau 32 jam 5 menit.
e. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan perhari
adalah 32 jam 5 menit : 22 pasien = 5,3 jam = 5 jam
f. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruanan
tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus Gilies
A x B xC F
= =H
( C− D ) x E G
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
G : Jumlah jam kerja efektif/tahun
H : Jumlah perawatan yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Dari rumus diatas didapatkan hasil sebagai berikut :
4 x 32,9 x 365 48,034
= =24,5 atau25 orang
( 365−86 ) x 7 jam 1960
jadi jumlah seluruh tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 25
orang, cadangan 5 orang. Untuk tenaga keperawatan diruang merak ada
23 orang, jadi diruang merak kekurangan tenaga keperawatan sebanyak
7 orang.
3) Kebutuahan tenaga perawat
Jumlah pasienharian x 100 %
BOR=
JumlahTempat Tidur x Jumlah Hari Dalam1 Periode

355 x 100 35500


Junuari= = =26,6 %
43 x 31 1333
318 x 100 31800
Februari= = =26,4 %
43 x 28 1204
225 x 100 22500
Mare t= = =16,87 %
43 x 31 1333
898 x 100 89800
BOR = =23,26 %
43 x 90 3870

b. Pengaturan jadwal dinas


Di Ruangan Merak, pengaturan jadwal dinas dilakukan oleh Kepala Ruangan
dengan menempatkan KATIM pada shift pagi dan perawat pelaksana paling
banyak yang dinas pada shift pagi. Pembagian perawat yang berdinas setiap
harinya seimbang anatara shift pagi, siang, dan malam, selalu ada perawat
penanggung jawab disetiap shift. Apabila shift pagi, maka perawat
penanggung jawab adalah KATIM, dan untuk shift siang dan malam yang
bertanggung jawab adalah perawat yang berdinas dan diserahi tanggung jawab
oleh KATIM.
Jadwal jam dinas menurut DEPKES :
a) Dinas Pagi Pukul 08.00-15.00 Wita
b) Dinas Siang Pukul 15.00-20.30 Wita
c) Dinas malam pukul 21.00-08.00 Wita

2.3.3 Fungsi Pengarahan (Actuating)


a. Timbang terima (Hand Over)
Timbang terima adalah metode untuk mengkomunikasikan informasi
keperawatan dan merupakan fasilitas untuk menyampaikan informasi penting
tentang pasien dalam memberikan asuhan keperawatan sehari-hari dan
berkelanjutan. Timbang terima harus dilakukan seefektif mungkin dengan
menjelaskan secara singkat tentang keadaan klien saat itu, tindakan
keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan, masalah keperawatan yang
mungkin muncul, intervensi kolaboratif dan perkembangan klien saat itu.
Mekanisme laporan dikerjakan ketika pergantian shift sebagai kesatuan proses
komunikasi dalam menyampaikan informasi tentang kondisi klien saat itu,
sebagai wujud professional perawat dan bentuk tanggung jawab perawat
kepada klien. Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga
kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan baik. Timbang
terima dilakukan di nurse station yang diikuti oleh perawat dari kedua shift
dinas, kemudian dilanjutkan dengan kunjungan langsung ke pasien untuk
validasi data dan memantau kondisi pasien secara langsung.
Berdasarkan observasi tanggal 10 - 15 juli 2020 didapatkan operan dilakukan
3 kali dalam sehari, yaitu pada pergantian shift malam ke pagi, pagi ke sore,
sore ke malam. Timbang terima sudah dijalankan namun kurang maksimal.
Timbang terima dilakukan dan diikuti oleh semua perawat yang telah dinas di
nurse station. Setelah timbang terima di ruangan, semua perawat keliling
untuk melihat keadaan pasien, namun hal ini hanya pada pergantian shift
malam ke pagi. Timbang terima di ruang Merak hanya menyampaikan keluhan
pasien saat ini dan menekankan pada intervensi yang sudah dilakukan dan
intervensi yang akan diberikan atau tindakan kolaboratif yang belum atau
sudah dilaksanakan, dan keluhan pasien saat perawat ruangan keliling.
b. Preconferen
Pre conferent adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah selesai
operan untuk rencana kegiatan pada shif tersebut yang dipimpin oleh ketua tim
atau penanggung jawab tim.
Berdasarkan observasi pre conference dilakukan setiap pergantian shif, semua
perawat di ruangan mengikuti namun di beberapa pergantian shif ada perawat
yang tidak mengikuti. Saat wawancara perawat diruangan mengatakan isi dari
pre conference adalah rencana tindak lanjut. Waktu pergantian shift malam ke
pagi sekitar pukul 08.00 wita, pagi ke sore sekitar 14.30 wita, sore ke malam
sekitar 20.30 wita.
c. Postconferen
Post conferent adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana tentang hasil
kegiatan sepanjang shif dan sebelum operan kepada shif berikut. Isi post
conference adalah hasil keperawatan dan hal penting untuk operan (tindak
lanjut).
Berdasarkan observasi post conference dilakukan setiap pergantian shif, semua
perawat di ruangan mengikuti namun di beberapa pergantian shif ada perawat
yang tidak mengikuti. Saat wawancara perawat diruangan mengatakan isi dari
post conference adalah hasil tindak lanjut. Waktu pergantian shift malam ke
pagi sekitar pukul 08.00 wita, pagi ke sore sekitar 14.30 wita, sore ke malam
sekitar 20.30 wita.
d. Motivasi Kepada Perawat
Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan
kepuasan. Aktifitas ini melibatkan fisik dan mental, bekerja itu merupakan
proses fisik dan mental manusia dalam mencapai tujuannya. Sementara itu
pengertian motivasi kerja adalah suatu kondisi yang berpengaruh untuk
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara prilaku yang berhubungan
dengan lingkungan kerja (Mangkunegara, 2000: 94 dalam Nursalam, 2015)
Berdasarkan hasil wawancara kepala ruangan memotivasi katim dan perawat
pelaksana saat timbang terima pergantian dinas malam ke pagi sekitar pukul
08.00 wita dan kadang-kadang saat pergantian dinas pagi ke sore dengan
memberikan masukan seperti mengingatkan validasi terkait tindakan dan
terapi.
e. Pendelegasian
Pendelegasian yang baik bergantung pada keseimbangan antara tiga komponen
utama, yaitu: tanggung jawab, kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab
(Responsibility) adalah suatu rasa tanggung jawab terhadap penerimaan suatu
tugas. Kemampuan (accountability) adalah kemampuan seseorang dalam
melaksanakan tugas yang didelegasikan. Wewenang (authority) adalah
pemberian hak dan kekuasaan kepada delegasi untuk mengambil suatu
keputusan terhadap tugas yang dilimpahkan (Nursalam, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan 11 Juni 2019,
pendelegasian sudah berjalan dengan baik dengan mementingkan tanggung
jawab, kemampuan dan wewenang. Saat observasi pendelegasian dari kepala
ruangan ke katim dan katim ke perawat pelaksana serta mahasiswa yng
berdinas berjalan baik sesuai dengan tiga komponen.
f. Supervisi
Supervisi merupakan pengawasan partisipatif dalam bentuk komunikasi yang
bertujuan untuk memastikan kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan
dengan cara melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan. Untuk
memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai standar.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan 27-26 Juli 2020, supervisi
sudah dilakukan oleh kepala ruangan. Saat wawancara tugas supervisi
dilakukan katim.
g. Ronde Keperawatan
Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan membahas secara
mendalam masalah keperawatan yang terjadi pada pasien dengan melibatkan
tim keperawatan, kepala ruangan, dokter, ahli gizi dan melibatkan pasien
secara langsung sebagai fokus kegiatan.
Berdasakan hasil wawancara dengan kepala ruangan ronde keperawatan secara
terstruktur sudah dilaksanakan di ruangan Merak. Namun ronde keperawatan
hanya dilakukan apabila kasus multidisiplin terjadi diruangan. Ronde
keperawatan di ruang merak berlangsung dengan mengundang semua pihak
yang terkait seperti ahli gizi, dokter, fisioterapi dan farmasi untuk menangani
masalah terkait penyakit yang tidak sesuai antara lama rawat dan perkiraan
sembuh.

2.3.4 Fungsi Pengendalian (Controlling)


a. Indikator Mutu
Semua mutu ruangan
Berdasarkan wawancara diruangan evaluasi kinerja perawat rutin dilakukan
diruangan bersama ketua tim dan perawat pelaksana. Perhitungan BOR,
ALOS, TOI dilakukan tiap bulan pada setiap tahun dan untuk infeksi
nasokomial dilakukan oleh tim PPI di rumah sakit. Namun setiap ruang
memiliki perawat yang diberikan pelatihan PPI guna melakukan pencegahan
infeksi nasokomial di setiap ruangan rumah sakit.
b. Audit Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan
didapatkan bahwa untuk audit dokumentasi asuhan keperawatan di ruangan
Merak sudah ada pengauditan dokumentasi asuhan keperawatan, tetapi audit
dokumentasi langsung dilakukan oleh Kabid Keperawatan Rumah Sakit, yaitu
dengan cara melihat kelengkapan dari dokumentasi di ruangan yang sudah
diisi saat melakukan asuhan keperawatan
c. Survei Kepuasan pasien
Berdasarkan hasil survei yang diberikan kepada pasien pada tanggal 27 dan 08
agustus 2019, mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja perawat. Didapatkan
hasil kuesioner tentang Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Perawat yang
dibagikan kepada 10 responden secara umum menyatakan bahwa pelayanan
perawat di Ruang Merakadalah puas yaitu sebanyak (81,3%). Sebanyak
(18,7%) menyatakan tidak puas terhadap fasilitas dan pemberian informasi
yang disampaikan kepada pasien dan keluarga pasien terhadap tindakan yang
dilakukan.
d. Rekapitulasi Komplain Pasien
Permasalahan pasien yang didapat dari hasil kuesioner kepuasan pasien yang
dibagikan kepada 10 orang pasien di ruangan K pada tanggal 27 dan 08
Agustus 2020, didapatkan adalah perawat tidak memperkenalkan diri sebanyak
(40%), perawat menanyakan pantangan dalam hal makanan (40%) dan
perawat membantu menyuapi (50%).
1.4 Output
1.4.1 Indikator pelayanan Efisiensi Ruangan

Jumlah Tempat Pasien Jumlah Hari Pasien Keluar


No Tanggal Masuk
Tidur Perawatan (Hidup+Mati)
1 Januari 43 449 1187 431
2 Februari 43 335 1025 320
3 Maret 43 115 753 103
Total 43 899 2965 854

a. Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruanan tersebut


adalah langsung dengan menggunakan rumus Gilies
A x B xC F
= =H
( C− D ) x E G
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B : Rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C : Jumlah hari/tahun
D : Jumlah hari libur masing-masing perawat
E : Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F : Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
G : Jumlah jam kerja efektif/tahun
H : Jumlah perawatan yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Dari rumus diatas didapatkan hasil sebagai berikut :
4 x 23,26 x 365 33959,6
= =17,5 atau17 orang
( 365−86 ) x 7 jam 1953
jadi jumlah seluruh tenaga keperawatan yang dibutuhkan adalah 17
orang, cadangan 5 orang. Untuk tenaga keperawatan diruang merak ada
23 orang, jadi diruang merak kelebihan tenaga keperawatan sebanyak 1
orang.
b. Kebutuahan tenaga perawat
Jumlah pasien Harian x 100 %
BOR=
JumlahTempat Tidur x Jumlah Hari Dalam1 Periode
898 x 100 89800
BOR = =23,26 %
43 x 90 3870

Jumlah Lama Dirawat


ALOS=
Jumlah Pasien Keluar
2154
¿ =2,52 atau 3 hari
854
Jumlah Pasien Keluar
BTO=
Jumlah Tempat tidur
854
= = 24,4 atau 24 kali
35
( Jumlah Tempat Tidur x Periode )−Hari Perawatan
TOI =
Jumlah Pasien Keluar ( hidup + Mati )

(35 x 90)−899 2251


¿ = =2,6 atau3 hari
854 854
Jumlah pasien mati >48 jam
NDR= x 1000 permil
Jumlah pasien keluar (hudup+mati )
0 x 1000
¿ =0 permil
854
Jumlah pasien matiseleruhnya
GOR=
jumlah pasienkeluar (hidup +mati)
0
¿ =0 permil
854

1.4.2 Hasil Evaluasi penerapan SAK (Instrumen ABC)


a. Instrumen A
No. Item Penilaian Persentasi
1 Pengkajian 100
2 Dignosa keperawatan 100
3 Intervensi keperawatan 100
4 Implementasi 100
5 Evaluasi 100
Rata-rata 100
100 %

Berdasarkan data pengumpulan data Instrumen A hasil rata-ratanya


adalah 100%.
b. Instrumen B
1) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia Defisiensi Besi
2) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Anemia Sel Sabit
3) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Serebal Palcy
4) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Difteri
5) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Hipotiroid Konginetal
6) Asuhan keperawatan pada pasien dengan Thalasemia
c. Instrumen C
Di Ruangan Merak sudah mempunyai 103 Standar Operasional
prosedur tindakan keperawatan, berikut beberapa SOP yang
dijabarkan :
1) Mengukur Pertumbuhan Fisik Bayi/Anak
2) Mengukur Suhu Tubuh Anak
3) Menghitung Pernafasan Bayi/Anak
4) Mengukur Nadi
5) Mengukur Tekanan Darah Pada Anak/Bayi
6) Memandikan Bayi/Anak
7) Pemasangan Naso Gastric Tube (Ngt) Pada Bayi/Anak
8) Memberikan Nutrisi Memalui Pipa Lambung/Naso Gastric Tube
(Ngt)
9) Menyiapkan Dan Meberikan Terapi Nebulizer
10) Pemberian Obat Oral Pada Anak
11) Pedoman Pemberian Obat Injeksi Pada Anak
12) Pemberian Obat Pada Anak, Telinga Dan Hidung
13) Pemasangan Cateter Urine Pada Anak
14) Perawatan Colostomy/Ostomy
15) Pemberian Huknah/Levament/Enema Pada Bayi/Anak
16) Pengambilan Palitan Tenggorokan
17) Penggunaan Data Pemberian Restrains (Pengekang) Pada Anak
18) Punski Vena Untuk Pengambilan Darah
19) Melakukan Fisiotarapi Dada
20) Menampung Urine Dengan Urine Kolektor
21) Meberikan Makanan Padat
22) Memberikan Oksigen
23) Menghisap Lendir
24) Menghisap Lendir Bayi Baru Lahir Dengan Dee Lee
25) Memberikan Imunisasi Bcg
26) Memberikan Imunisasi Polio
27) Memberikan Imunisasi Hepatitis B Jenis Uniject
28) Memandikan Bayi Dengan Air
29) Mengganti Popok Bayi (Bab/Bak)
30) Menimbang Berat Badan Bayi
31) Mengukur Suhu Tubuh Pada Neonatus
32) Mengambil Darah Kapiler Pada Bayi
33) Merawat Bayi Dengan Terapi Sinar/Phototherapy
34) Memberi Minum Dengan Menggunakan Sendok
35) Memasang Pipa Lambung/Orogastric Tube Pada Bayi/Neonatus
36) Memberikan Nutrisi Melalui Pipa Lambung/Orogastric Tube
37) Pengukuran Antropometri
38) Penyuntikan Vitamin K1 Pada Bayi Baru Lahir
39) Pemberian Salep Mata Pada Bayi
40) Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
41) Perawatan Tali Pusat
42) Pemakaian Inkubator
43) Pelayanan Kriteria Keluar Masuk Picu/Nicu
44) Asesemen Medik Rawat Inap
45) Asesemen Keperawatan Rawat Inap
46) Asesemen Keperawatan Anak Rawat Inap
47) Asesemen Keperawatan Neonatus
48) Asesemen Dan Manajemen Nyeri
49) Asesemen Ulang
50) Penjelasan Dan Persetujuan Umum Dalam Pelayanan
Kesehatan
51) Penetapan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
52) Pemindahan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
53) Menyampaikan Hak Dan Kewajiban Pasien Dan Keluarga
54) Menjaga Privasi Pasien
55) Pelayanan Kerohanian
56) Penanganan Komplain
57) Permintaan Pendapat Lain
58) Pemasakan Identitas Pasien Rawat Inap
59) Identifikasi Pasien Rawat Inap Dalam Pemberian Obat
60) Pemasangan Stiker Penandaan Alergi Pasien Rawat Inap
61) Identifikasi Pasien Sebelum Memberi Penatalaksanaan
62) Pencegahan Resiko Pasien Jatuh
63) Komunikasi Efektf Via Telepone
64) Komunikasi Efektif Serah Terima Shif Jaga
65) Edukasi
66) Imformed Consent Tidakan Kedokteran
67) Merujuk Pasien
68) Pendampingan Merujuk Pasien
69) Ambulance Rujukan
70) Visite Dokter
71) Pemilihan Dokter Spesialis Jika Berhalangan Hadir
72) Penanganan Pasien Bila Tidak Tersedia Tempat Tidur
73) Pendaftaran Pasien Rawat Inap
74) Pasien Rawat Inap Dari Igd
75) Pasien Rawat Inap Dari Poliklinik
76) Rujukan Kondisi Khusus
77) Transfer Eksternal
78) Transfer Internal
79) Serah Terima Pasien
80) Pemeriksaan Radiologi Dan Laboratorium Diluar Rumah Sakit
81) Pasien Dipindah Ke Ruang Lain Karena Alih Rawat
82) Pasien Dipindah Keruang Lain Karena Perubahan Kelas
83) Pasien Dipindah Dari Ruangan Intensif Keruang Rawat
84) Memindahkan Pasien Post Partum
85) Transportasi Pasien Pra Dan Pasca Operasi
86) Serah Terima Pasien Pra Dan Pasca Operasi
87) Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi
88) Identifikasi Pasien Resiko Tinggi
89) Pelayanan Pasien Dengan Restrain
90) Pelayanan Pasien Dengan Penyakit Menular
91) Alur Konsultasi Pasien Bangsal
92) Pelaporan Hasil Test Diagostik Yang Kritis
93) Pelaporan Hasil Radiologi Dan Diagnostik Imaging Yang Kritis
94) Kebersihan Tangan Dengan Hand Wash
95) Kebersihan Tangan Dengan Handrub
96) Pengelolaan Alat Pelindung Diri
97) Kode Biru Atau Code Blue
98) Kode Merah Atau Code Red
99) Do Not Rescutitation Dnr
100) Pelayanan Pasien Terminal
101) Pelayanan Pasien Sakratul Maut
102) Identifikasi Karyawan
103) Identifikasi Pengunjung

Anda mungkin juga menyukai