MANAJEMEN KEPERAWATAN
Laporan Rencana Kerja
OLEH
KELOMPOK 2:
c. Visi
‘’TERWUJUDNYA RSUD AWET MUDA NARMADA YANG MAMPU BERSAING, UNG-
GUL, MODERN, DAN TERDEPAN.”
d. Misi
a. Memberikan pelayanan perima yang berbasis kepada profesionalisme.
b. Meningkatkan kelancaran dan ketetapan pelayanan kedokteran yang professional selaras
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan keperawatan.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan berkelanjutan dan
mengikuti perkembangan teknologi.
d. Mendorong kelancaran dan ketertiban administrasi ketatausahaan yang paripurna.
e. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang paripurna, bermutu dan terjangkau oleh se-
mua lapisan masyarakat yang berorientasi pada keselamatan dan kepuasan pasien.
Metode Tim
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang berbeda-beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi
menjadi 2-3 tim/grup yang terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam
satu kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan pemberian
pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, dan
memungkinkan komunikasi antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi
kepuasan kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk terutama
dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk. Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim
sebagai perawat profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan,
pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin, anggota
tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh
kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan perawatan yang berpusat
pada klien. Perawatan ini memberikan pengawasan efektif dari memperkenalkan semua
personel adalah media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota tim.
Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi tujuan asuhan keperawatan,
mengindentifikasi kebutuhan anggota tim, memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan
kebutuhan, membimbing anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif, mungkin pasien
masih menerima fragmentasi pemberian asuhan keperawatan jika ketua tim tidak dapat
menjalin hubungan yang lebih baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Kepala Ruangan
1 S1 Keperawatan+Ners 8 61,53 %
2 D3 Keperawatan 4 30,77 %
3 D4 Keperawatan 1 7,79 %
Jumlah 13 100%
2) Kebutuhan ketenagaan
a) Kajian Data
Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara di perawat IRNA A tanggal 20 juli 2020 den-
gan kepala ruangan, untuk perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan
dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan pasien.
Observasi
Berdasarkan hasil observasi didapatkan hasil perhitungan kebutuhan jumlah
perawat sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien pada tanggal 20 Juli 2020
dengan tingkat ketergantungan pasien yaitu minimal, parsial dan total.
Tabel Tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat tanggal
20 Juli 2020 di Ruang IRNA A RSAM NARMADA
1 Februari 87 orang 30 %
3 April 92 orang 31 %
Jumlah 290 orang 100%
Tabel Distribusi Jenis Penyakit Terbesar Di Ruang IRNA A RSAM Narmada Periode
februari-april 2020
No Jenis penyakit Jumlah Persentase %
1 DHF 95 43,98 %
2 Pneumonia 39 18,05 %
3 Tf 27 12,5 %
4 Anemia 12 5,55 %
5 DF (Dengue fever) 9 4,16 %
6 DM 9 4,16 %
7 GEA 8 3,70 %
8 KDK 6 2,77 %
9 Asthma 6 2,77 %
10 Snake Bite 5 2,36 %
Jumlah 216 100%
Tabel 2.8 Jumlah asal pasien IRNA A selama Periode bulan Februari-April 2020
dapat dilihat pada tabel
Jumlah Prosentase
Asal Rujukan
No (Orang) (%)
1 IGD 37 Orang 51,38%
2 Poli 19 orang 26,38%
3 OK 9 orang 12,5%
Jumlah 72 100%
Total 36 ORANG
NERS RUANG
STATION REKAM
MEDIS
RUANG
TAMAN PPATRS
RUANG
TELAGA
WANGI 3
RUANG
RUANG RUANG
TELAGA RUANG TELAGA
TELAGA TELAGA
BELEQ 1 BELEQ 4
BELEQ 2 BELEQ 3
Berdasarkan hasil observasi tanggal 20-21 Juli 2020 ruang IRNA A memiliki 6
ruangan dengan kapasitas 35 bed, terdiri dari:
1 Telaga beleq 1 5
2 Telaga beleq 2 5
3 Telaga beleq 3 5
4 Telaga beleq 4 5
5 Telaga wangi 3 5
6 PPATRS 5
TOTAL 30
Keterangan
Standar
No Nama Alat Jumlah Baik Kurang Rusak
Rasio
Baik
1 Stetoskop 1:1 2 2 0 0
6 Torniket 1:1/2 2 2 0 0
7 Troli 1:1/1 1 1 1 0
8 O2 Mobile 1:1/1 1 1 0 0
10 Nebulizer 1:1/1 2 2 1 0
11 Thermometer 1:1 1 1 0 0
12 Infus pump 5 5 0 0
Tabel Distribusi Alat Non Medis Ruang IRNA A RSUD Awet Muda Narmada
Keterangan
No Nama Alat Standar Ra- Jumlah Baik Ku- Rusak
sio rang
Baik
1 Bed Pasien 1/pasien 30 30 0 0
2 Selimut 1:1/2 35 35 0 0
3 Sprei 1:1/2 40 40 0 0
4 Sarung Bantal 1:1/2 40 40 0 0
5 Sarung Bantal 1:1/2 50 50 0 0
Guling
6 Perlak 1:1/2 10 10 0 0
7 Tiang Infus 1:1/pasien 32 32 0 0
8 Lemari Pasien 1/pasien 32 32 0 0
9 Lemari Alat 1/ruangan 4 4 0 0
10 Lemari Linen 1/ruangan 1 1 0 0
11 Meja 1/ruangan 3 3 0 0
12 Kursi Roda 1/ruangan 1 1 0 0
13 Kursi Plastik 3-4 /ruangan 30 30 0 0
14 Komputer 1/ruangan 1 1 0 0
15 Bak Sampah 1:1 7 7 0 0
16 Handrub 1:1 7 7 0 0
17 Jam dinding 1/ruangan 1 1 0 0
18 Kipas Angin 1/ruangan 8 8 0 0
19 AC 1/ruangan 0 0 0 0
20 Kulkas 1/ruangan 1 1 0 0
21 Wastafel 1/ruangan 7 7 0 0
22 Bantal 1/pasien 1 1 0 0
23 Bantal guling 1/pasien 1 1 0 0
24 Timbangan 1/ruangan 1 1 0 0
25 Celemek 1/ruangan 2 2 0 0
26 Mesin Suc- 1/ruangan 1 1 0 0
tion
27 Alat sterilisasi 1/ruangan 1 1 0 0
(Sinar UV)
28 Cool Box 1/ruangan 1 1 0 0
29 Box Alat 1/ruangan 1 1 0 0
30 Sepatu Bots 1/ruangan 7 7 0 0
31 Ember/Bak 1/ruangan 1 1 0 0
32 Mesin Deku- 1/ruangan 1 1 0 0
bitus
33 Appar 1/ruangan 1 1 0 0
34 Troli Emer- 1/ruangan 1 1 0 0
gency
35 Buku TTV 1:1 1 1 0 0
35 Buku register 1:1 1 1 0 0
Jumlah 364 364 0 0
c. Metode(M3-Methode)
KARU
SARANA/PRASARANAA
PP PP PP
PP
PP PP
PP PP
ADMINISTRASI
Sumber: Tarif Pelayanan Kesehatan dan Pelayanan Penunjang RSUD Awet Muda
Instalasi Rawat Inap ruang IRNA A merupakan ruang kelas III yang terdiri dari 6
ruangan, 1 ruangan terdapat 5 bad, 5 meja, kipas angin dan kamar mandi dengan tarif Rp
60.000/hari.
5. Gaji Pegawai
Anggaran dana untuk pembayaran gaji pegawai dengan status kepegawaian PNS
diatur oleh pihak pemerintah, sedangkan untuk pegawai non PNS diatur oleh pihak rumah
sakit sendiri yang langsung dikelola oleh pihak keuangan rumah sakit RSUD Awet Muda.
a. M5 (Marketing)
a) Wawancara
melakukan dischage planning/transfer pasien belum atau tidak disertai dengan pem-
Observasi
IRNA A terdapat beberapa poster seperti daftar tarif pelayanan,poster hak dan
Masalah
PASIEN
tindakan
Tindakan
Masalah
1. Teratasi
2. Belum teratasi
3. Teratasi sebagian
4. Muncul masalah baru
4. Pembagian jam kerja (shift)
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Nifas Pada tanggal 20 juli
2020 dengan jam kerja untuk kepala rungan 6 hari kerja, bidan 6 hari kerja dalam 1
minggu
b. Observasi
Berdasarkan hasil observasi di Ruang nifas jumlah jam kerja tenaga perawat dan
bidan dalam 1 hari yaitu:
- Pagi 7 jam kerja, dengan jumlah perawat/bidan sebanyak 3 orang yang terdiri dari 1
Kepala Ruangan, 1 Katim, dan 1 bidan pelaksana.
- Siang 7 jam kerja, dengan jumlah 2 orang yang terdiri dari 1 Kepala shift dan 1
Pelaksana/bidan.
- Malam 13 jam kerja, dengan jumlah 2 orang yang terdiri dari 1 Kepala shift, dan 1
perawat pelaksana/bidan.
- Libur 2 hari, dengan jumlah 2 orang yang terdiri dari 1 Kepala shift dan 1 perawat
pelaksana/bidan.
c. Masalah
Berdasarkan dari hsil observasi dan wawancara di ruang nifas di dapatkan bahwa
jumlah jam kerja untuk pagi dan siang sudah sesuai yaitu 7 jam, namun untuk
jumlah jam kerja malam tidak seimbang dengan pagi dan siang yaitu 13 jam.
5. Discharge Planning
a. Wawancara
Hasil dari Wawancara oleh zuhrah vitri yati Mahasiswa Profesi Ners Stikes Mataram
Discharge planning telah dilaksanakan namun perlu ditingkatkan. Pelaksanaan Dis-
charge planning di ruang peristi masih dilakukan secara lisan, belum menggunakan flip-
shart, media gambar / lembar balik maupun leaflet yang dapat dibawa pulang oleh pasien
atau keluarga pasien sebagai media untuk perawatan pasien secara mandiri di rumah
(perawatan lanjutan).
b. Observasi/Analisa data
Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana namun metode yang digunakan
masih belum optimal yaitu masih berupa lisan tanpa adanya media sebagai alat bantu.
Media penyampaian informasi berkaitan dengan perawatan seperti lembar balik/ gambar
dan leaflet untuk membantu pemahaman pasien terhadap penyampaian informasi yang
telah diberikan bidan maupun perawat terhadap perawatan yang harus dilakukan saat
pasien sudah berada di rumah.
c. Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan kesenjangan antara teori dan
pengaplikasian diruangan yaitu Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana na-
mun metode yang digunakan masih belum optimal yaitu masih berupa lisan tanpa
adanya media sebagai alat bantu.
4. M4 (Money)
a) Wawancara
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh Julyati Mahasiswa Profesi Ners Stikes
Mataram dengan kepala ruangan Nifas RSUD AWET MUDA NARMADA sumber
dana operasional berasal dari, APBN dan APBD selain itu dari BPJS dan Umum. Un-
tuk pembiayaan masalah kerusakan barang dari pihak ruangan langsung mengamprah
tetapi untuk kerusakan yang diakibatkan karena kesalahan dari perawat atau pasien di-
ganti oleh ruangan itu sendiri.
Adapun beberapa biaya tindakan di ruang Nifas adalah:
Tabel 1.1 Biaya tindakan diruang Nifas Adalah :
No. JENIS PELAYANAN BIAYA (Rp.)
1 JHP 60.000
2 ASKEB 30.000
3 KONSUL DR.SPOG 25.000
4 VISITE DR.SPOG 25.000
5 LAB 23.500
6 OBAT / RONTGEN 75.000
7 USG 95.000
8 CTG 55.000
9 EKG 58.000
10 INJEKSI PERSALINAN 520.000
11 PERSALINAN NORMAL 520.000
12 PERSALINAN DENGAN PENYAKIT 950.000
13 PASANG/BUKA INFUS 44.000
14 PASANG DC 58.000
15 02 32.500
16 JASA TRANFUSI 58.000
17 JUMLAH DARAH (KOLF) 350.000
18 JHP RAWAT BAYI GABUNG 30.000
19 ASKEB BAYI RAWAT GABUNG 30.000
20 KONSUL DR UMUM 10.000
Sumber : Admin RSUD AWET MUDA NARMADA
Ruangan memiliki sumber dana kebersamaan yang disetorkan oleh masing-
masing pegawai kepada bendahara yang diperuntukkan apabila ada salah seorang
dari teman atau keluarga rekan kerjanya yang sakit atau menikah dan acara
lainnya untuk disumbangkan, namun terkadang iuran ini tidak lancar tiap
bulannya dikarekan ada beberapa pegawai yang tidak rutin menyetornya sehingga
mengharuskan menomboknya dibulan berikutnya.
b)Kajian Data
Berdasarkan Kajian Data yang dilakukan oleh Julyati Mahasiswa Profesi Ners
Stikes Mataram yang diperoleh dari ruang Nifas RSUD Awet Muda Narmada
didapatkan data bahwa status pasien berdasarkan sumber dana operasional di
ruang Nifas adalah:
Tabel 2.10. Distribusi Status Pasien Berdasarkan Sumber Dana Operasional Di Ruang
Nifas periode April – Juni 2020
No Status Jumlah %
1 BPJS 260 80%
2 Umum 41 12%
4 Dinsos 20 8%
Total 321 100%
Sumber: Register ruang NIFAS RSUD AWET MUDA NARMADA
- Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan Nifas Rumah Sakit
Awet Muda Mataram, Diruangan tidak melakukan marketing secara khusus,
ketika perawat melakukan dischage planning/transfer pasien belum atau tidak dis-
ertai dengan pemberian brosur atau leaflet.
- Observasi
Sudah di maksimalkannya alat-alat promosi kesehatan seperti banner, di
ruang Nifas terdapat beberapa benner tentang cara-cara memakai masker yang
benar dan jaga diri dan keluarga dari covid-19 dengan cara (GERMAS),terdapat
poster 6 keselamatan pasien, poster/benner cuci tangan 6 langkah tidak
disediakan, handrub disediakan didepan ruangan pasien, leaflet 10 penyakit ter-
banyak belum dilengkapi.
A. Masalah
Parsial 0 0 0 0
Jumlah 1 1 1 1
Tabel Distribusi Alat Non Medis Ruang PERISTI RSUD AWET MUDA
NARMADA
Keterangan
No Nama alat Jumlah Baik Kurang Rusak
baik
1 Meja resepsionis 1 1
2 Meja biro hitam 1 1
3 Kursi kerja coklat 4 4
4 Kursi kerja biru 5 5
5 Kursi kerja lipat 1 1
6 Lemari kaca 2 pintu 1 1
7 Lemari besi 2 pintu kecil 1 1
8 Meja makan 1 1
9 Ember plastik bertutup besar 1 1
10 AC unit 1 1
11 Tempat sampah 2 2
12 Lemary emergency 1 1
13 Kasur / matras 2 2
14 Bantal 2 2
15 Sepray bayi 14 14
16 Selimut bayi 37 37
17 Dispenser 1 1
18 Kulkas 1 1
19 Wastapel 1 1
Jumlah 78 78
Sumber: Buku inventaris Ruang PERISTI RSUD AWET MUDA NARMADA.
Berdasarkan hasil wawancara oleh Rista Agus Kurdani Mahasiswa Profesi Ners
Stikes Mataram dengan Kepala Ruangan Di ruangan PERISTI RSUD Awet Mudah
Narmada didapatkan hasil wawancara seputar SOP bahwa setiap perawat wajib
mengetahuhi SOP yang sudah ditetapkan RSUD Awet Mudah Narmada, kepala
ruangan juga mengatakan bahwa SOP sebagai masi dalam proses Pengerjaan dan
e) Observasi
Berdasarkan hasil Observasi oleh Rista Agus Kurdani Mahasiswa Profesi Ners
Stikes Mataram di ruangan PERISTI terkait SOP beberapa Perawat Peristi belum
f) Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi oleh Rista Agus Kurdani Mahasiswa
Profesi Ners Stikes Mataram, Bahwa Perawat sudah melaksanakan tindakan sesuai
SOP namun belum dilakukan secara optimal, dan juga masi ada SOP yang belum ada
di ruangan.
3. Timbang Terima
b. Wawancara.
Berdasarkan hasil wawancara dan dengan beberapa perawat diruang Peristi
RSUD Awet Mudah Narmada prosedur timbang terima selama ini di lakukan pada
setiap pergantian shift dengan model SOAP. Pada saat observasi selama 3 hari di
ruang Peristi diadakan timbang terima sudah berjalan sesuai tahapan timbang ter-
ima dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas dan lengkap tentang
tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum dan
perkembangan pasien saat itu.
Discharge Planning
Wawancara
Hasil dari Wawancara oleh Rista Agus Kurdani Mahasiswa Profesi Ners Stikes
Mataram Discharge planning telah dilaksanakan namun perlu ditingkatkan. Pelaksanaan
Discharge planning di ruang peristi masih dilakukan secara lisan, belum menggunakan
flipshart, media gambar / lembar balik maupun leaflet yang dapat dibawa pulang oleh
pasien atau keluarga pasien sebagai media untuk perawatan pasien secara mandiri di
rumah (perawatan lanjutan).
Observasi/Analisa data
Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana namun metode yang digunakan
masih belum optimal yaitu masih berupa lisan tanpa adanya media sebagai alat bantu.
Media penyampaian informasi berkaitan dengan perawatan seperti lembar balik/ gambar
dan leaflet untuk membantu pemahaman pasien terhadap penyampaian informasi yang
telah diberikan bidan maupun perawat terhadap perawatan yang harus dilakukan saat
pasien sudah berada di rumah.
c. Masalah
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi didapatkan kesenjangan antara teori dan
pengaplikasian diruangan yaitu Pelaksanaan discharge planning sudah terlaksana na-
mun metode yang digunakan masih belum optimal yaitu masih berupa lisan tanpa
adanya media sebagai alat bantu.
Ronde Keperawatan
a. Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh rista agus kurdani dengan kepala
ruangan peristi, bahwa ronde keperawatan belum pernah dilakukan, dikarenakan belum ada
kasus yang perlu diadakan ronde keperawatan dan ruangan peristi tergolong masi baru.
5. Program Sentralisasi Obat
a. Wawancara
Berdasarkan wawancara alur sentralisasi obat yang terdapat di Ruang
PERISTI RSUD Awet Mudah Narmada berawal dari dokter, kemudian diberikan
kepada perawat/bidan, lalu diberikan kepada farmasi/apoteker, kemudian obat
diserahkan kepada perawat/bidan, selanjutnya Perawat menyimpan dilemari obat
(loker) dan diberikan kepada pasien pada sat waktunya pemberian obat.
b. Observasi
Berdasarkan Observasi dilakukan oleh Rista Agus Kurdani mahasiswa stikes
mataram bahwwa Alur sentralisasi Obat kurang sesuai dengan tahapan yang ada di
teori, dimana keluarga pasien tidak mengambil sendiri ke apoteker, sehingga
apoteker tidak memberikan penjelasan terkait obat kepada keluarga pasien.
c. Masalah
Berdasarkan hasil Wawancara dan observasi, didapatkan bahwa Alur
sentralisasi Obat kurang sesuai dengan tahapan yang ada di teori, dimana keluarga
pasien tidak mengambil sendiri ke apoteker, sehingga apoteker tidak memberikan
penjelasan terkait obat kepada keluarga pasien.
6. Supervisi
a. Wawancara
PENANGGUNG JAWAB
KEPALA RUANGAN
SARANA/PRASARANA
PA PA ADMINISTRASI PA PA
PA PA PA PA
Data Primer IRNA B, 20 Juli 2020
a. M1 (MAN)
Wawancara, menurut Kepala ruangan Tenaga keperawatan di IRNA B RSAM Nar-
mada, Lombok Barat berjumlah orang, dengan karakteristik sebagai berikut:
1) Berdasarkan tingkat pendidikan
ners keperawatan : 7 orang
D3 Keperawatan : 2 orang
D4 Keperawatan : 2 orang
2) Status kepegawaian
PNS : 2 orang
Kontrak Daerah : 4 orang
Kontrak Covid 19 : 4 orang
3) Kriteria umur
24-29 tahun : 9 orang
30-35 tahun : - orang
36-41 thun : 2 orang
42-47 tahun : - orang
48-53 tahun : - orang
54-59 tahun : - orang
4) Tenaga non keperawatan
Tata usaha: - orang
Petugas gizi: - orang
Panata jasa : - orang
Pekarya kesehatan: - orang
5) Mahasiswa = 21 orang
6) Tenaga medis
Jumlah dokter: 1 orang
Konselor : - orang
7) Ketrampilan perawat : 5 orang pernah mengikuti pelatihan BTCLS
Masalahnya masih kurangnya jumlah perawat untuk melakukan perawatan
b. M2 (MATERIAL)
Di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat material atau fasilitas yang ada diruan-
gan.
5. Peralatan Medis dan Non-Medis
a) Wawancara
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat IRNA IIIB RSUD kota mataram
pada tanggal 21 Juli 2020 alat medis dan alat non medis sudah memenuhi
standard rumah sakit.
b) Observasi :
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Ruang IRNA B didapatkan data
sebagai berikut :
Tabel Distribusi Alat Medis Ruang IRNA B RSUD Awet Muda Mataram
Keterangan
No Nama Alat Jumlah Baik Kurang Rusak
Baik
1 Stetoskop 2 2 0 0
3 Tensi Digital 4 4 0 0
4 GDS 1 1 0 0
5 Gunting Plester 1 1 0 0
6 Torniket 1 1 0 0
7 Troli 1 1 0 0
8 O2 Mobile 3 3 0 0
9 Syringe pump 1 1 0 0
10 Nebulizer 1 1 0 0
11 Thermometer 2 2 0 0
12 Infus pump 1 1 0 0
13 Oksimetry (SP02) 1 1 0 0
14 Ambubag 1 1 0 0
15 Tabung suction 1 1 0 0
16 EKG 1 1 0 0
17 Photo viewer 1 1 0 0
Jumlah 25 25 0 0
Tabel Distribusi Alat Non Medis Ruang IRNA B RSUD Awet Muda Kab
Lombok barat.
Keterangan
No Nama Alat Jumla Bai Kurang Rusak
h k Baik
1 Bed Pasien 20 20 0 0
2 Selimut 3 3 0 0
3 Sprei 20 20 0 0
4 Sarung Bantal 20 20 0 0
5 Sarung Bantal 0 0 0 0
Guling
6 Perlak 15 15 0 0
7 Tiang Infus 20 20 0 0
8 Lemari Pasien 20 20 0 0
9 Lemari Alat 3 3 0 0
10 Lemari Linen 1 1 0 0
11 Meja 3 3 0 0
12 Kursi Roda 1 1 0 0
13 Kursi Plastik 0 0
14 Komputer 1 1 0 0
15 Bak Sampah 13 13 0 0
16 Handrub 7 7 0 0
17 Jam dinding 1 1 0 0
18 Kipas Angin 7 7 0 0
19 AC 7 7 0 0
20 Kulkas 3 3 0 0
21 Wastafel 9 9 0 0
22 Bantal 21 21 0 0
23 Bantal guling 0 0 0 0
24 TV 7 7 0 0
25 Celemek 2 2 0 0
26 Mesin Suction 1 1 0 0
27 Alat sterilisasi 0 0 0 0
(Sinar UV)
28 Cool Box 0 0 0 0
29 Box Alat 3 3 0 0
30 Sepatu Bots 13 13 0 0
31 Ember/Bak 0 0
33 Appar 1 1 0 0
34 Troli Emergency 1 1 0 0
35 Buku TTV 1 1 0 0
35 Buku register 1 1 0 0
Jumlah 225 225 0 0
c. M3(METHODE)
Wawancara, menurut Kepala ruangan Di IRNA B RSAM Narmada, Lom-
bok Barat metode yang digunakan dalam SAK adalah metode tim yang dibagi 1
dokter penanggung jawab, 1 karu, 1 ketua dan 1 anggota sarana dan prasarana RS, 4
tim dengan masing-masing ketua tim dengan anggotanya yang berjumlah 8 orang
dan 1 orang petugas administrasi. Pembagian shift dibagi menjadi 3, yaitu pagi, sore,
dan malam. Sebelum dinas dimulai tidak ada dilakukan doa bersama. Sedangkan
operan hanya dilakukan melalui buku operan dan tidak ada operan secara langsung
dari perawat shift sebelumnya dengan perawat yang shift berikutnya.
Observasi di ruangan Dalam ruangan metode yang dipakai dalam mem-
berikan asuhan keperawatan adalah SAK dan SOP. SAK yang digunakan dari mulai
pengkajian, diagnose, perencanaan, implementasi dan evalusi termasuk persiapan
pasien pulang , tetapi belum dilaksanakan dengan maksimal. Untuk SOP digunakan
adalah:
1) Perawatan jenasah
2) Pemulangan pasien
3) Pemeriksaan EKG
4) Pemasangan kateter
5) Pemeriksaan tambahan
6) Mengukur tekanan darah
7) Mengukur berat badan
8) Inform consent
9) Pemeriksaan pernafasan
10) Pemberian injeksi IC
11) Pemberian injeksi IM
12) Pemeriksaan fisik
13) Mencuci tangan
14) Pemeriksaan denyut nadi
15) Pemeriksan vital sign
d. M4(MONEY)
Wawancara, menurut Kepala ruangan Di IRNA B RSAM Narmada, Lom-
bok Barat tidak mengatur pelayanan keuangan, semua pelayanan keuangan diatur
dari pusat sentral RSAM, ruangan IRNA B merupakan ruangan isolasi covid 19 se-
hingga tidak memungut biaya kepasien untuk kamar perawatan karena sudah ditang-
gung, gaji perawat 8 ratus perbulan, dengan PNS sesuai golongan. Ditambah dengan
insentif covid sampai 7,5 juta. Dengan biaya pakaian hazmat 800.000 dalam 1 set
pakaian hazmat.
e. M5(MARKETING)
Wawancara, menurut Kepala ruangan Di IRNA B RSAM Narmada, Lom-
bok Barat terdapat nilai kelebihan karena merupakan ruangan isolasi covid 19 dan
dapat menerima pasien dengan diagnose covid 19, di dukung dengan lokasi ruangan
yang terpisah di belakang RS menjadikan tempat yang sesuai terhadap pasien-pasien
diagnose covid 19. Kekurangannya karyaan dan perawat yang bekerja disana lebih
rentan terkena covid 19.
.Letak ruangan
VIP 1 VIP 2 VIP 3 TK 1 TK 2 TK 3 TK 4
R. JAGA R. GANTI R. SWAB + R. SWAB + R. SWAB + R. PDP R.
TINDAKAN
1 2 3 7 8 9 13 14 15 19 20
PINTU
LORONG ISOLASI COVID 19
MASUK
4 5 6 10 11 12 16 17 18
R. JAGA
NURSE
INFEKSIU R. TUNGGU R. SKRINING
STASION R. SWAB + R. SWAB + R. SWAB +
GUDANG S
WC TK 10 TK 9 TK 8 TK 7 TK 6 TK 5
Weakness:
1. Jumlah tenaga keperawatan tidak seband- 0,2 2 0,4
ing dengan jumlah pasien
2. Kurangnya kesejahteraan perawat 0,2 2 0,4
3. Kurang tanggap dalam menangani pasien 0,4 2 0,8
4. Sebagian perawat belum mengikuti pelati- 0,2 2 0,4
han MAKP
1 2,0
TOTAL
Weakness
1. Penempatan alat medis belum teratur 0,4 3 1,2
2. Belum terpakainya sarana dan prasarana se- 0,3 3 0,9
cara optimal
3. Perawatan alat medis belum optimal 0,3 3 0,9
1 3,0
TOTAL
3 Methode (M3)
1. MAKP
a. Internal Faktor (IFAS):
Strength
1. Mengaplikasikan metode keperawatan 0,3 2 0,6
2. Supervisi sudah dilakukan kepala ruangan 0,2 2 0,4
3. Mempunyai standar asuhan keperawatan 0,2 2 0,4
yang sudah baku yaitu NANDA NIC-NOC
4. Terlaksananya komunikasi yang adekuat
antara perawat dengan tim kesehatan lain 0,2 3 0,6
5. Ketenagaan keperawatan sudah memenuhi
syarat ruangan 0,1 3 0,3
TOTAL
1 2,3 2,3-2,0=0,3
Weakness
1. Ruangan memiliki visi, misi, dan motto 1 0,5
sebagai acuan melaksanakan kegiatan 0,5
pelayanan
2. Sebagian perawat belum mengikuti pelati- 3 0,6
han 0,2
3. Kelengkapan SOP dan SAK 3 0,9
0,3
2,0
TOTAL 1
1 3,7
TOTAL
3,7-3,7=0
Threatened
1. Persaingan antar rumah sakit yang se- 0,3 3 0,9
makin ketat
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin 0,3 4 1,2
tinggi
3. Adanya kesadaran masyarakat/pasien/
keluarga akan kesehatan, tanggung jawab 0,4 4 1,6
dan tanggung gugat
TOTAL
1 3,7
4 Supervisi
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Kepala ruangan mendukung dan melak- 0,6 2 1,2
sanakan supervise
2. Terdapat tenaga kompeten yang dapat 0,4 3 1,2
menjadi supervisor
TOTAL 1 2,4 2,4-2,4=0
Weakness
1. Belum adanya dokumentasi supervisi yang 0,4 3 1,2
jelas
2. Supervisi belum dilaksanakan dengan 0,6 2 1,2
maksimal
TOTAL 1 2,4
Threatened
1. Tuntutan pasien sebagai konsumen untuk 1 3 3,0
mendapatkan pelayanan yang professional
TOTAL 1 3,0
5 Timbang Terima
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan tim- 0,3 3 0,9
bang terima setiap pagi
2. Adanya laporan jaga setiap shift 0,2 3 0,6
3. Timbang terima sudah merupakan kegiatan 0,2 3 0,6
rutin yang telah dilaksanakan
4. Adanya kemauan perawat untuk melakukan 0,2 3 0,6
timbang terima
5. Pendokumentasian timbang terima ditulis 0,1 3 0,3
langsung pada status pasien.
1 3,0 3,0-3,0=0
TOTAL
Weakness
1. SOP timbang terima sudah ada namun 0,5 3 1,5
belum dimanfaatkan dengan baik
2. Timbang terima sudah dilakukan dengan 0,5 3 1,5
baik, tetapi intervensi masih bersifat
umum tidak berdasarkan MK.
1 3,0
TOTAL
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 0,5 4 2,0
masyarakat untuk mendapatkan pelyanan
keperawatan yang professional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat ten- 0,5 3 1,5
tang tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat sebagai pemberi Asuhan keper-
awatan.
TOTAL 1 3,5
6 Dokumentasi keperawatan
a. Internal Faktor (IFAS)
Strength
1. Tersedia sarana dan prasarana dokumentasi 0,1 3 0,3
untuk tenaga kesehatan (sarana adminis-
trasi penunjang)
2. Sudah ada sistem pendokumentasian 0,3 3 0,9
3. Format asuhan keperawatan sudah ada 0,4 2 0,8
4. Adanya kesadaran perawat tentang tang- 0,2 3 0,6
gung jawab dan tanggung gugat.
TOTAL 1 2,6
2,6-3,0 = -0,4
Weakness
1. Dari observasi status pasien kelengkapan 0,5 3 1,5
pengisian
2. SAK dan SOP belum maksimal digunakan. 0,5 3 1,5
TOTAL 1 3,0
1 3,0 3,0-3,0 = 0
Threatened
1. Tingkat kesadaran masyarakat (pasien dan 0,5 3 1,5
keluarga) akan tanggung jawab dan tang-
gung gugat.
2. Persaingan RS dalam memberikan 0,5 3 1,5
pelayanan keperawatan.
TOTAL 1 3,0
7 RONDE KEPERAWATAN
a. Internal faktor (IFAS)
Strength:
1. Ruangan mendukung adanya kegiatan 0,3 2 0,6
ronde keperawatan
2. Adanya kemauan perawat untuk berubah 0,3 3 0,9
dan berkembang
3. Terdapat tenaga kompeten untuk 0,4 2 0,8
melakukan ronde keperawatan perawat di
ruangan, ahli gizi, dokter spesialis, fisoter-
api, farmasi
TOTAL 1 2,3 2,3-3,5 = -0,8
Weakness:
1. Ronde keperawatan tidak dilakukan secara 0,5 4 2,0
SOP rutin
2. Karakteristik tenaga yang memenuhi kuali- 0,5 3 1,5
fikasi belum merata
TOTAL 1 3,5
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari 1 3 3,0
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih professional sehingga
membutuhkan pendanaan yang lebih besar
untuk mendanai sarana dan prasarana.
TOTAL
1 3,0
9 MARKETING
(M5)
a. Internal faktor (IFAS)
Strength
1. BOR ruangan selama dua hari sudah sesuai
dengan standar yaitu 83% 0,1 1 0,1
2. Adanya variasi karakteristik dari pasien
(BPJS, umum, Dinas Sosial) 0,2 2 0,4
3. Sebagai tempat mahasiswa keperawatan
D3, S1 dan profesi ners 0,2 3 0,6
4. Kelebihan ruangan sebagai ruangan isolasi
covid 19 0,6 3 1,8
TOTAL
1 2,9
Weakness 2,9 – 3,0 = -
1. LOS yang memanjang karena perawatan 1 3 3,0 0,1
yang lama
TOTAL 1 3,0
b. Eksternal faktor (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa profesi ners praktik 0,5 3 1,5
manajemen
2. Kerjasama yang baik antara perawat dan 0,5 3 1,5
mahasiswa
TOTAL 1 3,0 3,0 – 3,0 = 0
Threatened
1. Adanya peningkatan standard masyarakat 0,5 3 3,0
yang harus dipenuhi
2. Persaingan RS dalam memberikan 0,5 3 3,0
pelayanan keperawatan
TOTAL 1
10 Dischange Planning
a. Internal Faktor(IFAS)
Strength
1. Tersedianya sarana dan pra sarana dis-
change planning di ruangan untuk pasien 0,4 3 1,2
pulang
2. Adanya kartu control 0,3 3 0,9
3. Perwat memberikan pendidikan kesehatan 0,3 3 0,9
kepada pasien dan keluarga
total 1 3,0 3,0 – 2,7 = 0,3
Weakness
1. Keterbatasan waktu dan tenaga 0,2 3 0,6
2. Kurang kemampuan untuk memberikan 0,2 3 0,6
pendidikan kesehatan
3. Tersedia lealet tapi masih kurang 0,3 2 0,6
4. Pendokumentasian pendidikan kesehatan 0,3 3 0,9
Total 1 2,7
b. Ekternal Faktor
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1/NERS keperawatan 0,5 3 1,5
yang melakukan praktek mengement keper-
awatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara maha- 0,5 3 1,5
siswa dengan perwat yang ada di ruangan
Total
1 3,0 3,0 – 3,0 = 0
Threatenrd
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk menda- 0,4 3 1,2
patkan peayanan keperawatan professional
2. Makin tinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan 0,3 3 0,9
3. Persaingan antar RS semakin ketat
Total 0,3 3 0,9
1 3,0
keterangan
pemberian nilai pada kolom rating untuk aspek:
1. Strength dan Opportunity
: sangant baik=4, baik=3, cukup=2, kurang=1
2. Weakness dan Threatenrd
:sangan baik=1, baik=2, cukup=3, kurang=4
B. Diagram Layang Analisis SWOT Ruang IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat (data
primer IRNA B, 20 Juli 2020)
1,0
C. Diagram Matrix
PELUANG
3 1
Dokumentasi Keperawatan di IRNA
B RSAM Narmada, Lombok Barat M1/Man Jumlah sumber daya manusia di IRNA B
RSAM Narmada, Lombok Barat terdapat 5 orang ners
cukup baik namun perlu adanya sudah sesuai dengan kondisi ruangan yang merupaka
kedisiplinan dan kerapian untuk ruangan isolasi covid 19
M4/ Money, tidak ada masalah dalam menengement
menata dokumen-dokumen keuangan di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat
KELEMAHAN KEKUATAN
2
ANCAMAN
D. Identifikasi Masalah
Setelah dilakukan analisis situasi dengan menggunakan pendekatan SWOT maka kelom-
pok dapat merumuskan masalah sebagai berikut:
1. M1/Jumlah sumber daya manusia di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat terdapat 5
orang ners sudah sesuai dengan kondisi ruangan yang merupaka ruangan isolasi covid 19
2. M2/ Sarana dan prasarana untuk tindakan perawatan di IRNA B dalam kondisi baik dan
dapat di gunakan
3. M3/ Methode di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat cukup baik, namun perlu
adanya penambahan SOP sesuai dengan perawatan pasien covid 19 dan SAK belum di-
jalankan dengan maksimal
4. M4/ Money, tidak ada masalah dalam menengement keuangan di IRNA B RSAM Nar-
mada, Lombok Barat
5. Supervisi belum terlaksana dengan baik karena kendala persiapan perawat serta tidak
ada form baku penilaian tindakan supervisi keperawatan.
6. Timbang terima di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat masih kurang, sehingga
perlu ditingkatkan lagi dalam melakukan operan di ruangan agar tidak terjadi kesalahan
dalam tindakan keperawatan pada pasien covid 19
7. Ronde keperawatan belum terlaksana dan perlu dibentuk tim khusus secara perlu diagen-
dakan secara berkala agar berjalan optimal.
8. M5/Marketing di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat belum terlaksanakan dengan
baik dikarenakan jumlah BOR yang di bawah normal dankurangnya ketersediaan ruan-
gan tambahan bagi pasien covid 19 yang baru
9. Dischange Planning di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat sudah berjalan dengan
cukup baik namun perlu ditingkatkan lagi
10. Dokumentasi Keperawatan di IRNA B RSAM Narmada, Lombok Barat cukup baik na-
mun perlu adanya kedisiplinan dan kerapian untuk menata dokumen-dokumen keper-
awatan agar tidak tercapur dengan dokumen lainnya
E. Prioritas Masalah
Evaluasi