PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
berbentuk
pelayanan
bio-psiko-sosio-spiritual
yang
yaitu
perencanaan,
pengorganisasian,
pelaksanaan
dan
Direktorat
jenderal
Pelayanan
Medik
DEPKES
RI
No:
bermutu
dapat
dilaksanakan
melalui
hasil
pemeriksaan
penunjang;
(3)
menetapkan
b. Mendiagnosa
masalah-masalah
terkait
dalam
proses
termotivasi
untuk
meningkatkan
kualitas
pelayanan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Manajemen
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif
dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant &
Massey, 1999 dalam Nursalam 2007). Manajemen juga diartikan sebagai
suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam banyak
hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
mencapai
perencanaan,
tujuan
organisasi
pengorganisasian,
dengan
pelaksanaan
penyusunan
fungsi-fungsi
personalia/kepegawaian,
Pembagian kerja
2.
3.
Disiplin
4.
Kesatuan komando
5.
Kesatuan arah
6.
7.
8.
Sentralisasi
9.
Rantai skala
10. Tertib
11. Adil
12. Kestabilan personalia
13. Inisiatif
14. Esprit de corps
Dalam perusahaan, sumber daya dapat dibagi menjadi lima (5M) :
1. Menurut George R. Terry (1998) : Man, Materials, Machines, Methods,
Money.
Definisi
Manajemen keperawatan diartikan secara singkat sebagi proses
pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada
pasien / keluarga / masyarakat. (Suyanto, 2008: 5)
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional (Nursalam, 2007).
Manajemen
keperawatan
adalah
perencanaan.
Perencanaan
adalah yang utama untuk seluruh aktivitas yang lain atau fungsi-fungsi
dari manajemen. Perencanaan adalah suatu pemikiran atau konsep nyata
yang sering dilaksanakan dalam penulisan, meskipun banyak orang
dalam perawatan menggunakan perencanaan secara informal, tanggung
jawab dari perencanaan tidak dituliskan, kemungkinan tidak dilaksanakan
(Swansburg, 2000).
Pada hakikatnya proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses
keperawatan
sebagai
satu
metode
pelaksanaan
asuhan
keperawatan
adalah
pernyataan
keyakinan
tentang
a.
Hak
pasien
untuk
mendapatkan
pelayanan
dan
menentukan kehidupannya
b.
Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membedabedakan agama, suku, warna kulit, status dan jenis kelamin.
c.
d.
e.
Perlunya
koordinasi
dan
kerjasama
dalam
S = V + M1 + M2
SV + M1 = Serba Tanggung
V + M2 = Melamun
M1 + M2 = Sampat ditempat yang salah
Keterangan :
S
: Sukses
: Visi
10
M1
: Misi
M2
: Motivasi
3.
Pengkajian-Pengumpulan Data
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada
suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin
berupa
sebuah
pembebasan
dari
gejala,
eliminasi
resiko,
Diagnosis
Perencanaa
n
Pelaksanaa
n
Evaluasi
PROSES KEPERAWATAN
Pengumpulan
data
Perencanaan
Pengelolaa
n
Kepegawaian
Kepemimpinan
Pengawasan
diruangan
atau
sebagian
pendekatan
system
PROSES
HASIL
yang
11
Perencanaan
1) Definisi
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan
penentuan secara matang hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang
akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan
(Siagian, 2001).
a)
Menentukan
kebutuhan
dalam
asuhan keperawatan
b)
Menegakan tujuan
c)
d)
Memutuskan
ukuran
dan
tipe
f)
Menegakan kebijaksanaan
Prosedur Perencanaan dimaksudkan untuk menyusun suatu
perencanaan yang strategis dalam mencapai suatu tujuan
organisasi yang telah ditetapkan yaitu :
g)
12
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
b)
Kumpulkan data
c)
Analisa
d)
Buat alternatif
e)
f)
g)
Susun rencana
h)
Kaji ulang
Pengumpulan data
b)
c)
Pembuatan rencana
13
c.
Pengorganisasian
1)
Definisi Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, tugas, kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa
sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu
kegiatan kesatuan yang telah ditetapkan. (Siagian,1983 dalam Juniati)
Sedangkan
Szilagji
(dalam
Juniati)
mengemukakan
bahwa
fungsi
Pola
struktur
yang
berarti
proses
hubungan
c)
Struktur
kerja
organisasi
termasuk
kelompok
2)
3)
Prinsip-prinsip pengorganisasian
a)
Pembagian kerja
b)
Pendelegasian tugas
c)
Koordinasi
d)
Manajemen waktu
14
ruang rawat.
Pengelompokan kegiatan
Manager keperawatan dalam hal ini kepala ruangan bertanggung jawab
mengorganisir tenaga keperawatan yang ada dan kegiatan pelayanan
keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan kebutuhan klien,
sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang ada
diunitkerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas:
Tingkat pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya
keperawatan mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia
misalnya anak, dewasa, usia lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang
dialami klien misalnya perawatan bedah/ortopedi, kulit.Terapi yang
dilakukan, misalnya rehabilitas, kemoterapi. Dibeberapa rumah sakit ini
pengelompokkan klien didasarkan atas kombinasi kategori diatas.
4)
Pelaksanaan
1)
Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan secara sosial dimana
satu kelompok memiliki suatu kemampuan yang lebih besar untuk
mempengaruhi perilaku orang yang lain daripada untuk dipengaruhi oleh
orang lain (Gillies).
Beberapa
faktor
yang
dapat
mempengaruhi
perilaku
Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan akan menentukan pola pikir dan wawasan
seseorang. Hal tersebut tidak kita pungkiri, termasuk dalam hal ini
pola pikir dan wawasannya tentang kepemimpinan. Selain itu
tingkat pendidikan juga merupakan bagian dari pengalaman kerja
(Rakhmat, 1999 dalam Rohayani, 2007).
b)
15
pertumbuhan
dalam
pekerjaan
dan
jabatan.
hanya
berpengalaman,
apabila
dijalani
dan diharapkan
proses
orang
belajar
yang
dan
bersangkutan
Seseorang
akan
mengerti
Orang
ini
mempunyai
d)
Mcgregor,
variabel
untuk
memahami
kepemimpinan :
a) Karakteristik pimpinan
b) Sikap, kebutuhan dan karakteristik bawahan
c) Orang ini percaya bahwa perilaku yang diminta adalah
sesuai dengan kehendak perorangan dengan nilai yang
baik
d) Keadaan ekonomi, ekonomi, dan politik lingkungan
16
Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan diartikan sebagai suatu cara penampilan
karakteristik atau tersendiri. Menurut Follet (1940 dalam Nursalam,
2003), gaya didefinisikan sebagai hak istimewa yang tersendiri dari si
ahli dengan hasil akhir yang dicapai tanpa menimbulkan isu sampingan.
Gillies (1970 dalam Nursalam, 2002). menyatakan bahwa gaya
kepemimpinan dapat didefinisikan berdasarkan perilaku pemimpin itu
sendiri. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh adanya pengalaman
bertahun-tahun dalam kehidupannya, oleh karena itu kepribadian
seseorang akan mempengaruhi gaya kepemimpinan yang digunakan.
a)
b) Menurut likert
Otoriter eksploratif
Authoritative
Konsultatif
Partisipatif
perubahan
dan
lebih
suka
dipimpin
daripada
memimpin.
Teori Y
Teori Y mengasumsikan bahwa bawahan itu senang bekerja,
bisa menerima tanggung jawab, mampu mandiri, mampu
mengawasi diri, mampu berimajinasi dan kreatif.
Dari teori ini gaya kepemimpinan dibedakan menjadi 4
macam yaitu :
1) Gaya kepemimpinan Diktator
17
serta
menggunakan
ancaman
dan
hukuman
e)
f)
Intruksi
Konsultatif
Partisipasi
Delegasi
Otoriter
Gaya kepemimpinan ini pimpinan akan bertindak sendiri dan
memberitahukan kepada para bawahannya bahwa ia telah
mengambil keputusan tertentu dan para bawahannya itu hanya
18
(2)
Pimpinan
bersedia
melimpahkan
sebagai
wewenang
kepada bawahan
(3)
(4)
19
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
kehadirannya
kerjanya
sehingga
dibutuhkan
akan
dalam
lingkungan
memungkinkan
akan
3.
Liberal
Kepemimpinan
kemampuan
gaya
Liberal
mempengaruhi
atau
Laissez
orang
lain
Faire
agar
adalah
bersedia
20
jawab
keberhasilan
organisasi
dipikul
oleh
perorangan
Pada gaya kepemimpinan ini terlihat bahwa keterlibatan
bawahan sangat tinggi untuk menentukan alur kerja
organisasi
sehingga
pada
satu kondisi
akan
sangat
2)
Komunikasi
Adalah alat atau cara seseorang mengirim pesan ke orang lain
dan mengharapkan respon dari orang tersebut (Johnson, 1981). Dalam
kontek manajemen manajer mengirimkan berita kepada bawahannya
baru dapat dikatakan berkomunikasi bila bawahannya menerima dan
mengerti pesan yang disampaikan dan memiliki persepsi yang sama
diantara keduanya.
21
1.
b.
c.
Mengubah perilaku
d.
M
empengaruhi
Dalam konteks manajemen dan kepemimpinan komunikasi
digunakan
oleh
manajer
untuk
mempengaruhi
pikiran,
Hambatan Komunikasi
Secara objektif hambatan yang secara tidak disengaja
keberadaannya (faktor lingkungan, kurang kemapuan, waktu yang
tidak tepat, media tidak cocok). Secara subjektif hambatan yang
secara
sengaja
dibuat
sehingga
menimbulkan
gangguan
F
aktor komunikator
1)
2)
3)
4)
b. Faktor komunikan
1) Selektifitas
2) Antisipasi terhadap isi pesan
3) Komunikan
mempunyai
anggapan-anggapan
terhadap komunikator
3.
Faktor Pendukung
a.
Komunikator
tertentu
22
1)
2)
b.
Komunikan
1)
2)
3)
4)
PT ST
Partisipasi
PR SR
Selling
PR ST
Delegasi
Telling
untuk
kondisi
struktur
tugas
tinggi
dan
pertimbangan rendah
Manajer
memerintahkan
bawahan
tentang
apa,
23
Partisipasi :
hubungan tinggi
Pimpinan
dan
bawahan
bersama-sama
membuat
Bawahan
diberi
kesempatan
untuk
memainkan
4. Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan
menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah sehingga orang
lain dapat mengerti dan menerima maksud dan tujuan pemberi
pesan.Pesan dapat berupa pesan verbal, tertulis, ataupun nonverbal.
Proses ini juga melibatkan suatu lingkungan internal dan eksternal,
dimana komunikasi dilaksanakan. Lingkungan internal meliputi: nilainilai, kepercayaan, temperamen, dan tingkat stress pengirim pesan dan
penerima pesan, sedangkan factor eksternal meliputi: keadaan cuaca,
suhu, factor kekuasaan, dan waktu. Kedua belah harus peka terhadap
factor internal dan eksternal, seperti persepsi dari komunikasi yang
ditentukan oleh lingkungan eksternal yang ada.
Factor internal
Komunikator
Factor
eksternal
Tertulis
Verbal
Pesan
Non-verbal
Factor internal
Faktor
eksternal
Komunikan
24
Gambar 2.4 Diagram proses komunikasi (Marquis & Huston, 1998: 290)
5. Prinsip komunikasi manajer keperawatan
Walaupun komunikasi dalam satu organisasi adalah sangat kompleks,
manajer harus dapat melaksanakan komunikasi melalui beberapa tahap
di bawah ini (Nursalam, 2007):
(1) Manajer harus mengerti sruktur organisasi, termasuk pemahaman
tentang siapa yamg akan terkena dampek dari pengambilan
keputusan yang telah dibuat. Jaringan komunikasi formal dan
(2)
(3)
(4)
(5)
metode
penulisan
dalam
mengkomunikasikan
25
tertulis,
khususnya
pada
stafnya.
Menurut
Asosiasi
kata-kata yang
tidak penting.
pasif
dan
agresif,
khususnya
agresif
yang
tidak
wajah,
gerakan
tubuh
dan
sikap
tubuh
atau
body
26
verbal dan non verbal, agar individu (atasan atau bawahan) dapat
menerima pesan secara jelas (Nursalam 2007).
27
MISI ORGANISASI
(terbaik dalam pelayanan
dan penilaian)
pendidikan
penghargaan
komunikasi
struktur
budaya
TUJUAN :
Peningkatan struktur
kesehatan pasien
dan organisasi dalam
meningkatkan
kepuasan pasien dan
perawat
PENCAPAIAN :
Struktur
implementasi
fokus kepada
klien
Struktur strategi
manajemenstrate
gis dalam
implementasi
Struktur/bagian
teknologi
TUJUAN :
TUJUAN :
Untuk mendukung
komunikasi dalam
pengambilan
keputusan dan
benchmarking
meningkatkan
kepuasn pasien
dan staf
PENCAPAIAN :
PENCAPAIAN :
Sistem kepuasan
staf
Strategi manajemen
tentang nilai-nilai
Perkembangan
filosofi RS
System
pembayaran
Jaringan dengan
mobile phone
jurnal
28
3. Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini
termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Stoner & freeman, 1995)
a.
Berdasarkan isinya
1)
2)
3)
4)
Fisiologi
= Gaji pokok
Aman
Kasih sayang
Harga diri
= Pencapaian posisi
dan
Menseleksi kesempatan
29
C.
Internal benchmarking
Competitive benchmarking
Functional benchmarking
Generic benchmarking
30
dan obat-obatan.
(10) Alat-alat rumah tangga: kasur, bantal, guling, meja, jam dinding,
kursi, lemari (besar dan kecil), lampu, alat makan (piring,
sendok, gelas), kompor, gayung, tempat sampah (medis, ATK,
umum), kapstok pakaian, rak handuk, keset, telepon dan white
board.
(11) ATK, amplop, buku ekspedisi, buku laporan, buku, lem,
perforator,
spidol,
formulir
(perencanaan,
pengkajian
dan
Hubungan perawat-klien
(1) Hubungan perawat-klien dimulai sejak klien masuk, selama
perawatan (pelaksanaan proses keperawatan) sampai klien pulang.
(2) Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna
karena merupakan metode utama dalam mengimplementasikan
proses keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan yang
31
dengan
kondisi.
(3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas
dan
berorientasi
pada
asuhan
keperawatan
yang
telah
direncanakan.
Mengadakan ronde keperawatan dan supervisi khusus.
Mengadakan rapat bulanan secara rutin.
Media komunikasi antar perawat menggunakan buku
laporan, bukuronde dan whiteboard.
e) Hubungan perawat-profesi lain
(1) Bekerjasama sebagai sebuah tim kesehatan untuk mengangani
(2)
(3)
(4)
(5)
f)
masalah tim.
Komunikasi antar profesi berjalan dengan baik
Proses pendelegasian jelas dilakukan secara jelas dan tertulis.
Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas
Saling menghargai antar profesi.
tinggi
akan
32
(c) Dimensi
kebijakan
organisasi
yaitu
mengenai
unsur
kesesuaian
antar tanggung
Dimensi
profesional
yaitu
perasaan
perawat
terhadap
Kekuatan Kerja
a. Manusia/Man
Jumlah tenaga perawat keseluruhan (profesional lanjut, profesional
pemula,
vokasional,
dan
lain-lain).
Jenis
ketenagaan
atau
: 1 jam/hari
: 2 jam/hari
3. Maksimal Care
: 2,5 jam/hari
: 52 Hari
2. Libur Nasional
3. Cuti Sakit
4. Jumlah Hari Pertahun
5. Jam Kerja Produktif
: 15 Hari
: 7 Hari
: 365 Hari
: 7 Jam
33
pelaksana pelaksana
Melaksanakan pengkajian
3.
keperawatan
terhadap
kepada
masalah keperawatan
Membantu pelaksana perawat dalam memberikan
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien
5.
obat-obatan dan
6.
7.
kegiatan di ruangan
Mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan perawatan
8.
yang dilakukan
Mengklasifikasikan/mengelompokan pasien diruangan
jawabkan
pelaksanaan
hasil
infeksi
Memberikan
penilaiaan
pelaksanaan
pekerjaan
34
pencatatan dan
pelaporan
14. Menghadiri pertemuan berkala yang di adakan oleh ka.
Sie keperawatan dan staf, ka. Instalasi rawat inap
15. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh ka. Sie
keperawatan dan ka. Instalasi rawat inap
(b) Uraian tugas clinical Instruktur
1. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan
2.
3.
4.
tenaga lainnya
Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan
cara bekerjasama dengan pihak lain yang terkait
5.
6.
7.
8.
9.
ruangan
Mengklarifikasi atau mengelompokkan pasien diruang
pelaksanaan/infentaris
35
penggantian dinas
Memebrikan asuhan keperawatan
Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga
4.
5.
orientasi
kepada
dan
pasien
tertib
Menciptakan hubungan baik dengan tim kesehatan lain
7.
diunit kerja
Menyiapkan dan memelihara alat keperawatan dan
8.
9.
sesuai prosedur
10. Mengikuti pertemuan berkal yang diadakan oleh
kepala instalansi atau ruangan atau seksi keperawatan
11. Meningkatakan pengetahuan dan keterampilan
dibidang keperawatan
12. Memelihara kebersihan ruanagan dan lingkungan
13. Melaksanakan gugus kendali mutu
14. Memegang rahasia jabatan
(d) Ketua tim
1. Memimpin serah terima tugas anatar pelaksana
2. Melakukan pengkajian keperawatan terhadap ststus
3.
36
4.
5.
6.
7.
8.
9.
tindakan
penggantian dinas
Memberikanasuhan keperawatan pada pasien
a. Melakukan
pengkajian
dalam
b.
c.
d.
e.
upaya
3.
dilakukan
f. Mendokumentasikan hasil tindakan
Memberikan penyuluhan kepada pasien dan keluarga
4.
5.
orientasi
kepada
dan
pasien
tata tertib
Menyiapkan dan memelihra alat keperawatan dan alat
7.
8.
37
9.
kesehtan lainnya
10. Memelihara kebersihan ruangan dan lingkun gan
11. Menin gkatkan penegetahuan dan keterampilan
dibidang keperawatan
12. Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh Ka.
Instalasi atau Ka. Ruangan atau CI keperawatan
13. Melaksanakan gugus kendali mutu
14. Memegang rahasia jabatan
b.
Uang/Money
Sumber keuangan dan pengelolaannya/pengeluarannya harus
jelas,
dalam
arti
harus
transparan.Untuk
pengeluaran
ada
Metode
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim / grup
yang terdiri dari tenaga profesional, tehnikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling membantu.
1) Konsep dasar SOP dan SAK
a) Pengertian SOP
(1) Suatu standar/pedoman tertulis yang dipergunakan
untuk mendorong dan menggerakkan suatu kelompok
untuk mencapai tujuan organisasi.
(2) SOP
merupakan
tatacara
atau
tahapan
yang
Tujuan SOP
(1) Agar petugas/pegawai menjaga konsistensi dan tingkat
kinerja petugas/pegawai atau tim dalam organisasi
atau unit kerja.
(2) Agar mengetahui dengan jelas peran dan fungsi tiaptiap posisi dalam organisasi
(3) Memperjelas alur tugas, wewenang dan tanggung
jawab dari petugas/pegawai terkait.
38
Fungsi SOP :
(1) Memperlancar tugas petugas/pegawai atau tim/unit
kerja.
(2) Sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan.
(3) Mengetahui dengan jelas hambatan-hambatannya dan
mudah dilacak.
(4) Mengarahkan
petugas/pegawai
untuk
sama-sama
d)
Penerapan SOP
(1) SOP harus sudah ada sebelum suatu pekerjaan
dilakukan
(2) SOP digunakan untuk menilai apakah pekerjaan
tersebut sudah dilakukan dengan baik atau tidak
(3) Uji SOP sebelum dijalankan, lakukan revisi jika ada
perubahan langkah kerja yang dapat mempengaruhi
lingkungan kerja.
e)
menjadi
pedoman
bagi
menjadikan
konsisten
pekerjaan
diselesaikan
secara
39
Pengertian SAK
Standar praktek
pernyataan
yang
keperawatan
menguraikan
suatu
adalah
suatu
kualitas
yang
telah
digunakan
untuk
mengarahakan
dan
40
observasi
pada
sebagaian
besar
sarana
praktek
pelayanan
keperawatan
Material
Peralatan dan perlengkapan medis dan non medis:
1. Alat tenun
a) Alas baki
b)
Alas brankard
c)
Bantal
d)
Barak scot
e)
Duk bolong
f)
Duk balutan
g)
Duk alas
h)
Gorden tebal
i)
Gorden vitrase
j)
Handuk
k)
Kelambu
l)
Laken dewasa
m) Selimut wol
2.
n)
Stik laken
o)
Sarung bantal
p)
q)
Tutup mayat
r)
s)
Waslap
t)
41
b)
c)
d)
Pengukuran
tanda-tanda
vital:
tensimeter,
stetoskop,
f)
g)
h)
e.
Marketing
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan
tentang perawatan mandiri di rumah, penyediaan sarana pendidikan dan
pelayanan.Sasaran market adalah masyarakat umum (menerima klien
dengan KS, Askes, umum dan kontraktor).Sedangkan market dalam
bidang pendidikan dan pelayanan adalah peserta didik/calon praktisi
kesehatan.
D.
METODE KASUS
1. Konsep Metode Kasus
a. Definisi Metode Kasus
Metode kasus adalah pengorganisasian pelayanan atau asuhan
keperawatan untuk satu atau beberapa klien oleh satu orang perawat
pada saat bertugas atau jaga selama periode waktu tertentu sampai
klien pulang. Kepala ruangan bertanggung jawab dalam pembagian
42
b)
c)
2)
Ada otonomi
43
3)
4) Mengkomunikasikan
dan
mengkoordinasikan
pelayanan
yang
7)
8)
sosial masyarakat.
9)
44
Mendokumentasikan tindakan
45
46
rencana
perawatan.
c. Peran-Peran Dalam Metode Ronde
1. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
Menjelaskan masalah keperawata utama.
Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
Menjelaskan tindakan selanjutnya.
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
2. Peran Ketua Tim Lain dan atau Konselor
Memberikan justifikasi
Memberikan reinforcement.
Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional.
Mengarahkan dan koreksi.
Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
d. Persiapan
47
ronde.
Pemberian inform consent kepada klien / keluarga.
e. Pelaksanaan
Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini
penjelasan difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana
tindakan yang akan atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas
dilakukan.
Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan
yang akan ditetapkan.
f.
g. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut
serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Discharge Planning
Kozier (2004) mendefenisikan discharge planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada
48
unit yang lain didalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan
umum.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana
perawatan professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk
memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh
pasien dimana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, teurapeutik, rehabilitative, serta perawatan rutin yang
sebenarnya (swanberg, 2000).
Rindhianto (2008) mendefinisikn discharge planning sebagai
perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien
dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara
berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan
membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik,
pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau
(Doenges & Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah komponen
sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan kepulangan pasien
dan memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang
dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain
didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga
pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari
dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
a. Tujuan Discharge Planning
Tujuan dari dilakukannya discharge planning sangat baik untuk
kesembuhan dan pemulihan pasien pasca pulang dari rumah sakit.
Menurut Nursalam (2011) tujuan discharge planning/perencanaan
pulang antara lain sebagai berikut:
1. Menyiapkan pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan
sosial.
2. Meningkatkan kemandirian pasien dan keluarga.
3. Meningkatkan keperawatan yang berkelanjutan pada pasien.
49
serta
sikap
dalam
memperbaiki
serta
50
c.
Prinsip
-Prinsip Disharge Planning
1)
Pasien merupakan focus dalam perencanaan pulang, nilai
2)
3)
4)
5)
setiap
klien
masuk
tatanan
pelayanan
maka
51
kondisi
ini
pasien
PP dibantu PA
Keadaan Pasien:
1. Klinis dan
pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkatketergantung
an Pasien
Perencanaan Pulang
Penyelesaian
administrasi
Gambar
2.9. Alur Discharge Planning
petugas
Lain - lain
52
Keterangan:
Tugas Perawat Primer
Melaksanakan
agenda
planning
Tabel 2.4. Tugas PP dan PA
E.
1.
pencapaian
tujuan,
memberi
arti
pada
pekerjaan,
53
8)
d.
Kegunaan
1) Mengatasi masalah yang dihadapi
2) Mempermudah pencapaian tujuan
3) Mempermudah pembuatan kembali rencana baru
e.
Keuntungan
1)
2)
3)
4)
5)
f.
1)
2)
3)
4)
2.
a.
Kegiatan terarah
Pengguanaan sumber daya lebih efisien dan efektif
Menurunkan resiko
Landasan kuat untuk pengendalian
Permudah evaluasi dan perbaikan kekurangan
Kendala
Kurang terampil pada perencana
Kesulitan memahami tujuan
Keraguan karena keterbatasan wewenang
Kurang dukungan
Pengorganisasian
Definisi
Pengorganisasian adalah keseluruhan pengelompokkan orang-
54
usaha melalui penataan pola struktur, tugas, otoritas, tenaga kerja dan
komunikasi.
Pengorganisasian merupakan pengelompokkan yang terdiri dari
beberapa aktifitas dengan sasaran untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan masing-masing kelompoknya untuk melakukan koordinasi
yang tepat dengan unit lain secara horizontal dan vertikal untuk
mencapai tujuan organisasi sebagai organisasi yang komplek, maka
pelayanan keperawatan harus mengorganisasikan aktivitasnya melalui
kelompok-kelompok sehingga tujuan pelayanan keperawatan akan
tercapai (Juniati, 1995).
Dari berbagai pengertian di atas maka penulis mengambil
kesimpulan
bahwa
pengorganisasian
merupakan
langkah
untuk
Fungsi pengorganisasian
Alat untuk memadukan (sinkronisasi) antara personil, finansial,
material dan tata cara.
c.
1)
2)
3)
4)
Manfaat pengorganisasian
Pembagian tugas untuk perorangan dan kelompok
Hubungan organisatoris antar orang-orang di dalam
organisasi tersebut melalui kegiatan yang dilakukannya
Pendelegasian wewenang
Pemanfaatan staf dan fasilitas fisik
d. Prinsip-prinsip pengorganisasian
1).
Pembagian kerja
2).
Pendelegasian tugas
3).
Koordinasi
4).
Manajemen waktu
3.
Pelaksanaan
a.
Definisi
Menurut Nurdin Usman (2002) Pelaksanaan adalah suatu tindakan
atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang
dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan
sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa diartikan
penerapan.
55
Tujuan
Tujuan dari tindakan pelaksanaan adalah untuk membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,
dan memfasilitasi koping sehingga diperlukan partisipasi dari pasien /
klien.
c.
1)
dan
keterampilan
yang
melakukan tindakan
Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul, yaitu resiko
d)
tenaga, alat
e)
Mempersiapkan
lingkungan
yang
kondusif,
yaitu
Intervensi
a) Independen
Independen merupakan kegiatan yang dilakukan oleh perawat
tanpa petunjuk / perintah dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Tipe tindakan independen, yaitu :
56
prilaku
melalui
promosi
Dependen
Berhubungan dengan pelaksanaan rencana tindakan medis
misalnya perawatan colostomy, memberikan obat.
c)
Interdependen
Interdependen merupakan kegiatan yang memerlukan kerjasama
dengan tenaga kesehatan lainnya misalnya tenaga sosial, ahli gizi,
fisioterapi dan dokter
3)
4)
Dokumentasi
a) Sources oriented record
b) Problem oriented record
c) Computer assisted record
Evaluasi
a) Definisi
Evaluasi merupakan tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan
yang
menandakan
seberapa
jauh
diagnosa
keperawatan
(klien
telah
57
a) Kognitif
(pengetahuan)
interview
(recall
knowledge,
dilakukan
b) Sumatif : setelah akhir tindakan keperawatan klien
3)
Komponen evaluasi
a) Menentukan kriteria standar dan pertanyaan evaluasi :
Kriteria : outcomes/kriteria hasil
Standar praktek
b) Mengumpulkan data mengenai keadaan klien terbaru :
perawat yang mengkaji dan merencanakan bertanggung
jawab dalam evaluasi
c) Menganalisa dan membandingkan data terhadap kriteria dan
standar : kritikal thinking dalam menganalisa data
d) Merangkum dan membuat kesimpulan : menyimpulkan
efektifitas semua tindakan yang telah dilaksanakan
F.
pelayanan
58
dokter
untuk
pemeriksaaan
intensif,
pelayanan
tenaga
dokter
umum,
maupun
tenaga
dokter
spesialis
pemeriksaan
merencanakan
penunjang,
pemberian
penegakkan
tindakan
berupa
diagnosis
medis,
obat-obatan
(cure),
pasien
pelayanan
pemeriksaan
keperawatan
berupa
berhak
memperoleh
/
anamnesis
59
tindakan
melakukan
rehabilitasi,
mencegah
infeksi
nasokomial,