Disusun Oleh :
3720200008
JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
laporan individu manajemen keperawatan dengan judul ’’Laporan Individu
Manajemen Keperawatan di Ruang Wijaya Kusuma RSUD Dr. Chasbullah
Abdulmadjid Kota Bekasi Tahun 2021’’.
Adapun tujuan penulisan laporan individu ini untuk memenuhi salah satu syarat
dalam menempuh pendidikan Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas As-
Syafiiyah Kota Bekasi.
Dalam penyusunan laporan individu ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan
dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini saya ingin
menyampaikan terima kasih pada yang terhormat :
1. Siti Fatimah, S.Kp, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIA.
2. Ns. Aam Sumadi, S.Kep, M.Kep, selaku Pembimbing Akademik.
3. Ns. Sri Atun, S.Kep, selaku Pembimbing Klinik dan Kepala Ruangan Wijaya
Kusuma RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi
4. Serta semua pihak yang telah membantu dan membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari, makalah laporan individu ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah laporan individu manajemen keperawatan ini.
Mudah-mudahan bantuan, bimbingan dan budi baik yang telah diberikan pada
kami mendapat balasan dengan limpahan berkat dan anugrah dari Allah SWT. Amin.
Lia Khairizziah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan bermutu merupakan salah satu wujud dari tuntutan
masyarakat di era globalisasi saat ini. Masyarakat yang semakin kritis dan terdidik
kian menguatkan agar pelayanan kesehatan lebih responsif atas kebutuhan
masyarakat, menerapkan manajemen yang transparan, partisipatif dan akuntabel
(Badan Perencanaan Pembangunan Nasional [BAPPENAS], 2011 dalam Komapo,
2013). Meningkatnya tuntutan masyarakat di sarana kesehatan terutama di rumah
sakit, secara berkesinambungan membuat rumah sakit harus melakukan upaya
peningkatan mutu pemberian pelayanan kesehatan. Salah satu mutu pelayanan
kesehatan yang harus ditingkatkan secara berkesinambungan adalah mutu
pelayanan keperawatan di rumah sakit (Depkes RI, 2012). Setiap upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk
meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan dengan manajemen keperawatan
(Mulyono, 2013)
Manajemen merupakan suatu proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui
upaya orang lain. manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian, dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan
yang ditentukan sebelumnya (Nursalam, 2011). Salah satu upaya manajemen
keperawatan dalam mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas melalui
Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP). Melalui
penerapan SP2KP diharapkan mampu mewujudkan kualitas pelayanan
keperawatan yang diharapkan dan mampu memacu diri dalam kualitas
pelayanan keperawatan sesuai dengan standar rumah sakit kelas dunia atau
bertaraf internasional (Kemenkes RI, 2012).
Menurut Undang-undang Nomor 38 tahun (2014),
Definisi Keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik dalam keadaan sakit maupun sehat.
Perawat mengembangkan rencana asuhan keperawatan, bekerja sama dengan
dokter, terapis, pasien, keluarga pasien serta tim lainnya untuk fokus pada
perawatan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup. Proses keperawatan adalah
aktivitas yang mempunyai maksud yaitu praktik keperawatan yang dilakukan
dengan cara yang sistematik. Selama melaksanakan proses keperawatan, perawat
menggunakan dasar pengetahuan yang komprehensif untuk mengkaji status
kesehatan klien, membuat penilaian yang bijaksana dan mendiagnosa,
mengidentifikasi hasil akhir kesehatan klien dan merencanakan, menerapkan dan
mengevaluasi tindakan keperawatan yang tepat guna mencapai hasil akhir tersebut
(Dermawan, 2012).
Asuhan keperawatan merupakan proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan yang diberikan secara langsung kepada klien /pasien di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan. Dilaksanakan berdasarkan kaidah-kaidah
keperawatan sebagai suatu profesi yang berdasarkan ilmu dan kiat
keperawatan,bersifat humanistic,dan berdasarkan pada kebutuhan objektif klien
untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Ciri–ciri mutu asuhan keperawatan
yang baik antara lain : memenuhi standar profesi yang ditetapkan, sumber daya
untuk pelayanan asuhan keperawatan dimanfaatkan secara wajar, efisien, dan
efektif, aman bagi pasien dan tenaga keperawatan, memuaskan bagi pasien dan
tenaga keperawatan serta aspek sosial, ekonomi, budaya, agama, etika dan tata
nilai masyarakat diperhatikan dan dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya
manajemen yang baik. (Nursalam, 2011).
B. PROGRAM KEGIATAN
C. TUJUAN
BAB II
PELAKSANAAN
A. LAPORAN PENDAHULUAN
1. LAPORAN PENDAHULUAN KEPALA RUANGAN
a. Pengertian
Kepala ruang adalah perawat profesional yang diberi wewenang dan
tanggung jawab dan mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu
ruang perawatan.
b. Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan diruang
rawat yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
c. Uraian Tugas
1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
a) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga keperawatan serta tenaga
lain sesuai kebutuhan,
b) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang
diperlukan sesuai kebutuhan.
c) Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan atau asuhan
keperawatan yang akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
2) Melaksanakan fungsi pelaksanaan, meliputi :
a) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat
b) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang
berlaku.
c) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja di ruang rawat.
d) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan atau standar.
e) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara
bekerjasama dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan
diruang rawat inap.
f) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksanaan perawatan dan
tenaga lain yang berada di wilayah tanggung jawabnya.
g) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang perawatan
antara lain melalui pertemuan ilmiah.
h) Mengenal jenis dan kegunaan barang atau peralatan serta
mengusahakan pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai
pelayanan optimal.
i) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat, dan
bahan lain yang diperlukan diruang rawat.
j) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar
selalu dalam keadaan siap pakai.
k) Mempertanggung jawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
l) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya,
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib
ruangan, fasilitas yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin
sehari-hari diruangan
m) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite) unutk
pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
n) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya diruang
rawat menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi,
untuk memindahkan pemberian asuhan keperawatan.
o) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya
p) Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung
q) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam
batas kewenangannya.
r) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
s) Memelihara dan mengembangkan sistem peralatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara
tepat dan benar untuk tindakan keperawatan selanjutnya.
t) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain,
seluruh kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi, dan kepala
unti di RS.
u) Menciptakan dan memelihara susunan kerja yang baik antara
petugas, pasien dan keluarganya, sehingga memberi ketenangan.
v) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
w) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
pasien, kemudian memeriksa dan meneliti saat pengkajian sesuai
dengan diitnya.
x) Memelihara buku register dan buku catatan medik.
y) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan lain diruang rawat.
3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian, meliputi :
a) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
b) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan
pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan.
c) Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan
serta obat- obatan secara efektif dan efisien.
d) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan
kegiatan asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain diruang
rawat.
4) Contoh Aplikasi dalam unit rawat Yohanes
a) Perencanaan
1. Mengatur penjadwalan perawat
Jadwal perawat sebenarnya pagi, siang dan malam.
2. Pembagian Tim
Contoh pengelolaan pasien kamar 5 sebanyak 4 orang, apabila
perawat sebanyak 8 orang. Dibagi menjadi 2 tim yaitu tim I dan
tim II.
3. Menunjuk yang menjadi CCM (Clinical Case Manajer)
4. Menunjuk ketua tim dan anggota tim
Disepakati laporan antar shift dilakukan pada siang hari
sebelum istirahat siang.
5. Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan
Menurut Douglas pada suatu layanan profesional jumlah tenaga
yang dibutuhkan bergantung pada jumlah pasien dan derajat
ketergantungan pasien terhadap keperawatan yaitu minimal,
partial, total care.
Contoh : Diunit Yohanes karena unit anak-anak sehingga
kebutuhan pasien memerlukan bantuan atau total care. Dengan
jumlah pasien 4 orang (8 orang apabila penuh) maka
perhitungan tenaga adalah :
Pagi 8 x 0,36 = 2,88
Siang 8 x 0,30 = 2,40
Malam 8 x 0,20 = 1,60
Jumlah = 6,88 = 7 orang.
6. Merencanakan strategi pengembangan berkoordinasi dengan
CCM (Clinical Case Manajer).
a. Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan
Metode penugasan yang digunakan adalah PN
(primery nurse) modifikasi dengan metode tim.
b) Membuat rincian tugas ketua tim dan anggota tim
7. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan
Untuk pagi ini tenaga keperawatan mencukupi, satu perawat
primer (PP) mengelola 2 pasien.
8. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
Kebutuhan semua pasien terpenuhi atau tercukupi.
9. Mengatur dan mengendalikan situasi lahan praktik
Mahasiswa praktik mengelola pasien sesuai kebutuhan kamar
klien
10. Pendelegasian tugas kepada ketua tim
Tugas untuk membagi pasien kelolaan kepada praktikan
diserahkan kepada ketua tim I dan tim II.
11. Mengidentifikasi masalah-masalah dan cara penangganan
Ditugaskan kepada CCM dan ketua tim untuk mengidentifikasi
masalah pasien dan penanganan masalahnya bila perlu koordinasi
dengan kepala ruang.
12. Mengatur waktu laporan tenaga shift
Ditugaskan kepada CCM untuk mengidentifikasi masalah untuk
di diskusikan pada jam sebelum istirahat siang ± jam 12.00
WIB.
5) Pengarahan
a. Memberi pengarahan kepada ketua tim tentang tugas.
Tugas ketua tim dibacakan supaya diketahui dan ditindak lanjuti.
b. Menginformasikan hal-hal yang perlu diperhatikan.
Dimohon untuk memperhatikan hal-hal yang penting untuk
mencegah pasien jatuh, kekeliruan pemberian obat, untuk mencatat
input dan output terutama untuk pasien dengan GE dan DHF,
Bronkopneumonia.
c. Memberi bimbingan kepada ketua tim dan anggota tim.
Bekerja sesuai prosedur, apabila menemui kesulitan agar
berkoordinasi dengan CCM atau kepala ruang.
d. Memberi pujian dan motivasi
Memberi pujian dengan memberikan reward positif dan memberikan
motivasi kepada petugas yang belum mencapai tugas yang diberikan.
e. Mengaakan laporan tugas shift.
6) Pengawasan
a. Mengadakan ronde keperawatan
Bersama dengan CCM dan ketua tim melakukan ronde
keperawatan kepada semua pasien kelolaan, sekaligus melakukan
evaluasi tingkat kepuasan pasien serta keluhan-keluhan pasien.
b. Menilai kinerja anggota
Untuk penilaian kinerja anggota dapat dilakukan pada saat
melakukan ronde keperawatan atau menggunakan angket yang
diberikan kepada pasien atau keluarga pada saat pasien akan pulang.
c. Mengevaluasi pelaksanaan dengan rencana keperawatan
Dapat dilakukan dengan berkoordinasi antara CCM dan ketua tim
membandingkan rencana dengan pelaksanaan.
d. Mengevaluasi pelaksanaan tindakan kolaboratif dan tindaklanjutnya.
Hal-hal yang dalam pelaksanaannya memerlukan tindakan
kolaboratif harus tercatat untuk di evaluasi sudah dilakukan atau
belum.
7) Struktur Organisasi
Kepala Ruang
Tim I Tim II
PP PP
Pasien Pasien
DAFTAR PUSTAKA
F. Struktur Organisasi
KEPALA RUANGAN
Lia Khairizziah, S.Kep
KATIM
Pipit Pratika Airin, S.Kep
Waktu Kegiatan
08.00 - 08.30 WIB Operan shift dilanjutkan pre conference
08.30 - 09.00 WIB Mengecheck SDM, fasilitas dan kebutuhan logistik
09.00 - 09.30 WIB Mengecheck kebutuhan pasien (bersamaan dengan visit
setelah operan
09.30 - 10.00 WIB Melakukan pembagian tugas kepada ketua tim yang
kemudian ketua tim bagikan kepada perawat pelaksana :
Dinas Pagi
Kepala Ruangan : Lia Khairizziah, S. Kep
Katim 1 : Pipit Pratika Airin, S. Kep : Kamar 203
PP 1 : Tri Mumpuni R.Q, S. Kep : Kamar 203 Bed 6
PP 2 : Suci Rahmadayanti M, S. Kep : Kamar 203 Bed 3
PP 3: Siti Reviyani, S.Kep : Kamar 203 Bed 4
10.00 - 10.30 WIB Menghitung BOR harian, LOS dan TOI bulanan ruangan
BOR = Jumlah hari perawatan di RS x 100%
Jumlah Tempat Tidur x Jumlah periode
= 3 x 100% = 50 %
6
10.30 – 11.00 WIB Melakukan supervise kepada ketua tim
Katim 1 : Pipit Pratika Airin
Tindakan : Cek GDS (Tn. S)
11.00 – 11.30 WIB Melakukan diskusi / rapat dengan ruangan (Katim dan PP)
11.30 – 12.00 WIB Mengecheck ulang keadaan pasien, perawat yang bertugas,
fasilitas, lingkungan, serta menyiapkan dan merencanakan
kegiatan asuhan keperawatan untuk dinas pagi dan keesokan
harinya
12 00 – 12.30 WIB Post Conference
F. Struktur Organisasi
KEPALA RUANGAN
Lia Khairizziah, S.Kep
KATIM
Siti Reviyani, S.Kep
PASIEN: PASIEN:
PASIEN:
Tn. A, Tn. N
Tn. S,
=3 x 100% = 50 %
6
12.40 – 13.00 WIB Melakukan supervise kepada ketua tim
Katim 1 : Siti Reviyani, S.Kep
Tindakan : Pemberian Obat (Tn. S)
13.00 – 13.30 WIB Melakukan diskusi / rapat dengan ruangan (Ketua Tim dan
Perawat Pelaksana)
13.30 – 13.50 WIB Mengecheck ulang keadaan pasien, perawat yang bertugas,
fasilitas, lingkungan, serta menyiapkan dan merencanakan
kegiatan asuhan keperawatan untuk dinas pagi dan keesokan
harinya
13.50 – 14.00 WIB Post Conference
KEPALA RUANGAN
Lia Khairizziah, S.Kep
KATIM I
Neng Lilis Lusiyani, S.Kep
Marquis, B.L dan Huston, C.J. (2010). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan : Teori
dan aplikasi, edisi 4. Jakarta: EGC.
C. RENCANA KEGIATAN HARIAN KATIM
Ruangan : Wijaya Kusuma
Nama Mahasiswa : Lia Khairizziah
NIM : 3720200008
Peran : Ketua Tim
I. Data Pasien
1. Ruang Rawat : Wijaya Kusuma 6. Pekerjaan : Karyawan swasta
2. Jenis Kelamin :L 7. Suku Bangsa : Jawa
3. Alamat : Kp. Sawah rt 5 rw 4 jatimelati 8. Status Perkawinan : Menikah
4. Agama : Islam 9. Tanggal / Jam Masuk :7/8/21 jam 13.00
5. Pendidikan : SMA 10. Tanggal & Jam Pengambilan Data:
17/8/21, jam 14:30
II. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : Klien mengeluh sesak, lemas, dan nyeri pada extremitas
bawah. Klien mempunyai riwayat DM dari kelurganya, dari hasil pengkajian didapatkan adanya ulcus pada
ektremitas bawah kanan, terdapat odem pada extremitas atas sinintra, dan pada kedua extremitas bawah
2. Riwayat penyakit sekarang
a. Mulai muncul keluhan : 8 bulan yang lalu
b. Lama Keluhan : 5-10 menit
c. Sifat keluhan : nyeri hilang timbul
d. Pencetus : diabetes melitus
e. Pengobatan yang telah diberikan : cefoperazon 2x1g, ranitidine 2x1amp
f. Obat yang masih digunakan : metformin
Kapan :
c. Riwayat Penggunaan
Obat : ya tidak, Jenis : metformin
Pengobatan :
3. Menangis : Ya Tidak
4. Jaundice : Ya Tidak
VII. Pemeriksaan Fisik Kebidanan dan maternitas ( Khusus Ruangan VK dan Maternitas )
1. Abdomen
Inspeksi a. Arah Memanjang Melebar
d. Puka / Puki :
h. His : ………….
2. Anogenital
1) Pengeluaran Darah Blood Slym Cairan
2) Inspekulo Vulva : Merah Condiloma Varises
Oedema Pembesaran Kel. Bartolini
Vagina :
Porsio : Oue : Terbuka Tertutup
Perineum : Kaku/ elastis Ada parut varises
X. Kebutuhan Edukasi
Aktifitas Kontrol Makan Senam Pengobatan Rawat Luka
Tumbang Modifikasi Seksual Managemen Pencegahan Pencegahan
Lingkungan Stres Komplikasi Penyakit
Pemahaman tentang penyakit Ya Tidak
Ya Tidak
Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak menggunakan alat bantu,
0 menggunakan kursi roda, dan jika pasien bed rest total tidak
Tidak / bedrest/bantuan boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
Tongkatketiak/tongkat 15 Nilai 15 jika pasien menggunakan tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien menggunakan furniture sebagai
Furnitur
30 penyangga
Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak menggunakan alat bantu,
0 menggunakan kursi roda, dan jika pasien bed rest total tidak
Tidak / bedrest/bantuan boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
Tongkatketiak/tongkat 15 Nilai 15 jika pasien menggunakan tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien menggunakan furniture sebagai
Furnitur
30 penyangga
Gaya Berjalan 10 Terdapat tiga tipe gaya berjalan yang dapat menunjukkan adanya
0 keterbatasan fisik :
Normal /bedrest / kursi roda
Lemah Nilai 0 jika gaya berjalan normal, pasien berjalan tanpa alat
Gangguan berjalan 10 bantu
45 Resiko Rendah:0-24
Resiko Sedang:25-44
Jumlah Skor
Resiko Tinggi ≥45
0 1 2 3 4 5
Ö
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Lingkar Kepala : 53 CM
I. Data penunjang (EKG, EEG, CTG, Laboratorium, Pemeriksaan Radiologi dan lain-lain)
a. Leukosit 15
b. Hb 11.7
c. Ht 33.9
d. Trombosit 423
e. Albumin
(Lia Khairizziah )
Dimana : ..........................................................................................................................
Kapan :
h. Riwayat Penggunaan
Obat : ya tidak, Jenis :
Pengobatan :
7. Menangis : Ya Tidak
8. Jaundice : Ya Tidak
XXII. Pemeriksaan Fisik Kebidanan dan maternitas ( Khusus Ruangan VK dan Maternitas )
3. Abdomen
Inspeksi j. Arah Memanjang Melebar
m. Puka / Puki :
q. His : ………….
4. Anogenital
4) Pengeluaran Darah Blood Slym Cairan
5) Inspekulo Vulva : Merah Condiloma Varises
Oedema Pembesaran Kel. Bartolini
Vagina :
Anus Ya Tidak
Hemorhoid
Ya Tidak
Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak menggunakan alat bantu,
0 menggunakan kursi roda, dan jika pasien bed rest total tidak
Tidak / bedrest/bantuan boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
Tongkatketiak/tongkat 15 Nilai 15 jika pasien menggunakan tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien menggunakan furniture sebagai
Furnitur
30 penyangga
Gaya Berjalan 10 Terdapat tiga tipe gaya berjalan yang dapat menunjukkan adanya
0 keterbatasan fisik :
Normal /bedrest / kursi roda
Lemah Nilai 0 jika gaya berjalan normal, pasien berjalan tanpa alat
Gangguan berjalan 10 bantu
45 Resiko Rendah:0-24
Resiko Sedang:25-44
Jumlah Skor
Resiko Tinggi ≥45
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Lingkar Kepala : 53 CM
XXXI. Data penunjang (EKG, EEG, CTG, Laboratorium, Pemeriksaan Radiologi dan lain-lain)
a. Leukosit 7,8
b. Hemostatis 13,2 detik
c. APTT 46,3 detik
(Lia Khairizziah )
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
(SDKI) TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
Pola napas tidak efektif b.d posisi tubuh yang Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
menghambat ekspansi paru d.d asites abdomen (I.01011)
(D.0005) keperawatan selama 1 x 24
Observasi
Data Subjektif : jam, pola nafas kembali 1. Monitor pola nafas
Klien mengatakan mengeluh sesak 2. Monitor frekuensi,
Data Objektif : membaik dengan kriteria
irama, kedalaman,
Keadaan umum : lemah hasil: dan upaya nafas
Kesadaran : composmentis 3. Auskultasi bunyi
Pola Napas (L.01004)
TTV nafas
TD : 97/72 mmHg Dyspnea menurun Terapeutik
N : 92 x/mnt 1. Posisikan semi fowler
Penggunaan otot bantu atau fowler
RR : 24 x/mnt
S : 36,8OC napas menurun 2. Berikan oksigen, jika
perlu
Pola nafas cepat dan dalam Frekuensi nafas
Terpasang O2 NRM 15 lpm
membaik Edukasi
1. Ajarkan teknik nafas
Kedalaman napas dalam
membaik
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
RSUD KOTA BEKASI
ASESMEN KEPERAWATAN
PASIEN RAWAT INAP
Kapan :
m. Riwayat Penggunaan
Obat : ya tidak, Jenis :
Pengobatan :
XXXIX. Pemeriksaan Fisik Kebidanan dan maternitas ( Khusus Ruangan VK dan Maternitas )
5. Abdomen
Inspeksi s. Arah Memanjang Melebar
v. Puka / Puki :
z. His : ………….
6. Anogenital
7) Pengeluaran Darah Blood Slym Cairan
8) Inspekulo Vulva : Merah Condiloma Varises
Oedema Pembesaran Kel. Bartolini
Vagina :
13. Yang mengasuh Orang tua Nenek / kakek Pembantu Keluarga lain
( Untuk pasien
anak )
Ya Tidak
Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak menggunakan alat bantu,
0 menggunakan kursi roda, dan jika pasien bed rest total tidak
Tidak / bedrest/bantuan boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
Tongkatketiak/tongkat 15 Nilai 15 jika pasien menggunakan tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien menggunakan furniture sebagai
Furnitur
30 penyangga
Gaya Berjalan 10 Terdapat tiga tipe gaya berjalan yang dapat menunjukkan adanya
0 keterbatasan fisik :
Normal /bedrest / kursi roda
Lemah Nilai 0 jika gaya berjalan normal, pasien berjalan tanpa alat
Gangguan berjalan 10 bantu
45 Resiko Rendah:0-24
Resiko Sedang:25-44
Jumlah Skor
Resiko Tinggi ≥45
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Lingkar Kepala : 53 CM
(Lia Khairizziah)
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN
(SDKI) INTERVENSI (SIKI)
(SLKI)
Setelah
Data Subjektif : dilakukan 1. Observasi
Klien mengatakan sulit bergerak karena Periksa tanda
tindakan
kaki dan perut terasa berat dan gejala
Data Objektif : keprawatan
hypervolemia
Keadaan umum : lemah 1x24 jam
Identifikasi
Kesadaran : composmentis diharapkan penyebab
TD : 118/78 mmHg keseimbangan hypervolemia
N : 92 x/mnt cairan menurun Monitor status
RR : 26 x/mnt dengan kriteria hemodinamik,
S: 36,6OC hasil : tekanan darah,
1. Haluran urine MAP, CVP, PAP,
Kaki dan perut bengkak
PCWP, CO jika
Pitting edema grade 2 meningkat
tersedia
2. Edema Monitor intake
menurun dan output
3. Asites cairan
menurun Monitor tanda
hemokonsentrasi
( kadar Natrium,
BUN,
hematocrit, berat
jenis urine)
Monitor tanda
peningkatan
tekanan onkotik
plasma
Monitor
kecepatan infus
secara ketat
Monitor efek
samping diuretik
2. Therapeutik
Batasi asupan
cairan dan
garam
Tinggikan
kepala tempat
tidur 30-40
derajat
3. Edukasi
Anjurkan
melapor jika
haluaran urine
<0.5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
Anjurkan
melapor jika BB
bertambah > 1 kg
dalam sehari
Ajarkan cara
membatasi cairan
4. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
diuritik
Kolaborasi
penggantian
kehilangan
kalium akibat
diuretic
Kolaborasi
pemberian
continuous renal
replacement
therapy
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Nama : Lia Khairizziah
Peran : KATIM
Ruangan : wijaya kusuma
RR :22 x/mnt
S : 36.5OC
A : mobilitas masih dibantu keluarga dan
perawat
P : Intervensi dilanjutkan
Siti S : klien mengatakan napas sesak, perut 1. Observasi KU dan Lia K
reviyani membesar dan sedikit BAK TTV tiap 2 jam
Bed 3
O : KU : lemah 2. Monitor pola nafas
TTV: , frekuensi,
TD : 97/72 mmHg kedalaman ,dan
N : 92 x/mnt usaha nafas
RR : 24 x/mnt
S: 36,8 OC
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Dimana : .................................................................................................
.........................
Kapan :
c. Riwayat Penggunaan
Obat : ya tidak, Jenis : metformin
Pengobatan :
LV. Pemeriksaan Fisik Kebidanan dan maternitas ( Khusus Ruangan VK dan Maternitas )
7. Abdomen
Inspeksi bb. Arah Memanjang Melebar
8. Anogenital
10)Pengeluaran Darah Blood Slym Cairan
11)Inspekulo Vulva : Merah Condiloma Varises
Oedema Pembesaran Kel. Bartolini
Vagina :
18. Yang mengasuh Orang tua Nenek / kakek Pembantu Keluarga lain
( Untuk pasienanak)
Ya Tidak
Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak menggunakan alat bantu,
0 menggunakan kursi roda, dan jika pasien bed rest total tidak
Tidak / bedrest/bantuan boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
Tongkatketiak/tongkat 15 Nilai 15 jika pasien menggunakan tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien menggunakan furniture sebagai
Furnitur
30 penyangga
Gaya Berjalan 10 Terdapat tiga tipe gaya berjalan yang dapat menunjukkan adanya
0 keterbatasan fisik :
Normal /bedrest / kursi roda
Lemah Nilai 0 jika gaya berjalan normal, pasien berjalan tanpa alat
Gangguan berjalan 10 bantu
45 Resiko Rendah:0-24
Resiko Sedang:25-44
Jumlah Skor
Resiko Tinggi ≥45
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Lingkar Kepala : 53 CM
LXIV. Data penunjang (EKG, EEG, CTG, Laboratorium, Pemeriksaan Radiologi dan lain-lain)
a. Leukosit 15
b. Hb 11.7
c. Ht 33.9
d. Trombosit 423
e. Albumin
(Lia Khairizziah )
Nyeri b.d agen pencedera fisiologis setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
Data Subjektif : - Observasi
keperawatan selama 3x24
P: ulkus pedis Identifikasi lokasi,
Q: nyeri nyut-nyutan jam tingkat nyeri menurun karakteristik, durasi, frekuensi,
R: ekstremitas bawah kanan kualitas, intensitas nyeri, skala
dengan kriteria hasil:
S: 4 nyeri
T: 5-10 menit Ds Monitor Tanda-Tanda Vital
Identifikasi respon nyeri non
Data Objektif : 5. Klien sudah tidak
verbal
Keadaan umum : lemah mengeluh nyeri Terapeutik
Kesadaran : composmentis Control lingkungan yang
Do
Gcs :15 (E4 V5 M6) memperberat rasa nyeri mis
TD : 120/80mmHg 6. Klien sudah tidak suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan
N : 94x/mnt meringis
Edukasi
RR : 22x/mnt 7. Skala nyeri 0-1 Jelaskan penyebab, periode dan
S:36.5◦C pemicu nyeri
8. Klien sudah tidak
Ekstremitas bawah dextra terdapat Ajarkan teknik
luka ulkus gelisah nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
9. TTV normal:
Kolaborasi
TD: 4. Kolaborasi pemberian
Sistol 110-130 analgetik (keterolak)
Diastol 70-90
nadi(60-100x/mnt)
Rr (16-20x/mnt)
RSUD KOTA BEKASI
ASESMEN KEPERAWATAN
PASIEN RAWAT INAP
Dimana : .................................................................................................
.........................
Kapan :
h. Riwayat Penggunaan
Obat : ya tidak, Jenis :
Pengobatan :
LXXII. Pemeriksaan Fisik Kebidanan dan maternitas ( Khusus Ruangan VK dan Maternitas )
9. Abdomen
Inspeksi kk. Arah Memanjang Melebar
10. Anogenital
13)Pengeluaran Darah Blood Slym Cairan
14)Inspekulo Vulva : Merah Condiloma Varises
Oedema Pembesaran Kel. Bartolini
Vagina :
23. Yang mengasuh Orang tua Nenek / kakek Pembantu Keluarga lain
( Untuk pasien anak )
Ya Tidak
Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak menggunakan alat bantu,
0 menggunakan kursi roda, dan jika pasien bed rest total tidak
Tidak / bedrest/bantuan boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
Tongkatketiak/tongkat 15 Nilai 15 jika pasien menggunakan tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien menggunakan furniture sebagai
Furnitur
30 penyangga
Gaya Berjalan 10 Terdapat tiga tipe gaya berjalan yang dapat menunjukkan adanya
0 keterbatasan fisik :
Normal /bedrest / kursi roda
Lemah Nilai 0 jika gaya berjalan normal, pasien berjalan tanpa alat
Gangguan berjalan 10 bantu
45 Resiko Rendah:0-24
Resiko Sedang:25-44
Jumlah Skor
Resiko Tinggi ≥45
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
4. Lingkar Kepala : 53 CM
LXXXI. Data penunjang (EKG, EEG, CTG, Laboratorium, Pemeriksaan Radiologi dan lain-lain)
a. Hb 11,2
b. Trombosit 2,4
c. Leukosit 7,9
d. Albumin 2,15
e. Hemostatis 13,5 detik
f. APTT 46,2 detik
(Lia Khairizziah )
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN
(SDKI) TUJUAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)
Pola napas tidak efektif b.d posisi tubuh yang Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas
menghambat ekspansi paru d.d asites abdomen (I.01011)
(D.0005) keperawatan selama 1 x 24
Observasi
Data Subjektif : jam, pola nafas kembali 4. Monitor pola nafas
Klien mengatakan mengeluh sesak 5. Monitor frekuensi,
Data Objektif : membaik dengan kriteria
irama, kedalaman,
Keadaan umum : lemah hasil: dan upaya nafas
Kesadaran : composmentis 6. Auskultasi bunyi
Pola Napas (L.01004)
TTV nafas
TD : 97/72 mmHg Dyspnea menurun Terapeutik
N : 92 x/mnt 3. Posisikan semi fowler
Penggunaan otot bantu atau fowler
RR : 24 x/mnt
S : 36,8OC napas menurun 4. Berikan oksigen, jika
perlu
Pola nafas cepat dan dalam Frekuensi nafas
Terpasang O2 NRM 15 lpm
membaik Edukasi
2. Ajarkan teknik nafas
Kedalaman napas dalam
membaik
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
Dimana : .................................................................................................
.........................
Kapan :
m. Riwayat Penggunaan
Obat : ya tidak, Jenis :
Pengobatan :
LXXXIX. Pemeriksaan Fisik Kebidanan dan maternitas ( Khusus Ruangan VK dan Maternitas )
11. Abdomen
Inspeksi tt. Arah Memanjang Melebar
12. Anogenital
16)Pengeluaran Darah Blood Slym Cairan
17)Inspekulo Vulva : Merah Condiloma Varises
Oedema Pembesaran Kel. Bartolini
Vagina :
Porsio : Oue : Terbuka Tertutup
Perineum : Kaku/ elastis Ada parut Varises
28. Yang mengasuh Orang tua Nenek / kakek Pembantu Keluarga lain
( Untuk pasien anak )
Ya Tidak
Alat bantu: 0 Nilai 0 jika pasien berjalan tidak menggunakan alat bantu,
0 menggunakan kursi roda, dan jika pasien bed rest total tidak
Tidak / bedrest/bantuan boleh beranjak dari tempat tidur
perawat
Tongkatketiak/tongkat 15 Nilai 15 jika pasien menggunakan tongkat, walker
tangan / walker
Nilai 30 jika mobilisasi pasien menggunakan furniture sebagai
Furnitur
30 penyangga
Gaya Berjalan 10 Terdapat tiga tipe gaya berjalan yang dapat menunjukkan adanya
0 keterbatasan fisik :
Normal /bedrest / kursi roda
Nilai 0 jika gaya berjalan normal, pasien berjalan tanpa alat
Lemah bantu
Gangguan berjalan 10
Nilai 10 jika gaya berjalan lemah, berpegangan pada furniture,
20 langkahnya pendek
45 Resiko Rendah:0-24
Resiko Sedang:25-44
Jumlah Skor
Resiko Tinggi ≥45
0 1 2 3 4 5
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
XCVI. Klasifikasi nyeri
a. Nilai 0 Tidak ada nyeri Tipe Nyeri :
b. Nilai 1 Nyeri seperti gatal, tersetrum atau nyut-nyutan a. Nilai 1 – 3 tipe nyeri ringan
c. Nilai 2 Nyeri seperti melilit atau terpukul b. Nilai 4 – 6 tipe nyeri sedang
d. Nilai 3 Nyeri seperti perih atau mules c. Nilai 7 – 9 tipe nyeri berat
e. Nilai 4 Nyeri seperti kram atau kaku d. Nilai 10 tipe nyeri sangat berat
f. Nilai 5 Nyeri seperti tertekan atau bergerak
g. Nilai 6 Nyeri seperti terbakar atau ditusuk-tusuk
h. Nilai 7-9 Sangat nyeri tetapi masih dapat dikontrol oleh
pasien dengan aktifitas yang bisa dilakukan
4. Lingkar Kepala : 53 CM
(Lia Khairizziah)
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN
(SDKI) INTERVENSI (SIKI)
(SLKI)
Setelah
Data Subjektif : dilakukan 5. Observasi
Klien mengatakan sulit bergerak karena Periksa tanda
tindakan
kaki dan perut terasa berat dan gejala
Data Objektif : keprawatan
hypervolemia
Keadaan umum : lemah 1x24 jam
Identifikasi
Kesadaran : composmentis diharapkan penyebab
TD : 120/90 mmHg keseimbangan hypervolemia
N : 92 x/mnt cairan menurun Monitor status
RR : 24 x/mnt dengan kriteria hemodinamik,
S: 36,8OC hasil : tekanan darah,
1. Haluran urine MAP, CVP, PAP,
Kaki dan perut bengkak
PCWP, CO jika
Pitting edema grade 2 meningkat
tersedia
2. Edema Monitor intake
menurun dan output
3. Asites cairan
menurun Monitor tanda
hemokonsentrasi
( kadar Natrium,
BUN,
hematocrit, berat
jenis urine)
Monitor tanda
peningkatan
tekanan onkotik
plasma
Monitor
kecepatan infus
secara ketat
Monitor efek
samping diuretik
6. Therapeutik
Batasi asupan
cairan dan
garam
Tinggikan
kepala tempat
tidur 30-40
derajat
7. Edukasi
Anjurkan
melapor jika
haluaran urine
<0.5 ml/kg/jam
dalam 6 jam
Anjurkan
melapor jika BB
bertambah > 1 kg
dalam sehari
Ajarkan cara
membatasi cairan
8. Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
diuritik
Kolaborasi
penggantian
kehilangan
kalium akibat
diuretic
Kolaborasi
pemberian
continuous renal
replacement
therapy
CATATAN PERKEMBANGAN PASIEN TERINTEGRASI
Nama : Lia Khairizziah
Peran : KATIM
Ruangan : wijaya kusuma
RR :22 x/mnt
S : 36.5OC
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Suci R S : klien mengatakan napas sesak, perut 3. Observasi KU dan Lia K
Bed 3 membesar TTV tiap 2 jam
O : KU : lemah 4. Monitor pola nafas
Pitting eddema grade 2 , frekuensi,
Kaki dan perut nampak bengkak kedalaman ,dan
TTV: usaha nafas
TD : 120/90 mmHg
N : 92 x/mnt
RR : 24 x/mnt
S: 36,8 OC
A : masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Tri M S : klien mengatakan sesak nafas 5. Observasi KU dan Lia K
Bed 4 O : KU : lemah TTV
TTV: 6. Monitor intake
TD : 120/75 mmHg dan output
N : 84 x/mnt 7. Monitor balance
RR : 22 x/mnt
cairan
S: 36,7 OC
A : masalah belum teratasi 8. Batasi asupan
P : Intervensi dilanjutkan cairan
3. LAPORAN PENDAHULUAN PERAWAT PELAKSANA
A. Definisi Perawat Pelaksana (PP)
Keperawatan primer (primary nursing) adalah sistem pemberian asuhan keperawatan di
tingkat rawat inap yang dapat mempermudah realisasi praktek keperawatan profesional.
Sistem ini menyediakan asuhan yang berfokus pada pasien yang secara individual dan
komprehensif, berkesinambungan sejak pasien dirawat di rumah sakit sampai keluar
pindah ke institusi lain (Modul pelatihan manajemen bangsal keperawatan, 2009).
B. Metode Perawat Primer
Metode primer ini ditandai dengan keterkaitan kuat dan terus-menerus antara pasien dan
perawat yang ditugaskan untuk merencanakan, melakukan, dan mengkoordinasi asuhan
keperawatan selama pasien dirawat.
Metode dengan menggunakan perawat primer/ pelaksana dapat meningkatkan mutu
asuhan keperawatan karena :
1. Hanya ada 1 perawat yang bertanggung jawab dalam perencanaan dan koordinasi
asuhan keperawatan.
2. Jangkauan observasi setiap perawat hanya 4-6 klien.
3. Perawat primer/ pelaksana (PP) bertanggung jawab 24 jam.
4. Rencana pulang klien dapat diberikan lebih awal.
5. Rencana ahuan keperawatan dan rencana medik dapat berjalan paralel.
Perawat primer pemula adalah perawat lulusan DIII keperawatan dengan pengalaman
minimal 4 tahun dan pada MPKP tingkat I adalah perawat Skep/Ners dengan pengalaman
minimal 1 tahun.
Perawat dapat bertugas pagi, sore atau malam hari, namun sebaiknya perawat primer (PP)
hanya bertugas pagi atau sore saja karena bila bertugas pada malam hari, perawat primer
(PP) akan libur beberapa hari sehingga sulit menilai perkembangan klien (Sitorus, 2006,
hlm. 26).
C. Kelebihan dalam Perawat Primer
Kelebihan dalam keperawatan primer adalah :
1. Bersifat kontinu dan komprehensif.
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
kemungkinan pengembangan diri.
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat dan rumah sakit (Billies, 1998).
Kelebihan yang dirasakan klien adalah merasa dihargai karena terpenuhinya kebutuhan
secara individu, selain itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan akan tercapai
pelayanan yang efektif terhadap pengobatan, dukungan, proteksi dan informasi serta
advokasi.
D. Kelemahan dalam Perawat Primer
Kelemahan dari metode ini :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang
memadai dengan kriteria asertif, self direction, memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan yang tepat, menguasai keperawatan klinik, akuntabel serta berkolaborasi
dengan berbagai disiplin (Suarli, 2009, hlm. 49-50).
E. Konsep Dasar Perawat Primer
Konsep dasar keperawatan primer adalah :
1. Ada tanggung jawab dan tanggung gugat.
2. Ada otonomi
3. Ada keterlibatan pasien dan keluarga.
F. Tugas Pokok
1. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sentuhan kasih sayang
a. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah disusun.
b. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan
c. Mencatat dan melaporkan semua tindakan keperawatan dan respon klien dan
catatan keperawatan.
2. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab
a. Memberi obat
b. Pemeriksaan laboratorium
c. Persiapan klien yang akan di operasi.
3. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik, dan spiritual dari klien
a. Memelihara kebersihan klien dan lingkungan
b. Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
4. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan perawatan
dan pengobatan secara diagnostik
5. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuan.
6. Memberi pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruang dalam pelaksanaan ruangan secara administratif
a. Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal dunia.
b. Sensus harian dan formulir
c. Rujukan atau penyuluhan PKMRS
8. Mengantar dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi, siang atau malam secara bergantian.
11. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
13. Membuat laporan harian.
G. Aplikasi Peran sebagai Perawat Primer
1. Membaca rencana keperawatan yang telah ditetapkan oleh ketua tim.
2. Membina hubungan terapeutik dengan klien atau keluarga sebagai lanjutan kontrak
yang telah dilakukan perawat primer (PP).
3. Menerima klien baru bila ada dan melaksanakan orientasi.
4. Melakukan tindakan keperawatan berdasarkan rencana keperawatan.
5. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan dan mendokumentasikan.
6. Mengikuti visite dokter.
7. Memeriksa kerapihan dan kelengkapan status keperawatan.
8. Membuat laporan pergantian dinas.
9. Mengkomunikasikan dengan PP atau PJ-shift atau ketua tim, bila menemukan
masalah yang pasien yang perlu diselesaikan.
10. Menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik, laboratorium pengobatan.
11. Berperan serta dalam memberikan pendidikan kesehatan.
12. Membantu tim lainnya yang membutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, Ratna. 2006. Model praktik keperawatan profesional di Rumah Sakit. Jakarta : EGC
Suarli, Yayan Bachtiar. 2009. Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktik. Jakarta:
Erlangga
Pusat Pelayanan Kesehatan Carolus. 2009. Manajemen bangsal keperawatan
PELAKSANAAN KEGIATAN TANGGAL 19 AGUSTUS 2021
RENCANA KEGIATAN HARIAN PERAWAT PELAKSANA
5. Memberikan teknik
nonfarmakologi untuk mengurangi
rasa nyeri
Hasil :
Ds : Klien mengatakan jika nyeri
klien melakukan tarik nafas dalam
Do : klien tampak menarik nafas
dalam
6. Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
Hasil :
Ds : Klien mengatakan nyeri di
bagian bekas operasi di ektremitas
12.30 bawah sebelah kanan, nyeri seperti
ditusuk-tusuk.
Do : Klien kooperatif
Mengidentifikasi lokasi,
16.00
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri, skala nyeri
Hasil:
Klien mengatakan nyeri dibagian
luka operasi
P : Nyeri dibagian luka operasi
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Di kaki sebelah kanan
S : Skala nyeri (3)
T : Pada saat bergerak
Monitor Tanda-Tanda Vital
16.30 Hasil :
TD : 120/78mmHg
N : 100x/mnt
RR : 22x/mnt
S :36◦C
18.00
PELAKSANAAN KEGIATAN TANGGAL 30 AGUSTUS 2021
RENCANA KEGIATAN HARIAN PERAWAT PELAKSANA