OLEH :
KELOMPOK I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
keperawatan kritis dengan judul Proses keperawatan pada area keperawata kritis
dengan baik.
Kami kelompok 1 berterima kasih kepada Dosen mata kuliah keperawatan
kritis (Ibu ) yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengatuan dan wawasan dari kami mahasiswa.
Kami kelompok 1 menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah
ini oleh karena itu sangat diperlukan kritik dan saran dari semua pihak yang
membaca demi kesempurnaan makalah tersebut.
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Defenisi keperawatan kritis
b. Tujuan keperawatan kritis
c. Peran dan fungsi perawat kritis
d. Tanggung jawab peran perawat
e. Standar asuhan keperawatan intensive
f. Standar minimum pelayanan instalasi perawatan intensive
BAB III PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
ditujukan untuk observasi, perawatan dan terapi pasien-pasien yang
menderita penyakit akut, cedera atau penyulit-penyulit yang mengancam
nyawa atau potensial mengancam nyawa dengan prognosis dubia
yang:diharapkan masih reversibel. ICU menyediakan kemampuan dan
sarana prasarana serta peralatan khusus untuk menunjang fungsi- fungsi
vital dengan menggunakan keterampilan staf medik, perawat dan staf lain
yang berpengalaman dalam pengelolaan, keadaan-keadaan tersebut.
Penting bagi perawat di ruang kritis untuk melaksanakan proses
asuhan keperawatan secara komprehensif sehingga layanan yang diberikan
dan penatalaksanakan intensif lainnya dapat termonitoring, terobservasi dan
angka kematian dapat ditekan, kwalitas dan kwantitas perawatan meningkat,
pelayanan keperawatan kritis dapat lebih efektif.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
mendiskusiikan dan membahas Proses keperawatan pada area keperawatan
kritis
2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. DEFENIS KEPERAWATAN KRITIS
Kritis adalah penilaian dan evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap
suatu kondisi krusial dalam rangka mencari penyelesain atau jalan keluar.
Keperawatan kritis merupakan salah satu spesialisasi di bidang keperawatan yang
secara khusus menangani respon manusia terhadap masalah yang mengancam
hidup. Seorang peran kritis adalah perawat profesional yang bertangung jawab
untuk menjamin pasien yang kritis dan akut beserta keluarganya mendapatkan
pelayanan perawatan yang optimal.
3
B. TUJUAN PROSES KEPERAWATAN
4
- Pada akhirnya perawat critical care mengkoordinkasikan dgn tim
mengimplementasikanrencana askep, memodif rencana sesuai kebutuhan dan
respon pasien. Adapun kompetensi perawat kritis adalah:
1. Pengkajian klinis : mengumpulkan data tentang pasien, evaluasi praktik
2. Pembuatan keputusan klinis: menilai/membuat keputusan berdasarkan data
dan tanda gejala
3. Perawatan: memberi askep pada pasien
4. Advokasi: melindungi hak pasien dan keluarga
5. Memikirkan sistem: mengarahkan sistem pelayanan yg bermanfaat bagi
pasien
6. Fasilitator pembelajaran: sbg educator
7. Berespons thd keberagaman: terima pasien dgn budaya yg berbeda
8. Kolaborasi: kerjasama dgn profesi lain
- AACN juga menjelaskan bahwa peran perawat kritis adalah peran advokat
AACNmendefinisikan advokat adalah menghormati dan mendukung nilai-
nilai dasar, hak-hak, dan keyakinan pasien sakit kritis. Dalam peran ini,
perawat kritis melakukan hal:
1. Menghormati dan mendukung hak pasien atau pengganti pasien yg ditunjuk
utk pengambilan keputusan otonom
2. Campur tangan ketika kepentingan terbaik pasien yg bersangkutan
3. Membantu ps mendapatkan perawatan yg dibutuhkan
4. Menghormati nilai – nilai, keyakinan – keyakinan, dan hak - hak pasien
5. Menyediakan pendidikan dan dukungan utk membantu pasien atau pengganti
pasien ygditunjuk membuat keputusan.
6. Mewakili pasien sesuai dgn pilihan pasien
7. Mendukung keputusan dari pasien atau pengganti yg ditunjuk, atau perawatan
transfer pasien kritis sama2 berkualitas
8. Berdoa bagi pasien yg tidak dapat berbicara utk mereka sendiri
9. Memantau dan menjaga kualitas perawatan pasien
5
D. TANGGUNG JAWAB PERAN PERAWAT
1. Mendukung dan menghargai otonomi pasien, serta pengambilan keputusan
yangdiinformasikan
8. Menjadi perantara basi pasien yang tidak bisa mengambil keputusan sendiri
dan juga
11. Berlaku sebagai penghubung antara pasien/keluarga pasien dan anggota tim
kesehatan lain.
6
keperawatan yang berkualitas guna mengatasi masalah pasien.
Langkahlangkah yang harus dilakukan meliputi pengkajian,
masalah/diagnose keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi (kemenkes,
2006).
1. Pengkajian
7
1) Untuk persiapan penerimaan pasien saat datang di
ICCU.
2) Agar saat pasien datang di icu, semua peralatan yang
dibutuhkan tersedia dan siap digunakan.
3) Persiapan dokter spesialis terkait yang harus dihubungi.
4) Untuk dokumentasi dan data rumah sakit.
2. Pengkajian ICCU
a. Pengkajian segera (quick assessment)
1) Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICCU meliputi
ABCDE yaitu Airway, breathing, circulation, drugs
(obatobatan yang saat ini dipakai termasuk apakah alergi
terhadap obat atau makanan tertentu) dan equipment (adakah
alat yang terpasang pada pasien.
2) Perawat penerima pasien segera menilai dan melakukan kajian
kondisi pasien saat itu kemudian perawat melakukan serah
terima, hal-hal yang terkait dengan pasien dan mencatat pada
lembar observasi.
3) Ada beberapa model pengkajian keperawatan yang dapat
digunakan untuk mengkaji pasien. Barrett, Gretton dan Quinn
(2006) menjelaskan pengkajian primer pada pasien penyakit
jantung secara umum adalah sebagai berikut:
a) Airway
1) Apakah jalan nafas paten?
2) Apakah pasien diam, apakah suara nafas pasien bersih
atau tidak jernih?
3) Apakah ada darah atau muntahan di sekitar mulut yang
berpotensi terjadi sumbatan jalan nafas?
4) Apakah ada injuri pada hidung, mulut atau tenggorokan
yang berdampak pada cidera jalan nafas?
8
5) Apakah wajah atau tenggorokan pasien kemerahan dan
bengkak yang mengindikasikan adanya infeksi atau
peradangan jalan nafas? Jika tanda-tanda tersbut positif
maka harus segera dilakukan upaya proteksi jalan
nafas.
6) Apakah mulut dapat dibukan dengan aman? Jika ya
apakah ada sumbatan benda asing dan apakah dapat
dikeluarkan?
7) Jika ada cairan pada jalan nafas apakah bisa disuction?
8) Jika tidak apakah pasien dapat dimiringkan untuk
membantu mengeluarkan cairan pada mulut dan
hidung?
9) Apakah jalan nafas dapat dibuka dengan manuver
headtilt, chin-lift atau jaw thrust?
10) Saat terbuka apakah jalan nafas dapat diamankan
dengan oropharyngeal atau nasopharyngeal airway atau
laryngeal mask airway?
b. Breathing
1) Dengan Look, Listen dan Feel selama 10 detik, apakah
pasien bernafas? Jika tidak bernafas segera cari bantuan
dan mulai RJP
2) Jika pasien bernafas, bagaimana rata-rata kecepatannya
disbanding sebelumnya?
3) Jika anda tidak tahu, apakah pasien takipnea ekstrim (≥
9
(1) Apakah nadi teraba dengan palpasi nandi karotis 10
detik?
(2) Jika teraba bagaimana karakternya?
(3) Jika anda tidak tahu, apakan pasien takikasre ekstrim
(≥140 kali / menit atau bradikardia (≤40 kali / menit).
Apakah nadi teratur?
(4) Apakah tekanan darah pasien turun dengan signifkan?
(5) Jika tekanan darah tidak terukur apakah pasien punya
tanda yang
10
Setelah melakukan pengkajian data dikumpulkan dan
diintrepretasikan kemudian dinanalisa lalu ditetapkan
masalah/diagnose keperawatan berdasarkan data yang menyimpang
dari keadaan fisiologis. Kriteria hasil ditetapkan untuk mencapai
tujuan dari tindakan keperawatan yang diformulasikan berdasarkan
pada kebutuhan klien yang dapat diukur dan realistis (craven &
himle, 2000).
Contoh diagnose keperawatan yang sering muncul pada intensif care
adalah :
a. Bersihan jalan nafas tidak efektif (RC : Sepsis)
b. Gangguan pertukaran gas : Airway-Obstruction (RC : Acidosis
(metabolic Respiratory)
c. Pola nafas tidak efektif (RC : Hypoxemia)
d. Gangguan perfusi jaringan (RC : Hypoxemia)
e. Nyeri Akut (RC : Syok Neurogenik)
f. gangguan intergritas kulit/jaringan (RC : Sepsis)
g. Resiko jatuh
4. Perencanaan
Perencanaan tindakan keperawatan dibuat apabila diagnose telah
diproritaskan. Langkah awal adalah :
a. Merumuskan tujuan :
1) berfokus pada pasien
2) jelas dan singkat
3) dapat diukur dan diobservasi
4) realistis
5) ada target waktu
6) melibatkan peran serta masyarakat
b. rencana tindakan :
1) tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
11
2) mengarah pada tujuan yang akan dicapai
3) realistis
4) disusun berurutan da nada rasionalnya
c. kriteria hasil :
1) menggunakan kata kerja yang tepat
2) dapat dimodifikasi
3) spesifik
5. Implementasi Keperawatan
Semua kegiatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap klien sesuai dengan rencana tindakan. Hal ini
penting untuk mendukung pencapaian tujuan. Tindakan keperawatan
dapat dalam bentuk observasi, tindakan prosedur tertentu, tindakan
kolaboratif dan pendidikan kesehatan dala tindakan perlu ada
pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien termasuk evaluasi
perilaku.
6. Evaluasi
Evaluasi adalah langkah kelima dalam proses keperawatan dan
merupakan dasar pertimbangan yang sistematis untuk menilai
keberhasilan tindakan keperawatan dan sekaligus merupakan alat
untuk melakukan pengkajian ulang dalam upaya melakukan
modifikasi/revisi diagnose dan tindakan. Evaluasi dapat dilakukan
setiap akhir tindakan peberian asuhan yang disebut sebagai evaluasi
proses dan evaluasi hasil yang dilakukan untuk menilai keadaan
kesehatan klien selama dan pada akhir perawatan. Evaluasi dicatat
pada catatan perkembangan klien.
12
- Terapi Oksigen: Ventilator
- Pemeriksaan Lab
- Terapi Titrasi
KLASIFIKASI ICU
1. ICU Primer : Tingkat 1 (RS Tipe D/Kecil)
13
- Tunjangan ventilasi mekanik lebih lama.
- Memilki dokter sepesialis dan sub spesialis yang dapat dipanggil setiap
saat.
- Ada dokter jaga 24 jam dan mampu melakukan CPR (BHD dan BHL).
14
- Laborat, Ro, Fisioterapi selama 24 jam
15
- FASTHUG
Intervensi FASTHUG merupakan tindakan yang diberikan pada
pasien kritis meliputi feeding, analgesia, sedasi, thromboembolic
profilaksis, head elevasi, ulcus stresser danglukosa control. Intervensi
FASTHUG diharapkan dapat memperbaiki kondisi klinis termasuk
disfungsi organ yang terjadi pada pasienkritis selama perawatan di
ICU.Hasil intervensi FASTHUG selama ini dilakukan dengan penilaian
APACHE II. FASTHUG digunakan di unit perawatan intensif (ICU) untuk
membantu team medis dalam persiapan untuk evaluasi kondisi pasien,
membantu mengidentifikasi dan mencegah kesalahan pengobatan,
meningkatkan keselamatan pasien, dan memaksimalkan intervensi
terapeutik.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B Saran
1. Perawat harus memahami bagaimana konsep proses asuhan
keperawatan di area kritis
2. Perawat harus memiliki kemampuan untuk melakukan layanan asuhan
keperawatan di area kritis.
12
DAFTAR PUSTAKA
Herdian, Fitra. 2016. Proses Keperawatan Pasien Kritis. Fakultas unpad. Diakses
pada https://www.researchgate.net/publication tanggal 5 Agustus 2019
13