Anda di halaman 1dari 12

OBAT-OBATAN DI RUANG ICU

Disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Kritis

Yang dibimbing Oleh Bapak Dr. Moch Bahrudin, M.Kep, Sp.KMB

Disusun Oleh:

Kelompok 9

Dimas Dwi Nugroho

Kurniawati

PROGRAM PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA

2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang atas karunia-Nya makalah ini
dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini berjudul “Obat-obatan Di Ruang
ICU” ditulis dengan tujuan untuk memberikan wawasan pada semua pembaca.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Ibu Dosen selaku pembimbing
dan semua pihak yang telah membantu demi terselesaikannya makalah ini.

Kritik dan saran kami harapkan untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
bermanfaat untuk penulis dan pembaca.

Surabaya, 25 Desember 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .....................................................................................................................i


Daftar Isi...............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................2
1.3Tujuan........................................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Obat ICU.....................................................................................................3
2.2 Jenis Obat Di ICU ....................................................................................................4
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan ..............................................................................................................37
3.2 Saran .......................................................................................................................38
Daftar Pustaka

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan manusia merupakan masalah yang dihadapi masing- masing individu


untuk mempertahankan dirinya agar selalu dalam keadaan sehat fisik, mental dan
social. Seseorang individu menginginkan dirinya baik keluarga maupun orang-
orang disekitarnya sehat dari berbagai penyakit atau kecacatan. Jika sampai
merekapun sakit baik akibat dari factor biologis maupun fisik maka langkah
mereka adalah membawanya ke tenaga kesehatan. Sekalipun mereka dalam
kondisi yang gawat darurat maupun kritis, mereka tetap mencari dan butuh
pengobatan karena menginginkan untuk kesembuhan dan setidaknya
menyelamatkan dari kematian .
Begitupun seorang tenaga kesehatan, sudah selayaknya mereka melakukan
usaha-usaha untuk meminimalkan resiko kecacatan maupun kematian pada
pasien yang gawat maupun darurat sebagai pertolongan yang pertama dan
menyelamatkan pasien dari kematian. Kondisi yang seperti itu dinamakan
sebagai emergency. Emergency merupakan suatu usaha dimana penanganannya
harus cepat dan tepat untuk menghindari kematian.
Pelayanan kesehatan kegawatdaruratan atau emergency adalah hak asasi setiap
orang dan merupakan kewajiban yang harus dimiliki semua orang. Dimana
pasien yang gawat darurat mendapatkan hak untuk diberikan suatu pengobatan
sebagai penunjang hidupnya. Apalagi jika pasien hanya mampu hidup dengan
bantuan alat kesehatan khusus yang berada pada ruang yang khusus  maupun
tergantung pada obat-obatan, sudah seharusnya tenaga kesehatan memberikan
apa yang pasien butuhkan termasuk pemberian obat.
Obat yang diberikan pada pasien gawat darurat merupakan obat-
obatan emergency . Obat emergency adalah obat-obat yang digunakan untuk
mengatasi situasi gawat darurat atau untuk resusitasi/life support.

1
Pengetahuan mengenai obat-obatan ini penting sekali untuk mengatasi situasi
gawat darurat yang mengancam nyawa dengan cepat dan tepat. Oleh karena itu
penulis ingin memaparkan tulisan yang membahas tentang obat-obatan apa saja
yang termasuk dalam kategori obat emergency.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah yang dimaksud dengan obat kardiovaskuler ?

Obat apa sajakah yang digunakan untuk tindakan emergency di ICU ?

1.3 Tujuan

Mengetahui yang dimaksud dengan obat kardiovaskuler

Mengetahui Obat apa sajakah yang digunakan untuk tindakan emergency di ICU

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Obat ICU


Obat kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang memperngaruhi dan
memperbaiki system kardiovaskuler ( jantung dan pembuluh darah ) secara
langsung atau tidak langsung.
 Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan
dapat terangku dengan baik.
 Jantung sebagai organ pemompa darah sedangkan pembuluh darah sebagai
penyalur darah ke jaringan.
 Sistem kardiovaskuler dikendalikan oleh system syaraf otonom melalui nodus
SA, nodus AV, berkas his dan serabut Purkinye.
 Obat Kardiovaskuler adalah obat yang digunakan untuk kelaianan jantung dan
pembuluh darah.
Tujuan utama pemberian obat pada pasien –pasien emergency adalah membantu
mengembalikan sirkulasi spontan dan memelihara sirkulasi tersebut agar perfusi
jaringan optimal dan akhirnya dapat meningkatkan pasien pasca cardiac aresst.
2.2 Jenis Obat di Ruang ICU
OBAT – OBAT VASOAKTIF
Golongan obat vasoaktif mempunyai efek vasopresor, inotropik dan vasodilator.
Obat vasopresor mempunyai aktifitas adrenergic-α1 yang mengakibatkan
konstriksi arteriol, peningkatan tahanan vascular sistemik peningkatan tekanan
darah. Obat inotropik akan meningkatakan kontraktilitas jantung akibat efek
adrenergic-β1. Obat-obat vasoaktif pada umumnya lebih dari satu efek
hemodinamik, dengan efek tergantung dosis dan respon pasien.

3
INOTROPIK
Dopamin
Dopamin merupakan obat vasoaktif yang mempunyai efek inotropik dan
vasopresor tergantung dosis yang diberikan.
Dopamin adalah jenis inotropik yang dapat menstimulasi beta1 adrenergik dan
reseptor dopaminergik. Dopamin digunakan untuk meningkatkan tekanan
darah,curah jantung ( cardiac output ) dan produksi urine pada pasien syock
kardiogenik. Obat ini bermanfaat sebagai terapi gagal jantung kongesti.
Pada pemberian dosis rendah ( 2-3µg/kg BB/menit ) dopamine menstimulasi
reseptor dopaminergik yang menghasilkan vasodilatasi dipembuluh darah renal,
mesenterika d splanik, dan dapat meningkatkan jumlah urine;meskipun
demikian penggunaan dengan tujuan efek pada ginjal tidak dianjurkan karena
tidak dapat mencegah disfungsi ginjal atau memperbaiki keluaran. Denyut
jantung dan curah jantung bisa meningkat.
Pada pemberian dosis sedang ( 5-10 µg/kg BB/menit ) efek utama dopamine
adalah sebagai inotropik. Dopamin dapat menstimulasi reseptor alpha dan beta
miokard dan berpengaruh terhadap pelepasan norepinephrin. Curah jantung,
tekanan darah dan denyut jantung bisa meningkat pada pemberian dosis ini.
Sedangkan pada pemberian dosis tinggi ( diatas 10µg/kg BB/menit ) dopamine
dapat mengakibatkan vasokontriksi sehingga tekanan darah bisa meningkat.
Yang perlu diperhatikan ;
 Koreksi hipovolemia dengan penggatian volume sebelum pemberian
dopamine
 Gunakan dengan hati-hati pada syock kardiogenik dengan gagal jantung
kongestif.
 Dapat menyebabkan takiaritmia, vasokontriksi eksesif
 Jangan dikombinasikan dengan larutan alkali ( natrium bikarbonat )

4
Dobutamin
Dobutamin adalah jenis inotropik murni yang menstimulasi adrenoreseptor
dijantung sehingga dapat meningkatkan kontraktilitas. Pemberian dobutamin
lebih jarang menyebabkan aritmia dibanding dopamine, tetapi kedua obat ini
sering digunakan bersamaan.
Dobutamin menyebabkan vasodilatasi dan penggunaannya sering mengakibatkan
penurunan tekanan darah.
Pemberian dobutamin dosis rendah ( 2-5 mikrogram/kg BB/menit) mempunyai
efek meningkatkan curah jantung, tanpa meningkatkan denyut jantung.
Pemberian dobutamin dosis sedang ( 5-10 mikrogram/kg BB/menit) dapat
meningkatkan curah jantung, disertai dengan penurunan tekanan kapiler
pulmonal.
Pemberian dobutamin dosis tinggi ( 10 - 20 mikrogram/kg BB/menit)
mempunyai efek meningkatkan curah jantung dan peningkatan stroke volume.
Tekanan darah arteri tetap tidak berubah, menurun atau sedikit menurun atau
meningkat. Pada pasien hipotensi harus hati-hati; pada resusitasi cairan yang
tidak adekuat, pemberian dobutamin malah dapat menurunkan tekanan darah dan
mengakibatkan takikardia, sedangkan efek samping yang timbul pada pemberian
obat ini adalah mual, muntah, sakit kepala, palpitasi dan tremor.
Pemberian dobutamin dapat dikombinasikan dengan dopamine. Kombinasi
keduanya efektif untuk mengatasi sindroma curah jantung rendah ( low cardiac
output ) dan bendungan paru.
Indikasi
Untuk masalah pompa ( gagal jantung kongestif ) dengan tekanan darah sistolik
70 – 100 mmHg dan tanpa tanda-tanda syock.
Selama pemberian dobutamin, pasien memerlukan pemantauan hemodinamik
secara kontinyu dan respon pada usia lanjut dapat menurun secara bermakna.

5
ANTIBIOTIK
Antibiotik merupakan obat yang mempunyai peran penting dalam pengelolaan
medis pasien – pasien kritis di Intensive Care Unit ( ICU ). Pemberian antibiotic
di intensive care unit (ICU) harus mempertimbangkan banyak hal, seperti strategi
deeskalasi, pasien dengan kondisi kritis, fungsi organ utamanya hepar dan ginjal,
peta mikroba global dan local, dan kemungkinan untuk terjadinya resistensi
mikroba. Strategi deeskalasi memerlukan penggunaan antibiotikspektrum luas
empiric untuk kemudian dilakukan penyempitan spectrum setelah didapatkan
hasil biakan mikroba dan ujin kepekaan terhadap antibiotic.Sebagian besar
pasien yang dirawat di ICU berasal dari berbagai pusat layanan kesehatan
disekitar rumah sakit. Pasien ini telah mendapatkan abtibiotik empiris namun
kondisinya memburuk. Salah satu kemungkinan penyebab kajadian ini adalah
terjadinya resistensi pada mikroba penyebab tewrhadap antibiotic empiric yang
telah diberikan. Sementara itu sebagian besar pasien yang dirawat di ICU
mengalami gangguan pada system respirasi, hemodinamik, regulasi cairan dan
metabolic. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan perfusi perifer yang
mengakibatkan gangguan distribusi antibiotic dijaringan perifer dan konsentrasi
antibiotic tidak dapat mencapai minimal inhibitory concentration ( MIC ).
TROMBOLITIK
Tujuan untuk melarutkan thrombus yang menyumbat arteri koroner pada
serangan Infark Miokard Akut
Obat Thrombolisis
 Streptokinase
 r-TPA ( recombinant Tissue Plasminogen Activator )
Indikasi
 Onset ≤ 12 jam sejak mulainya sakit dada khas infark
 Usia kurang dari 75 th
 Elevasi segmen ST ≥ 0,2 mV pada dua sandapan atau lebih pada V1-V3 atau
≥ 0,1 mV pada dua sandapan atau lebih pada 1,aVL, V4-V6.

6
 Bundle branch block / adanya LBBB baru
 Tidak ada kontra indikasi

Kontra Indikasi
1. Mutlak
 Riwayat stroke perdarahan dan kejadian kardiovaskuler dalam satu tahun
terakhir
 Neoplasma intracranial
 Perdarahan internal aktif
 Diseksi aorta
2. Relatif
 Hipertensi tidak terkontrol ( TD > 180/110 mmHg)
 Sedang dalam dosis antikoagulan, diathesis perdarahan yang diketahui
 Trauma baru dalam 2-4 minggu, termasuk trauma kepala atau RJP yang
traumatic atau berkepanjangan lebih dari 10 menit, operasi besar kurang
dari 3 minggu
 Tusukan vaskuler yang tidak dapat diatasi
 Perdarahan internal baru dalam 2-4 minggu
 Kehamilan
 Ulkus peptikum aktif
 Pemberian streptokinase sebelumnya atau riwayat alergi sebelumnya

Efek Samping
 Perdarahan, perdarahn mayor, perdarahan bekas tusukan
 Aritmia, berupa aritmia ventrikel
 Hipotensi
 Alergi

7
BAB III
PENUTUP
3.2 Kesimpulan
Obat obat emergency merupakan obat-obat yang digunakan untuk mengatasi
situasi gawat darurat atau untuk resusitasi life support. Pengetahuan mengenai
obat-obatan ini pentimg sekali untuk mengatasi situasi gawat darurat yang
mengancam nyawa dengan cepat dan tepat. Banyak sekali macam obat
emergency, sebagai perawat memerlukan pemahaman sebagai modal sebelum
memberikan obat kepada pasien. Kita harus melihat indikasi kontraindikasi, dan
efeksamping karena setiap kasus akan berbeda pyla obat emergency yang
diberikan. Sehingga pasien akan tertolong dengan pertolongan yang tepat dan
tidak ada kejadian fatal yang diakibatkan oleh kesalahan pemberian obat
emergency
3.2 Saran
Peawat harus mengetahui 6 hal yang benar dalam pemberian obat kepada
pasien. Karena hal itu berperan penting dalam kesuksesan perawat dalam
pemberian obat

8
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan. 2013. Apa yang dimaksud dengan Obat. Diakses dihttp://dinkes.
go.id/index.php/artikel-kesehatan/111-apa-yang-dimaksud-dengan-obat-pada
senin, 4Mei 2015
Hadiani, Miftakhul Arfah. 2011. Klasifikasi Obat Gawat Darurat Menggunakan
Analisa ABC-VED di Instalasi Farmasi RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Jurnal Teknik WAKTU. Volume 09 Nomor 02 – Juli 2011 – ISSN : 1412 –
1867
Hadiani, Miftakhul H. 2011. Klasifikasi Obat Gawat Darurat Menggunakan Analisis
Abcved Di Instalasi Farmasi Rsud Dr Moewardi Surakarta. Journal
teknik.Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
Martindale, 34th edition halaman 1120-1121 2. MIMS 2007 halaman 99 3. AHFS,
Drug Information 2005 halaman 1276-1281 4. Drug Information Handbook
17th ed halaman 550-551.
Stillwell, Susan B. 2011. Pedoman Keperaawatan Kritis. Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai