sehat bagi setiap orang untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum sebagai tujuan nasional.
Untuk itu perlu adanya peningkatan upaya untuk memperluas dan mendekatkan
perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran, maka sistem nilai juga mengalami
yang harus disikapi oleh perawat. Pelayanan keperawatan yang profesional perlu
kepada masyarakat. Sebagai salah satu institusi sosial, Rumah Sakit dituntut untuk
mengutamakan pelayanan kesehatan kepada seluruh masyarakat tidak memandang
paripurna yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah sakit adalah pelayanan utama dalam satu perawatg atau satu jenis
penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu, golongan, umur, jenis penyakit atau
kekhususan lainnya.
sakit, oleh karena itu mutu pelayanan keperawatan akan berdampak langsung
terhadap pelayanan rumah sakit. Hal ini dikarenakan perawat merupakan tenaga
kesehatan terbanyak dan memiliki waktu kontak dengan pasien lebih lama
dibandingkan tenaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu perawat rumah sakit
interpersonal dan moral yang baik, bertanggung jawab dan memiliki kewenangan
suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan sutau kegiatan di
tujuan organisasi. Dalam manajemen terdapat suatu proses yang mengubah suatu
input menjadi suatu output yang diharapkan. Input manajemen terdiri dari
manusia, material/ alat, metode dan lingkungan yang selanjutnya akan mengalami
Output pada manajemen berupa efisiensi dalam pelayanan dan staf yang
kompeten dan ahli. Pada manajemen keperawatan, kegiatan ini terintegrasi pada
pelayanan keperawatan yang efektif dan efisien yang terdapat diterapkan kepada
klien, keluarga klien dan masyarakat (Grant & Massey dalam Nursalam 2017).
2013).
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
M2: Material, M3: Methode, M4: Money, M5: Marketing) nyata di tempat
praktik.
masalah yang disepakati kepala ruangan dan para perawat ruangan serta
pembimbing.
1. Bagi Mahasiswa
Rumah Sakit.
3. Bagi Pendidikan
berikutnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan adalah
peralatan, uang tunai, dan sumber daya manusia, untuk memberikan layanan
dan mengawasi penggunaan sumber daya yang sudah ada, termasuk sumber
daya manusia dan material serta peralatan dan sumber daya keuangan. Bakri,
2017).
a. Planning (perencanaan)
Merupakan suatu proses yang dimulai dengan merumuskan tujuan
b. Organizing (pengorganisasian)
tersebut.
efektif
banyak kesalahan yang berdampak negatif bagi klien dan pihak terkait
perbaikan kekurangan.
semuanya didefinisikan sebagai bagian dari kerangka yang dikenal sebagai Sistem
diperhitungkan saat memilih model karena merupakan satu kesatuan yang utuh.
Definisi ini didasarkan pada nilai-nilai yang dianggap penting dalam menentukan
asuhan keperawatan profesional yang saat ini digunakan dan akan dikembangkan
1. Metode Fungsional
dan dipilih perawat yang paling murah. Kepala ruangan terlebih dahulu
dimaksud.
singkat dengan
pekerjaan.
c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan
denganketerampilan saja.
2. Metode Tim
kelompok klien (Potter, Patricia 2015). Model tim didasarkan pada gagasan
kondisi dan persyaratan perawatan setiap pasien dalam timnya dan mengatur
kelompok pasien.
laporan untuk dan dari pemimpin tim, pentemuan tim untuk mendiskusikan
Kelebihan:
untuk belajar.
bertugas.
Kelemahan:
Asuhan keperawatan
kepemimpinan.
ruangannya.
ruangannya.
lainnya.
Keperawatan
kepala ruangan.
Asuhan Keperawatan
h. Menyelenggarakan konferensi
jawab timnya.
f. Memberikan laporan
3. Metode Primer
memiliki 4-6 klien dan bertanggung jawab atas mereka selama 24 jam
Kelebihan:
sepanjang hospitalisasi.
d. Membebaskan manajer perawat klinis untuk melakukan peran
mereka.
klien.
Kelemahan:
yang sama.
asisten
komprehensif.
sosial di masyarakat
4. Metode Kasus
Metode kasus merupakan suatu metode dimana perawat bertanggung
Kekurangan:
1) Definisi
primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara tertulis dan
lisan.
2) Tujuan Operan
Tujuan Khusus:
3) Manfaat Operan
Bagi perawat:
perawat.
3. Pelaksanaan Asuhan Keperawatan terhadap pasien yang
berkesinambungan
Bagi Pasien:
4) Prosedur Operan
kurang jelas
masa perawatan
i. Lama operan untuk tiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali
1. Diskusi
terkini)
setiankeperawatan
R: Recommendation
1) Pengertian
a. Pre Conference
b. Post Conference
Adalah kegiatan diskusi kelompok untuk mengevaluasi pemberian
kepada pasien. Hasil konferensi sebagai dasar operan tugas untuk shift
malam berikutnya.
2) Tujuan
Pre Conference
3) Kebijakan
keperawatan
ditambahkan
3. Ronde Keperawatan
a. Definisi
b. Tujuan Ronde
Tujuan Umum:
Tujuan Khusus:
keperawatan.
d. Kriteria Pasien
1) Memberikan justifikasi
2) Memberikan Reinforcement
f. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
1) Persyaratan administratif (informed consent, alat, dan
lainnya)
keperawatan
2. Proses
telah ditentukan
3. Hasil
3) Menentukan literature
4) Membuat proposal
ruangan
1) Salam pembuka
(30 menit)
Pelaksana PP
kepadatim ronde
didiskusikan.
Waktu: 10 menit
Pelaksana: Karu, Supervisor, perawat konelor, pembimbing
4) Penutup
PENETAPAN PASIEN
TAHAP PRA RONDE
PERSIAPAN PASIEN
Informent Concent
Hasil
pengkajian /
validasi data
VALIDASI DATA
TAHAP
PELAKSANAAN
RONDE
LANJUT DISKUSI DI
NURSE STATION
PENYAJIAN MASALAH
1) Pengertian
2) Tujuan
melaksanakan tugasnya
3) Prinsip
spesifik
4) Pelaksanaan
a. Kepala Ruang :
didelegasikan
b. Pengawas Keperawatan, bertanggung jawab dalam supervisi
tidak langsung.
5) Langkah-Langkah Supervisi
a. Pra Supervisi
b. Pelaksana Supervisi
c. Pasca Supervisi 3F
laporan supervisi)
c) Supervisor memberikan reinforcement dan follow up perbaikan
supervisi.
diberikan
yang terkait
b. Manajemen anggaran
berikut:
anggaran keperawatan
keperawatan
7) Alur Supervisi
1) Definisi
Menerima pasien baru adalah salah satu cara untuk menyambut mereka
perawatan, prosedur medis, dan aturan kamar pada saat masuk. Proses
pasien (pengalaman masa lalu), yang akan menjadi salah satu faktor
bagian dari catatan pasien, yang sangat penting untuk menilai seberapa
sebagai berikut:
terapeutik
yang diberikan
tempatpelayanan)
1) Pengertian
dari discharge planning. Jika terapi rumah sakit diikuti dengan perawatan
di rumah, akan ada artinya. Namun karena peran perawat saat ini hanya
pulang.
2) Tujuan
masyarakat.
3) Prinsip
diantisipasi.
bekerja sama
d. Tindakan atau rencana yang akan dilakukan setelah pulang
pelayanan kesehatan.
perawatanyang diperlukan
keluarga
7. Sentralisasi Obat
1) Definisi
Pemberian obat terpusat ketika semua obat yang diberikan kepada
perawat yang harus dilaksanakan dengan pola atau alur yang sistematis
2) Tujuan
memberikan obat
maupun secaramoral
penggunaan obat
tersebut habis.
lengkap semua obat yang diberikan kepada pasien, termasuk obat oral
a. Benar Pasien
b. Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat
dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama
c. Benar Dosis
ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau
tabletnya.
d. Benar Cara/Rute
kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
inhalasi.
e. Benar Waktu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum dapat
mefenamat.
f. Benar Dokumentasi
waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila pasien menolak
5) Pembagian Obat
kontrol obat pasien. Saat pemberian obat dijelaskan jenis obat yang
6) Penambahan Obat
8. Dokumentasi Keperawatan
diruangan.
perencanaan pulang
ronde keperawatan.
9. Asuhan Keperawatan
1) Definisi
memerlukantindakan kolaborasi.
keperawatan pasien.
actualmaupun potensial
9. Money
1) Pemasukan
darah
prosedur
pemeriksaan tersebut
telepon.
Alert Medication)
perlu diwaspadai
kebijakan
label yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi askes.
prosedur/tindakan pembedahan.
proses guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
terbaru.
kesehatan.
1) Rumah sakit menerapkan proses asseesmen awal risiko pasien jatuh dan
tidak disengaja.
No M1 (MAN) Ya Persen Tidak Persen
. Ketenagaan (%) (%)
1 Struktur Organisasi
diruangan sudah
sesuai dengan
kemampuan perawat 22 100% 0 0%
berdasarkan
bidangnya masing-
masing
2 Pembagian tugas 22 100% 0 0%
diruangan sudah
sesuai dengan struktur
organisasi
3 Kinerja ketua tim/PP
sudah kompeten
22 100% 0 0%
dengan tugas-
tugasnya
4 Perawat diruangan
merasa mebutuhkan
kesempatan untuk 11 50% 11 50%
meningkatkan
kemampuan kerja
5 Adanya kebijaksanaan
rumah sakit mengenai
pemberian beasiswa
8 36% 14 64%
atau pelatihan
pendidikan
keperawatan
6 Jumlah pendapatan
plus intensif yang
diterima perawat
19 86% 3 14%
diruangan sesuai
dengan latar
pendidikan
7 Adanya kesempatan
mengambil cuti dalam 18 82% 4 18%
seminggu
8 Tingkat beban kerja
perawat sesuai dengan
tingkat 22 100% 0 0%
ketergantungan pasien
yang ada diruangan
9 Jumlah perawat dan 8 36% 14 64%
pasien diruangan
sudah sesuai
BAB III
ANALISA SITUASI
3.1 Gambaran Umum
3.1.1 Profil Ruang Gedung Baru Lt.2
Ruang Gedung Baru Lt.2 merupakan salah satu ruangan yang berada di
RSUD Prof Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo. Ruang Gedung Baru Lt.2
terdiri dari 1 nurse stations, 20 ruang rawat, dengan 60 tempat tidur pasien dan
yang digunakan saat ini sebanyak 48 tempat tidur. Tenaga keperawatan
berjumlah 22 orang, dengan tingkat pendidikan Ners berjumlah 12 orang,
perawat berpendidikan DIII berjumlah 8 orang dan perawat berpendidikan D IV
2 orang. Ruang Gedung Baru Lt.2 menggunakan perawatan metode tim yang
dibagi menjadi 3 tim, dan dalam pelaksanananya semua tim bertanggung jawab
terhadap seluruh pasien yang ada di ruangan.
Analisa Situasi Ruangan
M1 (MAN) Ketenagaan
Tabel 3.1 distribusi frekuensi M1 (MAN) Ketenagaan
MANAGER UNIT
Ns. NIKMAWATY PULUHULAWA, S.Kep., M.Kep
KEPALA RUANGAN
Ns. SUTYANINGSIH, S.Kep
Gambar 3.1 Struktur Organisasi ketenagaan ruangan Gedung Baru Lt.2 RSUD
Aloei Saboe
Di ruang Gedung Baru Lt.2 Rumah Sakit Umum Daerah Toto Kabila saat ini
memiliki 22 tenaga perawat yang terdiri dari 1 kepala ruangan 3 ketua tim yang
Jenis Kelamin
21
1
Laki-laki Perempuan
D3 D4 S1-Ners S2
0
4. KarakteristikBerdasarkanLama Kerja
Tabel 3.4 Distribusi Ketenagaan berdasarkan Lama Kerja di Gedung Baru Lantai
2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo
No LamaKerja Jumlah Persen
1 1-5 Tahun 12 55%
2 6-10 Tahun 6 27%
3 11-15 Tahun 2 9%
4 16-20 Tahun 2 9%
Jumlah 22 100%
Sumber : Data Primer 2023
Lama Kerja
12
2 2
1 - 5 tahun 6 - 10 tahun 11 - 15 tahun 16 - 20 tahun
Jenjang Karier
5 5
2 2
1
Berdasarkan table diatas, rata–rata spesifikasi di Gedung baru lantai 2
adalah sebanyak 5 orang (23%) yaitu pada jenjang karier PK I Vokasi dan PK II
Profesi.
Analisa Kebutuhan Tenaga Keperawatan
Analisa kebutuhan tenaga keperawatan di Gedung baru lantai 2 berdasarkan:
a. Rumus Gilies
= 0,16 % x 60
= 9,6 atau 10 orang
Menentukan jam keperawatan yang dibutuhkan pasien perhari, yaitu :
o Perawatan Langsung
Keperawatan Self Care 0 pasien : 0 x 2 jam = 0 jam
Keperawatan partial care 48 pasien :10 x 3 jam = 30 jam
Keperawatan Total Care 0 pasien : 0 x 3 jam = 0 jam
A x B x C = F= H
(C – D) E G
Keterangan :
A : Rata-rata jumlah jam perawatan / pasien / hari
B : Rata-rata jumlah pasien /hari (BOR x Jlh TT)
C :Jumlah hari / tahun
D : Hari libur masing-masing perawat
E :Jumlah jam kerja masing - masing perawat(7 atau 8 jam)
F :Jumlah jam perawatan yang dibutuhkanpertahun
G :Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat pertahun
H :Jumlah Perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
n = 10 x 30
7
n = 10 kebutuhan tenaga perawat yang dibutuhkan/hari
Jumlah lost day
Ld = Jlh hari minggu dalam 1 tahun + cuti + hari besar x kebutuhan tenaga
Jumlah hari kerja efektif
= 52 + 12 + 12 + 10 x 8
279
= 0,56 = 1
Jumlah tenaga perawat = (jumlah tenaga perawat + lost day)
= 10+ 1 = 11 perawat
Jadi tenaga perawat di Gedung baru Lt. 2 RSUD Prof. Dr. H. Aloei
Saboe Kota Gorontalo ialah 11perawat. Sementara di Gedung baru lantai 2 RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo Jumlah perawat 22 orang perawat,
dengan pembagian jadwal dinas pagi 12 orang, dinas sore 4 orang, malam 4
orang, dan libur atau lepas 2 orang. Dengan jumlah 22 perawat di RSUD Prof. Dr.
H. Aloei Saboe Kota Gorontalo dapat diartikan bahwa tenaga perawat di RSUD
Prof. Dr. H. Aloei Saboe Kota Gorontalo sudah sesuai standar ideal perhitungan
Depkes.
M2 (Material) Bangunan, Sarana, dan Prasarana
1. Penataan Gedung/Lokasi gedung baru Interna Lt 2
Lokasi penerapan proses profesi manajemen keperawatan yang digunakan
dalam kegiatan profesi keperawatan mahasiswa profesi Ners Universitas
Negeri Gorontalo di Gedung perawatan anak sebagai berikut.
a. Sebelah Utara : Gedung Poli Jantung
b. Sebelah Barat : Hemodialisa
c. Sebelah Timur :
d. Sebelah Selatan :
Pintu Masuk
Apotek TANGGA
KELAS 1 A
218 217
216 215
214
213
212
211
Ruang Dokter
Kamar Tindakan
Ruang Role
RUANG KARU Arsip
Ruang Literasi
TANGGA EVAKUASI
KETERANGAN :
TANGGA & TANGGA EVAKUASI RUANG KARU RUANG ROLE ARSIP RUANG ADMINISTRASI
KAMAR COASS DOKTER PRIA NERS STATION KAMAR PERAWAT KAMAR TINDAKAN TOILET
1. Hasil Observasi Secara Umum
Berdasarkan hasil observasi terhadap situasi Gedung baru lantai 2 dapat
disimpulkan:
a. Pencahayaan : pencahayaan di dalam ruangan dan di luar ruangan
tampak terang untuk melakukan observasi klinis, setiap ruangan memiliki
lampu dan bisa menyala
b. Ventilasi : setiap ruangan memiliki ventilasi yang cukup sebagai sumber
pencahayaan dan pertukaran udara di ruangan
c. Lantai dan atap : lantai terbuat dari semen dan Gedung dari keramik
berwarna putih gading, bersih dan kering, belum ada keramik yang rusak.
Atap di setiap ruangan tidak mengalami kebocoran.
d. Dinding : kondisi dinding di Gedung baru lantai 2 tampak kuat dan
setengah dari dinding terdapat keramik berwarna abu-abu bersih, dinding
yang terbuat dari bata dan semen.
e. Sarana air bersih : terdapat air bersih di masing-masing toilet diruangan
pasien, air bersih setiap toilet ruangan lancar. Dan di wastafel terdapat air
bersih karena tersumbat
f. Pembuangan air limbah : pembuangan di setiap ruangan tidak ada
sumbatan
g. Wastafel : Wastafel untuk cuci tangan perawat hanya 1, dan semua
ruangan pasien memiliki wastafel yang dapat di gunakan.
h. Setiap ruangan memiliki colokan yang masih bisa digunakan
i. Gedung baru Lt 2 memiliki 60 tempat tidur
j. Di Gedung baru Lt 2 memiliki 4 meja kerja disetiap tim dan 1 meja
panjang nurse station
k. Di Gedung baru Lt 2 memiliki struktur organisasi ketenagakerjaan
l. Set alat diruangan baru Lt 2 terdapat mesin section di ruangan tindakan.
m. Jumlah meja terdapat 10 di kelass 1, namun ada lemari penyimpanan
untuk barang pasien pada setiap samping tempat tidur.
n. Tidak terdapat tempat sepatu/ Rak sepatu perawat.
2. Fasilitas Dan Peralatan Bahan
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan tanggal senin, 17 Juli
2023 didapatkan bahwa berikut daftar fasilitas Kesehatan untuk pasien yang
ada diruangan G2 Lt 2 di RSUD Prof., Dr., H., Aloe Saboe.
a. Fasilitas
1) Fasilitas untuk tenaga Kesehatan
Tabel 3.10 Fasilitas untuk tenaga Kesehatan diruangan G2 Lt 2 RSUD
Prof., Dr., H., Aloe Saboe.
No Hasil Pengkajian Standar
1 Terdapat ruang administrasi tidak Bagian administrasi ada yang
dan ada yang menghendel menghendel dan memiliki
administrasi BPJS oleh ruangan sendiri sebagai
administrator RS tempat kerja bagian
administrasi.
2 Terdapat ruangan tersendiri untuk Kepala ruangan memiliki
kepala ruangan. ruang kerja sendiri sebagai
tempat kerja untuk
mendiskusikan kasus pasien,
dan sebagai tempat untuk
menerima tamu.
3 Semua ruangan pasien memiliki Di setiap ruangan pasien
wastafel yang bisa digunakan dan memiliki wastafel untuk cuci
bagi keluarga pasien. Namun tangan yang bisa digunakan
tidak terdapa hensenitaiser setiap sebagai tempat cuci tangan
ruang pasien keluarga atau pengunjung
pasien.
Sumber : Data Primer 2023
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara di ruangan Interna Lt 2
fasilitas untuk tenaga Kesehatan belum sesuai standar yang berlaku sesuai
pedoman teknis ruangan perawatan di rumah sakit.
2) Fasilitas untuk pasien
Tabel 3.11Fasilitas untuk pasien diruangan perawatan anak di RSUD Prof., Dr., H.,
Aloe Saboe.
Keadaan
No Nama Barang Jumlah Standar Usulan
Baik Buruk
1 Tempat tidur pasien 60 60 - - -
2 Tiang infus 60 60 - - -
3 Lemari pasien 60 60 - 10 10
4 Meja pasien 10 10 - 21 10
5 Tempat sampah non medis 2 2 - - -
6 AC 27 - 2 -
7 Nebulizer 1 1 - 2 1
8 Mesin Suction 1 - 1 1 1
9 Selang suction 0 - - - -
10 Infus pamp 0 0 - 0 0
11 Tensimeter 1 1 - 1 1
12 Stetoskop 1 1 - 1 1
13 Thermometer 1 1 - 1 1
14 Oximeter 1 - 0 1 1
15 Timbangan Berat Badan 0 0 - - -
16 Meteran tinggi badan 1 1 - - -
17 Pispot 0 - 0 2 2
3) Alat kantor
Tabel 3.12 Fasilitas alat kantor di ruangan perawatan anak RSUD Prof., Dr., H.,
Aaloe Saboe
Keadaan
No Nama Barang Jumlah Standar Usulan
Baik Buruk
1 Meja Biro 1 1 - - -
Meja Nurse
2 1 1 - - 2
Station
3 Papan Nurse 3 3 - 2 3
Station
4 Kursi Kayu 2 2 - - -
5 Kursi Fron Line 0 - - 1 1
6 Kursi Panjang besi 0 0 - - -
7 Kursi Citos 6 6 - - -
8 AC 1 1 - - -
Sumber : Data Primer 2023
4) Sarana lain
Tabel 3.13 Fasilitas sarana lain di ruangan interna Lt 2 RSUD Prof., Dr., H.,
Aloe Saboe.
Keadaan
No Nama Barang Jumlah Standar Usulan
Baik Buruk
1 Tempat Sampah 1 1 - - -
Infeksius
3 Tempat Sampah non 2 2 - - -
medis
4 Kamar mandi/WC 22 22 - - -
pasien
5 Kamar Mandi/WC 1 1 - - -
Perawat
7 Wastafel Perawat 1 - 0 2 2
8 Wastafel Keluarga 22 22 - - -
Pasien
Sumber : Data Primer 2023
5) Prasarana
Tabel 3.14 prasarana lain di ruangan interna Lt2 di RSUD Prof., Dr., H., Aloe
saboe
Keadaan
No Nama Barang Jumlah Standar Usulan
Baik Buruk
1 Ruang Pasien 22 22 - - -
Ruanga kepala
2 1 1 0 1 1
ruangan
3 Nurse station 1 1 - 2 2
4 Ruangan Tindakan 1 1 - - -
Sumber: Data Primer 2023
Apakah ssetiap
selesai melakukan
7 PPB Anda 21 95% 1 5% 100%
melakukan
pendokumentasian
N M3-7 Discharge
Ya persen Tidak persen total
o Planning
Apakah yang
Anda berikan saat
1 melakukan 0 0% 0 0% 0%
Discharge
Planning.
Apakah anda
bersedia
2 mekakukan 22 100% 0 0% 100%
Discharge
Planning
Kapan Anda
melakukan
Discharge
Planning.
a. mulai dari
passien masuk RS
3 0 0% 0 0% 0%
sampai pasien
akan keluar Rs
b. Saat pasien
masuk RS
c. saat pasien
keluar.
Apakah sudah ada
pembagaian tugas
4 21 95% 1 5% 100%
tentang Discharge
Planning
Bagaimana
operasional
pemberian tugas
5 0 0% 0 0% 0%
Discharge
Planning oleh
kepala ruangan
6 Apakah sudah ada 15 68% 7 32% 100%
pemberian
brosure/leaflet
saat melakukan
Discharge
Planning
Bagaimmana
tehnik yang
digunakan saat
pemberian
Discharge
7 0 0% 0 0% 0%
Planning pada
pasien
a. lisan
b. tertulis
c. lisan dan tertulis
Bahasa apa yang
digunakan saat
melakukan
Discharge
Planning
8 0 0% 0 0% 0%
a. bahasa
Indonesia
b. bahasa jawa
c. bahasa lain,
sebutkan.
Apakah bahasa
yang Anda
gunakan dalam
melkukan
9 Discharge 0 0% 22 100% 100%
Planning,
mengalami
kesulitan untuk
dipahami passien
Apakah setiap
selesai melakukan
Discharge
Planning, Anda
melakukan
10 22 100% 0 0% 100%
pendokumentasian
dari Discharge
Planning yang
telah Anda
lakukan
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 22 (100%) orang perawat
yang ditemui di ruangan interna lt 2 mengatakan bersedia melakukan
Discharge planning, semua perawat yang ditemui di ruangan mengatakan
mengerti tentang Discharge planning, 21 (95%) orang perawat mengatakan
sudah ada pembagian tugas terkait Discharge planning, 15 (68%) orang
perawat mengatakan tidak ada pemberian brosur saat Discharge planning,
semua perawat yang ditemui mengatakan menggunakan Bahasa Indonesia saat
melakukan Discharge planning, semua perawat yang ditemui mengatakan
bahasa yang dilakukan saat Discharge planning adalah bahasa yang tidak sulit
dipahami oleh pasien, semua perawat yang ditemui juga mengatakan selesai
melakukan Discharge planning dilakukan pendokumentasian.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa perawat di ruang interna
saat Discharge planning membantu pasien dan keluarga pasien dalam
menetapkan serta mengkoordinasikan rencana perawatan setelah pasien pulang
dari rumah sakit dan memberikan kartu kontrol rawat jalan. Selain itu
berdasarkan wawancara perawat mengatakan sebagian besar perawat
melakukan Discharge planning hanya pada saat pasien pulang, hal ini
dikarenakan pemahaman perawat terkait Dishcarge Planning dilakukan hanya
pada saat pasien pulang. Selain itu pada saat Discharge planning perawat
menjelaskan secara lisan, berdasarkan penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Fitriani dkk (2021) dikemukakan bahwa dalam proses pelaksanaannya,
discharge planning seharusnya dilaksanakan pada setiap pasien kelolaan mulai
pasien masuk sampai pasien pulang, setiap pelaksanaan discharge planning
dilengkapi dengan membuat resume keperawatan, pengisian lembar discharge
planning, surat kontrol yang sesuai dengan diagnosa perawat.
3. Dokumentasi Keperawatan
Tabel 3.29 Distribusi Kuisioner Dokumentasi Keperawatan
M3-8 Dokumentasi
no Ya Persen Tidak persen total
Keperawatan
Model dokumentasi
keperawatan apa yang
1 0 0% 0 0% 0%
digunakan diruang
saudara saat ini
Apakah sudah ada
format
2 pendokumentasian 22 100% 0 0% 100%
yang baku di ruangan
ini
Apakah Anda sudah
mengerti cara
pengisisan format
3 22 100% 0 0% 100%
dokumentasi tersebut
dengan benar dan tepat
Jika, ya, jelaskan..
Apakah menurut Anda
format yang digunakan
ini bisa membantu
4 ( memudahkan 22 100% 0 0% 100%
perawat) dalam
melakukan pengkajian
pada pasien
Apakah Anda sudah
melaksanakan
pendokumentasian
5 22 100% 0 0% 100%
dengan tepat waktu
(segera setelah
melakukan tindakan)
Apakah menurut Anda
model dokumentasi
6 yang digunakan ini 1 5% 21 95% 100%
menambah beban
keerja perawat
Apakah menurut Anda
model dokumntasi yang
7 1 5% 21 95% 100%
digunakan ini menyita
bnyak waktu perawat.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 22 (100%) orang perawat
yang ditemui di ruangan interna mengatakan sudah ada format
pendokumentasian yang baku di ruangan, semua perawat yang ditemui di
ruangan mengatakan sudah mengerti cara pengisian format dokumentasi
tersebut dengan benar dan tepat, semua perawat yang ditemui mengatakan
format yang digunakan ini bisa membantu (memudahkan) perawat dalam
melakukan pengkajian pada pasien, semua perawat yang ditemui mengatakan
melaksanakan pendokumentasian dengan tepat waktu (segera setelah
melakukan tindakan), semua perawat yang ditemui mengatakan model
dokumentasi yang digunakan saat ini tidak menambah beban kerja perawat,
semua perawat yang ditemui mengatakan model dokumentasi yang digunakan
tidak menyita banyak waktu perawat.
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan bahwa model dokumentasi yang
digunakan di ruang interna lt 2 saat ini menggunakan SOAP yang
didokumentasikan dalam Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
sesuai dengan format baku yang ada di ruangan.
M4 (Money) Keuangan
1) BPJS
2) JKN
3) Umum
dengan golongan, Untuk jasa perbulan perawat disesuaikan dengan jumlah pasien.
3. Tarif Pelayanan
3.2.5 M5 Mutu/Marketing
Ruang interna Gedung Baru Lt. 2 menerapkan upaya penjaminan
mutu perawatan pasien penyakit dalam, dimana terdapat beberapa aspek
penting yang terdapat didalamnya, yaitu:
1. Keselamatan Pasien (Patient Safety)
Keselamatan pasien merupakan indikator terpenting dalam sistem
pelayanan kesehatan, yang diharapkan dapat menjadi acuan dalam
menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal dan mengurangi
insiden bagi pasien (Canadian Patient Safety Institute, 2017).
Insiden keselamatan pasien adalah semua kejadian atau situasi
yang berpotensi atau mengakibatkan harm (penyakit, cidera, cacat,
kematian, kerugian dan lain-lain), hal tersebut dapat dicegah bahkan
seharusnya tidak terjadi karena sudah dikategorikan sebagai suatu
disiplin. Dalam Permenkes RI No. 1691/ MENKES/ PER/ VIII/ 2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit, insiden keselamatan pasien
adalah segala sesuatu yang terjadi secara sengaja atau tidak sengaja
dan kondisi mengakibatkan atau berpotensi untuk menimbulkan cidera
pada pasien, yang terdiri dari Kejadian tidak Diharapkan (KTD),
Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan
Kejadian Potensial Cedera (KPC). Insiden keselamatan pasien
sewaktu-waktu dapat terjadi tanpa direncanakan yang dapat
membahayakan pasien dan tidak terpenuhi outcome dalam
penyembuhan pasien. Enam sasaran keselamatan pasien (patient
safety) rumah sakit menurut Permenkes No.
1691/Menkes/Per/VIII/2011 yaitu menidentifikasi pasien;
meningkatkan komunikasi yang efektif; peningkatan keamanan obat
yang perlu diwaspadai; kepastian tepat lokasi, pengurangan risiko
infeksi; pengurangan resiko pasien jatuh (Depkes RI, 2011).
a. Mengidentifikasi pasien
Identifikasi merupakan proses pengenalan, menempatkan
obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karateristik
tertentu (Bachtiar, 2012). Proses identifikasi ini setidaknya
memerlukan dua cara untuk mengidentifikasi pasien, seperti nama,
nomor identifikasi, tanggal lahir atau gelang berkode. Dalam hal
ini nomor kamar atau lokasi tidak digunakan. Rumah sakit
mengembangkan suatu pendekatan untuk
memperbaiki/meningkatkan ketelitiam identifikasi pasien, salah
satu alat yang digunakan adalah gelang identitas pasien. Gelang
identitas adalah suatu alat berupa gelang identifikasi yang
dipasangkan kepada pasien secara individual yang digunakan
sebagai identitas pasien selama dirawat di rumah sakit.
Adabeberapa tindakan atau prosedur yang membutuhkan
identifikasi pasien, yaitu pemberian obatobatan, prosedur
pemeriksaan radiologi, intervensi pembedahan dan prosedur
invasif lainnya seperti transfuse darah, pengambilan sampel,
transfer pasien dan konfirmasi kematian (Dale and Renner, 1997).
Gelang identifikasi dibedakan dalam beberapa warna
dengan tujuan yang berbedabeda, yaitu :
1) Pink : pasien dengan jenis kelamin perempuan
2) Biru : pasien dengan jenis kelamin laki-laki
3) Merah : semua pasien yang memiliki alergi obat
4) Kuning : semua pasien dengan risiko jatuh
Ada 3 hal yang wajib ada pada gelang pengenal pasien
(biru dan pink) untuk mengidentifikasi pasien, yaitu : nama lengkap
pasien, tanggal lahir dan nomor rekam medis. Sedangkan untuk
gelang alergi (merah) ada 4 hal yang wajib dicantumkan, yaitu:
nama lengkap, umur, nomor rekam medis dan jenis alergi pasien.
Hasil wawancara dengan perawat pelaksana di ruangan
interna Gedung Baru Lt. 2 bahwa dalam 1 bulan terahir ini tidak
ada kejadian atau kesalahan dalam mengidentifikasi pesien, dan
berdasarkan hasil observasi pada tanggal 18 juli 2023 didapatkan
bahwa sebelum melakukan tindakan kepasien, perawat terlebih
dahulu menyebutkan nama lengkap pasien dan mengecek kembali
nama lengkap pasien pada gelang identitas yang dipakai oleh
pasien.
b. Angka Kejadian Risiko Jatuh
Pasien jatuh merupakan kejadian pasien yang terjatuh ke
lantai tanpa sengaja dengan atau tanpa adanya cedera setelahnya
(Agency for Healthcare Research and Quality, 2013). Kejadian
jatuh menjadi salah satu tolak ukur keselamatan pasien, dimana
kejadian jatuh adalah insiden yang tidak diharapkan terjadi upaya
pengelolaan pasien harus memastikan keselamatan pasien dari
jatuh. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengukur risiko
jatuh adalah Humpty Dumpty Falls Scale (HDFS) adalah salah satu
alat ukur/instrumen penilaiain risiko jatuh pada pasien dengan 7
tujuh item yakni usia, jenis kelamin, diagnosis, gangguan kognitif,
faktor lingkungan, respons terhadap pembedahan/sedasi, dan
penggunaan obat. Dengan skoring: Skor 7 – 11 : risiko rendah
untuk jatuh, Skor ≥ 12 : risiko tinggi untuk jatuh, Skor minimal : 7,
Skor maksimal : 23.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara degan perawat
di ruangan interna Gedung Baru Lt. 2, untuk format risiko jatuh
sudah ada dan terlampir di status pasien, label risiko jatuh pada
pasien belum tersedia, serta angka kejadian pasien jatuh di ruangan
interna Gedung Baru Lt. 2 dalam 1 bulan terakhir Juni 2023 tidak
ada.
c. Kesalahan Pemberian Obat
Medication Error (ME) atau kesalahan pelayanan obat yaitu
setiap kejadian yang dapat dihindari yang menyebabkan atau
berakibat pada pelayanan obat yang tidak tepat atau
membahayakan pasien sementara obat berada dalam pengawasan
tenaga kesehatan atau pasien. ME dapat terjadi pada proses
pengobatan, antara lain: prescribing (peresepan), transcribing
(penerjemahan resep), dispensing (penyiapan), dan administration
(Anonim, 2015).
Kejadian ME terkait dengan praktisi, produk obat, prosedur,
lingkungan atau sistem (Rusmi dkk., 2012). Hilmer (2016),
menyatakan perawat memainkan peran penting dalam proses
pemberian obat sehingga dalam mencegah kesalahan pemberian
obat perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
pengetahuan dan perspesi perawat dalam proses pemberian obat/
medication Administration. Kejadian kesalahan pemberian obat
yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat cara pemberian, tidak
tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu pemberian dan
tidak waspada terhadap efek pemberian obat. Kejadian kesalahan
pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak tepat cara
pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat waktu
pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat tidak
terjadi selama periode 1 bulan terakhir (Juni), dari hasil observasi
pada tanggal 18-19 Juli 2023 juga didapatkan bahwa pemberian
obat dilakukan secara benar sesuai indikasi yang diberikan oleh
dokter.
d. Angka Kejadian Dekubitus
Dekubitus merupakan kerusakan kulit pada suatu area
dan dasar jaringan yang disebabkan oleh tulang yang
menonjol, sebagai akibat dari tekanan, pergeseran, gesekan
atau kombinasi dari beberapa hal tersebut (NPUAP, 2014).
Kejadian dekubitus merupakan masalah serius yang
sering terjadi pada pasien yang mengalami gangguan mobilitas
fisik. Berdasarkan hasil data di ruangan interna Gedung Baru
Lt. 2 selama 1 bulan terakhir (Juni), dan hasil observasi kami
sejak tanggal 18-19 Juli 2023 diruangan tidak ditemukan
pasien yang mengalami dekubitus.
e. Angka Kejadian Flebitis
Flebitis merupakan inflamasi vena yang disebabkan
baik oleh iritasi kimia maupun mekanikyang sering disebabkan
oleh komplikasi dari terapi intravena. Flebitis merupakan suatu
peradangan pada pembuluh darah (vena) yang dapat terjadi
karena adanya injury misalnya oleh factor (trauma) mekanik
dan faktor kimiawi, yang mengakibatkan terjadinya kerusakan
pada endotelium dinding pembuluh darah khususnya vena.
Manifestasi klinis atau tanda dan gejala dari suatu
infeksi ditemukan dari observasi dan pemeriksaan. Menurut
Marsch et al (2015), terdapat 5 tanda dan 2 gejala pada
phlebitis berdasarkan data observasi yang sering dilaporkan
oleh perawat yaitu :
a. Nyeri (gejala yang dilaporkan pasien)
b. Nyeri bila ditekan (saat palpasi, gejala yang dilaporkan oleh
pasien)
c. Pembengkakan (hasil observasi visual)
d. Eritema (atau kemerahan, hasil observasi)
e. Venous cord teraba (saat palpasi)
f. Luka bernanah (hasil observasi visual)
g. Teraba hangat (saat palpasi)
741
BOR= x 100 %
60 x 30
BOR=41 , 1%
Dapat disimpulkan untuk periode juni 2023 BOR yang didapatkan
adalah 41,1 %, sedangkan menurut Depkes, 2011 ideal BOR yaitu 60-
tempat tidur yang tinggi. Sehingga dapat disimpulkan hasil penilaian BOR
untuk 1 bulan terakhir diruang interna Gedung Baru Lt. 2 masuk dalam
yang perlu pengamatan lebih lanjut, secara umum nilai ALOS yang ideal
Jumlah lama rawat di Ruang interna Gedung Baru Lt. 2 pada 1 bulan
terakhir adalah 741 hari
Sedangkan jumlah pasien pada 1 bulan terakhir adalah 247
Jumlah pasien keluar adalah 247
Sehingga, hasil ALOS dalam 1 bulan terakhir adalah:
741
ALOS= =3
247
Berdasarkan hasil perhitungan ALOS selama 1 bulan terakhir dapat
disimpulkan rata-rata lamanya pasien dirawat diruang interna Gedung
Baru Lt. 2 adalah 3 hari.
d. BTO
BTO menurut depkes (2011) adalah frekuensi pemakaian tempat
tidur pada satu periode, beberapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu tertentu, idealnya dalam 1 tahun 1 tempat tidur rata-rata
dipakai >30 kali.
Rumus :
BTO = Jumlah pasien keluar hidup + mati
Jumlah tempat tidur
= 247 / 60
= 4.1 = 4 kali
Berdasarkan hasil perhitungan BTO selama 1 bulan
terakhir, diperoleh rata-rata frekuensi pemakaina tempat tidur
diruang interna Gedung Baru Lt. 2 adalah kali putaran dalam 1
bulan, jadi 4 x 12 bulan yaitu 48 x. Sehingga hal ini menunjukkan
pemakaian bed diruang interna Gedung Baru Lt. 2 masuk dalam
kategori ideal.
M1 (Ketenagaan)
Total 7,6
Weaknes/Kelemahan
Total 3,4
Eksternal Faktor (EFAS) O-T
Opportunity/Kesempatan 2-2,2= -0,2
1. Adanya kerjasama dengan 0,5 2 1
institusi pendidikan
2. Adanya siswa yang praktik 0,5 2 1
di ruangan
Total 2
Threathened/Ancaman
1. Tingginya kesadaran
masyarakat terhadap
kualitas pelayanan yang 0,5 2 1
diharapkan
2. Masa sekarang dibutuhkan 0,8 3 1,2
tenaga Perawat yang
professional
Total 2,2
2. M2
Internal Faktor (IFAS)
Strength/Kekuatan
1. Semua Perawat mampu 1 4 4 S-W
menggunakan alat-alat 11,6–
kesehatan
6,4=5,2
2. Tersedianya nurse
station, ruang perawat, 1 4 4
ruang dokter, ruang
administrasi dan apotik
3. Tersedianya wastafel di
setiap ruangan pasien 0,7 3 2,1
yang dapat digunakan
4. Tersedianya tempat
0,5 3 1,5
sampah infeksius dan non
infeksius
Total 11,6
Weaknes/Kelemahan
1).Alat kesehatan yang
tersedia ada beberapa yang 0,8 3 2,4
tidak sesuai dengan rasio
pasien
2). Tidak terdapat
handsanitizer di setiap 1 4 4
ruang pasien
Total 6,4
Eksternal Faktor (EFAS) O-T
Opportunity/Kesempatan 4,8-3,1=
1). Adanya kesempatan untuk 1 3 3 1,7
penggantian alat-alat yang
tidak layak pakai,
perbaikan alat yang rusak
serta pengadaan alat yang
dibutuhkan
2). Adanya kesempatan 0,6 3 1,8
menambah anggaran untuk
pembelian alat yang belum
diadakan diruangan
Total 4,8
Threathened/Ancaman
1). Adanya fasilitas 0,8 2 1,6
kesehatan terdekat yang
memiliki sarana dan
prasarana yang sama
2). Adanya tuntutan tinggi
dari masyarakat untuk
0,5 3 1,5
melengkapi sarana dan
prasarana
Total 3,1
M3 (METODE)
No Analisa SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
3. M3
Internal Faktor (IFAS)
Strength/Kekuatan
1) Rumah sakit memiliki 1 4 4 S-W = 24,8
visi, misi, dan moto
– 10,1 =
sebagai acuan dalam
melaksanakan kegiatan 14,7
pelayanan.
1 4 4
2) Sudah ada model
MAKP yang digunakan
yaitu MAKP tim.
3) Mempunyai standar
asuhan keperawatan 1 4 4
4) Terlaksanannya
komunikasi yang
adekuat antara perawat 0,8 3 2,4
dan pasien
5) Perawat sudah mengerti
dan paham terkait 1 4 4
pelaksanaan ronde
keperawatan
6) Ketenagaan 1 4 4
keperawatan sudah
memenuhi syarat untuk
MAKP (DIV)
7) Supervisi :
- Bidkep 1 bulan
sekali 0,8 3 2,4
- Kepala Ruangan 1
bulan sekali
- Leader 1 bula sekali
- Perawat Asosiate 6
kali dalam sebulan
Total 24,8
Weaknes/Kelemahan
1). Pelaksanaan Timbang 0,7 3 2,1
Terima Belum Optimal
Total 10,1
Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity/Kesempatan
1). Adanya mahasiswa 0,8 3 2,4 O-T
praktik manajemen
15,9-4,8 =
keperawatan
2). Adanya teguran dari 1 4 4 11,1
kepala ruangan bagi
perawat yang tidak
melakukan tugas dengan
baik
0,8 3 2,4
3). Adanya kebijakan
rumah sakit tentang
pelaksanaan MAKP.
4). Adanya kebijakan
rumah sakit (perawat 0,5 2 1
keperawatan) tentang
timbang terima.
5). Adanya peluang
perawat untuk
1 4 4
meningkatan pendidikan
(mengembangkan
SDM).
6). Kerja sama yang baik
antara perawat dan
0,7 3 2,1
mahasiswa.
Total 15,9
Threathened/Ancaman
1). Adanya tuntutan 0,5 2 1
masyarakat yang
semakin tinggi akan
pelayanan keperawatan
yang lebih profesional.
0,6 2 1,8
2). Makin tinggi kesadaran
masyarakat tentang
kesehatan.
3). Persaingan dengan RS
lain yang semakin ketat. 0,5 2 1
4). Meningkatnya tuntutan
masyarakat tentang
tanggung jawab dan 0,5 2 1
tanggung gugat sebagai
pemberi asuhan
keperawatan
Total 4,8
4. M5
Internal Faktor (IFAS)
Strength/Kekuatan
1. Kepuasan pasien terhadap 1 4 4 S-W
pelayanan di rumah sakit.
17 - 2 =
2. Tidak terdapat angka
kejadian dekubitus, flebitis, 1 4 4 15
risiko jatuh, injury, infeksi
luka operasi (ILO).
3. Adanya variasi
karakteristik pasien (BPJS, 0,5 2 1
umum, asuransi swasta).
4. Sebagai tempat praktik
mahasiswa keperawatan. 1 4 4
5. Adanya tempat pembagian
1 4 4
sampah medis dan non
medis
Total 17
Weaknes/Kelemahan
1. Belum terdapat label 0,5 2 1
untuk pasien risiko jatuh
2. Masih terdapat beberapa
pasien yang kurang 0,5 2 1
pengetahuan
Total 2
Eksternal Faktor (EFAS)
Opportunity/Kesempatan O-T
1. Menjadi sarana untuk 1 4 4
praktik mahasiswa
6,4 – 3,1 =
2. Kerjasama yang baik antara
perawat dan mahasiswa. 0,8 3 2,4 3,3
Total 6,4
Threathened/Ancaman
1. Adanya tuntutan tinggi dari 0,5 2 1
masyarakat untuk
pelayanan yang lebih
bermutu
2. Persaingan antara RS
0,7 3 2,1
dalam memberikan
pelayanan keperawatan.
Total 3,1
Intepretasi Diagram Layang
Dari grafik diatas, didapatkan bahwa hasil perhitungan M1 dan M2 berada
pada kuadran kanan bawah (kuadran II) yang artinya harus tetap mengoptimalkan
kekuatan yang ada.
1 M.1 : 5 3 3 4 2 360 3
- 3 perawat belum ikut
pelatihan APN
2 M.2 2 2 2 5 2 80 4
- Belum tersedia
ruangan Kepala 5 5 5 5 5 3.125 1
Ruangan 5 5 5 5 5 3.125 1
- belum tersedia
ruangan Isolasi 2 2 2 5 2 80 4
- Belum terdapat alat
kesehatan yang
memadai seperti
(dopler)
- alat komunikasi masih
gabung dengan ruangan
Vk
3 M.3 5 5 5 5 5 3.125 1
- Timbang terima belum
efektif 5 5 5 4 5 2500 2
- sentralisasi obat
4 M.5 5 4 5 5 4 2000 2
- Belum terdapat
label untuk pasien
risiko jatuh
- Masih terdapat
beberapa pasien
yang kurang
pengetahuan
Ket:
M: Besarnya Masalah
S: Besarnya Kerugian Yang Ditimbulkan
M: Bisa dipecahkan
NC: Ada Perhatian Dari Perawat Perawatan
PLANNING OF ACTION
NO MASALAH URAIAN TUJUAN SASAR METODE MEDIA DANA WAKTU PJ
KEGIATAN AN
M2 1. Belum terdapat alat Membuat proposal Untuk Kepala Draf - - Dewi Wiratma,
kesehatan diruangan usulan untuk meningkatk ruangan Suprianto,
yang memadai seperti pengadaan alat an dan tim
(tensi kesehatan di ruang pelayanan manajeme Serly dan Indah
meter,timbangan,mesin G2 Gedung Baru diruangan n Rumah Nursyawal
suction) Lt. 2 sakit.
M3 1. Timbang terima belum Melakukan Untuk Perawat Praktek Catatan - Minggu Febriana, Dewi
efektif roleplay tentang meningkatk diruangan Langsung, pasien, kedua Wiratma, Indah
2. Sentralisasi obat an G2
timbang terima.
pengetahua Gedung diskusi buku setiap Nursyawal,
Sentralisasi Obat n Perawat Baru Lt. 2 dan tanya timbang pergantia Sulastri dan
tentang hal- Tenaga
hal terkait kesehat jawab terima. n jam Ramlah
timbang an di dinas.
terima ruangan
Untuk
meningkatk
an
pengelolaan - -
obat dalam
meningkatk
an
keamanan
khususnya
obat yang
perlu
diwaspadai
M5 3. Belum terdapat label Menyarankan pada Agar dapat Perawat Diskusi dan Catatan - Disesuaikan Hairunnisa Gobel,
untuk pasien risiko perawat untuk membedaka diruanga tanya jawab denga kasus Adelia Hasan,
jatuh member label pada n antar n G2
4. Masih terdapat pasien yang pasien yang Gedung pasien risiko Rezgina Mahmud,
beberapa pasien yang mengalami risiko megalami Baru Lt. jatuh dan untuk Widyawati S.
kurang pengetahuan jatuh risiko jatuh 2
mengenai penyakit Memberikan dan pasien Pasien edukasi Momo dan Irfhan
yang dialami edukasi mengenai parsial care diruanga diberikan
penyakit yang Agar pasien n G2
dialami dapat Gedung setiap pada saat
menjaga Baru Lt. pemberian
kesehatan 2
tubuhnya pelayanan dan
rencana pulang