I e0nI e 0*j*
o
e nnb e 0nan
Intplementasi dnlam Bimbingan Kelontpok Belajar
di Perguruan Tinggi
a
e0nI e an
c
e h0b e anCIn
Intplementasi dalam Bimbtngan Kelompok Belojar
di Perguruan Tinggi
Alizamar
1- Penbelajaran
2. Teori Belajar
I. Judul 153,1
Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku lni
SAMBUTAN
PROE DR. PBAIITNO, M.SC.ED.
Guru Besar llmu Pendidikan Bidang Bimbingan dan Konseling
Universitas Negeri hdang
Penulis
DAFTAK ISI
DAFTARPUSTAKA 245
GLOSARI E5
LAMPIRAN-LAMPIRAN 259
DAFTAR INDEKS 277
-oo0oo-
Gab 1
TIAI{II{AT BDIITJAK DAN
NAI(TOK-EAIMOK YANG
MEMPENGAKUIIIITYA
1.1 PENDAHULUAN
elajar merupakan kegiatan vang berlangsung dalam interaksi akrif
clengan lingkungan, .Yang menghasilkan perubahan-perubahan
dalam hal pengetahuan, keterampilan dan sikap. Guru atau dosen
(obxn'er) dapat mengenali proses belaiar telah terjadi ketika ia melihat
adanya perubahan perilaku dari seseorang setelah ia berinteraksi dengan
lingkungannya. Hasil belalar yang dimaksud oleh guru atau dosen dapat
dilihat dan diukur.
Hal ini berbeda dengan perubahan yang terladi secara maturasi atau
kematangan vang tumbuh dari dalam diri mahasiswa misalnya, tumbulmya
seorang pebelajar meniadi der,r'asa. Tumbuhnya tubuhnva bukan karena
interaksi dengan lingkungarmYa.
Perubahan lain yang tidak dapat dikategorikan sebagai hasil belaiar
adalah perubahan akibat kelelahan fisik, perubahan akibat penyakit parah,
atau perubahan akibat obat-obatan sePerti doping, serta obat bius dan
sebagainya. Interaksi dalam pembelaiaran dan pendidikan adalah interaksi
yang berlangsung dalam suatu ikatan pembelajaran. Interaksi ini disebut
,uga interaksi pembelajaran. Seseorang atau kelompok orang sebagai
makhluk sosial selalu berinteraksi dengan manusia lain, baik
2 Teori Belnjnr €t Penfuelajnmn
Guru
I
Teknik
Perler)gkapar'l
I
Pembelaiar
Kelompok
PenrbelaJar Pernbelajat
Sumber fulateri
Pembelajaran Pembelajaran
Lirrgkuogan
inleraksi
Sumber: Penulis
r, l'l li li )li \l \ \( I
tl li.rl l'.rl.r' .rncr,
t crrLrn rrhlrrl ltil(\t I tilll\\l
l.nt RtK \\ rirvtl l\.
lStinul.l.lle(nll
Oi l"iui l,.rrni Sl
Ganbar 1.2 Fns Belnjnr petulnjnr (Ling.dnlant) dnn fn* lnstruksi Mengnjnr
Gtnt (ing. Luar)
1. Motivasi
Umumnya proses belajar terladi pada seseorang jika dia memiliki motivasi
dalam belaiar. Untuk peningkatan belajar, diantara jenis motivasi ihr adalah
ntotiztnsi insentif, yaitu ienis motivasi yang mendorong seseorang untuk
6 Teoi Belnjar €t Penrbelnjarnn
Mental sets.
Untuk menentukan aspek mana dari rangszrn gan luar itu yang ditanggapi
oleh pebelajar, set itu biasanya adalah pola-pola pikir yang telah ada
setelumnya. Set itu kadang begitu kuat dan tidak dapat dirubah dan tanpa
disadari. Strategi pemecahan masalah vang disebabkan oleh inskuksi atau
pengalaman sebelumnya yang digunakan tanpa kesadaran seseorang, apa
yang kita lihat adalah sebagian fungsi dari apa yang ada eialam pikiran (hal-
hal vang mungkin tir.lak seperti 1'ang kita lihat)
E
/{l3c
14
Keterangan: Anda pasti ntelihat angka dan huruf, pada gambar ini, bagaimana pola vang
Anda lihat, itu adalah diantara nrental set. Sumber: hW:/ / spaz.ca/ aaro
billious/ RCYS/Chapter12.html.
TIPIKAL PERILAXU
MENTAL SET t--> xAmu
XAT,IU
Xecocokan dan
Keseimbangan
PERILAXU BARU
Keterangan: Ntental Set itu kadang begihr kuat dan tidak dapat dirubah. Sumbe.: (diadaptasi
oleh penulis dari: http:./ / spaz.ca)
Rehearsal
r
lnfo not Forgetting Lupa
attended to (lupa)
Sumber: (diadaptasi oleh penulis dari: lrttp://aaboori.rtshdiau.ac.)
Gambar 1.5 lngatnn jongkr pnnjnng (long tenr nwnory) dnn jnngkn perulek
(shofi term ,nernory).
Dalam hal ini proses penyandian (pengkoelean) adalah proses merubah isi
pesan yang diterima menjadi bentuk koc{e vang mudah untuk disimpan-
Proses penyandian/pengkodean clapat clipengaruhi dari luar clan dari
dalam diri sendiri. Dari luar berdasarkan informasi yang diberikan yang
ada kaitannya dengan hal yang clibicarakan, sedang dari dalam berdasarkan
skt'ma yang telah ada dalam memori sesqorallg-
Persistence
Memori jangka panjang
6
(!
O)
o.,
J Sensory Memory
ti !illl Reherseal
Waktu
Ketemngan: dengan kemungkinan teiadinva pencampuran kode.kotie vang rnasuk bisa
teiadi. Artinya pengkodean vang masuk lebih dahulu terpengaruh dengan
kcde yang masuk belakar:gan Sunber: (diadapta:i oleh penulis dari: http://
nextbigfuture,com)
Membri
r
I I
Eksplisit
I
lmplisit
musik memofl memori
I I
Deklaratif Memori
memori prosedural
I
I I
Episodik Semantik
Keterangan: Pohon ingatan manusia vaitu perubahan yang dipela.iari itu diingat dan dapat
ditampilkan dalam bentuk perfonnansi misalnya penguasaan bahasa. Pebelaiar
dapat mengukur sejauh mala dia telah belajar dengan mencoba nengingat
kembali konsep-konsep yang telah dipelaiarinya. Sunrber: (diadaptasi oleh
penulis dari: =http://wvr-r'. nemorise.org)
5. Generalisasi
Apa yang dipelalari ditampilkan kembali tidak selalu dalam situasi yang
sama atau dalam konteks vang sama dengan yang teriadi pada saat kegiatan
belajar teriacli. Karena itu harus teriacli penggeneralisasian. Pebelajar harus
dapat mengaplikasikan hasil belaiar dalam konteks baru yang berbeda' Hal
ini disebut Tmrrsf r of learuing atau disingkat transfer'
Perspektif Filsafat
l(onsruktifisme Kogflitivisme Behaviorisme
.t
Desain lntruksional dan Pengembangannya
lsii Task . Struktur / Atsitektur , Mode Penyampaian
Tipe Transfer
A.l. SedikiLbanyak,khas,umum I
Keterangan: Pebelaiar harus dapat mengaplikasikan hasil belaiar dalam konteks baru 1ang
berbeda. Hal ini disebut Transfer of learning, Model konsep transfer of learning.
Sumber: (diadaptasi oleh penulis dari: dari Gr,|'l neth's PhD -\dventure: http:.//
phdadventure.webs-com)
mempengaruhi adalah ingatan, lupa, retensi dan kansfer serta faktor tliluar
diri pebelaiar yaitu kondisi belaiar, tuiuan belaiar dan pemberian umpan
bahk (fted back). (Soekamto:192). Semua faktor di atas akan dibahas secara
ringkas.
Duo pertotryoon utamo dibohas dalom psikotogi pendidikan: (1) "l engapo
beberopa siswo mempelojori don memerlukon pengetohuan don keterompilon
yang diojorkan di sekoloh, sementora yang lainnyo tidok?" (PertonYoan
kriterio'perbedaon-evaluasi) don (2) "tAengopo beberapa siswa beloior
lebih dori siswa loin?" (Pertonyoan evaluosi norma-referenced.) Soyongnya,
kemungkinan jowaban atos pertonyoon-Pertonyoan ini songat luos dan
melebar. Serinqkoti temuon penelitian dan teori-teori belojor mengaiar
tompoknyo bertentongan satu soma loin. Apokah yong dimoksud yong horus
ditokukon pendidik?
sumber: http: // www.edpsycinteroctive- org/ papers/ modeltch.htmt
1. Kemampuan Siswa
Kemampuan setiap individu tidak sama. Hal ini perlu diperhatikan
oleh guru, karena keberhasilan suatu Pembelaiaran dipengaruhi oleh
kemarnpuan awal siswa. Jika kemampuan awal pebelaiar rendah, sedang
pengajar memberikan pelajaran yang tingkat kesulitannya tidak sesuai
dengan kemampuan awal siswa, ada kemungkinan pebelajar yang diajar
hanya bingung, tidak memahami aPa yang diberikan pengaiar atau belum.
siap untuk menerima pelaiaran tersebut. Sebaliknya bila kemampuan
awal pebelajar cukup tinggi, sedang pengaiar memberikan pelajaran yang
terlalu rendah tingkat kesulilannya, atau mateli itu telah diketahui siswa,
juga tidak ada artinya. Pebelajar akan bosan karena materi yang diberikan
sudah mereka ketahui atau terlalu muclah bagi siswa. Karena itulah dalam
memberikan pelajaran, pengajar harus mengetahui kemampuan awal siswa.
Hal ini bisa diketahui dengan pemtrerian tes awal, atau dengan melontarkan
pertanyaan-pertanyaan selama pelajaran diberikan.
Hnkiknt Belnjar dan Fnktor-fnktor yang Mentpenganltinyn 15
2. Motivasi
@ Kom'Jnilas Sekolah:
kaitamya dg.siswa.
ketuarga dan personil
Variabel yg. Ois.bab
sekolalr
kao keluaqa dan sasw
pakan kekuatan baik dari dalam maupun clari luar diri seseorang yang men-
dorongnva untuk mencapai suatu tu,uan yang telah ditetapkan. Adanya
motivasi belajar pebelajar dapat diobseruasi dengan melihat tingkah laku
siswa. Pebelajar vang termotivasi akan memperlihatkan minat, mempunvai
perhatian dan ingin lrerpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran. Di sam-
ping itu pebelajar yang termotivasi akan bekerja keras serta menyediakan
vvaktu dalam tugas tersebut sampai tugas selesai.
Hamzah (2007:23) mengklasifikasikan indikator motivasi belajar
sebagai berikut: (1) aclanya hasrat clan keinginan berhasil, (2) aclanya
dorongan dan kebutuhan dalam belaiar, (3) ada nya harapan dan cita-cita
masa clepan, (1) adanya penghargaan tlalam belaiar, (5) aclanya kegiatan
vang menarik clalam belajar, (6) adanva lingkungan belaiar vang kondusif.
Peran motivasi dalam kegiatan pembelajaran menurut Hamzah
(2007:27-28) adalah menentukan hal-hal vang clapat dijadikan penguat
belajar, memperjelas tujuan belaiar yaflg hendak dicapai yang cli.liubungkan
clengan kebermaknaan tuiuan belajar, menentukan ragarn kenclali terhadap
rangsangan belaiar ketekunan belajar.
Berdasarkan sumbernya motivasi dibedakan atas motivasi intrinsik
jika sumbernya c{atang dari dalam diri siswa, serta motivasi ekstrinsik bila
sumber adalah lingkungan. Motivasi intrinsik Iebih menguntungkan, sebab
bertahan lebih lama. Pebelaiar atas kesadarannya sendiri ingin belajar karena
adanya sesuatu yang mendorongnya. Hal ini terkait dengan indikator 1, 2
dan 3 dari klasifikasi indikator motivasi belajar yang dikemukakan oleh
Hamzah. Mengenai penyebab dorongan dari dalam ini, ada beberapa teori
motivasi, sebagai berikut ini.
a. Teori Nfotivasi Berprestasi
Seseorang termotivasi bekerja karena adanya kebutuhan untuk ber- -
selesainya tugas, maka mereka akan dihargai orang lain- Karena itu
biasanya mereka menolak mengerjakan tugas yang terlalu sulit bila ia
merasa tidak akan d-apatmenyelesaikan tugas tersebut, karena kegagalan
menyelesaikan tugas akan meniatuhkan harga dirinya dihadapan orang
lain.
Sebalikn),a mereka iuga tidak mau mengerjakan tugas yang terlalu
mudah, karena tidak menantang. Bila suatu tugas dapat diselesaikan,
ia terdorong untuk mencoba tugas yang lebih sulit. Sebaliknya orang
dengan N-ach yang rendah tidak memilih tugas. Ia menerima tugas
vang mudah atau sulit. Bila ia gagal menyelesaikan tugas hdak
mempengaruhinya, karcna telah menduganya.
b. Teorj Motivasi Kornpetensi
N{enurut teori ini setiap manusia mempunyai keinginan untuk
menuniukkan kornpetensi dengan menaklukkan lingk,:ngannya.
I\4otivasi belajar pada pebelajar merupakan dorongan internal ke tingkah
laku vang membawanya kearah kemampuan dan penguas.lan. pengajar
dapat meningkatkan motivasi ini dengan menerapkan penclekatan
internal dengan jalan memberi kesempatan kepada pebelajar untuk
mengenal diri sendiri, apa kelebihan dan kekurangannl,a. Di samping
itu tingkat kesukaran tugas pebelajar juga disesuaikan dengan
kemampuannya- Jur,g- memberikan tugas yang tidak mungkin dapat
diselesaikan siswa. Kalau dapat sesuaikan tugas pebelajar dengan
rninatnya, agar pebelajar lebih tertarik mengerjakannya. Suatu cara yang
beium banyak dilakukan pengajar adalah dengan membuat kontrak
keria antara pebelajar dengan guru.
c. Teori Motivasi Kebutuhan Maslow
I\4aslow menyuflrn teori kebutuhan manusia yang bersilat hierarkhis.
Hierarkhis itu didasarkan pada anggapan bahwa pada waktu orang
telah memuaskan satu tingkat kebutuhan tertentu, mereka ingin untuk
memenuhi kebutuhan tingkat selanjutnya dari hierarkhis yang lebih
tinggi. Tingkat kebutuhan Maslow ini digambarkan berupa kerucut
yang rnakin meruncing keatas. Kebutuhar-r fisiologis merupakan
kebutuhan yang terkuat dan kebutuhan pertama yang harus dipenuhi
sebelum seseorang dapat memenuhi kebutuhan kedua dan seterusnya.
78 Teori Belnjtr €s Penfuelnjnrnn
tlieraraht oi
Ne€ds
( 199r'5
eight-st ge
modcl basd
on Maslow]
3. Perhatian
Soekamto (1992) mengutip Worell & Stilwell (1981) mendefinisikan sebagai
intensitas stimulus, keragaman stimulus, warna, gerak dan cara penyaiian
stimulus.
Htrkiktt Belnju dnn Faktor-fnktor ynng Mempengnnlinya 19
4. Persepsi
Persepsi dapat dikatakan merupakan suatu pendapat/ pemahaman
seseorang terhadap sesuatu setelah mengamati/ mempelajari sesuatu.
Pebelajar harus diajar untuk mempunyai persepsi seakurat mungkin
mengenai apa yang disaiikan guru. Kesalahan persepsi sering terjacii karena
pengajar memberikan materi terlalu banyak pada kunrn waktu tertentu
sedangkan faktor kelelahan mempengaruhi minat belajar. Cara penyajian
perrgajar juga dapat mempengaruhi persepsi pebelajar terhaciap materi
vang dipelajari. Cara pandang yang berbeda menyebabkan skema yang
dibentuk pebelaiar berbeda. Sekali pebelajar mempunyai persepsi vang
salah mengenai apa yang diajarkan akan sulit untuk mengubah p".sepri
tersebut. Persepsi akan semakin mantap dengan adan;ra pengalaman. Untuk
member.rtuk persepsi vang akurat menger-rai stimuli yang diterima, perlunl,a
latihan-latihan dalam situasi vang berbeda.
5. Ingatan
Ingatat-r adalah suatu sistem aktif yanr menerima, rnisalnva menvimpan rlan
mcngeluarkan kembali informasi vang diterima seseorang. Ingatan terdiri
dari tiga tdhap _vaiLu beriLut ini.
1. Ingatan sensorik yang menyimpan apa yang dilihat dan didengar.
Penyimpanan informasi daiam ingatan sensorik hanva berlangsun-g
sebentar. Informasi yang penting tliteruskan ke ingatan jangka pendek
(short-term rcnnry), seciang inforn-rasi yang dianggap tidak relevan
langsung dibuang.
2- Ingatan jangka pendek (slnrt-turn nennry). Apa yang diteruskan oleh
ingatan sensorik ciiteruskan ke ingatan jangka penclek setelah disaring
dairulu. Seleksi ini terganhmg pada perhatian pebelajar terhaclap
stimulus yang datang. lngatan ;'angka pendek ini haaya merupakan
gudang sementara dengan kapasitas yang terbatas. Informasi yang
masuk harus dikelompokkan untuk memudah-kan mengingat,
selanjutnva dilakukan pengulangan agar informasi dapat diteruskan ke
ingatan jangka panjang.
3. Ingatan ;'angka panjang (iong-term memory) merupakan sesuatu yang
relatif permane4 terdiri dari informasi-informasi yang diteruskan oleh
short-term memory. Informasi ini terlebih dahulu dibandingkan clengan
hformasi yang masuk terdahulu- Bila informasi ini sama dengan yang
20 Teori Belnjar €t Pentbelnjarnn
6. Lupa
Dalam ingatan iangka paniang. Lupa biasanya te{adi akibat kegagalan
mengirim informasi dari ingatan jangka pendek ke dalam ingatan jangka
paniang, sebab kurangnya penguiangan atau gagai dalam memberi arti'
Kemungkinan lain adalah karena materi tersebut tidak benar-benar
dikuasai. Adakalanya lupa terjadi karena pengulangan yang kurang, atau
telah terlalu lama tidak cliulang. Kemungkinan lain- adalah karena ingatan
telah aus dimakan waktu, vaitu pada orang tua. Penvebab lain dari lupa
aclalah adanya gangguan yang disebut hambatan proaktif atau hambatan
rehoaktif. Hambatan proaktif adalah bila bahan yang ciipelajari c{i masa
la1u menghambat ingatan terhadap bahan yang dipelaiari sesudahnva, atau
pembelajaran vang lalu lebih bermakna. Sedang hambatan retroaktif adalah
iika bahan vang baru dipelajari menghambat ingatan kembali kepada
apa yang telah dipelaiari cli masa lalu atau pernbelaiaran yang baru iebih
bermakna.
7. Retensi
Retensi adaiah jumlah inlormasi yang masih dapat diingat kembali setelah
seseorang mempelajari sesuatu. Selang beberapa waktu setelah mempelajari
sesuatu, apa yang dipelaiarinya akan banyak dilupakannya, dan apa yang
ciiingat berkurang jumlahnya. Penurunan apa vang diingat ini banyak pada
awalnya, selaniutnya akan berkurang lebih lambat. Ivlateri-rnateri yang
bermakna iebih mudah diingat dibandingkan dengan materi yang tidak
berarti. Dernikian juga benda yang konkret mudah diingat' Over learning
(belajar melebihi kapasitas) akan meningkatkan retensi- Karena itu untuk
materi-materi yang sulit, pengaiar harus memberikan wakt'l tambahan agar
pemahaman pebelaiar lebih baik. Untuk meningkatkan retensi, penggunaan
organisasi materi yang
,embatan keledai (mnemonic) dapat meningkatkan
dipelaiari.
Hakiknt Belajnr dnn Faktor-fnktor ynng MenryengnnLlinyt
21
8. Transfer
Transfer merupakan suatu proses di mana sesuatu yang telah dipelajari
dapat mempengaruhi proses mempelaiari yang baru. Transfer dapat berupa
transfer positif yaitu bila pengalaman yang lalu mempermudah mempelajari
yang baru. Sedang Transfer negatif adalah bila pengalaman yang lalu
mempersulit orang dalarn mempelajari yang baru.
Transfer dapat diklassifikasikan dalam berikut ini.
1. Transfer horizontal, ialah bila pengetahuan,/ keterampilan yang dipela-
I'ari dapat dialihkan ke proses mempelajari materi vang setingkat atau se
kategori.
2. Transfer verhkal jika pemahaman tentang apa yang dipelaiari dapat
dipakai untuk memeca}kan masalah-masalah yang lebih sulit atau yang
berada di jenjang pendidikan lebih tinggi.
9. Kondisi Belajar
Ini merupakan faktor iuar cliri pebelajar yang mempengaruhi proses telaiar.
Konclisi belajar ini dapat dibeciakan atas kondisi internal yaitu yang berada
r'lalar. iliri pebelajar yaitu kesiapar; kemampuarl. pengetahuan kemampuan-
awal, tingkat r.-rotivasi dan aspirasi sisr,r,a- Sedang kondisi eksternal adalah
segala sesuatu yang berada di luar diri siswa. Tugas perrgajar adalah
memanipulasi faktor eksternal ini agar proses belaiar pebelajar lebih lancar.
doktrin kurikulum spiral, bahwa semua topik dalam beberapa format harus
mengenalinya pada usia dini, dan cliberikan kembali untuk ditingkatkan
sesuai dengan perkembangan siswa.
"Sementora memikirkan semuo pebelajar saya ' soot ini, maso lolu
dan orong'orong di maso depon - oda satu keinginan tunggal yang soyo
miliki untuk mereko semuo: untuk menjodi seorong pebelojar seumur
hidup. Eelojor adalah proses tonpa akhir yong dimutoi sebelum kita
lahir, dun dengon mindset berkembong terus melalui hidup kita' Untuk
mendukung proses itu dapat ditihot dori bcgoirnana soyo mendefinisikan
pekerjaon sayo, don soya suka berpikir bahwo sayo mendukung proses
belajar okodemik mohosiswa soya 'serto peitumbuhan mereko sebogai
pebetojar.
ke ketos kami dengon keierompilan dan latar
Siswo kami datong
betakang yang berbeda, tetapi mereka semua memiliki kebutuhan
yong umum. Kito semuo memonfaotkan seseordng untuk memfosilitosi
pembeloioron, seseorong untuk membontu kito merenungkan opa yong
telah kito petojori dan dengon demikian membimbing pembelaiaran don
menjadi lebih dolom. Kato sederhona "belajar" memiliki sangat banyok
konotasi, jodi soyo ingin mendefinisikan di sini bohwa soyo berbicaro
tentang pembelaiaran tronsformosionol, don itu dalam orti pembeloioton
yang bermakna don relevon dengan siswo-
Betajar adalah fenomena muttidimensi, yar]E membuatnyo
bohkan lebih sulit untuk didefinisikon. Belojar adalah songot indiidual'
situasional (tergontung waktu) dan tergantung konteks' Tentu sojo semua
komponen ini iugo berinteraksi - setiop situosi belojor-mengojor adalah
unik. lni menyojikan persyaratan untuk komunikosi yong terbuko dan
jujur dalom situosi belaiar, don membuot alot unggul untuk memfosilitasi
pembelojoron dibandingkon dengon pandangon trodisionol mengojar
sebogai kegioton berbogi informosi.
Htkiknt Belnjnr dnn Lnktor-t'nktor ynng Men4tengnntlinya 25
mengojor:
"Ketika kesukseson mengojor dan belojor direduksi menjadi penilaion
teknis mako diolog kritis don emonsipotoris, guru hanyo sekedor meloyani
struktur orgonisasi kelembogoan yang mempertahonkan status quo
doripada mendidik untuk menguboh kehidupon siswo."
Pengojoron dopot didonrkan podo produk, seperti yong kita
ingin ketahui bohwa pebelojor telah belajar (biosonyo didefinisikon
sebagoi pembelojaron stondor) dan hol ini dapot diperlihotkan dari hasil
penilaion, tetopi tronsformosi belojar - jika beruntung - terus berlanjut
ke woktu yang lomo seteloh pebelajor meninggalkon kelas. lnitah
sebabnyo mengopo kita harus mengenali bagaimono cora pengajoron
sebogoi saloh sotu bogian dori proses pembelajoron, don bogion lain dari
(tujuanl motivasi, lingkungon, pengetahuon, bokot don kesiopon) yong
harus diperhatikon dengon penekanon yang samo-
26 Teori Belnitr €t Penfuelninrnn
Tujuani ,
Lingkungan I
Iiotivari
Xeeerdasan Ke!erbacaan
Model
Penyampaian
Teori
Praktek
Pengajar, Asisten.
Fasiltator. Edukator
H'gn selt4flca.,
Ketrampilan
Academic Writing Teknologi
R.galt mlormasr dqn.r lreras'
Surnber: http://wikieducator.org
-oo000-
Ga| 2
RAGAM METODE
PEMBEIIIJARAN DI LUAR
PEMBEIIIJARAN KEITOM POK
Pembelajaran Pembelajaran
berpusal kepada berpusat ke
guru siswa
Pembelajaran koperatif
Fasilitator
Deleqalor
Keterangan. Mcthod dan Teknik ivlengaiar dalam posisinva, teknik adalah part/ bagian Cari
metoda dan seterusnya. Sumber: (diadaptasi oleh penulis dari: http://teach'
com)
Teaching strategies
Strategies are ways of devetop something and describe how it is going to get
done. There are overatl plans intented to achieve a purpose.
Teaching strategies are the different ideas that teachers need to have to
devetop a class. These are ctosety retated with the teaching techniques as
welt.
Teaching techniques:
These are useful activities we wi[[ use to devetop the method. Techniques
hetp teachers to accomptish an objetive,in the case of teacher to accomplish
the learnirr process in i.heir students.
Methods.
Even though this methods have many differences, they have a strong
retationship because each of thern has an important part in the teachin!
process.
Sumber: http: / / [curdes'1993. btogspot .com lZO13 t 03 / differences,between-teaching-
approach.htmI
pebelajar yang mampu belajar sendiri lebih cepat dari pada diceramahi
secara klasikal.
i) Tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan psikomotorik dan
menanamkan sikap.
Ada bebetapa hal yang harus diperhatikan dalam metode tanya iawab
sebagai berikut ini.
a) Pertanyaan yang diberikan henclaknya tidak keluar dari pokok bahasan
vang sedang dipelaiad
b) Pertanyaan harus mer,r,akili indikator yang telah ditentukan
c) Setiap jawaban pebelajar harus dihargai
d) Pertanyaan dilontarkan pada saat suasana kelas tenang
e) Jika guru/dosentidak dapat menjarr.ab pertanyaan siswa, harus berterus
terang.
2.Pahami
,I Baca
3.Pilih Strategi
I
6. Bagikan
5.Feriksa 4.Kerjakan
I
Sumber: (diadaptasi oleh penutis dari: http://aleamingplace.com.au/ problem-solving/)
4. Jumlah siswa. lumlah pebelaiar dalam kelas yang akan belajar juga perlu
dikctahui guru/ dosen dalam mc'ncntukan metode mengajar yang akan
clipakai. pebelajar yang terlalu banvak dalam kelas kurang efektif kalau
guru/dosen akan melakukan demonstrasi misalnya.
5. N'Iata Pelajaran/Pokok Bahasan.Seialan dengan kompetensi yang
dituntut, pokok bahasan tertentu menghendaki pendekatan eksperimen
atau praktikum, yaitu bila yang dituntut adalah kemampuan dari ranah
psikomotor. Karena itu perlu dipertimbangkan Pokok bahasan yang
perlu disesuaikan dengan metoda yang akan digunakan.
--> t
!. t
Keterangan: llmu desain umumnya dipakai di bidang teknik dan industri, bertuiuan unhrk
mencari solusi bagi kebutuhan 1'ang berbeda menuru t (bentuk, fungsi, ekononri,
waktu, sosial, ekonomi dan waktu / kapan) yang berberla. Sebenamya produk
sudah diketahui, misalnva nrobil, interior, aEitektur ) tetaPi Perbedaan siaPa
vang akan memakainya, kapan, nrurah atau mahal nrembutuhkan pemecahan
nrasalah desain baru. Sumber. https://lvw!v. teachengineering.org
Gambat 2-3. Metode Penecalnn Mnsnlnh Llalnm llnru Teknik dnn Lnynnnn
Itrtfu stri (De mi n P roth rk).
-oo0oo-
DAFTAR PUSTAI{A
Graham, S. & Long, A. 1986. Race, Class, and the Attributional Pro'cess.
loumal of Educational Psychology, 78, 7, 4-"13.
Greese, E. L. 2001. Group dynamics and learning in an organization be-
haviour virtual learning communilv: the case of six virtual peerJeam-
ing tearns. Article. RMIT University, Melbourne, Australia.
Gredler Bell, M.E. 1991. Learning and Instruction Theory into Practice
(Terjemahan oleh Munandir). Jakarta: CV. Radiawali.
Parkay, F.W. & Hass, G,. 2000. Curriculum Planrring (7th Ed')' Need-ham
Heights, MA: AllYn & Bacon'
Patterson. C. H. 1977. Foundation for a Theorl' of Instruction and Edu-
Pokay, P. & Blumenfeld, P.C. 1990. Predicting Achievement Early and Late
in the Semester: The Role of Motivation and Use of Learning Strategies'
Joumal of Educatiornl Psychology ,82, 1', 47-50'
2005' Peta Keil-muan'
- Pengembangan Peta Keilmuan Pendidikan' Ditektorat
Pokja
pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Di{en Dikti' Pembinaan
Tenaga KePendidikan dan Ketenagaan Pergururuan Tlnggi'
Ronis, Diane.2001. Problem- Based Learning for Math and Science' USA:
Skylight Training and Publishing Inc.
Ruth Clark. 1990.Theories on instructional design ancl techni-cal training'
http:/ lwww.montclair.edu/ pages/ business/ Philosophy'htrnl#top
Shimodaira. 2000. Active Leaming in Approximately Linear Regression
Basetl on Conditional Expectation of Generalization Error- Joumal of
Machire Learning Research- Tokyo- fapan: DePartment of Computer
ScienceTokyo Institute of Technology
Slavin, E. Robert. 1995. Cooperative Leaming. Theory, Research, and Practice'
Second Edition. Boston: Allyn & Baccon.
-oo0oo-