MAKALAH
Modul 2. Pembelajaran di Sekolah Dasar
Modul 3. Model-model Belajar dan Rumpun Model Mengajar
Kelompok 1 :
1. Anisaa Salsabil (836684832)
2. Dyah Ayu Nurwiyanti (836685794)
3. Febriani Nurcahyati (836685146)
4. Jaryati (836684255)
5. Subur (836687229)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca, sehingga kami
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar lebih baik.
Kami akui masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, karena
kurangnya pengalaman. Oleh kerena itu kami berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
JUDUL
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 2
C. Rumusan Masalah 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pembelajaran di Sekolah Dasar (Modul 2) 3
B. Model-Model dan Rumpun Pembelajaran (Modul 3) 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seorang guru dituntut harus mampu memahami tugas dan peranannya dalam kegiatan
mengajar dengan baik yaitu berfungsi sebagai pembimbing, fasilitator, narasumber maupun
motivator bagi para siswanya agar proses belajar dapat berjalan secara efektif. Tugas utama
seorang guru pada dasarnya adalah mengajar. Dimana mengajar pada hakikatnya adalah
membelajarkan siswa, seorang guru berperan aktif dalam memotivasi dan membimbing siswa
untuk belajar. Dalam proses pembelajaran digunakan sebuah strategi-strategi pengajaran yang
tepat agar siswa mau untuk belajar.
Maka dari itu, untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi dalam proses
pembelajaran nantinya, seorang guru harus memahami betul hakikat serta karakteristik
belajar itu sendiri. Selain itu juga perlu mengetahui bagaimana perkembangan psikologi
siswanya sehingga dapat menghadapi siswanya dengan tepat.
Sudah bertahun-tahun para ahli meneliti dan menciptakan berbagai macam
pendekatan mengajar. Salah satunya dikembangkan oleh para ahli di bidang pembelajaran,
menelaah bagaimana pengaruh tingkah laku mengajar tertentu terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Joyce dan Weil (1996) dan Joyce, Weil, dan
Shower (1992), setiap pendekatan yang ditelitinya dinamakan model pembelajaran, meskipun
salah satu dari beberapa istilah lain digunakan seperti strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, atau prinsip pembelajaran.
Setiap model pembelajaran memerlukan sistem pengelolaan dan lingkungan belajar
yang sedikit berbeda. Setiap pendekatan memberikan peran yang berbeda kepada siswa, pada
ruang fisik, dan pada sistem sosial kelas. Arends (1997), dan para pakar pembelajaran lainnya
berpendapat bahwa tidak ada model pembelajaran yang lebih baik daripada model
pembelajaran yang lain. Guru perlu menguasai dan dapat menerapkan berbagai model
pembelajaran, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang beranekaragam dan lingkungan
belajar yang menjadi ciri sekolah pada dewasa ini. Menguasai sepenuhnya model-model
pembelajaran yang banyak diterapkan merupakan proses belajar sepanjang hayat.
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian belajar?
2. Apakah hakikat belajar?
3. Bagaimana karakteristik belajar di SD?
4. Apa yang dimaksud dengan model belajar itu dan apa saja tipe model belajar?
5. Apakah yang dimaksud dengan rumpun model mengajar?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini di susun dengan tujuan agar
mahasiswa :
1. Dapat menjelaskan pengertian belajar
2. Dapat menjelaskan hakikat belajar
3. Dapat mengidentifikasi karakteristik belajar di SD
4. Mengatahui apa itu model belajar dan tipe model belajar.
5. Mengetahui apa itu rumpun model mengajar dan bagaimana penerapannya.
6
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengertian belajar
Pendapat modern yang muncul pada abad 19 menganggap bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku (a change in behavior). Ernest R. Hilgard (1948)
menyatakan bahwa learning is the process by which an activity or is changed through
training procedures (whether in the laboratory or in the natural environment) as
distinguished from changes by factors not atrisutable to training. Jadi, belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan dan perubahan itu
disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang menyebabkan
terjadinya interaksi edukatif. Perubahan tersebut terjadi secara menyeluruh meliputi
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Pendapat lain mengemukakan bahwa belajar adalah proses pengalaman
(learning is experience), artinya belajar itu suatu proses interaksi antara individu dengan
lingkungannya. Dalam interaksi tersebut terjadi prose mental, intelektual, dan emosional
yang pada akhirnya menjadi suatu sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dimilikinya.
Contohnya adalah seseorang yang belajar badminton. Ia akan melakukan latihan
mengayunkan raket dengan cara memegang yang benar, menepuk bola, backhand dan
forehand yang merupakan pengalaman belajar.
Pengalaman belajar lainnya meliputi :
1) Bagaimana cara-cara ia menentukan arah pukulan? Dalam hal ini ia (yang
dilatih) harus berpikir, berkonsentrasi, dan memvisualisasikan diri ke dalam
perbuatan dan mencobakannya ke dalam bentuk latihan.
2) Bagaimana cara-cara ia belajar menerima kritikan atas kesalahan-kesalahan
yang dilakukannya? Ia akan mengontrol perasaan, dan kemudian melakukan
perbaikan-perbaikan sesuai isi kritik yang diberikan padanya.
3) Bagaimana ia memperoleh pemahaman prinsip dan sikap yang dibutuhkan? Ia
akan mengalami peristiwa-peristiwa dalam situasi yang tidak dapat diramalkan
8
b. Hakikat belajar
Ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam belajar yaitu :
1) Learning to know artinya belajar untuk mengetahui; yang menjadi target dalam
belajar adalah adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat
mengantarkan siswa untuk mengetahui dan memahami substansi materi yang
dipelajarinya.
2) Learning to do artinya belajar untuk berbuat; yang menjadi target dalam belajar
adalah proses melakukan atau proses berbuat. Dalam hal ini siswa harus
mengerjakan, menerapkan, menyelesaikan persoalan, melakukan eksperimen,
penyelidikan, penemuan, pengamatan, simulasi dan sejenisnya.
3) Learning to live together artinya belajar untuk hidup bersama; yang menjadi
target dalam belajar adalah siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama
atau mampu hidup dalam kelompok.
4) Learning to be artinya belajar untuk menjadi; yang menjadi target belajar adalah
mengantarkan siswa menjadi individu yang utuh sesuai dengan potensi, bakat,
minat dan kemampuannya.
2) Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti
riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga,
program sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan
pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling
berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan
manajer atau sutradara dalam kelas.
2) Tipe belajar
Untuk mencapai proses dan hasil belajar yang optimal kita perlu mengenal
beberapa tipe belajar yang dikemukakan Gagne (1970). Menurut Gagne ada 8 tipe belajar
yang dapat dilakukan siswa, yaitu :
a) Signal learning (belajar melalui isyarat)
Belajar isyarat merupakan suatu tipe belajar yang dapat membentuk
perilaku melalui sinyal atau isyarat sehingga terbentuk sikap tertentu, tetapi respons
yang ditimbulkan dapat bersifat umum, tidak jelas bahkan emosional.
b) Stimulus-respon learning (belajar melalui rangsangan tindak balas).
Belajar stimulus-respons merupakan suatu tipe belajar yang dapat
membentuk perilaku melalui pengkondisian stimulus untuk menghasilkan suatu
tindak-balas (respons).
11
3) Hasil belajar
Hasil belajar merupakan kulminasi dari suatu proses yang telah dilakukan dalam
belajar. Kulminasi akan selalui diiringi dengan kegiatan tindak lanjut. Hasil belajar harus
menunjukkan suatu perubahan tingkah laku atau perolehan perilaku yang baru dari siswa
yang bersifat menetap, fungsional, positif, dan disadari. Bentuk perubahan tingkah laku
harus menyeluruh secara komperhensif sehingga menunjukkan perubahan tingkah laku
seperti contoh di atas.
Untuk melihat hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis
dan ilmiah pada siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji proses maupun hasil berdasarkan :
12
a) kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau
diinformasikan;
b) kemampuan mengindentifikasi atau membuat sejumlah (sub-sub) pertanyaan
berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar;
c) kemampuan mengorganisasi hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut
persamaan dan perbedaan;
d) kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
Memiliki beragam model dan teknik Hanya memiliki satu model yaitu
beberapa siswa tergabung dalam satu
kelompok
Memiliki struktur, jumlah dan teknik Memiliki satu cara, yaitu menyelesaikan
tertentu tugas tertentu bersama-sama
d. Belajar tematik
1) Hakikat belajar tematik
Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dilakukan melalui
tema sebagai pemersatu, melibatkan beberapa mata pelajaran yang berkaitan dengan
tema dan sebagai pusat perhatian yang dipergunakan untuk memahami gejala dan
konsep.
2) Prinsip belajar tematik
Belajar tematik menggunakan tema sentral dalam kegiatan belajar yang
berlangsung. Mengkombinasikan struktur, urutan, dan strategi yang diorganisasikan
dengan baik. (Meinbach 1996)
3) Karakteristik pembelajan tematik
Kegiatan belajar tematik lebih banyak dilakukan melalui pengalaman
langsung.
a) Memberikan pengalaman langsung
b) Berpusat pada anak (anak yang aktif), guru sebagai fasilitator
c) Menggali minat-minat umum siswa
d) Pemisahan antar mata pelajaran tidak nampak
19
untuk mempelajari kasus – kasus yang ada kemudian dikaitkan dengan kebijakan-
kebijakan publik.
5) Kepribadian dan Gaya Belajar
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya belajar pebelajar dan seorang guru
harus yakin bahwa semua dapat dikembangkan, perkembangan dapat terjadi secara
optimal apabila lingkungan menyediakan cara kerja secara konseptual.
6) Inkuiri sosial
Model ini dirancang untuk mengajarkan informasi, konsep-konsep, cara berfikir,
studi tentang nilai-nilai sosial dengan menghubungkan aspek konitif dan social
7) Pengorganisasi awal
Model yang dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada pebelajar
untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dan media yang lain.
8) Penyesuaian dengan pebelajar
Yaitu model yang membantu menyesuaikan pembelajaran pada suat tahap
kematangan pebelajar secara individual dan merancang serta meningkatkan
perkembangan pebelajar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh pemahaman guru
terhadap hakikat belajar. Fungsi pemahaman guru terhadap hakikat belajar adalah supaya
dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola dan membimbing proses pembelajaran sesuai
dengan kaidah-kaidah belajar belajar serta dapat memberikan tindak lanjut dalam kegiatan
belajar. Teori belajar yang dianut guru dalam implementasi proses belajar, akan
mempengaruhi bahan yang dipelajari, proses belajar sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau
strategi belajar yang digunakan dalam pembelajaran. Proses pembelajaran yang dituntut
dalam kurikulum saat ini adalah proses pembelajaran yang dapat mengoptimalkan seluruh
aktivitas siswa berdasarkan potensi yang dimilikinya.
Belajar kolaboratif tidak sama dengan kerja kelompok. Kerja kelompok menekankan
pada adanya pembagian kerja untuk menyelesaikan suatu tugas. Belajar kolaboratif ada
ketergantungan antar anggota untuk keberhasilan tugas kelompok dalam berkompetensi
dengan kelompok lain. Belajar quantum intinya adalah belajar yang menyenangkan. Belajar
kooperatif pebelajar saling bekerja sama dalam hal yang saling bantu untuk menyelesaikan
tugas masing-masing . Belajar tematik menggabungkan beberapa mata pelajaran Rumpun
model belajar ada 4 yaitu : model sosial, pemrosesan informasi, personal dan model sistem
perilaku. Model sosial dirancang untuk menilai keberhasilan dan tujuan akademik, termasuk
studi tentang nilai-nilai sosial, kebijakan publik dan memecahkan konflik tujuannya untuk
membentuk masyarakat yang belajar.
Dalam proses belajar terdapat bermacam-macam model belajar, sesuai dengan
materi yang akan disampaikan inilah yang perlu diketahui oleh pendidik, dalam hal ini
seorang guru untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam belajar.
B. Saran
Model belajar dan rumpun model pengajaran sangatlah penting dalaam dunia
pendidikan karena ini menyangkut berhasil atau tidaknya pembelajaran yang disampaikan.
Oleh karena itu bagi calon pendidik ataupun yang sudah memiliki anak didik perlu
mengetahui serta mempraktekannya dalam proses belajar.
23
DAFTAR PUSTAKA
Anitah W., Sri dkk. 2014. Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan : Universitas
Terbuka
http://balamjaya2.blogspot.com/2015/04/pdgk4105-strategi-pembelajaran-di-sd_89.html
https://www.slideshare.net/fitriechubbey/model-belajar-dan-prosedur-pembelajaran-modul-3-
dan-4