Anda di halaman 1dari 20

Makalah

PDGK4105 STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD

MODUL 9

MODUL 10

Di Susun Oleh :
Kelompok VI (enam)
No Nama Keterangan
1 SEMARNIKA LAHAGU
2 ERMAN GULO
3 SUNIMAN HALAWA

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-12 MEDAN
2021.2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan
rahmat serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Strategi Pembelajaran Di SD ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktu yang telah di
tentukan. Dalam penyusunan makalah ini tentunya adanya hambatan yang selalu mengiringi
namun atas kerja sama dan diskusi, akhirnya semua hambatan dalam penyusunan makalah ini
dapat teratasi.

Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai informasi serta untuk menambah wawasan
dalam studi khususnya yang tertera dalam modul 9 dan modul 10 “KEGIATAN REMEDIAL
& PENGELOLAAN KELAS”. Adapun metode pembelajaran yang kami gunakan dalam
pembuatan makalah kami ini adalah berdasarkan pengumpulan sumber informasi dari
berbagai sumber buku, karya tulis dan media massa yang mendukung dengan tema makalah
ini.

Kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh teman-teman yang telah membantu


dalam menyelesaikan makalah ini, yang telah memberikan ide demi terselesaikannya
makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada bapak Dosen yang telah
membimbing dan mengarahkan kami selama proses pembuatan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari
keseluruhan makalah ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk
kedepannya, atas perhatian kami ucapkan Terimakasih.

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN.............................................................................................................2
Modul 9 Kegiatan Remedial Dan Kegiatan Pengayaan .................................................2
Kegiatan Belajar 1 Kegiatan Remedial...........................................................................2
A. Hakikat, Tujuan, Dan Fungsi Kegiatan Remedial..............................................2
B. Pendekatan Dalam Kegiatan Remedial...............................................................4
C. Jenis- Jenis Kegiatan Remedial..........................................................................4
D. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Remedial.............................................................5
E. Prinsip Pemilihan Kegiatan.................................................................................5
F. Prosedur Kegiatan Remedial...............................................................................6

Kegiatan Belajar 2 Kegiatan Pengayaan.........................................................................7


A. Hakikat Kegiatan Pengayaan..............................................................................7
B. Jenis Kegiatan Pengayaan...................................................................................7
C. Faktor-Faktor Yang Harus Di Perhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan
Pengayaan...........................................................................................................9

Modul 10 Pengelolaan Kelas..........................................................................................11


Kegiatan Belajar 1 Hakikat Pengelolaan kelas...............................................................11
A. Pengertian Pengelolaan Kelas.............................................................................11
B. Perbedaan Pengelolaan Kelas Dari Pembelajaran..............................................12
C. Pentingnya Pengelolaan Kelas Dalam Proses Pembelajaran..............................12

Kegiatan Belajar 2 Penataan Lingkungan Kelas.............................................................13

A. Penataan Linkungan Fisik Kelas.........................................................................13


B. Penataan Lingkungan Psiko-Sosial Kelas...........................................................15
BAB III
PENUTUP.......................................................................................................................16
A. Saran...................................................................................................................16
B. Kesimpulan.........................................................................................................16
Daftar Pustaka.................................................................................................................17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran disetiap jenjang pendidikan harus dikembangkan.


Keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran merupakan kompetensi yang harus
di capai dalam waktu yang telah di tentukan. Dalam hal ini setiap guru dituntut untuk
memiliki pemahaman yang tinggi terhadap pengelolaan kelas, cara pelaksanaan
remedial, pendekatan dalam kegiatan remedial,dan pentingnya pengelolaan kelas
dalam proses pembelajaran. strategi pembelajaran dan metode pembelajaran hal ini
sangat penting dikarenakan guru merupakan perencana utama dalam suatu kegiatan
pembelajaran. Proses kegiatan pembelajaran direncanakan dan didesain oleh guru
sedemikian rupa, guna tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
sebelumnya. Idealnya pembelajaran ini yaitu pembelajaran yang berpusat pada siswa,
agar pembelajaran yang dialami siswa menjadi lebih bermakna dan memperbaiki cara
belajarnya. Model pembelajaran yang ditetapkan dalam pembelajaran haruslah
bervariasi, sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan ketika proses pembelajaran
berlangsung hal ini menunjukkan bahwa pemahaman guru terhadap pendekatan,
model, strategi, metode, dan teknik pembelajaran tidak bisa diabaikan.

Berdasarkan hal tersebut, maka dalam makalah ini akan membahas tentang
Hakikat pengelolaan kelas, pentingnya pengelolaan kelas, serta tujuan dan fungsi
kegiatan remedial.

1
BAB II

PEMBAHASAN

KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN (MODUL 9)

KB 1

KEGIATAN REMEDIAL

A . HAKIKAT, TUJUAN, DAN FUNGSI KEGIATAN REMEDIAL

1. Hakikat Kegiatan Remedial

“Apakah pemberian her (ujian ulang) kepada siswa-siswa yang memperoleh nilai tes
formatif kurang memuaskan termasuk kegiatan remedial?”

Untuk memperjelas Jawaban tersebut, mari kita kaji pengertian “remedial”. Dalam
Random House Webster’s College Dictionary (1991), remedial di artikan sebagai
intended to improve poor skill in specified field. Remedial adalah kegiatan yang di
laksanakan untuk memperbaiki keterampilan yang kurang baik dalam suatu bidang
tertentu. Kalau kita kaitkan dengan kegiatan pembelajaran, kegiatan remedial dapat di
artikan sebagai sesuatu kegiatan yang di laksanakan untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran yang kurang berhasil. Kekurangberhasilan pembelajaran ini biasanya di
tunjukkan oleh ketidakberhasilan siswa dalam menguasai materi yang di bahas dalam
kegiatan pembelajaran..

Kegiatan remedial adalah kegiatan membantu siswa dalam menguasai materi


pelajaran. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah
kegiatan pembelajaran yang di laksanakan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.

2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial

Berdasarkan pengertian bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan membantu


siswa dalam menguasai materi pelajaran, dapat kita ketahui bahwa tujuan guru
melaksanakan kegiatan remedial adalah membantu siswa yang mengalami kesulitan
dalam memahami materi pelajaran agar mencapai hasil belajar yang lebih baik. Secara
umum, kegiatan remedial adalah sama dengan pembelajaran biasa, yaitu membantu siswa
mencapai kompetensi atau tujuan pembelajaran yang telah di tetapkan berdasarkan

2
3

kurikulum yang berlaku. Secara khusus kegiatan remedial bertujuan membantu siswa
yang belum menguasai materi pelajaran melalui kegiatan pembelajaran tambahan.

Sebagai salah satu upaya membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar,
kegiatan remedial memiliki beberapa fungsi yang penting bagi keseluruhan proses
pembelajaran. Warktri, dkk. (1991) menyebutkan 6 fungi kegiatan kegiatan remedial
dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Keenam fungsi kegiatan remedial tersebut
adalah fungsi korektif, pemahaman, penyesuaian, pengayaan, akselerasi, dan terapeutik.

3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa


Agar lebih jelas marilah kita kaji perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran
biasa dengan menganalisis komponen suatu pembelajaran. Komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tujuan pembelajaran
Dalam pembelajaran biasa, tujuan pembelajaran yang di rumuskan guru
berlaku bagi semua siswa. Jadi, bersifat klasikal. Sementara itu dalam kegiatan
remedial, tujuan pembelajaran yang di rumuskan guru bersifat individual,
tergantung pada kesulitan yang di hadapi siswa.
b. Materi Pembelajaran
Materi pelajaran di pilih dan di organisasikan berdasarkan tujuan
penelitian yang telah di rumuskan.
c. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan remedial akan berbeda dari
kegiatan pembelajaran biasa. Dalam pembelajaran biasa yang berpartisipasi
adalah seluruh siswa. Guru memperlakukan semua siswa sama. Metode
mengajar dan alat bantu pembelajaran yang di gunakan bersifat klasikal.
Sementara itu dalam kegiatan remedial, pembelajaran hanya di ikuti oleh
siswa-siswa yang memiliki kesulitan belajar tertentu.
d. Evaluasi
Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Evaluasi di laksanakan
untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang di laksanakan. Alat
evaluasi di kembangkan berdasarkan kompetensi yang di harapan di kuasai
siswa atau tujuan pembelajaran yang telah di rumuskan
4

B . PENDEKATAN DALAM KEGIATAN REMEDIAL

Warkitri dkk. (1991) mengemukakan tiga pendekatan dalam kegiatan remedial.


Pendekatan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang bersifat preventi


Kegiatan remedial yang di pandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial di
laksanakan untuk membantu siswa yang di duga akan mengalami kesulitan dalam
menguasai kompetensi yang telah di tetapkan. Kegiatan remedial yang bersifat
preventif di laksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa di laksanakan.

2. Pendekatan yang bersifat Kuratif


Kegiatan remedial di pandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan
remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa
mengikuti pembelajaran biasa.

3. Pendekatan yang bersifat pengembangan


Kegiatan remedial di pandang bersifat pengembangan apabila kegiatan remedial di
laksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa. Melalui kegiatan
remedial yang bersifat pengembangan, guru mengharapkan agar siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang di tetapkan secara bertahap
dan segara dapat mengatasi kesulitan yang di hadapinya.

C . JENIS- JENIS KEGIATAN REMEDIAL

Berikut ini beberapa bentuk Kegiatan Remedial yang dapat di laksanakan guru
(Suke, 1991)

1. Mengajarkan Kembali
2. Menggunakan alat peraga
3. Kegiatan Kelompok
4. Tutorial
5. Sumber belajar yang relevan
5

D . PRINSIP PELAKSANAAN KEGIATAN REMEDIAL

Apapun bentuk kegiatan remedial yang akan di tetapkan guru hendaknya


memperhatikan hal-hal berikut (Suke, 1991)

1. Apabila terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama,
kegiatan remedial tersebut hendaknya di berikan terhadap kelompok siswa secara
bersama-sama. Tetapi apabila kesulitan yang di hadapi seorang siswa berbeda dengan
siswa yang lain, guru hendaknya memberikan bantuan yang sifatnya individual.
2. Proporsi Bantuan yang di berikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang di hadapi
siswa
3. Kegiatan remedial dapat di laksanakan sendiri oleh guru, guru bersama-sama Siswa,
atau meminta bantuan siswa lain.
4. Metode yang di terapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan tingkat
kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa untuk belajar lebih
giat dan berusaha lebih tekun.

E . PRINSIP PEMILIHAN KEGIATAN

Lebih lanjut Wardani ( 1991) menyatakan bahwa dalam memilih bentuk kegiatan dan
metode yang akan di terapkan dalam kegiatan remedial guru perlu memperhatikan hal-hal
berikut

1. Memanfaatkan latihan khusus terutama bagi siswa yang mempunyai daya tangkap
lemah.
2. Menekankan pada segi kekuatan yang di miliki siswa.
3. Memanfaatkan penggunaan media yang multi-sensori
4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar, terutama bagi siswa yang kurang
memiliki motivasi belajar.
6

F . PROSEDUR KEGIATAN REMEDIAL

1. Analisis Hasil Diagnosis


Melalui kegiatan diagnosis, guru akan mengetahui para siswa yang perlu
mendapat bantuan. Untuk kepekaan kegiatan remedial, tentu yang menjadi sorotan
adalah siswa- siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar yang di tunjukkan
dengan tidak tercapainya kriteria keberhasilan dalam belajar.
2. Menemukan Penyebab Kesulitan
Faktor penyebab kesulitan ini harus di identifikasi oleh guru karena gejala
kesulitan yang sama yang di tunjukkan oleh siswa dapat di timbulkan oleh sebab yang
berbeda. Informasi tentang faktor penyebab ini akan berpengaruh terhadap pemilihan
jenis kegiatan remedial.
3. Menyusun Rencana Kegiatan Remedial
Sama halnya dengan pembelajaran biasa, komponen-komponen yang harus di
rencanakan dalam pelaksanaan kegiatan remedial adalah sebagai berikut
a. Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran
b. Menentukan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi atau tujuan yang telah
di rumuskan
c. Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan faktor
penyebab kesulitan serta karakteristik siswa
d. Merencanakan waktu yang di perlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial
e. Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa
4. Melaksanakan kegiatan remedial
Biasanya kegiatan remedial di laksanakan di luar jam belajar biasa. Oleh karena itu
di tuntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam belajar,
untuk membantu siswa yang memerlukan.
5. Menilai Kegiatan Remedial

Untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan remedial yang telah di


laksanakan, kita harus melakukan penilaian. Penilaian ini dapat di lakukan dengan
mengkaji kemampuan siswa. Seberapa besar siswa mengalami kemajuan dalam
belajarnya.
7

KB 2
KEGIATAN PENGAYAAN

A . HAKIKAT KEGIATAN PENGAYAAN

Dalam bagian ini, kita akan membahas pengertian, tujuan, dan kaitan kegiatan
pengayaan dengan kegiatan utuh pembelajaran. Kegiatan Pengayaan ini berkenaan
dengan kegiatan pendalaman materi pelajaran yang sedang di pelajari, bukan
pembahasan materi pelajaran baru. Dengan demikian, kegiatan pengayaan akan
berakhir apabila semua siswa, termasuk siswa yang lambat, telah menguasai
kompetensi yang ditetapkan dengan baik.

Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa tujuan kegiatan pengayaan


adalah memberikan kesempatan kepada siswa untuk memperdalam penguasaan materi
pelajaran yang berkaitan dengan tugas belajar yang sedang di laksanakan sehingga
tercapai tingkat perkembangan yang optimal. Dengan kegiatan pengayaan, siswa yang
tergolong cepat tidak di rugikan karena harus menunggu siswa lain yang belum
menyelesaikan tugas belajarnya.

B . JENIS KEGIATAN PENGAYAAN

Dalam merancang dan melaksanakan kegiatan pengayaan, guru menerapkan


pendekatan individual. Oleh karena itu setiap siswa memiliki minat dan sisa waktu
yang berbeda maka guru harus menyesuaikan kegiatan pengayaan dengan faktor-
faktor tersebut.
Dalam membantu siswa memanfaatkan sisa waktu yang di milikinya, guru dapat
merancang berbagai kegiatan yang menyenangkan dan mendorong siswa untuk
belajar. Menurut Guskey (1989), kegiatan pengayaan biasanya bersifat belajar
mandiri. Kegiatan Pengayaan lebih bersifat fleksibel di bandingkan dengan kegiatan
remedial. Yang penting, kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang
menyenangkan dan merangsang kreativitas siswa. Banyak jenis kegiatan yang dapat
di rancang dan di laksanakan guru dalam mengembangkan potensi siswa dengan
memanfaatkan sisa waktu yang di miliki siswa kelompok cepat. Beberapa antaranya
akan kita bahas berikut ini
1. Tutor Sebaya
8

Membantu siswa lain memahami materi pelajaran dapat merupakan kegiatan


penambahan wawasan pengetahuan siswa. Ketika siswa di minta menjelaskan
konsep atau ide kepada teman kelasnya, mereka akan berusaha mencari cara
yang terbaik sehingga temannya dapat memahami penjelasannya. Bahkan
hasil penelitian menunjukkan bahwa tutor Sebaya memberikan manfaat yang
lebih besar bagi tutor dari pada bagi siswa yang di tutorinya (Guskey, 1989)
2. Mengembangkan Latihan
Misalnya, dalam pelajaran Matematika, siswa yang cepat dalam belajar dapat
di minta untuk membuat soal-soal latihan untuk dikerjakan oleh teman-
temannya. Soal-soal yang di kembangkan tersebut harus di sertai dengan kunci
jawaban. Dengan demikian, pelaksanaan tugas ini menuntut kemampuan
kognitif tingkat tinggi karena untuk mampu membuat soal latihan mereka
harus menguasai konsep dengan baik.
3. Mengembangkan Media dan Sumber Pembelajaran
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang
berkaitan dengan materi yang di pelajari merupakan sesuatu yang menarik
bagi siswa kelompok cepat. Hasil karya tersebut dapat berupa model,
permainan atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.
4. Melakukan Proyek
Perhatikan bahwa dalam memberikan tugas kepada siswa dalam melakukan
suatu proyek atau laporan adalah kegiatan yang harus dilakukan siswa tersebut
merupakan kegiatan yang menyenangkan dan berkaitan dengan materi yang
sedang di pelajari. Melalui kegiatan ini motivasi belajar siswa akan meningkat.
5. Memberikan Permainan, Masalah atau Kompetisi Antarsiswa
Siswa kelompok cepat biasanya tertantang untuk memecahkan masalah yang
cukup sulit. Oleh karena itu, dalam kegiatan pengayaan guru dapat
memberikan tugas kepada siswa untuk memecahkan suatu masalah atau
permainan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kegiatan apapun yang di
pilih guru, hendaknya kegiatan tersebut sesuai dengan karakteristik kegiatan
pengayaan. Guskey (1989) mengemukakan dua karakteristik kegiatan
pengayaan. Pertama, kegiatan pengayaan adalah kegiatan yang
menyenangkan dan memberikan kepuasan atas penguasaannya. Kedua,
kegiatan pengayaan hendaknya merupakan kegiatan yang menantang bagi
siswa. Tugas yang di kerjakan siswa hendaknya tugas yang menuntut
9

penerapan kemampuan kognitif tingkat tinggi, seperti kemampuan


menganalisis dan mensintesis, mengevaluasi, serta mengkreasi.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG HARUS DI PERHATIKAN DALAM


MELAKSANAKAN KEGIATAN PENGAYAAN

Warkitri, dkk. (1991) mengemukakan tiga faktor yang harus di pertimbangkan


dalam memilih dan melaksanakan kegiatan pengayaan. Ketiga faktor tersebut adalah
sebagai berikut

1. Faktor Siswa
Kita semua sudah menyadari bahwa setiap siswa memiliki minat yang
berbeda, ada siswa yang memiliki minat dalam menulis, tetapi ada juga siswa
yang berminat dalam menyampaikan ide secara lisan. Berikut ini beberapa
faktor yang harus di perhatikan guru dalam kegiatan pengayaan menurut
Arikunto (1986)
a. Kegiatan di luar kelas lebih di sukai siswa dari pada kegiatan di
dalam kelas
b. Kegiatan yang menuntut siswa untuk melakukan aktivitas lebih
disukai siswa dari pada kegiatan yang hanya di lakukan di belakang
meja
c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru lebih merangsang minat
siswa dari pada kegiatan yang sifatnya penjelasan.
d. Kegiatan yang cepat menunjukkan hasil lebih disukai siswa daripada
kegiatan yang menuntut waktu yang cukup lama.
2. Faktor Manfaat Edukatif
Sesuai dengan tujuan utama pemberian kegiatan pengayaan yaitu, untuk
memberikan kesempatan kepada siswa berkembang secara optimal maka
kegiatan pengayaan harus memberikan manfaat bagi siswa. Melalui kegiatan
pengayaan ini di harapkan pengetahuan atau keterampilan, bahkan nilai/sikap
yang di miliki siswa akan semakin meningkat. Jangan sampai kegiatan
pengayaan yang dilaksanakan merugikan siswa atau menimbulkan kesulitan
bagi siswa sehingga proses perkembangannya terganggu.
10

3. Faktor Waktu
Apabila siswa yang lambat telah menguasai kompetensi yang sudah di
tetapkan dan kegiatan pembelajaran biasa akan segera dilaksanakan maka
kegiatan pengayaan secara terprogram harus segera berakhir. Semua siswa
akan kembali mengikuti kegiatan belajar bersama-sama lagi. Oleh karena itu
di sinilah kemampuan dan kreativitas guru dalam memilih dan melaksanakan
kegiatan pengayaan di tuntut. Guru harus mampu menyesuaikan jenis
pengayaan dengan kebutuhan siswa dan juga dengan waktu yang tersedia.
Apabila waktu kegiatan pengayaan sudah Habis, siswa hendaknya telah
menguasai materi pengayaan secara utuh dan siswa sudah dapat melihat
hasilnya. Kegiatan seperti ini akan memberikan kepuasan tersendiri baik bagi
siswa maupun bagi kita sebagai guru.
11

MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

KEGIATAN BELAJAR 1
HAKIKAT PENGELOLAAN KELAS

A. PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS

Istilah pengelolaan kelas (classroom management)” dapat didefinisikan


beragam tergantung dari sudut pandang yang dipakai. Pendekatan otoriter (authority
approach) memandang pengelolaan kelas sebagai kegiatan guru untuk mengontrol
tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini, tugas guru adalah menciptakan dan
memelihara aturan di dalam kelas melalui penerapan disiplin (weber, 1977).
Kebalikan dari pendekatan otoriter ialah pendekatan permisif (permissive
approach). Pendekatan permisif menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
kegiatan guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa. Peran guru adalah membantu
siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka inginkan kapan pun
mereka mau (weber, 1977).
Disamping kedua pengertian tersebut, weber (1977) mengemukakan tiga
pengertian lain dari pengelolaan kelas. Ketiga pengertian tersebut adalah berikut ini.

1. Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk


mendorong munculnya tingkah laku siswa yang diharapkan dan menghilangkan
tingkah laku yang tidak diharapka.
2. Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilaksanakan guru untuk
mengembangkan hubungan operasional yang baik dan iklim sosio-emosional
siswa yang positif.
3. Pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan guru untuk
menciptakan dan memelihara organisasi kelas yang efektif.
12

B. PERBEDAAN PENGELOLAAN KELAS DARI PEMBELAJARAN


Pembelajaran adalah segala kegiatan yang dilakukan guru untuk memudahkan
siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Yang termasuk pembelajaran kelas
diantaranya adalah melakukan diagnosis kebutuhan siswa, merencanakan pelajaran,
menyajikan informasi, mengajukan pertanyaan, dan menilai kemapuan belajar siswa.
Proses pembelajaran yang efektif dan efesien dapat terjadi apabila situasi dan
kondisi kelas mendukung. Berbagai usaha yang dilakukan guru dalam menciptakan
dan memelihara kondisi kelas sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan efesien
merupakan Kegiatan Pengelolaan Kelas. Memberikan pujian atau penghargaan
sesegera mungkin, menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara guru
dan siswa serta siswa dan siswa, serta menetapkan norma-norma kelompok yang
produktif merupakan beberapa contoh Kegiatan Pengelolaan Kelas. Jadi,
pengelolaan kelas adalah segala kegiatan guru yang dilakukan untuk menciptakan dan
memelihara kondisi kelas yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang
efektif.

C. PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PROSES


PEMBELAJARAN

Dalam uraian sebelumnya telah disampaikan bahwa pembelajaran adalah


serangkaian kegiatan yang ditunjukkan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran dan pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang ditunjukan
untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses
pembelajaran. Pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat terciptanya
pembelajaran yang efektif.
13

KEGIATAN BELAJAR 2

PENATAAN LINGKUNGAN KELAS

A. PENATAAN LINKUNGAN FISIK KELAS


Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan kelas dan
isinya. Apa yang sebaiknya dilakukan guru dalam menata ruangan kelas dan isinya
sehingga kelas menjadi lingkungan yang menarik dan efektif untuk proses
pembelajran merupakan pertanyaan yang akan kita bahas dalam topik ini.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa penataaan lingkungan kelas yang
tepat berpengaruh terhadap tingkat keterlibatan dan partisipasi siswa dalam proses
pembelajran (Winzer, 1995). Lebih jauh, diketahui bahwa pengaturan tempat duduk
berpengaruh terhadap jumlah waktu yang digunakan siswa untuk meyelesaikan tugas
yang diberikan. Hal ini berarti semakin tepat penataan tempat duduk oleh guru,
semakin banyak waktu yang digunakan siswa untuk menerjakan tugas beflajar yang
diberikan.

1. Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas


Lingkungan fisik yang baik adalah ruangan kelas yang menarik, efektif secara
mendukung siswa dan guru dalam proses pembelajaran.
Perlu diingat bahwa tujuan utama penataan lingkungan fisik kelas ialah
mengarahkan kergiatan siswa serta munculnya tingkah laku siswa yang tidak
diharapkan melalui penataan tempat duduk, perabot, pajangan, dan barang-barang
lainnya yang ada didalam kelas.kelas harus ditata dengan baik sehingga
memungkinkan terjadinya interaktif aktif terhadap siswa dan guru serta antar siswa
dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut luoisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus
mempertimbangkan 5 hal berikut ini.

a. Keluasaan pandangan (visibility)

Hal pertama yang harus diperhatikan guru dalam menata ruangan kelas
ialah keleluasan pandangan (visibility). Artinya, penempatan atau penataan
barang-barang didalam kelas tidak mengganggu pandangan siswa dan guru
14

sehingga siswa secara leluasa dapat memandang guru atau benda/kegiatan yang
sedang berlangsung.

b. Mudah dicapai (accessbility)

Pernahkah anda direpotkan oleh siswa yang meminta bantuan anda untuk
mengambilkan barang-barang yang mereka butuhkan? Hal ini tidak akan terjadi
apabila barang-barang yang sering digunakan siswa dalam proses pembelajaran
diletakkan pada tempat yang dapat dengan mudah dijangkau oleh siswa. Apabila
mereka membutuhkannya, mereka tidak perlu meminta bantuan guru untuk
pengambilannya. Ruangan hendaknya diatur dengan baik sehingga lalu lintas
kegiatan belajar dikelas tidak terganggu. Jarak antar tempat duduk cukup untuk
dilalui oleh siswa sehingga siswa dapat dengan mudah bergerak dan tidak
mengganggu siswa lainnya yang sedang bekerja.

c. Keluwesan (fleksibility)
Barang-barang yang ada di dalam kelas hendaknya mudah untuk ditata
dan dipindah-pindahkan sesuai dengan tuntutan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan siswa dan guru. Pembelajaran ini melalui diskusi kelompok menuntut
tatanan ruangan kelas yang berbeda dengan pembelajaran melalui kegiatan
demonstrasi.

d. Kenyamanan
Disamping guru harus menata ruangan kelas sesuai dengan tujuan dan
strategi pembelajaran, guru juga dituntut untuk menata lingkungan kelas yang
dapat memberikan kenyamanan baik bagi siswa maupun bagi guru sendiri.
Prinsip kenyamanan ini berkenaan dengan temperatur ruangan, cahaya, suara, dan
kepadatan kelas. Kenyamanan ruangan kelas akan sangat berpengaruh terhadap
kosentrasi dan produktivitas siswa dan guru dalam kegiatan pembelajran.

e. Keindahan
Ruanagan kelas yang indah dan menyenangkan berpengaruh positif
terhadap sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang
15

dilaksanakan. Kelas yang indah dan menyenangkan menggambarkan harapan


guru tehadap proses belajar yang harus dilakukan dan tingkah laku siswa selama
kegiatan pembelajaran.

2. Penataan Tempat Duduk


Pengaturan tempat duduk berpengaruh terhadap waktu yang digunakan siswa
untuk mengerjakan tugas-tugas (Winzer, 1995).

B. PENATAAN LINGKUNGAN PSIKO-SOSIAL KELAS


Meskipun penataan lingkungan fisik kelas merupakan hal yang sangat penting
dalam kegiatan pengelolaan kelas, keadaan lingkungan psiko-sosial kelas juga tidak
kalah pentingnya dalam menciptakan kelas yang kondusif bagi proses pembelajaran.
Bahkan Winzer (1995) menyatakan bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh
terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa harga diri, dan sikap siswa terhadap sekolah.

1. Karakteristik Guru
Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, bandura (Good
dan Brophy, 1990) menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim
psiko sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri.
a. Disukai oleh siswanya
b. Memiliki presepsi yang realistik tentang dirinya dan siswanya
c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan guru-siswa
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa
e. Sabar, teguh, dan tegas

2. Hubungan Sosial Antarsiswa


Agar kegiatan kelompok dapat berhasil dengan baik guru harus
memperhatikan hal-hal berikut (Weber, 1977).
a. Perilaku yang diharapkan
b. Fungsi kepemimpinan
c. Pola persahabatan siswa
d. Norma/aturan
e. Kemampuan berkomunikasi
f. kebersamaan
16

BAB III

PENUTUP

A . Saran

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa banyak kekurangan dan
kelemahan serta keterbatasan kami sebagai penulis, baik dari segi penyusunan maupun
penulisan banyak yang tidak sesuai dengan yang di kehendaki pembaca. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat positif dan
membangun demi perbaikan makalah ini ke depan.

B . Kesimpulan

Sebagai kesimpulan dari isi makalah ini yang membahas tentang “KEGIATAN
REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN & PENGELOLAAN KELAS” adalah bahwa
guru memiliki peranan penting dalam membimbing siswa untuk memperbaiki cara belajar,
serta guru di tuntut untuk mampu mengatasi setiap kesulitan yang di hadapi oleh siswa.
Pengelolaan kelas dapat mempengaruhi lancarnya proses belajar, oleh karena itu guru harus
memperhatikan prinsip-prinsip dalam menata ruangan kelas yang menciptakan kenyamanan
dan keindahan sehingga siswa bersama dengan guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
dengan efektif.
Daftar Pustaka

Modul PDGK4105 Strategi Prmbelajaran di SD,Modul 9 & 10, edisi 1, Sri Anita W, DKK.

Penerbit Universitas Terbuka

17

Anda mungkin juga menyukai