Anda di halaman 1dari 11

STRATEGI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING

BERMUTUAN KARAKTER

Disusun Oleh :
Kelompok 7
Siti Fadillah 911419046
Yurni Lasinta Djafar 911419026

PRODI S1 PENDIDIKAN EKONOMI


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat dan
hidayah-Nya lah kita masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tak lupa
pula shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi Muhammad SAW, para
sahabatnya serta kita para pengikutnya.
Makalah ini dibuat dengan bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan
tantangan dan hambatan selama mengerjakan mkalah ini. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar Mengajar Ekonomi.
Penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya saran atau kritikan yang bisa membantu kami
dalam masalah penyusunan makalah. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.

Gorontalo, 27 Oktober 2021

Penyusun
Kelompok 7

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Pengertian Quantum Learning...........................................................................................2
2.2 Nilai-nilai Karakter Dalam Strategi Quantum Learning...................................................2
2.3 Prosedur Pelaksanaan Quantum Learning Bermutuan Karakter.......................................4
2.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Quantum Learning Bermutuan Karakter.........................5
2.5 Keunggulan dan Kelemahan Quantum Learning Bermutuan Karakter............................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah “quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran quantum, pengubahan
bermacam- macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi- interaksi ini
mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan siswa menjadi hal yang bermanfaat bagi
kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien. Quantum learning ialah kiat,
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya
ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang
sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik
yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah
dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).

1.2 Rumusan Masalah


a) Pengertian Quantum Learning
b) Nilai-nilai karakter dalam strategi Quantum Learning
c) Prosedur pelaksanaan Quantum Learning bermuatan karakter

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Quantum Learning


Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan
Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology (suggestopedia).
Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan
setiap detil apa pun memberikan sugesti positif atau negatif. Untuk mendapatkan sugesti
positif, beberapa teknik digunakan. Para murid di dalam kelas dibuat menjadi nyaman. Musik
dipasang, partisipasi mereka didorong lebih jauh. Poster-poster besar, yang menonjolkan
informasi, ditempel.
Guru-guru yang terampil dalam seni pengajaran sugestif bermunculan. Prinsip
suggestology hampir mirip dengan proses accelerated learning, pemercepatan belajar: yakni,
proses belajar yang memungkinkan siswa belajar dengan kecepatan yang mengesankan,
dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Suasana belajar yang efektif
diciptakan melalui campuran antara lain unsur-unsur hiburan, permainan, cara berpikir
positif, dan emosi yang sehat.
Selanjutnya Porter dkk mendefinisikan quantum learning sebagai “interaksi-interaksi
yang mengubah energi menjadi cahaya.” Mereka mengamsalkan kekuatan energi sebagai
bagian penting dari tiap interaksi manusia. Dengan mengutip rumus klasik E = mc2, mereka
alihkan ihwal energi itu ke dalam analogi tubuh manusia yang “secara fisik adalah materi”.
“Sebagai pelajar, tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya: interaksi, hubungan,
inspirasi agar menghasilkan energi cahaya”. Pada kaitan inilah, quantum learning
menggabungkan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP dengan teori, keyakinan,
dan metode tertentu. Termasuk konsep-konsep kunci dari teori dan strategi belajar, seperti:
teori otak kanan/kiri, teori otak triune (3 in 1), pilihan modalitas (visual, auditorial, dan
kinestik), teori kecerdasan ganda, pendidikan holistik, belajar berdasarkan pengalaman,
belajar dengan simbol (metaphoric learning), simulasi/permainan.

2.2 Nilai-nilai Karakter Dalam Strategi Quantum Learning


Berikut ini dikemukakan nilai-nilai karakter yang dapat ditransformasikan melalui
strategi pembelajaran Quantum Learning. Setidaknya, terdapat lima dari delapan belas nilai
karakter yang dicanangkan kemendikbud.

2
1) Menghargai prestasi
Strategi pembelajaran quantum learning (termasuk Quantum Learning) mewajibkan guru
untuk menghargai pendapat maupun prestasi peserta didik semaksimal mungkin.Misalnya, jika
guru bertanya dan peserta didik menjawab dengan benar, maka guru harus memberika apresiasi
positif kepadanya, walaupun sekedar berkata, “jawaban yang sangat bagus”. Namun jika jawaban
peserta didik salah, guru tidak boleh menyalahkan, melainkan cukup berkata, “hamper tepat, ada
yang ingin menjawab lagi?”. Bahkan setiap kali peserta didik berhasil meraih prestasi tertentu,
sebaiknya dirayakan dengan penuh kegembiraan. Inilah karakter terbesar dalam penerapan
strategi pembelajaran Quantum Learning.

2) Kreatif dan inovatif


Suasana belajar yang menyenangkan secara tidak langsung memberi kebebasan berfikir yang
seluas-luasnya, tanpa rasa beban takut salah. Kebebasan berfikir dalam iklim pembelajaran yang
demikian sangat kondusif untuk memacu berfikir kreatidan imajinatif. Oleh karena itu
pengembangan kreativitas disekolah jadi penting agar proses pendidikan disekolah benar-benar
dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kreatifitas tinggi.

3) Mandiri
Di dalam suatu proses pembelajaran peserta didik hendaknya dapat diarahkan agar menjadi
peserta didik yang mandiri. Yang dimaksud dengan mandiri disini adalah suatu sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

4) Rasa inginTau
Pikiran inovatif dan imajinatif secara otomatis akan semakin menaikan tensi rasa ingin tahu
yang lebih tinggi. Terlebih lagi iklim kebebasan berfikir yang memadai akan mendorong
dipenuhinya rasa ingin tahutersebut. Selain itu, imajinasi yang melayang-layang dan ingin segera
direalisasikan melalui pikiran kreatif turut mendorong segera ingin dipuaskanya rasa ingin
tersebut. Inilah nilai karater yang berusaha ditanamkan guru kepada peserta didik melalui strategi
pembelajaran quantum.

5) Gemar membaca
Dalam strategi Quantum Learning, terdapat berbagai metode baca cepat dan menulis kilat.
Bahkan metode ini dikemas dalam nuasa yang sangat menyenangkan, sehingga secara ilmiah
peserta didik akan memiliki kebiasaan gemar membaca tanpa paksa dan menulis dengan rapi.

3
2.3 Prosedur Pelaksanaan Quantum Learning Bermuatan Karakter
Berdasarkan pembahasan strategi pembelajaran Quantum Learning di atas, dapat
disusun prosedur untuk melaksanakannya dalam pembelajaran di sekolah/madrasah. Cara
menerapkan strategi ini terkesan jauh lebih sederhana dari pada penerapan strategi
pembelajaran yang lain, karena tekanan utama dalam Quantum Learning adalah kebebasan
berfikir peserta didik, sehingga hal-hal teknis termasuk prosedur dibuat peserta didik itu
sendiri. Sedangkan guru hanya memfasilitasi agar pikiran peserta didik berkembang secara
bebas, kreatif dan imajinatif. Berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
menerapkan strategi Quantum Learning tersebut.

1) Menciptakan Suasana Pembelajaran Alamiah yang Rileks dan Tanpa Beban


Suasana ini dapat diwujudkan dengan mengatur ruang kelas sesuai kenyamanan peserta
didik. Jika memungkinkan, penataan meja dan kursi tidak harus urut berbaris yang kaku dan
harus lurus. Melainkan bisa melingkar, berbentuk meja bundar, elips, persegi panjang dan
sebagainya. Bahkan jika diperlukan, ubahlah bentuk atau susunan kursi maupun meja setiap
pembelajaran. Di balik pengkodisian suasana belajar ini, dimaksudkan agar guru mampu
menanamkan nikai-nilai karakter, seperti rasa ingin tahu, gemar membaca dan kreatifitas.
2) Menggunakan Bahasa yang Komunikatif dan Suportif
Bahasa yang komunikatif sesuai perkembangan bahasa peserta didik akan memperdekat
hubungan guru-peserta didik, sehingga tanya jawab antara guru-peserta didik maupun peserta
didik dengan peserta didik berlangsung secara alamiah, luwes, fleksibel dan menyenangkan
(sesekali boleh menggunakan bahasa alay, yakni bahasa gaul anak muda era masa kini) ketika
mengajar. Namun guru harus tetap menjaga kode etik, sehingga tidak memicu reaksi peserta
didik yang berlebihan. Dalam hal ini seorang guru harus sanggup dan cakap dalam
menciptakan suasana komunikasi yang edukatif antara pengajar dan peserta didik yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Di balik penggunaan bahasa yang
komunikatif nilai-nilai karakter, seperti penghargaan terhadap prestasi, belajar keras, rasa
ingin tahu, gemar membaca dan kreatifitas.
3) Setiap Aktifitas Pembelajaran Diiringi dengan Musik yang Sesuai
Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa musik dapat membantu prestasi anak dalam
banyak hal. Survey membuktikan bahwa 3 dari 17 negara yang peserta didinya setingkat
SMP, unggul di bidang sains adalah negara yang memasukkan pelajaran musik yang sangat
intensif di dalam kurikulum sekolahnya. Ketiga negara tersebut adakah Hongaria, Jepang,
dan Belanda Adi W Gunawan, 2003. Para psikolog juga mengemukakan hasil penelitiannya
4
bahwa pelajaran piano jauh lebih meningkatkan kemampuan berfikir abstrak dari pada
pelajaran komputer. Dibalik kekuatan musik untuk mengiringi belajar ini dimaksudkan guna
mampu menanamkan nilai-nilai karakter, seperti gemar membaca tanpa dipaksa melalui alam
bawah sadarnya, kreatif dan inisiatif, rasa ingin tahu, penghargaan terhadap prestasi, belajar
mandiri dan sebagainya.
4) Merangsang Imajinasi Peseta Didik
Upaya merangsang imajinasi ini bertujuan agar peserta didik dapat menemukan cara-
cara mengerjakan tugas lebih kreatif-iniovatif dan menakjubkan. Para ahli mensinyalir bahwa
hampir semua temuan-temuan besar yang mengguncang dunia adalah produk atau hasil keja
otak kreatif, bukan otak matematik atau mekanik. Di balik kegiatan ini dimaksudkan guru
mampu menanamkan nilai-nilai karakter, seperti kreatifitas, berfikir keras, penghargaan
terhadap keberhasilan, kedisiplinan, kejujuran dan sebagainya Prosedur pelaksanaan
pengembangan Quantum Learning Prosedur pengembangan Quantum Learning bermuatan
karakter ini tidak jauh berbeda dengan prosedur diatas, hanya saja terdapat upaya serius untuk
mengontekstualisasikan pada nilai-nilai kearifan lokal kebangsaan.

Nur Febriyanti
bagaimana langkah-langkah penerapan metode quantum
learning
2.4 .Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Quantum Learning Bermuatan Karakter
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menerapkan hasil pengembangan Quantum
Learning bermuatan karakter.
1) Ciptakan lingkungan pembelajaran yang ilmiah
Lingkungan pembelajaran yang ilmiah adalah lingkungan pembelajaran yang sesuai
dengan konteks social-budaya pelajaran yang disampaikan dengan metode Quantum
Learning harus diarahkan pada penyesuaian dengan kondisi social-budaya maupun geopolitik
sebuah bangsa tersebut. Misalnya, mengukur kecepatan benda dalam pembelajaran fisika
dengan metode Quantum Learning. Benda yang diukur tidak harus mobil atau sepeda
bagaimana tertera dalam buku ajar, namun boleh diganti dengan mengukur kecepatan kapal
layar untuk sekolah –sekolah wilayah pasisir. Demikian seterusnya , sehingga materi
pelajaran benar-benar kaya kan khazanah kearifan lokal bangsa.
2) Bahasa yang komunikatif dan suportif
5
Dalam konteks ini, guru harus mampu menyajikan materi pelajaran dengan penuh
semangat (suporty). Jika dalam Quantum Learning terdapat sugestologi (sugesti untuk
memotivasi), maka dalam pengembangan ini ada sentuhan-sentuhan pembangkit jiwa.
Misalnya, guru mencontohkan perjuangan tokoh-tokoh bangsa dalam menempuh pendidikan
dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.
3) Penggunakan musik tradisional Quantum Learning
Mensyaratkan penggunaan musik-musik burok sebagai pengiring pembelajaran dalam
pengembangan ini, indonesia bahkan termasuk negara-negara lain sebenarnya mempunyai
jenis-jenis musik klasik atau musik daerah yang mempunyai ritme senada dengan musik
barok. Salah satu contohnya adalah gambar (musik klasik dari jawa)
4) Imajinasi lokal ke global
Dalam Quantum Learning juga selalu menggunakan imajinasi sebagaimana yang
digunakan para pembelajar sejati. Dalam persepektif pengembangan ini, imajinasi lebih
diarahkan pada pengembangan pemikiran lokal menuju percaturan intelektual global.
Misalnya, guru membangun imajinasi anak-anak SMK memimpikan mampu membuat mobil
Esemka yang go internasional. Hal ini juga berlaku pada produk- produk lain, seperti laptop,
handphone dan sebagainya. Termasuk dalam hal ini adalah membangun imajinasi peserta
didik untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, bahkan keluar negeri. Tanpa melihat
latar belkang peserta didik, walaupun anak petani, misalnya.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Strategi Quantum Learning Bermuatan Karakter


1) Keunggulan Quantum Learnig Bermuatan Karakter
a) Melibatkan teknologi pendidikan terkini karena mempunyai basis neurosains (cara
kerja otak) yang kuat.
b) Memberi kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan eksplorasi pembelajaran
sesuai modalitas belajar (Somatic-Auditorial-Visual-Intelektual) yang dimiliki
masing-masing peserta didik.
c) Strategi pembelajaran Quantum Learning memberi peluang kepada semua peserta
didik untuk mencapai lompatan prestasi belajar secara menakjubkan.
d) Setiap upaya belajar pserta didik dihargai dengan reward yang sepadan, sehingga
peserta didik semakin termotivasi belajar untuk mendapatkan reward sebaik-
baiknya.

2) Kelemahan Quantum Learning Bermuatan Karakter


6
a) Kelemahan utama Quantum Learning adalah lebih menekankan pada kompetisi
individual dalam mencapai prestasi belajar, sehingga aspek sosial dan kerja sama
kurang berkembang.
b) Quantum Learning lebih menekankan prestasi belajar dalam hal akademik
intelektual, namun kurang menaruh perhatian pada aspek moral, karakter,
kepribadian, maupun akhlak.

7
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi
DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu
para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan
realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).

3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.

Anda mungkin juga menyukai