BERMUTUAN KARAKTER
Disusun Oleh :
Kelompok 7
Siti Fadillah 911419046
Yurni Lasinta Djafar 911419026
Penyusun
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................2
2.1 Pengertian Quantum Learning...........................................................................................2
2.2 Nilai-nilai Karakter Dalam Strategi Quantum Learning...................................................2
2.3 Prosedur Pelaksanaan Quantum Learning Bermutuan Karakter.......................................4
2.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Quantum Learning Bermutuan Karakter.........................5
2.5 Keunggulan dan Kelemahan Quantum Learning Bermutuan Karakter............................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................................8
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................8
3.2 Saran..................................................................................................................................8
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Istilah “quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti interaksi yang
mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran quantum, pengubahan
bermacam- macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi- interaksi ini
mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan siswa menjadi hal yang bermanfaat bagi
kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien. Quantum learning ialah kiat,
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya
ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang
sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi DePorter mengembangkan teknik-teknik
yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah
dalam menghadapi tantangan dan perubahan realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
1) Menghargai prestasi
Strategi pembelajaran quantum learning (termasuk Quantum Learning) mewajibkan guru
untuk menghargai pendapat maupun prestasi peserta didik semaksimal mungkin.Misalnya, jika
guru bertanya dan peserta didik menjawab dengan benar, maka guru harus memberika apresiasi
positif kepadanya, walaupun sekedar berkata, “jawaban yang sangat bagus”. Namun jika jawaban
peserta didik salah, guru tidak boleh menyalahkan, melainkan cukup berkata, “hamper tepat, ada
yang ingin menjawab lagi?”. Bahkan setiap kali peserta didik berhasil meraih prestasi tertentu,
sebaiknya dirayakan dengan penuh kegembiraan. Inilah karakter terbesar dalam penerapan
strategi pembelajaran Quantum Learning.
3) Mandiri
Di dalam suatu proses pembelajaran peserta didik hendaknya dapat diarahkan agar menjadi
peserta didik yang mandiri. Yang dimaksud dengan mandiri disini adalah suatu sikap dan
perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
4) Rasa inginTau
Pikiran inovatif dan imajinatif secara otomatis akan semakin menaikan tensi rasa ingin tahu
yang lebih tinggi. Terlebih lagi iklim kebebasan berfikir yang memadai akan mendorong
dipenuhinya rasa ingin tahutersebut. Selain itu, imajinasi yang melayang-layang dan ingin segera
direalisasikan melalui pikiran kreatif turut mendorong segera ingin dipuaskanya rasa ingin
tersebut. Inilah nilai karater yang berusaha ditanamkan guru kepada peserta didik melalui strategi
pembelajaran quantum.
5) Gemar membaca
Dalam strategi Quantum Learning, terdapat berbagai metode baca cepat dan menulis kilat.
Bahkan metode ini dikemas dalam nuasa yang sangat menyenangkan, sehingga secara ilmiah
peserta didik akan memiliki kebiasaan gemar membaca tanpa paksa dan menulis dengan rapi.
3
2.3 Prosedur Pelaksanaan Quantum Learning Bermuatan Karakter
Berdasarkan pembahasan strategi pembelajaran Quantum Learning di atas, dapat
disusun prosedur untuk melaksanakannya dalam pembelajaran di sekolah/madrasah. Cara
menerapkan strategi ini terkesan jauh lebih sederhana dari pada penerapan strategi
pembelajaran yang lain, karena tekanan utama dalam Quantum Learning adalah kebebasan
berfikir peserta didik, sehingga hal-hal teknis termasuk prosedur dibuat peserta didik itu
sendiri. Sedangkan guru hanya memfasilitasi agar pikiran peserta didik berkembang secara
bebas, kreatif dan imajinatif. Berikut ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
menerapkan strategi Quantum Learning tersebut.
Nur Febriyanti
bagaimana langkah-langkah penerapan metode quantum
learning
2.4 .Langkah-Langkah Pelaksanaan Strategi Quantum Learning Bermuatan Karakter
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menerapkan hasil pengembangan Quantum
Learning bermuatan karakter.
1) Ciptakan lingkungan pembelajaran yang ilmiah
Lingkungan pembelajaran yang ilmiah adalah lingkungan pembelajaran yang sesuai
dengan konteks social-budaya pelajaran yang disampaikan dengan metode Quantum
Learning harus diarahkan pada penyesuaian dengan kondisi social-budaya maupun geopolitik
sebuah bangsa tersebut. Misalnya, mengukur kecepatan benda dalam pembelajaran fisika
dengan metode Quantum Learning. Benda yang diukur tidak harus mobil atau sepeda
bagaimana tertera dalam buku ajar, namun boleh diganti dengan mengukur kecepatan kapal
layar untuk sekolah –sekolah wilayah pasisir. Demikian seterusnya , sehingga materi
pelajaran benar-benar kaya kan khazanah kearifan lokal bangsa.
2) Bahasa yang komunikatif dan suportif
5
Dalam konteks ini, guru harus mampu menyajikan materi pelajaran dengan penuh
semangat (suporty). Jika dalam Quantum Learning terdapat sugestologi (sugesti untuk
memotivasi), maka dalam pengembangan ini ada sentuhan-sentuhan pembangkit jiwa.
Misalnya, guru mencontohkan perjuangan tokoh-tokoh bangsa dalam menempuh pendidikan
dari sekolah dasar hingga pendidikan tinggi.
3) Penggunakan musik tradisional Quantum Learning
Mensyaratkan penggunaan musik-musik burok sebagai pengiring pembelajaran dalam
pengembangan ini, indonesia bahkan termasuk negara-negara lain sebenarnya mempunyai
jenis-jenis musik klasik atau musik daerah yang mempunyai ritme senada dengan musik
barok. Salah satu contohnya adalah gambar (musik klasik dari jawa)
4) Imajinasi lokal ke global
Dalam Quantum Learning juga selalu menggunakan imajinasi sebagaimana yang
digunakan para pembelajar sejati. Dalam persepektif pengembangan ini, imajinasi lebih
diarahkan pada pengembangan pemikiran lokal menuju percaturan intelektual global.
Misalnya, guru membangun imajinasi anak-anak SMK memimpikan mampu membuat mobil
Esemka yang go internasional. Hal ini juga berlaku pada produk- produk lain, seperti laptop,
handphone dan sebagainya. Termasuk dalam hal ini adalah membangun imajinasi peserta
didik untuk menempuh pendidikan setinggi-tingginya, bahkan keluar negeri. Tanpa melihat
latar belkang peserta didik, walaupun anak petani, misalnya.
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat
mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang
menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik
meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Namun, Bobbi
DePorter mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu
para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan dan perubahan
realitas (yang terkait dengan sifat jurnalisme).
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari para pembaca.