Anda di halaman 1dari 8

PEMBENTUKAN FIRMA

Kelompok 1 :

Debi Sintia Latiki (911419038)


Yurni Lasinta Djafar (911419026)
Widyastuti Ginggada (911419034)
Rafik Basiha
Pengertian Firma, Bentuk Dan Kedudukan Hukum
Persekutuan Firma

Firma adalah persekutuan antara dua orang atau lebih untuk menjalan perusahaan yang
di buat dengan nama bersama. Firma juga dapat dikatakan sebagai persekutuan perdata.
Persekutuan perdata adalah perjanjian antara dua orang atau lebih yang mengikatkan diri
untuk memasukkan sesuatu ke perusahhan dengan maksud untuk membagi keuntungan atau
kemanfatan yang di peroleh karenanya (Pasal 1618 KUH Perdata). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa firma adalah sebuah ketentuan husus dari ketentuan yang umum yang
mengatur mengenai persekutuan perdata.
Firma mengandung unsur-unsur pokok sebagai berikut:
● Persekutuan perdata
● Menjalankan perusahaan
● Dengan nama bersama
● Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan
Seperti halnya persekutuan yang lain, firma juga memiliki sifat atau ciri-ciri.
Adapun sifat atau ciri-ciri firma antara lain:
1. Bentuk firma ini telah digunakan baik untuk kegiatan usaha berskala besar
maupun kecil.
2. Dapat berupa perusahaan kecil yang menjual barang pada satu lokasi, atau
perusahaan besar yang mempunyai cabang atau kantor di banyak lokasi.
3. Masing-masing sekutu menjadi agen atau wakil dari persekutuan firma
untuk tujuan usahanya.
4. Pembubaran persekutuan firma akan tercipta jika terdapat salah satu sekutu
mengundurkan diri atau meninggal.
5. Tanggung Jawab seorang sekutu tidak terbatas pada jumlah investasinya.
6. Harta benda yang diinvestasikan dalam persekutuan firma tidak lagi dimiliki
secara terpisah oleh masing-masing sekutu.
7. Masing-masing sekutu berhak memperolah pembagian laba persekutuan
firma.
PENDIRIAN FIRMA
Suatu firma dapat dibentuk dengan membuat akta pendirian oleh mereka yang
mendirikannya, akta pendirian tersebut kemudian didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan
Negeri dalam mana firma tersebut berdomisili.
Dalam mendaftarkan akta pendirian firma, ada beberapa hal yang perlu di cantumkan dalam
akta tersebut.
1. Nama, nama kecil, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma.
2. Pernyataan firmanya dengan menunjukkan apakah perseroan itu umum, ataukah
terbatas pada suatu cabang khusus dari perusahaan tertentu, dan jika persekutuan firma
itu usaha yang khusus maka harus disebutkan usaha yang khusus itu.
3. Penunjukan para persero, yang tidak diperkenankan bertandatangan atas nama firma.
4. Saat mulai berlakunya perseroan dan saat berakhirnya.
5. Dan selanjutnya, pada umumnya, bagian-bagian dari perjanjiannya yang harus dipakai
untuk menentukan hak-hak pihak ketiga terhadap para persero.
Setiap orang dapat memeriksa akta atau petikannya yang terdaftar, dan dapat memperoleh
salinannya atas biaya sendiri.
KEDUDUKAN AKTA PENDIRIAN FIRMA

Akta autentik pendirian persekutuan firma merupakan bukti keberadaan atau eksistensi
persekutuan firma tersebut. Akan tetapi akta ini hanya merupakan dokumen internal
diantara para sekutu yang mendirikan persekutuan firma tersebut.
 
Akta pendirian nama firma harus didaftarkan di kepaniteraan pengadilan negri yang daerah
hukumnya meliputi tempat kedudukan firma yang bersangkutan (Pasal 23 KUHD). Setelah
itu, akta pendirian harus diumumkan dalam Berita Negara atau Tambahan Berita Negara
(Pasal 28 KUHD), Selama akta pendirian belum didaftarkan dan diumumkan, maka
menurut ketentuan Pasal 29 KUHD pihak ketiga menganggap firma itu:
● Sebagai persekutuan umum yang menjalankan segala jenis usaha.
● Didirikan untuk waktu tidak terbatas.
● Semua sekutu wenang untuk menandatangani surat untuk firma itu
Hubungan Hukum dan Tanggung Jawab

Hubungan hukum ke dalam (internal) antara sesame Hubungan hukum keluar (eksternal) antara sekutu firma
sekutu firma meliputi butir-butir yang ditentukan dan pihak ketiga meliputi butir-butir yang ditentukan
berikut ini: berikut ini:
1. Semua sekutu memutus dan menetapkan dalam anggaran 1. Sekutu yang sudah keluar secara sah masih dapat dituntut
dasar sekutu yang ditunjuk sebagai pengurus firma. oleh pihak ketiga atas dasar perjanjian yang belum dilunasi
2. Semua sekutu berhak melihat atau mengontrol pembayarannya (Arrest Hoog gerechtshof20 februari
pembukuan firma (Pasal 12 KUHD). 1930).
3. Semua sekutu memberikan persetujuan jika firma 2. Setiap sekutu wenang mengadakan perikatan dengan pihak
menambah sekutu baru (Pasal 1641 KUHPer). ketiga bagi kepentingan firma, kecuali jika sekutu itu
4. Penggantian kedudukan sekutu dapat diperkenankan dikeluarkan dari kewenangannya (pasal 17 KUHD).
jika diatur dalam anggaran dasar. 3. Setiap sekutu bertanggung jawab secara pribadi atas semua
5. Seorang sekutu dapat menggugat firma apabila ia perikatan firma, yang dibuat oleh sekutu lain, termasuk
berposisi sebagai kreditor firma dan pemenuhannya juga perikatan karena melawan hukum (Pasal 18 KUHD).
disediakan dari kas firma. 4. Apabila seorang sekutu menolak penagihan dengan alasan
firma tidak ada karena tidak ada akta pendirian, pihak
ketiga itu dapat membuktikan adanya firma dengan segala
macam alat pembuktian (Pasal 22 KUHD).
BERAKHIR DAN PEMBERESAN
PERSEKUTUAN FIRMA
Pembubaran Persekutuan Firma diatur dalam ketentuan Pasal 1646 sampai dengan Pasal
1652 KUHPerdata dan Pasal 31 sampai dengan Pasal 35 KUHD. Firma berakhir apabila
jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar (akta pendirian) telah berkhir. Firma
juga dapat bubar sebelum berakhir jangka waktu yang ditetapkan dalam anggaran dasar
akibat pengunduran diri atau pemberhentian sekutu (Pasal 26 dan 31 Pasal KUHD).
 Pasal 1646 KUHPerdata menyebutkan bahwa ada 5 hal yang menyebabkan Persekutuan
Firma berakhir, yaitu:
● Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta pendirian;
● Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya:
● Musnahnya barang atau telah selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma;
● Adanya kehendak dari seorang atau beberapa orang sekutu;
● Salah seorang sekutu meninggal dunia atau berada di bawah pengampuan atau
dinyatakan pailit.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai