Anda di halaman 1dari 21

Bentuk-Bentuk Perusahaan

Perusahaan Dagang
 Adalah salah satu bentuk perusahaan perseorangan yang
dilakukan oleh satu orang pengusaha dengan ciri-ciri
lainnya.
 Ciri-cirinya
1. Modal milik 1 orang saja
2. Didirikan atas kehendak seorang pengusaha
3. Bukan badan hukum dan tidak termasuk persekutuan/perkumpulan
4. Resiko dan untung rugi menjadi tanggungan sendiri
5. Tidak melalui proses pendirian perusahaan sebagaimana
mestinya, kecuali surat izin usaha dari kantor perdagangan
setempat.
Secara umum bentuk perusahaan dapat dikualifikasikan
sebagai berikut :

1. Bentuk Perusahaan yang diatur dalam KUHPerdata, yaitu


perseroan (mattschap).
2. Bentuk perusahaan yang diatur dalam KUHD
a. Perseroan Firma
b. Perseroan Komanditer
c. Perseroan Terbatas
3. Bentuk perusahaan yang diatur diluar KUHD (diatur dalam
peraturan-peraturan khusus)
a. Koperasi
b. Perusahaan Negara/Persero/Perum/Perjan
Perseroan (Maatschap)

Diatur dalam KUHPerdata Kitab III pasal 16181 s.d 1652


Menurut Pasal 1618, Perseroan adalah
“suatu persetujuan dengan mana 2 orang atau lebih
mengikatkan diri untuk memasukkan sesuatu dalam
persekutuan dengan maksud untuk membagi keuntungan
yang terjadi karenanya.”
Pasal 1619 KUHPerdata menyatakan :
“dalam bentuk perusahaan ini beberapa orang yang
mengadakan persetujuan akan berusaha bersama-sama
guna memperoleh keuntungan benda, dan untuk mencapai
tujuan itu mereka masing2 berjanji akan menyerahkan
uang atau barang2 atau menyediakan kekuatan kerja.”
Untuk mendirikan perseroan cukuplah secara lisan berdasarkan
sesuatu akta pendirian, syarat tertulis (akta notariil) tidak diminta
oleh UU.

Pasal 1633 KUHPerdata menyatakan bahwa bagian keuntungan


masing-masing adalah seimbang dengan apa yang telah ia
masukkan dalam perseroan.
Perseroan memiliki tujuan antara lain untuk menjalankan bersama-sama
suatu pekerjaan (beroep), misalnya kerjasama pengacara, arsitek.
Seorang kreditor hanya dapat menuntut piutangnya atas harta yang
merupakan bagian dari debitor, dan tidak dapat menuntut atas
harta perseroan, kecuali :
a. Jika para anggota lainnya telah memberikan kekuasaan penuh
kepada anggota yang bertindak atas tanggungan perseroan dan
dalam hal ini secara nyata telah diberitahukan pada pihak ketiga.
b. Jika tindakan anggota tersebut memberikan keuntungan untuk
perseroan.
Hubungan para anggota Perseroan

a) Pasal 1630 menyatakan, bahwa setiap anggota harus


menanggung penggantian kerugian kepada perseroan
apabila kerugian itu terjadi karena salahnya sendiri.
b) Pasal 1633 menetapkan bahwa keuntungan dan
kerugian dibagi menurut perbandingan besarnya
sumbangan modal yang diberikan oleh para anggotanya
apabila dalam persetujuan tidak diatur.
c) Pasal 1639 menjelaskan bahwa semua anggota boleh
menyelenggarakan pemeliharaan perseroan, kecuali
apabila telah dimufakati, bahwa hanya seorang dari
mereka itu diserahi kewajiban itu.
Hubungan ekstern para anggota adalah tiap-tiap anggota hanya
dapat mengikatkan dirinya sendiri kepada pihak ketiga, tidak
dapat mengikatkan anggota peseroan yang lainnya.

Berakhirnya perseroan menurut Pasal 1646 KUHPerdata


1. Dengan lewatnya waktu untuk mana perseroan telah diadakan.
2. Dengan musnahnya barang atau diselesaikannya perbuatan yang
menjadi pokok perseroan.
3. Atas kehendak semata-mata dari perusahaan atau seorang
perseroan.
4. Jika salah seorang perseroan meninggal atau ditaruh di bawah
pengampuan atau dinyatakan pailit.
Meskipun demikian walau ada anggota yang meninggal,
perseroan tetap dapat berdiri baik dengan turutnya ahli waris atau
tidak sepanjang telah diperjanjikan sebelumnya. (Pasal 1651
KUHPdt).
jika perseroan berakhir, maka diadakanlah pemisahan
dan pembagian harta perseroan dengan ketentuan
sebagai berikut :

a) Setiap anggota mengambil kembali harga sero


sebanyak jumlah yang disetorkan semula.
b) Sisa harta yang merupakan laba dibagikan menurut
ketentuan undang-undang.
c) Apabila perseroan menderita kerugian, maka
kerugian itu ditanggung oleh para anggotanya
menurut ketentuan yang ada dalam perjanjian, jika
tidak maka diatur sesuai dengan ketentuan UU.
PERSEKUTUAN FIRMA
Pengertian

 PERSEKUTUAN FIRMA adalah setiap persekutuan perdata yang


didirikan untuk menjalankan perusahaan dengan nama bersama.

 Prof. Sukardono mengatakan V.O.F adalah suatu perikatan perdata


khusus, kekhususannya terletak pada 3 unsur mutlak yang terdapat
dalam pasal 16, yaitu :
a. Menjalankan perusahaan
b. Dengan pemakaian firma (nama) bersama
c. Pertanggungjawaban tiap-tiap sekutu untuk seluruhnya mengenai
perikatan dengan firma
Cara pendirian firma, seperti halnya perseroan (Psl. 1624 KUHPdt),
cukup dengan mengadakan perjanjian konsensual. Syarat tertulis untuk
mendirikan firma sebenarnya tidak diminta oleh KUHD.
Diperlukan akta autentik adalah untuk membuktikan kedudukan para
anggota firma, apabila kedudukan mereka dibantah atau diingkari oleh
pihak ketiga
Pasal 23 KUHD mensyaratkan pendaftaran firma dalam sebuah register yang
telah ditentukan untuk itu oleh Kepaniteraan PN dalam daerah
hukumnya perseroan firma itu berkedudukan.

Pasal 26 KUHD menentukan Isi dari akta pendirian, yang meliputi :


a. Nama, pekerjaan dan tempat tinggal para persero firma
b. Penyebutan firma untuk umum atau hanya terbatas pada sesuatu mata
perusahaan khusus.
c. Penunjukkan persero-persero yang dikecualikan dari hak
menandatangani untuk firma.
d. Saat mulai berlaku dan berakhirnya perseroan firma
e. Bagian lain dari perjanjian guna menentukan hak-hak pihak ketiga
terhadap perseroan.
Dalam suatu V.O.F, setiap anggota persero berhak untuk bertindak
keluar atas nama perseroan. Segala perjanjian yang diadakan oleh
seorang anggota mengikat anggota persero yang lain. Begitu juga
segala sesuatu yang diperoleh seorang anggota persero menjadi
harta benda kepunyaan firma/kepunyaan semua persero.

 Hubungan intern para anggota V.O.F pada pokoknya sama


seperti hubungan intern anggota-anggota perseroan (maatschap)
kecuali apabila dalam akta pendirian menentukan lain.
 hubungan ektern dengan pihak ketiga, sebagamana diatur dalam
Psl 17 KUHD, bahwa setiap anggota firma tanpa kecuali berhak
untuk bertindak keluar atas nama firma.
 Tanggung jawab masing-masing anggota firma dalam pasal 18
KUHD ditegaskan : bahwa tiap-tiap anggota perseroan, secara
tanggung-menanggung bertanggungjawab untuk seluruhnya atas
segala perikatan dari perseroan firma.
Akibat dari tidak didaftarkannya dan diumumkannya firma menurut Psl.
29 KUHD, perseroan tersebut akan berlaku untuk waktu yang tidak
tertentu dan untuk segala macam usaha (didirikan dengan maksud
umum) dan bahwa tak seorangpun anggotanya dikecualikan dari hak
untuk bertindak bagi perseroan itu.

Seperti halnya sebuah perseroan, suatu firma dibubarkan apabila waktu


yang ditentukan dalam perjanjian telah terlampaui, karena seorang anggota
atau lebih mengundurkan diri sebagai anggota, karena salah seorang
anggota meninggal.
Akan tetapi meskipun UU mengatur sedemikian rupa, dalam prakteknya
sering diabaikan.

Pasal 31 KUHD menentukan, pembubaran suatu firma sebelum waktu yang


ditentukan dalam perjanjian atau sebagai akibat dari pengunduran diri atau
pemberhentian, harus dilakukan dengan akta otentik, didaftarkan pada PN
dan diumumkan dalam berita negara, apabila keharusan tersebut tidak
dilaksanakan pembubarannya tidak berlaku bagi pihak ketiga.
Likuidasi dalam firma

Bila terjadi likuidasi, yang berhak menyelesaikan (likuidator) adalah:


1. Orang yang ditunjuk untuk hal itu dalam akta pendirian
2. Persero-persero yang dahulu mengurus perseroan
3. Orang lain yang ditunjuk atas pemungutan suara oleh persero
4. Bila suara terbanyak tidak tercapai, hakim dapat menentukan
orang yang akan menyelesaikan likuidasi tersebut.

Likuidator yang bukan anggota persero berkedudukan sebagai


pemegang kuasa dalam perseroan.
Kepailitan dalam Firma

Bila terjadi kepailitan, maka para persero pun akan jatuh pailit, karena
utang perseroan juga menjadi utang mereka yang menjadi
tanggungannya dengan seluruh harta kekayaan pribadinya.

Dalam kepailitan, terdapat 2 jenis kreditor ;


a. Kreditor perniagaan, yaitu kreditor yang telah berniaga dengan
perseroan firma
b. Kreditor prive, yaitu kreditor yang karena sebab2 lain mempunyai
piutang pada perseroan.

Kreditor perniagaan memiliki prioritas pertama pelunasan piutangnya


dari harta firma, sedangkan para kreditor prive tidak dapat
menjalankan haknya atas harta firma, ia hanya dapat menuntut
dari harta prive dari para persero masing-masing.
Kendala-kendala dalam firma

1. Setiap anggota firma selalu mempertaruhkan seluruh harta


kekayaan pribadinya, dan untuk itu ia dapat kehilangan seluruh
harta kekayaannya, termasuk juga oleh tindakan sesama
anggotanya terhadap siapa ia juga bertanggungjawab.
2. Kelangsungan hidupnya suatu perseroan firma tidak terjamin,
apabila salah seorang meninggal atau keluar.
3. Keanggotaannya bersifat persoonlijk hal mana menyebabkan
keanggotaan seorang peserta tidak dapat dioperkan pada orang
lain.
(CV)

 V.O.F (Venootschap Onder Firma)


adalah salah satu bentuk perusahaan
yang diatur bersama-sama dengan
perseroan komanditer dalam Bagian II
dari Bab III Kitab I KUHD dari Pasal 16
s.d. 35
Pengertian
 Persekutuan Komanditer ialah suatu persetujuan yang terdiri dari
seorang atau beberapa orang yang bertanggung jawab secara
berenteng dan seorang atau beberapa lagi yang melepaskan uang.
(Pasal 19 KUHD)

 Macam-macam anggota Persekutuan Komanditer :


1. Persero Komanditer/diam/pasif/pelepas uang, bertanggung jawab
hanya sebatas modal yang dimaksudkan.
2. Persero kerja/aktif /komplementer, bertanggung jawab penuh sampai
harta pribadi.

 Tanggung Jawab Keluar


Sekutu bertanggung jawab keluar adalah sekutu kera atau sekutu
komplementer (Psl 19 KUHD).
Macam-macam CV

 CV diam-diam, yaitu persekutuan komanditer yang belum


menyatakan dirinya kepada pihak ketiga sebagai
persekutuan komanditer
 CV terang-terangan, yaitu persekutuan komanditer yang
sudah menyatakan dirinya kepada pihak ketiga sebagai
persekutuan komanditer.
 CV atas saham, yaitu persekutuan komanditer terang-
terangan yang modalnya terdiri atas saham.
Prosedur Pendirian

 KUHD tidak mengatur mengatur tt pendirian, pendaftaran,


maupun pengumumannya, sehingga CV dapat diadakan
berdasarkan perjanjian lisan atau kesepakatan para pihak
saja (psl 22 KUHD).
 Dalam praktik, didirikan dengan Akta Notaris, kemudian
didaftarkan di PN ditempat CV tersebut berkedudukan,
diumumkan dalam TBLN, sama dengan prosedur
pendirian Firma.
Berakhirnya Persekutuan Komanditer

 Karena persekutuan komanditer pada hakikatnya


adalah persekutuan perdata (psl 16 KUHD), maka
mengenai berakhirnya persekutuan komanditer sama
dengan berakhirnya persekutuan perdata dan firma,
yang tertuang dalam Pasal 164 s/d 1652 KUHPerdata

Anda mungkin juga menyukai