Anda di halaman 1dari 9

1. Jabarkan dengan lengkap perbedaan antara persekutuan perdata, firma dan CV!

Pada dasarnya, Persekutuan Perdata atau dalam Bahasa Belanda disebut Maatschap
adalah sebuah Badan Usaha Non Badan Hukum. Dan Persekutuan Perdata didirikan atas
dasar perjanjian diantara dua orang atau lebih yang mengikatkan dirinya kedalam suatu
persekutuan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang terjadi akibat dari
kegiatannya.
Pada dasarnya, Persekutuan Perdata diatur dalam Buku III KUH Perdata spesifiknya di
Bab VIII (Bab 8). Menurut Pasal 1624 pendiriannya dapat berupa lisan dan tindakan para
pihak seperti akta notaris. Akta pendirian notaris dalam hal ini bertujuan untuk
mnghindari sengketa dari para pihak.

Untuk masalah modal, dalam Pasal 1619 KUH Perdata dijelaskan bahwa setiap anggota
memiliki kewajiban untuk memberikan Inbreng dalam bentuk Uang, barang atau saha
kedalam Persekutuan Perdata ini.

Pada dasarnya, diantara Firma, CV dan Persekutuan Perdata walaupun secara sekilas
terlihat sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan satu sama lain. Persekutuan Perdata
biasanya adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki kesamaan terutama dalam
bidang Profesi dan wajib hanya profesi yang sama.

Ciri-Ciri dari Persekutuan Perdata adalah :


a. Adanya suatu perjanjian yang terjadi diantara daua orang atau lebih.
b. Para pihak yang tergabung pasti memasukan sesuatu atau inbreng ke dalam
persekutuan trsebut.
c. Manfaat dari Keuntungan dan kerugiannya didapatkan dan ditanggung
secarabersama-sama.

Dalam ciri-ciri di sebutkan ada istilah “Inbreng”, hal ini memiliki arti dari Pemasukan.
Pemasukan dalam hal ini maksudnya adalah dalam bentuk Uang, Benda bergerak dan
tidak bergerak, serta dapat juga dalam bentuk Tenaga kerja atau kemampuan.

Menurut Pasal 1620-1623 KUH Perdata, terdapat 2 (dua) jenis perserikatan perdata.
Diantaranya adalah :
a. Persekutuan Tak Terbatas
Maksudnya adalah para pihak dalam persekutuan memasukan segala harta kekayaan
selama persekutuan berlangsung sebagai bentuk dari Kerajinan (Nijverheid) para
anggota.
b. Persekutuan Terbatas
Maksudnya adalah suatu perserikatan yang memiliki pemasukan atau Inbreng terdiri
dari barang-barang tertentu atau pemakainya atau hasil yang akan didapat dari
barang-barang tertentu.

Dalam hal pembagian Keuntungan dan Kerugian di Persekutuan Perdata mengacu pada
pasal 1633 KUH Perdata yang menyatakan bahwa jika di dalam perjanjian persekutuan
perdata tidak ditentukan bagian keuntungan dan kerugian masing-masing, maka dibagi
menurut keseimbangan pemasukan masing- masing sekutu. Dalam arti lain maka,
keuntungan dan kerugian tidak boleh dibebankan kepada satu pihak saja kecuali ada
perjanjian untuk yang menanggung kerugian hanya satu orang saja.
Jika terjadi sesuatu yang mengganggu jalannya kegiatan Persekutuan Perdata, maka
sebenarnya persekutuan ini dapat di bubarkan. Ketentuan pembubaran Persekutuan
Perdata diatur dalam Pasal 1646-1652 KUH Perdata. Diantaranya adalah :

a. Akibat Lewatnya Waktu (Pasal 1647)


Dalam pasal 1647 dijelaskan bahwa jika persekutuan didirikan di dalam jangka
waktu tertentu, maka tidak boleh dituntut untuk bubar selama masa waktu tersebut.
Kecuali ada alasan yang Sah seperti pengurus tidak bertenggung jawab, maka
sebelum habisnya atau lewatnya masa waktu tersebut persekutuan dinyatakan sudah
bubar atau setelh adanya Penetapan di Pengadilan

b. Musnahnya Barang / Selesainya Pekerjaan (1648)


Jika ada peserta yang berjanji untuk memasukan barang tersebut kedalam
persekutuan namun barang tersebut musnah sebelum dimasuka, maka bagi orang
tersebut persekutuan dinyatakan bubar. Atau jika pemanfaatanpekerjaan atas barang
tersebut selesai, maka dapat di bubarkan persekutuan tersebut.

c. Kehendak dari anggota (1649)


Perseroan dapat bubar jika dikehendaki beberapa peserta atau kehendak satu orang
peserta saja. Dan pembubaran terjadi setelah adanya pengumuman dengan itikad
baik.

d. Anggota meninggal dunia (1650)


Pada dasarnya jika terdapat anggota yang meninggal dunia yang merupakan ahli
waris dari anggota keluarganya yang sebelumnya mewariskan jabatan pada firma
tersebut, maka ia tidak memiliki hak selain untuk menuntut pembagian keuntungan
atau bahkan ia juga di minta untuk membayar atas kerugian dari orang yang
mewariskannya.

Firma pada dasarnya adalah sebuah Badan Usaha Non Badan Hukum. Firma memiliki
Bahasa Belanda Venootschap Onder Firma yang memiliki arti suatu perserikatan dagang
antara beberapa perusahaan, atau juga disebut sebuah bentuk dari persekutuan guna
menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan menggunakan nama bersama.

Dasar Hukum dari firma adalah ada di Pasal 16 KUH Dagang. yang menyatakan bahwa
Firma adalah adalah setiap perusahaan yang dibangun atau didirikan dibawah nama
bersama atau Firma sebagai nama/ brand/ merek yang dipakai untuk berdagang bersama-
sama guna menjalankan suatu perusahaan. Pada dasarnya sebuah firma didirikan oleh
lebih dari satu orang yang bersepakat (bersekutu) yang kemudian juga menyetorkan
kekayaan pribadi sesuai dengan yang tercantum di dalam akta pendirian perusahaan
yang ada.

Ciri-ciri dari Firma adalah :

a. Firma adalah Badan Usaha non Badan Hukum yang didirikan lebih dari satu orang
b. Setiap anggota firma yang tercatat dalam akta pendirian berkewajiban untuk
menyeerahkan uang atau barang atas nama Firma tersebut.
c. Berdasarkan Pasal 22 KUHD, Firma harus didaftarkan dengan akta otentik yang
dalam hal ini dapat dilakukan oleh Notaris.
d. Berdasarkan Pasal 18 KUHD Seluruh anggota Firma bertanggung jawab sepenuhnya
atas seluruh kegiatan dalam Firma.
e. Keuntungan dan Kerugian yang ada dalam Firma, ditanggung bersama oleh seluruh
anggotanya.

Terdapat beberapa Jenis-jenis Firma, diantaranya adalah :

a. Firma Dagang
Pada dasarnya firma dagang adalah firma yang dibentuk untuk menjalankan
usahanya dalam sektor industry perdagangan. Hal ini berarti firma dagang kegiatan
utamanya adalah melakukan Jual-Beli barang.

b. Firma Jasa
Pada dasarnya firma jasa adalah firma yang menjalankan usahanya dengan
memberikan layanan produk jasa kepada pelanggan (Client). Firma jasa bukanlah
menjual hal yang dapat di liat fisik, tetapi melakukan hal yang dibutuhkan sang client
dengan imbalan uang/ upah atas jasanya.

c. Firma Umum
Firma Umum atau biasa disebut General Partnership adalah firma yang anggotanya
memiliki kekuasaan tak terbatas dalam Badan Usaha tersebut. Pada dasarnya anggota
dari Firma Umum memiliki Tanggung jawab atas berjalannya operasional termasuk
dalam kewajiban Hutang dan Piutang usaha.

d. Firma Terbatas
Untuk Firma Terbatas, pada dasarnya setiap anggota dari firma tersebut dibatasi
dalam aspek memegang kekauasaan atas Badan Usaha tersebut. Dalam arti lain,
maksudnya adalah tanggung jawab dan kewajiban dari setiap anggota dalam firma
tersebut dibatasi.

Dalam hal pembagian Keuntungan dan Kerugian Usaha, Firma tidak memiliki aturan
yang spesifik. Karena hal tersebut, kita dapat memakai aturan yang ada di dalam KUH
Perdata yang menyatakan jika di dalam perjanjian persekutuan perdata tidak ditentukan
bagian keuntungan dan kerugian masing-masing, maka dibagi menurut keseimbangan
pemasukan masing- masing sekutu.

Jika sebuah firma harus dibubarkan, maka hal tersebut di dasarkan pada Pasal 1646-1652
KUH Perdata. Diantaranya adalah :
a. Akibat Lewatnya Waktu (Pasal 1647)
Dalam pasal 1647 dijelaskan bahwa jika persekutuan didirikan di dalam jangka
waktu tertentu, maka tidak boleh dituntut untuk bubar selama masa waktu tersebut.
Kecuali ada alasan yang Sah seperti pengurus tidak bertenggung jawab, maka
sebelum habisnya atau lewatnya masa waktu tersebut persekutuan dinyatakan sudah
bubar atau setelh adanya Penetapan di Pengadilan

b. Musnahnya Barang / Selesainya Pekerjaan (1648)


Jika ada peserta yang berjanji untuk memasukan barang tersebut kedalam
persekutuan namun barang tersebut musnah sebelum dimasuka, maka bagi orang
tersebut persekutuan dinyatakan bubar. Atau jika pemanfaatanpekerjaan atas barang
tersebut selesai, maka dapat di bubarkan persekutuan tersebut.
c. Kehendak dari anggota (1649)
Perseroan dapat bubar jika dikehendaki beberapa peserta atau kehendak satu orang
peserta saja. Dan pembubaran terjadi setelah adanya pengumuman dengan itikad
baik.

d. Anggota meninggal dunia (1651)


Pada dasarnya jika terdapat anggota yang meninggal dunia yang merupakan ahli
waris dari anggota keluarganya yang sebelumnya mewariskan jabatan pada firma
tersebut, maka ia tidak memiliki hak selain untuk menuntut pembagian keuntungan
atau bahkan ia juga di minta untuk membayar atas kerugian dari orang yang
mewariskannya.

Commanditaire Vennootschap (CV) atau dalam Bahasa Indonesia disebut sebagai


Persekutuan Komanditer adalah suatu Badan Usaha non Badan hukum. Pada dasarnya
CV didirikan oleh satu orang atau lebih yang setiap anggota memiliki tanggung
jawabnya. Namun dalam CV terdapat anggota yang memiliki tanggung jawab tak
terbatas dan tanggung jawab yang terbatas.

Pada dasarnya CV didirikan dengan Akta pendirian dan harus di daftarkan. Walaupun
demikian, CV bukanlah Badan Usaha yang Berbadan Hukum sehingga asset Badan
Usaha juga merupakan Asset dari Anggota. Dasar Hukum dari CV adalah Pasal 19 KUH
Dagang yang menjelaskan CV adalah suatu perseroan untuk menjalankan suatu
perusahaan yang dibentuk satu orang atau beberapa orang persero yang secara bersama
bertanggung jawab untuk seluruhnya dari Badan Usaha tersebut.

Ciri-ciri dari CV adalah :


a. Terdapat anggota aktif yang berperan dalam menjalankan Badan Usaha tersebut.
b. Terdapat anggota pasif yang berperan untuk melakukan investasi guna modal bisnis
tanpa adanya partisipasi dalam kegiatan usaha.
c. Anggota aktif memiliki tanggung jawab yang tidak terbatas dalam Badan Usaha
tersebut
d. Anggota pasif memiliki tanggung jawab yang terbatas hanya dalam memberikan
modal usaha.

Dalam ciri-ciri CV dapat diketahui bahwa terdapat anggota yang aktif dan pasif. Berbeda
dengan Firma dan Persekutuan Perdata. Pada dasarnya anggota yang pasif hanya
bertanggung jawab dalam memberikan modalnya tanpa dapat memberikan kontribusi
dalam menjalankan usahanya. Jika mengalami suatu Kerugian, Anggota pasif hanya
bertanggung jawab dari modal yang mereka berikan. Dan jika terdapat keuntungan maka
mereka hanya mendapatkan keuntungan sebatas modal (Inbreng) yang mereka berikan.
Untuk sekutu aktif, mereka bertanggung jawab atas seluruh kegiatan usaha dari Badan
Usaha tersebut dan kekayaan pribadi mereka.

Jenis-jenis CV diantaranya adalah :


a. CV Murni
CV ini memiliki anggota aktif hanya satu dan anggota lainnya hanyalah anggota
pasif.
b. CV Campuran
CV ini memiliki bentuk yang berasal dari suatu firma. CV ini bermanfaat jika suatu
firma membutuhkan tambahan modal. Dalam hal ini Firma adalah anggota Aktif dan
anggota lainnya adalah anggota pasif yang memberikan dana untuk Badan Usaha ini.

c. CV Bersaham
CV ini memiliki lembaran saham yang tidak dapat diperjual belikan di Pasar Saham.
Saham dalam CV ini adalah untuk tanda dari modal yang disetorkan. Saham ini
dimiliki oleh anggota aktif dan anggota pasif dari CV tersebut.

Untuk pembagian keuntungan dan kerugian, dapat disimpulkan untuk CV pembagiannya


dari jumlah tanggung jawab yang dimiliki. Dalam hal ini ada 2 bentuk yaitu sebagai
anggota Aktif dan Anggota Pasif.

Jika CV harus di bubarkan, maka dasar pembubarannya ada pada Pasal 1646-1652 KUH
Perdata. Diantaranya adalah :
a. Akibat Lewatnya Waktu (Pasal 1647)
Dalam pasal 1647 dijelaskan bahwa jika persekutuan didirikan di dalam jangka
waktu tertentu, maka tidak boleh dituntut untuk bubar selama masa waktu tersebut.
Kecuali ada alasan yang Sah seperti pengurus tidak bertenggung jawab, maka
sebelum habisnya atau lewatnya masa waktu tersebut persekutuan dinyatakan sudah
bubar atau setelh adanya Penetapan di Pengadilan

b. Musnahnya Barang / Selesainya Pekerjaan (1648)


Jika ada peserta yang berjanji untuk memasukan barang tersebut kedalam
persekutuan namun barang tersebut musnah sebelum dimasuka, maka bagi orang
tersebut persekutuan dinyatakan bubar. Atau jika pemanfaatanpekerjaan atas barang
tersebut selesai, maka dapat di bubarkan persekutuan tersebut.

c. Kehendak dari anggota (1649)


Perseroan dapat bubar jika dikehendaki beberapa peserta atau kehendak satu orang
peserta saja. Dan pembubaran terjadi setelah adanya pengumuman dengan itikad
baik.

d. Anggota meninggal dunia (1651)


Pada dasarnya jika terdapat anggota yang meninggal dunia yang merupakan ahli
waris dari anggota keluarganya yang sebelumnya mewariskan jabatan pada firma
tersebut, maka ia tidak memiliki hak selain untuk menuntut pembagian keuntungan
atau bahkan ia juga di minta untuk membayar atas kerugian dari orang yang
mewariskannya.

Pada dasarnya, diantara Firma, CV dan Persekutuan Perdata walaupun secara sekilas
terlihat sama, namun sebenarnya terdapat perbedaan satu sama lain. Untuk Persekutuan
Perdata biasanya adalah kumpulan dari orang-orang yang memiliki kesamaan terutama
dalam bidang Profesi dan wajib hanya profesi yang sama. Berbeda dengan CV dan Firma
yang bisa terdiri dari berbagai profesi dan latar belakang

Lalu di Firma kita melihat bahwa nama firma berasal dari nama-nama anggotanya.
Sedangkan untuk Badan Usaha lain tidak harus seperti itu.
Di CV kita dapat mengetahui bahwa CV memiliki anggota yang aktif dan pasif. Berbeda
dengan Firma dan Persekutuan Perdata. Serta diantar anggota aktif dan pasif, mereka
memiliki tanggung jawab akan kerugian yang berbeda dan pembagian keuntungan hasil
usaha yang berbeda. Sangat berbeda dengan Badan Usaha Perserikatan Perdata dan firma
yang menanggung bersama.

2. Jelaskan klasifikasi usaha mikro, kecil, menengah dan besar!


Pada dasarnya klasifikasi untuk Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Besar adalah :

a. Usaha Mikro
Pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang
perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteriaUsaha Mikro.

Kriteria Usaha Mikro terdapat pada pasal 6 Undang-Undang UMKM yaitu adalah usaha
yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta
Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau jika memiliki hasil
penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (Tiga ratus juta rupiah).

b. Usaha Kecil
Pada Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif
yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau
menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha
Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil.

Kriteria Usaha Kecil terdapat pada pasal 6 Undang-Undang UMKM yaitu adalah usaha
yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (Lima Puluh Juta Rupiah)
sampai paling banyak Rp 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta Rupiah) tidak termasuk
tanah dan bangunan tempat usaha atau jika memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari
Rp 300.000.000,00 (Tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp
2.500.000.000,00 (Dua Milyar Lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah
Pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Menengah adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau
Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan yang
ditetapkan.
Kriteria Usaha Menengah terdapat pada pasal 6 Undang-Undang UMKM yaitu adalah
usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (Lima Ratus Juta
Rupiah) sampai paling banyak Rp 10.00.000.000,00 (Sepuluh Milyar Rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau jika memiliki hasil penjualan tahunan
lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (Dua Milyar Lima ratus juta rupiah) sampai dengan
paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (Lima Puluh Milyar rupiah).

d. Usaha Besar
Pada Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah dijelaskan bahwa Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif
yang dilakukan oleh badan usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan
tahunan lebih besar dari Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik negara
atau swasta, usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di
Indonesia.

Pada dasarnya kriteria mengenai Usaha Besar tidak diatur dalam Undang-Undang Nomor
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Namun dapat diambil
kesimpulan bahwa kriteria kekayaan bersih lebih dari Rp 10.00.000.000,00 (Sepuluh
Milyar Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau jika memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 50.000.000.000,00 (Lima Puluh Milyar rupiah).

Pada dasarnya ijin Usaha untuk Usaha Mikro dan Kecil diatur dalam Peraturan Presiden
nomor 98 tahun 2014 tentang Perizinan Usaha Mikro dan Kecil yang menyatakan bahwa
Izin Usaha Mikro dan Kecil diserahkan ke Camat yang mendapat delegasi kewenangan dari
Bupati/Walikota. Selain dari itu, diserahkan juga kepada Lurah/Kepala Desa dengan
mempertimbangkan karakteristik wilayah dari Pereturan Menteri Dalam Negeri.

Sedangkan untuk usaha Menengah dan Besar, ijin usaha terbaru mengikuti dari Peraturan
Menteri Perdagangan No.7/2017 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri
Perdagangan No.36/2007 tentang Penerbitan Surat Izin Usaha Perdagangan.

3. Jelaskan perbedaaan antara badan usaha berbadan hukum dengan badan usaha
yang tidak berbadan hukum!

Pada dasarnya terdapat beberapa perbedaan antara Badan Usaha Berbadan Hukum dan
Badan Usaha Tidak Berbadan Hukum. Diantaranya adalah :

a. Badan Usaha Berbadan Hukum

Pada dasarnya Badan Usaha Berbadan Hukum adalah badan usaha yang
memisahkan antara Asset Pribadi pendirinya dengan asset Badan Usahanya.

Dalam hal ini, subjek hukumnya adalah Badan Usaha itu sendiri karena dalam
Hukum Perdata subjek hukum salah satunya adalah Badan Hukum selain dari
manusia. Dalam melakukan kegiatan usaha, badan usaha berbadan hukum
diwakilkan oleh pengurus/direksi yang ditunjuk sesuai dengan akta
pendirian/anggaran dasar.

Pendirian badan usaha berbadan hukum sudah pasti harus ada pengesahan dari
pemerintah terhadap akta pendirian dan anggaran dasarnya. Contohnya adalah jika
ingin mendirikan Perseroan Terbatas, maka akan di sahkan Kementerian Hukum dan
HAM sesuai dengan pasal 7 ayat 4 Undang-Undang Perseroan Terbatas.

Pasa dasarnya dalam Badan Usaha Berbadan Hukum, pertanggung jawaban


pendiri/pemegang saham terhadap perikatan badan usaha kepada pihak ketiga hanya
sebatas modal (inbreng) yang dimasukkan ke dalam badan usaha tersebut.
Karenanya, jika terjadi kepailitan maka yang di sita adalah asset Badan Usaha saja.

Contoh Badan Usaha Berbadan Hukum adalah :

1. Perseroan Terbatas

2. BUMN/BUMD

3. Perum

4. Koperasi

5. Persero

6. Yayasan

b. Badan Usaha tidak Berbadan Hukum

Pada dasarnya berbeda dengan Badan Usaha Berbadan Hukum, Badan Usaha tidak
Berbadan Hukum adalah badan usaha yang tidak memisahkan antara Asset Pribadi
pendirinya dengan asset Badan Usahanya.

Serta jika Badan Usaha Berbadan Hukum subjek hukumnya adalah Badan Usaha itu
sendiri, maka untuk Badan Usaha tidak Berbadan Hukum subjek hukumnya adalah
para pengurusnya. Walaupun memiliki akta pendirian, namun Badan Usaha Tidak
Berbadan Hukum tidak dapat dianggap Berbadan Hukum karena hanya sebatas
pendaftaran pendirian.

Jika pendirian Badan Usaha Berbadan Hukum berlandaskan peraturan pemerintah,


maka berbeda dengan Badan Usaha tidak Berbadan Hukum yang pendiriannya
berdasarkan akta pendirian notaris yang selanjutnya di daftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Setempat.

Pasa dasarnya jika dalam Badan Usaha Berbadan Hukum, pertanggung jawaban
pendiri/pemegang saham terhadap perikatan badan usaha kepada pihak ketiga hanya
sebatas modal (inbreng) yang dimasukkan ke dalam badan usaha tersebut, berbeda
dengan Badan Usaha tidak Berbadan Hukum yang pertanggung jawabannya meliputi
harta kekayaan pribadi. Dan jika terjadi kepilitan, maka asset pribadi pendiri akan
ikut disita jika asset badan usaha tidak cukup dalam memenuhi kewajiban dalam
urusan hutang-piutang.

Contoh Badan Usaha tidak Berbadan Hukum adalah :

1. Commanditaire Vennootschap (CV)

2. Firma

3. Persekutuan Perdata

Anda mungkin juga menyukai