Anda di halaman 1dari 5

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

T.A 2020/2021

Nama / NIM : Leonardus Eka S. P. Manao / 19010000264

Kelas / Semester : E / III (Tiga)

Mata Kuliah : Hukum Dagang (UAS)

Dosen Pengampu : Ariyanti, S.H., M.H., L.LM

JAWABAN

1. Persekutuan perdata adalah suatu bentuk kerjasama beberapa orang yang bersepakat untuk
mengelola usaha (informal) didasarkan pada tujuan dan kepentingan bersama :
a. Dua cara untuk mendirikan persekutuan perdata menurut perundang-undangan, yakni
Pasal 1618 KUHPerdata dan Pasal 1624 KUHPerdata. Menurut Pasal 1618
KUHPerdata persekutuan perdata didirikan atas dasar perjanjian. Hanya saja dalam
pasal ini tidak mengharuskan adanya syarat tertulis, maka perjanjian yang dimaksud
bersifat konsensual, yakni dianggap cukup dengan adanya persetujuan kehendak atau
kesepakatan (consensus). Perjanjian tersebut mulai berlaku sejak saat perjanjian itu
menjadi sempurna atau sejak saat yang ditentukan dalam perjanjian (Pasal 1624).
Untuk kepastian hukum, baik bagi para pendiri maupun pihak ketiga yang berhubungan
dengan persekutuan pada umumnya persekutuan perdata dibuat dengan Akta Otentik,
dalam hal ini Akta Notaris.
b. Jenis modal (inbreng) yang dapat dipilih oleh masing-masing anggota sekutu perdata,
sehingga kegiatan usahanya dapat berjalan dengan baik, yakni menurut Pasal 1619 ayat
(2) BW menentukan, bahwa para sekutu perdata wajib memasukkan
inbreng/pemasukan ke dalam kas persekutuan yang didirikan tersebut. Pemasukan
(inbreng, contribution) itu dapat berupa, Uang, Benda-benda apa saja yang layak bagi
pemasukan, seperti kendaraan bermotor dan alat perlengkapan kantor, dan Tenaga
kerja, baik fisik maupun pikiran. Namun, menurut Hukum Perdata Belanda
berdasarkan Pasal 7.1662.1 (BW (baru) Belanda, pemasukan tersebut tidak hanya
berupa uang, benda atau barang, dan tenaga kerja, tetapu juga dapat berupa hak
menikmati suatu barang (de inbreng van de vennoot kan besttan in geld, goederen,
genot van goederen, en arbeid).
c. cara untuk menentukan (proporsional) tentang besar kecilnya pembagian keuntungan
dan besar kecilnya masing-masing sekutu untuk menanggung beban kerugian
berdasarkan ketentuan KUH Perdata, yakni Pembagian keuntungan dan kerugian,
diatur dalam Pasal 1633 ayat (1) BW menyatakan bahwa, sebaliknya cara pembagian
keuntungan dan kerugian oleh sekutu diatur dalam perjanjian pendirian persekutuan
dan ketentuan tidak boleh memberikan seluruh keuntungan hanya kepada salah seorang
sekutu. Pasal 1633 ayat (2) memperbolehkan para sekutu untuk meemperjanjikan jika
seluruh kerugian hanya ditanggung oleh salah seorang sekutu saja.

2. Persekutuan firma adalah persekutuan perdata yang secara formal menjalankan perusahaan
dengan memakai nama firma :
a. Yang dimaksud dengan nama Firma adalah identitas sebuah firma. Cara menentukan
nama firma berdasarkan perundang-undangan ialah dapat diambil dari nama anggota
sekutu, bisa anggota nama anggota sekutu ataupun nama keluarga sekutu.
b. Cara atau prosedur untuk mendirikan firma, yakni :
Pendirian Firma diatur di dalam Pasal 22 KUHD yang berbunyi: “tiap-tiap perseroan
firma harus didirikan dengan akta otentik; akan tetapi ketiadaan akta yang demikian
tidak dapat dikemukakkan untuk merugikan pihak ketiga” Pendirian Firma apabila
melihat dari kalimat pertama ketentuan Pasal tersebut adalah harus adanya Akta
Otentik, akan tetapi apabila melihat kalimat selanjutnya bahwa akta otentik secara
yuridis formal tidak harus dengan akta Otentik. Dengan kata lain pendirian firma
bentuknya bebas, dalam arti dapat didirikan dengan akta baik akta otentik ataupun
dibawah tangan ataupun cukup secara lisan.
Pendaftaran Firma diatur dalam Pasal 23 KUHD yaitu: “Para Pesero Firma diharuskan
untuk mendaftarkan akta pendirian di kepanitraan pengadilan negeri yang dalam daerah
hukumnya firma bertempat kedudukan.” Dalam Pasal 29 Ayat (2) KUHD ditetapkan
bila terjadi perbedaan antara yang didaftarkan dan yang diumumkan, maka pihak ketiga
cukup memegang apa yang diumumkan saja, sebab apa yang diumumkan inilah yang
mengikat pihak ketiga. Dalam ketentuan Pasal 23 KUHD mewajibkan para sekutu
untuk mendaftarkan akta pendirian persekutuan firma itu kepada Kepanitraan
Pengadilan Negeri yang mewilayahi persekutuan firma itu. Pendaftaran itu harus diberi
tanggal pada hari iktisar resmi akta pendirian persekutuan itu dibawa ke Kepanitraan
Pengadilan Negeri. Dalam pasal 29 KUHD ditegaskan, selama pendaftaran dan
pengumuman belum dilaksanakan.
c. Tanggungjawab anggota sekutu firma apabila persekutuan firma tersebut menderita
kerugian, yakni pembagian kerugian dalam firma ditentukan berdasarkan sesuai
kesepakatan yang ada dalam akta pendirian firma.
d. Beberapa syarat untuk dapat berakhirnya persekutuan firma, yakni
- Jangka waktu firma telah berakhir sesuai yang telah ditentukan dalam akta
kelahiran
- Adanya pengunduran diri dari sekutunya atau pemberhentian sekutunya
- Musnahnya barang atau selesainya usaha yang dijalankan persekutuan firma
- Adanya kehendak dari seseorang atau beberapa sekutu
- Salah satu seorang sekutu meninggal atau berada dibawah pengampunan (pailit)

3. Yang dimaksud dengan :


a. Persekutuan komanditer dan cara mendirikan persekutuan komanditer, yakni :
Persekutuan Komanditer atau Commanditaire Vennotschap yang disingkat dengan CV
ialah suatu perseroan dengan setoran uang dibentuk oleh satu atau lebih anggota aktif
yang bertanggung jawab secara renteng di satu pihak dengan satu atau lebih orang lain
sebagai pelepas uang di lain pihak.
Pendirian Persekutuan Komanditer (CV) KUHD tidak mengatur secara khusus
mengenai cara mendirikan Persekutuan Komanditer karena Persekutuan Komanditer
adalah Firma. Persekutuan komanditer didirikan dengan pembuatan anggaran dasar
yang dituangkan dalam akta pendirian yang dibuat dihadapan notaris, kemudian akta
tersebut didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat setelah itu
diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Oleh Karena persekutuan komanditer
bukan merupakan badan hukum, maka syarat pengesahan dari Menteri Kehakiman
tidak diperlukan. Pada persekutuan komanditer tidak ada pemisahan antara harta
kekayaan persekutuan dan harta kekayaan pribadi para sekutu komplementer karena
persekutuan komanditer adalah firma maka tanggung jawab sekutu komplementer
secara pribadi untuk keseluruhan.
b. Dua macam anggota persekutuan komanditer dan tanggungjawabnya masing masing,
jika terbukti perusahaan yang dikelola menderita kerugian, yakni :
Berdasarkan pasal 19 KUHD tersebut CV memiliki 2 macam sekutu :
- Komplementer Satu orang atau lebih secara tanggung-menanggung dan bertnggung
jawab untuk keseluruhannya atau sering disebut dengan sekutu komplementer atau
sekutu aktif, artinya sekutu komplementer bertugas untuk; mengurus CV,
berhubungan hukum dengan pihak ketiga, bertanggung jawab secara pribadi untuk
keseluruhan;
- Komanditer Satu orang atau lebih sebagai pelepas uang atau yang sering disebut
dengan sekutu komanditer atau sekutu diam, artinya wajib menyerahkan uang,
benda, ataupun tenaga kepada persekutuan sebagaimana yang telah disanggupkan,
berhak menerima keuntungan, tanggung jawab terbatas pada jumlah pemasukan
yang telah disanggupkan, tidak boleh campur tangan dalam tugas sekutu
komplementer (Pasal 20 KUHD), bila dilanggar, maka tanggung jawabnya
menjadinya tanggung jawab secara komplementer, berdasarkan Pasal 21 KUHD.

4. Persekutuan perdata, Persekutuan firma dan Persekutuan komanditer kedudukannya


bukanlah sebagai Badan Hukum. Dalam kaitannya dengan tanggungjawab terhadap pihak
ketiga, kedudukan antara kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi masing-masing
anggota persekutuan tersebut yakni : Kedudukan kekayaan perusahaan dan kekayaan
pribadi tanggung jawab setiap masing-masing anggota karena semua anggota bertanggung
jawab sepenuhnya baik sendiri maupun bersama terhadap utang-utang perusahaan kepada
pihak lain. Bila perusahaan mengalami kerugian akan ditanggung bersama, bila perlu
dengan seluruh kekayaan pribadi mereka.
Tanggung jawab intern, Sekutu komanditer tanggung jawab terbatas pada inbreng yang
disetor dan Sekutu biasa. Tanggung jawab secara pribadi untuk keseluruhan , meskipun
sekutu tersebut merupakan sekutu yang menurut AD tidak diperkenankan berhubungan
dengan pihak ketiga. Serta tanggung jawab ekstern, Sekutu komplementer yang
bertanggungjawab atas hubungan dengan pihak ketiga.

5. Perseroan Terbatas merupakan badan hukum (legal entity) atau sebagai subyek hukum
bukan manusia, dengan harta kekayaan yang terpisah :
a. Beberapa sifat atau ciri khusus yang melekat pada suatu Perseroan Terbatas yakni :
- Perseroan diperlakukan sebagai wujud yang terpisah dan berbeda dari pemiliknya
- Dapat menggugat dan digugat atas nama perseroan itu sendiri
- Perseroan dapat memperoleh, menguasai, dan mengalihkan miliknya atas namanya
sendiri
- Tanggung jawab pemegang saham, terbatas sebesar nilai sahamnya
- Pemegang saham, tidak mengurus perseroan, kecuali dia dipilih sebagai anggota
direksi
b. Yang menjadi kewenangan RUPS dalam kedudukannya sebagai Organ tertinggi dalam
Perseoan Terbatas yakni dapat dilihat kedudukan RUPS sebagai organ tertinggi dalam
PT. RUPS mempunyai beberapa kewenangan eksklusif yang tidak dapat diserahkan
kepada direksi dan komisaris Menurut Pasal 1 angka 4 UU PT, RUPS adalah organ
perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau
Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau
anggaran dasar. RUPS mempunyai kewenangan untuk ; Mengambil keputusan sesuai
dengan ketentuan forum yang terdapat dalam UU PT. Mengubah anggaran dasar sesuai
dengan ketentuan forum yang terdapat dalam UU PT. Menyetujui penggabungan,
peleburan, pengambilalihan, atau pemisahan, pengajuan permohonan pailit,
perpanjangan jangka waktu berdirinya dan pembubaran Perseroan sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam UU PT.

Anda mungkin juga menyukai