Anda di halaman 1dari 5

NASKAH ILMIAH PELAKSANAAN PEMILIHAN RAYA

(Leonardus Eka S. P. Manao)

Pengawasan Partisipatif adalah partisipasi mendorong pengawasan oleh masyarakat


dalam pelaksanaan mengawasi pemilu. dengan adanya partisipasi masyarakat dalam mengawasi
akan mensuskseskan pesta demokrasi secara aman dan berkualitas. Maka dari itu, Bawaslu
melakukan sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam
melakukan pengawasan pemilu seperti organisasi masyarakat, pemilih pemula dan tokohtokoh
masyarakat karena mengawasi pemilu adalah tugas bersama. .Pola yang disampaikan kepada
masyarakat yang bersifat berkelompok diperlukan sumber data rujukan sebagai informasi untuk
mengambil langkah-langkah antisipasi pencegahan dalam bentuk potensi-potensi kerawanan
seperti adanya peran masyarakat dalam pengawasan pemilu menberikan informasi awal,
pencegahan dini terhadap pelanggaran, mengawasi/memantau dan melaporkan ke Bawaslu dan
jajaran pada setiap jam kerja. Pemilu merupakan sarana untuk menwujudkan partisipasi politik
dan partai politik dapat diwujudkan oleh penyelenggara pemilu yang bersikap netral, terbuka dan
akuntabel, sehingga para partisipan pemilu tahun 2020 ini dapat membangun kepercayaan semua
pihak untuk menerima pemilu secara demokratis.
Pemilihan umum adalah proses memilih seseorang untuk mengisi jabatan politik tertentu.
Jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari jabatan presiden/eksekutif, wakil rakyat/legislatif di
berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat
juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua BEM, OSIS atau ketua kelas, walaupun
untuk ini kata pemilihan lebih sering digunakan. Pemilu merupakan salah satu usaha untuk
memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika,
hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan
propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum,
teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakai oleh para kandidat atau politikus selalu
komunikator politik.Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan
kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada
masa kampanye. Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari
pemungutan suara. Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.
Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang
sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih
Memasuki tahun politik pilkada 2020, masyarakat akan disuguhkan satu momentum
besar yaitu Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil gubernur, Wali kota dan Wakil Wali Kota dan
Bupati dan Wakil Bupati serentak sebanyak 270 daerah di Indonesia. Berbagai calon sedang
gencar mempersiapkan diri juga pemilih yang akan turut andil dalam pesta demokrasi tersebut.
Tak terkecuali mahasiswa, sabagai generasi penerus bangsa, mahasiswa juga perlu berperan aktif
dalam momentum ini untuk perubahan bangsa yang lebih baik. Berpredikat sebagai seorang
akademisi (mahasiswa) sudah barang tentu seyogyanya mengambil peran penting dalam berbagai
aspek bidang kehidupan termasuk dalam bidang politik. Pesta demokrasi tahap pertama sudah di
depan mata, peran mahasiswa sebagai agen perubahan, kontrol moral, dan iron stock dituntut
untuk memainkan peran tersebut sebagai bukti bahwa mahasiswa masih mampu menunjukkan
eksistensinya dengan aktif.
Sebagai agen perubahan dalam bidang politik, mahasiswa tidak harus terjun ke lapangan
bermain dengan para pemangku kepentingan elite politik. Sebab, sejatinya peran mahasiswa
sebagai agen perubahan dapat diartikan sebagai seorang yang membuat perubahan tanpa
menimbulkan dampak negatif pada masyarakat, mengingat bahwa jika seorang telah terjun di
wilayah politik terlalu berisiko mendapatkan konsekuensi. Konsekuensi seseorang jika bergelut
di bidang politik adalah harus mampu menanggung konsekuensi sosial seperti bullying,
pengasingan diri, maupun tekanan mental.
Kontrol moral adalah salah satu peran penting yang harus dijaga oleh seorang mahasiswa
selama menjalankan kehidupannya di tengah-tengah masyarakat walaupun itu menjadi tugas
semua elemen sosial kemasyarakatan. Peran mahasiswa sebagai kontrol moral merupakan
semangat bagi kaum intelektual (mahasiswa) untuk mampu menganalisis kondisi sosial yang
terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Analisis yang digunakan tidak serta-merta terjadi begitu saja tetapi tentunya melalui
beberapa mekanisme yang ditandai munculnya kesadaran pribadi, kesadaran etis, sehingga
menimbulkan kesadaran kolektif yang terjadi dalam sistem sosial secara keseluruhan. Peran
mahasiswa dalam kaitannya dengan iron stock adalah menanggung nilai etis sebagai penyandang
predikat mahasiswa secara bahasa maha yang artinya tinggi dan siswa adalah terpelajar. Sudah
menjadi kebenaran absolut bagi yang menyandang predikat mahasiswa. Masyarakat menilai
mahasiswa adalah orang yang berpendidikan dan mempunyai kemampuan dalam keilmuan yang
dilatarbelakanginya. Kepercayaan dari masyarakat itu yang menjadikan mahasiswa poros penting
dalam berkehidupan termasuk persoalan sosial dan politik.
Oleh karena itu, di tahun politik dewasa ini, mahasiswa sebaiknya memilah terlebih
dahulu berbagai informasi yang ada. Termasuk informasi yang beredar di media sosial. Informasi
yang didapatkan setiap menit maupun detik sebaiknya terlebih dahulu melalui berbagai kajian
yang mendalam untuk menarik sebuah kesimpulan. Kontribusi mahasiswa di tahun politik saat
ini hendaknya mengambil tindakan yang betul-betul melalui pengkajian mendalam terlebih
dahulu untuk menarik suatu kesimpulan.
Sebagai seorang mahasiswa yang berlatar belakang ilmu sosial politik, misalnya, idealnya
ikut andil dalam ajang lima tahunan ini. Ada beberapa peran yang bisa dilakukan sebagai
seorang akademisi sejati. Pertama, semua sepakat bahwa Pemilu dan Pilkada telah menjadi
wadah aspirasi politik warga negara, khususnya mahasiswa. Namun pada praktoknya, ada
banyak kecurangan-kecurangan yang terjadi di tengah pesta demokrasi ini. Maka, oleh karena
itu, mahasiswa bisa mengambil peran dalam Pilkada untuk mensistemasi dan mengorganisir para
pemilih untuk menjadi cerdas, dan memberikan pengetahuan berupa pemahaman melek politik
agar memilih calon pemimpin berdasarkan kinerja dan kreadibilitasnya selama ini.
Banyak yang bisa dilakukan seorang mahasiswa untuk menyukseskan atau ikut
berpartisipasi dalam pilkada 2020, dengan melakukan pemilih cerdas kepada masyarakat,
mensosialisasikan tentang setiap tahapan penyelenggaraan pilkada, mengajak masyarakat agar
bersama-sama memilih pada hari pemungutan suara agar jangan golput, menjadi pemantau
pilkada dan lainnya
Sebagai kontestasi sebagai pengusung ataupun perorangan guna memperebut dukungan
suara, manakala hasil pemilu Tahun 2020 berjalan dengan aman dan lancar. Potensi-potensi
kerawanan dengan adanya tindakan-tindakan yang berakibat melawan hukum sebagai Badan
Pengawas Pemilu (Bawaslu). yang mempunyai peranan fungsi tugas dan kewenangan dalam
menangani pelanggaran pemilu. Pada praktik-praktik politik memunculkan kerawanan oleh para
pendukung partai politik atau kandidat calon serta tim pemenang dari partai politik yang dapat
merusak rendahnya demokrasi terhadap nilai-nilai dan keseimbangan dampak sosial yang
berakibat kompetisi yang curang seperti penyebaran money politik, blackempin, isu sara,
manipolasi dana kampanye pada akhir massa kampanye serta penyalahgunaan kewenangan dan
fasilitas Negara yang digunakan oleh pejabat dan pegawai pemerintah apabila salah guna
keberpihakan kepada calon dan kandidat tertentu yang berakibat massif, maka misi yang perlu
dilakukan oleh Pengawas Pemilu menyampaikan dasar ketentuan sebagai imbauan kepada
seluruh instansi pemerintah sampai tingkat kecamatan dan kelurahan serta desa se-Kabupaten
Pulang Pisau guna mencegah agar tidak muncul pelanggaran pemilu. Tindakan yang harus
dilakukan yaitu menjalankan fungsi pengawasan secara maksimal dengan keterbukaan public
kepada masyarakat, lembaga Negara lainnya serta peserta pemilu sesuai tingkatannya. Secara
hakikat demokrasi bahwa Bawaslu memerlukan dukungan dari semua pihak masyarakat sebagai
pelaku utama dalam pemilu, sehingga tugas Bawaslu pada pasal 94 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun
2017 tentang pemilu. Oleh karena itu pengawalan demokrasi untuk mencegah pelanggaran
diperlukan senergi penguatan internal Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) terhadap praktek-
praktek yang muncul dalam kompentisi yang berakibat kecurangan politik, sehingga diperlukan
sosialisasi yang berkelanjutan kepada Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) serta Pemilih Pemula,
Sebagai penegakan hukum.
Kualitas selaku pengawas penyelenggara pemilu dapat diukur dari sejumlah indicator dalam hal
yang menjadi pioritas dalam menjalankan tugas antara lain :
a. Siap melakukan koordinasi stekeholdel dalam birokrasi pemerintah sehingga demokratis
yang kuat serta memiliki kemampuan dukungan oleh public.
b. Siap kompetisi dalam penguatan internal pengawas pemilu yang sehat, sehingga
partisipatif yang tinggi antara pemilih dengan yang dipilih dengan mekanisme yang jelas
c. Siap menjalankan tugas terhadap jadwal, tahapan dan program penyelenggara pemilu
yang dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan, apabila ada hal yang lain menimbulkan
akibat politik sehingga terganggu tahapan pemilu maka harus ada paying hukum yang
jelas dalam bentuk Surat Edaran oleh penyelenggara pemilu dalam hal ini oleh Ketua
KPU RI sebagai penanggungjawab.
d. Siap melakukan pengawasan terbuka untuk umum secara LUBER dan JURDIL.
e. Siap menanggani tindak lanjut penanganan pelanggaran baik laporan ataupun temuan,
apabila laporan ataupun temuan dalam proses maka Pengawas pemilu tidak bias
membuka untuk public terhadap penanganan pelanggaran pemilu.
Mengacu pada penjelasan tersebut di atas bahwa mengindentifikasi potensipotensi
untuk mengatasi permasalahan tentu perlu menguatkan terhadap pengaruh dinamika
strategis yang berada pada politik local yang langsung pada lingkungan, maka program
yang telah di tentukan dalam kegiatan menghadapi komitme dan mekanisme system
sumber daya manusia pengawas pemilu yang memiliki kapasitads dan kapabilitas.
Pengawasan dalam pencegahan berbagai bentuk pelanggaran agar tidak terjadi konplik
tindak kekerasan dalam hal penyalahgunaan jabatan dan keberpihakan penyelenggara
pemilu pada peserta pemilu, mobilisasi massa dalam hal intimidasi serta juga iming-
iming bujukan bagi yang ingin dapat jabatan. Perkembangan persoalan pemilu perlu yang
perlu penekanan pada teknis pengawasan secara serentak oleh pengawas pemilu dalam
menjalankan regulasi, sehingga penyebaran kepada masyarakat senantiasa bersama-sama
ikut mengawasi jalannya tahapan pemilu Tahun 2020 ini.
Untuk mempermudah melakukan pengawasan pemilu bagaimana peran aktif
terhadap bentuk partisipasi dalam menjalin hubungan kerja sama dalam hal memfasilitasi
terhadap informasi kepada masyarakat mengenai hak pilih di TPS. Dalam pengendalian
potensi dari kerawanan yang telah di petakan perlu diciptakan komunikasi dan koordinasi
untuk menjaga situasi yang aman dan kondusif serta tertib dalam pengawasan kepada
internal maupan ekternal. Tantangan dalam pengelolaan di bidang tata usaha yang belum
tertib serta kepemilikan yang sah dalam pengelolaan manajemen lembaga Bawaslu,
sehingga antisipasi permasalahan agar dipastikan semua penyelenggaraan pemilu berjalan
dengan baik sehingga terwujudnya intergritas pengawas pemilu dalam mengamati,
mengkaji, memeriksa dan menilai proses pelanggaran pemilu.Menegakan netralitas serta
menerima masukan dan tanggapan masyarakat serta melaksanakan SOP sebagai tindak
lanjut dalam menjalin komunikasi dengan stakeholder.
Melakukan pencegahan pelanggaran dan isu-isu politik serta perlu diwaspadai
dalam proses di TPS apabila ada indikasi dugaan pelanggaran, kerja pengawasan sesame
pengawas pemilu perlu dijalin sebagai strategi dalam menentukan mekanisme sebagai
pengawas demokrasi yang utuh sebagai kekuatan control yang efektif terhadap perilaku
dan jatidiri seorang pengawas pemilu. Peran yang harus dan wajib diperkuat pada
lembaga Bawaslu dan jajaran yaitu menhasilkan pengawas pemilu yang berintegritas
tidak ada konplik kekerasan, menerima dengan baik hasil pemilu, tidak terjadi apatisme
sesama penyelenggara dan masyarakat.
Dalam kepatuhan menyampaikan hasil pengawasan berupa laporan itu wajib
dilakukan berdasarkan tahapan yang dijalankan, sebelum disampaikan perlu dilakukan
reviu dalam internal bawaslu bersama secretariat dalam pemecahan masalah apakah surat
menyurat sampai pada keputusan terhadap masalah yang dilakukan menyesuai divisi
pada umumnya dalam fungsi tugas. Sebelum menjalangkan rencana kerja kegiatan yang
perlu dipersiapkan bahan yang telah diproses dan di ulah dalam bentuk ringkasan agar
mempermudah dalam hal ini dilakukan oleh divisi SDM dan Organisasi selaku
mempersiapkan bahan kelengkapan personil.
Bawaslu kali ini menyelesaikan permasalahan pemilu pada setiap tahapan, maka
pengawalan bersama masyarakat dalam mengawasi, agar lembaga Bawaslu dipercaya
secara bermartabat dan berkualitas. Pola dan metode yang diterapkan dalam pengawasan
merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi untuk memastikan
berjalan efektif dan efisien, namun tetap didukung dari semua pihak dalam peningkatan
kemandirian dalam kearifan local terhadap kebiasaan masyarakat supaya lebih baik
kedepan
Tantangan dalam tugas pengawasan pemilu berada pada potensi pelanggaran
dalam peyelenggaraan pemilu sangat tinggi terutama di daerah pemilihnya banyak dan
daerah yang sulit dijangkau. Hal-hal seperti yang disebut diatas bahwa tingkat kompetisi
calon yang sangat tinggi, maka pengawas pemilu tanpa terkecuali wajib mengajak
masyarakat ikut mengawasi pemilu yang paling sepat melalui hubungan keluarga,
kerabat, sahabat dan teman. Sebagai pengawas pemilu harus berani dengan tantangan
apabila masyarakat tidak menerima apa yang telah disampaikan tentang dasar hukum
dalam proses pemilu, semua hasil pengawasan tetap dituangkan dalam formulir agar
nantinya dievaluasi melalui sosialisasi kepada masyarakat.
Peningkatan pengawasan pemilu dapat dilakukan simulasi kepada masyarakat
agar tertarik ikut mengawasi. Simulasi yang di lakukan oleh pengawas pemilu dalam
bentuk :
a. Simulasi pemunggutan suara
b. Simulasi perhitungan suara
c. Simulasi pengisian formulir.

Anda mungkin juga menyukai