Anda di halaman 1dari 18

KARYA TULIS

PARTISIPASI POLITIK PADA PEMILU 2019


DISUSUN :
O
L
E
H
YULIDA HAIRANI LUBIS

MAN 1 PANYABUNGAN
KECAMATAN PANYABUNGAN
KABUPATEN MANDAILING NATAL
T.A 2024/2025

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan sehingga kami dapat menyelesaikan Karya Tulis yang berjudul
Pengawasan Pemilu Partisipatif Tahun 2019.

Dalam kesempatan ini saya mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan baik secara moril dan materil dalam Penyusunan Karya Tulis yang
berjudul Pengawasan Pemilu Partisipatif Tahun 2019 sehingga selesai tepat waktu.
Sejatinya, Pemilu yang demokratis, jujur dan adil adalah sarana mewujudkan pemerintahan yang
baik. Perhelatan Pemilihan yang berkualitas tentunya harus ditopang oleh penyelenggara Pemilu
yang kompeten. Semoga ke depan, Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau mampu menjadi lembaga
Pengawal Terpercaya dalam Penyelenggaraan Pemilu Demokratis, Bermartabat, dan Berkualitas
serta Meningkatkan kepercayaan publik atas kualitas kinerja pengawasan.

Panyabungan, Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................................................5
C. Tujuan...............................................................................................................................8
BAB II PEMBAHASAN
A. Mengajak Masyarakat untuk mengawasi Pemilu.............................................................11
BAB III Penutupan
A. Kesimpulan.......................................................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengawasan Partisipatif adalah partisipasi mendorong pengawasan oleh masyarakat dalam


pelaksanaan mengawasi pemilu. dengan adanya partisipasi masyarakat dalam mengawasi
akan mensuskseskan pesta demokrasi secara aman dan berkualitas. Maka dari itu, Bawaslu
melakukan sosialisasi kepada masyarakat betapa pentingnya partisipasi masyarakat dalam
melakukan pengawasan pemilu seperti organisasi masyarakat, pemilih pemula dan tokoh-
tokoh masyarakat karena mengawasi pemilu adalah tugas bersama.Pola yang disampaikan
kepada masyarakat yang bersifat berkelompok diperlukan sumber data rujukan sebagai
informasi untuk mengambil langkah-langkah antisipasi pencegahan dalam bentuk potensi-
potensi kerawanan seperti adanya peran masyarakat dalam pengawasan pemilu menberikan
informasi awal, pencegahan dini terhadap pelanggaran, mengawasi/memantau dan
melaporkan ke Bawaslu dan jajaran pada setiap jam kerja.
Pemilu merupakan sarana untuk menwujudkan partisipasi politik dan partai politik dapat
diwujudkan oleh penyelenggara pemilu yang bersikap netral, terbuka dan akuntabel,
sehingga para partisipan pemilu DPR, DPD dan DPRD serta pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2019 dapat membangun kepercayaan semua pihak untuk menerima pemilu
secara demokratis.
Pengawasan partisipatif mempunyai fungsi dalam melaporkan pelanggaran pemilu dan
Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau mengajak semua masyarakat untuk ikut dalam
pengawasan tahapan pemilu.
Mengapa pemilu harus diawasi ;; Partai Politik sebagai kontestasi sebagai pengusung
ataupun perorangan guna memperebut dukungan suara, manakala hasil pemilu Tahun 2019
berjalan dengan aman dan lancar. Potensi-potensi kerawanan dengan adanya tindakan-
tindakan yang berakibat melawan hukum sebagai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)
Kabupaten Pulang Pisau yang mempunyai peranan fungsi tugas dan kewenangan dalam
menangani pelanggaran pemilu. Pada praktik-praktik politik memunculkan kerawanan oleh
para pendukung partai politik atau kandidat calon serta tim pemenang dari partai politik
yang dapat merusak rendahnya demokrasi terhadap nilai-nilai dan keseimbangan dampak

-1-
sosial yang berakibat kompetisi yang curang seperti penyebaran money politik, blackempin,
isu sara, manipolasi dana kampanye pada akhir massa kampanye serta penyalahgunaan
kewenangan dan fasilitas Negara yang digunakan oleh pejabat dan pegawai pemerintah
apabila salah guna keberpihakan kepada calon dan kandidat tertentu yang berakibat massif,
maka misi yang perlu dilakukan oleh Pengawas Pemilu menyampaikan dasar ketentuan
sebagai imbauan kepada seluruh instansi pemerintah sampai tingkat kecamatan dan
kelurahan serta desa se-Kabupaten Pulang Pisau guna mencegah agar tidak muncul
pelanggaran pemilu. Tindakan yang harus dilakukan yaitu menjalankan fungsi pengawasan
secara maksimal dengan keterbukaan public kepada masyarakat, lembaga Negara lainnya
serta peserta pemilu sesuai tingkatannya.
Secara hakikat demokrasi bahwa Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau memerlukan dukungan
dari semua pihak masyarakat sebagai pelaku utama dalam pemilu, sehingga tugas Bawaslu
pada pasal 94 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu:
1. Mengidentifikasi dan memetakan potensi kerawanan serta pelanggaran pemilu;
2. Berkoordinasi, supervise, membimbing dan mengevaluasi penyelenggaraan pemilu;
3. Berkoordinasi dengan instansi pemerintah terkait;
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan pemilu.

Oleh karena itu pengawalan demokrasi untuk mencegah pelanggaran diperlukan senergi
penguatan internal Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Pulang Pisau dan jajaran
terhadap praktek-praktek yang muncul dalam kompentisi yang berakibat kecurangan politik,
sehingga diperlukan sosialisasi yang berkelanjutan kepada Organisasi Masyarakat Sipil
(OMS) serta Pemilih Pemula, Sebagai penegakan hukum.
Kualitas selaku pengawas penyelenggara pemilu dapat diukur dari sejumlah indicator dalam
hal yang menjadi pioritas dalam menjalankan tugas antara lain :
1. Siap melakukan koordinasi stekeholdel dalam birokrasi pemerintah sehingga
demokratis yang kuat serta memiliki kemampuan dukungan oleh public.
2. Siap kompetisi dalam penguatan internal pengawas pemilu yang sehat, sehingga
partisipatif yang tinggi antara pemilih dengan yang dipilih dengan mekanisme yang
jelas.

-2-
3. Siap menjalankan tugas terhadap jadwal, tahapan dan program penyelenggara pemilu
yang dilaksanakan tepat waktu sesuai ketentuan, apabila ada hal yang lain menimbulkan
akibat politik sehingga terganggu tahapan pemilu maka harus ada paying hukum yang
jelas dalam bentuk Surat Edaran oleh penyelenggara pemilu dalam hal ini oleh Ketua
KPU RI sebagai penanggungjawab.
4. Siap melakukan pengawasan terbuka untuk umum secara LUBER dan JURDIL.
5. Siap menanggani tindak lanjut penanganan pelanggaran baik laporan ataupun temuan,
apabila laporan ataupun temuan dalam proses maka Pengawas pemilu tidak bias
membuka untuk public terhadap penanganan pelanggaran pemilu.

Regulasi keterbukaan informasi public bagi penyelenggara pemilu DPR, DPD dan DPRD
serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, dipandang perlu karena amanah
UUD 1945 Pasal 28 F berbunyi bahwa setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan
memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya serta
berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah dan menyampaikan
informasi dengan mengunakan segala jenis saluran yang tersedia. Memperhatikan teknis
pengelolaan informasi public diperlukan beberapa ketentuan untuk menciptakan integritas
sebagai komisioner Badan Pengawas Pemilu Kabupaten Pulang Pisau dalam hal pola kerja
yang baik dalam bentuk solid mengedalikan suasana lembaga yang memerlukan
kekumpakan dalam objek pengawasan yang meliputi;

1. Kompleksitas informasi
2. Validitas informasi
3. Sifat informasi (apakah terbuka atau rahasia)
4. Waktu penyampaian informasi
5. Sarana informasi
6. Bentuk informasi
7. Bahasa informasi
8. Aksesibilitas.

Informasi disetiap tahapan pemilu perlu diketahui oleh public berdasarkan pasal 6 Perki
Nomor 1 Tahun 2014, sehingga pengawasan oleh jajaran personil mengawasi sesuai
dengan hak, kewejiban, kewenangan yang telah ditugaskan untuk mengawasi pemilu tahun
2019 dalam bentuk :

-3-
1. Mengawasi tahapan, program dan jadwal sehingga hasil pengawasan dituangkan dalam
form A
2. Mengawasi proses syarat calon dan syarat pencalonan peserta pemilu
3. Mendurung partisipasi public untuk bersama-sama mengawasi, sasaran yang dilakukan
melalui Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) dan pemilih pemula melalui forum
sosialisasi tatap muka ataupun sarana lainnya seperti baliho/spanduk, media
cetak/online, media sosial dan media radio local H2FM.

Strategi yang dilakukan oleh Bawaslu Kabupaten Pilang Pisau selaku pengawas pemilu
berbasis tim kerja sebagai langkah-langkah tindakan terhadap perbaikan secara terus
menerus untuk pengendalian supaya kondusif ini dapat di nilai dari fakta integritas dari sisi
nilai etika yang dibangun dalam menjalankan tugas pengawasan, tentang keberhasilan
terhadap kinerja yang maksimal dapat dalam bentuk pengendalian resiko dari semua
pekerjaan mengawasi jalannya proses demokrasi.

Rencana kegiatan yang dilakukan oleh pengawas pemilu tidak lepas dari kesiapan anggaran
yang bersumber dari APBN Tahun Anggaran 2019, sehingga pengelolaan anggaran tentu
difasilitasi oleh kordinator secretariat (korsek) dan Bendahara Pembantu Pengeluaran (BPP)
Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dalam pemilu Tahun 2019. Hal-hal yang dijalankan oleh
kesekretariat dalam memfasilitasi berupa menjalankan POK Anggaran dalam DIPA
Bawaslu Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2019, Terhadap pengunaan anggaran perlu
usulan yang di sampaikan ke KPA Bawaslu provinsi Kalimantan tengah, dalam usulan
anggaran yang disampaikan berdasarkan RAB yang ada dalam rincian belanja yang
disesuaikan dengan tahapan pemilu yang berjalan.

Agenda dari semua pengawasan pemilu yang dibuat berdasarkan kordiv masing- masing
agar mepermudah tata cara yang tertuang dalam bentuk pokja untuk meminalisir sasaran
yang perlu adanya pembinaan.

-4-
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara agar mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi mengawasi pemilu
?
Kewenangan Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dalam tata laksana pengawasan tahapan
penyelenggaraan pemilu DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil
Presiden Tahun 2019 adalah sebagai berikut :
a. Menyusun standar kerja pengawasan dalam petunjuk teknis alat kerja berupa ceklis
pada setiap tahapan pemuktahiran data pemilih sebagai rumusan masalah yang
perlu dan menjadi sasaran seperti :
Data DP4 tentang perekaman El-KTP yang belum selesai dengan dibandingkan
dengan data pemilu terakhir (Pilkada Pemilihan Bupati pulang Pisau), Pemilih yang
tidak memiliki KTP- El namun terdaftar dalam DPT, rendahnya partisipasi
masyarakat dalam merespon data yang telah ditempel tempat umum, masih ada
pemilih ganda, pemilih yang telah meninggal dunia atau yang telah pindah domisili
serta domisili pemilih tidak sesuai dengan identitas KTP.Tindaklanjut dalam
pencegahan dan penangganan masalah diperlukan koordinasi dalam kesesuaian data
yang palid untuk menerangkan data yang sesungguhnya yang perlu dilakukan dalam
sosialisasi serta membuka posko pada setiap kecamatan kepada masyarakat yang
mempunyai hak pilih.
b. Potensi masalah pada tahapan kampanye yang perlu dan sangat yaitu peserta pemilu
perlu dibangun komunikasi secara personal lembaga yang terkait seperti kepolisian,
Kebanglinmas, satpol PP dan media agar peserta pemilu mengikuti aturan yang
menjadi perhatian dalam bentuk kampanye diluar jadwal, beredarnya berita hoax,
kampanye yang berakibat pada politisi sara, politik uang, serta memancin suasana
komplik horizontal terhadap masalah lain yang dikaitkan dengan kepemiluan.
Hal yang perlu penangganan masalah yaitu upaya koordinasi dan sosialisasi serta
imbauan kepada peserta pemilu untuk menjelaskan tentang Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang pemilu serta Peraturan KPU tentang kampanye serta
peraturan Bawaslu tentang Pengawasan.Sosialisasi untuk memberikan
pendidikan dalam
pelaksanaan tahapan serta ikut berpartisipasi mengawasi jalannya pemilu Konteks
Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dalam penangganan

-5-
pelanggaran pemilu berasa pada sentra Gakkumdu yang tertuang dalam MuO
kesepakatan bersama.
c. Masa tenang dalam pemilu selalu di artikan tidak ada aktivitas kampanye atau
bentuk apapun yang dilakukan oleh peserta pemilu, hal seperti ini juga ada saja
yang menjadi permasalahan yaitu peserta pemilu melakukan kampanye secara
terselubung dalam bentuk praktik money politik, melalui media sosial, ajakan
melalui barang, alat peraga kampanye dalam bentuk atrubut yang dipasang lagi
ditempat tertentu,
Pengawas pemilu harus bekerja ekstra bersama jajaran dalam pencegahan pada
masa tenang sebelum masa tenang yang penyampaian larangan dan sanksi-sanksi
yang diberikan kepada peserta pemilu serta Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dan
koordinasi dengan pihak kepolisian sudah ada sampai tingkat kecamatan se-
Kabupaten Pulang Pisau.
d. Dalam tahapan Pendistribusian logistik yang menjadi perhatian khusus dapat terjadi
potensi masalah pada pengiriman yaitu keterlambatan oleh jarak, kondisi alam dan
geografis wilayah yang menguna transpotasi darat dan sungai, tertukarnya logistik
dengan kabupaten lain dalam wilayah Kalimantan tengah dalam bentuk form teli
dengan kabupaten Sukamara serta menunggu kekurangan surat suara untuk TPS
berbasis pemilih yaitu penambahan 2 TPS di Desa Pudak kecamatan Kahayan
Kuala di wilayah Perusahaan Sawit. Dalam potensi masalah pada saat logistik
kembali dari TPS yang sering dijumpai yaitu KPPS salah memasukan logistik yang
seharusnya berada diluar kotak, kondisi jarak, alam serta geografis, kondisi jalan
yang bergelombang dan licin, sehingga terkadang logistik tidak bersamaan
semuanya sampai pada tiap kecamatan, sama hal logistik yang bergeser ke KPU
Kabupaten Pulang Pisau oleh situasi jalan yang rusak dan licin yang berada pada
Kecamatan Maliku dan Kecamatan Pandih Batu pada Dapil 2 serta Kecamatan
Kahayan Kuala dan Kecamatan Sebangau Kuala Dapil 3.
e. Untuk menjaga keseimbangan pemilih perlu pemetaan angka gulpot, hal ini bias
dilakukan simulasi untuk menekan angka gulpot.

-6-
f. Rumusan dalam penembahan TPS (Berbasis pemilih) yang ada pada saat pemilu
DPR, DPD dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019
tergulung tidak efektif dari hasil pada 2 TPS yang berada di perusahaan sawit di
desa pudak kecamatan Kahayan kuala, terlalu banyak yang golput.
g. Rekomendasi dalam tindaklanjut terhadap masalah sesuai kewenangan Bawaslu
Kabupaten Pulang Pisau bahwa perlu penangganan yang serius terhadap
pencegahan dalam hal hasil secara maksimal berdasarkan data ceklis logistik yang
dilaksanakan oleh pengawas TPS bersama Panwaslu Kelurahan/Desa dalam bentuk
data logistik yang berada diluar kotak pada saat di TPS untuk mempermudah
Petugas KPPS. Pesiapan TPS yang layak dengan memperhatikan kondisi
lapangan, apabila perlu bias diruang milik pemerintah dengan kondisi baik dengan
pemerangan yang cukup. Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang dan lambar
mengerti untuk memahami apa yang dikerjakan dalam hal pengaturan tugas di TPS
yang di pimpin oleh ketua KPPS.
Hal-hal yang menjadi potensi pemecahan masalah diperlukan dalam pemungutan
dan perhitungan suara di TPS bahwa dalam pengunaan C6 (Surat Pemberitahuan
Pemilih) karena hal ini ada aturan yang mengatur, perbedaan dalam menentukan
surat suara sah dan tidak sah antara petugas KPPS, Saksi dan Pengawas
TPS,karena cuaca sehingga terganggu di dalam TPS dalam hal angina rebut yang
diiringi situasi hujan.
h. Pada tahapan rekapitulasi dan penetapan hasil permasalahan adanya kesalahan
dalam memasukan data hasil serta lupa dalam melakukan coret paraf pada nomor
yang salah.\, oleh banyaknya kotak suara sehingga ruang terkesan sempit pada saat
rapat pleno di tingkat PPK Kecamatan, Sanksi melebihi dari tatib yang dibuat dan
dibacakan oleh Ketua KPU Kabupaten Pulang Pisau maka atas persetujuan Bawaslu
Kabupaten Pulang Pisau kepada Peserta Pemilu yang tidak berhak menjadi sanksi
untuk meningalkan ruang rapat pleno rekapitulasi dan penetapan hasil pemilu.
Keterlambatan perhitungan hasil pemilu pada saat di TPS serta menuangkan ke
hasil rekapitulasi pada sertifikat hasil yang dibantu oleh Pengawas TPS dan
Panwaslu Kelurahan/Desa sesuai arahan pada saat

-7-
mengikuti Bimtek agar sesame penyelenggara dapat bekerjasama dalam
menyelesaian perhitungan dan rekapitulasi dengan baik.

Mengacu pada penjelasan tersebut di atas bahwa mengindentifikasi potensi- potensi


untuk mengatasi permasalahan tentu perlu menguatkan terhadap pengaruh dinamika
strategis yang berada pada politik local yang langsung pada lingkungan, maka program
yang telah di tentukan dalam kegiatan Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau menhadapi
komitme dan mekanisme system sumber daya manusia pengawas pemilu yang
memiliki kapasitads dan kapabilitas. Pengawasan dalam pencegahan berbagai bentuk
pelanggaran agar tidak terjadi konplik tindak kekerasan dalam hal penyalahgunaan
jabatan dan keberpihakan penyelenggara pemilu pada peserta pemilu, mobilisasi massa
dalam hal intimidasi serta juga iming-iming bujukan bagi yang ingin dapat jabatan.

Perkembangan persoalan pemilu perlu yang perlu penekanan pada teknis pengawasan
secara serentak oleh pengawas pemilu dalam menjalankan regulasi, sehingga
penyebaran kepada masyarakat senantiasa bersama-sama ikut mengawasi jalannya
tahapan pemilu Tahun 2019.

C. Tujuan
Untuk mempermudah melakukan pengawasan pemilu bagaimana peran aktif terhadap
bentuk partisipasi dalam menjalin hubungan kerja sama dalam hal memfasilitasi terhadap
informasi kepada masyarakat mengenai hak pilih di TPS. Dalam pengendalian potensi dari
kerawanan yang telah di petakan perlu diciptakan komunikasi dan koordinasi untuk menjaga
situasi yang aman dan kondusif serta tertib dalam pengawasan kepada internal maupan
ekternal. Tantangan dalam pengelolaan di bidang tata usaha yang belum tertib serta
kepemilikan yang sah dalam pengelolaan manajemen lembaga Bawaslu, sehingga antisipasi
permasalahan agar dipastikan semua penyelenggaraan pemilu berjalan dengan baik sehingga
terwujudnya intergritas pengawas pemilu dalam mengamati, mengkaji, memeriksa dan
menilai proses pelanggaran pemilu.Menegakan netralitas serta menerima masukan dan
tanggapan masyarakat serta melaksanakan SOP sebagai tindak lanjut dalam menjalin
komunikasi dengan stakeholder.

-8-
Melakukan pencegahan pelanggaran dan isu-isu politik serta perlu diwaspadai dalam proses
di TPS apabila ada indikasi dugaan pelanggaran, kerja pengawasan sesame pengawas
pemilu perlu dijalin sebagai strategi dalam menentukan mekanisme sebagai pengawas
demokrasi yang utuh sebagai kekuatan control yang efektif terhadap perilaku dan jatidiri
seorang pengawas pemilu.
Peran yang harus dan wajib diperkuat pada lembaga Bawaslu dan jajaran yaitu menhasilkan
pengawas pemilu yang berintegritas tidak ada konplik kekerasan, menerima dengan baik
hasil pemilu, tidak terjadi apatisme sesama penyelenggara dan masyarakat .
Sasaran dari rumusan pemasalahan yang akan dicapai oleh pengawas pemilu DPR, DPD
dan DPRD serta Pemilihan Preseiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 bahwa diperlukan
peningkatan kualitas pelaksanaan tugas, fungsi dan kewenangan dalam mengawasi pada
regulasi yang mengatur untuk mewujudkan kewenangan Bawaslu dan jajaran dalam
pencegahan dan penindakan.
Pengawasan partisifatif mengandalkan kemampuan pembentukan jati diri sebagai tujuan
sebagai berikut :
1. Menjadi pemilu yang berintegritas;
2. Membentuk karakter dan kesadaran politik masyarakat;
3. Meningkatkan kualitas demokrasi;
4. Mendorong tingginya partisipasi masyarakat; dan
5. Mencegah terjadinya konplik.

Dalam kepatuhan menyampaikan hasil pengawasan berupa laporan itu wajib dilakukan
berdasarkan tahapan yang dijalankan, sebelum disampaikan perlu dilakukan reviu dalam
internal bawaslu bersama secretariat dalam pemecahan masalah apakah surat menyurat
sampai pada keputusan terhadap masalah yang dilakukan menyesuai divisi pada umumnya
dalam fungsi tugas. Sebelum menjalangkan rencana kerja kegiatan yang perlu dipersiapkan
bahan yang telah diproses dan di ulah dalam bentuk ringkasan agar mempermudah dalam
hal ini dilakukan oleh divisi SDM dan Organisasi selaku mempersiapkan bahan
kelengkapan personil.

-9-
Pengembangan dari hasil pengawasan tahapan pemilu yang menjadi perhatian khusus dalam
bentuk:

1. Bisa terjadi pada tahapan kampanye;


2. Data pemilih tambahan dan daftar pemilih khusus (catatan DPK karena ada putusan MK
bagi yang memiliki KTP-EL bisa memilih ditempat domisili sementara seperti di
perusahaan sawit dan yang lainnya).
3. Bencana kahutla memungkinkan karena kabupaten Pulang Pisau pada posisi lahan
gambut yang tinggi dan rawan terbakar yang berakibat pada pengawasan.
4. Dalam program Bawaslu RI untuk pelatihan saksi partai politik di TPS sangat
mendukung sasaran informasi bagi saksi-saksi sebagai jembatan penyebaran informasi
tentang ketentuan aturan kepemiluan yang telah disiapkan dalam bentuk buku
pendoman dan video toturial bagi saksi partai politik yang ikut pelatihan pada
kecamatan masing-masing di wilayah Kabupaten Pulang Pisau.
5. Kotak suara yang melalui perairan juga menjadi perhatian khusus bagi daerah pesisir
(Desa Cemantan) dan pada muara sungai Kahayan desa Kiapak dan Desa Pudak, karena
memerlukan waktu yang lama oleh situasi gelombang yang besar yang disertai angin
kencang.

Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau pada pokoknya adalah menyelesaikan permasalahan


pemilu pada setiap tahapan, maka pengawalan bersama masyarakat dalam mengawasi, agar
lembaga Bawaslu dipercaya secara bermartabat dan berkualitas. Pola dan metode yang
diterapkan dalam pengawasan merupakan dasar dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi untuk memastikan berjalan efektif dan efisien, namun tetap didukung dari semua
pihak dalam peningkatan kemandirian dalam kearifan local terhadap kebiasaan masyarakat
supaya lebih baik kedepan.

- 10 -
BAB II
PEMBAHASAN

A. Mengajak Masyarakat untuk Mengawasi Pemilu

Pelansanaan pemunggutan suara pada tanggal 17 April 2019 secara serentak seluruh
Indonesia, bahwa pengawasan oleh Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau dan jajaran ad-hoc
yang difasilitasi oleh kesekretariatan mengunakan metode yang dijalankan sesuai tahapan
pemilu DPR, DPD dana DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019.
Fokus pengawasan secara intensif bersama- sama dengan masyarakat ikut mengawasi, maka
Bawaslu harus siap menjalankan pusat partisipatif masyarakat dalam bentuk sosialisasi
dalam ragam aktivitas seperti gerakan sejuta relawan, pojok pengawasan pemilu, forum
warga (posko), media sosial, OMS, forum pemilih pemula pada sekolah SMU.Target dan
mekanisme pengawasan agar mampu menjalin komunikasi dengan masyarakat agar
waspada padabila mendapat informasi yang tidak jelas sehingga berakibat pada pelanggaran
maka Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau agar lebih tahu maksud pengawasan pemilu.
Peran masyarakat dalam pengawasan pemilu yaitu:
1. Memberikan informasi awal;
2. Mencegah pelanggaran;
3. Ikur Mengawasi dan memantau jalannya pemilu;
4. Bersedia melaporkan apabila ada kecurangan.

Peran control oleh masyarakat secara efektif terhadap perilaku kebiasaan yang berakibat
merusak dan menodai pemilu yaitu:
1. Membangun kesadaran masyarakat terhadap kerja lembaga Bawaslu;
2. Agar demokrasi berjalan dengan LUBER dan JURDIL, sehingga sama-sama dirasakan
oleh semua pihak untuk masa depan.
3. Langkah-langkah terhadap pengetahuan, kemampuan terkait kepemiluan agar aktif,
peduli dan meperhatikan objek-objek yang berjalan proses di TPS sehingga tidak terjadi
masalah seperti potensi kerawanan.
4. Terbangun jaringan secara luas kepada masyarakat.

- 11 -
5. Kondisi dana situasi politik dan kantibmas yang berakibat pada potensi sosial budaya
sehingga dampak sosial terganggu.
6. Memastikan pemilu berjalan dengan baik dan lancer terhadap kebutuhan objetif yang
menjadi sasaran yaitu KPU, peserta pemilu dan rakyat.

Apa implikasi pengawasan terhadap pemilu yaitu:


1. Terjadi arus balik apabila masyarakat tidak ikut mengawasi seperti konflik kekerasan
atau intimidasi yang berujung pada apatisme terhadap demokrasi.
2. Lemahnya pempinan pada pembangunan Negara hukum sehingga lemahnya
kepercayaan rakyat.
3. Peran pengawas pemilu adalah mengawal terciptanya proses transisi kekuasaan secara
demokrasi dalam legitimasi serta mendorong tumbuh dan menguatnya kepercayaan
rakyat terhadap prosedur dalam menjembatani semua proses tahaqpan yang berjalan.

Tantangan dalam tugas pengawasan pemilu berada pada potensi pelanggaran dalam
peyelenggaraan pemilu sangat tinggi terutama di daerah pemilihnya banyak dan daerah yang
sulit dijangkau. Hal-hal seperti yang disebut diatas bahwa tingkat kompetisi calon yang
sangat tinggi, maka pengawas pemilu tanpa terkecuali wajib mengajak masyarakat ikut
mengawasi pemilu yang paling sepat melalui hubungan keluarga, kerabat, sahabat dan
teman. Sebagai pengawas pemilu harus berani dengan tantangan apabila masyarakat tidak
menerima apa yang telah disampaikan tentang dasar hukum dalam proses pemilu, semua
hasil pengawasan tetap dituangkan dalam formulir model A agar nantinya dievaluasi
melalui sosialisasi kepada masyarakat.

Peningkatan pengawasan pemilu dapat dilakukan simulasi kepada masyarakat agar tertarik
ikut mengawasi.
Simulasi yang di lakukan oleh pengawas pemilu dalam bentuk :
1. Simulasi pemunggutan suara;
2. Simulasi perhitungan suara; dan
3. Simulasi pengisian formulir.

- 12 -
Bentuk dari kegiatan yang dilaksanakan oleh Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau Pada Pemilu
Tahun 2019 untuk mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengawasi pemilu yaitu
dengan mengadakan sosialisasi. Khususnya untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)
yang sudah berusia 17 tahun atau Pemilih Pemula. Tujuan Sosialisasi Pemilih Pemula
yaitu menghimbau para siswa yang sudah terdaftar sebagai pemilih agar berpartisipasi
dalam memberikan suara untuk pada Pemilu Tahun 2019 untuk memilih Wakil dan
Pemimpin rakyat dengan masa 5 (lima) tahun ke depan.

Dalam rangka Sosialisasi Pemilih Pemula untuk mengajak masyarakat melakukan


Pengawasan Pemilu, Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau telah mengunjungi beberapa
Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Pulang Pisau yaitu SMK Negeri 1
Kahayan Hilir, SMA Negeri 1 Jabiren Raya, dan SMA Negeri 1 Bahu Palawa, Kecamatan
Kahayan Tengah.

Gambar 1. Sosialisasi Pemilih Pemula di SMK Negeri 1 Kahayan Hilir

(Dok : Bawaslu Kabupaten Pulang Pisau)

- 13 -
Gambar 2. Sosialisasi Pemilih Pemula di SMA Negeri 1 Kecamatan Jabiren Raya

(Dok : A.Prd)

Gambar 3. Sosialisasi Pemilih Pemula di SMA Negeri 1 Bahu Palawa Kecamatan Kahayan Tengah

(Dok : A.Prd)

- 14 -
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memperkuat integritas dan solidaritas pengawas pemilu sebagaimana peran aktif dalam
mekanisme yaitu :
1. Unsur terhadap bentuk partisipasi masyarakat;
2. Terjalin dalam menbangun kerjasama dalam pelaksanaan pengawasan:
3. Informasi kepada masyarakat untuk pengedalian terhadap situasi yang
menimbulkan konflik;
4. Pemantauan berkelanjutan dalam antisipasi permasalahan;
5. Memastikan terselenggaranya pemilu secara LUBER dan JURDIL, dan ngga
terwujudnya integritas.
Asas domisili yang diterapkan kepada ajakan untuk masyarakat yaitu :
1. Seluruh administrasi kependudukan dilakukan sesuai domisili;
2. Domisili riel harus sama dengan domisili dalam KTP-el dan Kartu Keluarga;
3. Ajakan kepada masyarakat untuk menyampaikan agar Menuntaskan problem DPT yang
bermasalah.
Kerjasama pengawas pemilu dalam hal :
1. Kegiatan mengamati, menkaji, memeriksa dan menilai proses pelenggaraan pemilu;
2. Tujuan penegakan hukum kepemiluan dan netralitas selaku penyelenggara pemilu;
3. Menerima masukan dari semua pihak merupakan tanggapan masyarakat;
4. Kerjasama dengan pemangku kepentingan antara lain partai politik peserta pemilu,
pemantau, perguruan tinggi, sekolah SMU, LSM, ORMAS, dan lembaga lainnya
5. Fokus pengawasan dan ketetapan regulasi terhadap persiapan pemuktahiran data
pemilih, pencalonan, masa kampanye, pungut hitung, SOP, verfak dan tindak lanjut.

- 15 -

Anda mungkin juga menyukai