Anda di halaman 1dari 19

TOMMY F.

SUMAKUL
Pemilu 2024 adalah sebuah momentum yang sangat penting dalam
menentukan nasib bangsa Indonesia. Untuk memastikan bahwa proses ini
berjalan dengan Luber Jurdil, aktifitas pengawasan pemilu menjadi kunci
utama dalam menegakkan keadilan pemilu.
Bawaslu didorong untuk mengajak masyarakat meriahkan Pemilu

2024 dengan Ikut Pengawasan Pemilu Partisipatif, dalam upaya

meningkatkan Kredibilitas dan Integritas Pemilu. Pengawasan

Pemilu Partisipatif adalah pengawasan proses pemilu yang

melibatkan peran serta masyarakat artinya tidak hanya tanggung

jawab penyelenggara pemilu dalam hal ini KPU dan Bawaslu tapi

juga seluruh lapisan masyarakat.


Dalam menuju pemilu yang lebih baik kedepannya
memang dalam regulasi pemilu itu dilaksanakan oleh KPU
dan Bawaslu, tetapi untuk mewujudkan sebuah proses
penyelenggara pemilu yang lebih berintegritas,
kredibilitas dan akuntabilitas tanggung jawab ini
menyangkut seluruh lapisan masyarakat.
PENGEMBANGAN PENGAWASAN
PEMILU PARTISIPATIF
Pengembangan pengawasan pemilu partisipatif ini sudah dimulai sejak
tahun 2018 sampai saat ini. Yaitu melalui berbagai program dan
inisiasi terhadap masyarakat. Tahun 2019 Bawaslu sudah membentuk
embrio untuk mencoba membangun dari masyarakat yang bekerja
sama dengan pemerintah desa dengan membentuk desa pengawasan
partisipatif, desa anti politik uang
Misalnya saja dalam masa kampanye dan masa tenang, akan muncul

celah potensi pelanggaran yang dapat berujung pada tindak pidana

pemilu yaitu politik uang atau banyak orang menyebut money

politic. Tentu dalam catatan kelemahan tersebut sangat diperlukan

keterlibatan aktif masyarakat dalam pengawasan Pemilu 2024 dalam

bentuk Pengawasan Partisipatif.


Pengawasan partisipatif adalah metode pengawasan yang

melibatkan partisipasi masyarakat dalam memantau dan

mengevaluasi kinerja penyelenggara pemilu atau institusi publik

lainnya. Pada Pemilu 2024, pengawasan partisipatif dapat dilakukan

dengan Pendidikan dan Pelatihan, Membentuk Kelompok Pemantau,

Pengumpulan Data oleh Kelompok Pengawas, Analisis Data dan Kajian

Hukum, hingga Penyusunan dan Penyampaian Laporan Tindak Lanjut

secara langsung kepada Bawaslu.


Selain itu, pengawasan partisipatif juga dapat dilakukan melalui

media sosial. Masyarakat dapat memantau dan melaporkan aktivitas

yang mencurigakan di media sosial kepada Bawaslu untuk diajukan

sebagai dasar pengaduan masyarakat. Sehingga pada akhirnya

keterbatasan SDM yang dimiliki oleh Bawaslu, akan sangat terbantu,

meski kegiatan patroli siber juga menjadi atensi utama Bawaslu.


DASAR HUKUM PENGAWASAN
PARTISIPATIF
Dasar hukum pengawasan partisipatif dapat ditemukan dalam
undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. Pada
Pasal 94 ayat (1) huruf (d) dari undang-undang ini menyatakan
bahwa, “Dalam melakukan pencegahan pelanggaran Pemilu dan
pencegahan sengketa proses Pemilu, Bawaslu bertugas meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengawasan.”
Dalam pelaksanaan pengawasan partisipatif, diperlukan sinergi
antara masyarakat, penyelenggara pemilu, dan pihak yang
berwenang dalam menegakkan regulasi. Dalam hal ini, peran Bawaslu
menjadi sangat penting dalam memberikan edukasi, dukungan dan
fasilitasi bagi kelompok pengawas yang dibentuk oleh masyarakat.
Dengan harapan, pemilu 2024 dapat berlangsung dengan jujur, adil,
dan transparan, sehingga output dari Pemilu 2024 lebih merefleksikan
kehendak rakyat yang sesungguhnya.
Aturan tersebut kembali dijelaskan melalui Peraturan Badan Pengawas
Pemilu (Perbawaslu) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pencegahan
Pelanggaran dan Sengketa Proses Pemilihan Umum. Beleid ini juga
mengatur tentang mekanisme tata cara pengawasan pemilu bersama
masyarakat. Dalam peraturan tersebut juga disebutkan jika hasil
pengawasan partisipatif harus dipertimbangkan oleh Bawaslu dalam
menentukan keputusan terkait dengan adanya potensi pelanggaran
pemilu.
Dengan adanya dasar hukum yang kuat, masyarakat diharapkan
dapat berpartisipasi secara aktif dalam pengawasan pemilu. Melalui
pengawasan partisipatif, diharapkan integritas pemilu dapat terjaga
dengan baik dan pelanggaran dalam pemilu dapat diminimalkan.
BENTUK PENGAWASAN
PARTISIPATIF DALAM PEMILU
Salah satu bentuk pengawasan partisipatif yang dapat dilakukan oleh
masyarakat saat ini adalah pada tahapan pemutakhiran daftar
pemilih. Hal tersebut sangat penting dilakukan, untuk memastikan
bahwa pemilih tidak kehilangan hak pilihnya, dengan memastikan diri
telah terdaftar dalam daftar pemilih.
Dalam hal tahapan pemutakhiran data pemilih yang dikerjakan oleh
jajaran KPU, terdapat indikasi potensi pelanggaran. Meskipun secara
sistemik, hal tersebut telah dibenahi dengan menelurkan berbagai
macam peraturan serta keterlibatan sarana IT. Namun fakta di
lapangan masih terdapat celah-celah pelanggaran yang sangat
mungkin dilakukan oleh PPK, PPS, maupun Pantarlih.
Sebagai contoh di pemilu 2024 ini, dalam tahapan pemutakhiran daftar
pemilih, terdapat potensi pelanggaran yang dilakukan pantarlih dalam
mencatat pemilih berdasarkan Daftar Penduduk Potensial Pemilih
Pemilihan (DP4), khususnya perihal pengabaian terhadap data pemilih
potensial. Hal ini terjadi karena data di DP4 yang menjadi dasar
pelaksanaan Coklit oleh pantarlih, cukup tidak beraturan akibat dari
proses restrukturisasi pemetaan TPS. Contoh tidakberaturan data di
DP4 adalah 1 RT bisa di kerjakan oleh lebih dari 1 pantarlih, hal ini bisa
tanpa sengaja penduduk di RT tersebut yang tidak masuk dalam DP4,
dianggap sudah di akomodir pantarlih lainnya. Sehingga bisa saja,
terdapat pemilih yang tidak terdaftar di DP4, berpotensi tidak
terakomodir hak pilihnya.
Melalui contoh di atas, tentu perlu dilakukan pengawasan yang lebih
teliti oleh Bawaslu, dengan terus mensosialisasikan pentingnya
pengawasan partisipatif dalam setiap tahapan. Pengawasan
partisipatif dalam pemutakhiran daftar pemilih adalah suatu
mekanisme yang memungkinkan masyarakat untuk terlibat langsung
dalam proses pemutakhiran daftar pemilih, dengan tujuan untuk
memastikan bahwa proses ini berjalan dengan adil dan transparan.
Salah satunya adalah dengan Pengawasan partisipatif tidak hanya
secara aktif melaporkan diri jika dilakukan dalam tahapan
belum dicoklit, kepada Panitia pemutakhiran data pemilih saja,
Pemungutan Suara (PPS) maupun namun juga tahapan pemilu lainnya.
panwas kelurahan/desa. Dengan Seperti verifikasi partai politik
keterlibatan masyarakat dalam peserta pemilu, pemutakhiran data
pengawasan, kita dapat pemilih, pencalonan, kampanye, masa
memastikan bahwa daftar pemilih tenang, hingga tahapan pungut
yang digunakan dalam Pemilu 2024 hitung. Pengawasan Partisipatif,
adalah data yang akurat, menjadi sangat penting untuk
berkualitas dan termutakhirkan. memastikan bahwa proses Pemilu 2024
berjalan dengan Luber dan Jurdil.
Sehingga pada akhirnya, masyarakat juga
mendapatkan edukasi tentang pentingnya
pemilu yang bersih dan adil, dengan cara
memantau jalannya pemilu agar lebih
termotivasi untuk menggunakan hak suaranya
secara bijaksana dan memilih calon yang
pantas untuk memimpin.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai