Anda di halaman 1dari 22

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI RIAU DALAM


MENINGKATKAN ANGKA PARTISIPASI PEMILIH DALAM RENTANG
PEMILU 2014-2024

PROPOSAL

WASTI IMANUEL BATUBARA

2063201100

FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI

PRODI ILMU ADMINISTRASI PUBLIK

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

2023

Universitas Lancang Kuning


DAFTAR ISI

Universitas Lancang Kuning


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut sistem
demokrasi, dimana kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat. Sesuai
dengan Undang- Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 1 Ayat 2 menyatakan
bahwa kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar. Secara etimologi, demokrasi berasal dari bahasa
Yunani, yaitu “demos” yang artinya rakyat atau penduduk di suatu tempat
dan “cratein” atau “cratos” yang artinya kekuasaan atau kedaulatan.
Demokrasi merupakan gabungan dari dua kata yaitu demos-cratein atau
demos-cratos yang berarti suatu sistem pemerintahan yang kedaulatannya
dipegang oleh rakyat (Maulana R.A, 2021).
Di Indonesia, pemilihan umum atau biasa dikenal dengan pemilu
merupakan salah satu wujud nyata dari adanya demokrasi dan menjadi
sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dengan keikutsertaan
masyarakat secara langsung dalam penyelenggaraan pemilu, pemilihan
umum merupakan salah satu bentuk pendidikan politik bagi masyarakat
yang bersifat langsung, terbuka, dan massal yang diharapkan dapat
mencerdaskan pemahaman politik masyarakat dan meningkatkan
kesadaran masyarakat terkait dengan demokrasi. (Hidayat A, 2020)
Dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945 Pasal 22 E Ayat 5 yang
berbunyi “pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu Komisi Pemilihan
Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri”. Komisi Pemilihan
Umum (KPU) merupakan satu-satunya lembaga yang berwenang dalam
menyelenggarakan pemilu di Indonesia. Semua hal yang berkaitan dengan
pemilu merupakan tanggung jawab dari KPU. Pemilu diselenggarakan
dengan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
Pemilu di Indonesia sudah di selenggarakan selama beberapa kali
sejak tahun 1955 sampai 2019, yang dimana setiap di selenggarakannya

Universitas Lancang Kuning


pemilu banyak perubahan, namun mekanisme Pemilu tahun 2024 sama
dengan Pemilu tahun 2019, yaitu dilaksanakan secara serentak sesuai
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.
Dikatakan serentak karena pada Pemilu tahun 2024, masyarakat dalam
waktu yang bersamaan diberikan kesempatan untuk dapat memilih
pasangan calon presiden dan wakil presiden, anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia (DPR RI), anggota DewanPerwakilan Rakyat
Daerah Provinsi (DPRD Provinsi), anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah Kabupaten/Kota (DPRD Kabupaten/Kota), dan anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) sekaligus. Sebagai penyelenggara pemilu, KPU
Provinsi Riau memiliki tugas untuk mensosialisasikan segala hal yang
berkaitan dengan teknis pemilu kepada masyarakat
Salah satu indikator suksesnya suatu penyelenggaraan Pemilu
adalah partisipasi politik masyarakat yang diwujudkan dalam hak
pemberian hak suara yang dimiliki oleh Masyarakat yang telah memiliki
hak pilih pada pemilihan umum tersebut. Indonesia merupakan Negara
yang menggunakan sistem demokrasi, yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari rakyat. (Dewi Sri Lestrari, 2020)
Keberadan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai komisi negara
independen (independent regulatory agencies) merupakan lembaga negara
yang menyelenggarakan Pemilihan Umum di Indonesia. Sebelum Pemilu
2004, KPU dapat terdiri dari anggota-anggota yang merupakan anggota
sebuah partai politik, pada tahun 1999 maka diharuskan anggota KPU
adalah non-partisan dan independen. (Dedi Sumanto, 2020)
Partisipasi masyarakat menjadi salah satu aspek penting dalam
penyelenggaraan pemilu. Masyarakat yang telah memenuhi syarat menurut
Undang-Undang mempunyai kesempatan untuk menggunakan hak
pilihnya, baik dalam pemilihan presiden, pemilihan legislatif, maupun
pemilihan kepala daerah. Menurut Miriam Budiardjo (2008:367), yang
dimaksud dengan partisipasi politik adalah kegiatan seseorang atau
sekelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik,

Universitas Lancang Kuning


seperti dengan cara memilih pemimpin negara yang baik secara langsung
maupun tidak langsung. Tingkat partisipasi masyarakat dapat dikatakan
tinggi apabila telah mencapai standar minimal yang telah ditetapkan oleh
KPU RI yaitu sebesar 75% . (Hertanto, 2019)
Faktor penyebab kenapa para pemilih tidak menyampaikan atau
menggunakan hak pilihnya memang mempunyai beberapa alasan seperti :
sudah apatisnya para pemilih terhadap kandidat yang akan maju untuk
menjabat, bagaimana upaya sosialisasi dari penyelenggara pemilu, para
pemilih yang sudah merasa bosan atau jenuh dengan kegiatan pemilu yang
kesannya seperti terus- menerus, adapun masyarakat yang tidak terdaftar
pada DPT daerahnya masing-masing, kepercayaan rendah atau adanya
kekecewaaan (terhadap penyelenggara Pemilu, peserta Pemilu yaitu calon
legislatif, calon pemimpin daerah dan partai politik), kurang daya dorong
terhadap masyarakat, kesadaran masyarakat rendah. Dikarenakan
kurangnya informasi dan sosialisasi, menjadi tidak ingin berpartisipasi,
tidak tahu hari pemungutan suara dan lain-lain. (Waspada Meliala, 2020)
Upaya KPU Provinsi Riau untuk mengurangi angka golput guna
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menggunakan hak
pilihnya yaitu dengan metode sosialisasi dan pendidikan politik pada
Pemilu 2024 diantaranya yaitu melakukan publikasi melalui media masa,
elektronik, dan media cetak. Dengan cara menyebarkan spanduk dan
baliho hingga ketingkat Kelurahan, RRI dll. Selain itu, KPU Provinsi Riau
juga mensosialisasikan Pemilu yaitu melalui pertemuan dengan berbagai
unsur masyarakat seperti, lembaga pemerintahan, organisasi masyarakat,
LSM, Perguruan Tinggi, Sekolah Menengah Umum, Kepolisian, TNI dan
Media (dalam berbagai forum). (KPU Riau, 2023)
Peranan dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau sangat
dibutuhkan agar masyarakat lebih memahami pentingnya menggunakan
hak pilih melalui sosialisasi yang diberikan. Hal ini tentunya akan
berdampak dengan berkurangnya jumlah masyarakat yang tidak memilih
di Pemilu 2024 yang akan mendatang ini. Strategi untuk meningkatkan

Universitas Lancang Kuning


angka partisipasi yang diterapkan selama ini belum berdampak secara
signifikan untuk menekan angka golput. Dapat dilihat dari masih
banyaknya jumlah golput dari periode ke periode selanjutnya di tingkat
nasional. KPU Provinsi Riau dalam hal ini harus memberikan perhatian
lebih agar beberapa alasan diatas tidak sampai terjadi sehingga tingkat
partisipasi pemilih dapat meningkat semakin baik. (KPU Riau, 2023)
Sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Provinsi Riau sudah berjalan
lama, dan mengapa partisipasi masyarakat masih saja rendah. Selain itu
juga sasaran sosialisasi KPU Provinsi Riau meliputi komponen pemilih
berbasis keluarga, pemilih pemula, pemilih muda, pemilih perempuan,
masyarakat umum, bisa dilihat bahwa sasaran sosialisasi KPU Provinsi
Riau sangat banyak yang harus di sosialisasikan menjadi agenda rutinitas
mereka ketika menjelang Pemilu.
Permasalahan partisipasi memiliki nilai penting dalam pemilihan
umum, hal ini menyangkut legitimasi politik terhadap hasil pemilihan.
Selain itu, partisipasi juga menjadi indikator evaluasi terhadap kinerja
KPU, khususnya dalam menyelenggarakan pemilu. Hal mendasar lainnya,
partisipasi masyarakat dapat menjadi ukuran evaluatif terhadap
kepercayaan masyarakat tentang demokrasi, dan dapat dikatakan bahwa
partisipasi Masyarakat dalam politik masih rendah dan legitimasi
masyarakat masih lemah. Kurangnya strategi KPU dalam meningkatkan
angka partisipasi masyarakat terkait dengan pengelolaan sosialisasi, serta
kepercayaan masyarakat terhadap demokrasi dan sistem pemilu yang
rendah (Mokhammad Samsul Arif, 2020).
Berikut tingkat partisipasi pemilih pada pemilu di Provinsi Riau
pada tahun 2014- 2019.

Universitas Lancang Kuning


Tabel 1.1 Tingkat Partisipasi Pemilih pada Pemilu di Provinsi Riau.

No. Pemilu Data Pengguna Non Persentase


Pemilih Hak Pilih partisipasi
1. Pemilu 3.728.812 2.578.966 1.149.846 69,1% 30,9%
2014
2. Pemilu 4.186.053 3.259.078 926.975 77,8% 22,2%
2019
3. Pemilu On On proges On On On
2024 progres progres progres progres
Sumber Data: PPID KPU Provinsi Riau 2023
Berdasarkan tabel diatas bisa kita lihat ada dua pemilihan umum
sebelumnya yaitu pada pemilu 2014 dan pemilu 2019, yang dimana sesuai
dengan data pemilih pada pemilu 2014 yaitu sebanyak 3.728.812 dan
partisipasi masyarakat yang memilih pada pemilu 2014 dapat dilihat dalam
data pengguna hak pilih yaitu sebanyak 2.578.966, dan masyarakat yang
tidak menggunakan hak pilihnya sebanyak 1.149.846. Pada data pemilih
pada pemilu 2019 sebanyak 4.186.053, dan partisipasi masyarakat pada
pemilu 2019 dapat dilihat dalam data pengguna hak pilih yaitu sebanyak
3.259.078, dan masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya
sebanyak 926.975. Dalam persentase pemilu 2014 masyarakat memilih
ada 69,1% yang dimana masyarakat yang tidak memilih sebanyak 30,9%,
pada pemilu 2019 masyarakat yang memilih ada 77,8% dan masyarakat
yang tidak memilih sebanyak 22,2%. Bisa kita simpulkan bahwa masih
kurangnya tingkat partisipasi pemilih pada dua pemilu terakhir dan masih
banyaknya masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya pada dua
pemilu terakhir di Provinsi Riau.
Maka di perlukannya strategi yang tepat yaitu dengan cara
melalukan strategi untuk meningkatkan angka partisipasi pemilih, untuk
menurunkan angka golput pada pemilu tahun 2024 dan KPU Provinsi Riau
harus memiliiki strategi untuk menjaga atau meningkatkan angka

Universitas Lancang Kuning


partisipasi ini pada pemilu Tahun 2024 yang akan mendatang dan
peningkatan partisipasi bisa terus meningkat untuk kedepannya dan Agar
pemilu terus mengalami keberhasilan sebab indikator partisipasi terpenuhi.
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau harus bertindak
profesional dengan menentukan langkah-langkah strategis yang mampu
memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk sadar akan hak dan
kewajibannya sebagai warga Negara. Salah satu tugasnya yaitu dengan
melakukan sosialisasi untuk mendorong partisipasi politik Masyarakat
pada pemilihan umum. Tugas-tugas tersebut secara hierarki dilaksanakan
oleh Komisi Pemilihan Umum Pusat, Komisi Pemilihan Umum Provinsi,
dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/ Kota sesuai dengan amanat
Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.

Dapat dilihat jumlah angka non partisipasi pada pemilu 2014 dan
pemilu 2019 masih di katakan tinggi, sebagaimana fungsi tugas kewajiban
dan wewenang KPU Provinsi Riau dalam menyosialisasikan kepada
msyarakat. Berdasarkan latar belakang diatas ditemukan beberapa indikasi
atau fenomena yang terkait dengan bagaimana Strategi KPU Provinsi Riau
dalam meningkatkan angka partisipasi masyarakat pada rentang pemilihan
Umum Tahun 2024 yang akan mendatang.
1. Rendahnya tingkat partisipasi Masyarakat pada pemilihan umum pada
tahun 2014-2019 di Provinsi Riau.
2. Kurangnya sosialisasi yang dilakukan KPU Provinsi Riau guna
meningkatkan partisipasi pemilih.

Universitas Lancang Kuning


Oleh karena itu peneliti mengambil judul penelitian mengenai
Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau Dalam
Meningkatkan angka Partisipasi Pemilih Rentang Pemilu 2014-2024.

1.1 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Bagaimana Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau Dalam


Meningkatkan Angka Partisipasi Pemilih Rentang Pemilu 2024.
b. Apa saja kendala yang di lakukan komisi pemilihan umum Provinsi
Riau dalam meningkatkkan angka partisipasi pemilih.
1.1 Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota
Pekanbaru dalam meningkatkan partisipasi Pemilih Pada pemilu 2024
di Provinsi Riau.
b. Untuk mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang dilakukan
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau dalam meningkatkan
partisipasi Pemilih.
1.2 Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pentingnya partisipasi
Masyarakat dalam pemilihan umum.
b. Secara empiris sebagai bahan masukan untuk meningkatkan Strategi
Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau dalam upaya memperoleh
angka partisipasi masyarakat yang baik di Provinsi Riau.
c. Secara akademik penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi bagi Ilmu Pemerintahan dalam menambah bahan kajian
perbandingan bagi yang menggunakan.

Universitas Lancang Kuning


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Teoritis


2.1.1 Konsep Strategi
Strategi merupakan perencanaan jangka Panjang yang di susun
untuk mencapai tujuan dan sasaran tertentu. Strategi merupakan sebuah
langkah yang dilakukan oleh individu atau organisasi dalam proses
pencapaian tujuannya dengan mengambil langkah-langkah seperti
menentukan tujuan dan sasaran jangka panjang, penggunaan serangkaian
tindakan serta pengalokasian sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai tujuan tersebut, Chandler (Dalam Salusu, 2015:134).
Dari ketiga langkah pelaksanaan strategi Chandler (dalam Salusu,
2015) tersebut bila dilaksanakan dengan baik maka akan dapat mencapai
hasil yang maksimal pada Komisi Pemilihan Umum dalam meningkatkan
partisipasi masyarakat, Strategi yang digunakan yaitu dengan melakukan
sosialisasi kepada masyarakat. Penerapan strategi sosialisasi tersebut
dapat kita lihat dari tiga langkah pelaksanaan strategi antara lain sebagai
berikut:
1. Formulasi dan sasaran jangka panjang
Formulasi dan sasaran jangka panjang merupakan sebuah upaya
yang dilakukan oleh organisasi dalam melakukan perencanaan dengan
mempertimbangkan beberapa aspek penting antara lain yaitu mengenai
kondisi lingkungan serta identifikasi ancaman dan peluang, perhitungan
mengenai kekuatan dan kelemahan organisasi, identifikasi tujuan serta
nilai-nilai organisasi yang hendak dicapai, serta syarat strategi tersebut
dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien.
2. Pemilihan Tindakan
Keputusan adalah suatu proses yang terus menerus (continue),
sebab kalua tidak adanya suatu proses yang berkesinambungan bearti
tidak adanya hubungan dengan keputusan tersebut. Apabila tidak ada

Universitas Lancang Kuning


tindakan lebih lanjut maka keputusan itu tidak mempunyai arti. Sifat dari
pada pengambilan keputusan ini dapat dipertimbangkan dengan faktor
waktu yang dapat dibagi menjadi:
a. Pertimbangan waktu yang lampau, di mana masalah itu timbul
dan informasi dapat dikumpulkan.
b. Waktu sekarang di mana keputusan itu dibuat.

c. Waktu yang akan datang di mana keputusan dilaksanakan, dan


diadakan penilaian.
Untuk mencapai visi dan misi serta tujuan suatu organisasi maka
selain dibutuhkan suatu perencanaan strategi yang matang, hal yang
sangat penting juga yaitu pada saat pelaksanaannya karena bilamana
pelaksanaan strategi tersebut tidak dapat dijalankan dengan maksimal
maka akan sangat berpengaruh terhadap hasil capaian yang akan
diperoleh. Selain itu menurut Hitt dkk Dalam (Dwi, 2019: 7) mengatakan
bahwa pada tahapan pemilihan tindakan harus disesuaikan dengan
kemampuan sumber daya yang dimiliki sehingga dapat tercapai misi
utama organisasi tersebut.
3. Alokasi Sumber daya
Alokasi sumber daya adalah suatu rencana untuk menggunakan
sumber daya yang tersedia, contohnya sumber daya manusia, khususnya
dalam jangka waktu dekat, untuk meraih tujuan untuk masa depan. Ini
adalah suatu proses dari alokasi sumber daya yang langka diantara
berbagai proyek atau unit Sumber daya merupakan unsur yang sangat
penting dalam mendukung terlaksananya suatu kegiatan, bilamana
sumber daya tersebut tidak memadahi maka akan sangat berpengaruh
terhadap capaian kinerja yang akan diperoleh.
2.1.2 Demokrasi dan Pemilu
Salah satu ciri negara demokrasi adalah melaksanakan pemilu
dalam waktu-waktu tertentu. Pemilu pada hakikatnya merupakan
pengakuan dan perwujudan dari pada hak-hak poitik rakyat dan sekaligus

Universitas Lancang Kuning


merupakan pendelegasian hak-hak tersebut oleh rakyat kepada wakil
wakilnya untuk menjalankan pemerintahan.
Menurut Gaffar (2004), pemilu merupakan sarana untuk
mewujudkan demokrasi dalam suatu negara, dengan cara rakyat
menyampaikan suaranya dalam bentuk hak pilih untuk membentuk
lembaga perwakilan dan pemerintahan sebagai penyelenggara negara.
Merriem (2008), mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan
oleh rakyat, khususnya oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasan
tertinggi tetap pada rakyat dan dilakukan oleh mereka baik secara
langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem perwakilan yang
biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang
diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat
sumber otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese
berdasarkan keturunan atau kesewenang-wenangan.
Dapat disimpulkan bahwa pemilu adalah tatacara untuk
mewujudkan demokrasi, dengan cara perwakilan. Demokrasi adalah
Pemerintah oleh rakyat. Bahkan sering di katakana bahwa demokrasi
adalah pemerintahan dari rakyat. Demokrasi dapat di percayai pada
banyak Masyarakat untuk sistem politik yang paling mampu
mewujudkan kedaulatan rakyat.
Pemilu memilikii arti penting sebagai suatu tatacara utama dalam
demokrasi. Dalam sistem demokrasi modern, kedaulatan rakyat hanya
bisa di gunakan secara baik melalui Lembaga perwakilan. Oleh karena
itu, arti penting pemilu yang utama ialah sebagai sarana untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat. (Bambang Sukardi, 2022)
2.1.3 Partisipasi Politik
Pentingnya peningkatan partisipasi politik masyarakat di jelaskan
Klein (2005:12) bahwa hak masyarakat berpartisipasi dalam politik
adalah sesuatu hak yang dimiliki masyarakat untuk berusaha
mempengaruhi kebijakan pemerintah.

Universitas Lancang Kuning


Partisipasi merupakan suatu penentuan sikap dan keterlibatan diri
pada setiap individu dalam situasi dan kondisi suatu kelompok, sehingga
pada akhirnya mendorong individu tersebut untuk berperan serta dalam
pencapaian tujuan dalam suatu kelompok, serta ambil bagian dalam
setiap pertanggung jawaban Bersama. partisipasi politik diterapkan pada
aktivitas orang dari semua tingkat sistem politik seperti halnya seorang
pemilih atau pemberi suara berpartisipasi dengan memberikan suaranya.
Weyner (dalam Rahman 2002: 158) menyatakan bahwa:
Partisipasi Politik merupakan tindakan suka rela yang berhasil ataupun
gagal, yang akan terorganisir maupun tidak, kadang-kadang atau terus
menerus, menggunakan cara yang sah ataupun tidak sah untuk
mempengaruhi pilihan-pilihan kebijakan pemerintah, penyelenggaraan
pemerintah atau pemilihan para pemimpin politik dan pemerintah pada
tingkat nasional, daerah atau lokal.
Menurut Budiardjo (2004: 119) menyatakan ”partisipasi Politik
adalah kegiatan seseorang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan
politik yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara secara langsung atau
tidak lansung mempengaruhi kebijakan pemerintah (Public Policy).

4. Penelitian Terdahulu
No.. Nama Judul Jurnal Persamaan Perbedaan
Peneliti
1. Dwi Strategi Sosialisasi Sosialisasi Pemilu pilkada
Ardiani, politik oleh KPU untuk jawa timur,
Universit Kabupaten Ngawi untuk meningkat membentuk
as membentuk pemilih kan angka pemilih pemula
Padjajara pemula yang cerdas partisipasi, yang cerdas
n dalam pemilihan teori
gubernur dan wakil chandler
gubernur jawa timur
tahun 2018 kabupaten

Universitas Lancang Kuning


ngawi
2. Dila Peningkatan Partisipasi Komunika Pemilu 2019,
Novita, pemilih milenial: srategi si dan membentuk
Universit komunikasi dan sosialisasi pemilih milenial
as Islam sosialisasi komisi untuk
45 pemilihan umum pada meningkat
Bekasi pemilu 2019 kan angka
partisipasi
3. Fitri Strategi kpu kota Strategi Meningkatkan
Andriani, pekanbaru dalam KPU partisipasi pemilih
Universit meningkatkan angka dalam pilwako
as partisipasi pemilih dalam meningkat
andalas,P pilwako tahun 2017 kan angka
adang,In partisipasi
donesia
4. Pulungan Strategi Komisi Strategi Meningkatkan
, Pemilihan Umum Kota KPU partisipasi dengan
M.C.,dkk Bekasi dalam dalam program relawan
(2020) meningkatkan Partisipasi meningkat demokrasi.
pemilih pada pemilu kan angka
Serentak Tahun 2019 partisipasi
5. Zaenap, Strategi Komunikasi StraKPU Peningktan
S (2029) KPU Bangkalan dalam dalam partisipasi pilkada
Meningkatkan Partisipasi meningkat serentak dengan
masyarakat Pada kan angka cara penguatan
Pelaksanaan Pilkada partisipasi kelembagaan.
seretak.

Persamaan penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan


penelitian terdahulu yaitu membahas tentang strategi yang di lakukan KPU
dalam meningkatkan angka partisipasi masyarakat. Sedangkan perbedaan

Universitas Lancang Kuning


penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu bisa di lihat dari segi
lokasi ,Dari segi Pemilihan, dan strategi yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah strategi menurut Chandler (dalam Salusu 2015 :64), yaitu
forulasi jangka panjang, Pemilihan Tindakan,Alokasi Sumber Daya.

5. Fokus Penelitian
Fokus penelitian dalam penelitian kualitatif ini membahas tentang
Strategi Komisi Pemilihan Umum Provinsi Riau dalam Meningkatkan
Angka Partisipasi pemilih Rentang Pemilu 2014-2024.
a. Strategi adalah suatu perencanaan jangka Panjang yang di susun
untuk menghantarkan pada suatu pencapaian akan tujuan dan
sasaran tertentu.
b. Partisipasi Pemilih adalah keterlibatan warga dalam segala
tahapan kebijakan, mulai dari sejak pembuatan kepuusan sampai
dengan penilaian keputusan.
c. Pemilu atau pemilihan umum merupakan sarana demokrasi untuk
mewujudkan sistem pemerintahan negara yang berkedaulatan
rakyat.

Universitas Lancang Kuning


6. Kerangka Pemikiran

Pemilihan Umum Tahun 2014-2024

Fenomena:
1. Rendahnya tingkat partisipasi masyarakat pada pemilihan umum pada
tahun 2014-2019 di Provinsi Riau.
2. Kurangnya sosialisasi yang di lakukan KPU Provinsi Riau guna
meningkatkan partisipasi pemilih.

Metode yang di gunakan yaitu metode


kualitatif. Djamal (2017:10)
Menurut Chandler dalam
Salusu,2015:134 strategi yang
digunakan untuk meningkatkan
angka partisipasi pemilih
sebagai berikut :
1. Formasi Jangka Panjang
2. Pemilihan tindakan
3. Alokasi sumber daya

Terlaksananya Peningkatan Angka


Partisipas Masyarakat

Universitas Lancang Kuning


BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini di lakukan di Kantor Komisi Pemilihan
Umum yang beralamat di Jl. Gajah Mada No.200, Simpang Empat,
Kec.Pekanbaru Kota, Kota Pekanbaru, Riau. Adapun alasan peneliti
memilih lokasi penelitian karena adanya masalah yang menarik untuk di
teliti dan lokasi penelitian mudah di jangkau, sehingga memudahkan
peneliti dalam kegiatan penelitian.
3.2 Informan Penelitian
Informan penelitian adalah seorang yang di yakini memiliki
pengetahuan luas tentang permasalahan yang sedang di teliti. (Meleong,
2008:67) menjelakan bahwa penetapan informan dalam sebuah penelitian
dapan menggunakan metode puposive di mana peneliti menetapkan
informan berdasarkan anggapan bahwa informan berdasarkan anggapan
bahwa informan dapat memberikan informasi yang di inginkan penelitian
yang sesuai dengan permasalahan penelitian.
No. Nama informan Jabatan
1. Nugroho Noto Susanto, Anggota KPU Provinsi Riau
S.IP Divisi Sosialisasi, Pendidikan
Pemilih, Parmas, SDM
2. Abdul Rahman, SE Anggota KPU Provinsi Riau
Divisi Perencanaan, Data, dan
Informasi
3. Mulyadi, S.Sos.,M,SI Kasubbag Teknis
Penyelenggara KPU Provinsi
Riau
4. Alfa Merry Kasubbag Partisipasi
Delfita,S.Sos.,M.Si Masyarakat KPU Provinsi
Riau
5. Nirson,S.Sos Kabag Teknis Penyelenggara

Universitas Lancang Kuning


Pemilu,Partisipasi&Hubmas
6. Raja Syahreza,S.Kom Kabag Perencanaan data dan
informasi KPU Provinsi Riau
7. Rizka Kurnia Sari,SE Kasubbag Data& Informasi

3.3 Jenis Penelitian


Untuk meneliti lebih dalam mengenai fenomena pada penelitian ini
mengenai Strategi Komisi pemilihan Umum Provinsi Riau dalam
meningkatkan angka partisipasi rentang pemilu 2014-2024, yang dimana
agar peneliti mengetahui Strategi yang telah di lakukan oleh Kpu Provinsi
Riau agar partisipasi masyarakat dalam pemilu meningkat, Maka
penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Djamal (2017:10)
menyatakan bahwa kualitatif adalah sebuah penelitian yang menekankan
pada sebuah proses dalam memperoleh data melalui kontak yang insentif
dan membutuhkan waktu yang lama dalam berinteraksi di lapangan.
Penelitian kualitatif ini merupakan penelitian yang menekankan
pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam kehidupan sosial
berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks,
dan rinci.
3.4 Sumber Data
Penelitian ini membutuhkan dua jenis data, yaitu:
1. Data Primer
Data primer yaitu data yang di buat oleh peneliti untuk
menyelesaikan permasalahan yang sedang di tanganinya. Data di
kumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau
tempat objek penelitian yang d lakukan. Data primer dalam penelitian ini
yaitu partisipasi masyarakat dalam Rentang pemili 2014-2024.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang bukan di hasilkan dan di
kumpulkan oleh peneliti melainkan di peroleh dalam bentuk yang sudah
di olah. Sumber data sekunder merupakan data untuk melengkapi data

Universitas Lancang Kuning


yang di perlukan data primer. data sekunder dalam penelitian ini berupa
artikel-artikel dari website, internet, berita yang relavan.data ssekunder
yang akan di kumpulka dalam penelitian ini merupakan data yang relavan
dengan strategi KPU dalam meningkatkan angka partisipasi pemilih
rentang pemilu 2014-2024.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data dan informasi yang baik, keterangan-
keterangan dan data penulis menggunakan metode-metode sebagai
berikut:
1. Observasi dalam hal ini dilakukan untuk mengetahui aktifitas,
keadaan dan pelaksanaan KPU Provinsi Riau Dalam
Meningkatkan Partisipasi Masyarakat.
2. Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab sehingga dapat di
kontribusikan makna dalam tertentu.
3. Dokumentasi adalah metode pengumpulan data atau infrmasi
referensi dengan menggunakan media gambar atau foto sebagai
data pendukung penelitian.
3.6 Teknik Analisisi Data.
Menurut Nasution dikutip Satori dan Komariah (2017:128)
mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,
aktivitas dalam analisis data, yaitu : data reduksi, data display dan
concluasion drawing atau verification.
1. Reduksi data (Data reduction )
reduksi data secara mandiri untuk mendapatkan data yang mampu
menjawab pertanyataan penelitian, bagi peneliti pemula proses reduksi
data dapat dilakukan dengan mendiskusikan pada teman atau orang lain
yang dipandang ahli. Melalui diskusi tersebut diharapkan wawasan

Universitas Lancang Kuning


peneliti akan berkembang, data hasil reduksi lebih bermakna dalam
menjawab pertanyaan penelitian.
2. Penyajian data (data display)
Penyajian atau penampilan (display) dari data yang dikumpulkan
dan dianalisis sebelumnya, mengingatkan bahwa penelitian kualitatif
banyak menyusun teks naratif, display adalah format yang menyajiakn
informasi secara tematik kepada pembaca. Mileh dan Huberman
(Sugiono, 2016) memperkenalkan dua macam format, yaitu: diagram
konteks (context chard) dan matriks
3. Penarikan kesimpulan(conclusion Drawing and
verification)
Langka ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan
Huberman adalah penarikan kesimpulan data vertifikasi. Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat dapat mendudkung pada tahap
pengumpulan data berikutnya.
3.7 Keabsahan Data
Keabsahan data dilakukan untk membuktikan apakah penelitian
yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang di peroleh. Keabsahan data yang didapatkan jika
melakukan cara triagulasi data yaitu membandingkan informasi data-data
yang di perolah dilapangan. Data yang sudah didapatkan dari lokasi
penelitian,akan di analisis setiap indikatornya, kemudian di lakukan
analisa secara menyeluruh untuk mendapat sebuah kesimpulan atas
permasalahan terkait dengan objek penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Universitas Lancang Kuning


BIBLIOGRAPHY Dedi Sumanto, S. N. (2020). KEDUDUKAN PERATURAN KOMISI
PEMILIHAN UMUM (PKPU). KEDUDUKAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM (PKPU).

Lestari, D. S., Azikin, R., & Rahim, S. (2020). Strategi Komisi Pemilihan Umum
Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati 2018 di Kabupaten Pinrang. Kajian Ilmiah Mahasiswa
Administrasi Publik (KIMAP), 1(1), 1-13.

Hidayat, A. (2020). Manfaat Pelaksanaan Pemilu untuk Kesejahteraan


Masyarakat. Manfaat Pelaksanaan Pemilu untuk Kesejahteraan
Masyarakat.

Maulana, R. A. (n.d.). Kapitalis di sistem demokrasi indonesia. 201910415297.

Meliala, W. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilih dalam Pemilihan


Umum Kepala Daerah dan Penerapan Strategi Bertahan dan Menyerang
Untuk Memenangkan Persaingan. Jurnal Citizen Education, 2(2), 12-24.

Warganegara, A., Hertanto, Maryanah, T., & Kurniawan, R. C. (2019). Partisipasi


Pemilih dalam Pemilihan Umum di Provinsi Lampung. In International
Journal of Humanities and Social Science (Vol. 2, Issue December).

Di, D., & Pandemi, T. (2020). Meningkatkan angka partisipasi sebagai upaya
menjamin legitimasi hasil pemilihan kepada daerah dan wakil kepala daerah
di tengah pandemi covid-19. 18–40.

Universitas Lancang Kuning


Dedi Sumanto, S. N. (2020). KEDUDUKAN PERATURAN KOMISI
PEMILIHAN UMUM (PKPU). KEDUDUKAN PERATURAN KOMISI
PEMILIHAN UMUM (PKPU).

Lestari, D. S., Azikin, R., & Rahim, S. (2020). Strategi Komisi Pemilihan Umum
Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Pemilih Pemula Pada Pemilihan Bupati
dan Wakil Bupati 2018 di Kabupaten Pinrang. Kajian Ilmiah Mahasiswa
Administrasi Publik (KIMAP), 1(1), 1-13.

Universitas Lancang Kuning

Anda mungkin juga menyukai