Anda di halaman 1dari 4

DINAMIKA DEMOKRASI DI INDONESIA : TANTANGAN DAN USAHA

MENUJU MASYARAKAT PARTISIPATIF DALAM PEMILU 2024


Putriana Adella
Prodram Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Email : putrianaadella51@gmail.com

Abstrak
Indonesia sebagai salah satu negara yang menganut sistem demokrasi. Sistem
pemerintahannya diselenggarakan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kemajemukan
masyarakat Indonesia merupakan faktor yang sangat memengaruhi lahirnya partai-partai politik
dan mendorong terbentuknya sitem multipartai di Indonesia. Negara demokrasi, tentunya
membenarkan keberadaan partai politik sebagai pilar dari demokrasi atau pelaksanaan kedaulatan
rakyat. Demokrasi dilaksanakan melalui pemilihan umum dalam rangka menduduki kursi
kepemimpinan dan kekuasaan yang keberadaan partai politik sebagai pesertanya.

Abstract
Indonesia as one of the countries that adheres to the democratic system. The system of
government is organized from the people, by the people, and for the people. The plurality of
Indonesian society is a factor that greatly influences the birth of political parties and encourages
the formation of a multiparty system in Indonesia. A democratic state, of course, justifies the
existence of political parties as pillars of democracy or the exercise of popular sovereignty.
Democracy is implemented through elections in order to occupy the seat of leadership and power
in which the existence of political parties as participants.
Kata kunci : Demokrasi, Tantangan, Progres, Partisipatif

Pendahuluan
Pelaksanaan Pemilu merupakan sebuah cerminan kedaulatan rakyat dari penerapan konsep
demokrasi sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945. Berdasarkan Putusan MK
No. 55/2019 Pemilu dilaksanakan secara serentak dengan beberapa opsi keserentakan, salah
satunya adalah Pemilihan Presiden (Pilpres), Pemilihan Legislatif (Pileg), dan Pemilihan Kepala
Daerah (Pilkada) yang dilaksanakan secara bersamaan. Atas dasar tersebut, Pemilu tahun 2024
nantinya akan dilaksanakan secara serentak. Hingga saat penelitian ini dilaksanakan, Komisi
Pemilihan Umum (KPU) RI telah merancang dan melaksanakan beberapa tahapan Pemilu 2024
berdasarkan Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No. 3 tahun 2022. Tahapan yang sedang
dilaksanakan saat ini adalah Penyusunan Peraturan KPU, Pemutakhiran Data Pemilih dan
Penyusunan Daftar Pemilih, Pendaftaran dan Verifikasi Peserta Pemilu, dan kedepannya akan
dilakukan Penetapan Peserta Pemilu dengan target pada tanggal 14 Desember 2022.
Sebagai jembatan untuk menentukan pemerintah dapat dibentuk secara demokratis dengan
rakyat sebagai penentu, pemilu sebagai transmission belt untuk mengubah kekuasaan rakyat
menjadi wewenang pemerintah haruslah dijalankan secara maupun dengan mekanisme yang baik.
Presentasi Indonesia yang pernah mencapai angka partisipasi pemilu sebesar lebih dari 90 persen,
perlu untuk meningkatkan kembali angka partisipasi secara lebih maksimal dengan mengurangi
hambatan yang menjadi faktor menurunnya partisipasi masyarakat.
Lebih lanjut, dalam angka, partisipasi pemilu di Indonesia fluktuatif. Untuk Pemilu
legislatif, pada tahun 1955 angka partisipasinya adalah 91,4 persen, kemudian 1971 meningkat
menjadi 96,6 persen, tahun 1977 turun sedikit menjadi 96,5 persen, pada tahun 1982 angkanya
sama di 96,5 persen, kemudian turun menjadi 96,4 persen di tahun 1987, turun lagi menjadi 95,1
persen di tahun 1992, turun lagi menjadi 93,6 persen di tahun 1997, kemudian turun lagi menjadi
92,7 persen di tahun 1999. Pasca reformasi, angka partisipasi dalam Pileg turun kurang lebih
delapan persen menjadi 84,1 persen di tahun 2004, turun drastis lagi menjadi 71 persen di tahun
2009. Dalam dua Pemilu terakhir, angka partisipasi naik. Pada Pileg 2014, naik empat persen
menjadi 75,11 persen, kemudian pada Pileg 2019, naik lagi menjadi 81,69 persen. Terkait Pilpres
dan Pilkada, angkanya lebih rendah lagi. Pada Pilpres tahun 2014, angka partisipasinya hanya
sebesar 69,6 persen. Meningkat pada Pilpres tahun 2019 menjadi 82 persen . Pada Pilkada 2015,
angka partisipasinya 70 persen. Meningkat pada tahun 2018 menjadi 73,2 persen. Pada Pilkada
tahun 2020, angka partisipasi naik lagi menjadi 76,09 persen. (Failaq & Madjid, 2022)
Melalui tulisan ini, diharapkan dapat menjadi acuan untuk meningkatkan partisipatif
masyarakat dalam ber-demokrasi pada Pemilu 2024 nantinya. Sehingga semua masyrakat dapat
menggunakan hak suara nya untuk memilih dan mengurangi penyalahgunaan hak suara.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian yuridis normatif. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan. Metode ini dilakukan dengan
melakukan inventarisasi dan mempelajari data pustaka berupa peraturan perundang-undangan,
buku, jurnal, artikel, dokumen serta website resmi. Teknik analisa data yang digunakan dalam
penelitian ini, yaitu analisis isi (content analisys).
Pembahasan
Demokrasi adalah suatu yang dianggap penting karena merupakan gagasan politik yang
mengandung nilai-nilai yang sangat diperlukan sebagai acuan untuk menata kehidupan berbangsa
dan bernegara yang baik. Dengan kata lain demokrasi dipandang sangat penting karena
merupakan alat yang dapat digunakan untuk mewujudkan kebaikan bersama masyarakat atau
pemerintah yang baik.
Dalam kamus bahasa Indonesia (1996:56), definisi partisipasi adalah: "Hal yang
berkenaan dengan turut serta dalam suatu kegiatan atau berperan serta dalam suatu kegiatan. Jadi,
dapat diartikan bahwa partisipasi adalah suatu bentuk kerjasama yang diberikan apabila suatu
pihak sedang melakukan suatu kegiatan. (Kusmanto, 2014)

Usaha untuk meningkatkan masyarakat partisipatif yaitu ada beberapa faktor : 1.)
Pendidikan Politik: Pendidikan akan menjadi kunci dasar untuk memberdayakan warga,
memperluas pemahaman mereka tentang peran krusial dalam sistem demokratis. Proses ini tidak
hanya mencakup peningkatan pemahaman terhadap hak-hak yang dimiliki, tetapi juga peningkatan
kesadaran akan tanggung jawab dan kewajiban yang melekat dalam partisipasi aktif dalam
kehidupan demokratis. 2.) Teknologi dan Transparansi: Dengan memanfaatkan kemajuan
teknologi, transparansi dalam pemerintahan dapat ditingkatkan, memberikan akses mudah melalui
platform digital. Hal ini memungkinkan partisipasi masyarakat dalam pengawasan proses
pembuatan kebijakan, menjembatani kesenjangan informasi, dan membentuk keterlibatan yang
lebih inklusif dalam pengambilan keputusan. 3.) Dialog Antar-Kelompok: Mendorong interaksi
dialogis antar-kelompok menjadi kunci strategis dalam menanggulangi polarisasi. Melalui dialog,
masyarakat dapat menciptakan ruang untuk pemahaman bersama, memfasilitasi proses kompromi
yang membangun hubungan harmonis, serta memperkuat fondasi kesatuan dalam keragaman.
(Naufal Akma, 2024)

Adapun tantangan dalam meningkatkan partisipatif masyarakat yaitu : 1.) Partisipasi


Rendah: Salah satu tantangan utama adalah rendahnya partisipasi masyarakat yang merasa terasing
dari proses politik, merugikan lembaga demokratis. 2.) Polarisasi Politik: Demokrasi dihadapkan
pada polarisasi yang merugikan, dengan konflik antarpartai dan ketidaksetujuan atas isu krusial.
3.) Ketidaksetaraan Ekonomi: Ketidaksetaraan ekonomi dapat mengancam prinsip demokrasi,
dengan kelompok tertentu mendominasi pengaruh politik. (Naufal Akma, 2024)

Kesimpulan

Indonesia dalam perjalanan berdemokrasi mengalami beberapa periode, hingga saat ini
menjalani periode reformasi. Negara demokrasi, tentunya membenarkan keberadaan partai politik
sebagai pilar dari demokrasi atau pelaksanaan kedaulatan rakyat itu. Hal ini didasari pada
pelaksanaan demokrasi secara tidak langsung dilaksanakan melalui pemilihan umum dalam rangka
menduduki kursi kepemimpinan suatu pemerintahan yang keberadaan partai politik sebagai
peserta pemilihan umum. Partai politik pada pokoknya memiliki kedudukan (status) dan peranan
(role) yang sentral dan penting dalam setiap sistem demokrasi karena memainkan peran yang
penting sebagai penghubung antara pemerintahan negara dengan warga negaranya.
DAFTAR PUSTAKA

Failaq, M. R. F., & Madjid, M. A. S. W. (2022). Tinjauan Demokrasi Partisipatif dan Peluang
Penerapan E-Vote pada Pemilu 2024. Staatsrecht: Jurnal Hukum Kenegaraan Dan Politik
Islam, 2(1). https://doi.org/10.14421/staatsrecht.v2i1.2802

Kusmanto, H. (2014). Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Sosial Politik UMA Partisipasi Masyarakat
dalam Demokasi Politik. Jurnal Ilmu Pemerintahan Dan Sosial Politik, 2(1), 78–90.
http://ojs.uma.ac.id/index.php/jppuma

Naufal Akma, A. (2024). Demokrasi: Tantangan dan Peluang dalam Membangun Masyarakat
Partisipatif. Kumparan.Com. https://doi.org/https://kumparan.com/anggasta-naufal-
akma/21yk3ARtMRA?utm_source=Desktop&utm_medium=copy-to-
clipboard&shareID=gG0zx0iZd7v9

Anda mungkin juga menyukai