Anda di halaman 1dari 3

DEMOKRASI DALAM PEMILU

Oleh : Dino Rafly Priatna


NIM : 20180610160
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

A. PENDAHULUAN
Secara umum pemilihan umum lahir dari konsepsi dan gagasan besar
Demokrasi yang berarti merujuk John Locke dan Rousseau, keterjaminan kebebasan,
keadilan dan kesetaraan bagi individu dalam segala bidang. Dalam demokrasi, ada
nilai-nilai partisipatif dan kedaulatan yang dijunjung tinggi dan harus dijalankan oleh
warga negara dan instrumen negara baik pada level legislatif, yudikatif maupun
eksekutif(Bachtiar, 2014)1
Pemilu adalah wujud nyata demokrasi prosedural, meskipun demokrasi
tidak sama dengan pemilihan umum, namun pemilihan umum merupakan salah
satu aspek demokrasi yang sangat penting yang juga harus diselenggarakan
secara demokratis. Oleh karena itu, lazimnya di negara-negara yang menamakan
diri sebagai negara demokrasi mentradisikan Pemilu untuk memilih pejabat-
pejabat publik di bidang legislatif dan eksekutif baik di pusat maupun daerah.2
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam
tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yg sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara
ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling
mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances(Khairazi, 2015)3.

B. PEMBAHASAN
Demokrasi merupakan konsep umum yang diterapkan di seluruh negara-
negara modern dengan mendasarkan pada prinsip kedaulatan rakyat dan
pemenuhan hak-hak politik warga negara. Perwujudan demokrasi salah
satunya diwujudkan melalui terselenggaranya pemilihan umum sebagai sarana
legalitas dan legitimasi suksesi.4
Prinsip demokrasi dan keadilan dalam pemilihan umum (electoral justice)
adalah keterlibatan masyarakat merupakan hal yang mutlak. Hak masyarakat sangat
mendasar dan asasi sifatnya. Hal ini diamini, sebagaimana dimuat dalam Universal
Declaration of Human Right 1948 yang telah dijamin juga dalam konvenan dan
turunannya, terlebih dalam Convenan on Civil and Political Rights and on Economic,

1
Faradiba Rachman, “Pemilu Indonesia: Kiblat Negara Demokrasi dari Berbagai Representasi”, Jurnal Politik Protektif,
Vol.3 No. 1, 2014.
2
Nanik Prasetyoningsih, “Dampak Pemilihan Umum Serentak bagi Pembangunan Demokrasi Indonesia”, Jurnal Media
Hukum, Vol. 21, No. 2 Desember 2017, hlm. 242
3
Fauzan Khairazi, “Implementasi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia”, Jurnal Inovatif, Volume VIII Nomor I
Januari 2015
4
Syamsudin Haris, (2014), Partai, Pemilu, dan Parlemen Era Reformasi, Jakarta:Yayasan Pustaka Obor Indonesia, hlm. 10
Cultural and social Rights atau yang lumrah disebut dengan International Bill of
Human Rights. (Nasution, 2017)5. Bentuk demokrasi dalam pemilu adalah dengan
adanya partisipasi rakyat. Dapat diketahui bahwa konsep dari demokrasi itu sendiri
adalah dari rakyak, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Pemilu adalah salah satu bentuk
dari demokrasi langsung. Demokrasi langsung adalah bentuk demokrasi di mana
setiap orang untuk memilih suara dalam memutuskan keputusan (Novianty dkk.,
2019).6 Dalam sistem ini, setiap orang mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu
kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung pada situasi politik.
Partisipasi politik masyarakat turut menjadi perangkat penting karena teori demokrasi
yang menyebutkan bahwa perlunya partisipasi politik masyarakat pada dasarnya
disebabkan bahwa masyarakat tersebutlah yang paling mengetahui apa yang mereka
kehendaki.7Perwujudan azas demokrasi dalam pemilu dibuktikan dengan
dilibatkannya rakyat secara insentif dalam memutuskan kebijak-kebijakan dalam
pemerintahan. Sebagai elemen kunci pelaksanaan demokrasi, tentu saja Pemilu harus
diselenggarakan secara demokratis pula. Pemilu harus mencerminkan prinsip dan nilai
demokrasi, serta dapat menjadi jalan bagi pelaksanaan demokrasi itu sendiri. Sifat
demokratis Pemilu diperlukan untuk menjaga bahwa Pemilu sebagai suatu mekanisme
demokrasi dapat mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.(Mh, 2015)8

C. KESIMPULAN
Demokrasi dalam pemilu diwujudakan dengan adanya partisipasi rakyat secara
aktif. Pemilu merupakan salah satu bentuk demokrasi langsung. Demokrasi dalam
pemilu artinya pemimpin yang dipilih berdasarkan kebutuhan dan keinginan rakyat
tanpa ada paksaan dari siapapun.

5
Latifah, “Pemilu dan Kedaulatan Rakyat”, Jurnal Hukum dan Keadilan Vol. 1 No 9 b
6
Fety Noviaty, “Implementasi Prinsip – Prinsip Demokrasi dalam Pemilihan Rektor IKIP PGRI Pontianak” Jurnal
Pendidikan Kewarganegaraan Vol 3 No 1
7
Mariam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik, Gramedia, Jakarta, 1982, hlm. 1-5
8
Sarbaini, “ Demokratis dan Kebebasan Memilih Warga Negara dalam Pemilihan Umum, Jurnal Inovatif, Volume VIII
Nomor I Januari 2015
DAFTAR PUSTAKA

Buku

Mariam Budiardjo, Partisipasi dan Partai Politik, Gramedia, Jakarta, 1982,

Syamsudin Haris, (2014), Partai, Pemilu, dan Parlemen Era Reformasi, Jakarta:Yayasan Pustaka Obor
Indonesia,

Jurnal

Faradiba Rachman, “Pemilu Indonesia: Kiblat Negara Demokrasi dari Berbagai Representasi”, Jurnal Politik
Protektif, Vol.3 No. 1, 2014.

Fauzan Khairazi, “Implementasi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia”, Jurnal Inovatif, Volume
VIII Nomor I Januari 2015

Fety Noviaty, “Implementasi Prinsip – Prinsip Demokrasi dalam Pemilihan Rektor IKIP PGRI Pontianak”
Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Vol 3 No 1

Latifah, “Pemilu dan Kedaulatan Rakyat”, Jurnal Hukum dan Keadilan Vol. 1 No 9 b

Nanik Prasetyoningsih, “Dampak Pemilihan Umum Serentak bagi Pembangunan Demokrasi Indonesia”,
Jurnal Media Hukum, Vol. 21, No. 2 Desember 2017

Sarbaini, “ Demokratis dan Kebebasan Memilih Warga Negara dalam Pemilihan Umum, Jurnal Inovatif,
Volume VIII Nomor I Januari 2015

Anda mungkin juga menyukai