HTN
PEMILU Di Indonesia
DI SUSUN :
Nama : Tegar Adyaksa sw
Kelas : j1
Nim : 201003742017922
Dosen Pengampu : Dr. Hadi Karyono.SH.MHum
A Latar Belakang
Pemilihan umum merupakan bentuk implementasi dari sistem demokkrasi
juga dari penerapan sila keempat Pancasila dan pasal 1 (2) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu merupakan mekanisme untuk
memilih wakil rakyat di badan Eksekutif maupun Legislatif di tingkat
pusat maupun daerah.Pemilihan umum di Indonesia sejak 1955 hingga
saat ini yang terakhir di Pemilu serentak 2019 mengalami banyak sekali
perubahan dari aspek kerangka hukum, penyelenggara, tahapan, peserta,
kelembagaan, Pelanggaran, maupun manajemen pelaksaannya. Salah satu
ukuran dalam menilai sukses nya penyelenggaraan pemilihan umum
adalah partispasi politik yang diwujudkan dengan pemberian hak suara
oleh masyarakat yang telah mempunyai hak pilih. Boleh dikatakan bahwa
semakin tinggi partipasi masyarakat dalam pemilahan umum itu lebih
baik.1 Sebaliknya, tingkat partispasi yang rendah pada umumnya dianggap
sebagai tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak
warga tidak menaruh perhatian terhadap negara.
Pemilihan umum tidak lahir tanpa tujuan tetapi untuk memilih para wakil
rakyat dalam rangka mewujudkan pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat.
Menurut liphart bahwa demokrasi, lembaga perwakilan dan pemilihan
umum merupakan tiga konsep yang sangat terkait dan tak bisa dielakkan.4
Untuk itu partisipasi masyarakat jelas di perlukan agar dapat
mengimplementasikan makna demokrasi secara mutlak
Pemilihan umum penting untuk diselenggarakan secara berkala
disebabkan oleh beberapa sebab. Pertama, pendapat atau aspirasi rakyat
mengenai berbagai aspek kehidupan bersama dalam masyarakat bersifat
dinamis, dan , pberkembang dari waktu ke waktu. Kedua, disamping
pendapat rakyat yang berubah dari waktu ke waktu, kondisi kehidupan
bersama dalam masyarakat dapat pula berubah karena dinamika dunia
Intenasional atau faktor dalam negeri sendiri, baik karena faktor internal
manusia maupun faktor eksternal.6Ketiga, perubahan-perubahan aspirasi
dan pendapat rakyat juga dapat dimungkinkan terjadi karena pertambahan
jumlah penduduk dan rakyat yang dewasa, terutama para pemilih baru
belum tentu mempunyai sikap yang sama dengan para orang tua mereka
sendir. Keempat, pemilihan umum perlu diadakan secara terarur untuk
maksud menjami terjadinya pergantian kepimpinan negara, baik dari
cabang kekuasaan eksekutif maupun legislatif.
Di dalam pemilu tahun 2019 ini akan berbeda dengan pemilu sebelumnya,
karena sesuai dengan putusan Makakamah Konstitusi Nomor 14/PUU-
XI/2013 pemilu di tahun 2019 akan dilakukan secara serentak. Dengan
putusan tersebut pemilu di Tahun 2019 di lakukan dengan lima kotak
suara, yaitu untuk Presiden dan Wakil Presiden, Dewan Perwakilan
Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di tingkat Pusat,
Provinsi, Kabupaten/Kota. Makamah menyatakan pemilu serentak adalah
upaya untuk menghindari tawar menawar politik yang bersifat taktis demi
kepentingan sesaat, sehingga tercipta negosiasi dan koalisi strategis partai
politik untuk kepentingan yang lebih panjang.
B. Rumusan Masalah
Alasan dan fungsi pemilu Pemilu sebagai wujud demokrasi dan salah satu
aspek yang penting untuk dilaksanakan secara demokratis. Semua
demokrasi modern melaksanakan pemilihan. Namun tidak semua
pemilihan adalah demokratis. Karena pemilihan secara demokratis bukan
sekedar lambang, melainkan pemilihan yang harus kompetitif, berkala,
inklusif (luas), dan definitif untuk menentukan pemerintah. Terdapat dua
alasan mengapa pemilu menjadi variabel penting suatu negara, yakni:
Pemilu merupakan suatu mekanisme transfer kekuasaan politik
secara damai. Legitimasi kekuasaan seseorang atau partai politik
tertentu tidak diperoleh dengan cara kekerasan. Namun
kemenangan terjadi karena suara mayoritas rakyat didapat melalui
pemilu yang fair.
Demokrasi memberikan ruang kebebasan bagi individu. Pemilu
dalam konteks ini, artinya konflik yang terjadi selama proses
pemilu diselesaikan melalui lembaga-lembaga demokrasi.
Peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik
atau gabungan partai politik, hal ini didasarkan pada Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004. Ketentuan ini kemudian diubah dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada
juga bisa berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh
sejumlah orang. Undang-undang ini menindaklanjuti keputusan
Mahkamah Konstitusi (MK) yang membatalkan beberapa pasal
menyangkut peserta Pilkada dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004.
Pemilu pada masa orde baru ini sistemnya sama yaitu menganut
sistem perwakilan berimbang (porposional), dan peserta pemilu
yaitu: Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Golongan Karya, dan
Partai Demokrasi Indonesia.
D. Kampanye
Sebelum dilakukan pemungutan suara, partai politik
peserta pemilu diberikan kesempatan untuk
berkampanye. Pada kampanye pemilu rakyat
mempunyai kebebasan untuk menghadiri
kampanye.Pelaksanaan kampanye pemilu dilaksanakan
Sejak 3 hari setelah calon peserta ditetapkan sebagai
peserta pemilu sampai dengan dimulainya masa tenang,
masa tenang yang dimaksud berlangsung 3 hari
sebelum hari pemungutan suara. Materi kampanye
pemilu berisi program peserta pemilu, dalam
menyampaikan materi kampanye hendaknya dilakukan
dengan cara yang sopan, tertib, dan mendidik.
Penyelenggaraan Pilkada
Pihak yang menyelenggarakan pilkda adalah KPUD
provinsi dengan bantuan KPUD kabupaten/kota. Tujuan
dilaksanakannya pilkada adalah untuk memilih kepala
daerah. Pemilihan kepala daerah dan wakilnya diatur
melalui peraturan pemerintah no 6 tahun 2005 tentang
pemilihan, pengesahan, pengangkatan, dan pemberhentian
kepala daerah dan wakil kepala daerah.