Hampir tak ada sistem pemerintahan yang bersedia menerima cap tidak
demokratis, maka hampir tak ada sistem pemerintahan yang tidak menjalankan
pemilu. Pemilu pada hakikatnya merupakan sistem penjaringan pejabat publik
yang banyak digunakan oleh negara-negara didunia dengan sistem
pemerintahan demokrasi. Bagi sejumlah negara yang menerapkan atau
mengklaim diri sebagai negara demokrasi (berkedaulatan rakyat), pemilu
memang dianggap sebagai lambang sekaligus tolak ukur utama dan pertama
dari demokrasi. Artinya, pelaksanaaan dan hasil pemilu merupakan refleksi dari
suasana keterbukaan dan aplikasi dari nilai dasar demokrasi, disamping perlu
adanya kebebasan berpendapat dan berserikat yang dianggap cerminan
pendapat warga negara. Alasannya, pemilu memang dianggap akan melahirkan
suatu representatif aspirasi rakyat yang tentu saja berhubungan erat dengan
legitimasi bagi pemerintah. Melalui pemilu, demokrasi sebagai sistem yang
menjamin kebebasan warga negara terwujud melalui penyerapan suara sebagai
bentuk partisipasi publik secara luas. Dengan kata lain bahwa pemilu merupakan
simbol daripada kedaulatan rakyat.
Sesuai dengan apa yang dicantumkan dalam pembukaan dan pasal 1 UUD 1945
Indonesia menganut asas kedaulatan rakyat, yang dimaksudkan disini adalah
kedaulatan yang dipunyai oleh rakyat itu antara lain tercermin dilaksanakan
Pemilu dalam waktu tertentu. Karenanya Pemilu adalah dalam rangka untuk
memberi kesempatan kepada warga negara untuk melaksanakan haknya,
dengan tujuan :
Ditinjau dari sudut kelompok warga negara yang tergabung dalam partai, politik,
pemilu sangat besar artinya bagi partai politik karena bermanfaat :
Dengan demikian, maka pada dasarnya pemilu sangat penting artinya bagi
warga negara, partai politik, dan pemerintah. Bagi pemerintah yang dihasilkan
dari pemilu yang jujur, berarti pemerintah itu mendapat dukungan yang
sebenarnya dari rakyat, tetapi sebaliknya jika pemilu dilaksanakan tidak dengan
jujur, maka dukungan rakyat tersebut hanya bersifat semu.
b) Pemilu II 1977
Pemilu kedua dibawah UUD 1945 telah dilaksanakan pada tahun
1977 dan Anggota DPR dan MPR hasil pemilu telah dilantik pada
tanggal 1 Oktober 1977. Pemilu dilaksanakan berdasarkan UU No. 4
tahun 1975.
d) Pemilu IV 1987
Pemilu 1987 dilaksanakan berdasarkan UU No. 1 Tahun 1985 dan
diikuti oleh 3 kontestan yaitu Golkar, PPP, dan PDI. Pemilu 1987 tetap
dimenangkan oleh Golkar dengan 299 kursi (73,16% suara).
Sementara PPP 61 kursi (15,97% suara) dan PDI 40 kursi (10,87%
suara).
e) Pemilu V 1992
Pemilu 1992 dilaksanakan berdasarkan Tap. No. III/MPR/1988, yang
diikuti oleh 3 kontestan peserta pemilu, yaitu Golkar, PPP, dan PDI.
f) Pemilu VI 1997
Pemilu 1997 dilaksanakan berdasarkan Tap. No. II/MPR/1993. Dalam
sidangnya MPR menetapkan Soeharto sebagai Presiden dan B.J.
Habibi sebagai Wakil Presiden.
DAFTAR PUSTAKA