Anda di halaman 1dari 19

MATERI KULIAH

PENGANTAR ANTROPOLOGI HUKUM

I. Pengantar
Antropologi adalah Ilmu yang mempelajari manusia baik dari segi Fisik maupun dari
segi Budayanya.
 Antropologi fisik terbagi 2 yaitu:
1. Paleoantropologi: mempelajari asal usul terjadinya manusia dengan cara penggalian
tanah untuk menemukan fosil-fosil kerangka manusia purba yang tersimpan dlm
lapisan bumi.
2. Antropologi fisik dalam arti sempit: mempelajari berbagai macam tubuh manusia
baik nampak (fenotifik) maupun yg tidak nampak (genotifik).
 Antropologi budaya awalnya terbagi 3:
1. Etnolinguistik atau Antropologi Bahasa
2. Pra-sejarah atau pra-histori: mempelajari perkembangan dan persebaran manusia
dimuka bumi.
3. Etnologi atau ilmu bangsa-bangsa: mempelajari berbagai suku bangsa dan
kebudayaannya.

II. Pengertian
 Antropologi hukum merupakan spesialisasi dari antropologi budaya yg secara
khusus menyoroti kebudayaan manusia yg berkaitan dgn hukum.
 Antropologi Hukum adalah Ilmu pengetahuan (logos) tantang manusia (antropos)
yang bersangkutan dengan hukum.
 Manusia–bermasyarakat–bergaul–berbudaya (baik primitif maupun modern).
 Budaya hukum yaitu segala bentuk prilaku budaya manusia yang berkaitan dgn
masalah hukum.
 Masalah hukum dalam A.H. bukan saja yg tidak tertulis, tertulis, tapi juga latar
belakang kenapa masalah hukum itu terjadi.
III. Manfaat dan Tujuan
1. Bagi kalangan teoritis seperti: para ilmuwan, para peneliti ilmiyah hukum,
mahasiswa dan lainnya yang cendrung memikirkan dan mengamati kemajuan ilmu
pengetahuan.
- Untuk mengetahui latar belakang pandangan hidup suatu masyarakat.
- Untuk mengetahui sturktur dalam suatu masyarakat.
- Untuk mengetahui bagaimana cara para anggota masyarakat berprilaku dalam
memelihara lembaga hukum yang ada.
- Akirnya: para teoritis mampu memberikan saran-saran serta solusi dalam
memperbaiki peraturan hukum yang ada atau melakukan perubahan terhadap
peraturan hukumtersebut.
2. Bagi praktisi hukum seperti: pembentuk hukum, pelaksana hukum dan para
penegak hukum.
- Pembentuk hukum dapat memahami latar belakang budaya dan prilaku
masyarakatnya, sehingga dalam membuat suatu peraturan sesuai dengan yang
diharapkan oleh masyarakat yang bersangkutan.
- Pelaksana hukum dalam melaksanakan peraturan tidak akan bertentangan dengan
latar belakang budaya suatu masyarakat, karena pelaksana hukum itu mengerti
tentang kehidupan masyarakatnya.
- Penegak hukum dalam menerapkan suatu peraturan tidak akan bertentangan
dengan rasa keadilan bagi suatu masyarakat, karena penegak hukum mengerti
latar belakang budaya masyarakat yang bersangkutan.

3. Bagi praktisi politik seperti: pejabat instansi pemerintahan, anggota DPR,


permusyawaratan desa, para pengurus dan anggota parpol, dan lain-lain.
Manfaatnya:
- Menyadari bahwa aturan-aturan hukum dan kebijaksanaan-kebijaksanaan umum
itu adalah prilaku manusia, dimana hukum itu adalah akibat prilaku politik
manusia.
- sebagai tolok ukur sejauh mana para praktisi itu berprilaku politik dan berprilaku
hukum.
4. Bagi pergaulan masyarakat.
- Akan dapat memberikan pemahaman terhadap latar belakang budaya dimasing-
masing masyarakat yang ada di Indonesia bahkan dunia pada umumnya.
- Akhirnya: tidak terjadi /atau mengurangi kesalahpahaman antara masyarakat yang
satu dengan yang lainnya.

Metode Pendekatan
1. Metode Historis yaitu mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya dengan
kacamata sejarah.
- Kebiasaan adalah prilaku manusia yang berulang-ulang.
- Adat adalah kebiasaan yang di ikuti oleh masyarakat
- Hukum adat adalah adat kebiasaan yang dipertahankan oleh masyarakat
- Hukum perundangan adalah peraturan yang dibuat oleh penguasa untuk ketertiban
masyarakat dalam bernegara.
2. Metode Normatif–Eksploratif yaitu mempelajari manusia dan budaya hukumnya
dengan bertitik tolak pada norma-norma hukum yang sudah ada, baik dalam bentuk
kelembagaan maupun dalam bentuk prilaku.
Metode ini tidak semata-mata melihat sesuatu dari kaca mata hukumnya saja akan
tetapi lebih kepada kenyataan yang berlaku dalam masyarakat guna mengetahui latar
belakang peilaku manusianya.
3. Metode Diskriptif Prilaku yaitu mempelajari perilaku manusia dan budaya hukumnya
dengan melukiskan situasi hukum yang nyata terjadi dalam masyaraat.
4. Metode Studi Kasus yaitu mempelajari kasus-kasus atau peristiwa hukum yang terjadi
dalam masyarakat.

Antropologi Hukum Dengan Ilmu Lainnya


A. Antropologi Hukum dgn Hukum Adat
- AH dan HA tidak sama pengertiannya ,walaupun dalam mempelajarinya sama-sama
dimulai dari masyarakat yang sederhana.
- Antropologi hukum adalah spesialisasi dari antropologi budaya. Dan
- Hukum Adat merupakan bagian dari ilmu hukum.
Perbedaan Antropologi hukum dan Ilmu hukum adat
Antropologi Hukum Ilmu Hukum Adat
a Objeknya, prilaku manusia menyangkut Objeknya, norma-norma hukum diluar
hukum hukum perundangan
b Metode pendekatan holistic Metrode pendekatan normative yuridis
(menyeluruh) (mengkhusus)
c Penelitian lebih banyak dilapangan Penelitian lebih banyak bersifat
kepustakaan dan dokumentasi, dengan
dengan titik perhatian kasus perselisihan
memperhatikan norma yang ideal
d Norma-norma hukum yang nyata Norma hukum yang dikehendaki berlaku
berlaku pada titik akhir pada titik awal
e
.
B. Antropologi hukum dan Etnologi.
Etnologi (bahasaYunani, etnos=bangsa) adalah ilmu bangsa-bangsa, yang mempelajari
unsur-unsur atau masalah kebudayaan suku bangsa dan masyarakat suatu daerah diseluruh
dunia, untuk mengetahui tentang sejarah dan proses evolusi serta persebaran kebudayaan
manusia dibumi.
BAB I

AZAS-AZAS DAN RUANG LINGKUP ILMU ANTROPOLOGI

Fase yang pertama


Fase pertama terjadi sekitar sebelum abad 1800. Peran penting di fase ini adalah
kedatangan orang eropa barat di Afrika, Asia dan Amerika. Adanya pengaruh besar dari
orang – orang eropa barat terhadap perkembangan pengetahuan. Sedikit demi sedikit dapat
mengumpulkan suatu pengetahuan baru yang berisi tentang deskripsi adat-istiadat , bahasa
yang digunakan , ciri masing-masing suku dan lain –lain. Di dalam fase pertama ini muncul
bahan pengetahuan etnografi. Dimana hal itu merupakan dasar dari ilmu Antropologi.
Pengetahuan etnografi hendaknya perlu dikuasai oleh para antropolog. Pengertian
pengetahuan etnografi itu sendiri adalah tentang deskripsi mengenai suatu suku bangsa.

Fase yang kedua


Fase kedua ini terjadi sekitar pertengahan Abad ke 19 . “ Cara berpikir tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut : Masyarakat dan kebudayaan manusia telah berevolusi dengan
sanga lambat dalam satu jangka waktu bribu-ribu tahun lamanya, dari tingkat-tingkat yang
endah , melalui beberapa tingkat antara, sampai ke tingkat – tingkat tertinggi .”
( Koentjaraningrat : 1981 : Hal . 3 ).Dari hal tersebut kita bisa menggambarkan bahwa pola
pikir masyarakat di dalam fase kedua ini sudah mulai berevolusi. Penyusunan etnografinya
pun sudah menggunakan pola pikir yang demikian.
“ Dengan demikian pada fase perkembangannya yang ke – II ini ilmu Antropologi berupa
suatu ilmu yang akademikal dengan tujuan yang dapat dirumuskan sebagai berikut :
mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk mendapat suatu
pengertian tentang tingkat-tingkat kuno dalam sejarah evolusi dan sejarah penyebaran
kebudayaan manusia. “ (Koentjaraningrat : 1981 : Hal. 4)

Fase ketiga
Fase ketiga ini terjadi di awal abad ke 20. “ Mempelajari bangsa di luar Eropa itu penting ,
karena bangsa-bangsa itu pada umumnya masih mempunyai masyarakat yang belum
kompleks seperti masyarakat bangsa-bangsa Eropa. Suatu pengertian masyarakat yang tak
komplek akan menambah juga pengertian masyarakat yang kompleks “( koentjaraningrat :
1981 : Hal 4 ). Dari hal tersebut kita bisa mengerti bahwa masyarakat yang kompleks itu
seperti apa dan masyarakat yang belum kompleks itu seperti apa . Ini yang perlu diketahui
oleh para antropolog untuk bisa memahami masyarakat dari segala aspek. Dari pengertian
tersebut kita dapat menyimpulkan bangsa selain bangsa eropa barat masih ada yang
dianggap belum kompleks masyarakatnya. Mempelajari bangsa lain memang penting untuk
para antropolog sebagai pembanding dan pelengkap ilmu yang sudah ada.

Fase keempat
Fase ini terjadi setelah tahun 1930 .di dalam fase ini perkembangan ilmu pengetahuan
mulai semakin sempurna dan universal . Dengan hal tersebut para antropolog memang
diwajibkan untuk mengembangkan penelitian lapangan dengan pokok dan tujuan yang baru
yaitu untuk perkembangan pengetahuan yang selalu dan terus baru. “ Mengenai
tujuannya , ilmu Antropologi yang baru dalam fase perkembangannya yang keempat ini
dapat dibagi dua , yaitu tujuan akademika dan tujuan praktisnya. Tujuan Akademikalnya
adalah : mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada umumnya dengan
mempelajari anekawarna bentuk fisiknya , masyarakat, serta kebudayannya. Karena di
dalam praktek ilmu antropologi biasanya mempelajari masyarakat suku-bangsa , maka
tujuan praktisnya adalah : mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat suku
bangsa guna membangun masyrakat suku bangsa itu . ” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 6 )

Hubungan antara ilmu Antropologi dengan ilmu-ilmu yang lainnya dalam buku Pengantar
Ilmu Antropologi oleh Koentjaraningrat :
1. Hubungan antara ilmu geologi dan Antropologi
2. Hubungan antara imu paleontologi dan antropologi
3. Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi
4. Hubungan antara imu kesehatan masyarakat dan antropologi
5. Hubungan antara ilmu psikiatri dan antropologi
6. Hubungan antara ilmu linguistik dengan antropologi
7. Hubungan antara ilmu arkeologi dengan antropologi
8. Hubungan antara ilmu sejarah dengan antropologi
9. Hubungan antara ilmu geografi dengan antropologi
10. Hubungan antara ilmu ekonomi dengan antropologi
11. Hubungan antara ilmu hukum dengan antropologi
12. Hubungan antara ilmu administrasi dengan antropologi
13. Hubungan antara ilmu politik dan antropologi

Metode ilmiah dari Antropologi


Metode ilmiah dari suatu ilmu pengetahuan adalah segala jalan atau cara dalam
rangka ilmu tersebut , untuk sampai kepada kesatuan pengetahuan. (koentjaraningrat : 1981
: Hal 41 )
Tahap-tahap yang dilakukan saat menggunakan metode yang ilmiah dalam ilmu
antropologi:
1. Pengumpulan fakta
2. Field Notes
3. Penentuan ciri – ciri umum dan sistem
4. Verifikasi
BAB II

MAKHLUK MANUSIA

Evolusi ciri-ciri biologi


- Perubahan dalam proses keturunan
- Proses percabangan makhluk primat
Mutasi adalah suatu proses yang berasal dari dalam organisma . Suatu gen yang telah lama
diturunkan dari angkatan ke angkatan bribu-ribu tahun lamanya , pada saat ge itu terbentuk
karena adanya zyogte yang baru dapat berubah sedikit sifatnya. ( Koentjaraningrat:1981:
hal 68)
- Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Mongoloid
adalah Pithecantropus Pakinensis.
- Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Kaukasoid
adalah Homo Sapiens Cromagnon.
- Makhluk manusia Homo Sapiens yang pertama kali menunjukan ciri dari ras Negroid
adalah Homo Sapiens Asselar.

Aneka warna manusia


Metode yang harus diperhatikan saat mengklasifikasi suatu ras adalah dapat dilihat dari
cirri lahir hingga cirri-ciri morfologi pada tubuh manusia seperti warna kulit, rambut, serta
ukuran tinggi badan,berat badan dan lain-lain. Pada saat sekarang , semakin
berkembangnya suatu pengetahuan mucul pula konsep-konsep baru mengenai
pengklasifikasian ras ini. Munculah teori klasifikasi filogenetik. Klasifikasi filogenetik ini
sebagai pelengkap dari suatu pengindentifikasian suatu ras yang melihat dari cirri-ciri
genotipnya yang melihat asal-usul antar ras serta percabangannya.
BAB III
KEPRIBADIAN
Definisi kepribadian
Menurut Prof. Laksono dalam kuliah pengantar antropologi I definisi kepribadian
adalah membicarakan unsur-unsur kesadaran akal dan jiwa yang membuat kita menjadi
pribadi yang unik dalam bertingkah laku. Definisi tersebut juga terdapat di dalam Buku
Pengantar Ilmu Antropologi karangan Koentjaraningrat yang serupa dengan pengertian
tentang kepribadian itu sendiri.
Unsur-unsur Kepribadian
Disposisi mental
“Seluruh penggambaran , apersepsi, pengamatan, konsep dan fantasi merupakan unsur-
unsur pengetahuan seorang individu yang sadar” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal 105 ). Dari
hal tersebut kita bisa melihat bahwa di dalam hal kepribadian kita juga mengalami disposisi
mental ketika individu itu sadar.
Apresepsi
Hasil pertemuan antara gambaran-gambaran yang lama dengan gambaran – gambaran yang
baru. Apresepsi itu sendiri equivalen dengan persepsi. Dengan kata lain apresepsi itu adalah
tindak lanjut setelah menentukan atau setelah terjadi disposisi mental
Persepsi
Persepsi ini muncul ketika gambarn-gambaran yang lama dan baru kita fokuskan lebih jauh
atau dengan kata lain gambaran yang dfokuskan secara intensif . Persepsi sendiri dilakukan
setelah terjadi Apersepsi. Sedangkan persepsi biasanya terfokus pada “FAKTA”.
Konsepsi
Gambaran –gambaran abstrak yang kita miliki. Tentunya masih berkaitan dengan hubungan
antar fakta.
Naluri
Perasaan yang terkandung dalam sistem organismenya atau tingkah laku yang sudah
mendarah daging. Contoh : mahasiswa tidak lepas dari tas.
Perasaan : Kehendak / Keinginan / Emosi
Ketika manusia memeiliki kehendak karena memiliki rasa untuk memiliki disaat itulah
terjadi yang namanya emosi. Emosi ini sendiri muncul bisa positif bisa juga negatif.
Pengetahuan
Pengetahuan dapat memperkuat suatu pendapat karena yang dihasilkan adalah pengetahuan
dan pengetahun itu bersifa selalu baru.
Fantasi
Gambaran atau khayalan seseorang yang dapat menimbulkan “kreatif”. Kreatif ini
hubungan antara konsep dengan fantasi.
BAB IV
MASYARAKAT
Pengertian masyarakat
Seperti halnya yang pernah di katakan oleh Prof Laksono mengenai pengertian dari
masyarakat itu sendiri adalah suatu kesatuan hidup yang dibuat manusia denga
mengandalakan suatu struktur (tatanan sosial ).
Sama halnya dengan definisi masyarakat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi oleh
Koentjaraningrat. “ Masyarakat dalam bahasa inggris dipakai istilah society yang berasal
dari kata Latin socious , yang berarti kawan . Istilah masyarakat itu sendiri berasal dari akar
kata Arab Syaraka yang berarti ikut serta, berpartisipasi . ” ( koentjaraningrat : 1981 : Hal
144).
“Definisi masyarakat secara khusus dapat kita rumuskan sebagai berikut : Masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu , dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama . ”
(koentjaraningrat : 1981 : Hal 146-147).
Kita memang tidak boleh terlalu termakan oleh Altrulisme karena Altrulisme ini bisa
bersifat positif dan negatif. Kolektiva itu penting jika itu baik. Contohnya saat Altrulisme
bersifat negatif kasus terorisme , sedangkan yang baik contohnya kolektiva yang terbangun
di dalam gen atau kekerabatan.
Masyarakat bisa dikatakan sebagai suatu bentuk komunitas karena orang yang sama
berkumpul di luar sistem ( Victor Turner). “Adanya prasarana untuk berinteraksi memang
menyebabkan bahwa warga dari suatu kolektif manusia itu akan saling berinteraksi.”
(koentjaraningrat : 1981 : Hal 144).

Perbedaan antara Golongan dan Kategori


Kategori :àBahasa Asingàberhubungan dengan hirarki(E.Durkhem,Marx)
àYang membuat orang lain
Golongan : dibuat oleh yang bersangkutan, berhadapan dengan struktur
sosial, hirarkinya tidak terlihat jelas
Unsur-unsur masyarakat
Berikut adalah unsur-unsur masyarakat, antara lain : (Koentjaraningrat : 1981: Hal 143).
Kategori sosial
“Kesatuan manusia yang terwujudkan karena adanya suatu ciri atau suatu kompleks ciri-
ciri obyektif yang dapat dikenakan kepada manusia-manusia itu “( koentjaraningrat : 1981 :
Hal 149). Penilaian secara objektif ini lah yang membuat orang lain . Maka dari itu berarti
kategori sosial terbentuk karena adanya penilaian dari orang lain mengenai ciri yang
dikenakan manusia.
Golongan Sosial
Yang membedaka anatara kategori dengan golongan adalah jika golongan sosial ini
memang memiliki kesadaran identitas yang tumbuh dan menjadi bentuk respon atau reaksi
terhadap sesuatu. Dibuat oleh orang yang bersangkutan serta dihadapkan oleh struktur
sosial namun hirarkinya tidak sejelas kategori.
Komunitas
Kelompok dan Perkumpulan
Menurut C.H Cooley yang membedakan dua aspek hubungan antara kelompok yaitu
primary group dan secondary group.
Menurut Tonnies yang membedakan dua masyarakat yaitu Gemeinschaft dan Gesellschaf.
Tabel perbedaan antara kelompok dengan perkumpulan (Koentjaraningrat : 1981: Hal 158):
Kelompok Perkumpulan
Primary Group Association
Gemeinschaft Gesellschaft
Solidarite mechanique Solidariteorganique
Hubungan Familistic Hubungan contractual
Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan dan Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum
karisma
Hubungan berazas perorangan Hubungan anonim&berazasguna

“Syarat dari konsep masyarakat yaitu kerumunan , kategori sosial dan golongan sosial”
(koentjaraningrat : 1981 : Hal 160-161).
INTEGRASI MASYARAKAT
“Struktur sosial . Dalam hal menganalisa masyarakat , seorang peneliti memerinci
kehidupan masyarakat itu ke dalam unsur-unsurnya yaitu pranata, kedudukan sosial dan
peranan sosial. “( koentjaraningrat : 1981 : Hal 171). Fungsi dari struktur sosial adalah
sebagai pengendali di dalam masyarakat yang memiliki batasan-batasan tertentu di dalam
bermasyarakat.
BAB V
KEBUDAYAAN
“ Menurut imu antropologi , kebudayaan dalah : keseluruhan sistem gagasan , tindakan ,
hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar”.(Koentjaraningrat : 1981 : Hal 180). Kata kebudayaan itu sendiri
diambil dari bahasa sansekerta yang berasal dari kata Budhayah yang berarti budi atau akal.
Kesimpulannya adalah bagian dari bud dan bagian dari akal. Pengertiannya adalah segala
tindakan yang berhubungan dengan budaya maka akal dan budi ikut berperan dalam
beberapa hal yang berupa cipta, rasa dan karsa.Maka dari itu kebudayaan adalah hasil dari
cipta, karsa dan rasa.
Perbedaan kebudayaan dengan peradaban terletak pada penyebutan unsur dan bagian –
bagian dari kebudayaan. “ peradaban “ juga sering dipakai untuk istilah istilah teknologi,
pengetahuan,seni dan lain-lain.

Tiga Wujud Kebudayaan ( Koentjaraningrat : 1981 : Hal 186 )


1. Sebagai suatu kompleks dari ide-ide , gagasan , nilai, norma , peraturan , dan
sebagainya
2. Sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat
3. Kebudayaan sbagai benda hasil karya manusia.
Wujud yang pertama bisa dikatan sebagai wujud dari sistem kebudayaan atau Cultural
system. Sedangkan wujud yang kedua adalah sebagai wujud dari Sistem sosial atau Social
System . Wujud yang ketiga adalah bisa dikatakan sebagai kebudayaan fisik.
7 Unsur kebudayaan Universal menurut Koentjaraningrat:
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial
4. Sistem pralatan hidup dan teknologi
5. Sistem mata pencaharian
6. Sistem religi
7. Kesenian
BAB VI
DINAMIKA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
Konsep mengenai masyarakat dan kebudayaan
Melalui berbagai proses seperti:
1. Internalisasi
2. Sosialisasi
3. Enkulturasi
Proses Evolusi budaya melalui :
1. Difusi : Penyebaran budaya
2. Akulturasi : Pencampuran budaya
3. Asimilasi : Proses yang timbul bila ada latar belakang masyarakat yang berbeda-
beda , berinteraksi dalam jangka waktu yang lama dan intensif, unsur-unsur
kebudayaan campuran.
4. Inofasi : Suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam , energi,
teknologi dan lain lain hal ini yang menyebabkan adanya pembaruan kebudayaan.
5. Discovery : Penemuan dari suatu unsur kebudayaan yang baru., baik berupa suatu
alat baru , suatu ide baru yang diciptakan oleh seorang individu , atau suatu
rangkaian dari beberapa individu dalam masyarakat yang bersangkutan.
BAB VII
ANEKA WARNA MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN

“Konsep “daerah kebudayaan” atau culture area merupakan suatu penggabungan atau
penggolongan ( yang dilakukan oleh ahli antropologi) dari suku-suku bangsa yang dalam
masing-masing kebudayaan yang beranekawarna mempunyai beberapa unsure dan cirri
yang menyolok serta serupa. Demikian system penggolongan daerah kebudayaan
sebenarnya merupakan suatu system klasifikasi yang mengklaskan beranekawarna suku
bangsa yang tersebar di suau daerah atau benua besar ke dalam golongan –golongan
berdasarkan atas beberapa persamaan unsure dalam kebudayaannya. “( Koentjaraningrat :
1981: hal 272)

Daerah kebudayaan di Amerika Utara


- Eskimo
- Yukon Mackenzie
- Pantai barat laut
- Dataran tinggi
- Plains
- Hutan timur
- Kalifornia
- Barat daya
- Tenggara
- Meksiko

Daerah kebuayaan Amerika Latin


- Cacique
- Andes
- Andes selatan
- Rimba Tropik
- Berburu dan meramu
Daerah kebudayaan Afrika
- Afrika utara
- Hilir Nil
- Sahara
- Sudan Barat
- Sudan timur
- Hulu tengah Nil
- Afrika tengah
- Hulu selatan Nil
- Tanduk Afrika
- Pantai Guinea
- Bantu Khatulistiwa
- Bantu Danau-danau
- Bantu timur
- Bantu Tengah
- Bantu barat daya
- Bantu tenggara
- Choisan
- Madagaskar

Derah kebudayaan Asia


- Asia tenggara
- Asia selatan
- Asia barat daya
- Cina
- Steppa Asia tengah
- Siberia
- Asia Timur laut
BAB VIII
ETNOGRAFI
Batas –batas dari masyarakat , bagian suku bangsa yang menjadi pokok nyata dari deskripsi
etnografi. Menurut koentjaraningrat dalam buku “ Introduction to Cultural
Anthropology”. :
1. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh satu desa maupun lebih
2. Kesatuan masyarakat yang terdiri dari penduduk yang mengucapkan satu bahasa
atau satu logat bahasa
3. Kesatuan masyarakat yang dibatasi oleh garis batas suatu daerah politikal dan
administratif
4. Kesatuan masyuarakat yang batasnya dientukan oleh rasa identitas penduduknya
sendiri
5. Ksatuan masyarakat yang ditentukan oleh suatu wilayah geografis yang merupakan
kesatuan daerah
6. Kesatuan masyarakat yang ditentukan oleh kestua ekologi
7. Kesatuan masyarakat dengan penduduk yang mengalami satu pengalaman sejarah
yang sama
8. Kesatua masyarakat dengan penduduk yang frekuensi interaksinya merata tinggi
9. Kesatuan masyarakat dengan susunan sosial yang seragam .

TANGGAPAN MENGENAI BEBERAPA POKOK PENGANTAR ILMU


ANTROPOLOGI
KELEBIHAN BUKU :
Hampir semua buku karangan Koentjaraningrat memiliki tipe yang khas dan disesuaikan
cara belajar masyarakat Indonesia yang terbiasa dengan text book. Penjabaran yang
terperinci serta penyebutan dan penjelasan secara bertahap yang membuat para pembaca
bisa memahami dengan baik. Buku ini lebih membicarakan sesuatu hal yang lansung ke
intinya . Ini yang membuat para pembaca menjadi bisa lebih mudah memahami apa maksut
dari si pengarang.
KELEMAHAN BUKU:
Buku ini sangat berstruktur dengan membaca secara terurut inilah yang belum semua orang
bisa memahami buku dengan cara tersebut. Seperti halnya saya pribadi lebih menyukai
buku karangan Cliford Gertz karena bukunya sangat mudah dipahami karena ada
penjabaran konkret dan contoh nyata dari suatu pengalaman pribadi pengarang yang
dijadikan suatu bahan pengetahuan serta dikemas dengan suatu cerita yang bisa
memudahkan saya untuk memahami hal tersebut.Buku ini saya merasa seperti dituntut
secara perlahan-lahan oleh penulis yang mempersempit gerak pikir saya ketika ingin
mencoba untuk mengeksplorasi suatu pemahaman dalam suatu pengetahuan.Dalam bahasa
jawa , saya merasa “didekte” dan “dituntun”.
PENUTUP
Sebagian besar dalam buku Beberapa Pokok Pengantar Ilmu Antropologi ini sangat
membantu para mahasiswa untuk mengenal antropologi secara mendalam namun ringan
dalam segi bacaan. Buku ini merupakan buku yang sangat baik untuk pemula karena di
buku ini banyak deskripsi – deskripsi, contoh – contoh kasus, dan diperkuat oleh teori-teori
yang mendasar untuk pemula.

Kepustakaan :
 Abdurrahmat Fathoni, Antropologi Sosial Budaya, Suatu Pengantar, Rineka Cipta,
Jakarta, 2006,
 Bronislaw Malinoswski. D. Sc. Alih Bahasa A.G. Soekadijo, Tertib Hukum Dalam
Masyarakat Terasing, Erlangga, Jakarta, 1988.
 Hilman Hadikusuma, Pengantar Antropologi Hukum, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandar Lampung, 1992.
 Leopold Pospisil, Alih Bahasa Drs. Fadjar, Hukum Dan Ketertiban, Ramadhani
Sala,1984.
 Paul W. Sulemandan Rahayu S. Hidayat, terjemahan dari buku Norbert Rouland,
Antropologi Hukum, Universitas Atma Jaya Yogyakarta,1992.
 Soerjono Soekanto dkk, Antropologi Hukum Proses Pengembangan Ilmu Hukum
Adat, CV. Rajawali, Jakarta 1984.
 T.O.Ihromi, Antropologi Hukum Sebuah Bunga Rampai, Yayasan Obor Indonesia,
Jakarta, 2003.

Anda mungkin juga menyukai