Anda di halaman 1dari 22

TUGAS ILMU NEGARA

NAMA : YOGI MUFTI JAWA PRATAMA


NIM : 201710110311387
FAKULTAS HUKUM
19 SEPTEMBER 2017
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
PENGERTIAN ILMU NEGARA

• Istilah Ilmu Negara berasal dari Bahasa Belanda, Staatsleer yang diambil dari istilah
Bahasa jerman Staatslehre. Dalam Bahasa inggris disebut The General Theory of State
atau Political Theory.
• Istilah Ilmu Negara pertama kali diperkenalkan oleh George Jellinek yang disebut
sebagai Bapak Ilmu Negara. George Jellinek memandang ilmu negara sebagai salah
suatu keseluruhan dan membaginya ke dalam bagian-bagian yang berhubungan satu
sama lain. Di Indonesia, Universitas yang pertama kali menggunakan istilah
Universitas Gadjah Mada-Yogyakarta.
• Menurut Kranenburg, Ilmu Negara adalah ilmu tentang negara, dimana diadakan
penyelidikan ilmiah yang walaupun menurut sifat dan hakekatnya merupakan cabang
penyelidikan ilmiah yang masih muda walupun menurut sifat dan hakekatnya
merupakan cabang ilmu pengetahuan yang tua karena sebenarnya Ilmu negara sudah
dikenal sebagai suatu ilmu pengetahuan sejak zaman Yunani kuno.
• Ilmu negara adalah ilmu yang menyelidiki
pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi pokok
dari negara dan hukum negara pada umumnya.
Pengertian menitik beratkan pada suatu asas
kebenaran. Ilmu negara mempelajari negara secara
umum, mengenai asal-usulnya, wujudnya, lenyapnya
perkembangan dan jenisnya.

 Selain itu Prof.M.Nasroen, SH, menyatakan bahwa ilmu


negara umum adalah suatu ilmu pengetahuan tertentu.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan, maka ilmu negara umum
akan mencari dan menetapkan suatu ketentuan dan
kebanara terhadap pokok penyelidikannya, yaitu negara.
Jadi ilmu negara umum harus menjawab pertanyaan
mengenai negara.
• Menurut Kranenburg, obyek penyelidikan ilmu negara adalah negara, dimana
dalam ilmu negara diselidiki asal mula, sifat, hakekat dan segala diselidiki asal
dengan negara. Ilmu negara menitik beratkan penyelidikannya kepada pengertian
negara secara umum.
• Prof. M. Nasroen SH, dalam hal ini sependapat dengan Kraneburg menurutnyam
sebab wujud dari ilmu negara umum adalah menyelidiki dan menetapkan asal
mula, dan wujud negara pada umumnya.
• Objek penyelidikan ilmu negara adalah negara secara umum, sehingga ia sering
disebut sebagai ilmu negara umum. Jadi, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup
serta obyek penyelidikan Ilmu Negara adalah negara dalam pengertian abstrak,
terlepas dari waktu dan tempat, bukan suatu negara tertentu yang secara
positif ada pada suatu waktu dan tempat tertentu.
1. Negara

Negara berasal dari bahasa latin, status atau statum yang berarti keadaan yang tegak
dan tetap. Negara sebagai pribadi hukum internasional seharusnya memiliki kualifikasi
sebagai berikut:

1. Penduduk yang menetap.


2. Wilayah tertentu
3. Suatu pemerintahan
4. Kemampuan untuk berhubungan dengan negara-negara lain.

Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya, baik militer, politik,
ekonomi maupun sosial budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah
tersebut. Fenwick mengatakan bahwa negara adalah suatu masyarakat politik yang
diorganisir secara tetap, yang menduduki suatu daerah tertentu dan menikmati dalam
batas-batas daerah tertentu suatu kemerdekaan dari pengawasan negara lain, sehingga ia
dapat bertindak sebagai badan yang merdeka di muka dunia. Untuk dapat menjadi suatu
negara maka ada beberapa syarat atau unsur yang harus dipenuhi, yaitu :
C.Pemerintahan yang berdaulat
Pemerintah adalah orang atau beberapa orang yang memerintah menurut hukum negaranya.
Utrecht berpendapat bahwa istilah pemerintah meliputi 3 pengertian yang berbeda, yaitu :
1)Pemerintah sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang berkuasa memerintah, dalam
arti kata yang luas. Jadi, termasuk semua badan-bnadan kenegaraan yang bertugas
menyelenggarakan kesehajahteraan umum yang meliputi eksekutif, yudikatif, legislatif.

2) Pemerintah sebagai gabungan dari badan-badan kenegaraan yang tertinggi yang berkuasa
memerintah di suatu wilayah negara, misalnya : Raja, Presiden, Yang Dipertuan Agung
(Malaysia).

3) Pemerintah dalam arti kepala negara (presiden) bersama-sama dengan menteri-menterinya,


yang berarti organ eksekutif yang umumnya disebut dengan
Dewan Menteri atau Kabinet.
Kedaulatan adalah kekuasaan yang tertinggi,
yaitu kekuasaan yang tidak berada di bawah kekuasaan yang lain.
Pemerintah yang berdaulat berarti :

1) Ke dalam, pemerintah tersebut ditaati oleh rakyatnya,


dapat melaksanakan recthsorde (ketertiban hukum)
dalam negara sehingga kesejahteraan rakyat terjamin.

2) Keluar, pemerintah negara tersebut mampu


mempertahankan kemerdekaannya terhadap serangan
dari pihak lain.
Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan,
yakni bahwa negara diakui oleh warganya sebagai
pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada
wilayah tempat negara itu berada.
D. Pengakuan dari negara lain

Unsur ini bukan merupakan unsur atau syarat mutlak terjadinya negara karena unsur ini bukan
merupakan unsur pembentuk bagi negara tetapi hanya bersifat menerangkan saja tentang adanya
negara. Tanpa pengakuan dari negara lain, suatu negara dapat berdiri. Misalnya :

Amerika Serikat memproklamirkan kemerdekaannya pada tahun 1776, walaupun Inggris baru
mengakuinya pada tahun 1873.
Indonesia memproklamirkan kemerdekaan pada tahun 1945, Belanda baru mengumumkan
pengakuannya pada tahun 1949.
Berkaitan dengan pengakuan dari negara lain, di kalangan ahli hukum internasional
terdapat dua teori yang bertentangan, yaitu :
1. Declaratory Theory/Evidentiary Theory (Teori Deklaratif)
golongan yang menganut teori ini menyatakan bahwa apabila semua unsur-unsur
negara dimiliki oleh suatu masyarakat politik, maka otomatis ia merupakan suatu
negara dan harus diperlakukan sebagai negara oleh negara lain. Dengan kata lain,
hukum internasional secara ipso facto harus menganggap masyarakat politik yang
bersangkutan sebagai suatu negara dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang
dengan sendirinya melekat padanya.
2.Constitutive Theory (Teori Konstitutif)
Golongan yang menganut teori ini menyatakan bahwa unsur-unsur kenegaraan telah
dimiliki oleh suatu masyarakat politik, namun tidak secara otomatis diterima sebagai
suatu negara di antara masyarakat internasional. Jika ada pernyataan dari negara-
negara lain yang mengakui masyarakat politik tersebut sebagai suatu negara barulah
masyrakat politik tersebut benar-benar telah memenuhi semua syarat sebagai suatu
negara dan dapat menikmati hak-haknya sebagai suatu negara baru.
Selain itu, Wright juga mengemukakan syarat-syarat yang harus dimiliki oleh
suatu negara, yaitu :
A. Daerah dengan batas-batas yang ditentukan secara tegas dengan prospek yang
wajar untuk mempertahankannya.
B. Kekuasaan dengan kemampuan de facto untuk memerintah daerah tersebut.
C. Undang-undang atau lembaga-lembaga yang dapat memberikan perlindungan
yang layak kepada orang asing, golongan minoritas dan dapat menjamin ukuran
keadilan yang patut diantara seluruh penduduk.
D. Pendapat umum dengan lembaga-lembaga yang menyalurkannya yang
memberikan petunjuk yang layak mengenai keinginan untuk merdeka dan
jaminan yang wajar bahwa syarat-syarat yang terpenting yang dikemukakan di
atas mempunyai sifat yang tetap.
• Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara,
atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas
dalam Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan
jaman atau keinginan masyatakat, semua kebijakan ini tercantum dalam
suatu Undang-Undang.

• Negara terkecil di dunia adalah Vatikan dengan luas 0,04 km2 kemudian
diikuti oleh Monako seluas 1,95 km2, Nauru seluas 21 km2, Tuvalu seluas
26 km2 dan San Marino seluas 61 km2.
A. George Jellinek : Negara adalah organisasi kekuasaan dari
sekelompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu.

B. Logemann : Negara adalah suatu organisasi kemasyarakatan yang


dengan kekuasaannya bertujuan untuk mengatur dan
menyelenggarakan suatu masyarakat.

C. George Wilhelm Friedrich Hegel : Negara merupakan organisasi


kesusilaan yang muncul sebagai sintesis dari kemerdekaan
individual dan kemerdekaan universal

D. Krannenburg : Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena


kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.

E. Roger F. Soltau : Negara adalah alat atau wewenang yang


mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama
masyarakat.
HUBUNGAN ILMU NEGARA DENGAN ILMU LAIN
Suatu ilmu pengetahuan tidak dapat dipisahkan dengan ilmu pengetahuan lainnya. Ilmu
Negara merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial seperti halnya Politik,
Hukum, Kebudayaan dll. Ilmu Negara juga tidak dapat berdiri sendiri dan harus bekerja
sama dengan ilmu pengetahuan lainnya. Selain memiliki hubungan yang bersifat umum
dengan ilmu pengetahuan lainnya, maka Ilmu Negara juga memiliki hubungan yang bersifat
khusus dengan ilmu pengetahuan sosial tertentu yang memiliki obyek penelitian yang sama,
yaitu negara. Dalam hal ini maka Ilmu Negara memiliki hubungan yang khusus dengan Ilmu
Politik, Ilmu Hukum Tata Negara, Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara
1. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum
Hubungan antara ilmu negara dengan hukum sebenarnya agak sederhana dalam Teori
Kedaulatan Negara. Hukum merupakan kemauan negara yang telah dinyatakan. Negara
memiliki wewenang untuk memerintah, yaitu memaksakan kemauannya kepada orang lain
secara tidak terbatas, seperti yang dikemukakan oleh Jellineck bahwa negara mempunyai
kekuasaan untuk memerintah. Hanya negara yang mempunyai kekuasaan untuk
memaksakan dengan tiada bersyarat kemauannya kepada yang lain. Negara adalah bentuk
ikatan manusia-manusia yang tinggal di dalamnya yang dilengkapi dengan kekuasaan untuk
memerintah.
Ilmu Negara sebagai suatu pengetahuan telah dikenal sejak zaman Yunani Purba. Ilmu Negara menitikberatkan penyelidikannya
kepada negara sebagai organisasi dalam pengertian umum.
Georg Jellinek melihat Ilmu Negara dari dua sisi, yaitu :
1. Sisi Tinjauan Sosiologis, terdiri dari :
a. Teori Sifat Hakekat Negara
b. Teori Pembenaran Hukum Negara
c. Teori Terjadinya Negara
d. Teori Tipe-tipe Negara
2. Sisi Tinjauan Yuridis
a. Teori Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan
b. Teori Kedaulutan
c. Teori Unsur-unsur Negara
d. Teori Fungsi Negara
e. Teori konstitusi
f. Teori Lembaga Perwakilan
g. Teori Sendi-sendi Pemerintahan
h. Teori Alat-alat Perlengkapan Negara
i. Teori Kerjasama antar Negara
2. Hubungan Ilmu Negara dengan Ilmu Politik
Politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu polis. Polis adalah kota yang
dianggap negara yang terdapat dalam kebudayaan Yunani kuno. Jean Bodin adalah orang
pertama yang menggunakan istilah ilmu politik. Ilmu Negara merupakan ilmu pengetahuan
sosial yang bersifat teoritis dan seluruh hasil penyelidikan yang telah dilakukan oleh Ilmu
Negara dipraktekkan oleh Ilmu Politik yang merupakan ilmu pengetahuan sosial yang bersifat
praktis. Ilmu Negara lebih menitikberatkan pada kepada hal-hal yang bersifat teoritis oleh
karena itu kurang dinamis. Ilmu Negara lebih memperhatikan unsur-unsur statis dari negara
yang mempunyai tugas utama untuk melengkapi dan memberikan pengertian-pengertian
pokok yang jelas tentang negara. Sebaliknya, Ilmu Politik menitikberatkan pada faktor-faktor
yang konkret yang terutama terpusat pada gejala kekuasaan, baik yang mengenai organisasi
negara maupun yang mempengaruhi tugas-tugas negara. Oleh karena itu Ilmu Politik bersifat
lebih dinamis dibandingkan Ilmu Negara.
3. Hubungan Ilmu Negara dengan Hukum Tata Negara
Hukum Tata Negara pada dasarnya adalah peraturan-peraturan yang mengatur organisasi
negara dari tingkat atas sampai bawah, stsruktur, tugas dan wewenang alat perlengkapan
negara,hubungan antar alat perlengkapan tersebut secara hirarki maupun horizontal, wilayah
negara, kedudukan warga negara serta hak asasinya.
Hubungan Tata Negara dengan Ilmu Negara dapat dilihat dari dua segi, yaitu:
a. Segi Sifat
Hukum Tata Negara merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat praktis, sehingga dapat
diterapkan langsung. Sedangkan Ilmu Negara merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat
teoritis sehingga tidak dapat digunakan secara langsung.
b. Segi Manfaat
Ilmu negara tidak mementingkan bagaimana caranya suatu hukum itu harus
dilaksanakan, oleh karena itu ilmu negara lebih mementingkan negara secara
teoritis sedangkan Hukum Tata Negara dan Hukum administrasi Negara lebih
mementingkan segi prakteknya.
Selain itu, para ahli juga ada yang menyampaikan pendapat mereka mengenai hubungan
antara HTN dengan Ilmu Negara, diantaranya adalah :
1. Dasril Radjab
Setelah menyimpulkan bahwa ilmu negara merupakan ilmu pengetahuan yang menyelidiki
pengertian-pengertian pokok dan sendi-sendi dasar teoritis yang bersifat umum bagi Hukum
Tata Negara. Oleh karena itu untuk dapat mengerti Hukum Tata Negara harus terlebih dahulu
memiliki pengetahuan secara umum tentang negara (Ilmu Negara).
2. Jellinek
Berdasarkan sistematika Jellinek maka jelaslah hubungan antara HTN dengan ilmu negara,
yaitu keduanya merupakan bagian dari staatswissenschaft dalam arti luas.
4. Hubungan Ilmu Negara dengan Perbandingan Hukum Tata Negara

Ilmu Perbandingan Hukum Tata Negara bertugas untuk menganalisis secara teratur,
menetapkan secara sistematis mengenai sifat-sifat yang melekat pada negara, faktor-faktor
yang menimbulkan, mengubah atau menghilangkan suatu negara dll. Selain itu, Ilmu
Perbandingan Hukum Tata Negara juga bertugas untuk mengadakan perbandingan antara
negara-negara, menyelidiki dan menetapkan bagian-bagian atau unsur-unsur, sifat-sifat,
corak umum dari negara yang merupakan genus suatu bangsa.
METODE ILMU NEGARA
Metode adalah yang mempelajari dari ilmu negara adalah Negara dalam pengertian yang umum
dan universak yaitu yang belum mempunyai ajektif tertentu. Ada beberapa metode antara lain:

1. Metode Observatif adalah bekerja sama dengan memperhatikan, menanggapi dan memperdalam
sesuatu yang baik pertumbuhan negara, wilayah, umatnya dan pemerintahannya.
2. Metode Komperatif adalah bekerjanya studi banding antara negara yang satu dengan negara
yang lain.
3. Metode Dialektis adalah bekerja dengan dialektika dengan menguji fakta fakta atau fenomena
yang satu dengan yang lainnya.
Pola ilmu negara ditentukan oleh 2 kerangka yaitu:
1. Kerangka stuktural : disebut sistematik, menyusun data rencanakerja yang lengkap dengan
bahan yang ada, merangkum data, fenomena dan persoalannya.
2. Kerangka susunan fungsional/metodik, taktik kerja yang menentukan cara bagaimana
melakukan tugas.
4. Metode Psikologis Untuk menjelaskan negara karena dua alasan ( jj van schmid,
tahun 1978-183):
-Mempelajari pengaruh pikiran dengan perasaan serta naluri manusia dalam
bernegara.
-Menentukan gejaa sosial yang sama sekali baru dalam konteks susunan negara dan
masyarakat
5. Metode Hukum positif untuk menjelaskanNegara: melalui metode
ini para penganut teori kedaulatan negara juga memberikan
gambaran mengenai negara hukum, juga untuk pemikiran mengenai
negara dari sudut ajaran yuridis.
6. Metode mac iver: menurut Mac Iver adalah alat masyarakat.
Metode yang digunakan bersandar pada sejarah dan perbandingan.
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM
WR.WB

Anda mungkin juga menyukai