Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“PEMILIHAN UMUM”

NAMA : DONA FEBRONIA YUNIAR


NIM : 23023000075

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MERDEKA MALANG
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang :
Pemilihan umum merupakan bentuk implementasi dari sistem demokrasi
juga dari penerapan sila keempat Pancasila dan pasal 1 (2) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu merupakan mekanisme untuk memilih
wakil rakyat di badan Eksekutif maupun Legislatif di tingkat pusat maupun
daerah. Salah satu ukuran dalam menilai suksesnya penyelenggaraan pemilihan
umum adalah partisipasi politik yang diwujudkan dengan pemberian hak suara
oleh masyarakat yang telah mempunyai hak pilih. Boleh dikatakan bahwa
semakin tinggi partipasi masyarakat dalam pemilahan umum itu lebih baik.
Sebaliknya, tingkat partisipasi yang rendah pada umumnya dianggap sebagai
tanda yang kurang baik, karena dapat ditafsirkan bahwa banyak warga tidak
menaruh perhatian terhadap negara.
Pemilihan umum tidak lahir tanpa tujuan tetapi untuk memilih para wakil
rakyat dalam rangka mewujudkan pemerintah dari, oleh, dan untuk rakyat.
Menurut Liphart bahwa demokrasi, lembaga perwakilan dan pemilihan umum
merupakan tiga konsep yang sangat terkait dan tak bisa dielakkan, Untuk itu
partisipasi masyarakat jelas di perlukan agar dapat mengimplementasikan
makna demokrasi secara mutlak.
Pemilihan umum penting untuk diselenggarakan secara berkala disebabkan
oleh beberapa sebab. Pertama, pendapat atau aspirasi rakyat mengenai
berbagai aspek kehidupan bersama dalam masyarakat bersifat dinamis, dan
berkembang dari waktu ke waktu. Kedua, disamping pendapat rakyat yang
berubah dari waktu ke waktu, kondisi kehidupan bersama dalam masyarakat
dapat pula berubah karena dinamika dunia Internasional atau faktor dalam
negeri sendiri, baik karena faktor internal manusia maupun faktor eksternal.
Ketiga, perubahan-perubahan aspirasi dan pendapat rakyat juga dapat
dimungkinkan terjadi karena pertambahan jumlah penduduk dan rakyat yang
dewasa, terutama para pemilih baru belum tentu mempunyai sikap yang sama
dengan para orang tua mereka sendiri. Keempat, pemilihan umum perlu
diadakan secara teratur untuk maksud menjamin terjadinya pergantian
kepimpinan negara, baik dari cabang kekuasaan eksekutif maupun legislatif.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan suatu lembaga Independen yang
diberi wewenang untuk menyelenggarakan pemilu baik Eksekutif Maupun
Legislatif di tingkat Pusat hingga Daerah. Indikator sukses atau tidaknya
penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia bergantung pada kinerja dari
Komisi Pemilihan Umum dalam mensosialisasikan pemilihan umum kepada
Masyarakat hal itu sejalan dengan Undang-Undang No.7 Tahun 2017 Pasal 12,
13 dan 14 mengenai tugas, wewenang, dan kewajiban Komisi Pemilihan
Umum. Sosialisasi mengenai pemilihan umum dapat dijadikan sebagai sarana
untuk pendidikan politik di dalam Masyarakat dalam mewujudkan pemilahan
umun yang berkualitas sesuai dengan asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia,
Jujur, dan Adil. Sosialisasi yang masif dari Komisi Pemilihan Umum kepada
Masyarakat juga bisa menghapus anggapan terhadap pemilihan umum yang
selama ini dianggap tidak begitu penting dalam menggunakan hak pilihnya.
BAB 2
RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Pemilu
2. Mengapa Harus diadakan Pemilu?
3. Bagaimana Cara menyelenggarakan Pemilu yang baik dan benar
sesuai asas pemilu (LUBER JURDIL)
BAB 3
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pemilu
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pemilu merupakan singkatan
dari Pemilihan Umum. Pemilu adalah proses demokratis yang dilakukan secara
periodik untuk memilih wakil rakyat atau pejabat publik melalui pemungutan
suara. Pemilu merupakan mekanisme penting dalam sistem demokrasi yang
memberikan kesempatan kepada warga negara untuk berpartisipasi dalam
menentukan pemimpin dan kebijakan negara. Dalam pemilu, warga negara
yang memenuhi syarat memiliki hak untuk memberikan suara mereka kepada
calon atau partai politik yang mereka pilih. Pemilu dapat dilakukan untuk
memilih anggota parlemen, presiden, kepala daerah, atau posisi-posisi lainnya
dalam pemerintahan. Pemilu bertujuan untuk menciptakan pemerintahan yang
representatif dan akuntabel, serta memberikan kesempatan kepada warga
negara untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan politik.
Pemilu juga merupakan sarana untuk mengekspresikan kehendak rakyat dan
memastikan bahwa pemerintahan berjalan sesuai dengan kepentingan
masyarakat. Dalam pemilu, prinsip-prinsip demokrasi seperti kebebasan
berpendapat, kebebasan berekspresi, dan keadilan harus dijunjung tinggi.
Pemilu yang adil, bebas, dan transparan merupakan landasan penting dalam
menjaga integritas demokrasi dan kepercayaan publik terhadap sistem politik.

 Samuel P. Huntington: Pemilu adalah “proses formal yang digunakan


dalam masyarakat demokratis untuk memilih individu-individu yang akan
mengisi posisi-posisi politik dalam pemerintahan.”
 Robert A. Dahl: Pemilu adalah “proses yang melibatkan pemilihan wakil-
wakil rakyat melalui suara rakyat yang bebas dan adil.”
 Giovanni Sartori: Pemilu adalah “proses yang melibatkan pemilihan
umum yang dilakukan secara teratur dan bebas, di mana warga negara
memiliki hak untuk memilih dan dipilih.”
 Arend Lijphart: Pemilu adalah “proses yang melibatkan pemilihan umum
yang dilakukan secara teratur, di mana warga negara memiliki hak untuk
memilih dan dipilih, dan di mana partai politik bersaing untuk
memperoleh dukungan publik.”
 Larry Diamond: Pemilu adalah “proses yang melibatkan pemilihan
umum yang dilakukan secara teratur, di mana warga negara memiliki hak
untuk memilih dan dipilih, dan di mana hasilnya mencerminkan
kehendak rakyat.”
 Joseph Schumpeter: Pemilu adalah “proses kompetisi politik di mana
partai-partai politik bersaing untuk memperoleh dukungan publik
melalui pemilihan umum.”
 Max Weber: Pemilu adalah “proses formal yang melibatkan pemilihan
umum untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan mengambil
keputusan politik atas nama masyarakat.”
 John Stuart Mill: Pemilu adalah “proses yang melibatkan pemilihan
umum yang memberikan kesempatan kepada warga negara untuk
berpartisipasi dalam pengambilan keputusan politik dan mempengaruhi
arah kebijakan negara.”
 Robert Michels: Pemilu adalah “proses yang melibatkan pemilihan
umum yang digunakan oleh elit politik untuk mempertahankan
kekuasaan dan mengendalikan massa.”
 Hanna Pitkin: Pemilu adalah “proses yang melibatkan pemilihan umum
yang memberikan legitimasi politik kepada pemerintah dan
memungkinkan partisipasi politik warga negara.”
Pendapat-pendapat di atas mencerminkan beragam sudut pandang
mengenai pemilu. Meskipun ada perbedaan dalam penekanan dan fokus,
umumnya pemilu dianggap sebagai proses formal yang melibatkan
pemilihan umum, partisipasi warga negara, dan kompetisi politik. Pemilu
juga dianggap sebagai mekanisme penting dalam sistem demokrasi untuk
mencapai representasi politik dan mempengaruhi kebijakan negara.

2. Mengapa Harus diadakan Pemilu

Pemilu diadakan dengan beberapa tujuan penting. Berikut adalah


beberapa alasan mengapa pemilu harus diadakan:

 Representasi politik: Pemilu memungkinkan warga negara


untuk memilih wakil-wakil mereka dalam pemerintahan.
Melalui pemilu, masyarakat dapat memilih orang-orang
yang mereka percaya akan mewakili kepentingan dan
aspirasi mereka di tingkat lokal, nasional, atau internasional.
Pemilu memberikan kesempatan bagi warga negara untuk
memiliki suara dalam pengambilan keputusan politik.
 Legitimasi politik: Pemilu memberikan legitimasi politik
kepada pemerintah yang terpilih. Dengan memilih
pemimpin dan wakil rakyat melalui pemilu, masyarakat
memberikan mandat kepada mereka untuk mengambil
keputusan dan bertindak atas nama mereka. Pemilu yang
adil dan bebas memberikan legitimasi kepada pemerintah
yang dipilih secara demokratis.
 Akuntabilitas: Pemilu memungkinkan masyarakat untuk
mengevaluasi kinerja para pemimpin dan wakil rakyat. Jika
pemimpin atau partai politik tidak memenuhi harapan atau
tidak memenuhi janji kampanye mereka, pemilu
memberikan kesempatan bagi warga negara untuk
menggantinya dengan memilih orang lain yang dianggap
lebih baik. Pemilu mendorong akuntabilitas politik dan
memberikan kontrol rakyat terhadap pemerintahan.
 Partisipasi politik: Pemilu memberikan kesempatan bagi
warga negara untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses
politik. Dengan memberikan suara mereka, warga negara
dapat berkontribusi dalam menentukan arah kebijakan
negara dan mempengaruhi perubahan sosial. Pemilu juga
mendorong partisipasi politik yang lebih luas dan inklusif.
Pemilu menjadi momen penting di mana isu-isu politik
dibahas dan diperdebatkan secara terbuka. Pemilu juga
dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hak-hak
politik mereka dan pentingnya partisipasi aktif dalam proses
politik.
 Perubahan damai: Pemilu merupakan mekanisme yang
penting dalam menjaga stabilitas politik dan mencegah
konflik bersenjata. Dengan memberikan saluran yang teratur
dan damai bagi persaingan politik, pemilu memungkinkan
perubahan kekuasaan secara damai dan menghindari konflik
kekerasan dalam pergantian pemerintahan.
 Kebebasan dan hak asasi manusia: Pemilu adalah salah
satu bentuk ekspresi kebebasan berpendapat dan hak asasi
manusia. Melalui pemilu, warga negara memiliki hak untuk
menyampaikan preferensi politik mereka dan memilih
pemimpin yang mereka yakini akan mewakili kepentingan
mereka. Pemilu merupakan sarana penting untuk menjaga
dan memperkuat hak-hak demokratis individu.
 Pembagian kekuasaan: Pemilu memainkan peran penting
dalam pembagian kekuasaan dalam sistem politik. Dengan
memberikan kesempatan kepada warga negara untuk
memilih wakil-wakil mereka, pemilu membantu mencegah
konsentrasi kekuasaan yang berlebihan pada satu individu
atau kelompok. Pemilu memastikan adanya kontrol dan
keseimbangan kekuasaan dalam sistem politik.
 Pengambilan keputusan kolektif: Pemilu memungkinkan
masyarakat untuk mengambil keputusan kolektif tentang
arah kebijakan negara. Dalam pemilu, warga negara
memiliki kesempatan untuk memilih partai politik atau
kandidat yang mewakili visi dan program kebijakan tertentu.
Pemilu memungkinkan masyarakat untuk berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi
kehidupan mereka.
 Mewujudkan perubahan sosial: Pemilu dapat menjadi
sarana untuk mewujudkan perubahan sosial yang diinginkan
oleh masyarakat. Melalui pemilu, partai politik atau
kandidat dengan agenda perubahan dapat memperoleh
dukungan publik dan memperjuangkan perubahan dalam
kebijakan dan struktur sosial. Pemilu memberikan
kesempatan bagi masyarakat untuk mengubah dan
memperbaiki sistem politik dan sosial yang ada.

3. Cara Menyelenggarakannya Pemilu yang Baik dan Benar

Menyelenggarakan pemilu yang baik dan benar sesuai dengan asas-asas


demokrasi memerlukan pemenuhan beberapa prinsip dan langkah-
langkah. Berikut adalah beberapa cara untuk menyelenggarakan pemilu
yang baik dan benar:

a) Kemandirian dan netralitas lembaga penyelenggara:


Lembaga penyelenggara pemilu harus independen dan
netral. Mereka harus bebas dari pengaruh politik dan
memiliki otoritas yang cukup untuk mengatur dan
mengawasi seluruh proses pemilu.
b) Transparansi dan akuntabilitas: Proses pemilu harus
transparan dan terbuka untuk umum. Informasi tentang
jadwal pemilu, prosedur pemilihan, daftar pemilih, dan hasil
pemilu harus tersedia secara publik. Lembaga
penyelenggara harus bertanggung jawab dalam
menjalankan tugas mereka dan memberikan laporan yang
jelas tentang proses pemilu.
c) Kesetaraan dan inklusivitas: Pemilu harus memastikan
kesetaraan dan inklusivitas bagi semua warga negara.
Semua warga negara harus memiliki hak yang sama untuk
memilih dan dipilih tanpa diskriminasi. Upaya harus
dilakukan untuk memastikan partisipasi yang luas dan
merata dari berbagai kelompok masyarakat.
d) Kebebasan berpendapat dan Pers: Pemilu harus
memastikan kebebasan berpendapat dan pers yang bebas.
Partai politik, kandidat, dan media harus diberikan
kebebasan untuk menyampaikan pandangan mereka tanpa
adanya tekanan atau hambatan yang tidak adil.
e) Pengawasan dan pemantauan independen: Proses pemilu
harus diawasi dan dipantau oleh lembaga independen,
seperti badan pengawas pemilu atau lembaga pemantau
pemilu. Mereka harus memiliki kebebasan dan otoritas
untuk memastikan integritas pemilu, mengatasi
pelanggaran, dan menjamin keadilan dalam proses
pemilihan.
f) Partisipasi publik: Masyarakat harus didorong untuk
berpartisipasi aktif dalam pemilu. Kampanye pendidikan
pemilih harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
politik dan pemahaman tentang pentingnya pemilu.
Masyarakat juga harus diberikan akses yang mudah untuk
mendaftar sebagai pemilih dan memberikan suara.
g) Penegakan hukum: Pelanggaran hukum yang terkait dengan
pemilu harus ditindak secara tegas dan adil. Hukum pemilu
harus jelas dan ditegakkan dengan konsisten untuk
memastikan keadilan dan kepercayaan publik terhadap
proses pemilu.
h) Evaluasi dan perbaikan: Setelah pemilu selesai, evaluasi
menyeluruh harus dilakukan untuk mengidentifikasi
kelemahan dan keberhasilan dalam proses pemilu.
Rekomendasi dan perbaikan harus dilakukan untuk
meningkatkan kualitas dan integritas pemilu di masa depan.
Dengan mematuhi prinsip-prinsip ini, pemilu dapat diselenggarakan dengan
baik dan benar sesuai dengan asas-asas demokrasi. Hal ini akan memastikan
bahwa pemilu adalah proses yang adil, transparan, inklusif, dan mewakili
kehendak rakyat.
Untuk menyelenggarakan pemilu yang baik dan benar sesuai dengan asas
pemilu LUBER JURDIL, berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Lugas: Membuat aturan dan prosedur pemilu yang sederhana dan
mudah dipahami oleh semua pihak terkait, Memberikan informasi yang
jelas dan mudah diakses tentang jadwal pemilu, persyaratan pendaftaran
pemilih, dan proses pemilihan.
2. Bersih: Memastikan integritas pemilu dengan menerapkan aturan
anti-korupsi dan anti-penyuapan yang ketat, Melakukan pemeriksaan
dan pengawasan yang ketat terhadap dana kampanye untuk mencegah
praktik korupsi.
3. Jujur: Mendorong partisipasi aktif dari partai politik, kandidat, dan
pemilih untuk menjunjung tinggi prinsip kejujuran dalam semua tahap
pemilu, Mengadopsi teknologi dan sistem yang dapat meminimalkan
manipulasi atau kecurangan dalam penghitungan suara.
4. Adil: Memastikan bahwa semua partai politik dan kandidat memiliki
akses yang sama terhadap sumber daya dan fasilitas yang diperlukan
untuk kampanye, Menerapkan aturan yang adil dalam pembagian kursi
atau alokasi suara untuk memastikan representasi yang proporsional.
5. Transparan: Memberikan akses publik yang luas terhadap informasi
tentang proses pemilu, daftar pemilih, kampanye, dan hasil pemilu,
Menerbitkan laporan yang terbuka dan transparan tentang penggunaan
dana kampanye dan pengelolaan pemilu secara keseluruhan.
6. Independen: Membentuk lembaga penyelenggara pemilu yang
independen dan bebas dari pengaruh politik atau kepentingan pribadi.
Memberikan otoritas yang cukup kepada lembaga tersebut untuk
mengatur dan mengawasi seluruh proses pemilu tanpa intervensi
eksternal.
7. Lembaga yang kuat:
Memastikan lembaga penyelenggara pemilu memiliki sumber daya yang
memadai, keahlian teknis, dan kapasitas yang kuat untuk melaksanakan
tugas mereka. Memberikan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan
kepada staf pemilu untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan
pemilu.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, pemilu dapat diselenggarakan dengan


baik dan benar sesuai dengan asas pemilu LUBER JURDIL. Hal ini akan
memastikan bahwa pemilu adalah proses yang adil, transparan, dan mewakili
kehendak rakyat.

.
BAB 4
PENUTUP
Kesimpulan:
Bahwa untuk menyelenggarakan pemilu yang baik dan benar, perlu mengikuti
asas pemilu LUBER JURDIL. Asas ini mencakup prinsip-prinsip seperti kejujuran,
keadilan, transparansi, integritas, dan independensi. Dalam menyelenggarakan
pemilu, penting untuk menjaga proses yang lugas, bersih, jujur, adil,
transparan, independen, dan dengan lembaga yang kuat. Dengan menerapkan
asas-asas ini, pemilu dapat menjadi sarana yang efektif untuk mewujudkan
demokrasi yang sehat dan mewakili kehendak rakyat.

Saran:
Sebagai Generasi Muda yang akan ikut terlibat dalam pemilihan umum tahun
ini, kita perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: kita harus memahami isu-isu
yang relevan dan calon yang ada, Gunakan sumber informasi yang dapat
dipercaya, Evaluasi calon berdasarkan rekam jejak dan kebijakan mereka.
Gunakan hak suara Anda dengan bijak. Diskusikan dengan orang lain untuk
mendapatkan perspektif yang beragam. Hormati perbedaan pendapat dalam
diskusi politik, serta harus berdasarkan asas Pemilu yakni LUBER JURDIL.
Dengan mengikuti saran-saran ini, kita dapat mempersiapkan diri dengan baik
untuk pemilihan umum dan berpartisipasi secara bertanggung jawab dalam
proses demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai