7 PKN
Indikator penilaian :
Selamat Berdiskusi...
Sumber Referensi:
BMP MKDU4111/Modul 7
Jawaban Pertama
Menurut Astri (2009), Golput adalah masalah yang klasik dan universal dalam
kehidupan berpolitik. Pembicaraan masalah Golput selalu menjadi topik
pemberitaaan yang menarik menjelang pemilu dinegara mana pun diseluruh
dunia. Ia juga menjelaskan bahwa memilih adalah Hak bukan Kewajiban. Hal itu
termuat dalam UU tentang Pemilu, yaitu UU No.10 Tahun 2008 pada Pasal 19
ayat (1) yang berbunyi: "WNI yang pada hari pemungutan suara telah berumur
17 tahun atau lebih atau sudah pernah kawin mempunyai hak memilih. Jadi
jelas bahwa itu adalah hak dari setiap orang." Selain itu, UUD 45 sebagai UU
tertinggi Negara Indonesia yang sudah diamandemen pada tahun 1992 dan
2002 mencantumkan dalam pasal 28 E: "Pemilu dilaksanakan secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali." Jadi dua
pernyataan diatas menjelaskan bahwa ada kebebasan dalam hak memilih.
Golput merupakan singkatan dari golongan putih. Makna inti dari kata golput
adalah tidak menggunakan hak pilih dalam pemilu dengan berbagai faktor dan
alasan.
Menurut saya salah satu strategi yang dilakukan yaitu dengan melakukan
penegakan hukum yang adil, tak pandang bulu dan transparan terhadap para
pelaku korupsi tersebut. Dengan penegakan hukum yang adil, tak pandang
bulu dan transparan akan mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap pemerintah. Karena hukum yang adil dalam negara demokrasi adalah
salah satu aspek yang sangat penting. Supremasi hukum menjadi salah satu
hal yang harus ada di dalam negara penganut demokrasi, karena dengan
supremasi hukum tersebut kewibawaan negara pada akhirnya dapat dibangun
dan dipercaya. Sepak terjang pemerintah dalam menegakan hukum juga
menjadi tolak ukur negara tersebut didalam menerapkan prinsip-prinsip dasar
demokrasi. Tidak hanya memastikan hukum bisa ditegakan, tetapi negara juga
harus menunjukan bahwa hukum di negara demokrasi ditegakan dengan cara
yang adil dan jangan tumpul ke atas dan tajam ke bawah, karena setiap orang
memiliki kedudukan yang sama di dalam hukum, dan tidak ada satu pihak pun
yang sama sekali mendapatkan perlakukan istimewa di depan hukum, dan di
dalam penegakan hukum, negara demokrasi juga harus mampu memastikan
bahwa Lembaga peradilan berjalan secara independent, dalam arti bebas
intervensi pihak mana pun khususnya pemerintah.
Jawaban Ketiga
Golput (Golongan Putih) merupakan istilah yang digunakan dalam bidang politik,
golput adalah perilaku orang-orang yang tak menggunakan hak pilihnya (non-voting).
Banyak faktor yang menyebabkan masalah golput ini terjadi, diantaranya
ketidakpuasan atas kinerja sistem politik yang
Untuk mengatasi masalah golput dalam proses demokrasi di Indonesia, menurut saya
dapat dilakukan dengan menerapkan strategi-strategi berikut:
Jawaban Keempat
Demokrasi berasal dari kata di dalam bahasa Yunani, yaitu kata "demos" yang
berarti "rakyat” dan “kratein" atau "kratos" yang berarti “kekuasaan" (Kaelan
dan Zubaidi, 2007). Berdasarkan arti kata secara etimologis tersebut dapat
disimpulkan bahwa kata demokrasi secara umum berarti "kekuasaan rakyat”
atau “rakyat berkuasa" yang dalam bahasa Inggris sering disebut dengan
ungkapan government of rule by the people. Melihat definisi demokrasi secara
etimologis tersebut dapat diketahui bahwa di dalam sistem demokrasi, rakyat
adalah figur utama yang memegang peranan paling penting. menurut
Abraham Lincoln mendefinisikan demokrasi ini sebagai pemerintahan dari
rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Negara demokrasi adalah Negara yang
diselenggarakan berdasarkan kehidupan dan kemauan rakyat.
Demokrasi adalah system yang banyak dianut oleh Negara Negara di dunia
saat ini meski dalam pelaksanaanya bervariasi dan perbedaan antar Negara
satu dengan Negara yang lain, terdapat beberapa prinsip dasar di dalam
demokrasi yang menjadi pedoman dasar bagi implementasi demokrasi di
Negara-negara tersebut, menururt samsul wahidin dengan prinsip dasar dan
budaya demokrasi, dasar dan budaya demokrasi itu dipilah dengan dasar
kebersamaan yang berangkat dari mekanisme pemerintah
1. Kedaulatan rakyat
3. kekuasaan mayoritas
4. hak-hak minoritas
Golput adalah masalah yang klasik dan universal dalam kehidupan berpolitik.
Pembicaraan masalah Golput selalu menjadi topik pemberitaan yang menarik
menjelang pemilu di negara mana pun di seluruh dunia. Ia juga menjelaskan
bahwa memilih adalah Hak bukan Kewajiban. Hal itu termuat dalam UU tentang
Pemilu, yaitu UU No.10 Tahun 2008 pada Pasal 19 ayat (1) yang berbunyi: “WNI
yang pada hari pemungutan suara telah berumur 17 tahun atau lebih atau
sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih. Jadi jelas bahwa itu adalah hak
dari setiap orang.” Selain itu, UUD 45 sebagai UU tertinggi Negara Indonesia
yang sudah diamandemen pada 1992 dan 2002 mencantumkan dalam pasal 28
E:“Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil
setiap lima tahun sekali.” Jadi dua pernyataan di atas menjelaskan bahwa ada
kebebasaan dalam hak memilih
3. Memperbaiki prosedur penjaringan calon wakil rakyat adalah juga cara yang
bagus untuk menekan angka golput. Banyak keluhan di kalangan masyarakat,
termasuk yang sering terlontar di media sosial, bahwa kadar integritas para
wakil rakyat sangat rendah. Pada musim kampanye seolah mereka hanya
berjuang untuk mendulang suara bagi dirinya sendiri. Dalam rangka perbaikan
prosedur penjaringan caleg atau wakil rakyat, kita harus memasyarakatkan
pepatah bahwa “politik itu kejam” Di sinilah harusnya politisi yang punya rekam
jejak sebagai koruptor tidak diberi lagi peluang untuk terjun ke politik praktis..
Kalau prosedur penjaringannya bagus, kualitas para wakil rakyat melonjak ke
arah yang lebih baik, pemimpin-pemimpin terpilih benar-benar punya kapasitas
dan integritas pilih tanding, niscaya para golput akan hilang dan bisa jadi tidak
ada lagi yang namanya golput saat pemilihan wakil rakyat.
Sumber Referensi:
https://www.fivser.com/