SI
PEMILU
Salah satu ciri negara demokratis adalah terselenggaranya kegiatan pemilihan
umum yang bebas. Pemilihan umum merupakan sarana politik untuk
mewujudkan kehendak rakyat dalam hal memilih wakil-wakil mereka di
lembaga legislatif serta memilih pemegang kekuasaan eksekutif baik itu
presiden/wakil presiden maupun kepala daerah.
Pemilu bagi sutu negara demokrasi berkedudukan sebagai sarana untuk
menyalurkan hak asasi politik rakyat. Pemilu memiliki arti penting sebaga
berikut:
Untuk mendukung atau mengubah personil dalam lembaga legislatif
Membentuk dukungan yang mayoritas rakyat dalam menentukan pemegang
kekuasaan eksekutif untuk periode waktu tertentu
Rakyat melalui perwakilannya secara berkala dapat mengoreksi atau
mengawasi kekuatan eksekutif.
Pemilihan umum disebut juga dengan Political Market (Dr. Indria Samego).
Arrtinya bahwa pemilihan umum adalah pasar politik tempat
individu/masyarakat bernteraksi untuk melakukan kontrak sosial (perjanjian
masyarakat) antara peserta pemilihan umum (partai politik) dengan pemilih
(rakyat) yang memiliki hak pilih setelah terlebih dahulu melakukan
serangkaian aktivitas politik yang meliputi kampanye, propaganda, iklan politik
melaluiu media massa cetak, audio, maupun audio visual serta media lainnya
seperti spanduk, pamfelt, selebaran bahkan kamunikasi pribadi secara tatap
muka atau lobby yang berisi penyampaian pesan mengena program, platform,
asas, ideologi serta janji-janji politik lainnya guna meyakinkan pemilih sehingga
pada pencoblosan dapat menentukan pilihannya terhadap salah satu partai
politik yang menjadi peserta pemilihan umum untuk mewakilinya dalam badan
legislatif maupun eksekutif.
DEMOKRASI
Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk
pemerintahan, yaitu suatu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekkuasaan
berada di tangan banyak orang (rakyat). Dalam perkembangannya, demokrasi
menjad sauatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di
dunia.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara
sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas
negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Dalam kerangka negara demokrasi, pelaksanaan pemilu merupakan
momentum yang sangat penting bagi pembentukan pemerintahan dan
penyelenggaraan negara periode berikutnya. Pemilu, selain merupakan
mekanisme bagi rakyat untuk memilih para wakil juga dapat dilihat
sebagai proses evaluasi dan pembentukan kembali kontrak sosial. Peran
sentral Pemilu ini terlihat dari perannya sebagai perwujudan kedaulatan
rakyat, maka dalam konstitusi negara UUD 1945 Pasal 1 ayat (2)
memberikan jaminan pemilu adalah salah-satunya cara untuk
mewujudkan kedaulatan rakyat. Artinya pemilu merupakan pranata wajib
dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat dan konstitusi memberikan arah
dan mengatur tentang prinsip-prinsip dasar pemilu yang akan
dilaksanakan.
SISTEM PILKADA LANGSUNG
Peran IMM Setidaknya ada empat peranan yang bisa dilakukan mahasiswa
atau organisasi kemahasiswaan sebagai upaya untuk mensukseskan pemilihan
kepala daerah.
Pertama, mengawal pelaksanaan semua agenda Pilkada. Pengawalan ini
bertujuan untuk menutup celah penyimpangan yang sangat mungkin terjadi,
baik yang didesain pihak tertentu maupun kesalahan karena kelalaian dari
penyelenggara. Proaktifnya IMM dan masyarakat dalam mengawal jalannya
Pilkada sangat berpengaruh bagi kualitas Pilkada.
Memantau berjalannya setiap agenda tahapan Pilkada akan menciptakan
proses pemilihan yang demokratis, jujur dan kondusif. Kondisi ini dibutuhkan
sebagai proses untuk melahirkan pemimpin sesuai dengan harapan
masyarakat, sistem dan proses yang baik saja belum tentu melahirkan
pemimpin yang baik, apalagi proses yang dilakukan berjalan tidak sehat.
Kedua, berupaya mencerdaskan pemilih. Seperti jargonnya KPU Pemilih Cerdas
wujudkan pemilu berkualitas. Ada tiga sisi yang harus dipahamkan kepada
pemilih sebagai upaya pencerdasan demi kualitas Pilkada, pertama terkait
dengan urgensi Pilkada, tingkat partisipasi masyarakat dalam mengunakan
haknya di bilik suara akan menentukan kekuatan legalitas rakyat atas
pimpinannya.
Ketiga, membangun opini agar Pilkada berlangsung aman dan bersih,
membangun opini juga merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh untuk
mencerdaskan pemilih. Isu yang diangkat bisa berupa pelanggaran selama
proses tahapan Pilkada berlangsung, intrik politik dan penyelewengan calon
tertentu yang berdampak merugikan masyarakat atau calon lain sehingga
menimbulkan kondisi Pilkada yang tidak sehat.
Track record dan background para calon, janji manis yang disampaikan para
calon mampu dinetralisir sehingga masyarakat akan mendapatkan informasi
yang objektif. Membangun opini ini dapat dilakukan dengan berbagai cara,
seperti aksi massa, selebaran, forum kajian, seminar, debat kandidat atau
lainnya.
Peranan IMM untuk mencerahkan dan menyampaikan informasi objektif
sebagai perimbangan informasi dari calon lainnya akan menciptakan
pemilih yang cerdas dan pemilu yang berkualitas, hingga pemimpin yang
mereka pilih tidak berbeda jauh dengan pemimpin yang mereka harapkan.
Keempat, membuat kontrak politik yang ditujukan kepada para calon
kepala daerah. Meskipun tidak mempunyai ikatan hukum, namun kontrak
politik ini akan berdampak pada psikologis dan moral bagi para calon dan
pasangan yang terpilih. Gagasan konstruktif yang dibuat oleh kelompok
mahasiswa bisa juga ditawarkan kepada para calon sebagai langkah awal
komitmen mereka dalam melakukan perbaikan.
Penutup Momentum pergantian kepemimpinan ini tidak boleh dilewatkan
begitu saja oleh masyarakat terlebih lagi IMM. Sebagai kaum intelektual
yang harusnya mampu membaca kondisi objektif, IMM harus mengambil
peranannya untuk menciptakan suatu kondisi yang lebih baik ke depan.
Semoga pilkada tahun 2017 nanti, di Ilhami
oleh Tuhan sebagai keroksi dinamika bangsa
dan problematika umat